• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN PENYUSUN VEGETASI LANTAI SEKITAR QUARRY di KAWASAN TAMBANG EMAS TRADISIONAL, SEKOTONG, LOMBOK BARAT INTISARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN PENYUSUN VEGETASI LANTAI SEKITAR QUARRY di KAWASAN TAMBANG EMAS TRADISIONAL, SEKOTONG, LOMBOK BARAT INTISARI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN PENYUSUN VEGETASI LANTAI SEKITAR QUARRY di KAWASAN TAMBANG EMAS

TRADISIONAL, SEKOTONG, LOMBOK BARAT

Moro H.K.E.P.1 R.S. Kasiamdari2 dan R.P. Sancayaningsih3

INTISARI

.

Penambangan emas tradisional menyebabkan kerusakan pada habitat dan vegetasi. Keanekaragaman vegetasi lantai dapat terganggu akibat adanya tailing yang dibuang di quarry dari penambangan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis-jenis tumbuhan lantai dan mempelajari keanekaragaman jenis tumbuhan penyusun vegetasi lantai sekitar quarry; mempelajari hubungan antara keanekaragaman jenis tumbuhan lantai dengan kandungan merkuri tanah dan parameter lingkungan sekitar quarry. Penelitian dilaksanakan di Pelangan dan Selodong pada 13 stasiun berbeda, dari Oktober 2009 sampai November 2009. Analisis vegetasi menggunakan metode kuadrat berdasarkan jarak 0-1m dan 1-3m dari quarry. Data tumbuhan dikumpulkan dan ditampilkan dalam bentuk kunci identifikasi. Parameter lingkungan yang diukur adalah kadar merkuri tanah, pH tanah, temperatur tanah, dan kelembaban tanah. Analisis data dari indeks keanekaragaman didasarkan pada Shannon Wienner.

Limapuluh satu jenis tumbuhan lantai dari 20 suku, dijumpai di sekitar quarry dengan Cynodon dactylon L. sebagai jenis paling mendominasi. Indeks keanekaragaman tumbuhan lantai sangat rendah (H’=0,0) sampai rendah (H’=2,08). Indeks keanekaragaman berhubungan tidak signifikan dengan kadar merkuri tanah dan parameter lingkungan (-0,46<r<0,37). Cacah individu yang tinggi dengan jumlah jenis tumbuhan yang rendah menandakan adanya tekanan akibat pencemaran merkuri sejak lama di dalam area yang diteliti.

Kata kunci : keanekaragaman jenis, vegetasi lantai, quarry

1

Madrasah Aliyah Ali Maksum Krapyak, Yogyakarta, sekarang Dosen PBIO FKIP UAD 2

Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada 3 Laboratorium Ekologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada University

(2)

PLANT DIVERSITY of FLOOR VEGETATION at SURROUNDING AREAS of QUARRY

in TRADITIONAL GOLD MAINING, SEKOTONG, WEST LOMBOK

Moro H.K.E.P.1 R.S. Kasiamdari2 and R.P. Sancayaningsih3

ABSTRACT

Traditional gold maining causes damage to habitat and vegetation. The diversity of floor vegetation can be disturbed by the presence of tailings dumped in the quarry from maining activities. The aim of this study were to know and study the diversity of plant species growing around the quarry; to study relationship between plant diversity and soil mercury levels and environmental factors.

This study was conducted at Pelangan and Selodong in 13 different stations from October 2009 until November 2009. Vegetation analysis was measured using quadratic method based on distance 0-1m and 1-3m from the quarry. Plant data was collected and displayed in the form of identification keys. Environmental factors which measured was soil mercury, soil pH, soil temperature, and soil humidity. Data analysis of diversity index was based on Shannon Wienner.

