Kampung Kumbe
RENCANA
(Integrated Coastal Management)
KAMPUNG KUMBE
Distrik Malind
Kabupaten Merauke
Project Management Office (PMO)
Coastal Community Development Project
Tim Penyusun :
Jimmi R. P Tampubolon, S.I.K, M.Si
Irfanuddin Rizaki, S.Pi
S. Burhanuddin, S.Kel
Ir. Sapta Putra, M.Sc., Ph.D
KATA PENGANTAR
Pengelolaan Pesisir Terpadu atau dalam bahasa asing sering disebut dengan Integrated
Coastal Managament (ICM) merupakan sebuah konsep pengelolaan wilayah pesisir secara
terintegrasi. Integrasi yang dimaksud ialah upaya pengelolaan secara terpadu, terpadu antar ekosistem pesisir, terpadu antara ekosistem daratan dengan laut, terpadu antar instansi pemerintahan, terpadu antara pemerintah dengan pemangku kepentingan (stakeholder), dan terpadu antar multi displin ilmu. Keterpaduan tersebut dipandang perlu untuk mencegah konflik kepentingan akan laut, konflik wewenang akan laut, dan konflik penggunaan sumber daya hayati dan non-hayati yang ada di pesisir dan lautan. Keterpaduan merupakan aspek yang sangat penting dalam kegiatan pembangunan masyarakat pesisir.
Penyusunan dokumen rencana pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu (ICM) Kampung Kumbe merupakan salah satu kegiatan Pembangunan Masyarakat Pesisir melalui CCDP IFAD. Rencana ini diharapkan menjadi salah satu rekomendasi konstruktif, baik kepada pemerintah pusat (Kementerian Kelautan dan Perikanan) serta PMO (Project Managament Officer), dan pemerintah daerah (Dinas Perikanan) serta PIU (Project Implementation Unit) Kabupaten Merauke ataupun pemangku kepentingan diluar pelaksana kegiatan CCDP IFAD. Dokumen ini dapat dijadikan salah satu dokumen acuan dan arahan dalam perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian sumberdaya sehingga dapat tercapai keseimbangan ekonomi dan ekologi dalam rangka menjamin kelestarian sumberdaya pesisir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Dokumen ICM ini disusun melalui serangkaian kegiatan antara lain pengumpulan data sekunder, survey lapangan, wawancara, FGD, analisis data dan penulisan dokumen.
Dokumen Pengelolaan Wilayah Pesisir (ICM) ini masih perlu dikonsultasikan kembali kepada
stakeholder terkait untuk mendapatkan masukan sehingga menjadi lebih baik. Selain itu rencana
pengelolaan ini diharapkan dapat diadopsi dalam rencana pembangunan desa atau pemerintahan daerah Kabupaten Merauke, agar mendapatkan pengakuan dari masyarakat luas dan pemangku kepentingan lainnya dan ikut mengimplementasikannya di masa datang.
Akhirnya, disampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam keseluruhan proses penyusunan dokumen ICM ini.
i | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... ii DAFTAR GAMBAR ... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Ruang Lingkup... 2 1.3 Tujuan ... 3 1.4 Tahapan Penyusunan ... 3BAB II RONA WILAYAH PESISIR ... 5
2.1 Kondisi Geografis dan Administratif ... 5
2.2 Kondisi Sosial Budaya ... 7
2.3 Aktivitas Ekonomi ... 9
2.4 Potensi SDA dan Ekosistem Pesisir ... 10
BAB III PERENCANAAN PENGELOLAAN ... 12
3.1 Isu-Isu Prioritas ... 13
3.2 Strategi Pengelolaan ... 15
3.3 Rencana Program ... 17
3.4 Monitoring dan Evaluasi ... 22
DAFTAR PUSTAKA ... 24
ii | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Identifikasi perencanaaan aspek sumberdaya Alam dan Lingkungan ... 15
Tabel 2. Identifikasi perencanaan aspek Sosial-Budaya Kampung Kumbe... 16
Tabel 3. Identifikasi Perencanaan aspek Ekonomi ... 16
Tabel 4. Identifikasi perencanaan aspek Kelembagaan ... 16
Tabel 5. Rencana Strategis dalam 5 tahun ... 17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram alir penyusunan rencana pengelolaan pesisir terpadu ... 4Gambar 2 Peta Administrasi Kampung Kumbe ... 6
Gambar 3 Peta Penggunaan Lahan (land use) Kampung Kumbe ... 8
Gambar 4 Peta Infrastruktur Kampung Kumbe ... 9
Gambar 5 Persentase masyarakat Kampung Kumbe berdasarkan tingkat pendidikan ... 10
Gambar 6 Peta Sumberdaya pesisir Kampung Kumbe ... 13
Gambar 7 Peta Penggunaan Ruang Laut (sea use) Kampung Kumbe ... 14
1 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah pesisir memiliki sumberdaya alam yang dapat dimanfatkan secara langsung maupun tidak langsung. Potensi yang dapat dimanfaatkan secara langsung seperti perikanan merupakan hasil nyata dan menjadi tumpuan utama bagi masyarakat yang hidup di wilayah pesisir. Melalui perikanan tangkap dan budidaya memberikan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan masyarakat pesisir, khususnya bagi rumah tangga nelayan. Adapun sumberdaya penting yang perlu diupayakan agar terus terjaga kondisinya antara lain: perbaikan ekosistem terumbu karang, lamun, dan mangrove. Setiap masing-masing ekosistem tersebut mampu terjaga dengan baik maka mengindikasikan melimpahnya stock ikan. Selain potensi sumberdaya yang melimpah, ekosistem lingkungan pesisir juga memberikan potensi berupa peluang pengembangan jasa-jasa lingkungan seperti pariwisata, pengolahan hasil perikanan, dll.
