• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALYSIS DIFFERENCES INTHE METHOD DEPRECIATION OF TANGIBLE FIXED ASSETS IN THE COMPANY S (Case Study at PT.Bineatama Kayone Lestari)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALYSIS DIFFERENCES INTHE METHOD DEPRECIATION OF TANGIBLE FIXED ASSETS IN THE COMPANY S (Case Study at PT.Bineatama Kayone Lestari)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALYSIS DIFFERENCES INTHE METHOD DEPRECIATION OF TANGIBLE FIXED ASSETS IN THE COMPANY’S

(Case Study at PT.Bineatama Kayone Lestari)

Sari Hartanti Sudarsono (093403034) E-mail : sarihartantis@yahoo.com

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Iman Pirman Hidayat, SE.,M.Si.,Ak.,CA.1 Iwan Hermansyah, SE.,M.Si.,Ak.2

ABSTRACK

The purpose of this study was to determine the ratio of corporate profits when using depreciation method on PT. Bineatama Kayone Lestari with other depreciation methods. The method used is descriptive method of analysis with a case study approach, while the techniques of data collection is done through (1) observation and interviews to obtain primary and secondary file. (2) the literature to obtain secondary file. Based on the results of the analysis can be seen that the amount of depreciation of tangible fixed assets is calculated using the straight-line method will vary with the amount of depreciation expense is calculated by using another method, whereas the comparison method of depreciation of tangible fixed assets in profit can be concluded that the profits generated by PT . Binetama Kayone Lestari using the straight-line method is greater than with other methods, namely the double declining balance method.

(2)

ANALISIS PERBEDAAN METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP BERWUJUD DALAM PEROLEHAN LABA PERUSAHAAN

(Studi Kasus Pada PT.Bineatama Kayone Lestari)

Sari Hartanti Sudarsono (093403034) E-mail : sarihartantis@yahoo.com

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Iman Pirman Hidayat, SE.,M.Si.,Ak.,CA.1 Iwan Hermansyah, SE.,M.Si.,Ak.2

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan laba perusahaan bila menggunakan metode penyusutan pada PT. Bineatama Kayone Lestari dengan metode penyusutan yang lain. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus, sedangkan tekhnik pengumpulan data dilakukan melalui (1) observasi dan wawancara untuk mendapatkan data primer dan sekunder. (2) studi pustaka untuk mendapatkan data sekunder. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa besarnya penyusutan aktiva tetap berwujud yang dihitung dengan menggunakan metode garis lurus besarnya akan berbeda dengan beban penyusutan yang dihitung dengan menggunakan metode lain, sedangkan perbandingan metode penyusutan aktiva tetap berwujud dalam perolehan laba dapat disimpulkan bahwa besarnya laba yang dihasilkan oleh PT. Binetama Kayone Lestari dengan menggunakan metode garis lurus lebih besar daripada dengan menggunakan metode lain yaitu metode saldo menurun ganda.

(3)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah perusahaan yang didirikan harus mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui pencapaian tujuan. Tujuan perusahaan yaitu untuk memperoleh laba optimal atas investasi yang telah ditanamkan dalam perusahaan. Salah satu bentuk investasi tersebut adalah aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan yaitu aktiva yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun yaitu yang disebut dengan aktiva tetap berwujud.

Dalam waktu yang lebih dari satu periode akuntansi tersebut, aktiva tetap berwujud yang bersangkutan akan mengalami penurunan nilai disebabkan sudah digunakan oleh perusahaan selama periode akuntansi berjalan. Pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap berwujud merupakan pengeluaran yang akan dialokasikan menjadi biaya. Oleh karena itu, biaya dari perolehan aktiva tetap berwujud ini atau dapat disebut sebagai harga perolehan harus ditransfer ke akun beban dengan cara yang sistematis dalam setiap periode akuntansi atau sepanjang umur manfaatnya. Transfer periodik ini, dari biaya ke beban dinamakan dengan penyusutan atau depresiasi.

Perusahaan harus mampu menerapkan metode depresiasi yang tepat pada aktiva tertentu, metode penyusutan yang berbeda akan menghasilkan alokasi biaya depresiasi yang berbeda sehingga akan mempengaruhi harga pokok penjualan dan beban usaha yang mempengaruhi besarnya laba yang akan diperoleh perusahaan. Oleh sebab itu, metode depresiasi aktiva tetap harus ditentukan secara tepat agar biaya depresiasi yang dibebankan dapat mencerminkan kewajaran nilai aktiva tetap pada neraca.

