Kampung Kaiburse
KATA PENGANTAR
Pengelolaan Pesisir Terpadu atau dalam bahasa asing sering disebut dengan Integrated Coastal Managament (ICM) merupakan sebuah konsep pengelolaan wilayah pesisir secara terintegrasi. Integrasi yang dimaksud ialah upaya pengelolaan secara terpadu, terpadu antar ekosistem pesisir, terpadu antara ekosistem daratan dengan laut, terpadu antar instansi pemerintahan, terpadu antara pemerintah dengan pemangku kepentingan (stakeholder), dan terpadu antar multi displin ilmu. Keterpaduan tersebut dipandang perlu untuk mencegah konflik kepentingan akan laut, konflik wewenang akan laut, dan konflik penggunaan sumber daya hayati dan non-hayati yang ada di pesisir dan lautan. Keterpaduan merupakan aspek yang sangat penting dalam kegiatan pembangunan masyarakat pesisir
Penyusunan dokumen rencana pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu (ICM) Kampung Kaiburse merupakan salah satu kegiatan Pembangunan Masyarakat Pesisir melalui CCDP IFAD. Rencana ini diharapkan menjadi salah satu rekomendasi konstruktif, baik kepada pemerintah pusat (Kementerian Kelautan dan Perikanan) serta PMO (Project Managament Officer), dan pemerintah daerah (Dinas Perikanan) serta PIU (Project Implementation Unit) Kabupaten Merauke ataupun pemangku kepentingan diluar pelaksana kegiatan CCDP IFAD. Dokumen ini dapat dijadikan salah satu dokumen acuan dan arahan dalam perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian sumberdaya sehingga dapat tercapai keseimbangan ekonomi dan ekologi dalam rangka menjamin kelestarian sumberdaya pesisir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Dokumen ICM ini disusun melalui serangkaian kegiatan antara lain pengumpulan data sekunder, survey lapangan, wawancara, FGD, analisis data dan penulisan dokumen.
Dokumen Pengelolaan Wilayah Pesisir (ICM) ini masih perlu dikonsultasikan kembali kepada stakeholder terkait untuk mendapatkan masukan sehingga menjadi lebih baik. Selain itu rencana pengelolaan ini diharapkan dapat diadopsi dalam rencana pembangunan desa atau pemerintahan daerah Kabupaten Merauke, agar mendapatkan pengakuan dari masyarakat luas dan pemangku kepentingan lainnya dan ikut mengimplementasikannya di masa datang.
Akhirnya, disampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam keseluruhan proses penyusunan dokumen ICM ini.
i | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... ii DAFTAR GAMBAR ... ii BAB IPENDAHULUAN ... 1 1.1Latar Belakang ... 1 1.2 Ruang Lingkup ... 2 1.3 Tujuan ... 2 1.4 Tahapan Penyusunan... 2BAB IIRONA WILAYAH PESISIR ... 4
2.1 Kondisi Geografis dan Administratif ... 4
2.2 Kondisi Sosial Budaya ... 6
2.3 Aktivitas Ekonomi ... 8
2.4 Potensi SDA dan Ekosistem Pesisir ... 9
BAB IIIPERENCANAAN PENGELOLAAN ... 11
3.1 Isu-Isu Prioritas... 12
3.2 Strategi Pengelolaan ... 14
3.3 Rencana Program ... 16
3.4 Monitoring dan Evaluasi ... 19
DAFTAR PUSTAKA ... 20
ii | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Identifikasi perencanaaan aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan ... 14
Tabel 2. Identifikasi perencanaan aspek Sosial-Budaya Kampung Kaiburse ... 14
Tabel 3. Identifikasi Perencanaan aspek Ekonomi ... 14
Tabel 4. Identifikasi perencanaan aspekKelembagaan ... 14
Tabel 5. Rencana Strategis dalam 5 tahun ... 16
Tabel 6. Kegiatan monitoring dan Evaluasi kegiatan ... 19
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Diagram Alir Penyusunan rencana pengelolaan pesisir ... 3Gambar 2. Peta Administrasi Kampung Kaiburse ... 4
Gambar 3. Peta Penggunaan Lahan (land use) Kampung Kaiburse ... 5
Gambar 4. Peta Infrastruktur Kampung Kaiburse ... 6
Gambar 5. Persentase pendidikan penduduk Kampung Kaiburse ... 7
