Kampung Wambi
KATA PENGANTAR
Pengelolaan Pesisir Terpadu atau dalam bahasa asing sering disebut dengan Integrated Coastal Managament (ICM) merupakan sebuah konsep pengelolaan wilayah pesisir secara terintegrasi. Integrasi yang dimaksud ialah upaya pengelolaan secara terpadu, terpadu antar ekosistem pesisir, terpadu antara ekosistem daratan dengan laut, terpadu antar instansi pemerintahan, terpadu antara pemerintah dengan pemangku kepentingan (stakeholder), dan terpadu antar multi displin ilmu. Keterpaduan tersebut dipandang perlu untuk mencegah konflik kepentingan akan laut, konflik wewenang akan laut, dan konflik penggunaan sumber daya hayati dan non-hayati yang ada di pesisir dan lautan. Keterpaduan merupakan aspek yang sangat penting dalam kegiatan pembangunan masyarakat pesisir
Penyusunan dokumen rencana pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu (ICM) Kampung Wambi merupakan salah satu kegiatan Pembangunan Masyarakat Pesisir melalui CCDP IFAD. Rencana ini diharapkan menjadi salah satu rekomendasi konstruktif, baik kepada pemerintah pusat (Kementerian Kelautan dan Perikanan) serta PMO (Project Managament Officer), dan pemerintah daerah (Dinas Perikanan) serta PIU (Project Implementation Unit) Kabupaten Merauke ataupun pemangku kepentingan diluar pelaksana kegiatan CCDP IFAD. Dokumen ini dapat dijadikan salah satu dokumen acuan dan arahan dalam perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian sumberdaya sehingga dapat tercapai keseimbangan ekonomi dan ekologi dalam rangka menjamin kelestarian sumberdaya pesisir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Dokumen ICM ini disusun melalui serangkaian kegiatan antara lain pengumpulan data sekunder, survey lapangan, wawancara, FGD, analisis data dan penulisan dokumen.
Dokumen Pengelolaan Wilayah Pesisir (ICM) ini masih perlu dikonsultasikan kembali kepada stakeholder terkait untuk mendapatkan masukan sehingga menjadi lebih baik. Selain itu rencana pengelolaan ini diharapkan dapat diadopsi dalam rencana pembangunan desa atau pemerintahan daerah Kabupaten Merauke, agar mendapatkan pengakuan dari masyarakat luas dan pemangku kepentingan lainnya dan ikut mengimplementasikannya di masa datang.
Akhirnya, disampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam keseluruhan proses penyusunan dokumen ICM ini.
i | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... ii DAFTAR GAMBAR ... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Ruang Lingkup ... 2 1.3 Tujuan ... 3 1.4 Tahapan Penyusunan ... 3
BAB II RONA WILAYAH PESISIR ... 6
2.1 Kondisi Geografis dan Administratif ... 6
2.2 Kondisi Sosial Budaya ... 8
2.3 Aktivitas Ekonomi ... 9
2.4 Potensi SDA dan Ekosistem Pesisir ... 12
BAB III PERENCANAAN PENGELOLAAN ... 13
3.1 Isu-Isu Prioritas ... 14
3.2 Strategi Pengelolaan ... 16
3.3 Rencana Program ... 18
3.4 Monitoring dan Evaluasi ... 22
DAFTAR PUSTAKA ... 24
ii | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Identifikasi perencanaan aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan ...16
Tabel 2. Identifikasi perencanaan aspek Sosial-Budaya Kampung Wambi ...17
Tabel 3. Identifikasi Perencanaan aspek Ekonomi ...17
Tabel 4. Identifikasi perencanaan aspek Kelembagaan ...17
Tabel 5. Rencana Strategis dalam 5 tahun ...18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram alir penyusunan rencana pengelolaan pesisir terpadu ... 4Gambar 2. Peta Administrasi Kampung Wambi ... 6
Gambar 3. Peta Penggunaan Lahan (land use) Kampung Wambi ... 7
Gambar 4. Peta Infrastruktur Kampung Onggari ... 8
Gambar 5. Persentase mata pencaharian penduduk Kampung Wambi ...10
Gambar 6. Peta Penggunaan Ruang laut (sea use) Kampung Wambi ...11
Gambar 7. Peta Sumberdaya Pesisir Kampung Wambi ...12
1 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah pesisir memiliki sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung. Potensi yang dapat dimanfaatkan secara langsung seperti perikanan merupakan hasil nyata dan menjadi tumpuan utama bagi masyarakat yang hidup di wilayah pesisir. Melalui perikanan tangkap dan budidaya memberikan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan masyarakat pesisir, khususnya bagi rumah tangga nelayan. Adapun sumberdaya penting yang perlu diupayakan agar terus terjaga kondisinya antara lain: perbaikan ekosistem terumbu karang, lamun, dan mangrove. Setiap masing-masing ekosistem tersebut mampu terjaga dengan baik maka mengindikasikan melimpahnya stock ikan. Selain potensi sumberdaya yang melimpah, ekosistem lingkungan pesisir juga memberikan potensi berupa peluang pengembangan jasa-jasa lingkungan seperti pariwisata, pengolahan hasil perikanan, dll.