Fifty one of plant species from 20 families were found with Cynodon dactylon L. was found as the dominant species at surrounding area of quarry. Diversity of floor vegetation indexs was very low (0,0) until low (2,08). It didn’t have a significant relationship (-0,46<r<0,37) with environmental factors and soil mercury levels. High number of individual count with amount of low sum of species designated existence of pressures as result of contamination of mercuries for long time in the studied areas. Key word : plant diversity, floor vegetation, quarry

1 Madrasah Aliyah Ali Maksum Krapyak, Yogyakarta, Lecture of Biology Education UAD 2

Laboratory of Plant Taxonomy, Faculty of Biology, Gadjah Mada University 3 Laboratory of Ecology, Faculty of Biology, Gadjah Mada University

(3)

PENDAHULUAN

Daerah Sekotong adalah kecamatan paling Selatan dari Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat yang memiliki kandungan logam mulia emas. Masyarakat melakukan penambangan emas secara tradisional sejak awal tahun 2008. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan penggelondongan ditampung di lubang tanah yang disebut quarry.

Kondisi habitat sekitar quarry yang tercemar merkuri sangat buruk bagi tumbuhan. Yim & Tam (1999) melaporkan bahwa logam berat yang terakumulasi dalam tanah menghambat pertumbuhan, bersifat toksik, mempengaruhi komunitas mikrobia, dan kesuburan tanah. Penyerapan logam berat oleh tumbuhan merupakan jalur masuknya logam berat seperti merkuri ke rantai makanan manusia dan berakibat pada kesehatan.

Menurut Iqbal & Munir (1988), kehadiran tumbuhan di tempat tercemar memiliki floristik yang sangat buruk, dan hanya jenis tumbuhan tertentu saja yang mampu hidup. Beberapa jenis tumbuhan lantai mampu bertahan dan beradaptasi dari limbah merkuri karena memiliki strategi hidup dan kemampuan mentolerir lingkungan yang tercemar.

Tujuan penelitian ini adalah : Mengetahui jenis-jenis tumbuhan lantai dan mempelajari keanekaragaman jenis tumbuhan penyusun vegetasi lantai sekitar quarry. Mempelajari hubungan keanekaragaman jenis tumbuhan penyusun vegetasi lantai dengan kandungan merkuri tanah sekitar quarry serta parameter lingkungannya

METODE PENELITIAN A. Alat & Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan adalah untuk pembuatan herbarium dan pengukuran parameter lingkungan seperti soil tester, termometer.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2009 di Selodong dan Pelangan. Pencuplikan tumbuhan menggunakan metode kuadrat dengan plot ukuran 1x 1 m2 dengan grid 10 x 10 cm. Perlakuan dalam penelitian ini berdasarkan jarak dari quarry

(4)

yakni 0-1 meter, dan 1-3 meter dari quarry, sedangkan ulangannya adalah 13 stasiun, yakni : stasiun 1 di Hulu Pelangan (HP), stasiun 2 di Mecanggah (SP1), stasiun 3 di Rambut Petung (SP2), stasiun 4 di Gubuk Bali (SP3), stasiun 5 di Pelangan (SP4), stasiun 6 di Muara Pelangan (MP), stasiun 7 di Hulu Selodong (HS), stasiun 8 di penggelondongan milik Gde Kamar (SS1), stasiun 9 di penggelondongan milik Joni (SS2), stasiun 10 di penggelondongan milik Deni (SS3), stasiun 11 di penggelondongan milik Herman (SS4), stasiun 12 di penggelondongan milik Muh (SS5), stasiun 13 di muara Selodong (MS), dengan asumsi seluruh lokasi sama dan untuk pembanding di tetapkan kawasan hulu Sungai Selodong dan Sungai Pelangan yang relatif jauh dari kegiatan penggelondongan dan tidak ada quarry (Gambar 1).

Gambar 1. Lokasi stasiun di Pelangan (A) dan Selodong (B) di Sekotong

1. Cara Pencuplikan Tanah

Pencuplikan tanah dilakukan sebanyak 5 kali secara random pada jarak 0-1m dan 1-3m dari quarry. Cuplikan tanah permukaan dan kedalaman 20 cm diambil

A

(5)

menggunakan bor tanah (soilcore) diameter 5 cm. Kadar merkuri tanah dianalisis di LPPT UGM menggunakan Mercury Analyzer dengan metode destruksi basah.