Gambar 6. Persentase penduduk Kampung Kaiburse berdasarkan mata pencaharian ... 8
Gambar 7. Peta potensi Sumberdaya Alam Kampung Kaiburse ... 9
Gambar 8. Peta Penggunaan Ruang Laut (sea use) Kampung Kaiburse ... 10
1 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah pesisir memiliki sumberdaya alam yang dapat dimanfatkan secara langsung maupun tidak langsung. Potensi yang dapat dimanfaatkan secara langsung seperti perikanan merupakan hasil nyata dan menjadi tumpuan utama bagi masyarakat yang hidup di wilayah pesisir. Melalui perikanan tangkap dan budidaya memberikan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan masyarakat pesisir, khususnya bagi rumah tangga nelayan. Adapun sumberdaya penting yang perlu diupayakan agar terus terjaga kondisinya antara lain: perbaikan ekosistem terumbu karang, lamun, dan mangrove. Setiap masing-masing ekosistem tersebut mampu terjaga dengan baik maka mengindikasikan melimpahnya stock ikan. Selain potensi sumberdaya yang melimpah, ekosistem lingkungan pesisir juga memberikan potensi berupa peluang pengembangan jasa-jasa lingkungan seperti pariwisata, pengolahan hasil perikanan, dll.
Hal tersebut mendorong adanya peningkatan permintaan terhadap kebutuhan sumberdaya dan jasa lingkungan. Seiring dengan pemanfaatan wilayah pesisir yang meningkat maka akan berdampak pada munculnya berbagai permasalahan. Indikasi tersebut ditunjukkan dengan meningkatanya jumlah penduduk yang menetap diwilayah pesisir, meningkatnya kemiskinan masyarakat pesisir, terjadinya pencemran limbah cair maupun padat di lingkungan pesisir, kerusakan ekosistem pesisir, konflik kepentingan.
Kabupaten Merauke berada di wilayah pesisir, termasuk salah satunya adalah Kampung Kaiburse yang berada di Distrik Malind. Sumberdaya alam, perikanan tangkap, kebudayaan, dan jasa-jasa lingkungan di wilayah tersebut sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam rangka membantu program pembangunan wilayah daerah. Pembangunan di wilayah pesisir dan laut yang merupakan suatu proses perubahan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, tidak terlepas dari aktivitas pemanfaatan sumberdaya alam pesisir dan laut. Pada aktivitas ini sering dilakukan kegiatan-kegiatan yang menimbulkan perubahan pada sumberdaya alam. Diantaranya pembuangan limbah galangan kapal. Adanya aktifitas tersebut meberikan dampak terhadap lingkungan pesisir Kampung Kaiburse.
Sejalan dengan permasalahan tersebut, perencanaan pembangunan Kampung Kaiburse tetap memperhatikan aspek-aspek ekologi yang berlaku untuk mengurangi dampak negatif yang dapat merugikan bagi kelangsungan pembangunan itu sendiri secara menyeluruh. Perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam pesisir dan laut perlu dipertimbangkan secara cermat dan tepadu dalam setiap perencanaan pembangunan, agar dapat dicapai suatu pengembangan lingkungan hidup di pesisir dan laut dalam lingkup pembangunan.
Konsep perencanaan pengembangan wilayah pesisir perlu dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang menyeluruh. Pengelolaan pesisir terpadu (Integrated Coastal Management) merupakan suatu pendekatan pengelolaan wilayah pesisir yang melibatkan dua atau lebih ekosistem, sumberdaya, dan kegiatan pemanfaatan (pembangunan) secara terpadu yang bertujuan untuk mencapai pembangunan wilayah pesisir secara
2 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
berkelanjutan. Keterpaduan tersebut perlu mencakup tiga dimensi, yaitu: sektoral, bidang ilmu, dan keterkaitan ekologis (Dahuri et al. 2001).
1.2 Ruang Lingkup
1.2.1 Ruang Lingkup Wilayah
Perencanaan dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana pengelolaan wilayah pesisir berada pada Kampung Kaiburse.