Hal tersebut mendorong adanya peningkatan permintaan terhadap kebutuhan sumberdaya dan jasa lingkungan. Seiring dengan pemanfaatan wilayah pesisir yang meningkat maka akan berdampak pada munculnya berbagai permasalahan. Indikasi tersebut ditunjukkan dengan meningkatanya jumlah penduduk yang menetap diwilayah pesisir, meningkatnya kemiskinan masyarakat pesisir, terjadinya pencemran limbah cair maupun padat di lingkungan pesisir, kerusakan ekosistem pesisir, konflik kepentingan.
Kabupaten Merauke berada di wilayah pesisir, termasuk salah satunya adalah Kampung Kumbe yang berada di Distrik Malind. Sumberdaya alam, perikanan tangkap, kebudayaan, dan jasa-jasa lingkungan di wilayah tersebut sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam rangka membantu program pembangunan wilayah daerah. Pembangunan di wilayah pesisir dan laut yang merupakan suatu proses perubahan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, tidak terlepas dari aktivitas pemanfaatan sumberdaya alam pesisir dan laut. Pada aktivitas ini sering dilakukan kegiatan-kegiatan yang menimbulkan perubahan pada sumberdaya alam. Diantaranya pembuangan limbah galangan kapal. Adanya aktifitas tersebut meberikan dampak terhadap lingkungan pesisir Kampung Kumbe.
Sejalan dengan permasalahan tersebut, perencanaan pembangunan Kampung Kumbe tetap memperhatikan aspek-aspek ekologi yang berlaku untuk mengurangi dampak negatif yang dapat merugikan bagi kelangsungan pembangunan itu sendiri secara menyeluruh.
2 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
Perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam pesisir dan laut perlu dipertimbangkan secara cermat dan tepadu dalam setiap perencanaan pembangunan, agar dapat dicapai suatu pengembangan lingkungan hidup di pesisir dan laut dalam lingkup pembangunan.
Konsep perencanaan pengembangan wilayah pesisir perlu dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang menyeluruh. Pengelolaan pesisir terpadu (Integrated
Coastal Management) merupakan suatu pendekatan pengelolaan wilayah pesisir yang
melibatkan dua atau lebih ekosistem, sumberdaya, dan kegiatan pemanfaatan (pembangunan) secara terpadu yang bertujuan untuk mencapai pembangunan wilayah pesisir secara berkelanjutan. Keterpaduan tersebut perlu mencakup tiga dimensi, yaitu: sektoral, bidang ilmu, dan keterkaitan ekologis. (Dahuri et al. 2001).
1.2 Ruang Lingkup
1.2.1 Ruang Lingkup Wilayah
Perencanaan dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana pengelolaan wilayah pesisir berada pada Kampung Kumbe.
1.2.2 Ruang Lingkup Kegiatan
Adapun ruang lingkup kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan penyusunan rencana pengelolaan wilayah pesisir Kampung Kumbe adalah sebagai berikut:
1. Menginventarisasi berbagai data primer dan sekunder yang berkaitan dengan potensi sumberdaya alam (pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, pertambangan dan energi, dll) dan jasa lingkungan di wilayah pesisir.
2. Mengidentifikasi isu strategis yang ada, khususnya isu kerusakan ekosistem wilayah pesisir, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan di pesisir Kampung Kumbe.
3. Mengidentifikasi kondisi perekonomian wilayah baik berupa gambaran perekonomian masyarakat, kegiatan investasi yang berkembang, dan potensi pengembangan ekonomi untuk multi sektor yang ada di wilayah pesisir Kampung Kumbe.
4. Mengidentifikasi kondisi sosial dan nilai-nilai budaya (budaya lokal) dalam pengelolaan sumberdaya pesisir Kampung Kumbe.
5. Menyusun rencana induk pengelolaan di wilayah pesisir Kampung Kumbe, antara lain: isu strategis, visi dan misi, konsep kebijakan dan strategi pengembangan wilayah pesisir dan laut, rencana struktur runag wilayah pesisir, rencana pola pemanfaatan ruang pesisir dan laut, rencana kawasan-kawasan prioritas yang layak usaha secara nasional dan regional serta sektor unggulan yang dapat dikembangkan.
6. Mengadakan pertemuan dan diskusi melalui FGD di pesisir Kampung Kumbe yang melibatkan segenap pemangku kepentingan.
3 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke 1.3. Tujuan
Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk menyusun rencana pengelolaan wilayah pesisir terpadu ICM Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke yang menyeluruh terpadu dan berkelanjutan.