Besarnya beban aktiva tetap mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. Apabia beban penyusutan kecil maka laba akan naik dan sebaliknya apabila beban penyusutan besar maka laba akan turun. Oleh karena itu perlu diadakan analisis terhadap metode depresiasi yang diterapkan oleh perusahaan dalam aktiva tetapnya. Pada umumnya nilai ekonomis suatu aktiva tetap akan mengalami penurunan yang disebabkan pemakaian dan kerusakan, keusangan karena faktor ekonomis dan teknis.

PT. Bineatama Kayone Lestari merupakan salah satu perusahaan besar di Tasikmalaya yang mampu memasarkan produknya ke beberapa negara luar yang ternama. Oleh karena itu untuk, mempertahankan kualitas produksinya dan

(4)

meningkatkan laba perusahaan, maka PT. Bineatama harus mampu menerapkan metode penyusutan yang tepat untuk aktiva-aktiva yang ada di perusahaannya. Metode penyusutan yang diterapkan oleh PT. Binetama Kayone Lestari adalah metode penyusutan garis lurus karena metode tersebut sering banyak digunakan oleh perusahaan dan merupakan metode penyusutan yang sederhana.

IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka permasalahan dapat diidentifikasikan terkait dengan hal – hal sebagai berikut :

1. Bagaimana metode depresiasi aktiva tetap berwujud yang diterapkan pada PT.Bineatama Kayone Lestari.

2. Bagaimana perbedaan metode depresiasi aktiva tetap berwujud dalam perolehan laba perusahaan.

KAJIAN PUSTAKA Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan salah satu alat yang penting dan pokok dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur atau kegiatannya melakukan proses produksi, karena pada perusahaan jenis tersebut aktiva tetap merupakan tulang punggung bagi aktivitas perusahaan sehari-hari. Aktiva tetap dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan.

Menurut standar akuntansi keuangan (2002;16) adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang dipergunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun. Sedangkan Baridwan (2000; 271) mengemukakan definisi aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa aktiva tetap adalah harta yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan yang umumnya lebih dari 1 (satu) tahun atau periode akuntansi.

(5)

Depresiasi

Depresiasi adalah proses harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Adapun besarnya jumlah rupiah beban depresiasi hal ini akan tergantung kepada harga perolehan/pokok aktiva tetap; taksiran umur ekonomis; taksiran nilai sisa (residual value) dan metode penyusutan yang digunakan.

Metode Depresiasi

Beberapa metode penyusutan yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan beban penyusutan periodik menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2009;16.11) antara lain :

1. Metode berdasarkan Faktor Waktu

a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

D = HP −NS

n

Keterangan : D = Depresiasi HP = Harga perolehan NS = Nilai sisa

n = Taksiran umur kegunaan

b. Metode Pembebanan Menurun (Reducing Charge Method) a) Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digit Method) b) Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

d% = 1 – NS

HP

n

Keterangan : d% = Rata-rata depresiasi HP = Harga perolehan NS = Nilai sisa

n = Umur ekonomis

c) Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)

Tarif = 100%

n

x 2

(6)

2. Metode berdasarkan Faktor Penggunaan/Kegiatan/Pembebanan Variabel a. Metode Jam Jasa (Service Hours Method)

Depresiasi per jam = HP −NS

n

Keterangan : HP = Harga Perolehan NS = Nilai sisa

n = Taksiran jam jasa

b. Metode Output Produksi/Jumlah Hasil Produksi (Productive Output Method)

Depresiasi per unit = HP −NS

n

Keterangan : HP = Harga Perolehan NS = Nilai sisa

n = Taksiran Hasil Produksi/unit 3. Metode Depresiasi Khusus

a. Metode berdasarkan Tarif Kelompok atau Tarif Komposit Penyusunan Kelompok (Group and Composite Method)

b. Metode Anuitas (Annuity Method)

c. Metode Penggantian dan Penempatan (Replacement and Location Metodh) d. Sistem Persediaan (Inventory System)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu metode penelitian yang menggambarkan situasi yang terjadi pada masa sekarang, kemudian data dikumpulkan, diolah, dianalisa dan dibuat kesimpulan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan wawancara untuk mendapatkan data primer dan sekunder, dan studi pustaka untuk mendapatkan data sekunder.