1.2.2 Ruang Lingkup Kegiatan
Adapun ruang lingkup kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penyusunan rencana pengelolaan wilayah pesisir Kampung Kaiburse adalah sebagai berikut:
1. Menginventarisasi berbagai data primer dan sekunder yang berkaitan dengan potensi sumberdaya alam (pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, pertambangan dan energi, dll) dan jasa lingkungan di wilayah pesisir.
2. Mengidentifikasi isu strategis yang ada, khususnya isu kerusakan ekosistem wilayah pesisir, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan di pesisir Kampung Kaiburse.
3. Mengidentifikasi kondisi perekonomian wilayah baik berupa gambaran perekonomian masyarakat, kegiatan investasi yang berkembang, dan potensi pengembangan ekonomi untuk multi sektor yang ada di wilayah pesisir Kampung Kaiburse.
4. Mengidentifikasi kondisi sosial dan nilai-nilai budaya (budaya lokal) dalam pengelolaan sumberdaya pesisir Kampung Kaiburse.
5. Menyusun rencana induk pengelolaan di wilayah pesisir Kampung Kaiburse, antara lain: isu strategis, visi dan misi, konsep kebijakan dan strategi pengembangan wilayah pesisir dan laut, rencana struktur runag wilayah pesisir, rencana pola pemanfaatan ruang pesisir dan laut, rencana kawasan-kawasan prioritas yang layak usaha secara nasional dan regional serta sektor unggulan yang dapat dikembangkan.
6. Mengadakan pertemuan dan diskusi melalui FGD di pesisir Kampung Kaiburse yang melibatkan segenap pemangku kepentingan.
1.3. Tujuan
Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk menyusun rencana pengelolaan wilayah pesisir terpadu ICM Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke yang menyeluruh terpadu dan berkelanjutan sesuai dengan visi dan misi pengembangan pengelolaan wilayah Pesisir Kabupaten Merauke 20 tahun kedepan.
1.4 Tahapan Penyusunan
Proses penyusunan perencanaan pengelolaan wilayah pesisir terpadu Kampung Kaiburse, sebagaimana disajikan dalam alur tahapan penyusunan pada gambar. 1 :
3 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
Diagram alir penyusunan rencana pengelolaan pesisir terpadu Kampung Kaiburse, meliputi 1. persiapan, 2. studi literatur dalam pengumpulan data dan informasi melalui (resources inventory) data sumberdaya lingkungan pesisir, replikasi desa merupakan data spasial berupa sistem informasi geospasial. Data BPS, dan Profil Kampung atau desa. Setelah proses tersebut dilanjutkan pada 3. Identifikasi atau pencarian informasi permasalahan dengan diskusi kelompok (Focus Group Discussions), penggalian informasi spasial dari masyarakat (community mapping based). Dari tahapan tersebut akan menghasilkan rumusan isu atau permasalahan dan penyajian spasial dalam peta.
Rumusan isu dan penyajian spasial diharapkan sebagai bahan untuk tahapan 4. kajian strategis, sehingga dapat menghasilkan 5. draft dokumen perencanaan pengelolaan pesisir yang terlebih dahulu dikonsultasikan dengan pakar para ahli untuk menjadi dokumen rencana pengelolaan pesisir yang telah disepakati bersama antar pemangku kepentingan.
Persiapan
Studi Literatur
Replikasi Desa Data BPS
Identifikasi Isu Pengelolaan Profil Kampung Resource Inventory FGD Community Mapping Penyajian Spasial Rumusan Isu Kajian Strategi Pengelolaan Draft Dokumen Rencana Dokumen Perencanaan Konsultasi Pakar
4 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
BAB II
RONA WILAYAH PESISIR
2.1 Kondisi Geografis dan Administratif
Kampung Kaiburse merupakan salah satu dari 7 kampung yang terdapat di Distrik Malind yang terletak pada 08o 19’ 4,56’’ - 08o 21’ 4,99’’ LU dan 1400 10’ 2,58” - 1400 12’ 22,41” BT. Luas wilayah Kampung Kaiburse adalah sebesar 7,28 km2 atau sebesar 1,32% dari total keseluruhan wilayah Distrik Malind. Batas administrasi Kampung Kaiburse adalah. Sebagaimana disajikan pada gambar 2.
