• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umun Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Mojorebo Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. Letak SD Negeri 3 Mojorebo di desa Mojorebo Kecamatan Wirosari kurang lebih 1 km dari kantor Dinas UPTD kecamatan Wirosari. Akses ke SD Negeri 3 Mojorebo sangat mudah karena terletak di pinggir jalan raya yang menghubungkan antara Desa Mojorebo dan Kelurahan Wirosari. Sehingga mudah dijangkau bagi guru maupun siswa.

Siswa SD Negri 3 Mojorebo berjumlah 167 siswa. Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. Dengan jumlah ruangan kelas masing –masing 1 ruangan. Msaing – masing kelas diampu oleh 1 orang guru. Kegiatan Belajar Mengajar dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 12.10 WIB. Kecuali pada hari jum`at sampai dengan pukul 10.30. Jumlah tenaga kependidikan yang ada di SD Negeri 3 Mojorebo sebayak 10 orang masing – masing terinci 1 kepala Sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru Olah Raga, dan 1 guru Mulok. Dari pengamatan peneliti, kondisi sosial SD Negeri 3 Mojorebo termasuk golongan menengah ke bawah. Sehingga kesadaran orang tua dengan pendidikan anak masih perlu pemahaman lebih lanjut..

4.2. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Mojorebo pada kelas V semester 1 tahun pelajaran 2012 /2013 dengan jumlah 26 siswa. Terdiri dari 15 siswa perempuan dan 11 siswa laki – laki pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Standar Kompetensi Tumbuhan Hijau dengan metode Discovery

4.3. Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan penelitian pembelajaran IPA tentang Tumbuhan Hijau dii kelas V semester 1 Sekolah Dasar Negeri 3 Mojorebo Kecamatan Wirosari Kabupaten

(2)

24

Grobogan, peneliti berusaha memperoleh data hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Nilai tes formatif yang diperoleh di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )< 65

Adapun hasil tes formatif pada kondisi awal disajikan pada tabel 1 berikut : Tabel 4.1

Tabulasi Frekuensi Hasil Evaluasi Belajar kondisi Awal Sebelum Perbaikan

No Rentang Nilai Jumlah Siswa

1. 40 – 50 2 2. 50 – 60 14 3. 60 – 70 5 4. 70 – 80 3 5. 80 – 90 2 6. 90 – 100 Jumlah 26

Hasil evaluasi dari 26 siswa yang mendapat nilai 40 – 50 sebanyak 2 siswa, nilai 50 – 60 sebanyak 4 siswa, nilai 60 –70 sebanyak 15 siswa, nilai 70 – 80 sebanyak 3, nilai 80 – 90 sebanyak 2 siswa.

Tabel 4.2

Rekapitulasi Hasil Evaluasi Kondisi awal

No Statistik Sebelum Perbaikan

1. Nilai terendah 40

2. Nilai Tertinggi 75

3. Rata-rata 50

4. Banyak siswa dengan nilai < 60 20 5. Banyak siswa dengan nilai ≥ 60 6

6. Ketuntasan Klasikal 24%

7. Kriteria Ketuntasan Minimal 65

Dari tabel 2 tersebut terlihat hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dari 26 siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 ada 20 dan yang mendapatkan nilai di

(3)

25

atas 60 ada 6 siswa dengan ketuntasan belajar hanya 22% dengan nilai rata-rata 50 untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik Lingkar tabel 2 berikut ini:

Berdasarkan Grafik gambar tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa pada kondisi Awal siswa kelas V yang mengalami ketuntasan dalam belajar IPA adalah 24 %, dan yang belum tuntas dalam belajar IPA adalah 76 %. Oleh karena itu peneliti perlu mengadakan perbaikan pembelajaran pada putaran berikutnya.

4.4. Hasil Analisis Data 4.4.1. Analisis Data Siklus I

a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan terlebih dahulu perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat dan media pembelajaran yang mendukung.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 September 2012 di Kelas V SD Negeri 3 Mojorebo dengan jumlah siswa 26 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar

24% 76%

KONDISI AWAL

Tuntas Belum tuntas

(4)

26

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I

No. Urut Nilai Keterangan T TT No. Urut Nilai Keterangan T TT

1 60 √ 15 60 √ 2 50 √ 16 70 √ 3 80 √ 17 70 √ 4 70 √ 18 80 √ 5 60 √ 19 70 √ 6 80 √ 20 50 √ 7 50 √ 21 70 √ 8 70 √ 22 70 √ 9 80 √ 23 60 √ 10 50 √ 24 80 √ 11 60 √ 25 70 √ 12 60 √ 26 60 √ 13 80 √ 14 70 √ Jumlah 920 7 7 Jumlah 810 8 4

