• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unified Modeling Language (UML) merupakan bahasa pemodelan

yang akan

didokumentasikan dan dibangun untuk memvisualisasikan desain sistem perangkat lunak berorientasi objek (Whitten & Bentley, 2007). UML dibuat agar dapat menjadi sebuah alat untuk melakukan analisa dan desain berorientasi objek pada sebuah aplikasi oleh Grady Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson pada tahun 1995. Perkembangan UML selanjutnya dikoordinasikan oleh Object Management Group (OMG) pada tahun 1996.

Berikut macam-macam diagram UML yang digunakan untuk memodelkan aplikasi TSP baik pada versi website dan mobile:

1. Use Case Diagram

Use Case diagram digunakan untuk menampilkan interaksi antar sistem atau dengan pengguna dari sistem tersebut. Sehingga dapat menjelaskan bagaimana sistem dapat bekerja dan hasil yang diharapkan oleh pengguna ketika sedang berinteraksi dengan sistem aplikasi. Komponen-komponen Use Case dapat dinyatakan melalui elips yang direpresentasikan menjadi kegiatan yang akan dilakukan sistem terhadap aktor-aktor yang berkaitan. Hubungan antar elips juga mewakili tujuan dari satu sistem dan menjelaskan urutan langkah yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut.

Komponen use case diagram dinotasikan sebagai berikut: Tabel 2.1. Elemen use case diagram

Simbol Keterangan

Aktor

Simbol ini merepresentasikan segala sesuatu diluar sistem yang menjalankan

Universitas Pertamina - 20

Use Case

Simbol ini menunjukan aktivitas yang dikerjakan dalam suatu sistem.

Association

Simbol ini digunakan sebagai hubungan yang terjadi antara aktor dengan sistem.

Sistem

Tempat seluruh aktivitas sistem yang sedang berjalan.

Depedancy

Untuk menggambarkan ketergantungan antar use case dalam sistem

2. Activity diagram

Activity diagram digunakan untuk menggambarkan deskripsi proses bisnis dan prosedural jalannya suatu sistem. Diagram ini juga memiliki beberapa kesamaan dengan flowchart, akan tetapi memiliki perbedaan seperti flowchart tidak mendukung perilaku paralel sedangkan activity diagram dapat mendukungnya. Berikut komponen-komponen yang digunakan dalam membuat activity diagram:

Tabel 2.2. Elemen activity diagram

Simbol Keterangan

Initial State

Representasi dimulainya alur kerja pada suatu sistem

Action State

Representasi dari eksekusi yang dijalankan pada suatu sistem

Transition between Activities

Representasi dari berpindahnya suatu action state ke action state berikutnya.

Universitas Pertamina - 21

Decision Point

Representasi dari bercabangnya suatu aksi di dalam sistem

Final State

Representasi dari berakhirnya alur sistem dalam suatu activity diagram

3. Class diagram

Class diagram merupakan penggambaran statik dari struktur objek dari sistem yang menampilkan kelas objek dan memiliki keterhubungan antara objek kelas (Whitten & Bentley, 2007). Berikut ini merupakan komponen-komponen yang digunakan dalam membuat suatu class diagram:

a. Class

Terdiri dari 3 bagian yakni bagian atas merupakan nama class, kemudian atribut-atribut yang terdapat dalam class bagian tengah, dan bagian bawah untuk method-method dalam class tersebut.

b. Association

Berbentuk seperti garis untuk menghubungkan antara 2 class yang memiliki hubungan one-to-one, one-to-many, dan many-to-many.

c. Composition

Composition digunakan ketika suatu class memiliki ketergantungan terhadap class lainnya sehingga tidak dapat dapat berdiri sendiri.

d. Aggregation

Aggregation merupakan kebalikkan dari composition, yakni class dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada class lainnya.

4. Sequence diagram

Sequence diagram digunakan untuk menjelaskan interaksi antara pengguna (aktor) dengan sistem dari use case skenario yang telah dibuat. Berikut penjelasan dari komponen-komponen pada sequence diagram:

a. Actor

Actor merupakan pengguna yang terkait pada use case. b. Lifelines

Garis vertikal yang dapat bertambah pada aktor dan sistem yang merepresentasikan aktivitas sistem dari sequence.

c. Activation bars

Berbentuk seperti batang dan ditempatkan sesuai dengan lifelines yang merepresentasikan periode waktu ketika aktor melakukan interaksi.

d. Input messages

Garis panah horizontal dari aktor menuju sistem yang menunjukan pesan masuk. e. Output messages

Garis panah horizontal dari sistem menuju aktor yang digambarkan dengan garis putus-putus.

