• Tidak ada hasil yang ditemukan

Note: - Tugas dikumpulkan minggu depan sebelum perkuliahan dimulai - Tugas dikerjakan di kertas A4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Note: - Tugas dikumpulkan minggu depan sebelum perkuliahan dimulai - Tugas dikerjakan di kertas A4"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Gambar dibawah ini adalah grafik P - ΔL hasil uji tarik suatu batang baja berdiameter

15 mm dan gauge length 200 mm. Reduction of area 10 %.

Tentukan :

1. Tensile strength dan

offset yield strength

2. Kekakuan baja tersebut...

3. Modulus ketangguhan

dan modulus resilience

4. Ductility dalam

percentage of elongation

5. Tegangan sebenarnya

pada saat patah

Pembahasan

Pembahasan TugasTugas 44

Note: - Tugas dikumpulkan minggu depan sebelum perkuliahan dimulai

- Tugas dikerjakan di kertas A4

(2)

Fahmi Mubarok, ST. MSc. |Jurusan Teknik Mesin ITS| 1 - 2

Pembahasan

Pembahasan TugasTugas 44

• UTS

Ao = 0.25*π*152 = 176.71 mm2

Pu = 7200 kg Æ σU = PU/Ao = 7200/176.71 = 40.74 kg/mm2 • Yield Strength

Offset method 0.002 Æ 0.002 = Δl/lo Æ 0.002 = Δl/200 Æ Δl = 0.4 mm Tarik garis lurus sejajar garis elastis dari Δl = 0.4 mm

Didapatkan PY = 6500 kg Æ σY = PY/Ao = 6500/176.71 = 36.78 kg/mm2 • Kekakuan E = Δσ/Δε = (ΔP/Ao)/(Δl/lo) = (ΔP/ Δl)*(lo/Ao) = (5000/0.4)*(200/176.71) = 14147 kg/mm2 • Modulus Resilien σY = 36.78 kg/mm2 Æ ε Y = ΔlY/lo = 0.9/200 = 0.0045 UR = 0.5* σY * εY = 0.5*36.78*0.0045 = 0.083 kg/mm2 • Modulus ketangguhan εf = Δlf/lo = 4.4/200 = 0.022 UT = σUf = 40.74*0.022 = 0.89 kg/mm2 • Keuletan

e = (Δlf/lo)*100% = (3.9/200)*100 = 1.95% pada gage length 200 mm • Tegangan sebenarnya pada saat patah

Ψ = 10% Æ Ψ = ((Ao - Af )/ Ao)*100% Æ 10% = ((176.71 - Af )/ 176.71)*100% Æ Af = 159.04 mm2

Pf = 6000 kg dan Af = 159.04 mm2

(3)

Dosen:

Fahmi Mubarok, ST, MSc. Mechanical Engineering ITS- Surabaya

PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK

(RM-1419)

Sifat Mekanik - Hardness

ƒ Macam – macam pengujian Hardness

ƒ Perbandingan Skala Hardness

ƒ Kelebihan dan Kekurangan

ƒ Hubungan Hardness dan Kekuatan

MINGGU IV

(4)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Sifat

Sifat MekanikMekanik –– KekerasanKekerasan (Hardness)(Hardness)

Kemampuan bahan untuk menahan

deformasi plastik setempat akibat goresan, abrasi atau indentasi

Definisi

¾Abrasive particles need to be hard ¾Cutting tools need to be really hard

Importance

¾ Cepat

¾ Tidak merusak benda uji kecuali benda ujinya kecil

¾ Dapat dilaksanakan pada benda jadi ¾ Murah – biaya perawatannya sedikit ¾ Heat treatment

¾Annealing – softer

¾Quenching and tempering – harder ¾ Grain size ¾ Compotition ¾Carbon content ¾Alloying ¾ Cold working ¾ Temperature

Keuntungan

Faktor Mempengaruhi Kekerasan

Pengukuran Kekerasan

¾Ketahanan terhadap goresan •Mohs Test

¾Tinggi pantulan hammer •Scleroscope Test ¾Kedalaman indentasi •Durometer Test •Rockwell Test ¾Luas tapak tekan