Dalam mengolah data, teknik analisa data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perbandingan dalam penggunaan metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan dengan metode alternatif lainnya digunakan alat analisis metode penyusutan berdasarkan waktu :

(7)

a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) Penysutan = HP −NS n Keterangan : HP : Harga perolehan NS : Nilai sisa

n : Taksiran umur kegunaan

b. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)

Tarif = 100%

n

x 2

Keterangan : n = Masa manfaat

Nilai sisa tidak boleh diperhitungkan dan beban penyusutan tidak diperkenankan dihitung lagi setelah mencapai nilai sisa.

2. Analisis Komparasi

Digunakan untuk melihat kaitannya antara metode penyusutan dengan perolehan laba.

Tabel Komparasi

No Metode Penyusutan Perolehan Laba (Jutaan Rp) Rata-rata

laba/tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Garis Lurus

2 Saldo Menurun Ganda

3. Pemilihan tes statistik dan penetapan tingkat signifikan

Metode pengujian yang dipakai adalah independent test yaitu pengujian untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel yang diuji pada subjek yang berbeda, yang berarti bahwa populasi yang darimana data-data itu diambil mempunyai rata-rata yang tidak sama.

a. Menghitung rata-rata tiap populasi

X

= Σxi n

Keterangan : X = Rata-rata laba

xi = Laba usaha menggunakan metode penyusutan tertentu n = ukuran sampel 3 tahun

(8)

b. Perhitungan besarnya nilai thitung

Untuk menghitung nilai thitung yaitu untuk menguji signifikan dalam mengambil kesimpulan, digunakan rumus sebagai berikut :

t = X1 - X2

Sgab 1 n1+

1 n2

Keterangan : t = nilai t yang dihitung

X1 = rata-rata laba menggunakan metode garis lurus

X2 = rata-rata laba menggunakan metode saldo menurun ganda n1 = ukuran sampel 3 tahun

n2 = ukuran sampel 3 tahun Sgab = simpangan baku

Dimana untuk menghitung simpangan baku gabangun menggunakan rumus sebagai berikut : S1 = ∑(X1− X1)2 n1− 1 S2 = ∑(X2− X2)2 n2− 1 Sgab = n1− 1 s1 2+ n 2− 1 s22 n1+ n2− 2

Keterangan : X1 = rata-rata laba perusahaan menggunakan garis lurus X2 = rata-rata laba perusahaan menggunakan saldo menurun

ganda

S1 = simpangan baku menggunakan garis lurus

S2 = simpangan baku menggunakan saldo menurun ganda n1 = sampel 3 tahun

(9)

PEMBAHASAN

Analisis Metode Garis Lurus di PT. Bineatama Kayone Lestari

Penyusutan aktiva tetap dilakukan dengan cara mengalokasikan nilai perolehan aktiva tetap dalam ukuran yang sama setiap periode akuntansi keperkiraan biaya selama taksiran umur aktiva tetap yang bersangkutan. Biaya perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dicatat dalam operasi tahun berjalan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ternyata perusahaan menggunakan secara spesifik penyusutan aktiva tetap, kecuali tanah. Sehingga hampir semua aktiva tetap penyusutannya menggunakan metode garis lurus yang sama besar setiap tahunnya. Besar kecilnya penyusutan ditentukan oleh harga peolehan, nilai sisa dan masa manfaatnya juga ditentukan oleh metode penyusutan yang digunakan. Dari berbagai metode penyusutan yang ada perusahaan PT. Bineatama Kayone Lestari menggunakan metode garis lurus, dengan masa manfaat untuk masing-masing aktiva tetap adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Umur Ekonomis Aktiva Tetap

No Jenis Aktiva Tetap Tahun

1 Bangunan 20

2 Mesin 15

3 Kendaraan 10

4 Peralatan Pabrik 10

5 Peralatan Kantor 6

Sumber : PT. Bineatama Kayone Lestari

Aktiva tetap perusahaan mulai dilakukan penyusutan pada saat aktiva tetap tersebut digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Hal ini sudah tepat karena pada saat kegiatan berlangsung maka timbul biaya penyusutan sebagai akibat manfaat yang didapatkan dari penggunaan aktiva tetap tersebut.

Berikut ini perhitungan metode penyusutan masing-masing aktiva tetap pada PT. Binetama Kayone Lestari menggunakan metode penyusuttan garis lurus.