Jumlah Skor Maksimal Ideal 2600 Jumlah Skor Tercapai 1730 Rata-Rata Skor Tercapai 66,53

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 2 3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

66,53 15 57,69

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran Discovery diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 66,53 dan ketuntasan belajar mencapai 57,69% atau ada 15 siswa dari 26 siswa sudah tuntas belajar. Hasil

(5)

27

tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 57,69% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih baru dan asing terhadap metode baru yang diterapkan dalam proses belajar mengajar.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasill pengamatan ( Lembar observasi terlampir ) sebagai berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung. d. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

Peningkatan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Discovery pada siklus I dapar kita lihat pada gambar berikut :

(6)

28

Gambar 4.2

Persentasi peningkatan Hasil belajar Siklus I

Berdasarkan gambar 4.2 dapat kita ketahui bahwa dari jumlah 26 siswa keseluruhan terdapat 15 siswa atau 57,69% mengalami ketuntasan dalam belajar. Dan 11 siswa atau 42,31% belum tuntas dalam belajar.

4.4.2. Analisis Data Siklus II

Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 September 2012 di Kelas V SD Negeri 3 Mojorebo dengan jumlah siswa 26 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi)

57,69% 42,31%

SIKLUS I

Tuntas Belum Tuntas

(7)

29

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.(lembar Observer terlampir )

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut :

Table 4.5. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

No. Urut Nilai Keterangan T TT No. Urut Nilai Keterangan T TT

1 80 √ 15 90 √ 2 70 √ 16 60 √ 3 90 √ 17 80 √ 4 80 √ 18 90 √ 5 90 √ 19 80 √ 6 90 √ 20 80 √ 7 90 √ 21 80 √ 8 60 √ 22 90 √ 9 80 √ 23 80 √ 10 80 √ 24 60 √ 11 80 √ 25 80 √ 12 70 √ 26 90 √ 13 90 √ 14 85 √ Jumlah 1130 13 1 Jumlah 950 10 2

Jumlah Skor Maksimal Ideal 2600 Jumlah Skor Tercapai 2080 Rata-Rata Skor Tercapai 80

Keterangan: T : Tuntas

(8)

30

Tabel 4.5. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II

1 2 3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

80 23 88,46

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 80 dan ketuntasan belajar mencapai 88,46% atau ada 23 siswa dari 26 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena antar siswa saling membantu siswa yang kurang mampu dalam mata pelajaran yang mereka pelajari. Disamping itu adanya kemampuan guru yang mulai meningkat dalam prose belajar mengajar.

c.Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Memotivasi siswa sangat baik.

2) Guru membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 3) Pengelolaan waktu tepat guna

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini terdapat peningkatan hasil belajar yang sangat baik. Hal ini terbukti dari 26 jumlah siswa keseluruhan diperoleh hasil 23 siswa mengalami ketuntasan belajar atau 88,46%. Dan 3 siswa belum tuntas dalam belajar atau 11,54%. Rata – rata nilai klasikal yang diperoleh adalah 80.

Dari data hasil tes formatif yang dilaksanakan pada siklus II dapat digambarkan dalam bentuk gerafik Lingkaran seperti grafik Lingkaran 4.5 sebagai berikut :

(9)

31

Gambar 4.3.

Grafik Lingkaran Siklus II setelah perbaikan

Berdasarkan gambar grafik lingkar di atas membuktikan bahwa pembelajaran IPA tentang Tumbuhan hijau dengan menggunakan metode “ Discovery “ jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar meningkat. Dari 26 jumlah keseluruhan peserta didik terdapat 23 peserta didik atau 88,46 % tuntas dan 3 peserta didik atau 11,54 % yang belum tuntas. Nilai rata – rata klasikal yang dicapai adalah 80. Sehingga pada siklus II peneliti mampu mencapai indikator kinerja. yaitu nilai yang dicapai peserta didik yang > 65 adalah 88,46 % dan nilai rata – rata klasikal lebih dari 70.

Perbandingan ketuntasan belajar dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat ditunjukkan pada Tabel 4.4.