•Brinell Test •Vickers Test •Knoop Test

¾Luas proyeksi tapak tekan •Meyer Test

(5)

Mohs

Mohs TestTest

Definisi

Mineral Standar

Kekerasan yang didasarkan pada

kemampuan material untuk tergores dan tidak tergores oleh mineral standar

Tentang Mohs

10 Diamond

1500

9 Corundum

400

8 Topaz

200

7 Quartz

100

6 Orthoclase (Feldspar)

72

5 Apatite

48

4 Fluorite

21

3 Calcite

9

2 Gypsum

2

1 Talc

1

1. Mohs digunakan sejak tahun 1822 2. Terdiri dari 10 mineral yang

disusun dari 1 sampai 10

3. Diamond adalah mineral paling keras dan diberi indek 10

4. Talc adalah mineral paling lunak dan diberi indek 1

5. Kekerasan material akan terletak diantara 2 titik pada skala

6. Contoh: baja tergores oleh

Orthoclase dan tidak tergores oleh Apatite. Baja terletak antara 5 – 6 7. The hardness of steel is about 3.0

(6)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Shore

Shore ScleroscopeScleroscope TestTest

Definisi

Diamond-tipped hammer

dijatuhkan secara vertikal dari

ketinggian tertentu ke permukaan benda uji dan ketinggian

pantulan hammer diukur untuk menentukan

kekerasan material.

Simbol Shore Scleroscop

Symbol Type

HSC C Visual reading type HSD D Ludicator type

Test Machine Hardness Symbol

Tentang Shore Scleroscope

1. The Scleroscope is a very old hardness testing instrument, originating in the early 1900's.

2. It is a dynamic indentation hardness test that drops a diamond-tipped hammer vertically from a fixed height onto the surface of the material under test.

3. The height of the rebound of the

hammer is a measure of the hardness of the material

4. The harder the material, the higher the rebound

5. Two different models were produced. 6. The C testers used a glass tube

graduated from 0 to 140 to measure the rebound. The operator would observe the height of the rebound on the

graduated glass tube.

7. The D model had a 0 to 120 dial gage that would display the rebound height.

(7)

Durometer

Durometer TestTest

Definisi

Durometer type

Main

spring Indentor For use on: A 822 g Frustum cone

Soft Rubber, Elastomers, Waxes,

Printing Rollers. B 822 g Sharp 30o Rubber, Elastomers.

C 10 lb Frustum cone Medium-hard Rubber, Plastics.

D 10 lb Sharp 30o Hard Rubber, Plastics. D0 10 lb 3/32-in. sphere

Dense Textile Winding, Medium Printing

Rollers.

0 822 gr 3/32-in. sphere Soft Printing Rollers, Textile Windings. 00 4 oz 3/32-in. sphere Sponge Rubber, Very

soft Rubber. 000 4 oz 1/2-in. diam, spherical Very Soft Materials,

Open Cell Foam.

Tentang Durometer

Simbol Durometer

4. Pembacaan angka kekerasan secara otomatis

5. Tipe yang umum digunakan adalah tipe A dan tipe D

6. Tipe A untuk material yang lebih lunak 7. Tipe D untuk material yang lebih keras Pengujian kekerasan

dengan cara indentasi untuk material

plastik atau karet.

1. Digunakan untuk soft-material seperti plastik atau karet

2. Pengukuran kekerasan dengan cara kedalaman indentasi

3. Semakin dalam indentasi, semakin lunak material

(8)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Mesin

Mesin HardnessHardness

Mesin Hardness disamping digunakan

untuk:

–Rockwell test

–Brinell test

–Vickers test

–Knoop test

–Meyer test

Yang membedakan adalah jenis

indentor dan bebannya

(9)

Rockwell Test

Rockwell Test

Definisi

Indentor berbentuk bola atau kerucut ditekan ke permukaan benda uji dengan beban minor, sehingga ujung indentor menembus

kedalaman hA.