Hal tersebut mendorong adanya peningkatan permintaan terhadap kebutuhan sumberdaya dan jasa lingkungan. Seiring dengan pemanfaatan wilayah pesisir yang meningkat maka akan berdampak pada munculnya berbagai permasalahan. Indikasi tersebut ditunjukkan dengan meningkatanya jumlah penduduk yang menetap diwilayah pesisir, meningkatnya kemiskinan masyarakat pesisir, terjadinya pencemaran limbah cair maupun padat di lingkungan pesisir, kerusakan ekosistem pesisir, konflik kepentingan.
Kabupaten Merauke berada di wilayah pesisir, termasuk salah satunya adalah Kampung Wambi yang berada di Distrik Okaba. Sumberdaya alam, perikanan tangkap, kebudayaan, dan jasa-jasa lingkungan di wilayah tersebut sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam rangka membantu program pembangunan wilayah daerah. Pembangunan di wilayah pesisir dan laut yang merupakan suatu proses perubahan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, tidak terlepas dari aktivitas pemanfaatan sumberdaya alam pesisir dan laut. Pada aktivitas ini sering dilakukan kegiatan-kegiatan yang menimbulkan perubahan pada sumberdaya alam, diantaranya pembuangan limbah galangan kapal. Adanya aktifitas tersebut meberikan dampak terhadap lingkungan pesisir Kampung Wambi.
2 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
Sejalan dengan permasalahan tersebut, perencanaan pembangunan Kampung Wambi tetap memperhatikan aspek-aspek ekologi yang berlaku untuk mengurangi dampak negatif yang dapat merugikan bagi kelangsungan pembangunan itu sendiri secara menyeluruh. Perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam pesisir dan laut perlu dipertimbangkan secara cermat dan tepadu dalam setiap perencanaan pembangunan, agar dapat dicapai suatu pengembangan lingkungan hidup di pesisir dan laut dalam lingkup pembangunan.
Konsep perencanaan pengembangan wilayah pesisir perlu dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang menyeluruh. Pengelolaan pesisir terpadu (Integrated Coastal Management) merupakan suatu pendekatan pengelolaan wilayah pesisir yang melibatkan dua atau lebih ekosistem, sumberdaya, dan kegiatan pemanfaatan (pembangunan) secara terpadu yang bertujuan untuk mencapai pembangunan wilayah pesisir secara berkelanjutan. Keterpaduan tersebut perlu mencakup tiga dimensi, yaitu: sektoral, bidang ilmu, dan keterkaitan ekologis (Dahuri et al. 2001).
1.2 Ruang Lingkup
1.2.1 Ruang Lingkup Wilayah
Perencanaan dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana pengelolaan wilayah pesisir berada pada Kampung Wambi.
1.2.2 Ruang Lingkup Kegiatan
Adapun ruang lingkup kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penyusunan rencana pengelolaan wilayah pesisir desa/Kampung Wambi adalah sebagai berikut:
1. Menginventarisasi berbagai data primer dan sekunder yang berkaitan dengan potensi sumberdaya alam (pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, pertambangan dan energi, dll) dan jasa lingkungan di wilayah pesisir.
