• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. besar yang kompleks. Pertama, keterbatasan dana yang diperoleh lembaga-lembaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. besar yang kompleks. Pertama, keterbatasan dana yang diperoleh lembaga-lembaga"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan

Dunia pendidikan Indonesia saat ini setidaknya menghadapi empat tantangan besar yang kompleks. Pertama, keterbatasan dana yang diperoleh lembaga-lembaga pendidikan masyarakat seiring tuntutan pengguna lulusan baik dalam dunia usaha maupun lembaga pemerintahaan yang semakin bersaing secara global.

Kedua, mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) baik tenaga pendidik maupun pegawai yang mampu mengembangakan kemampuan terhadap perubahan lingkungan dalam menghasilkan lulusan sarjana yang berkualitas. Ketiga, tantangan dalam peningkatan daya saing pendidikan tinggi karena calon mahasiswa semakin kritis untuk memilih perguruan tinggi yang memilih daya saing. Keempat, kemampuan perguruan tinggi untuk melakukan penyesuaian bidang ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan kepada mahasiswa dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.

Dalam kaitannya dengan tantangan di atas, menghasilkan lulusan yang berkualitas dalam berbagai tingkatan dan bidang keilmuan merupakan sebuah persoalan yang harus dijawab karena masyarakat khususnya para pelaku ekonomi dan berbagai lembaga yang menjadi pengguna lulusan tersebut semakin kritis dalam memilih lulusan yang berkualitas dan sesuai dengan bidangnya. Hal ini perlu

(2)

diperhatikan mengingat kondisi yang terjadi saat ini, bahwa tingkat pertumbuhan lulusan perguruan tinggi setiap tahunnya tidak sebanding dengan tingkat pertumbuhan lapangan pekerjaan. Kondisi ini berarti tingkat persaingan antara para lulusan perguruan tinggi sangat tinggi untuk mendapatkan pekerjaan.

Menurut Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) (2008), menyatakan bahwa jumlah sarjana menganggur meningkat drastis dari 183.629 orang pada tahun 2006 menjadi 409.890 orang pada tahun 2007. Ditambah dengan pemegang Diploma I, II dan III yang menganggur, jumlahnya lebih dari 740.000 orang pada tahun 2007. ketua Kopertis Wilayah I juga menyatakan jumlah tersebut di atas masih merupakan jumlah yang telah didata, namun diperkirakan jumlah angka pengangguran diperkirakan sebanyak 1.480.000 orang. Bahkan setiap tahunnya, rata-rata 20% dari lulusan sarjana di Indonesia menjadi pengangguran (Hamonangan, A., 2007).

Kondisi di atas disebabkan oleh beberapa hal, antara lain adalah: 1. Keterbatasan lapangan kerja yang tersedia

2. Ketidaksesuaian kualifikasi yang dimiliki oleh lulusan sarjana dengan kebutuhan dunia kerja dan masih berorientasi untuk mencari kerja bukan menciptakan lapangan pekerjaan.

3. Kurangnya pemahaman perusahaan tentang ruang lingkup pekerjaan bagi setiap lulusan tertentu

Pada acara JobsDB Career Expo 2010 di Bandung, Human Resources

Department PT. Indocyber Global Teknologi menyatakan bahwa banyak pelamar

(3)

sarjana tersebut memiliki nilai yang bagus namun belum mampu untuk menjawab kebutuhan perusahaan.

