• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Logo Bandung Smart City Sumber: Kamil, (2018)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Logo Bandung Smart City Sumber: Kamil, (2018)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1.1.1 BANDUNG SMART CITY

GAMBAR 1.1 Logo Bandung Smart City

Sumber: Kamil, (2018)

Kota Bandung merupakan salah satu dari 10 kota besar dan terpadat di Indonesia, Dengan permasalahan-permasalahan terkait kepadatan kota, pemerintah kota ingin melakukan pembangunan dan manajemen kota yang lebih baik. Pada perkembangannya, arahan pembangunan kota yang dilakukan oleh pemerintah kota Bandung sejalan dengan konsep Smart City yang didukung oleh kemajuan teknologi. Bandung merupakan kota paling potensial untuk dikembangkan sebagai Kota Cerdas atau Smart City. Pemimpinnya yang berlatar belakang arsitek, Ridwan Kamil dinilai dapat memahami kebutuhan mengenai Smart City. Selain itu, Bandung juga punya sumber daya manusia (SDM) yang kreatif, dan mampu melakukan berbagai inovasi serta terobosan untuk membuat kotanya lebih cerdas dan terkoneksi secara efektif, dan efisien (Kompas, 2015).

(2)

GAMBAR 1.2

10 Area Prioritas Bandung Smart City Sumber: Kamil, (2018)

Seperti yang ada pada gambar 1.2 bahwa Bandung Smart City memiliki 10 area prioritas yang masing-masing memiliki implementasi yang akan dijelaskan dalam tabel dibawah ini:

TABEL 1.1

IMPLEMENTASI BANDUNG SMART CITY NO PROGRAM BANDUNG

SMART CITY

IMPLEMENTASI BANDUNG SMART CITY

1. Smart Government • Open Communication on social Media

• Government Youtube Channel • LAPOR

• SIP Bandung Juara

• Online Permission (HAY.U)

• Bandung Integrated Resource system (BIRMS), ex: e-Project, e-Planning, e-Procurement, e-Rup, e-Contract, e-Progresss,

(3)

e-Performance and e-Asset. • Cloud Computing e-Kelurahan • SABILULUNGAN

• SAKIP

2. Smart Education • Smart Digital Class by PT. Telkomsel

3. Smart Transportation • Smart Parking System • CCTV

4. Smart Health • E-puskesmas

• Wecare.id

5. Smart Energy • Smart Meter by LPPM ITB

6. Smart Surveillance • Bandung Command Center • Panic Button

7. Smart Environment • Bandung Digital Public Place • Smart Green Space

• 10.000 Free Wifi Access

8. Smart Community • Bandung Creative and SmartHub • Bandung Passport

9. Smart Payment • Online Taxes

• E-parking

• Bandung Smart Card 10. Smart Commerce • Bandung teknopolis

(4)

Keberhasilan Bandung Smart City dilihat dari berhasilnya Kota Bandung mendapatkan penghargaan Indonesian Digital Economy Award 2016 Kategori Kota. Kota Bandung meraih juara pertama dan diikuti oleh Kota Bogor sebagai juara dua dan Tangerang sebagai juara tiga. Ridwan mengatakan penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi bagi Kota Bandung dalam upaya mewujudkan Bandung Smart City. Dalam membangun Smart City, Teknologi bukan lagi untuk Gaya-gayaan, akan tetapi sudah menjadi suatu kebutuhan. (pikiran rakyat,2016)

1.1.2 SMART GOVERNMENT BANDUNG

Smart government adalah transformasi pemerintah daerah agar lebih transparan, efisien dan terbuka untuk warganya dengan penggunaan ICT serta perumusan kebijakan smart city yang sesuai. Implementasi ICT pada pemerintahan ini juga sejalan dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government, di mana dalam instruksi tersebut dijelaskan bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan (e-government) akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Sehingga dengan adanya sistem e-government tersebut pemerintah dapat memenuhi tuntutan masyarakat akan pelayanan publik dan penyaluran aspirasi. Smart government dinilai sebagai salah satu elemen dasar yang harus dipenuhi untuk mewujudkan smart city. Pemerintah Kota Bandung berupaya menyelesaikan masalah-masalah perkotaan dengan solusi yang kreatif melalui pemanfaat teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa program yang dijalankan pada area prioritas smart government di Kota Bandung ini yaitu: Sabilulungan (Bansos dan Hibah Online), BIRMS (Bandung Integrated Resources Management System), Penyediaan Layanan Perizinan Online BPPT Kota Bandung (HAY.U Bandung), Cloud Computing (E-Kelurahan), Bandung Command Centre , Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (Sistem LAPOR), Sistem Informasi Penilaian (SIP) Kota Bandung, Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Bandung, Informasi Publik (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi – PPID) , Sistem Akuntabilitas Kinerja Institusi Pemerintahan (SAKIP). Di dalam smart