1. Bangunan nilai perolehannya pada tahun 1993 senilai Rp.2.500.000.000,- dengan memiliki masa manfaat 20 tahun. Berikut perhitungan penyusutannya :

(10)

Tabel 4.2

Depresiasi Bangunan dengan menggunakan Garis Lurus

Tahun

ke Tahun

Beban Penyusutan

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

1993 2.500.000.000 1 1994 125.000.000 125.000.000 2.375.000.000 2 1995 125.000.000 250.000.000 2.250.000.000 3 1996 125.000.000 375.000.000 2.125.000.000 4 1997 125.000.000 500.000.000 2.000.000.000 5 1998 125.000.000 625.000.000 1.875.000.000 6 1999 125.000.000 750.000.000 1.750.000.000 7 2000 125.000.000 875.000.000 1.625.000.000 8 2001 125.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 9 2002 125.000.000 1.125.000.000 1.375.000.000 10 2003 125.000.000 1.250.000.000 1.250.000.000 11 2004 125.000.000 1.375.000.000 1.125.000.000 12 2005 125.000.000 1.500.000.000 1.000.000.000 13 2006 125.000.000 1.625.000.000 875.000.000 14 2007 125.000.000 1.750.000.000 750.000.000 15 2008 125.000.000 1.875.000.000 625.000.000 16 2009 125.000.000 2.000.000.000 500.000.000 17 2010 125.000.000 2.125.000.000 375.000.000 18 2011 125.000.000 2.250.000.000 250.000.000 19 2012 125.000.000 2.375.000.000 125.000.000 20 2013 125.000.000 2.500.000.000 0

(11)

2. Mesin nilai perolehannya pada tahun 2009 senilai Rp.37.500.000,- dengan memiliki masa manfaat 10 tahun. Berikut ini perhitungan penyusutannya :

Tabel 4.3

Depresiasi Mesin dengan menggunakan Garis Lurus

Tahun

ke Tahun

Beban Penyusutan

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

2009 37.500.000 1 2010 2.500.000 2.500.000 35.000.000 2 2011 2.500.000 5.000.000 32.500.000 3 2012 2.500.000 7.500.000 30.000.000 4 2013 2.500.000 10.000.000 27.500.000 5 2014 2.500.000 12.500.000 25.000.000 6 2015 2.500.000 15.000.000 22.500.000 7 2016 2.500.000 17.500.000 20.000.000 8 2017 2.500.000 20.000.000 17.500.000 9 2018 2.500.000 22.500.000 15.000.000 10 2019 2.500.000 25.000.000 12.500.000 11 2020 2.500.000 27.500.000 10.000.000 12 2021 2.500.000 30.000.000 7.500.000 13 2022 2.500.000 32.500.000 5.000.000 14 2023 2.500.000 35.000.000 2.500.000 15 2024 2.500.000 37.500.000 0

(12)

3. Kendaraan

Kendaraan nilai perolehannya pada tahun 2004 senilai Rp.159.000.000,- dengan memiliki masa manfaat 7 tahun. Berikut perhitungan penyusutannya :

Tabel 4.4

Depresiasi Kendaraan dengan menggunakan Garis Lurus

Tahun

ke Tahun

Beban Penyusutan

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

2004 159.000.000 1 2005 15.900.000 15.900.000 143.100.000 2 2006 15.900.000 31.800.000 127.200.000 3 2007 15.900.000 47.700.000 111.300.000 4 2008 15.900.000 63.600.000 95.400.000 5 2009 15.900.000 79.500.000 79.500.000 6 2010 15.900.000 95.400.000 63.600.000 7 2011 15.900.000 111.300.000 47.700.000 8 2012 15.900.000 127.200.000 31.800.000 9 2013 15.900.000 143.100.000 15.900.000 10 2014 15.900.000 159.000.000 0

Sumber : PT. Bineatama Kayone Lestari

4. Peralatan Pabrik

Peralatan pabrik nilai perolehannya pada tahun 2004 senilai Rp.135.000.000,- dengan memiliki masa manfaat 10 tahun. Berikut perhitungan penyusutannya :

Tabel 4.5

Depresiasi Peralatan Pabrik dengan menggunakan Garis Lurus

Tahun

ke Tahun

Beban Penyusutan

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

2004 135.000.000 1 2005 13.500.000 13.500.000 121.500.000 2 2006 13.500.000 27.000.000 108.000.000 3 2007 13.500.000 40.500.000 94.500.000 4 2008 13.500.000 54.000.000 81.000.000 5 2009 13.500.000 67.500.000 67.500.000 6 2010 13.500.000 81.000.000 54.000.000 7 2011 13.500.000 94.500.000 40.500.000 8 2012 13.500.000 108.000.000 27.000.000 9 2013 13.500.000 121.500.000 13.500.000 10 2014 13.500.000 135.000.000 0