2. Cara Pengukuran Temperatur, pH, dan Kelembaban

Temperatur tanah, pH tanah, dan kelembaban tanah diukur di setiap plot dengan ulangan 5 kali. Temperatur tanah diukur dengan termometer merkuri, pH tanah dan kelembaban tanah diukur dengan soil tester.

3. Cara Pembuatan Herbarium

Sampel berupa akar, batang, daun, bunga dan rhizom diberi etiket gantung dan keterangan sampel dicatat dalam buku lapangan. Herbarium bunga atau buah tumbuhan yang mudah rusak dimasukkan dalam larutan prusi. Herbarium diikat dengan erat agar spesimen pipih dan dikeringkan dalam oven. Spesimen ditata (mounting), diberi etiket tempel, ditutup kertas minyak sebagai sampul.

4. Cara Pembuatan Deskripsi & Kunci Determinasi

Deskripsi masing-masing jenis tumbuhan dibuat lengkap dan berurutan pertelaan organnya, disusun lengkap dengan tipe telegraf ringkas dan jelas (tanpa kata sambung) dan menggunakan istilah botani. Kunci determinasi dikotomi yang dipilih susunan paralel (bracked).

D. Analisis Data

Identifikasi tumbuhan mengacu buku Flora of Java (Backer & Brink, 1963, 1965, 1968). Analisis indeks keanekaragaman berdasarkan Shannon–Wienner. Analisis korelasi Pearson one tail dilakukan untuk menentukan hubungan korelasional antara indeks keanekaragaman dengan kadar merkuri tanah dan ketiga parameter lingkungan yang diukur. Jarak hubungan dan pengelompokan ditentukan dengan analisis hierarchical cluster complete linkage method.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(6)

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dijumpai 51 jenis tumbuhan penyusun vegetasi lantai. Seluruh jenis dikelompokkan dalam 44 marga dan 20 suku Poaceae tercatat sebagai suku yang paling banyak anggotanya, yakni 17 jenis. Beberapa suku lain yang dijumpai adalah Asteraceae (7 jenis), Papilionaceae (4 jenis), Malvaceae dan Euphorbiaceae (masing-masing 3 jenis). Cyperaceae dan Solanaceae (masing-masing 2 jenis). Tercatat sebanyak 13 suku (25,49%) hanya diwakili oleh satu marga atau satu jenis saja.

Selain berakar serabut, Poaceae juga tahan terhadap kondisi tercemar karena kemampuannya membentuk stolon, toleransi yang luas pada lingkungan, periode pertumbuhan yang panjang, dan kemampuan mengambil hara yang tinggi (Iqbal & Munir, 1988). Beberapa jenis tumbuhan sulit diidentifikasi karena kondisi tumbuhan yang tidak lengkap atau rusak, diduga akibat pengaruh toksik merkuri atau kegiatan manusia. Kunci determinasi 51 jenis tumbuhan penyusun vegetasi lantai di Sekotong adalah sebagai berikut:

Kunci Determinasi Vegetasi Lantai Selodong dan Pelangan

1. a. Memiliki spora ... Lygodium sp.

b. Tidak memiliki spora ... 2

2. a. Rumput dengan akar serabut... 3

b. Herba atau semak, dengan akar tunggang atau serabut ...21

3. a. Batang bersegi tiga ... 4

b. Batang pipih atau bulat ... 5

4. a. Bunga besar, tersusun bongkol………...… Kyllingia monocephala Rottb. b. Bunga kecil, tersusun bulir ... Cyperus rotundus L. 5. a. Bunga tersusun tandan... Panicum flavudum Retz. b.Bunga tersusun bulir atau malai... 6

6. a. Bunga tersusun malai ... Imperata cylindrica (L.) Beauv. b. Bunga tersusun bulir majemuk... 7

7. a. Permukaan daun licin ... Cynodon dactylon L. b. Permukaan daun kasap... 8

8. a. Pelepah daun pipih ... Anastropus compressus Schlecht b. Pelepah daun bulat ... 9