Ada kecenderungan para pencari tenaga kerja “mengabaikan” bidang studi lulusan sarjana dalam sebuah wawancara. Seorang kepala HRD sebuah bank di Cirebon menegaskan, kesesuaian kualitas personal dengan sifat-sifat suatu bidang pekerjaan lebih menentukan diterima atau tidaknya seorang lulusan Perguruan Tinggi. Misalnya, posisi sebagai kasir bank menuntut kecepatan, kecekatan, dan ketepatan. Maka, lulusan sarjana dengan kualitas ini punya peluang besar untuk diterima meskipun latar belakang bidang pendidikannya tidak sesuai. Beliau menyatakan pernah menerima Sarjana Pertanian dari Bogor sebagai kasir di bank kami dan menolak Sarjana Ekonomi manajemen dari Bandung yang IPK-nya sangat bagus (Fauzi, A., 2010). Hal ini tidak hanya terjadi di beberapa lulusan program studi tertentu, melainkan terjadi di hampir seluruh lulusan program studi yang ada, salah satunya adalah lulusan sarjana Teknik Industri.

Menurut P.E.Hicks (1997), definisi Keilmuan Teknik Industri adalah sebagai berikut:Industrial Engineering is concern with the design, improvement and installation of integrated systems of materials, information, equipment and energy. It draws upon specialized knowledge and skill in the mathematical, physical and social sciences together with the principles and methods of engineering analysis and design to specify, predict and evaluate the results to be obtained from such systems” dikutip dari Sinulingga (2008), memiliki arti bahwa seorang sajana Teknik

(4)

sistem terpadu mencakup material, informasi, peralatan dan energi, dengan menggunakan pengetahuan dan keahlian yang spesifik seperti matematika, fisika dan ilmu sosial dan dengan prinsip dan metode analisis rekayasa dan rancangan untuk menentukan, memprediksi dan mengevaluasi hasil diperoleh dari setiap sistem.

Definisi lainnya dari The Global Association Productivity and Efficiency

Professionals (2008) bahwa seorang sarjana teknik industri adalah sebagai berikut: “Industrial engineers are process-oriented, managing process improvements and multifaceted projects. In the field of innovation, coming up with ideas is a collaborative effort and follows a process. It is only through the innovation process that we can create our execution plans from our many ideas”, berarti bahwa seorang

sarjana teknik industri berorientasi pada proses, mengatur peningkatan proses dan

multifaceted project (Stanleigh, M., 2008).

Jika dilihat dari profil Fakultas/Departemen Teknik Industri yang ada di Indonesia misalnya, seperti:

a. Salah satu sasaran Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah: Kemampuan dalam melakukan perancangan, rekayasa, fabrikasi, perbaikan, dan operasi sistem integral yang terdiri atas manusia, peralatan, bahan, energi dan informasi.

b. Website Universitas Indonesia, menyebutkan bahwa “Konsep Penetapan kurikulum program studi disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan dari pihak stakeholders yaitu kebutuhan dunia industri dan perkembangan

(5)

teknologi. Kesesuaian terhadap kebutuhan stakeholders tersebut direalisasikan dengan mata kuliah yang menekankan pada ilmu Teknik Industri dengan tujuan agar mahasiswa menguasai bidang Teknik Industri. Definisi kompetensi yang jelas tentang keilmuan teknik Industri diadaptasi dari definisi Teknik Industri dari asosiasi ahli teknik industri AS (Institute of Industrial Engineers), yaitu berkenaan dengan perancangan, peningkatan, instalasi dan manajemen dari suatu sistem yang terintegrasi yang terdiri dari informasi, manusia, material, peralatan, teknologi dan energi untuk semua jenis operasi jasa dan manufaktur. Keahliannya berdasarkan pengetahuan dan keahlian spesifik dibidang matematika, fisika, dan ilmu sosial yang digabungkan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode analisa rekayasa dan manajemen sehingga mampu menspesifikasikan, memperkirakan dan mengevaluasi performa dari sistem tersebut.

c. Institut Teknologi Surabaya, disebutkan dalam website-nya kompetensi lulusan teknik industri adalah kemampuan dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian dan pengendalian sistem industri yang luas dan kompleks, mempunyai kemampuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, maupun produktivitas sistem industri. Untuk memenuhi hal tersebut seorang sarjana Teknik Industri dituntut memiliki kemampuan dibidang ilmu keteknikan dan ilmu sosial secara bersama”.