2. Mengidentifikasi isu strategis yang ada, khususnya isu kerusakan ekosistem wilayah pesisir, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan di pesisir Kampung Wambi.
3. Mengidentifikasi kondisi perekonomian wilayah baik berupa gambaran perekonomian masyarakat, kegiatan investasi yang berkembang, dan potensi
3 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
pengembangan ekonomi untuk multi sektor yang ada di wilayah pesisir Kampung Wambi.
4. Mengidentifikasi kondisi sosial dan nilai-nilai budaya (budaya lokal) dalam pengelolaan sumberdaya pesisir Kampung Wambi.
5. Menyusun rencana induk pengelolaan di wilayah pesisir Kampung Wambi, antara lain: isu strategis, visi dan misi, konsep kebijakan dan strategi pengembangan wilayah pesisir dan laut, rencana struktur runag wilayah pesisir, rencana pola pemanfaatan ruang pesisir dan laut, rencana kawasan-kawasan prioritas yang layak usaha secara nasional dan regional serta sektor unggulan yang dapat dikembangkan.
6. Mengadakan pertemuan dan diskusi melalui FGD di pesisir Kampung Wambi yang melibatkan segenap pemangku kepentingan.
1.3. Tujuan
Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk menyusun rencana pengelolaan wilayah pesisir terpadu ICM Kampung Wambi, Kabupaten Merauke yang menyeluruh terpadu dan berkelanjutan sesuai dengan visi dan misi pengembangan pengelolaan wilayah Pesisir Kabupaten Merauke.
1.4 Tahapan Penyusunan
Proses penyusunan rencana pengelolaan wilayah pesisir terpadu Kampung Wambi, sebagaimana disajikan pada gambar 1.
4 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
Gambar 1. Diagram alir penyusunan rencana pengelolaan pesisir terpadu
Diagram alir penyusunan rencana pengelolaan pesisir terpadu Kampung Onggari, meliputi 1. persiapan, 2. studi literatur dalam pengumpulan data dan informasi melalui (resources inventory) data sumberdaya lingkungan pesisir, replikasi desa merupakan data spasial berupa sistem informasi geospasial. Data BPS, dan Profil Kampung atau desa. Setelah proses tersebut dilanjutkan pada 3. Identifikasi atau pencarian informasi permasalahan dengan diskusi kelompok (Focus Group Discussions), penggalian informasi spasial dari masyarakat (community mapping based). Dari tahapan tersebut akan menghasilkan rumusan isu atau permasalahan dan penyajian spasial dalam peta.
Rumusan isu dan penyajian spasial diharapkan sebagai bahan untuk tahapan 4. kajian strategis, sehingga dapat menghasilkan 5. Draft dokumen perencanaan
Persiapan
Studi Literatur
Replikasi Desa Data BPS
Identifikasi Isu Pengelolaan Profil Kampung Resource Inventory FGD Community Mapping Penyajian Spasial Rumusan Isu Kajian Strategi Pengelolaan Draft Dokumen Rencana Dokumen Perencanaan Konsultasi Pakar
5 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
pengelolaan pesisir yang terlebih dahulu dikonsultasikan dengan pakar para ahli untuk menjadi dokumen rencana pengelolaan pesisir yang telah disepakati bersama antar pemangku kepentingan.
6 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
BAB II
RONA WILAYAH PESISIR
2.1 Kondisi Geografis dan Administratif
Kampung Wambi merupakan salah satu dari 8 kampung yang berada di Distrik Okaba. Luas wilayah Kampung Wambi adalah sebesar 936,02 km2 dan merupakan kampung dengan wilayah terluas di Distrik Okaba, yang terdiri dari 2 dusun dan 6 Rukun Tetangga (RT). Secara geografis Kampung Wambi berada pada posisi 07o 57’ 22,12’’ - 08o 8’ 20,22’’ LU dan 1390 12’ 21,69” - 1390 35’ 8,20” BT. Batas wilayah
administrasi Kampung Wambi, sebagaimana disajikan pada Peta administrasi pada gambar 2 berikut
Utara : Kecamatan Tubang dan Kecamatan Nguti
Selatan : Laut Arafuru
Timur : Kampung Dufmira
Barat : Sungai Buraka dan Kecamatan Tubang
7 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
Jarak dari Kampung Wambi menuju Ibukota Distrik Okaba adalah sejauh 4,76 km, dan jarak menuju Ibukota Kabupaten Merauke adalah sekitar 140 km. Sebagian besar lahan di Kampung Wambi merupakan lahan Pertanian Lahan basah dan Sempadan Pantai. Sedangkan wilayah yang digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat atau pemukiman hanya sebagian kecil saja seperti yang terlihat pada Gambar 3 berikut ini.