Setelah itu penekanan diteruskan dengan memberikan beban mayor selama beberapa saat, sehingga ujung indentor menembus kedalaman hB

Kemudian beban utama dilepas, hanya tinggal beban awal, sehingga kedalaman penetrasi ujung indentor adalah hC

1. Indentor :

¾ Bola baja yang dikeraskan dengan diameter 1/16”, 1/8”, ¼” dan ½” ¾ Kerucut intan dengan sudut 120o

2. Untuk Rockwell test beban minor 10 kg, dan beban mayor 60, 100 dan 150 kg

3. Untuk superficial Rockwell test beban minor 3 kg dan beban mayor 15, 30 dan 45 kg

4. Seperficial Rockwell test digunakan untuk material yang tipis

5. Range penggunaan skala hardness harus sesuai dengan tabel.

6. Permukaan benda uji harus tegak lurus dengan indentor

7. Jarak antar pusat diameter indentasi harus lebih dari 4 d dan jarak antara pusat indentasi dengan ujung benda uji harus lebih dari 2.5 d. 8. Selama waktu penekanan, indentor tidak

boleh mendapat beban kejut atau getaran dan beban harus diberikan secara perlahan-lahan

(10)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Rockwell Test

Rockwell Test

Skala Rockwell Test

Skala Indentor Beban Mayor Range Material

C 150 10 - 70

Hardened steels, cast irons, deep case-hardened

D 100 20 - 80

Thin but hard steel, medium depth case-hardened

A 60 20 - 95 Sheet steel, shallow

case-hardened

G 150 20 - 100

Malleable cast irons, phosphor bronze,

gunmetals, copper nickel alloys

B 100 20 - 100

Copper and aluminium alloys, annealed low-carbon steels

F 60 20 - 100 Annealed copper alloys,

thin soft sheet materials

K 150 40 - 100 Aluminium and

magnesium alloys

E 100 60 - 100

Cast iron, aluminium, magnesium, and bearing metals

H 60 80 - 100

Soft materials, high ferritic alloys, aluminium, lead, zinc

P 150 Thermosetting plastics

M 100 Thermoplastics

L 60 Thermoplastics

V 150 Very soft plastics and

rubbers

S 100 Very soft plastics and

rubbers

R 60 Very soft plastics and

rubbers 1/16 1/8 1/4 1/2 Kerucut Intan

Benda Uji

1. Permukaan benda uji bagian atas dan bawah harus datar dan sejajar satu sama lain

2. Benda uji harus cukup tebal setidaknya 10 kali kedalaman indentasi sehingga tidak ada deformasi pada permukaan bagian bawah 3. Permukaan benda uji bagian atas dan bawah

harus licin dan bersih

Skala Superficial Rockwell Test

Skala Indentor Beban Mayor Range Material

45N 45 60 - 95 30N 30 40 - 90 15N 15 20 - 80 45T 45 60 - 95 30T 30 30 - 85 15T 15 10 - 75 45W 45 30W 30 15W 15 45X 45 30X 30 15X 15 45Y 45 30Y 30 15Y 15 1/4 1/2 Thin sheets, foils, coatings, surface heat treatments, and polymers including their surface treatments. Kerucut Intan 1/16 1/8

Contoh

45 HRB = kekerasan Rockwell 45 dengan menggunakan Rockwell B

(11)

Brinell

Brinell TestTest

2. Harga perbandingan P/D2 = konstan

Material hardness P/D2 Steel - 30 < 140 10 ≥ 140 30 < 35 5 35 - 200 10 > 200 30 1.25 2.5 5 10 15 10 15 1 1.25 Cast Iron -> 80 35 - 80 < 35 Material lunak dan paduannya Tembaga dan paduannya

Timbal dan Timah

3. Permukaan benda uji harus tegak lurus dengan indentor

4. Pembebanan dilakukan berlahan-lahan tanpa menimbulkan beban kejut atau getaran

5. Benda uji harus ditahan dengan baik agar tidak bergerak pada waktu pembebanan

Prosedur

1. Indentor :

¾ Bola baja yang dikeraskan (≤500 BHN) ¾ Bola karbida tungsten (≤650 BHN) ¾ Diameter 10; 5; 2.5; 2; 1 mm

Definisi

Indentor berbentuk bola ditekan ke permukaan benda uji dan diameter hasil penekanan diukur setelah identor

dipindahkan dari benda uji.