(5)

government, pelayanan publik dilakukan secara terpusat, di mana sistem pelayanan secara keseluruhan sudah terintegrasi. Dampaknya adalah sistem dalam smart government dapat menopang dan menjamin kemudahan akses layanan publik secara efektif dan efisien (Ardhi, 2015).

GAMBAR 1.3

Twitter Humas Kota Bandung Sumber: Twitter @HumasBdg, 2018

Gambar 1.3 adalah salah satu akun pemerintahan kota Bandung yang dimana masyarakat dapat berinteraksi dengan pemerintahan mengenai pelayanan publik di Kota Bandung, dengan pengikut sebanyak 42rb orang dan twitter @humasBdg telah membantu memberikan informasi kepada masyarakat Bandung sebanyak 69,1 ribu tweet. Dalam open communication on social media tidak hanya akun twitter @humasBdg tetapi masih ada akun-akun pelayanan publik yang lain dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Bandung. Seperti salah satu contoh akun @disdukcapilbdg yang melayani masyrakat tentang kependudukan dan pencatatan sipil kota bandung melalui twitter.

(6)

GAMBAR 1.4

Twitter Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung Sumber: Twitter @disdukcapilbdg, 2018

GAMBAR 1.5

Twitter Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung Sumber: Twitter @disdukcapilbdg, 2018

Pada gambar 1.5 diatas dapat dilihat bahwa open communication on social media khususnya mengenai pelayanan publik sudah digunakan oleh masyarakat Bandung yang bertujuan untuk mendekatkan pelayanan publik dengan masyarakat melalui teknologi sebagai salah satu tujuan untuk menciptakan keberhasilan Smart City.

(7)

1.2 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat era globalisasi, di mana hal tersebut berperan sebagai penunjang komunikasi dan informasi di segala aspek kehidupan. Perkembangan yang terjadi dalam bidang ICT (Information and Communication Technology) telah membawa dampak signifikan pada kehidupan manusia. Internet sebagai suatu sistem global jaringan komputer yang saling terhubung satu sama lain memegang peranan sangat penting. Salah satu fungsinya yaitu sebagai media penunjang kebutuhan manusia akan ketersediaan berbagai informasi dan akses komunikasi. Saat ini internet juga berperan sebagai pusat informasi yang dapat diakses dengan mudah melalui berbagai alat komunikasi dan harus mampu menyampaikan informasi ke segala arah di mana saja dan kapan saja dalam waktu yang relatif singkat. Pertumbuhan ICT yang sangat pesat dengan hadirnya alat yang memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi dan berkomunikasi seperti telepon seluler, komputer, tablet, dan perangkat lainnya membawa kemajuan yang positif terkait pengguna internet di Indonesia.( Widiartanto dalam Kompas.com, 2016).

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi saat ini pun telah memasuki sektor pemerintahan yang kemudian menjadi suatu inovasi baru di perkotaan untuk memberikan layanan yang lebih maksimal kepada masyarakat, hal tersebut lebih dikenal dengan istilah smart city. IBM (2011) menjelaskan bahwa Smart City merupakan kota yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan memanfaatkan informasi untuk membuat keputusan yang lebih baik, mengantisipasi masalah untuk menyelesaikannya secara proaktif, dan mengkoordinasikan sumber daya untuk beroperasi secara efektif (Adnan, http://telusur.metrotvnews.com/, 2016). Berikut adalah kota-kota di dunia yang menerapkan Smart City.

(8)

TABEL 1.2

KOTA DI DUNIA YANG MENERAPKAN SMART CITY

NO KOTA IMPLEMENTASI SMART CITY

1 NEW YORK Tersedia platform interaktif dalam bentuk Smart Screen.

2 SAN FRANSISCO Mengelola dan mengembangkan aplikasi berbasis Smart City, seperti learning, E-commerce, dan Smart Environment.