(13)

5. Peralatan Kantor

Peralatan kantor nilai perolehannya pada tahun 2007 senilai Rp.24.000.000,- dengan memiliki masa manfaat 6 tahun. Berikut perhitungan penyusutannya :

Tabel 4.6

Depresiasi Peralatan Kantor dengan menggunakan Garis Lurus

Tahun

ke Tahun

Beban Penyusutan

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

24.000.000 1 2008 4.000.000 4.000.000 20.000.000 2 2009 4.000.000 8.000.000 16.000.000 3 2010 4.000.000 12.000.000 12.000.000 4 2011 4.000.000 16.000.000 8.000.000 5 2012 4.000.000 20.000.000 4.000.000 6 2013 4.000.000 24.000.000 0

Sumber : PT. Bineatama Kayone Lestari

Analisis Perbandingan Metode Depresiasi Aktiva Tetap Berwujud PT.Bineatama Kayone Lestari dengan Metode Depresiasi Lain

Metode penyusutan yang digunakan oleh PT. Bineatama Kayone Lestari adalah metode penyusutan garis lurus, dengan menggunakan metode garis lurus PT. Binetama Kayone Lestari akan mendapatkan biaya penyusutan aktiva tetap berwujud sebagai berikut :

Tabel 4.7

Alokasi Biaya Penyusutan Metode Garis Lurus

No Nama Aktiva Biaya Penyusutan

Thn 2009 Biaya Penyusutan Thn 2010 Biaya Penyusutan Thn 2011 1 Bangunan Rp. 125.000.000,- Rp. 125.000.000,- Rp. 125.000.000,- 2 Mesin Rp. 25.00.000,- Rp. 25.00.000,- Rp. 25.00.000,- 3 Kendaraan Rp. 15.900.000,- Rp. 15.900.000,- Rp. 15.900.000,- 4 Peralatan Pabrik Rp. 13.500.000,- Rp. 13.500.000,- Rp. 13.500.000,- 5 Peralatan Kantor Rp. 4.000.000,- Rp. 4.000.000,- Rp. 4.000.000,- Jumlah Rp. 160.900.000,- Rp. 160.900.000,- Rp. 160.900.000,-

(14)

Sebagai perbandingan dan penganalisisan, dibawah ini disajikan perhitungan beban penyusutan dengan metode penyusutan lain yang umum dan diakui oleh Standar Akuntansi Keuangan.

 Metode Saldo Menurun Ganda

Dalam metode ini, beban penyusutan diperoleh dengan mengalikan tarif penyusutan dengan nilai perolehan tahun pertama dan dengan nilai buku tahun-tahun selanjutnya dan menghasilkan beban penyusutan yang makin menurun tiap tahunnya selama umur ekonomis aktiva tetap tersebut.

Tarif = 100%

n

x 2

Jadi biaya penyusutan untuk aktiva tetap dengan menggunakan metode saldo menurun ganda adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8

Alokasi Biaya Penyusutan Metode Saldo Menurun Ganda

No Nama Aktiva Biaya Penyusutan

Thn 2009 Biaya Penyusutan Thn 2010 Biaya Penyusutan Thn 2011 1 Bangunan Rp. 200.000.000,- Rp. 150.000.000,- Rp. 100.000.000,- 2 Mesin Rp. 11.250.000,- Rp. 10.500.000,- Rp. 9.750.000,- 3 Kendaraan Rp. 15.900.000,- Rp. 12.720.000,- Rp. 9.540.000,- 4 Peralatan Pabrik Rp. 13.500.000,- Rp. 10.800.000,- Rp. 8.100.000,- 5 Peralatan Kantor Rp. 1.920.000,- Rp. 1.440.000,- Rp. 960.000,- Jumlah Rp. 242.570.000,- Rp. 185.460.000,- Rp. 128.350.000,- Perhitungannya : 1. Bangunan

Tahun 2009 = 2 x (100% : 20) x Nilai Buku = 40% Rp. 500.000.000 = Rp. 200.000.000 Tahun 2010 = 40% x Rp. 375.000.000 = Rp. 150.000.000 Tahun 2011 = 40% x Rp. 250.000.000 = Rp. 100.000.000