9. a. Batang beruas-ruas ...10

b. Batang tidak beruas-ruas ... ....13

10. a. Batang pipih ... Isachne miliacea L. b. Batang bulat ………...……… 11

11. a. Batang berambut halus ... 12 b. Batang tidak berambut ... Ischaemum muticum L. 12. a. Rambut di seluruh batang ... Ischaemum sp.1

(7)

b. Rambut hanya di nodus batang ... Ischaemum sp.2 13. a. Pelepah daun seperti selaput ... Dactyloctenium sp.

b. Pelepah daun jelas ... 14

14. a. Batang beralur ... 15

b. Batang tidak beralur ... 16

15. a. Lidah berambut halus ... Brachyaria sp. b. Lidah seperti selaput ... Eleusine indica (L.) Gaertn 16. a. Pangkal daun asimetris ... Oplismenus compositus L. b. Pangkal daun simetris ... 17

17. a. Anak bulir menutup tersusun seperti genting ... 18

b. Anak bulir membuka tidak seperti genting ...20

18. a. Batang berongga ...19

b. Batang tidak berongga ... Paspalum vaginatum Sw. 19. a. Bulir berjauhan berkumpul 1 sisi ... Paspalum comersonii Beck. b. Bulir dekat, berpasangan ... Paspalum conjugatum L. 20. a. Memiliki stolon ... Digitaria sp. b. Tidak memiliki stolon ... Digitaria sanguinalis Scop. 21. a. Bunga kecil dalam bongkol... 22

b. Bunga tidak demikian ... 28

22. a. Daun terletak berkarang ... Elephantopus scaber L. b. Daun berhadapan ... 23

23. a. Batang bersegi 4 ………...……….. 24

b. Batang bulat ………...……… 25

24. a. Batang berambut ………...……….. Borreria sp. b. Batang tidak berambut …………...………... Vernonia cinerea L. 25. a. Batang bercabang ... 26

b. Batang tidak bercabang ... Eclipta alba (L.) Hassk. 26. a. Tangkai daun seperti talang ... Synedrella sp. b. Tangkai daun bulat ... 27

27. a. Tepi daun beringgit ... Scoparia sp. b. Tepi daun bergerigi ... Eupatorium inulifolium Kunth. 28. a. Daun tersusun tangga memutar ... Globa strobilifera L. b. Daun tidak tersusun memutar ...29

29. a. Helaian daun bentuk ginjal ... Centella asiatica L. b. Helaian daun tidak bentuk ginjal ...………...30

30. a. Mahkota seperti kupu-kupu ... 31

b. Mahkota tidak seperti kupu-kupu …...……….. ... 34

31. a. Mahkota bunga putih, bercak merah.... Flemingia macrophylla (Willd.) Merr. b. Mahkota bunga kuning atau yang lain... 32

32. a. Bunga dalam daun pelindung bulat... 33

b. Bunga tidak dalam daun pelindung ... Mucuna sp. 33. a. Daun majemuk beranak daun 3...Desmodium triflorum (L.) DC. b. Daun majemuk beranak daun 2...Desmodium sp 34. a. Batang berbuku-buku ...……...…... Polygonum dichotomum Bl. b. Batang tidak berbuku-buku ... 35

(8)

b. Batang tidak berduri tempel.... ………...………... 37 36. a. Pertulangan daun berduri tempel ... ...Solanum mamosum L.

b. Pertulangan daun tidak berduri tempel…...………... Solanum sp. 37. a. Memiliki alat pembelit ... Cayratia sp. b. Tidak memiliki alat pembelit ... 38 38. a. Mahkota 4 tersuisun tandan ...Cleome aspera Koen.

b. Mahkota 3 atau 5 ...……….………... 39 39. a. Memiliki daun pelindung ………...…... 40 b. Tidak memiliki daun pelindung………...…………... 42 40. a. Bagian bawah daun merah ... Commelina nodiflora L. b. Bagian bawah daun hijau ... 41 41. a. Daun pelindung seperti selaput...Stachytarpheta indica (L.) Vahl.