3 SEATTLE Green Technology dan Green building untuk menghemat biaya dan ramah lingkungan dalam hal tenaga kerja dan bangunan Seattle menggunakan rekrutasi pegawai secara online sehingga menekan jumlah konsumsi kertas, Seattle menerapkan banyak aplikasi dan layanan berbasis mobile untuk Smart City. 4 BERLIN Berlin menerapkan teknologi V2G (Vehicle

To Grid). Teknologi ini mampu menciptakan virtual power plan dari kendaraan listrik di seluruh kota.

5 PARIS Smart City dalam bidang pemerintahan secara digital (E-government) dan tata kelola pemerintahan (E-Governance) secara digital. Dengan menyediakan informasi pemerintahan melalui website.

6 BARCELONA Barcelona menerapkan Smart City dalam penyediaan infrastruktur untuk charging public, pembuatan living lab untuk Smart City Innovation.

(9)

Sumber: www.gamatechno.com, 2017

7 COPENHAGEN Memanfaatkan revolusi Green Technology, Intelligence Street Lighting, dan pemanfaatan solar panel untuk energy public.

8 MELBOURNE Pemanfaatan E-Governance, Smart Grid, pengadaan Smart System pada pelayanan publik.

9 SYDNEY Penerapan Smart Grid, penyediaan akses internet di seluruh kota, implementasi Internet of Things/Machine To Machine (IOT)/(M2M) dalam layanan publik, sarana transportasi ramah lingkungan, penyediaan teknologi Wireless Sensor Network (WSN) untuk memantau polusi dan limbah melalui node sensor dan koneksi internet.

10 LONDON Kota ini memfokuskan Smart City pada tiga hal yaitu transportasi, lingkungan, dan teknologi informasi.

11 SEOUL Menerapkan Smart City berfokus pada pelayanan publik dengan teknologi informasi. Pada sektor transportasi publik dipasang fasilitas Digital View, dan memasang 3.500 CCTV yang dipasang di sepanjang jalanan kota Seoul.

12 TOKYO Tokyo adalah salah satu kota yang berhasil mengembangkan Smart City dengan mengintegrasikan berbagai bidang kehidupan, seperti layanan kesehatan, transportasi berbasis teknologi informasi.

(10)

Indonesia pun tidak ketinggalan dalam pengimplementasian Smart City. Konsep Smart City tersebut kini mulai diterapkan di berbagai kota besar di Indonesia, di mana konsep ini diyakini dapat menjadi upaya penyelesaian berbagai masalah perkotaan. Pemerintahan Presiden Jokowi berharap penyediaan infrastruktur melalui pengembangan Smart City yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat (VOA, 2016). Tentu hal tersebut dilakukan atas dasar keinginan Pemerintah untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7% di tahun 2015 - 2019, oleh karenanya, pembangunan infrastruktur sangat diperlukan ( VOA, 2016). Berikut adalah beberapa contoh penerapan smart city di Indonesia:

TABEL 1.3

KOTA YANG MENERAPKAN SMART CITY DI INDONESIA

NO KOTA IMPLEMENTASI SMART CITY

1 BANDUNG Bandung Smart City memanfaatkan ICT untuk melayani masyarakat yang terbagi kedalam 10 area prioritas yaitu Smart Government, Smart Education, Smart Transportation, Smart Health, Smart Energy, Smart Surveillance, Smart Environment, Smart Society, Smart Finance, Smart Commerce. Adapun beberapa program yang sedang dijalankan oleh Bandung Smart City diantaranya adalah Bandung Command Center, 10.000 Free Wifi Access Point, Open Government, Open Communication On Social Media, Citizen Complaint Online, Sistem Informasi Penilaian Bandung Juara, School Admission Online, Smart Healthcare Service, Smart Digital Class in 2015, Bandung Creative and SmartHub, Bandung Digital Valley (untuk

(11)

bisnis start up), Bandung Digital Public Place (Movie Park), Kota Bandung mulai membeli lebih dari 100 area untuk Smart Green Space, Smart and Green Building Law tahun 2015, Smart Parking System tahun 2015, Bandung Smart Card tahun 2016.