1.4 Tahapan Penyusunan
Proses penyusunan rencana pengelolaan wilayah pesisir terpadu Kampung Kumbe, sebagaimana disajikan dalam alur tahapan penyusunan pada gambar 1:
Diagram alir penyusunan rencana pengelolaan pesisir terpadu Kampung Kumbe , meliputi 1. persiapan, 2. studi literatur dalam pengumpulan data dan informasi melalui (resources inventory) data sumberdaya lingkungan pesisir, replikasi desa merupakan data spasial berupa sistem informasi geospasial. Data BPS, dan Profil Kampung atau desa. Setelah proses tersebut dilanjutkan pada 3. Identifikasi atau pencarian informasi
Persiapan Studi Literatur
Replikasi Desa Data BPS
Identifikasi Isu Pengelolaan Profil Kampung Resource Inventory FGD Community Mapping Penyajian Spasial Rumusan Isu Kajian Strategi Pengelolaan Draft Dokumen Rencana Dokumen Perencanaan Konsultasi Pakar
4 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
permasalahan dengan diskusi kelompok (Focus Group Discussions), penggalian informasi spasial dari masyarakat (community mapping based). Dari tahapan tersebut akan menghasilkan rumusan isu atau permasalahan dan penyajian spasial dalam peta.
Rumusan isu dan penyajian spasial diharapkan sebagai bahan untuk tahapan 4. kajian strategis, sehingga dapat menghasilkan 5. draft dokumen perencanaan pengelolaan pesisir yang terlebih dahulu dikonsultasikan dengan pakar para ahli untuk menjadi dokumen rencana pengelolaan pesisir yang telah disepakati bersama antar pemangku kepentingan.
5 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
BAB II
RONA WILAYAH PESISIR
2.1 Kondisi Geografis dan AdministratifSecara geografis, Kampung Kumbe terletak pada 08o 18’ 24,32’’ - 08o 23’ 2,97’’ LU dan 1400 14’ 59,17” - 1400 16’ 37,61” BT dengan luas wilayah 43,79 km2. Adapun batas wilayah administrasi kampung ini sebagaimana disajikan pada Peta administrasi pada gambar 2 berikut.
Gambar 2 Peta Administrasi Kampung Kumbe
Berdasarkan peta administrasi diatas dapat diketahui bahwa Kampung Kumbe di sebelah utara berbatasan dengan Kampung Kaiburse, sebelah selatan berbatasan dengan Distrik Semangga, sebelah timur dengan Kampung Rawa Sari, dan sebelah barat berbatasan dengan Laut Arafura..
Berdasarkan pembagian administrasi wilayah Kampung Kumbe secara administrasi, pemerintahan terbagi atas 4 RW dengan jumlah RT sebanyak 13 (Alokasi jarak Kampung Kumbe dari Ibukota Distrik Malind sekitar 2,6 km dan jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Merauke sekitar 47,2 km. Akses jalan menuju Kampung Kumbe dapat dilalui
6 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
melui jalur darat penuh melewati daerah Distrik Kurik sedangkan untuk akses penyebrangan melalui jalur Kampung Nasae.
Kampung Kumbe merupakan bagian dari Distrik Malind yang memiliki potensi penggerak perekonomian hasil perikanan tangkap dengan komoditas hasil tangkapan Ikan Kakap, Belana, Udang, dan Kepiting. Adapun penggerak perekonomian lainya adalah perdagangan, perkebunan serta penyedia jasa penyebrangan sungai Kumbe. Berdasarkan pengamatan sebaran penggunaan lahan di Kampung Kumbe terbagi beberapa kawasan. Kawasan dengan penggunaan terluas adalah ladang pertanian. Perkebunan dan pemukiman Berikut Peta penggunaan lahan (land use) Kampung Kumbe.
Penggunaan lahan untuk kawasan Pertanian dan perkebunan, sejalan dengan hasil produksi padi menurut distrik di Kabupaten Merauke wilayah Malind tercatat 23,506 ton di tahun 2014 terbagi dalam 7 Kampung. Termasuk wilayah Kampung Kumbe merupa memliki luas penggunaan lahan pertanian terbesar di Kampung pesisir seluas 300 Ha pada saat masa bercocok tanam pada musim penghujan, sedangkan lahan pada musim kemarau seluas 15 Ha. (BPS 2015). Berikut peta penggunaan lahan di Kampung Kumbe.
Gambar 3 Peta Penggunaan Lahan (land use) Kampung Kumbe
Adapun penggunaan lahan lainya adalah pemukiman penduduk. Pada wilayah muara sungai Kumbe didominasi kawasan penduduk sebagian besar menggantungkan pada hasil perikanan dan jasa lingkungan pesisir termasuk penyebrangan dengan Luas kawasan
7 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
pemukiman mencapai 1 Ha. Salah satu bentuk pengelolaan pesisir untuk memadukan pemanfaatan agar dapat berlanjut melalui peran pemerintah sebagaimana kawasan pesisir memberikan manfaat kepada masyarakat. Berkaitan dengan hal itu Kementrian Kelautan dan Perikanan berserta Dinas Kelautan dan Perikanan mengembangkan program pembangunan masyarakat pesisir dengan dukungan dari CCDP IFAD di Kampung Kumbe.