Adapun batas wilayah Kapung Kaiburse Selatan : Kampung Kumbe Barat : Laut Arafura Utara : Kampung Rawa sari Timur : Kampung Onggari
Kampung Kaiburse secara administratif terbagi menjadi 2 dusun/RW dan 4 RT. Kampung Kaiburse ini dapat ditempuh melalui jalur darat dengan jarak 4,7 km dari Ibukota Distrik Malind, sedangkan akses dari Ibukota Kabupaten Merauke dapat ditempuh dengan jarak 103 km.
5 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
Kampung Kaiburse merupakan bagian dari Distrik Malind yang memiliki potensi penggerak perekonomian hasil pertanian dan perkebunan. Berdasarkan pengamatan sebaran penggunaan lahan di Kampung Kaiburse terbagi beberapa kawasan. Kawasan dengan penggunaan terluas adalah ladang pertanian. Perkebunan dan pemukiman Berikut Peta penggunaan lahan (land use) Kampung Kaiburse.
Penggunaan lahan di Kampung Kaiburse didominasi oleh lahan pertanian, sedangkan kawasan pemukiman memiliki luasan yang cukup kecil berada pada wilayah selatan daerah pesisir pembangunan infrastruktur mapun penunjang pembangunan di Kampung Kaiburse diantaranya, sarana pendidikan, saranan rumah peribadatan, sarana kesehatan (posyandu), serta infrastruktur pendukung wisata seperti gazebo atau pondok kecil. Termasuk pembangunan pondok informasi CCDP-IFAD di kawasan wisata. Berikut peta infrastruktur pada gambar 4.
6 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
Gambar 4. Peta Infrastruktur Kampung Kaiburse
2.2 Kondisi Sosial Budaya 2.2.1 Penduduk
Kampung Kaiburse dihuni oleh sebanyak 365 jiwa, dengan komposisi penduduk 179 jiwa laki-laki dan 186 jiwa penduduk perempuan. Jumlah kepala keluarga di Kampung Kaiburse berjumlah sebanyak 105 KK, sedangkan rata-rata anggota masing-masing keluarga berjumlah 3 orang/KK. Sebagian besar penduduk yang tinggal di Kampung Kaiburse adalah masyarakat asli papua. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2013 di Kampung Kaiburse penduduk yang bukan penduduk asli papua terdapat sebanyak 12,5%. Persentase penggunaan wilayah untuk pemukiman dan bangunan di Kampung Kaiburse adalah 11% dari keseluruhan luas wilayah, sedangkan wilayah lainnya adalah berupa lahan pertanian dan lahan kehutanan.
Jumlah rumah penduduk yang terdapat di wilayah Kampung Kaiburse berjumlah 55 buah. Rumah di Kampung Kaiburse ini terdiri dari rumah tidak permanen dan rumah semi permanen yang masing-masing berjumlah 10 (18,18%) dan 45 (81,82%) unit. Selain itu dari keseluruhan jumlah rumah tersebut 11 unit diantaranya termasuk dalam kategori rumah yang tidak layak huni.
2.2.2 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung pembangunan sosial di suatu wilayah. Seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan di suatu wilayah, maka hal tersebut akan turut meningkatkan taraf hidup lainnya di wilayah tersebut. Hingga saat ini tingkat pendidikan penduduk Kampung Kumbe lebih
7 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
didominasi oleh lulusan Sekolah Dasar (SD). Persentase tersebut terus menurun seiring tingginya jenjang pendidikan. Hal ini terlihat pada persentase lulusan perguruan tinggi yang hanya sebesar 2,38% saja. Selain itu, di Kampung Kumbe masih juga ditemukan penduduk yang tidak lulus SD atau putus sekolah pada jenjang SD bahkan buta huruf. Persentase pendidikan penduduk Kampung Kaiburse disajikan pada gambar berikut.
Gambar 5 Persentase pendidikan penduduk Kampung Kaiburse
Sarana pendidikan yang tersedia di Kampung Kaiburse adalah 1 unit Sekolah Dasar (SD), yaitu SD YPPK St. Agustinus Kaiburse. Sehingga untuk anak-anak yang ingin melanjutkan ke jenjang selanjutnya baik SLTP maupun SLTA harus pergi ke sekolah yang berada di kampung lain seperti Kampung Kumbe.