Perhitungan

(

2 2

)

2 an tapak tek Luas tekan Gaya d D D D P BHN − − = = π P = Gaya Tekan (kgf) D = Diameter Indentor (mm) d = Diameter Tapak Tekan (mm)

(12)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Brinell

Brinell TestTest

6. Jarak antar pusat diameter indentasi harus lebih dari 4 d dan jarak antara pusat

indentasi dengan ujung benda uji harus lebih dari 2.5 d.

7. Lama waktu penekanan antar 10 – 15 s 8. Pengukuran diameter indentasi (d)

dilakukan 2 kali dan saling tegak lurus kemudian dirata-rata

Benda Uji

1. Permukaan benda uji harus datar

2. Ketebalan benda uji haurs cukup tebal

BHN D P Dept . π =

3. Luas permukaan benda uji harus cukup luas supaya memenuhi prosedur no 5. 4. Permukaan benda uji harus bersih dari

benda asing.

Ball Diameter Gaya tekan

D, mm P, kgf HBS (HBW) 10/3000 10 30 3000 HBS (HBW) 10/1500 10 15 1500 HBS (HBW) 10/1000 10 10 1000 HBS (HBW) 10/500 10 5 500 HBS (HBW) 10/250 10 2.5 250 HBS (HBW) 10/125 10 1.25 125 HBS (HBW) 10/100 10 1 100 HBS (HBW) 5/750 5 30 750 HBS (HBW) 5/250 5 10 250 HBS (HBW) 5/125 5 5 125 HBS (HBW) 5/62.5 5 2.5 62.5 HBS (HBW) 5/31.25 5 1.25 31.25 HBS (HBW) 5/25 5 1 25 HBS (HBW) 2.5/187.5 2.5 30 187.5 HBS (HBW) 2.5/62.5 2.5 10 62.5 HBS (HBW) 2.5/31.25 2.5 5 31.25 HBS (HBW) 2.5/15.625 2.5 2.5 15.625 HBS (HBW) 2.5/7.8125 2.5 1.25 7.8125 HBS (HBW) 2.5/6.25 2.5 1 6.25 HBS (HBW) 2/120 2 30 120 HBS (HBW) 2/40 2 10 40 HBS (HBW) 2/20 2 5 20 HBS (HBW) 2/10 2 2.5 10 HBS (HBW) 2/5 2 1.25 5 HBS (HBW) 2/4 2 1 4 HBS (HBW) 1/30 1 30 30 HBS (HBW) 1/10 1 10 10 HBS (HBW) 1/5 1 5 5 HBS (HBW) 1/2.5 1 2.5 2.5 HBS (HBW) 1/1.25 1 1.25 1.25 HBS (HBW) 1/1 1 1 1 Hardness Symbol P/D2

Simbol Brinell

Contoh

75 HBS 10/3000 =

kekerasan Brinell 75 dihitung dengan bola baja diameter 10 mm dengan gaya 3000 kg

(13)

Vickers Test

Vickers Test

Definisi

Indentor berbentuk piramid dengan alas bujur sangkar ditekan ke permukaan benda uji dan diagonal hasil penekanan diukur setelah identor dipindahkan dari benda uji.

Perhitungan

2

854

.

1

d

P

VHN

=

P = Gaya Tekan (kgf)

d = Diagonal tapak tekan (mm)

Prosedur

1. Indentor berbentuk piramid intan beralas bujur sangkar dengan sudut puncak antara 2 sisi yang berhadapan 136o

2. Permukaan benda uji harus tegak lurus dengan indentor

3. Gaya tekan yang bekerja

4. Pembebanan dilakukan berlahan-lahan tanpa menimbulkan beban kejut atau getaran

5. Lama waktu penekanan antar 10 – 15 s 6. Jarak antar indentasi harus memenuhi:

Material of test piece Stell, Copper and Copper alloys Light metal, lead, zinc and their alloys Distance between the

centers of indentations 3 d min. 6 d min. Distance from the center

of indentation to the edge of test piece

2.5 d min. 3 d min.