(6)

Dari ketiga sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang Sarjana Teknik Industri dituntut memiliki kemampuan untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian dan pengendalian dan perbaikan secara sistem integral dengan memanfaatkan ilmu science dan sosial dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Tentu saja, dari tujuan di atas, sebenarnya sarjana teknik industri memiliki suatu karakteristik yang berbeda dengan disiplin ilmu lainnya, mereka dituntut untuk mampu mengendalikan dan mengintegrasikan berbagai bidang secara integrasi sehingga membentuk sebuah sistem organisasi pada sebuah perusahaan. Apabila definisi-definisi di atas dapat diterapkan pada lulusan teknik industri, maka peran teknik industri pada perusahaan sangat diperlukan dalam memberikan kontribusi untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara optimal.

Namun jika dibandingkan dengan fakta yang ada, banyak lulusan sarjana teknik industri menekuni profesi yang tidak sesuai dengan profesi yang sebenarnya. Hal ini terjadi dikarenakan oleh beberapa hal, yaitu:

a. Kurang pahamnya perusahaan tentang profesi teknik industri yang menyebabkan perusahaan masih menyamakan posisi lulusan teknik industri dengan lulusan dari bidang lainnya dalam proses rekrutmen. b. Mahasiswa yang masih berorientasikan untuk mendapatkan pekerjaan

sesegera mungkin setelah menyelesaikan kuliahnya.

Beberapa kondisi yang terjadi tentang ruang lingkup pekerjaan lulusan teknik industri adalah misalnya: seorang sarjana Teknik Industri yang bekerja sebagai

(7)

marketing di sebuah perbankan, menjadi seorang operator mesin di sebuah industri

pengolahan kertas, dan sebagainya. Hal ini tentunya sangat disayangkan mengingat bahwa seharusnya seorang lulusan sarjana Teknik Industri adalah sebagai seorang

system analyst, yaitu orang yang mampu menyusun, merencanakan dan

mengintegrasikan komponen-komponen dalam sebuah sistem seperti: manusia, mesin/peralatan, metode, material dan sebagainya menjadi sebuah sistem yang saling terintegrasi.

1.2. Perumusan Masalah

Dari uraian di atas, permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah masih adanya ketidaksesuain antara kompetensi lulusan teknik industri terhadap kebutuhan pasar (perusahaan). Sehubungan dengan masalah di atas, pertanyaan yang harus dijawab adalah strategi apakah yang perlu dilakukan oleh Teknik Industri untuk mendekatkan kemampuan lulusan teknik industri dengan kebutuhan pasar? Jawaban atas pertanyaan di atas sangat dibutuhkan dalam merumuskan strategi yang paling efektif untuk mendapatkan pendidikan terbaik teknik industri dalam memenuhi kebutuhan pasar.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah perencanaan strategi yang efektif untuk meningkatkan kompetensi lulusan teknik industri di Departemen Teknik Industri USU yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan pasar.

(8)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Bagi Mahasiswa

Manfaat penelitan ini bagi mahasiswa adalah melatih kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh departemen Teknik Industri FT-USU dalam menghasilkan para lulusan sarjana yang berkualitas sesuai dengan harapan stakeholder dan menyelesaikan studi di Program Studi Magister Teknik Industri USU.

2. Bagi Perguruan Tinggi

Manfaat penelitian ini bagi perguruan tinggi adalah sebagai usulan strategi khususnya bagi Departemen Teknik Industri FT-USU untuk meningkatkan kompetensi lulusan teknik industri dalam memenuhi kebutuhan perusahaan-perusahaan.