b. Daun pelindung runcing kecil ...Justicia gendarussa Burm.f. 42. a. Batang bersegi 4 ... Salvia sp.

b. Batang bulat ... 43 43. a. Batang beralur, tidak berambut ...44

b. Batang tidak beralur, berambut ... 46 44. a. Daun pelindung bentuk lonceng...Euphorbia hirta L.

b. Daun pelindung bentuk perahu atau yang lain...45 45. a. Tangkai daun membentuk sudut... Pedilanthus tithymaloides (L.) Poit.

b. Tangkai daun lurus ...Phyllanthus urinaria L. 46. a. Rambut kasar - kaku ... Heliotropium indicum L. b. Rambut halus ... 47 47. a. Rambut di ujung batang ... Cassia tora L.

b. Rambut di seluruh batang ... 48 48. a. Memiliki umbi akar ... Ipomoea sp. b. Tidak punya umbi akar... 49 49. a. Bunga merah muda ... Urena lobata L.

b. Bunga kuning ... 50 50. a. Pangkal daun berlekuk ... Triumfetta indica (L.) Backer

b. Pangkal daun runcing ...Sida rhombifolia L.

Eupatorium inulifolium dan Cyperus rotundus merupakan jenis yang dapat dijumpai di Pelangan dan Selodong. Tingkat toleransi Eupatorium inulifolium dan Cyperus rotundus yang tinggi terhadap limbah merkuri menyebabkan keduanya menjadi jenis umum karena dapat dijumpai di berbagai lokasi pengamatan. Mucuna sp, Flemingia macrophylla, Desmodium sp, dan Ligodium sp. adalah jenis spesifik yang dijumpai di hulu Sungai Selodong, sedangkan Euphorbia hirta dan Ischaemum muticum di hulu Sungai Pelangan. Keberadaan jenis spesifik menunjukkan respon adaptif yang berbeda-beda antar jenis.

(9)

Jumlah jenis semak lebih rendah (14 jenis) dibandingkan herba (17 jenis). Hal ini juga sama seperti penelitian Iqbal & Munir (1988) dan Sarma (2005). Lumpur dari quarry yang basah menyebabkan kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan herba. Distribusi yang umum terjadi di Selodong secara acak (random). Jenis tumbuhan yang terdistribusi secara bergerombol (clumped) jarang terjadi (Umam, 2011). Pemencaran yang bersifat anemokori memiliki arti penting agar individu baru dapat tersebar jauh dari induknya. Selain itu kondisi lingkungan yang relatif sama, menyebabkan semua jenis memiliki kesempatan untuk dapat tumbuh di daerah tersebut.

B. Indeks Nilai Penting & Indeks Keanekaragaman Tumbuhan Lantai sekitar Quarry di Sekotong.

Jenis tumbuhan yang paling mendominasi di Selodong adalah Cynodon dactylon (741,37 % dari 3 stasiun) sedangkan di Pelangan adalah Ischaemum sp.2 (435,53 % dari 3 stasiun) (Tabel 1).

Tabel 1. Jumlah Jenis (S), Densitas (N), Indeks Keanekaragaman (H’), dan dominasi jenis di setiap lokasi pengamatan.

Komponen Jenis dengan INP paling tinggi

LOKASI Jarak N S H’ Nama Jenis INP

(m) (Ind/m2) (jenis) (%)

Hulu Pelangan (HP) 237,8 11 1,91 Ischaemum sp2. 112,70

Stasiun Pelangan 1 (SP1) 0-1 158,5 7 1,47 Ischaemum sp1. 138,84

1-3 206 8 1,74 Cassia tora 108,45

Stasiun Pelangan 2 (SP2) 0-1 58 4 1,21 Ischaemum sp2. 157,48

1-3 100 4 1,04 Eleusine indica 192,67

Stasiun Pelangan 3 (SP3) 0-1 55,5 9 1,93 Eleusine Indica 100,08

1-3 65 5 1,27 Ischaemum sp2. 165,12

Stasiun Pelangan 4 (SP4) 0-1 69,5 8 1,92 Kylinga monocephala 69,18

1-3 7 3 1,08 Eupatorium inulifolium 120,19

Muara Pelangan (MP) 0-1 81 1 0,00 Paspalum vaginatum 300,00*

(10)