88,46 11,54

SIKLUS II

Tuntas Tidak Tuntas

(10)

32

Tabel 4.6

Rekapitulasi Nilai Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Mata Pelajaran IPA SDN 03 Mojorebo Semester I Tahun 2012 No Kategori Kondisi Awal Jumlah % Jumlah % Siklus I Jumlah% Siklus II

1 Tuntas 24 57,69 88,46 2 Belum Tuntas 76 42,31 11,54 3 Jumlah 6 15 23 4 Nilai Terendah 40 50 60 5 Nilai Tetinggi 75 80 90 6 Rata - rata 50 66.53 80

Dari rekapitulasi pengelompokkan nilai pada Tabel 4.4 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Alam dengan materi tentang Tumbuhan Hijau. Sebelum diadakan tindakan (kondisi awal) yang tuntas hanya 6 siswa atau 24%, setelah siklus I yang tuntas 15 siswa atau 57,69 % dan siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 23 siswa atau 88,46 %. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Pada klasifikasi tidak tuntas, sebelum diadakan tindakan terdapat 20 siswa atau 76 % yang belum tuntas pada mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Alam, setelah siklus I yang belum tuntas sebanyak 11 siswa atau 42,31 % dan siklus II keseluruhan siswa mengalami ketuntasan belajar, dalam arti tidak ada siswa yang tidak tuntas. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.4.sebagai berikut :

Gambar 4.4

Grafik Lingakar Rekapitulasi Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Mata Pelajaran IPA SDN 3 Mojorebo Semester I Tahun 2012

24%

57,69% 88,46%

Rekapitulasi Nilai Kondisi Awal,

Siklus I, dan Siklus II

kondisi Awal siklus I Siklus II

(11)

33

Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dipengaruhi dari penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Tindakan dari tiap siklus, guru lebih menekankan pada pembelajaran yang menggunakan metode discovery selama proses pembelajaran berlangsung. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan melakukan eksperimen dengan alat dan bahan yang telah dipersiapkan oleh siswa dan guru. Hal itu membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar sehingga mengakibatkan siswa lebih menguasai dan memahami materi dan berdampak pada naiknya hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari tiap siklus. Hasil belajar pada kondisi awal ditunjukkan rata-rata nilai 50 dan dari kondisi awal terdapat 20 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran dan hanya 6 siswa yang tuntas dalam pembelajaran. Peningkatan nilai hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata pada siklus I sebesar 66,53 dan dari hasil siklus I terdapat 11 siswa yang belum tuntas sedangkan 15 siswa tuntas dalam pembelajarannya. Dengan adanya siswa yang belum tuntas belajarnya maka diadakan pembelajaran siklus II. Pada pembelajaran siklus II perolehan rata - rata nilai meningkat menjadi 80 dan 23 siswa mendapatkan hasil nilai yang sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu ≥ 65, sehingga ketuntasan siswa mencapai 88,46 % sesuai indikator kerja yang ditentukan. Dari data diatas berarti penggunaan metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian.

a. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode Discovery memiliki dampak positif dalam meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari siklusI I dan II) yaitu masing-masing 57,69% dan 88,46%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

(12)

34

b. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran metode Discovery dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dan penguasaan materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

c. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan pembelajaran kooperatif model Discovery yang paling dominan adalah, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi kelompok,dan tanya jawab siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif model Discovery dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan materi yang tidak dimengerti siswa, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

Gambar

Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I
Table 4.5. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Diketahuinya pola konsumsi dan estimasi permintaan pada tingkat rumah tangga akan menjadi sumber pengetahuan dan informasi tentang parameter-parameter permintaan daging

Berdasarkan hasil analisa statistika anova satu-arah menunjukkan bahwa F-hitung masing-masing konsentrasi minyak cengkeh terhadap kelima bakteri lebih besar dari pada F-tabel 0,01

3 Penelitian lain oleh Britt menyatakan bahwa wanita yang melahirkan anak pertama di bawah usia 20 tahun memiliki risiko jauh lebih rendah mengidap kanker payudara

organisasi kemasyarakatan Islam dan berbentuk lembaga berbadan hukum untuk Lembaga Amil Zakat (LAZ) harus dibaca merupakan pilihan atau alternatif. Selain itu,

Besarnya jumlah balu di kawasan kajian juga berkaitan dengan kebiasaan orang lelaki Melayu di Limbongan, yang berkahwin dengan orang perempuan yang jauh lebih

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, berat kering dan berat basah, tanaman sawi varietas Shinta, Tosakan dan Dakota sebagai

Rata-rata nilai tambah tertinggi pada musim angin normal berada pada jenis ikan teri nasi, seluruh jenis ikan teri yang diolah pada musim angin normal di

Pada areal yang sama, pertanaman beberapa varietas jagung hibrida dan jagungtransgenik, tidak berpengaruh terhadap keanekaragaman serangga bahkan tetap memiliki