Bentuk penunjang kebutuhan masyarakat melalui Infrastruktur. Begitu juuga penambahan fasilitas pendukung melalui program CCDP-IFAD infrastruktur yang terbangun untuk memudahkan masyarakat Kampung Kumbe dalam mendapatkan informasi, kegiatan pelatihan, dan kegiatan yang mendukung program pemerintah Kabupaten dengan terbangunnya 1 unit Pondok Informasi. Berikut peta infrastruktur yang berada di Kampung Kumbe pada gambar 4.
Gambar 4 Peta Infrastruktur Kampung Kumbe
2.2 Kondisi Sosial Budaya 2.2.1 Penduduk
Demografi jumlah penduduk Kampung Kumbe berjumlah 3.251 jiwa yang terdiri laki-laki sebanyak 1.712 orang dan perempuan 1.539 orang. Jumlah kepala keluarga sebanyak 846 KK dengan rata-rata anggota berjumlah 4 KK dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 75,85 jiwa/km2 (BPS 2014).
8 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke 2.2.2 Pendidikan
Bentuk penguatan daya saing dan peningkatan Sumber Daya Manusia melalui pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat peserta didik adalah dorongan keluarga, ekonomi dan fasilitas Kampung Kumbe merupakan pusat pendidikan di Distrik Malind terdapat PAUD 1 unit dan TK 1 unit, kemudian 2 SD swasta MIN Kumbe dan SD YPPK Kumbe, kemudian memiliki SMP Negeri 1 Kumbe dan SMK Negeri Kumbe (BPS 2014).
Data lulusan pendidikan di Kampung Kumbe, belum diketahui secara tepat dalam BPS (Badan Pusat Statistik), tetapi berdasarkan hasil tercatat dalam 2015 data Profil desa di Kab. Merauke menunjukkan Tingkat pendidikan penduduk di Kampung Kumbe memiliki tidak lulus 12.34%, kemudian lulus SD mencapai 27.16%, lulus SLTP mencapai 24.69%, lulusan SLTA sebanyak 34.57% serat sisanya 1.23% lulus peruruan tinggi. berikut persentase tingkat pendidikan di Kampung Kumbe berdasarkan profil 2015 sebagaimana disajikan dalam gambar 5 berikut.
2.2.3 Fasilitas Kesehatan
Kesehatan merupakan tolok ukur penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan maupun fasilitas. Permasalahn kesehatan di Kampung Kumbe ancaman penyakit malaria pada musim penghujan, serta ancaman gizi buruk bagi para balita. Fasilitas sarana prasarana kesehatan di Kampung Kumbe terdapat 1 unit Puskesmas dan 4 unit Posyandu dengan Kader Aktif sebanyak 22 Orang (BPS 2014).
Tidak Lulus SD 12% Lulus SD 27% Lulus SLTP 25% Lulus SLTA 35% Sarjana 1%
9 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke 2.2.4 Kelembagaan
Lembaga terbentuk selain pemerintahan Kampung, adalah Badan Musyawarah Kampung (BAMUSKAM), LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kampung) Pemberdayaan Kesehatan Keluarga (PKK). Lembaga Agama, Lembaga Adat, dan Kelompok Tani.
2.3 Aktivitas Ekonomi
Perekonomian pada Kampung Kumbe didukung terutama oleh sektor perikanan dan pertanian. Kegiatan ekonomi adalah dilakukan orang dalam bidang ekonomi untuk menghasilkan pendapatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
2.3.1. Perikanan
Data secara rinci untuk jumlah Nelayan tetap di Kampung Kumbe belum diketahui, akan tetapi telah tercatat jumlah rumah tangga Nelayan pada Distrik Malind mencapai 219 rumah tangga (BPS 2013). Selain sektor Nelayan penangkapa adapun usaha perikanan yang berhubungan antara laian, Budidaya Ikan, Pengolahan hasil perikanan dan Pengumpul/pedagang.
Penggunaan alat tangkap nelayan di kampung ini terbilang konfensional dan skala kecil diantaranya adalah jaring gantung dan tarik tanpa bantuan perahu. Adapaun aktifitas penangkapan skala sedang dengan 60 GT- 100 GT dengan area penangkapan berada di Laut Arafura. Jenis ikan hasil tangkapan di perairan laut beragam dan hasilnya dijual dalam bentuk segar ke pengumpul. Sebagian dijual dalam bentuk olahan yaitu terasi.
Wilayah pesisir dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencari ikan. Nelayan di Kampung Kumbe termasuk dalam kategori nelayan tradisional dengan alat tangkap yang digunakan berupa jaring tarik.
2.2.3. Pertanian dan Perkebunan
Hasil tanaman pertanian pada Kampung Kumbe adalah padi, menurut data BPS 2014 bahwa Kampung Kumbe memiliki mesin pengigilingan Padi sebesar 3 unit, ditambah fasilitas pergudangan Bulog. Kemudian hasil perkebunan yang banyak adalah kelapa dimana para petani umumnya menjual kelapa dalam bentuk kopra dan gula merah ke pengumpul.