Universitas Pertamina - 22

2.8 Internet of Things

Internet of Things (IoT) adalah konsep komunikasi yang memanfaatkan konektivitas internet agar dapat mentransfer informasi yang dimiliki suatu benda atau peralatan dari kehidupan sehari-hari tanpa memerlukan adanya interaksi sesama manusia maupun dari manusia ke perangkat komputer. Hal ini terjadi karena dilengkapi dengan teknologi untuk berkomunikasi, dan protokol yang sesuai. Teknologi yang digunakan saat ini pada pengembangan IoT mulai dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems (MEMS), dan juga internet (Metha , 2018).

Ide dari IoT dicetuskan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dalam presentasi di Perusahaan Procter and Gamble (P&G), dengan tujuan menarik perhatian para pihak manajemen senior akan teknologi baru yang disebut dengan Radio Frequency Identification (RFID). Tetapi dikarenakan Internet menjadi tren terbaru yang diminati pada tahun 1999 sehingga Kevin Ashton menggunakan kata “Internet of Things” yang berarti Internet tertanam pada setiap benda. Meskipun presentasi tersebut menarik minat para eksekutif P&G, tetapi istilah dan konsep dari IoT tidak mendapatkan perhatian luas selama 10 tahun kedepan.

Pada tahun 2017 pertumbuhan IoT didominasi oleh Industrial sedangkan untuk konsumen IoT masih dalam tahap pengenalan dan sosialisasi. Hingga tahun 2018, IoT berhasil mengubah cara perusahaan dan konsumen dalam operasionalnya di seluruh dunia, dalam pengembagan ke berbagai bentuk yang dapat memudahkan pengaplikasian pada aspek kehidupan guna membantu manusia. Perusahaan CISCO telah menargetkan pada tahun 2020 sebanyak 50 miliar objek akan terhubung dengan internet.

Berikut beberapa risiko yang harus dihadapi dalam penggunaan teknologi IoT (Metha , 2018): 1. Sekuritas dan Privasi

Terdapat peristiwa-peristiwa pada pengaplikasian IoT yang menyerang keamanan dan privasi suatu sistem tindakan seperti peretasan data suatu perusahaan, identitas yang dicuri, serta kejadian pembajakan kendaraan bermotor yang terhubung dengan aplikasi menandakan bahwa sistem tersebut memiliki celah yang dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk memperoleh keuntungan. Perusahaan serta pabrikan perangkat IoT juga mengalami keterlambatan memperbarui firmware guna menangani celah yang ditemukan, sehingga keamanan dan privasi di jaringan harus menjadi salah satu tanggung jawab utama bagi konsumen, hal ini akan menjadi tantangan bagi setiap pengguna dan pengembang teknologi IoT.

2. Data dan Kompleksitas

Kompleksitas suatu data dari penggunaan teknologi biasanya dirasakan ketika ribuan sensor bekerja mengumpulkan data dalam rentan waktu yang sama, hal ini dikarenakan IoT menghasilkan data-data dalam satuan byte yang tidak terhitung jumlahnya. Oleh karena itu tantangan yang harus dihadapi yakni merencanakan pola untuk proses dan analisa jumlah data sangat banyak serta menghasilkan temuan atau solusi praktik bisnis yang lebih baik dalam penerapannya.

Serta beberapa keuntungan yang diperoleh jika memanfaatkan teknologi IoT: 1. Keamanan, kenyamanan, Efisiensi

Pemanfaatan teknologi IoT banyak digunakan untuk menggantikan pekerjaan manusia yang berisiko bagi keselamatan. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan keamanan dan

Universitas Pertamina - 23 produktivitas dibuatlah mesin yang dapat mengerjakan tugas secara otomatis. Sebagai contoh, jalur perakitan mesin dalam sebuah pabrik dapat melaporkan kesalahan atau cacat produksi secara otomatis dan realtime. Hal ini memberikan hasil lebih tinggi dan berkurangnya downtime mengingat pekerjaan dilakukan oleh mesin. Alhasil, kepuasan serta retensi sumber daya manusia terdorong lebih tinggi berpengaruh pada margin laba yang didapatkan suatu perusahaan.

2. Pengambilan keputusan lebih baik

Analisa dari suatu tren yang memiliki data empiris besar membutuhkan keputusan yang tepat, yang berarti tidak ada asumsi dari persamaan yang digunakan. Pemanfaatan teknologi IoT memberikan visibilitas berupa data untuk mendukung aspek-aspek yang dijalankan.

Universitas Pertamina - 24

BAB III

Dokumen terkait