2.2.4 Fasilitas Kesehatan
Salah satu hal yang perlu diperhatikan di suatu wilayah adalah aspek kesehatan, karena kesehatan merupakan hal utama yang akan mempengaruhi keberlangsungan hidup masyarakat tersebut. Di kampung Kaiburse sendiri, sarana kesehatan yang telah tersedia adalah berupa 1 unit Pustu, 1 unit Posyandu, serta 1 orang tenaga medis (bidan). Permasalahan kesehatan yang kerap tmenyerang penduduk Kampung Kaiburse adalah malaria. Penyakit yang dibawa oleh nyamuk ini kerap menjangkit masyarakat setempat pada saat musim pancaroba.
2.2.5. Kelembagaan
Lembaga masyarakat diluar pemerintah yang telah terbentuk di Kampung Kaiburse diantaranya adalah Badan Musyawarah Kampung (BAMUSKAM), Pemberdayaan Kesehatan Keluarga (PKK), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kampung (LPMK), dan IMOH.
64% 16% 8% 2% 8% 2% lulus SD lulus SLTP lulus SLTA
lulus Perguruan Tinggi tidak lulus SD
8 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke 2.3 Aktivitas Ekonomi
2.3.1 Mata Pencaharian Masyarakat
Perekonomian masyarakat di Kampung Kaiburse paling dominan didukung dari sektor pertanian dan sebagian dari perikanan. Hal tersebut terlihat dari banyaknya jumlah masyarakat yang berprofesi sebagai petani. Disamping itu ada juga penduduk Kampung Kaiburse yang berprofesi sebagai nelayan, pengolah ikan, karyawan swasta, PNS, dan pensiunan. Berikut grafik yang menyajikan persentase penduduk di Kampung Kaiburse berdasarkan mata pencaharian.
Gambar 6 Persentase penduduk Kampung Kaiburse berdasarkan mata pencaharian
2.3.2 Pendapatan Perkapita Sektor Perikanan
Nelayan di Kampung Kaiburse rata-rata masih merupakan nelayan tradisional. Pendapatan rata-rata nelayan di Kampung Kaiburse adalah sebesar Rp. 500.000,00 per bulannya.
2.3.3 Prasarana dan Sarana
Sarana dan prasarana yang tersedia di Kampung Kaiburse saat ini sudah tersedia meskipun masih perlu dilengkapi. Berikut adalah tabel sarana dan prasarana yang tersedia di Kampung Kaiburse.
Tabel 1 Daftar sarana dan prasarana di Kampung Kaiburse
Jenis Sarana dan prasarana Keterangan
Sarana Peribadatan Gereja 1 unit
Sarana Transportasi Angkutan pedesaan
Sarana Penerangan Listrik PLN
Sarana Pendidikan Sekolah Dasar 1 unit
67% 9% 10% 4% 8% 2% Petani Nelayan penuh waktu Pengolah ikan Karyawan swasta PNS
9 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke 2.4. Potensi SDA dan Ekosistem Pesisir
2.4.1 Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai diartikan sebagai ekosistem yakni sebuah kesatuan komponen baik biotik maupun abiotik yang berada di sekitar pantai dan saling berinteraksi antara satu dengan lainnya, serta saling mempengaruhi dan terbentuknya sebuah aliran energi. Selain membentuk suatu energi, interaksi antara komponen- komponen tersebut juga membentuk sebuah struktur biotik dan juga siklus materi.
Ciri ekosistem pantai adalah memiliki garis pantai yang memanjang membatasi suatu wilayah antara darat dan laut, terdapat bermacam organisme yang berada pada ekostem pantai termasuk jenis vegetasi habitat pantai, yaitu Kelapa, Ketapang dan Mangrove. Kondisi tersebut menggambarkan pada wilayah Kampung Kaiburse. Sehingga sebaran potensi Sumberdaya Alam di Kampung Kaiburse disajikan dalam gambar 7.