10 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke 2.4. Potensi SDA dan Ekosistem Pesisir
2.4.1 Ekosistem Mangrove
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang-surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini umumnya tumbuh pada daerah intertidal dan supratidal yang cukup mendapat aliran air, dan terlindung dari gelombang besar dan arus pasang-surut yang kuat. Karena itu hutan mangrove banyak ditemukan di pantai-pantai teluk yang dangkal, estuaria, delta dan daerah pantai yang terlindung. (Bengen 2002).
Kondisi ekosistem mangrove di wilayah Kampung Kumbe berdasarkan sebarannya berada pada wilayah bagian selatan hingga ke bagian timur, dimana wilayah tersebut dalam cakupan aliran pasang surut pada bagian sungai Kumbe. Luasan secara detail luasan beserta jenis mangrove di Kampung Kumbe belum diketahui. Berdasrkan hasil kajian masterplan Kab Merauke 2012 melalui hasil intepretasi citra satelit landsat 2009 didapatkan luasan mangrove 324,67 Ha secara keseluruhan sebaran mangrove Kab. Merauke. Sehingga diperlukan upaya untuk merekomendasikan pengambilan data resource inventory di wilayah Kampung Kumbe mengingat wilayah aliran hulu berada pada Kampung Rawa Sari. Berikut peta sumberdaya pesisir yang terdapat di Kampung Kumbe.
11 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke 2.4.2. Pemanfaatan ruang perairan
Wilayah Kampung Kumbe dimanfaatkan sebagai perikanan tangkap tradisional dimana nelayan masyarakat lokal (suku marind) menggunakan jaring tarik dan jaring ikat dilakukan pada saat kondisi perairan sedang pasang dengan turun langsung ke pantai dengan radius 10-50 meter dari daratan. Kemudian perikanan tangkap dengan menggunakan kapal skala 60-100 GT dengan area penangkapan mencapai 6-12 mil. Kampung Kumbe berada pada Wilayah Pengelolaan Perikanan WPP-718 Laut Arafura. Dimana potensi perikanan tangkap berpotensi untuk dikembangkan melalui pendekatan pengelolaan perikanan berbasis ekosistem. Selain pemanfaatan ruang melalui penangkapan adapun pemanfaatan ruang perairan lainya adalah penggunaan sebagai alur transportasi pelayaran. Lokasi daerah penangkapan ikan masyarakat Kampung Kumbe disajikan pada gambar seause dibawah ini.
12 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
BAB III
PERENCANAAN PENGELOLAAN
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu mengedepankan pengelolaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan pesisir dilakukan melalui penilaian secara menyeluruh (comprehensive assessment). Perencaan merupakan tahap awal dalam menjalakan pengelolaan berdasarkan aspek yang berkaitan diantaranya aspek sosial ekonomi, lingkungan dan kelembagaan.
Pemanfaatan wilayah pesisir dominan dilakukan oleh manusia. Sehingga peranan manusia sebagai pemangku kepentingan dalam lingkup pengelolaan wilayah pesisir terpadu sangatlah penting. Menurut Cicin-Sain (1993) menjelaskan bahwa pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu menekankan pada beberapa hal diantaranya keterpaduan antar sektor, keterpaduan antara daratan dan perairan, keterpaduan antar tingkat pemerintah (nasional, Provinsi, Kabupaten/kota, Kelurahan/Kampung), keterpaduan antar negara, dan keterpaduan antar disiplin ilmu.
Adapun bagian dalam perencaan pengelolaan wilayah pesisir berkaitan dengan tata ruang. penataan ruang merupakan pemanfaatan dan pengendalian ruang. Wujud pola pemanfaatan ruang diataranya kawasan pemukiman, kawasan perdagangan dan jasa, Ruang terbuka hijau, Kawasan pariwisata, alur pelayaran dan lingkungan wilayah pesisir. sebagaimana disajikan dalam peta pengelolaan pesisir terpadu (ICM) Kampung Kumbe pada gambar 8.
13 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
Gambar 8 Peta Rencana Pengelolaan Terpadu (ICM) Kampung Kumbe
3.1 Isu-Isu Prioritas 1. Aspek Ekologi
Kerentanan wilayah pesisir
Ancaman terjadinya proses abrasi dimana proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak lingkungan pesisir. Adapun penyebab yang ditimbulkan oleh pengaruh pasang surut air laut, angin diatas lautan yang menghasilkan gelombang. Selain faktor penyebab alam pengaruh manusia antropogenik seperti penambangan pasir, alih fungsi lahan mangrove menjadi daratan, kerusakan ekosistem terumbu karang. Kondisi Kampung Kumbe pada wilayah pesisir bagian selatan mengindikasi pengikisan lahan daratan sebgain kecil masyarakat masih adanya aktifitas penambangan pasir. jika tidak dikelola dengan baik menyebabkan pengikisan.