Hardness Gaya Hardness Gaya Symbol Tekan (kg) Symbol Tekan (kg)

HV 0.01 0.01 HV 1 1 HV 0.02 0.02 HV 2 2 HV 0.03 0.03 HV 3 3 HV 0.05 0.05 HV 5 5 HV 0.1 0.1 HV 10 10 HV 0.2 0.2 HV 20 20 HV 0.3 0.3 HV 30 30 HV 0.5 0.5 HV 40 40 HV 1 1 HV 50 50 HV 100 100

(14)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Vickers Test

Vickers Test

7. Pengukuran diagonal indentasi (d) dilakukan 2 kali dan saling tegak lurus kemudian dirata-rata

1. Permukaan benda uji harus bersih dari benda lain seperti oli.

2. Permukaan benda uji harus halus 3. Ketebalan benda uji minimum harus

1.5 kali diagonal indentasi

4. Permukaan benda uji harus datar

640 HV 30 =

kekerasan Vickers 640 dengan gaya

pembebanan 30 kg selama selang waktu 10 – 15 s

640 HV 30/20 =

kekerasan Vickers 640 dengan gaya

pembebanan 30 kg selama selang waktu 20 s

Benda Uji

Contoh

Tentang Vickers

1. Pengukuran tidak terpengaruh oleh besarnya gaya tekan

2. Hasilnya akan sama walaupun pengukuran dilakukan dengan gaya tekan yang berbeda 3. Dapat mengukur kekerasan bahan mulai

dari yang sangat lunak sampai yang sangat keras tanpa perlu mengganti gaya tekan 4. Gaya tekan yang bekerja tergantung pada

kekerasan atau ketebalan bahan yang diuji agar diperoleh tapak tekan yang mudah diukur dan tidak ada anvil effect (pada benda yang tipis)

5. Untuk Vickers biasa digunakan gaya tekan antara 1 kg sampai 120 kg

6. Untuk Micro Vikers digunakan gaya tekan antara 0.001 kg sampai 1 kg

(15)

Knoop

Knoop TestTest

Definisi

Indentor berbentuk piramid dengan alas belah ketupat ditekan ke permukaan benda uji dan diagonal hasil penekanan diukur setelah identor dipindahkan dari benda uji.

Perhitungan

2

229

.

14

l

P

KHN

=

P = Gaya Tekan (kgf) l = Diagonal terpanjang tapak tekan (mm)

Prosedur

1. Indentor berbentuk piramid intan beralas belah ketupat yang

perbandingan panjang diagonalnya 1 : 7 dengan sudut puncak antara 2 sisi yang berhadapan 172.3o dan 130o

2. Permukaan benda uji harus tegak lurus dengan indentor

3. Gaya tekan yang bekerja

4. Pembebanan dilakukan berlahan-lahan tanpa menimbulkan beban kejut atau getaran

5. Lama waktu penekanan antar 10 – 15 s 6. Jarak antar indentasi harus memenuhi:

Hardness Gaya Symbol Tekan (kg) HK 0.01 0.01 HK 0.02 0.02 HK 0.03 0.03 HK 0.05 0.05 HK 0.1 0.1 HK 0.2 0.2 HK 0.3 0.3 HK 0.5 0.5 HK 1 1

Direction of diagonal Longer diagonal direction

Material of test piece Stell, Copper and Copper alloys Light metal, lead, zinc and

their alloys

-Distance between the centers of

indentations

3 ds min. 6 ds min. 2 dl min.

Distance from the center of indentation to the edge of test piece

2.5 ds min. 3 ds min. 1.5 dl min.

(16)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Knoop

Knoop TestTest

7. Hanya dilakukan pengukuran terhadap diagonal terpanjang indentasi (l)

1. Permukaan benda uji harus bersih dari benda lain seperti oli.

2. Permukaan benda uji harus halus 3. Ketebalan benda uji minimum harus

0.3 kali diagonal terpanjang indentasi 4. Permukaan benda uji harus datar

640 HK 0.1 =

kekerasan Knoop 640 dengan gaya

pembebanan 0.1 kg selama selang waktu 10 – 15 s

640 HK 0.1/20 =

kekerasan Knoop 640 dengan gaya

pembebanan 0.1 kg selama selang waktu 20 s

Benda Uji

Contoh

Tentang Knoop

1. Pengujian Knoop menghasilkan indentasi yang sangat dangkal

2. Cocok untuk pengujian kekerasan pada lapisan yang sangat tipis

(17)

Meyer Test

Meyer Test

Definisi

Indentor berbentuk bola ditekan ke permukaan benda uji dan diameter hasil penekanan diukur setelah identor

dipindahkan dari benda uji.