10 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
Kemudian terkait pemanfaatan ruang perairan wilayah Kampung Kaiburse dimanfaatkan sebagai perikanan tangkap tradisional dimana nelayan masyarakat lokal (suku marind) menggunakan jaring tarik dan jaring ikat dilakukan pada saat kondisi perairan sedang pasang dengan turun langsung ke pantai dengan radius 10-50 meter dari daratan.
11 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
BAB III
PERENCANAAN PENGELOLAAN
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu mengedepankan pengelolaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan pesisir dilakukan melalui penilaian secara menyeluruh (comprehensive assessment). Perencaan merupakan tahap awal dalam menjalakan pengelolaan berdasarkan aspek yang berkaitan diantaranya aspek sosial ekonomi, lingkungan dan kelembagaan.
Adapun bagian dalam perencaan pengelolaan wilayah pesisir berkaitan dengan tata ruang. penataan ruang merupakan pemanfaatan dan pengendalian ruang. Wujud pola pemanfaatan ruang diataranya kawasan pemukiman, kawasan perdagangan dan jasa, Ruang terbuka hijau, Kawasan pariwisata, alur pelayaran dan lingkungan wilayah pesisir. sebagaimana disajikan dalam peta pengelolaan pesisir terpadu (ICM) Kampung Kaiburse pada gambar 9.
12 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke 3.1 Isu-Isu Prioritas
1. Aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap sanitasi lingkungan
Kebutuhan sarana MCK (Mandi, Cuci, Kakus) merupakan sarana fasilitas umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk keperluan mandi, mencuci dan buang air di lokasi pemukiman tertentu. Kondisi saat ini masih kurangnya MCK serta pengelolaan yang tidak baik dalam kategori yang tidak layak dan dirasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sebagian masyarakat.
Kerentanan wilayah pesisir
Ancaman terjadinya proses abrasi dimana proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak lingkungan pesisir. Adapun penyebab yang ditimbulkan oleh pengaruh pasang surut air laut, angin diatas lautan yang menghasilkan gelombang. Selain faktor penyebab alam pengaruh manusia antropogenik seperti penambangan pasir, alih fungsi lahan mangrove menjadi daratan, kerusakan ekosistem terumbu karang. Kondisi Kampung Kaiburse mengindikasi adanya pengikisan lahan daratan, dan jika tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan pengikisan lebih lanjut.
2. Aspek Sosial-Budaya
Kurangnya kesadaran kesehatan keluarga
Fasilitas Puskesmas beserta tenaga Kesehatan telah dimiliki oleh Kampung Kaiburse, akan tetapi yang menjadi sorotan adalah masih rendahnya keingianan masyarakat untuk sadar akan pertumbuhan gizi anak, penanganan malaria, penanganan asma dan penanganan diare.
Rendahnya kesejahteraan masyarakat
Mata pencaharian yang mengantungkan sebagian besar pada sumberdaya alam, beserta kebutuhan keluarga, indikatornya adalah kemisinan. Bukan menjadi rahasia umum dalam kehidupan masyarakat pesisir, penghasilan yang tidak pasti mengakibatkan himpitan perekonomian keluarga.
3. Aspek Ekonomi
Rendahnya Kemampuan Permodalan, Sumber Bahan baku dan Menghasilkan Produk layak untuk Pasar.
Masyarakat Kampung Kaiburse bergantung akan modal untuk keberlanjutan usaha mandiri dimana jenis usaha pengolahan ikan yang masih.
Tidak adanya tempat terpusat berupa rumah produksi dan rumah pemasaran
Masyarakat yang memiliki usaha pengolahan ikan tidak memiliki rumah produksi yang jauh dari pemukiman. Kemudian timbul serta pemasarannya berlangsung dari rumah ke rumah.
13 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke 4. Aspek Kelembagaan
Rendahnya peran aktif masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan wilayah pesisir.