Ancaman pencemaran lingkungan pesisir
Masih maraknya masyarakat yang berada di wilayah pesisir dan bantaran sungai limbah rumah tangga berupa sampah organik dan anorganik. Adapun aktifitas limbah hasil industri galangan kapal kayu yang berada di wilayah RT 05 pada bagian membuang limbah kayu maupun kaleng cat kapal sampah di perairan muara.
14 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap sanitasi lingkungan
Kebutuhan sarana MCK (Mandi, Cuci, Kakus) merupakan sarana fasilitas umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk keperluan mandi, mencuci dan buang air di lokasi pemukiman tertentu. Kondisi saat ini Masih kurangnya MCK serta pengelolaan yang tidak baik dalam kategori yang tidak layak dan dirasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sebagian masyarakat. Rata-rata masyarakat lokal sebagain besar memiliki hewan peliharaan yang menempati rumah pemilik
Kurangnya air bersih
Masih menjadi permasalahan untuk sebagian besar masyarakat yang tidak memilki sumur galian dalam kebutuhan air bersih, masih bergabung pada sumur umum.
2. Aspek Sosial dan Budaya
Kurangnya kesadaran kesehatan keluarga
Fasilitas Puskesmas beserta tenaga Kesehatan telah dimiliki oleh Kampung Kumbe, akn tetapi yang menjadi sorotan adalah masih rendahnya keingianan masyarakat untuk sadar akan pertumbuhan gizi anak, penanganan malaria, penanganan asma dan penanganan diare.
Terdapat migrasi penduduk
Proses perpindahan masyarakat dari luar daerah khusunya wilayah pesisir keluarga yang sudah menetap sebagian besar mengajak kerabat, keluarga untuk tinggal di Kampung Kumbe. Pada prosesnya tidak ada pelaporan dan penanganan terkait mekanisme belum diterapkan secara baik.
Ancaman Kesejahteraan masyarakat
Mata pencaharian yang mengantungkan sebagian besar pada sumberdaya alam, beserta kebutuhan keluarga, indikatornya adalah kemisinan. Bukan menjadi rahasia umum dalam kehidupan masyarakat pesisir, penghasilan yang tidak pasti mengakibatkan himpitan perekonomian keluarga.
3. Aspek Ekonomi
Rendahnya Kemampuan Permodalan, Sumber Bahan baku dan Menghasilkan Produk layak untuk Pasar.
Masyarakat Kampung Kumbe bergantung akan modal untuk keberlanjutan usaha mandiri dimana jenis usaha pengolahan ikan yang masih.
15 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
Tidak adanya tempat terpusat berupa rumah produksi dan rumah pemasaran
Masyarakat yang memiliki usaha pengolahan ikan tidak memiliki rumah produksi yang jauh dari pemukiman. Kemudian timbul serta pemasarannya berlangsung dari rumah ke rumah.
Kurangnya sarana dan prasarana usaha perikanan tangkap
Usaha penangkapan yang dilakukan masyarakat skala kecil hanya dengan berjalan pada saat pasang kemudian melemparkan jaring. Sehingga hal tersebut menjadikan belum optimalnya penangkapan masyarakat. Kemudian permasalah sarana akses jalan yang menjadi kendala distribusi pengambilan hasil perikanan di wilayah Kampung Kumbe.
4. Aspek Hukum dan Kelembagaan
Kurangnya peran aktif masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan wilayah pesisir.
Dorongan kuat untuk saling menjaga lingkungan masih rendah dan terkesan tidak peduli. Masih melekatnya kebiasaan masyarakat yang enggan aktif jika tidak dengan imbalan.
Minimnya pembangunan dan perluasan jalan kampung
Terkendala dengan kondisi jalan yang sebagian besar mengalami kerusakan asphalt yang sudah berlubang sehingga menghambat akses transportasi bagi warga.
3.2. Strategi Pengelolaan
Tabel 1. Identifikasi perencanaaan aspek sumberdaya Alam dan Lingkungan Aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan
No Isu Strategi
1 Kerentanan wilayah pesisir a. Merencanakan revitalisasi vegetasi pantai b. Menargetkan upaya mitigai bencana
2 Ancaman pencemaran
Lingkungan pesisir
a. Meningkatkan peran masyarakat untuk sadar menjaga lingkungan.
b. Pemberlakuan aturan terhadap kebijakan lingkungan
3 Rendahnya pemahaman
masyarakat terhadap sanitasi lingkungan
a. Mengupayakan peningkatan taraf kesehatan keluarga
4 Kurangnya air bersih a. Merencanakan program pengelolaan air
16 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke Tabel 2. Identifikasi perencanaan aspek Sosial-Budaya Kampung Kumbe
Aspek Sosial dan Budaya
No Isu Strategi
1 Kurangnya kesadaran kesehatan keluarga
a. Mengupayakan peningkatan pelayanan kesehatan
2 Terdapat migrasi penduduk a. Mencanangkan program layanan
kependudukan
3 Ancaman Kesejahteraan
masyarakat
a. Merencanakan peningkatan taraf SDM di Kampung Kumbe
Tabel 3. Identifikasi Perencanaan aspek Ekonomi
Tabel 4. Identifikasi perencanaan aspek Kelembagaan Aspek Ekonomi
No Isu Strategi
1 Rendahnya Kemampuan
Permodalan, Sumber bahan baku dan menghasilkan produk
a. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan usaha-usaha kecil berbasis masyarakat.