2 JAKARTA Jakarta sedang berbenah dalam upaya penerapan pelayanan pemerintah dengan penerapan Smart City Lounge, E-Government, dan E-governanc.

3 SURABAYA Salah satu penerapan Smart City di Surabaya dalam mengatur kemacetan adalah konsep traffic light yang diatur dengan Closed Circuit Televition dan Integrated Traffic System Management.

4 MAKASAR Makasar mempunyai Smart Card yang dapat digunakan dalam urusan sistem pemerintahan dan pembayaran.

5 BALIKPAPAN Balikpapan sediri sudah mendirikan data center terbesar di Indonesia. Serta merupakan kota yang berbasis teknologi yang menghasilkan kreativitas digital (Digital Creative Center) bagi para pengguna teknologi yang ada di Balikpapan.

6 TEGAL Meskipun bukan termasuk kota besar seperti kelima kota lainnya, Tegal tak mau kalah soal teknologi penunjang kehidupan masyarakatnya. Kota Tegal kini sedang

(12)

7 SLEMAN Sementara Sleman, menurut Smart City ID, menginginkan adanya sebuah interaksi antara pemerintah dengan warga untuk bisa menyelesaikan masalah yang terjadi dengan cepat, baik, dan hemat biaya.

8 MALANG Kota Malang terpilih menjadi Smart City dan Cyber City Gerakan Nasional 1000 Start Up Digital. Menyusul Jakarta, Surabaya, Yogjakarta, Bandung, dan Semarang. Gerakan Nasional 1000 Startup ini merupakan gagasan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Kota Malang terpilih karena banyak mahasiswa yang menjadi ujung tombak pertumbuhan industri kreatif digital.

Sumber: www.radarmalang.com, 2017

Dari beberapa kota yang telah mengimplementasikan Smart City, Bandung meraih beberapa penghargaan baik nasional maupun internasional. Berdasarkan artikel dalam situs berita merdeka.com (2015), Kota Bandung terpilih menjadi finalis enam besar inovasi Smart City dalam World Smart City Awards 2015. Pada bulan November 2016, Bandung meraih predikat Golden Champion pada The 2nd Indonesian Smart Nation Awards Kategori Kota Besar. Penghargaan tersebut diberikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Rudiantara dan Deputi Kementerian Perencanaan Pembangunan Bidang Pengembangan Regional Arifin Rudiyanto. Selain itu, pada Agustus 2016 Telkom Indonesia menganugerahkan penghargaaan Smart City Nusantara pada Pemerintah Kota Bandung, karena Bandung merupakan satu-satunya kota dengan konten Smart City yang sudah dipakai di pemerintahan secara menyeluruh hingga terkoneksi sampai ke kelurahan (Pikiran Rakyat, 2016).

(13)

Penggunaan media sosial merupakan salah satu upaya yang disebutkan dalam laporan RPJMD Kota Bandung 2014-2018 untuk mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi. Saat ini, didalam penggunaan teknologi informasi yang semakin luas. Tidak hanya PC ataupun perangkat mobile, teknologi informasi sudah merambah ke sektor yang lebih luas dan terhubung satu dengan yang lainnya. Kemudahan akses dapat dengan nyata di rasakan dengan pemanfaatan teknologi yang sekarang ini sering disebut dengan terminologi smart. Penggunaan kata smart digambarkan oleh objek yang terintegrasi dengan teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat menjawab permasalahaan yang ada dan melakukan banyak hal untuk mendukung penggunanya dalam beraktivitas. Open Communication adalah salah satu program

yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Bandung untuk menciptakan konsep smart

city untuk memberi informasi kepada publik. Program ini diimplementasikan

dengan membuat akun pemerintahan di media sosial, Hal ini dilakukan karena pada saat ini banyak orang Bandung yang menggunakan media sosial diharapkan

masyarakat bisa lebih dekat dengan pemerintah. (Adam Ardisasmita, 2015).

Namun pada kenyataannya open communication belum efektif di Kota Bandung, seperti yang disebutkan didalam penelitian Novi Yolanda (2015) yaitu komunikasi pemerintah terhadap program-program Smart Government menunjukan komunikasi yang masih minim khususnya pada program SAKIP, Bansos Online, Perizinan Online, sistem LAPOR, Open Communication on Social Media dan system informasi penilaian yang dilihat dari fungsinya merupakan program pelayanan publik yang sangat membutuhkan partisipasi masyarakat. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan kepada pemerintahan kota Bandung untuk dapat menyesuaikan proporsi komunikasi dengan prioritas area pelayanan Smart City yang ingin dicapai. Sehingga terbentuk keselarasan informasi yang diperoleh masyarakat guna mendukung kinerja pemerintah kota Bandung.