8 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
Aktivitas masyarakat di Kampung Wambi ditunjang dengan beberapa sarana dan prasarana yang tersedia, seperti sekolah, sarana kesehatan, sarana peribadatan, dll. Selain itu untuk menunjang perkembangan informasi masyaarakat kampung Wambi CCDP-IFAD mendirikan pondok informasi yang berfungsi sebagai sarana berkumpul masyarakat. Berikut peta insfrastruktur yang tersedia di Kampung Wambi.
2.2 Kondisi Sosial Budaya 2.2.1. Penduduk
Hingga tahun 2013, Kampung Wambi dihuni oleh sekitar 1335 orang, yang terdiri dari 690 orang penduduk laki-laki dan 645 orang penduduk perempuan. Jumlah rumah tangga yang terdapat di Kampung Wambi adalah sebanyak 260 KK dengan rata-rata KK terdiri dari 5 anggota/KK. Penduduk di Kampung Wambi didominasi oleh suku Marind dan suku Malind.
9 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke 2.2.2. Kesejahteraan Keluarga
Berdasarkan tingkat pendapatan, tingkat kemiskinana di Kampung Wambi masih tergolong tinggi. Apabila dikategorikan, penduduk di Kampung Wambi terdiri dari 100 KK (64,11%) tergolong sangat miskin, 53 KK (33,97%) miskin, dan 3 KK (1,92%) sedang. Dapat dikatakan bahwa tingkat kemiskinan di Kampung Wambi sebesar 76,89%.
2.2.3 Pendidikan
Di Kampung Wambi tersedia sarana pendidikan berupa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
2.2.4 Fasilitas Kesehatan
Sarana kesehatan yang tersedia di Kampung Wambi adalah berupa 1 unit Pustu dan 1 unit Posyandu. Sedangkan tenaga kesehatan yang tersedia diantaranya adalah 1 orang bidan dan 1 orang dukun bayi.
2.2.5 Kelembagaan
Selain pemerintah kampung, masyarakat Kampung Wambi juga memiliki beberapa kelompok/lembaga, dianataranya adalah Kelompok Tani, Kelompok Nelayan, Badan Musyawarah Kampung (BAMUSKAM), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kampung (LPMK) serta Pemberdayaan Kesehatan Keluarga (PKK).
2.3 Aktivitas Ekonomi
2.3.1 Mata Pencaharian Masyarakat
Rata-rata penduduk di Kampung Wambi memiliki mata pencaharian sebagai petani. Selain itu ada pula yang bermatapencaharian sebagai nelayan, peternak, pedagang, PNS, serta pensiunan. Berikut persentase penduduk di Kampung Wambi berdasarkan mata pencaharian.
10 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
Gambar 5. Persentase mata pencaharian penduduk Kampung Wambi
2.3.2 Pendapatan Perkapita Sektor Perikanan
Pendapatan masyarakat dari sektor perikanan adalah nelayan. Pendapatan rata-rata nelayan di Kampung Wambi adalah sebesar Rp. 200.000,00 per bulan yang berasal dari penghasilan kepala rumah tangga (Rp. 100.000,00) serta penghasilan anggota keluarga yang bekerja (Rp. 100.000,00).