b. Meningkatkan keterampilan dan manajemen usaha dengan pelatihan 2 Tidak adanya tempat terpusat
berupa rumah produksi dan rumah pemasaran produk olahan
a. Merencanakan pembangunan rumah produksi dan pemasaran dalam satu lokasi
3 Kurangnya sarana dan prasarana usaha perikanan tangkap
a. Merencanakan peningkatan program perikanan
Aspek Kelembagaan
No Isu Strategi
1 Kurangnya peran aktif
masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan wilayah pesisir
a. Meningkatkan peran tokoh masyarakat untuk mendorong akan kepedulian pengawasan.
b. Meningkatkan dan melestarikan budaya gotong royong/kerja bakti menjaga lingkungan pesisir.
2 Minimnya pembangunan dan
perluasan jalan kampung
a. Mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal
3 Kurangnya sarana transportasi angkutan umum
a. Mendorong investor pengembang untuk memberikan layanan transportasi antar Kampung
17 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
3.3. Rencana Program
Tabel 5. Rencana Strategis dalam 5 tahun
Isu Strategi Kegiatan Pelaksana
Waktu
Sumber Pendanaan
1 2 3 4 5
Kerentanan wilayah pesisir a. Merencanakan revitalisasi vegetasi pantai
b. Menargetkan upaya mitigasi bencana
1. Penanaman Mangrove dan vegetasi pantai lainya (Pohon Kelapa, Ketapang, Cemara laut) 2. Pembuatan sarana
bangunan titik kumpul warga dari tsunami (muster point) 3. Sosialisai prosedur pelatihan dan penyuluhan bencana banjir Dinas Pekerjaan Umum, BASARNAS, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian APBN, APBD, Bantuan LN, Swadaya Masyarakat Ancaman pencemaran lingkungan pesisir a. Meningkatkan peran masyarakat 1. Sosialisasi dan pendampingan Dinas Kelautan dan Perikanan APBD, APBN Perusahaan swasta
18 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke untuk sadar menjaga lingkungan b. Pemberlakuan aturan terhadap kebijakan lingkungan penanganan sampah dikawasan pantai dan pemukiman 2. Pembutan TPS atau instalasi pengolahan sampah (organik) 3. Mengefektifkan operasionalisasi pemantauan dan pengawasan sumber-sumber pencemaran di daerah hulu ke hilir (ear
system) 4. Pembuatan instalasi penanganan limbah galangan kapal Dinas Kebersihan, BLH. dan Bantuan LN, Swadaya Masyarakat Rendahanya pemahaman masyarakat terhadap sanitasi lingkungan a. Mengupayakan peningkatan taraf kesehatan keluarga 1. Mengembangkan penyuluhan sanitasi lingkungan masyarakat Kampung Kumbe 2. Sabtu rutin kegiatan
bersih pantai Dinas Kebersihan, Perangkat pemerintahan Kampung APBD,APBN, dan Bantuan LN
19 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
Kurangnya air bersih a. Merencanakan
program pengelolaan air bersih 1. Pembuatan bak penampungan air (tandon air) 2. Pembangunan rumah pompa di Kampung Kumbe PDAM Kab. Merauke APBD, Swadaya masyarakat, CSR Perusahaan Kurangnya kesadaran kesehatan keluarga a. Mengupayakan peningkatan pelayanan kesehatan
1. Pengajuan tenaga medis tambahan
2. Mengupayakan
pelayanan cepat tanggap kesehatan Dinas Kesehatan APBD, APBN Terdapat migrasi penduduk a. Mencanangkan program layanan kependudukan 1. Meningkatkan pelayan satu pintu adminstrasi kependudukan
2. Penguatan kordinasi pendataan penduduk 3. Pemberlakuan wajib
lapor penduduk baru melalui RT setempat Dinas Kependudukan, Distrik Malind, Kampung Kumbe, RW, RT APBD Ancaman kesejahteraan masyarakat a. Merencanakan peningkatan taraf 1. Workshop pelatihan keahliaan kelompok Dinas Ketenegakerjaan APBN, APBD, CSR swasta
20 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke SDM di Kampung Kumbe masyarakat (Perbengkelan,Pertukan gan, pertanian, dll) , Dinas Pertanian Rendahnya kemampuan pemodalan, sumberdaya bahan baku dan
menghasilkan produk a. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan usaha-usaha kecil berbasis masyarakat. b. Meningkatkan keterampilan dan manajemen usaha dengan pelatihan 1. Memberikan bantuan modal kepada kelompok usaha
2. Mengadakan pelatihan manajemen usaha perikanan skala rumah tangga
Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kopoerasi
APBN, APBD, CSR, Banuan Luar Negeri
Tidak adanya tempat terpusat berupa rumah produksi dan rumah pemasaran produk olahan
a. Merencanakan pembangunan rumah produksi dan pemasaran dalam satu lokasi
1. Pembuatan rumah produksi dan rumah pemasaran bagi kelompok usaha Dinas Koperasi, Dinas Kelauatan dan Perikanan APBD, APBN, CSR, Bantuan Luar Negeri
Kurangnya sarana dan Prasarana usaha perikanan tangkap
a. Merencanakan peningkatan program perikanan