(15)

2. Mesin

Tahun 2009 = 2 x (100% : 15) x Nilai Buku = 30% x Rp. 37.500.000 = Rp. 11.250.000 Tahun 2010 = 30% x Rp. 35.000.000 = Rp. 10.500.000 Tahun 2011 = 30% x Rp. 32.500.000 = Rp. 9.750.000 3. Kendaraan

Tahun 2009 = 2 x (100% : 10) x Nilai Buku = 20% x Rp. 79.500.000 = Rp. 15.900.000 Tahun 2010 = 20% x Rp. 63.600.000 = Rp. 17.720.000 Tahun 2011 = 20% x Rp. 47.700.000 = Rp. 9.540.000 4. Peralatan Pabrik

Tahun 2009 = 2 x (100% : 10) x Nilai Buku = 20% x Rp. 67.500.000 = Rp. 13.500.000 Tahun 2010 = 20% x Rp. 54.000.000 = Rp. 10.800.000 Tahun 2011 = 50% x Rp. 340.500.000 = Rp. 8.100.000 5. Peralatan Kantor

Tahun 2009 = 2 x (100% : 6) x Nilai Buku = 12% x 16.000.000 = Rp. 1.920.000 Tahun 2010 = 12% x Rp. 12.000.000 = Rp. 1.440.000 Tahun 2011 = 12% x Rp. 8.000.000 = Rp. 960.000

(16)

Rata-rata Laba Berdasarkan Metode Garis Lurus, dan Saldo Menurun Ganda Untuk melihat kaitannya antara laba dengan metode penyusutan pada perusahaan maka digunakan analisis komparasi. Karena keterbatasan data yang diberikan oleh perusahaan, maka penelitian ini hanya bisa menyajikan informasi laba selama 3 tahun sebagai data untuk melakukan analisis. Berikut ini disajikan laba usaha yang diperoleh selama 3 tahun yaitu :

Tabel 4.9

Laba Usaha Berdasarkan

Metode Garis Lurus dan Metode Saldo Menurun Ganda

Metode Penyusutan Perolehan Laba Jumlah 2009 2010 2011 Garis Lurus Rp.1.267.440.000,- Rp.1.665.760.000,- Rp.2.577.700.000,- Rp. 5.510.900.000,- Saldo Menurun Ganda Rp.1.185.770.000,- Rp.1.584.090.000,- Rp.2.610.250.000,- Rp. 5.380.110.000,-

Tabel ini menggambarkan laba perusahaan yang dihasilkan metode penyusutan garis lurus dan saldo menurun ganda. dari tabel tersebut dilihat bahwa tingkat laba yang dihasilkan oleh metode garis lurus berbeda dengan laba yang dihasilkan oleh metode saldo menurun ganda. Hal ini disebabkan karena, beban penyusutan yang dihitung oleh masing-masing metode penyusutan besarnya berbeda-beda.

Untuk mengetahui besarnya rata-rata yang dihasilkan berdasarkan masing-masing metode penyusutan dengan perhitungan sebagai berikut :

1. Rata-rata laba operasi berdasarkan metode garis lurus selama 3 tahun

X = Σxi n X = Σ Rp.5.510.900.000 3 X = Rp. 1.836.966.667

(17)

2. Rata-rata laba operasi berdasarkan metode saldo menurun ganda selama 3 tahun X = Σxi n X = Σ Rp.5.380.110.000 3 X = Rp. 1.793.370.000 Tabel 4.10

Perbandingan Laba Usaha Berdasarkan

Metode Garis Lurus dan Metode Saldo Menurun Ganda

Metode Penyusutan

Perolehan Laba (Jutaan Rp) Rata-rata

laba/tahun 2010 2011 2012 Garis Lurus Rp.1.267.440.000,- Rp.1.665.760.000,- Rp.2.577.700.000,- Rp.1.836.966.667,- Saldo Menurun Ganda Rp.1.185.770.000,- Rp.1.584.090.000,- Rp.2.610.250.000,- Rp.1.793.370.000,- PENUTUP Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. PT. Bineatama Kayone Lestari menerapkan metode penyusutan garis lurus pada aktiva yang dimilikinya tersebut. Pemilihan metode penyusutan tersebut telah disesuaikan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta konsisten dalam penerapan dan pelaksanaannya dari periodik ke periodik sehingga diperoleh alokasi yang wajar atas penyusutan serta kewajaran penilaian penyajian atas laporan perusahaan.

2. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa besarnya penyusutan aktiva tetap berwujud yang dihitung dengan menggunakan metode garis lurus besarnya akan berbeda dengan beban penyusutan yang dihitung dengan menggunakan metode lain, sedangkan perbandingan metode penyusutan aktiva tetap berwujud dalam perolehan laba dapat disimpulkan bahwa besarnya laba yang dihasilkan oleh PT. Binetama Kayone Lestari dengan menggunakan metode garis lurus lebih besar daripada dengan menggunakan metode lain yaitu metode saldo menurun ganda.

(18)

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada PT. Bineatama Kayone Lestari, penulis mengemukakan saran berhubungan dengan penerapan metode penyusutan aktiva tetap berwujud.

1. PT.Bineatama Kayone Lestari agar tetap konsisten dalam menerapkan metode penyusutan, walaupun prinsip akuntansi yang diterima uumum memperbolehkan memilih atas berbagai metode penyusutan dan juga memperbolehkan perubahan metode penyusutan yang digunakan selama tidak untuk alasan perpajakan. Karena perubahan ini berpengaruh terhadap daya banding (Komparabilitas) laporan keuangan karena secara konsisten akan meningkatkan komparabilitas laporan keuangan tersebut dengan laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya.

2. Saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan konsep skripsi ini. Dengan membahas lebih dalam lagi tentang metode penyusutan aktiva tetap, serta dapat menambah variabel-variabel lain yang berkaitan dengan konsep metode penyusutan aktiva tetap.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Linda Puji. 2009. Analisis Perbandingan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud Serta Pengaruhnya Terhadap Laporan Laba Rugi Perusahaan. Universitas Indonusa Esa Unggul Jakarta.

Baridwan, Zaki. 2009. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE.

Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : Bumi Aksara.

Harnanto. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta : BPFE.

Hendriksen, Eldon.S, dialih bahasakan oleh Nugroho W. 2010. Teori Akuntansi. Jakarta : Erlangga.

Ikatan AkuntanIndonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Jakarta : Salemba Empat.

(19)

Keiso, Donald E., Jerry J. Weygant and Terry D. Warfield. 2008. Intermediate Accounting. New York : John Wiley and Sons, Inc.

M.Nazir. 2008. Metodelogi Penelitian. Jakarta : Ghalia Imdonesia.

Mellisa, Shanti. 2011. Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Dan Penerapan Metode Penyusutan Aktiva tetap Berwujud. Universitas sumatera Utara Medan.

Nizar, Afdi & Syahrul. 2008. Kamus Akuntansi Keuangan. Jakarta : Gagar promosindo. Nugroho, Andy Harom. 2006. Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan

Pengaruhnya Terhadap Laporan Laba Rugi Perusahaan. Universitas Widyatama.

Setiyono, Dedy. 2008. Evaluasi Kebijakan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Madura.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnnis. Bandung : CV. Alfabeta. . 2012. Metode Penelitian Bisnnis. Bandung : CV. Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. cetakan ke 15. Bandung : CV. Alfabeta

Umar, Husen. 2010. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gambar

Tabel Komparasi

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menganalisis soal-soal Ulangan Kenaikan Kelas matematika kelas VII MTs ditinjau dari aspek kognitif, jenis kesalahan distraktor dan keberfungsian distraktor yang terdapat

Pada bulan Januari 2016, dari sebelas sub kelompok dalam Kelompok Bahan Makanan, 7 (tujuh) sub kelompok mengalami kenaikan. indeks dan 2 (dua) sub kelompok

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh arus kas operasi, earning per share, dan profitabilitas ( net profit margin dan return on equity)

For this reason, honey bees (Figure 111) and bumble bees (Figure 112) are the main pollinators of red clover. Long- tongued bumble bees were introduced into New Zealand for

Dengan hasil penelitian menunjukan (1) Secara simultan, Motivasi, Jenjang Karir, serta Disiplin Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan, (2) Motivasi memiliki pengaruh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1) Mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam pemilihan usahatani padi organik di Desa Sumbersuko

Pokok pikiran Semua pokok pikiran memuat intisari setiap pargraf yang disajikan Beberapa pokok pikiran memuat intisari pargraf yang disajikan Sebagian kecil pokok

Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Komparatif yaitu penelitian dengan membandingkan keberadaan dua