Kampung Kaiburse saat ini berpotensi sebagai wilayah dengan pantai yang memiliki daya Tarik untuk dikunjungi. Hal tersebut dapat dijumpai ketika musim liburan hari besar agama islam atau lebaran Idul Fitri Pantai Kaiburse mengalami lonjakan kunjungan yang mencapai ratusan. Belum dapat diketahu secara pasti data kunjungan masyarakat yang berkunjung di pantai Kaiburse. Tipe pantai kaiburse bertipe pasir coklat sedikit berlumpur. Kondisi pantai tersebut memiliki tipe yang sama sepanjang pesisir Kabupaten Merauke antara Distik Malind dan Distrik Okaba. Seiring dengan adanya potensi tersebut masyarakay di Kampung Kaiburse belum mengoptimalkan keberadaan kunjungan wisata musiman tersebut. Dimana masyarakat tidak mngelola kawasan wisata pantai dengan baik. Hal ini disebabkan tidak ada dorongan dari aparatur Kampung untuk menggerakkan masyarakat. Kemudian fasilitas yang terbangun di kawasan tersebut sudah memiliki pondok-pondok kecil untuk berteduh, ditambah fasilitas pondok informasi CCDP-IFAD dapat dimanfaatkan sebagai pangung hiburan dan aktifitas lainnya yang juga terletak di kawasan pantai tersebut. Seyogyanya kawasa pantai tersebut dapat dimaksimalkan untuk keberlanjutan masyarakat Kampung Kaiburse.
14 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke 3.2. Strategi Pengelolaan
Tabel 1. Identifikasi perencanaaan aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Tabel 2. Identifikasi perencanaan aspek Sosial-Budaya Kampung Kaiburse
Aspek Sosial-Budaya
No Isu Strategi
1 Kurangnya kesadaran kesehatan
keluarga a. Pembangunan posyandu Lansia dan Balita beserta penambahan tenaga medis 2 Rendahnya kesejahteraan masyarakat a. Merencanakan peningkatan taraf SDM di Kampung
Kaiburse Tabel 3. Identifikasi Perencanaan aspek Ekonomi
Aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan
No Isu Strategi
1 Rendahnya pemahaman masyarakat
terhadap sanitasi lingkungan a. Mengupayakan peningkatan taraf kesehatan keluarga
2 Kerentanan wilayah pesisir a. Meningkatkan peran masyarakat untuk sadar menjaga lingkungan.
b. Pemberlakuan aturan terhadap kebijakan lingkungan
Aspek Ekonomi
No Isu Strategi
1 Rendahnya Kemampuan Permodalan, Sumber bahan baku dan menghasilkan produk
a. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan usaha-usaha kecil berbasis masyarakat bersama program pemerintah.
b. Meningkatkan keterampilan dan manajemen usaha dengan pelatihan
2 Tidak adanya tempat terpusat berupa
15 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
Tabel 4. Identifikasi perencanaan aspek Kelembagaan
Aspek Kelembagaan
No Isu Strategi
1 Rendahnya peran aktif masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan wilayah pesisir
a. Meningkatkan peran tokoh masyarakat untuk mendorong akan kepedulian pengawasan. b. Meningkatkan dan melestarikan budaya gotong
16 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke 3.3 Rencana Program
Tabel 5. Rencana Strategis dalam 5 tahun
Isu Strategi Kegiatan Pelaksana Waktu Sumber
Pendanaan 1 2 3 4 5 Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap sanitasi lingkungan Mengupayakan peningkatan taraf kesehatan keluarga
1.
Mengembangkan penyuluhan sanitasi lingkungan masyarakat Kampung Kaiburse2.