Perhitungan

2 4 an tapak tek proyeksi Luas tekan Gaya d P MHN π = = P = Gaya Tekan (kgf) D = Diameter Indentor (mm) d = Diameter Tapak Tekan (mm)

1. Indentor bola baja yang dikeraskan

2. Kekerasan Meyer dihitung berdasarkan luas proyeksi tapak tekan

3. Pengukuran tidak terpengaruh oleh besarnya gaya tekan

4. Hasilnya akan sama walaupun pengukuran dilakukan dengan gaya tekan yang berbeda 5. Pengujian Meyer jarang digunakan

(18)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Accuracy of Any Indentation Hardness Test

Accuracy of Any Indentation Hardness Test

Condition of the Indenter

• Flattering of a steel-ball indenter will result in errors in the

hardness number

• The ball should be checked frequently for permanent

deformation and discarded when such deformation occurs

• Diamond indenters should be checked for any sign of

chipping

Accuracy of Load Applied

• The tester should apply loads in the stated range with

negligible error

• Loads greater than the recommended amount should not be

used for accurate testing

(19)

Accuracy of Any Indentation Hardness Test

Accuracy of Any Indentation Hardness Test

Impact Loading

• Besides causing inaccurate hardness readings, impact

loading may damage diamond indenters

Shape of the Specimen

• The greatest accuracy is obtained when the test surface is

flat and normal to the vertical axis of the indenter

• A long specimen should be properly supported so that it

does not tip

• A flat surface should be prepared, if possible, on a

cylindrical shaped specimen, and a V-notch anvil should

be used to support the specimen

(20)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Accuracy of Any Indentation Hardness Test

Accuracy of Any Indentation Hardness Test

Thickness of Specimen

• The specimen should be thick enough so that no bulge

appears on the surface opposite that of the impression

• The recommended thickness of the specimen is at least ten

times the depth of the impression

Surface Condition of the Specimen

• The surface of the specimen on which the hardness reading

is to be taken should be flat

• Any pits, scale, or grease should be removed by grinding

or polishing

(21)

Accuracy of Any Indentation Hardness Test

Accuracy of Any Indentation Hardness Test

Location of Impressions

• Impressions should be at least 2.5 diameters from the edge

of the specimen and should be at least 4 diameters apart for

ball tests

Surface Condition of the Specimen

• The surface of the specimen on which the hardness reading

is to be taken should be flat

• Any pits, scale, or grease should be removed by grinding

or polishing

(22)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Perbandingan

Perbandingan PemakaianPemakaian Hardness TestHardness Test

Brinell Test

• Since the Brinell test leaves a relatively large impression, it

is limited to heavy sections

• This is an advantage, however, when the material tested is

not homogeneous

• The surface of the test piece does not have to be so smooth

as that for smaller impressions

• Using a microscope to measure the diameter of the

impression is not so convenient as reading a dial gauge

• Because of deformation of the steel ball, the Brinell test is

generally inaccurate above 500 HB

• The range may be extended to about 650 HB with a

tungsten carbide ball

(23)

Perbandingan

Perbandingan PemakaianPemakaian Hardness TestHardness Test

(24)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Perbandingan

Perbandingan PemakaianPemakaian Hardness TestHardness Test

Rockwell Test

• The Rockwell test is rapid and simple in operation

• Since the loads and indenters are smaller than those used in

the Brinell test, the Rockwell test may be used on thinner

specimens, and the hardest as well as the softest materials

can be tested

(25)

Perbandingan

Perbandingan PemakaianPemakaian Hardness TestHardness Test

Vickers Test

• The Vickers tester is the most sensitive of the production

hardness tester

• It has single continuous scale for all materials

• Hardness number is virtually independent of load

• Because of the possibility of using light loads, it can test

thinner sections than any other production test

(26)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Perbandingan

Perbandingan PemakaianPemakaian Hardness TestHardness Test

(27)