1. Pengadaan sarana dan prasaran usaha perikanan Dinas Kelatuan dan Perikanan, BPSPL Papua APBN, Bantuan Luar Negeri
Kurangnya peran aktif masyarakat dalam a. Meningkatkan peran tokoh 1. Sosialisasi perencanaan Dinas Kelautan dan Perikanan, APBD, Bantuan Luar Negeri
21 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke perencanaan dan pengawasan pembangunan wilayah pesisir masyarakat untuk mendorong akan kepedulian pengawasan b. Meningkatkan dan melestarikan budaya gotong royong/kerja bakti menjaga lingkungan pesisir pengelolaan wilayah pesisir
2. Kegiatan rutin kerja bakti RT 3. Perlombaan kebersihan tingkat RT Distrik Malind, Kepala Kampung Minimnya pembangunan dan perluasan jalan kampung a. Mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal 1. Penyusunan pengajuan bantuan perbaikan dan perluasan jalan Kampung BAPEDA, Dinas Pekerjaan Umum APBN, APBD, Bantuan Luar Negeri Kurangnya sarana transportasi angkutan umum a. Mendorong investor pengembang untuk memberikan layanan transportasi antar Kampung 1. Mendorong investor pengembang untuk memberikan layanan transportasi antar Kampung Dinas Perhubungan, Swasta Swasta, APBD 1
22 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
3.4. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan Waktu Penangung Jawab
1 2 3 4 5
1. Penanaman Mangrove dan vegetasi pantai lainya (Pohon Kelapa, Ketapang, Cemara laut)
2. Pembuatan sarana bangunan titik kumpul warga dari tsunami (muster point)
3. Sosialisai prosedur pelatihan dan penyuluhan bencana banjir
Dinas Pekerjaan Umum,
BASARNAS, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian
4. Sosialisasi dan pendampingan penanganan sampah dikawasan pantai dan pemukiman 5. Pembuatan TPS atau instalasi penglohan sampah
organik
6. Mengefektifkan operasionalisasi pemantauan dan pengawasan sumber-sumber pencemaran di daerah hulu ke hilir (ear system)
7. Pembuatan instalasi penanganan limbah galangan kapal
Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kebersihan, BLH, BASARNAS
8. Mengembangkan penyuluhan sanitasi lingkungan masyarakat Kampung Kumbe
9. Sabtu rutin kegiatan bersih pantai
Dinas Kebersihan, Perangkat pemerintahan Kampung 10. Pembuatan bak penampungan air (tandon air)
11. Pembangunan rumah pompa di Kampung Kumbe
23 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke 12. Pengajuan tenang medis tambahan
13. Mengupayakan pelayanan cepat tanggap kesehatan
14. Meningkatkan pelayanan satu pintu administrasi kependudukan
15. Penguatan kordinasi pendataan penduduk 16. Pemberlakuan wajib lapor penduduk baru melalui
RT setempat
17. Workshop pelatihan keahlian kelompok
masyarakat (perbengkel, pertukangan, pertanian, dll)
18. Memberikan bantuan modal kepada kelompk usaha
19. Mengadakan pelatihan manajemen usaha perikanan skala rumah tangga
20. Pembuatan rumah produksi dan rumah pemasaran bagi kelompok usaha 21. Pengadaan sarana dan prasarana usaha
perikanan
22. Sosialisasi perencanaan pengelolaan wilayah pesisir
23. Kegiatan rutin kerja bakti RT 24. Perlombaan kebersihan tingkat RT 25. Mendorong investor pengembang untuk
memberikan layanan transportasi antar Kampung
Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil, Dinas Kebersihan, Dinas Koperasi dan usaha kecill menengah, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perhubungan, serta perangkat pemerintahan kampung 1 0 1 1 0
24 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke. 2016. Kabupaten Merauke Dalam Angka. Catalog: 1102001.5371.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke. 2016. Distrik Malind Dalam Angka. Catalog: 1102001.5371041.
Cicin-Sain B. 1993. Sustainable Development and Integrated Coastal Zone Management. Ocean and Coastal Management 21:11-14. Island Press.
Dahuri R., Ginting S, dan Sitepu M. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan
Lautan Secara Tepadu. Jakarta: PT. Pradya Paramita
25 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
LAMPIRAN 1. FOTO KEGIATAN
1 2
3 4
Telampir foto kegiatan :
1. Dermaga pelabuhan Kumbe
2. Lokasi penanaman Mangrove di kampung Kumbe 3. Wilayah rawan abrasi di Kampung Kumbe 4. Perkampungan nelayan di Kampung Kumbe
26 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
LAMPIRAN 2. PETA
27 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
28 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
29 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
30 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke
31 | Dokumen Perencanaan Pengelolaan Pesisir Kampung Kumbe, Kabupaten Merauke