LOKASI

Jarak N S H’ Nama Jenis INP

Hulu Selodong (HS) 188 12 2,03 Anastrophus compressus 109,29

Stasiun Selodong 1 (SS1) 0-1 244 9 1,54 Isachne miliacea 165,81

1-3 261 10 1,53 Cyperus rotundus 152,24

Stasiun Selodong 2 (SS2) 0-1 179 8 1,80 Commelina nodiflora 94,44

1-3 22 4 1,26 Eupatorium inulifolium 123,27

Stasiun Selodong 3 (SS3) 0-1 185 6 1,50 Cynodon dactylon 121,42

1-3 169 5 1,34 Cynodon dactylon 148,42

Stasiun Selodong 4 (SS4) 0-1 55 6 1,39 Cynodon dactylon 143,49

1-3 123 12 2,08 Cynodon dactylon 77,11

Stasiun Selodong 5 (SS5) 0-1 339 2 0,36 Borreria sp. 264,95*

1-3 84 4 1,09 Borreria sp. 174,02

Muara Selodong (MP) 0-1 147 5 1,35 Cynodon dactylon 127,66

1-3 36 7 1,87 Borreria sp. 66,91

Keterangan : INP maksimal setiap jarak di semua stasiun 300% * jenis mendominasi (INP>200%)

Keanekaragaman jenis tumbuhan penyusun vegetasi lantai paling tinggi berada di Stasiun Selodong 4 (2,08), sedangkan terendah di Muara Pelangan (0,00). Jika dibandingkan dengan stasiun pembanding, indeks keanekaragaman di stasiun dengan quarry lebih ditentukan oleh cacah individu yang tinggi daripada jumlah jenis yang ditemukan pada masing-masing stasiun. Keanekaragaman jenis yang sangat rendah merupakan indikator dari adanya tekanan akibat pencemaran merkuri sejak lama.

C. Kadar Merkuri Tanah & Faktor Fisikokimia di sekitar Quarry Sekotong

Gambar 2 menunjukkan bahwa kadar merkuri tanah selain dipengaruhi oleh jarak dari quarry, juga oleh dipengaruhi kedalaman lapisan tanah.

(11)

jarak 0-1 meter 0 62.23 78.95 18.59 15.80 0.00 15.12 5.31 14.48 0.76 0 85.08 2.06 8.26 2.09 0.00 8.66 1.42 8.61 0.77 1.14 0.76 14.48 1.14 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 HP SP1 SP2 SP3 SP4 MP HS SS1 SS2 SS3 SS4 SS5 MS temperatur pH kelembaban merkuri 0 merkuri 0,2 outlayer 283.22 outlayer 200.71 jarak 1-3 meter 0 16.99 5.96 9.03 26.45 0.00 11.85 3.88 5.31 11.34 8.4 2.81 0 80.87 10.97 1.67 3.08 1.14 0.00 15.99 0.67 3.61 15.87 1.24 1.85 0 20 40 60 80 100 HP SP1 SP2 SP3 SP4 MP HS SS1 SS2 SS3 SS4 SS5 MS temperatur pH kelembaban merkuri 0 merkuri 0,2 outlayer 191,11 Gambar 2. Kadar merkuri tanah & Parameter lingkungan di sekitar Quarry

Secara umum kadar merkuri tanah di sekitar quarry melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) PP. RI. No. 82 Tahun 2001 dan Kepmen. Lingkungan Hidup No.51 Tahun 2004 dengan standar WHO disebabkan oleh kebiasaan sebagian besar penambang emas di Sekotong yang mengolah bijih emas di sekitar pemukimannya kemudian mengalirkan material/ tailingnya ke halaman rumah sebelum ditampung pada quarry atau bahkan dialirkan ke sungai di sekitarnya.