2.3.3 Prasarana dan Sarana
Sarana peribadatan di Kampung Wambi adalah berupa 1 buah gereja katolik. Sedangkan untuk aktivitas perekonomian, terdapat 4 buah kios/toko kelontong yang dapat ditemukan di Kampung Wambi. Untuk sarana listrik, di Kampung Wambi sudah terjangkau listrik meskipun bukan berasal dari PLN. Jumlah keluarga pengguna listrik non-PLN di Kampung Wambi berjumlah 85 keluarga, sedangkan 215 keluarga lainnya belum menggunakan listrik dirumahnya.
85% 10%
Petani
Nelayan penuh waktu Peternak
Pedagang PNS Pensiunan
11 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
Wilayah pesisir dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencari ikan. Nelayan di Kampung Wambi termasuk dalam kategori nelayan tradisional dengan alat tangkap yang digunakan berupa jaring tarik. Lokasi daerah penangkapan ikan masyaratKmpung Wambi disajikan pada gambar seause dibawah ini.
12 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke 2.4. Potensi SDA dan Ekosistem Pesisir
2.4.1 Ekosistem Pantai
Sebaran ekosistem pantai terdiri dari hamparan pasir beserta vegetasi
pepohonan non Mangrove, diantaranya Pohon Kelapa dan Ketapang yang berada di sepanjang pantai Wambi
13 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke BAB III
PERENCANAAN PENGELOLAAN
Perencaan merupakan tahap awal dalam menjalakan pengelolaan berdasarkan aspek yang berkaitan diantaranya aspek sosial ekonomi, lingkungan dan kelembagaan. Pemanfaatan wilayah pesisir dominan dilakukan oleh manusia. Sehingga peranan manusia sebagai pemangku kepentingan dalam lingkup pengelolaan wilayah pesisir terpadu sangatlah penting. Menurut Cicin-Sain (1993) menjelaskan bahwa pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu menekankan pada beberapa hal diantaranya keterpaduan antar sektor, keterpaduan antara daratan dan perairan, keterpaduan antar tingkat pemerintah (nasional, Provinsi, Kabupaten/kota, Kelurahan/Kampung), keterpaduan antar negara, dan keterpaduan antar disiplin ilmu.
Adapun bagian dalam perencaan pengelolaan wilayah pesisir berkaitan dengan tata ruang. penataan ruang merupakan pemanfaatan dan pengendalian ruang. Sebagaimana disajikan dalam peta pengelolaan pesisir terpadu (ICM) Kampung Wambi pada gambar 8.
14 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke 3.1 Isu-Isu Prioritas
1. Aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Kerentanan wilayah pesisir
Wilayah pesisir Kampung Wambi berada dalam kondisi yang rentan terhadap bencana seperti banjir rob. Kondisi tersebut disebabkan oleh perubahan iklim serta abrasi yang terjadi di wilayah pesisir ini. Sehingga ditakutkan akan menimbulkan berbagai macam dampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap keberlangsungan masyarakat serta sumberdaya perikanan disekitar wilayah tersebut.
Hasil tangkapan mengalami penurunan
Penurunan hasil tangkapan kerap dialami oleh nelayan Kampung Wambi. Hal ini disebabkan karena nelayan Kampung Wambi masih tergolong nelayan tradisional yang menggunakan alat tangkap yang sederhana. Utamanya penurunan ini akan sangat terasa pada saat musim-musim tertentu.
Pemanfaatan hutan mangrove dijadikan bahan bangunan
Ancaman lainnya di Kampung Wambi adalah ancaman terhadap keberadaan mangrove. Hal tersebut disebabkan maraknya pemanfaatan kayu mangrove oleh masyarakat untuk keperluan bahan bangunan. Apabila hal tersebut terus terjadi maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kerusakan terhadap hutan mangrove di Kampung Wambi. Seperti yang telah diketahui bahwa hutan mangrove memiliki berbagai macam fungsi, sehingga apabila keberadaan mangrove di Kampung Wambi rusak maka akan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi keberlangsungan kehidupan sekitarnya.
Ancaman kekurangan air bersih
Ketersediaan air bersih di Kampung Wambi terkadang tidak mencukupi kebutuhan penduduk sekitar. Terutama pada saat musim kering, sumur-sumur galian warga biasnaya juga akan ikut mengering.