Perbandingan

Perbandingan PemakaianPemakaian Hardness TestHardness Test

Microhardness Test

• The microhardness test is basically a laboratory test

• The use of very light loads permits testing of very small

parts and very thin sections

• It can be used to determine the hardness of individual

constituents of the microstructure

• Since the smaller the indentation, the better the surface

finish must be, a great deal more care is required to prepare

the surface for microhardness testing

• The surface is usually prepared by the technique of

metallographic polishing

(28)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Perbandingan

Perbandingan PemakaianPemakaian Hardness TestHardness Test

Scleroscope Test

• The principal advantages of the scleroscope are:

– The small impressions that remain

– The rapidity of testing

– Portability of the instrument

• However, result tend to be inaccurate unless proper

precautions are taken:

– The tube must be perpendicular to the test piece

– Thin piece must be properly supported and clamped

– The surface to be tested must be smoother than for most other

testing methods

(29)

Perbandingan

(30)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Hardness Units Conversion Table

(31)

Hardness Units Conversion Table

(32)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Hardness Units Conversion Table

(33)

Hardness Units Conversion Table

(34)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Hardness Units Conversion Table

(35)

Hubungan

Hubungan KekerasanKekerasan dandan KekuatanKekuatan

Pada umumnya kekuatan

sebanding dengan kekerasan.

Kekuatan akan naik dengan

naiknya kekerasan (bersamaan

dengan itu keuletan akan turun)

An approximate

relationship between the

hardness and the tensile

strength (of steel) is:

Approximate relations between

hardness numbers and tensile ultimate strengths for structural steels

(36)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Tugas

Tugas 66

1. Jelaskan kenapa pada “Brinell Test” P/D

2

harus dijaga konstan

2. Buktikan luas tapak tekan pada “Brinell Test”

=

3. Buktikan pada “Vicker Test” bahwa

(

2 2

)

2 D D d D π 2

854

.

1

d

P

VHN

=

Note: - Tugas dikumpulkan minggu depan sebelum perkuliahan dimulai

- Tugas dikerjakan di kertas A4

(37)

Dosen:

Fahmi Mubarok, ST, MSc. Mechanical Engineering ITS- Surabaya

PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK

(RM-1419)

IMPACT TEST

IMPACT TEST

MINGGU V

MINGGU V

Jadwal kuliah :

(38)

|Jurusan Teknik Mesin ITS|

Tugas

Tugas 77

1. Jelaskan apa yang dimaksud “brittle fracture”

dan apa penyebabnya

2. Jelaskan metode pengujian “Impact Test”

3. Apa saja hasil yang didapatkan dari “Impact

Test”. Jelaskan

Note: - Tugas dikumpulkan minggu depan sebelum perkuliahan dimulai

- Tugas dikerjakan di kertas A4

Gambar

Gambar dibawah ini adalah grafik P - ΔL hasil uji tarik suatu batang baja berdiameter  15 mm dan gauge length 200 mm

Referensi

Dokumen terkait

Setiap mahasiswa harus mengikuti mata kuliah tersebut agar memiliki ketrampilan berbahasa Indonesia secara baik dan benar, baik dalam ragam tulis maupun lisan... Tujuan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Bukittinggi Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pemb entukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Lintas Timur Sumatera, Desa M ulyosari, Kec.. Pasir

energi dan momentum adalah kekal dalam keadaan seperti itu dan foton hambur kehilangan energi (panjang gelombang hasilnya lebih panjang) dibanding foton datang

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) perusahaan harus tetap listing di BEJ dan melakukan sock split dari tahun 2002 sampai dengan 2005; (2) perusahaan

OPAC yang menggalakkan 'khidmat diri' bukan sahaja menyebabkan pustakawan menjadi kurang penting ( to lose the dependence of clients ), tetapi juga

Mengetahui adanya pengaruh polinomial derajat error residual yang lebih tinggi pada Filter Kalman terhadap perbaikan hasil prediksi nilai kecepatan angin dan tinggi gelombang

selanjutnya dikarenakan skor institusi ramah lingkungan kelompok pegawai yang mempersepsikan pimpinan memiliki kepemimpinan lingkungan transformasional (A 1 ) lebih