Kadar merkuri tanah permukaan umumnya lebih tinggi daripada kedalaman 20 cm, kecuali di Stasiun Muara Selodong (MS), Stasiun Pelangan 1 (SP1) dan Stasiun Pelangan 2 (SP2) untuk jarak 0-1 meter dan Stasiun Selodong 1 (SS1) dan Stasiun Selodong 4 (SS4) untuk jarak 1-3 meter. Merkuri telah mengendap ke dalam tanah dan menjadi tanda tingkat pencemaran yang tinggi di lima stasiun tersebut.

(12)

Nilai temperatur tanah, kelembaban tanah, dan pH tanah diduga lebih dipengaruhi oleh waktu pengukuran dan keadaan quarry karena curah hujan harian pada saat penelitian yang rendah (36 mm). Topografi tanah diduga turut memperparah kondisi ini selain intensitas penggelondongan yang tinggi. Hubungan yang signifikan antara kadar merkuri tanah permukaan dengan kadar merkuri tanah 20 cm (r = 0,969) pada jarak 1-3 meter menunjukkan terjadinya pengendapan merkuri tanah pada jarak 1-3 meter di semua stasiun.

D. Hubungan Keanekaragaman Jenis (H’) dengan Kadar Merkuri Tanah di Sekotong

Hubungan antara indeks keanekaragaman dengan ketiga parameter lingkungan dan kadar merkuri tanah sangat kecil (-0,46<r<0,37) dan tidak signifikan. Hubungan paling kuat antara indeks keanekaragaman dengan kelembaban tanag pada jarak 1-3 m (-0,46). Semakin tinggi kelembaban tanah kadar merkuri tanah semakin rendah. Hal ini disebabkan karena merkuri leaching baik berupa (runoff) atau (absorption).

Indeks keanekaragaman ditentukan oleh dua hal yakni kekayaan jenis (richness) dan kemerataan jenis (eveness) (Odum, 1995). Jika dibandingkan antara stasiun dengan quarry dengan stasiun pembanding, nilai keanekaragaman jenis pada penelitian ini lebih ditentukan oleh cacah individu yang tinggi di setiap stasiun daripada jumlah jenisnya (Tabel 1). Hal ini menunjukkan adanya tekanan akibat pencemaran atau kondisi lingkungan tertentu. Kemungkinan di setiap stasiun telah mengalami pencemaran merkuri sejak lama, sehingga yang dijumpai merupakan tumbuhan resisten terhadap pencemaran merkuri.

Pengelompokan akibat tekanan merkuri terhadap keanekaragaman jenis tumbuhan lantai dapat dilihat dari hubungan kadar merkuri tanah permukaan dengan densitas total. Tekanan merkuri terhadap indeks keanekaragaman jenis terlihat pada gambar 2 C-D. Pengelompokkan akibat tekanan merkuri lebih teramati pada hubungan densitas dengan kadar merkuri tanah (Gambar 2A-B). Case 4 (Stasiun Pelangan 4) dan Case 2 (Stasiun Pelangan 1) memiliki perbedaan paling tinggi dibandingkan stasiun lain, masing-masing pada jarak 0-1 m dan 1-3 m. Sebaliknya Case 1 (hulu Pelangan) dan Case 7 (hulu Selodong) mengelompok pada jarak 0-1 meter karena kedua stasiun

(13)

pembanding memiliki hubungan yang lebih dekat dibandingkan stasiun lain. Hal ini kemungkinan karena kedua stasiun tersebut relatif belum tercemar oleh merkuri.

Gambar 2. Dendrogram hubungan densitas dengan kadar merkuri tanah permukaan pada jarak 0-1m (A) dan jarak 1-3m (B) serta hubungan indek keanekaragaman dengan kadar merkuri tanah permukaan pada jarak 0-1m (C) dan jarak 1-3m (D).

KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan :

A B

(14)

1. Jumlah tumbuhan yang dijumpai di sekitar quarry di Sekotong sebanyak 51 jenis dari 19 suku yang didominasi Poaceae (17 jenis) dan Asteraceae (7 jenis), dengan indeks keanekaragaman dalam katagori sangat rendah (H’=0,00) sampai rendah (H’=2,08) di setiap stasiun pengamatan.