Pemanfaatan biota dilindungi (penyu)
Penduduk Kampung Wambi saat ini masih kerap melakukan pemanfaatan terhadap penyu. Penyu sendiri merupakan salah satu biota yang seharusnya dilindungi. Hal ini dimungkinkan terjadi akibat kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian penyu.
15 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke 2. Aspek Sosial-Budaya
Tingkat pendidikan terbilang masih sangat rendah
Pendidikan di Kampung Wambi juga masih dalam kategori rendah. Sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran serta keinginan masyarakat dalam menimba ilmu. Tenaga pendidik yang telah tersedia juga dirasa perlu penambahan personil agar dapat lebih maksimal dalam melaksanakan tugasnya.
Tingkat kesehatan sangat kurang
Tingkat kesehatan di Kampung Wambi tergolong masih rendah. Hal ini terlihat dari masih adanya penderita gizi buruk, serta penduduk yang sering terjangkit malaria serta diare. Hal ini disebabkan karena pemahaman masyarakat yang minim sehingga kerap meminum air tanpa dimask terlebih dahulu. Sehingga perlu dilakukan suatu upaya untuk membuat masyarakat lebih peduli terhadap pentingnya kesehatan.
3. Aspek Ekonomi
Rendahnya Kemampuan Permodalan, Sumber Bahan baku dan
Menghasilkan Produk layak untuk Pasar.
Permodalan merupakan hal utama dalam menjalankan suatu usaha. Sehingga keterbatasan akan modal yang dialami penduduk Kampung Wambi ini menjadi salah satu penghambat untuk berkembangnya usaha di Kampung Wambi. Selain itu masyarakat juga perlu mendapatkan pelatihan agar dapat menghasilkan produk-produk yang dapat menignkatkan nilai ekonomi dari suatu bahan baku.
Tidak adanya tempat terpusat berupa rumah produksi dan rumah
pemasaran
Rumah produksi serta rumah pemasaran juga belum tersedia untuk kelompok-kelompok usaha yang ada di Kampung Wambi. Sehingga kegiatan produksi belum dapat dikembangkan secara maksimal.
16 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke 4. Aspek Kelembagaan
Rendahnya peran aktif masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan
pembangunan wilayah pesisir
Kampung Wambi memiliki potensi wisata pantai yang mampu dijadikan penunjang pembangunan masyarakat. Seiring dengan kebutuhan masyarakat untuk menikmati kawasan wisata pantai di Kabupaten Merauke diperlukan adanya pengembangan yang bersinergi antar pemangku kepentingan. Kondisi saat ini yang menjadi kendala adalah akses jalan yang menuju Kampung Wambi.
3.2. Strategi Pengelolaan
Tabel 1. Identifikasi perencanaan aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan Aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan
No Isu Strategi
1 Kerentanan wilayah pesisir a. Merencanakan revitalisasi vegetasi pantai b. Menargetkan upaya mitigasi bencana c. Merencanakan pengawasan dan
pengaturan ekosistem mangrove 2 Hasil tangkapan mengalami
penurunan
a. Merencanakan Pembuatan Jaring Penahan Sampah pada kali Hulu ke Hilir.
Penambahan fasilitas kebersihan. b. Pengendalian limbah rumah tangga dan
limbah Industri dengan pemberlakuan aturan Kampung Wambi
3 Pemanfaatan mangrove sebagai bahan bangunan
a. Sosialisasi terhadap masyarakat terkait pentingnya mangrove bagi lingkungan b. Pembuatan aturan serta pengawasan
terhadap aktivitas pemanfaatan mangrove 4 Ancaman kekurangan air bersih a. Merencanakan program pengolahan air
bersih
b. Merencanakan penyedian tempat atau bak penampungan air
5 Pemanfaatan biota dilindungi (penyu)
a. Sosialisasi terhadap masyarakat terkait status penyu sebagai biota dilindungi b. Pembuatan aturan serta pengawasan
terhadap aktivitas pemanfaatan penyu c. Perencanaan terkait pembuatan lokasi
17 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke Tabel 2. Identifikasi perencanaan aspek Sosial-Budaya Kampung Wambi
Aspek Sosial-Budaya
No Isu Strategi
1 Tingkat pendidikan terbilang masih sangat rendah
a. Penambahan sarana dan fasilitas pendidikan
b. Dorongan untuk sadar akan pendidikan lanjut kejenjang SLTA/SMU, dengan pemberian informasi beasiswa.