Sabtu rutin kegiatan bersih pantai Dinas Kebersihan, Masyarakat Kampung Kaiburse, APBD, APBN Perusahaan swasta dan Bantuan LN, Swadaya Masyarakat Kerentanan wilayah pesisir a. Merencanakan revitalisasi vegetasi pantai b. Menargetkan upaya mitigasi bencana 1. Penanaman Mangrove, serta vegetasi lainya (Pohon Kelapa, Ketapang, Cemara laut)2. Pembuatan sarana
bangunan titik kumpul warga dari tsunami (muster point) 3. Sosialisasi prosedur
pelatihan serta penyuluhan bencana banjir
Dinas Pekerjaan Umum, BASARNAS, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian APBD, APBN Perusahaan swasta dan Bantuan LN, Swadaya Masyarakat
17 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke Terbatasnya pelengkap kesehatan keluarga Mengupayakan peningkatan pelayanan kesehatan
1. Pengajuan tenaga medis tambahan
2. Mengupayakan pelayanan cepat tanggap kesehatan
Dinas Kesehatan APBD, APBN Perusahaan swasta dan Bantuan LN, Swadaya Masyarakat Rendahnya kesejahteraan masyarakat Merencanakan peningkatan taraf SDM di Kampung Kaiburse
1. Pelatihan dan pendampingan Kegiatan Usaha Kecil Menengah
Dinas Ketenaga kerjaan, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan
APBN, APBD, CSR swasta Rendahnya Kemampuan Permodalan, Sumber bahan baku dan menghasilkan produk a. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan usaha-usaha kecil berbasis masyarakat bersama program pemerintah. b. Meningkatkan keterampilan dan manajemen usaha dengan pelatihan
1. Memberikan bantuan modal kepada kelompok usaha 2. Mengadakan pelatihan
manajemen usaha perikanan skala rumah tangga
Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kopoerasi
APBN, APBD, CSR, Banuan Luar Negeri Tidak adanya tempat terpusat berupa rumah produksi dan a. Merencanakan pembangunan rumah produksi dan pemasaran dalam
1. Pembuatan rumah produksi dan rumah pemasaran bagi kelompok usaha
Dinas Koperasi, Dinas
Kelauatan dan Perikanan APBD, APBN,
CSR, Bantuan Luar Negeri
18 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke rumah pemasaran satu lokasi
Peran aktif masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan wilayah pesisir masih acuh. a. Meningkatkan peran tokoh masyarakat untuk mendorong akan kepedulian pengawasan. b. Meningkatkan dan melestarikan budaya gotong royong/kerja bakti menjaga lingkungan pesisir. 1. Sosialisasi perencanaan pengelolaan wilayah pesisir 2. Kegiatan rutin kerja bakti RT 3. Perlombaan kebersihan
tingkat RT
Dinas Kelauatan dan Perikanan, Dinas Kebersihan
APBD, Bantuan Luar Negeri
19 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke 3.4 Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan Waktu Penangung Jawab
1 2 3 4 5
1. Mengembangkan penyuluhan sanitasi lingkungan masyarakat Kampung Kaiburse 2. Sabtu rutin kegiatan bersih pantai
Dinas Kebersihan, Masyarakat Kampung Kaiburse
3. Penanaman Mangrove, serta vegetasi pantai lainya ( pohon Kelapa, Ketapang, Cemara Laut) 4. Pembuatan sarana bangunan titik kumpul
warga dari tsunami (muster point) 5. Sosialisasi prosedur dan pelatihan, serta
penyuluhan bencana banjir
BASARNAS, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kelautan dan Perikanan
6. Pelatihan dan pendampingan Kegiatan Usaha
Kecil Menengah Dinas Koperas dan Usaha Kecil Menengah, Dinas Kelautan dan
Perikanan 7. Memberikan bantuan modal kepada kelompok
usaha
8. Mengadakan pelatihan manajemen usaha perikanan skala rumah tangga
Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Pariwisata, Dinas Kelautan Perikanan
9. Sosialisasi perencanaan pengelolaan wilayah pesisir
10. Kegiatan rutin kerja bakti RT 11. Perlombaan kebersihan tingkat RT
Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kebersihan, perangkat pemerintah kampung Kaiburse
20 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Kupang. 2016. Kota Kupang Dalam Angka. Catalog: 1102001.5371. [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Kupang. 2016. Distrik Malind Dalam Angka. Catalog: 1102001.5371041. Cicin-Sain B. 1993. Sustainable Development and Integrated Coastal Zone Management. Ocean and Coastal
Management 21:11-14. Island Press.
Dahuri R., Ginting S, dan Sitepu M. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Tepadu. Jakarta: PT. Pradya Paramita
21 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke LAMPIRAN
Telampir foto kegiatan:
1. Agenda FGD di Kampung Kaiburse bersama Kelompok Masyarakat 2. Agenda FGD di Kampung Kaiburse bersama Kelompok Masyarakat 3. Pondok Informasi Kaiburse
22 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
LAMPIRAN 2. PETA
23 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
24 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
25 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
26 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke
27 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kaiburse, Kabupaten Merauke