2. Tidak dijumpai hubungan yang signifikan antara indeks keanekaragaman dengan kadar merkuri tanah dan ketiga parameter lingkungan yang diukur. Cacah individu yang tinggi, namun jumlah jenis yang rendah di stasiun dengan quarry menandakan adanya tekanan akibat pencemaran merkuri yang terjadi sejak lama di sekitar quarry.

DAFTAR PUSTAKA

Iqbal M.Z., and M. Munir. 1988. Ecology of vegetation near to the drains of polluted effluents industrial areas of Karachi. Journal of Islamic Academy of Sciences.1 (2) :105-108

Backer C.A., and van den Brink RC B. 1963. Flora of Java. Vol. I. The Netherlands: NV. P. Noordhoff-Groningen.

Backer C.A., and van den Brink RC B. 1965. Flora of Java. Vol. II. The Netherlands: NV. P. Noordhoff-Groningen.

Backer C.A., and van den Brink RC B. 1968. Flora of Java. Vol. III. The Netherlands: NV.P. Noordhoff- Groningen.

Odum E.P. 1995. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Gadjah Mada Press University. Yogyakarta..

Sarma K. 2005. Impact of coal mining on vegetation : a case study in Jaintia hills district of Meghalaya, India. Thesis for International Institute for Geo information Science and Earth Observation. Netherlands.

Umam, M.H. 2011. Struktur dan Distribusi Tumbuhan Lantai di Sekotong Lombok Barat. Skripsi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Yim M.W., and N.F.Y Tam. 1999. Effects of waste waterborne heavymetals on mangrove plants and soil microbial activities. Marine Pollution Bulletin 39 (1-12) : 179-186 dalam Rachmansyah, S. Tonnek, Makmur, Komaruddin dan M. Atmomarsono. 2005. Distribusi logam berat merkuri di kawasan pesisir teluk ratatotok kabupaten Minahasa. Jurnal Perikanan Indonesia 11(5) : 1-13

Gambar

Gambar 1. Lokasi stasiun di Pelangan (A) dan Selodong (B) di Sekotong
Tabel  1.  Jumlah  Jenis  (S),  Densitas  (N),  Indeks  Keanekaragaman  (H’),  dan  dominasi  jenis  di  setiap lokasi pengamatan
Gambar 2. Dendrogram hubungan densitas dengan kadar merkuri tanah permukaan pada jarak  0-1m (A) dan jarak 1-3m (B) serta hubungan indek keanekaragaman dengan kadar  merkuri tanah permukaan pada jarak 0-1m (C) dan jarak 1-3m (D)

Referensi

Dokumen terkait

dari pekerjaan proyek pembangunan rumah hunian, sehingga dapat diketahui durasi penyelesaian proyek dan (2) Mengetahui aktivitas mana saja yang merupakan lintasan

Telaan saya akan wujudnya pertembungan “panas” satu lawan satu di hampir semua kawasan parlimen mahupun dewan undangan negeri dan pertandingan “kereta kebal” yang

Sementara itu pembelajaran untuk setiap mata pelajaran, harus diselenggarakan lebih dari sebatas menambah atau memperkuat perolehan pengetahuan siswa dengan berbagai

According Bitar (2003), a firm needs three generic dynamics capability to generate multiple capabilities or competences in turbulent environment, such as: absorptive capacity,

Ikan penghuni perairan pesisir hingga muara sungai yang bersubstrat pasir, lumpur, berbatu dan tergolong memiliki distribusi yang luas adalah Nibea saldado ,

Sehingga makna hidup bermasyarakat sangat besar bagi manusia lainnya dalam kehidupan bermasyarakat, kemungkinan terjadinya konflik dalam masyarakat

Beberapa opsi pembuangan konsentrat meliputi pembuangan permukaan, pembuangan ke instalasi pengolahan air limbah, injeksi sumur dalam, kolam penguapan, land application (aplikasi

(4) Any investment companies received business permit from the Government based on the Law Number: 1 of 1967 concerning Foreign Investment, as amended with the Law Number: 11 of