Berbagai penelitian dilakukan untuk mempelajari proses integrasi teknologi semenjak tahun 1980-an. Salah satu teori integrasi teknologi yang cukup populer

(14)

diterimanya penggunaan teknologi komputer. TAM dikembangkan oleh Davis (1989) merupakan teori yang di adopsi dari teori populer lain yang disebut theory of reasoned action (TRA). Banyak faktor yang mempengaruhi user dalam memanfaatkan teknologi informasi. Davis (1989) memaparkan bahwa sebab seseorang menggunakan teknologi informasi diantaranya adalah persepsi pengguna tentang manfaat atau kegunaan teknologi (perceived usefulness), persepsi pengguna tentang kemudahan dalam menggunakan teknologi itu sendiri ( perceived ease of use ), dan minat dalam menggunakan teknologi tersebut ( behavioral intention ). TAM adalah salah satu model penelitian yang pada umumnya digunakan untuk meneliti penerimaan teknologi informasi. TAM berfokus pada sikap user terhadap penggunaan teknologi berdasarkan persepsi terhadap manfaat penggunaan teknologi informasi dengan mempertimbangkan kemudahan dalam penggunaan teknologi informasi (Zainuddin, 2014).

Berdasarkan uraian fenomena pada latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi penerimaan masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan open communication on social media yang diharapkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di Kota Bandung terutama pada pelayanan publik dengan cepat, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui implementasi smart government di Kota Bandung dengan judul yang diangkat adalah “ Analisis Pengaruh Efektifitas Media Sosial Twitter Terhadap Government Open Communication Dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) Pada Masyarakat Bandung“.

1.3 RUMUSAN MASALAH

Pemerintah Kota Bandung berupaya menyelesaikan masalah perkotaan dengan solusi yang kreatif melalui pemanfaatan ICT (Information Communication Technology) untuk membuat suatu layanan penyampaian semua aspirasi dan pengaduan rakyat secara online, Dengan adanya open communication on social media, pemerintah berharap dapat memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat untuk dapat menyampaikan pengaduan atas pelayanan yang diberikan

(15)

oleh penyelenggara, dengan mengimplementasikan pengelolaan pengaduan pelayanan publik yang terintegrasi berbasis teknologi informasi. Hal tersebut dilakukan demi terwujudnya pelayanan publik yang prima oleh pemerintah. Open communication on social media diyakini cukup efektif namun, disisi lain hal tersebut bertolak belakang dengan banyaknya komentar negatif dari para pengguna open communication on social media yang dianggap masih kurang cepat dalam merespon. Seperti yang disebutkan didalam penelitian Novi Yolanda (2015) yaitu komunikasi Ridwan Kamil terhadap program-program Smart Government menunjukan komunikasi yang masih minim khususnya pada program SAKIP, Bansos Online, Perizinan Online, sistem LAPOR, dan system informasi penilaian yang dilihat dari fungsinya merupakan program pelayanan publik yang sangat membutuhkan partisipasi masyarakat. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan kepada pemerintahan kota Bandung untuk dapat menyesuaikan proporsi komunikasi dengan prioritas area pelayanan Smart City yang ingin dicapai. Sehingga terbentuk keselarasan informasi yang diperoleh masyarakat guna mendukung kinerja pemerintah. Dengan hadirnya Smart City di Indonesia mengaharuskan sebuah kota pintar saling terhubung dengan teknologi serta dukungan teknologi tersebut dapat menunjang aktivitas sehari-hari yang akan semakin memudahkan kinerja setiap orang. Salah satu yang harus ada pada sebuah Smart City yaitu tools atau alat yang dapat secara langsung terlibat dan bermanfaat mempemudah kinerja setiap orang.