2 Tingkat kesehatan kurang a. Pembangunan posyandu Lansia dan Balita beserta penambahan tenaga medis.
Tabel 3. Identifikasi Perencanaan aspek Ekonomi
Tabel 4. Identifikasi perencanaan aspek Kelembagaan Aspek Ekonomi
No Isu Strategi
1 Rendahnya Kemampuan
Permodalan, Sumber bahan baku dan menghasilkan produk
a. Mendorong dan memfasilitasi
pengembangan usaha-usaha kecil berbasis masyarakat bersama program pemerintah. b. Meningkatkan keterampilan dan
manajemen usaha dengan pelatihan 2 Tidak adanya tempat terpusat
berupa rumah produksi dan rumah pemasaran
a. Merencanakan pembangunan rumah produksi dan pemasaran dalam satu lokasi
Aspek Kelembagaan
No Isu Strategi
1 Peran aktif masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan wilayah pesisir masih acuh.
a. Meningkatkan peran tokoh masyarakat untuk mendorong akan kepedulian pengawasan.
b. Meningkatkan dan melestarikan budaya gotong royong/kerja bakti menjaga lingkungan pesisir.
18 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke 3.3. Rencana Program
Tabel 5. Rencana Strategis dalam 5 tahun
Isu Strategi Kegiatan Pelaksana Waktu Sumber
Pendanaan 1 2 3 4 5 Kerentanan wilayah pesisir a. Merencanakan revitalisasi vegetasi pantai b. Menargetkan upaya mitigasi bencana c. Merencanakan pengawasan dan pengaturan ekosistem mangrove 1. Penanaman bibit mangrove, Kelapa dan Ketapang 2. Pembuatan peta lokasi rawan abrasi. 3. Perencanaan penanggulanga n Tsunami
Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kehutanan, BPBD APBD, Bantuan LN, Swadaya Masyarakat Hasil tangkapan mengalami penurunan Pengawasan terhadap lingkungan pesisir 1. Pelatihan dan pendampingan untuk peralihan mata pencaharian alternatif penambang pasir
Dinas Kelautan dan Perikanan APBD Pemanfaatan mangrove sebagai bahan bangunan a. Sosialisasi terhadap masyarakat terkait 1. Sosialisasi Manfaat dan pentingnya
Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kehutanan
APBD,Dana Desa dan Bantuan LN
19 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke pentingnya mangrove bagi lingkungan b. Pembuatan aturan serta pengawasan terhadap aktivitas pemanfaatan mangrove mangrove Ancaman kekurangan air bersih a. Merencanakan program pengolahan air bersih 1. Pembuatan sarana penampungan air 2. Mendorong instalasi rumah pompa Distrik Okaba PDAM, Dinas Pekerjaan Umum Dana Desa, Swadaya Masyarakat, CSR Pemanfaatan biota dilindungi (penyu) Menjaga Kelestarian Biota dilindungi 1. Sosialisasi terkait status penyu sebagai biota dilindungi 2. Pembuatan aturan serta pengawasan terhadap aktivitas pemanfaatan penyu Perencanaan terkait pembuatan lokasi penetasan
Dinas Kelautan dan Perikanan
Swakelola Masyarakat, Bantuan Desa
20 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke telur Tingkat pendidikan terbilang masih sangat rendah a. Penambahan sarana dan fasilitas pendidikan b. Dorongan untuk sadar akan pendidikan lanjut kejenjang SLTA/SMU, dengan pemberian informasi beasiswa. 1. Pemberian informasi Beasiswa 2. Pengadaan sarana transportasi sekolah Dinas Pendidikan, Dinas Perhubungan APBD, Dana Desa, Swadaya Masyarakat, CSR Tingkat kesehatan kurang a. Pembangunan posyandu Lansia dan Balita beserta penambahan tenaga medis. 1. Penambahan tenaga medis 2. Pengadaan mobil sigap setiap Kampung Dinas Kesehatan APBD, Dana Desa Rendahnya Kemampuan Permodalan,
Sumber bahan baku dan menghasilkan produk a. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan usaha-usaha kecil berbasis masyarakat bersama program pemerintah. b. Meningkatkan keterampilan dan manajemen usaha dengan pelatihan 1. Memberikan bantuan modal kepada kelompok usaha 2. Mengadakan pelatihan manajemen usaha perikanan skala rumah tangga
Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Koperasi, DInas Perdagangan Dana Desa, Swadaya Masyarakat, CSR
21 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke Tidak adanya
tempat terpusat berupa rumah produksi dan rumah pemasaran
a. Merencanakan pembangunan rumah produksi dan pemasaran dalam satu lokasi
1. Pembuatan rumah produksi dan rumah pemasaran bagi kelompok usaha
Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Koperasi, DInas Perdagangan Dana Desa, Swadaya Masyarakat, CSR Peran aktif masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan wilayah pesisir masih acuh. a. Meningkatkan peran tokoh masyarakat untuk mendorong akan kepedulian pengawasan. b. Meningkatkan dan melestarikan budaya gotong royong/kerja bakti menjaga lingkungan pesisir. 1. Sosialisasi perencanaan pengelolaan wilayah pesisir 2. Kegiatan rutin kerja bakti RT 3. Perlombaan kebersihan tingkat RT Kampung Wambi Swadaya Masyarakat, Dana Desa
22 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke 3.4. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan Waktu Penangung Jawab
1 2 3 4 5
1. Penanaman Mangrove, Kelapa dan Ketapang
2. Pembuatan peta lokasi rawan abrasi 3. Perencanaan penanggulangan
Tsunami
Dinas Pekerjaan Umum, BASARNAS, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kehutanan
4. Pelatihan dan pendampingan untuk peralihan mata pencaharian alternatif penambang pasir
5. Sosialisasi manfaat dan pentingnya mangrove
BLH, Dinas Kebersihan, Dinas Kelautan Perikanan
7. Pembuatan sarana penampungan air (tandon air)
8. Mendorong instalasi rumah pompa di Kampung Okaba
23 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
9. Sosialisai terkait status penyu sebagai biota dilindungi
10. Pembuatan aturan serta pengawasan terhadap aktivitas pemanfaatan penyu perencanaan terkait pembuatan lokasi penetasan telur
11. Pemberian informasi beasiswa 12. Pengadaan sarana transportasi
sekolah
13. Mengupayakan pelayanan cepat tanggap kesehatan
14. Pembuatan rumah produksi dan rumah pemasaran bagi kelompok usaha
15. Memberikan bantua modal kepada kelompok usaha
16. Mengadakan pelatihan manajemen usaha perikanan skala rumah tangga 17. Sosialisasi perencanaan pengelolaan
wilayah pesisir
18. Kegiatan rutin kerja bakti RT 19. Perlombaan kebersihan tingkat RT
Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Koperasi dan usaha kecill
menengah, Dinas Kelautan dan Perikanan, , serta perangkat pemerintahan kampung 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke. 2016. Kabupaten Merauke Dalam Angka. Catalog: 1102001.5371
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke. 2016. Kecamatan Kota Lama Dalam Angka. Catalog: 1102001.5371041
Cicin-Sain B. 1993. Sustainable Development and Integrated Coastal Zone Management. Ocean and Coastal Management 21:11-14. Island Press.
Dahuri R., Ginting S, dan Sitepu M. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Tepadu. Jakarta: PT. Pradya Paramita
25 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
LAMPIRAN 1. FOTO KEGIATAN
1 2
3 4
Telampir foto kegiatan :
1. Agenda FGD di Kampung Wambi bersama Kelompok Masyarakat
2. Masyarakat Wambi menyampaikan usulan rencana pengelolaan pada saat FGD 3. Perjalanan menuju kampung Wambi
26 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
LAMPIRAN 2. PETA
27 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
28 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
29 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
30 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke
31 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Wambi, Kabupaten Merauke