3. Bagi Departemen Teknik Industri FT-USU

Memperoleh hasil penelitian berupa persepsi perusahaan mengenai kondisi eksisting tentang lulusan sarjana TI yang ada saat ini, harapan yang diinginkan perusahaan serta usulan strategi yang dapat dilakukan departemen Teknik Industri FT-USU untuk memenuhi harapan tersebut. Dengan demikian, Departemen Teknik Industri FT-USU dapat meningkatkan metode belajar, kurikulum maupun cara mengajar dalam kegiatan perkuliahan agar kualitas lulusan sarjana Teknik Industri FT-USU dapat sesuai dengan harapan perusahaan.

(9)

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut:

a. Penelitian hanya dilakukan di Departemen Teknik Indusri FT-USU untuk program reguler.

b. Penelitian hanya dilakukan pada bagian proses pendidikan yang terjadi dalam kegiatan di Departemen Teknik Industri FT-USU.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan proposal tesis adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan

Berisikan tentang latar belakang dilakukannya penelitian ini, dimana dibahas tentang tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh perguruan tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang semakin tumbuh. Secara spesifik, dibahas tentang kesesuaian antara kualitas sarjana Teknik Industri Universitas Sumatera Utara terhadap kebutuhan perusahaan, penyebab-penyebab ketidaksesuaian spesialisasi keilmuan Industri terhadap ruang lingkup pekerjaan yang tersedia selama ini. Dari permasalahan di atas, maka muncul beberapa penyebab terjadinya hal tersebut sehingga diperlukan sebuah strategi bagi Departemen Teknik Industri untuk meningkatkan daya saingnya agar dapat sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Bab 2 Gambaran Umum Perusahaan

Berisikan tentang profil Departemen Teknik Industri USU dimana tempat penelitian ini dilakukan.

(10)

Bab 3 Landasan Teori

Berisikan tentang teori-teori yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian ini, seperti: definisi kompetensi, Analythical Hierarchy Process (AHP), Quantitative

Strategic Planning Matrix.

Bab 4 Metodologi Penelitian

Berisikan tentang tahapan proses penelitian yang akan dilakukan, mulai dari studi literatur, pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan kesimpulan dan saran.

Bab 5 Pengolahan Data

Berisikan tentang kegiatan pengumpulan data yang kemudian diolah dengan menggunakan teori-teori yang telah ditentukan. Output dari pengolahan data ini diperoleh sebuah strategi yang dapat dilakukan oleh Departemen Teknik Industri USU.

Bab 6 Analisis

Berisikan tentang analisis terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan sehingga diperoleh sebuah hasil akhir dari penelitian tersebut.

Bab 7 Kesimpulan dan Saran

Berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan baik bagi tempat penelitian ini dilakukan maupun pengembangan penelitian dapat dapat dilakukan terhadap penelitian yang telah dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

ARAHAN : Pilih perkataan yang paling sesuai bagi setiap tempat kosong dalam petikan karangan di bawah ini.. Hairul, John dan Gunalan berasa amat

Dengan penggunaan sistem informasi maka prestasi yang telah dicapai pada tiap pekerjaan dapat langsung diunggah pada database sistem, yang selanjutnya akan diolah dan

arah medan listrik cahaya yang akan dilewatkan pada bahan transparan, analisator untuk mengamati perubahan sudut polarisasi cahaya setelah melewati bahan transparan,

Kalau seluruh jumlah rupiah kas yang telah diterima dari pelanggan dalam suatu perioda diakui sebagai pendapatan maka biaya yang dapat ditandingkan terhadap pendapatan tersebut adalah

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peningkatan kemampuan sepak sila siswa dengan media bola karet siswa kelas XII SMA Negeri 7 kab.Pangkep untuk siklus

Hasil: DidapatkanT6 pasien rinosinusitis tronis yang dilakukan pemeriksaan tomografi komputer sinus paranasal untuk persiapan- opirasi bedah sinus endoskopi , terdiri

Lokasi laboratorium yang strategis sehingga kegiatan pengawasan mutu dapat berlangsung secara efektif dan efisien, serta tersedianya peralatan, bahan kimia, dan