Meskipun demikian, dengan adanya teknologi informasi yang tercipta, tidak langsung membuat orang dapat menerimanya. Terdapat dua faktor penting penentu dalam penerimaan suatu sistem dalam penelitian ini dapat diketahui pengaruh Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use) dan Persepsi Pemanfaatan (Usefulness) terhadap Niat untuk tetap menggunakan (Behavioral Intention to Use). Sehingga dalam penelitian ini dilakukan analisis untuk mengetahui bagaimana pengguna dalam hal ini masyarakat Kota Bandung dapat menerima dan memahami sebuah teknologi informasi yaitu menggunakan media sosial.

(16)

1. Seberapa besar pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) terhadap persepsi pemanfaatan (perceived of usefulness) dalam penggunaan open communication on social media?

2. Seberapa besar pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) terhadap niat untuk menggunakan (behavioral intention to use) dalam penggunaan open communication on social media?

3. Seberapa besar pengaruh persepsi pemanfaatan (perceived of usefulness) terhadap niat untuk menggunakan (behavioral intention to use) dalam penggunaan open communication on social media?

4. Seberapa besar pengaruh persepsi pemanfaatan (perceived of usefulness) dan pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) terhadap niat untuk menggunakan (behavioral intention to use) secara bersama dalam penggunaan open communication on social media?

1.5 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) terhadap persepsi pemanfaatan (perceived of usefulness) dalam penggunaan open communication on social media? 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh persepsi kemudahan penggunaan

(perceived ease of use) terhadap niat untuk menggunakan (behavioral intention to use) dalam penggunaan open communication on social media? 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh persepsi pemanfaatan (perceived of usefulness) terhadap niat untuk menggunakan (behavioral intention to use) dalam penggunaan open communication on social media?

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh persepsi pemanfaatan (perceived of usefulness) dan pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) terhadap niat untuk menggunakan (behavioral intention to use) secara bersama dalam penggunaan open communication on social media?

(17)

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapa memberikan bahan yang bermanfaat dan menambah wawasan khususnya dalam penggunaan teknologi berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM) yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya.

1.6.2 Manfaat Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refleksi kepada Pemerintah Kota Bandung tentang bagaimana selama ini kinerja dilihat dari komunikasi dan sosialisasi yang terjadi dalam mendukung program Bandung Smart City. Sehingga perbaikan dalam hal program- program Pemerintah Kota Bandung dapat lebih baik kedepannya.

1.7 LINGKUP PENELITIAN 1.7.1 Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Bandung, Jawa Barat dengan Objek Penelitian yaitu Bandung Smart City.

1.7.2 Waktu dan Periode Penelitian

Penelitian ini memakan waktu selama kurang lebih lima bulan untuk mendapatkan hasil penelitian yang diinginkan yaitu pada bulan Desember 2017-April 2018.

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang teori-teori dan literatur yang berkaitan dengan penelitian yang mendukung pemecahan masalah, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan

(18)

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang metode-metode yang digunakan selama proses penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang pengolahan dan analisis data primer yang telah dikumpulkan oleh peneliti sehingga diperoleh hasil penelitian yang menjawab tujuan dari penelitian ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tenang kesimpulan yang merupakan penyajian secara singkat dari keseluruhan hasil penelitian dan saran dari peneliti mengenai penelitian ini berdasarkan tujuan yang dibahas.

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tabel 4.17 dapat di analisis bahwa cluster 1 yang memiliki nilai input terbesar adalah nilai input 1 pada lokasi 1, berarti kriteria cluster satu adalah cluster penduduk

Produk inovasi atau invensi yang dimaksud tidak harus selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penempatan Kerja Terhadap Motivasi Kerja

QoS on Multicore – Mikrotik Indonesia 20 10mbps 3mbps 3mbps name=User_A parent=q_parent limit-at=3M max-limit=10M name=User_B parent=q_parent limit-at=3M max-limit=10M

Pada tahun 2018 penyertaan modal pemerintah kota Bandung hanya di alokasikan ke 1 BUMD, yaitu PDAM Tirtawening, namun penerimaan dari pembiayaan tersebut hanya

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta menjadi bahan pengembangan bagi pihak manajemen PDAM Tirtawening sebagai sumber informasi dan merumuskan strategi

Dari beberapa pengertian yang telah di kemukakan pada subab di atas, maka dari itu disimpulkan bahwa Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi suatu proses belajar mengajar di fakultas kedokteran juga harus mejadi perhatian bagi mahasiswa dan dosen untuk mencapai