• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL RELASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIK SISWA KELAS VIII SMP KARTIKA IV-9 MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL RELASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIK SISWA KELAS VIII SMP KARTIKA IV-9 MALANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAJU,

p-ISSN: 2355-3782

Volume 8 No. 1, Maret 2021

e-ISSN: 2579-4647

Page : 273-281

273

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL RELASI

DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIK SISWA KELAS VIII

SMP KARTIKA IV-9 MALANG

Fenny Putri Arfany1) Linda Tri Lestari2) Nur Fitrianingsih3)

Mustangin4) 1)

Mahasiswa Universitas Islam Malang. Jl. MT Haryono No.193 Kota Malang, Jawa Timur Email: 21701072037@unisma.ac.id

2)

Mahasiswa Universitas Islam Malang. Jl. MT Haryono No.193 Kota Malang, Jawa Timur Email: 21701072031@unisma.ac.id

3)

Mahasiswa Universitas Islam Malang. Jl. MT Haryono No.193 Kota Malang, Jawa Timur Email: 21701072010@unisma.ac.id

4)

Dosen Universitas Islam Malang. Jl. MT Haryono No.193 Kota Malang, Jawa Timur Email: mustangin@unisma.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal relasi ditinjau dari kemampuan matematik kelas VIII SMP Kartika IV-9 Malang. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Kartika IV-9 Malang. Banyak subjek penelitian 6 siswa yang dikelompokkan dalam tiga kategori berdasarkan kemampuan matematikanya, yaitu: berkemampuan tinggi, berkemampuan sedang, dan berkemampuan rendah masing-masing katagori 2 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan meliputi penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa lebih banyak melakukan kesalahan dalam dalam pemahaman konsep, dan cenderung kurang teliti dalam menyebutkan relasi dan bukan relasi, salah menerapkan relasi dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari, dan kesalahan dalam menyajikan data ke dalam bentuk diagram panah, diagram kartesius dan himpunan pasangan berurutan.

Kata kunci: kesalahan, kemampuan matematika, relasi

PENDAHULUAN

Pembelajaran matematika adalah suatu proses pembentukan pola berfikir dalam memahami suatu pengertian, penalaran, dan hubungan antar konsep matematika. Pentingnya pembelajaran matematika di sekolah yaitu untuk mengembangkan kecerdasan siswa sehingga mempunyai kemampuan berfikir, berinteraksi dengan sesama dan mampu memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. The National Council of Teachers

of Mathematics (NCTM, 2000) menetapkan

bahwa, standar-standar kemampuan matematis dalam pembelajaran matematika meliputi: pemecahan masalah (problem solving),

penalaran dan pembuktian (reasoning and

proof), komunikasi (communication), koneksi

(connection), dan representasi (representation)”

Fakta telah menunjukkan bahwa matematika adalah pelajaran yang paling menakutkan dan menegangkan sehingga sebagian besar siswa menganggapnya sebagai ancaman di sekolah. Prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika cenderung lebih rendah

(2)

274 bila dibandingkan dengan materi pembelajaran

yang lain. Hal ini disebabkan karena sebagian siswa memiliki persepsi bahwa pelajaran matematika itu sulit dipelajari, kurang menyenangkan, dan sulit untuk menghafal rumus-rumus matematika (Mustangin et al., 2020); Julaeha et al., 2020; Mustangin et al., 2019). Hal ini dimungkinkan karena kurangnya pemahaman siswa tentang konsep matematika.

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari tingkat pemahaman materi dan prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman materi dan prestasi belajar siswa, maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika dibutuhkan pemahaman konsep sebagai dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

Pemahaman konsep adalah penguasaan sejumlah materi pembelajaran, siswa tidak hanya mengenal dan mengetahui, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bahasa yang mudah dimengerti serta mampu mengaplikasikannya (Agustina, 2018). Pemahaman konsep merupakan bagian yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Mata pelajaran matematika menekankan pada konsep, artinya dalam pembelajaran matematika siswa harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut dalam dunia nyata (Fadzillah & Wibowo, 2015). Menurut Sari dalam penelitiannya menyebutkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami

kesulitan dalam pemahaman konsep. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsep-konsep matematika yang diajarkan masih kurang dipahami dan masih perlu ditingkatkan lagi (Sari, 2017)

Analisis adalah kegiatan memahami seluruh informasi yang ada pada sebuah kasus guna mengetahui masalah apa yang sedang terjadi, lalu memutuskan hal apa yang harus segera dilakukan untuk memperoleh penyelesaian atau pemecahan masalah. Pengertian analisis adalah aktivitas berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen-komponen kecil sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungan masing-masing komponen, dan fungsi setiap komponen dalam satu keseluruhan yang terpadu. (Damayanti & Mayangsari, 2017) Arti analisis adalah aktivitas yang memuat kegiatan memilah mengurai, membedakan sesuatu yang kemudian digolongkan dan dikelompokkan menurut kriteria tertentu lalu dicari makna dan kaitannya masing-masing.

Berdasarkan informasi dan pengalaman dari guru praktikan di SMP KARTIKA IV-9 Malang, siswa sering melakukan kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal pada materi relasi, salah satunya adalah kesalahan dalam menyebutkan suatu relasi dan bukan relasi, salah dalam menerapkan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari, dan kesalahan peserta didik dalam menyajikan data ke dalam bentuk diagram panah, diagram kartesius dan himpunan pasangan berurutan. Hal ini dapat disebabkan karena siswa kurang memahami konsep secara benar. Selain kesalahan-kesalahan tersebut,

(3)

275 tidak tertutup kemungkinan masih terdapat

kesalahan-kesalahan lainnya yang dilakukan oleh siswa yang menyebabkan pada rendahnya prestasi belajar matematika. Guru jarang menganalisis kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal. Akan tetapi, guru belum dapat melakukannya secara mendetail mengingat banyaknya siswa dan kelas yang dipegang. Analisis kesalahan secara mendetail dibutuhkan agar kesalahan-kesalahan siswa dan faktor-faktor penyebabnya dapat diketahui lebih jauh untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Denzin dan Lincoln (dalam Solimun, 2015) menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar ilmiah untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan beberapa metode yang ada. Sedangkan menurut Han & Goleman, Daniel; Boyatzis, Richard; Mckee, 2019 penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang memanfaatkan peneliti sebagai instrumen kunci yang hasilnya diperoleh melalui pengumpulan data dengan latar ilmiah bukan dari prosedur statistik. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang memaparkan data hasil analisis berupa kata-kata tertulis atau lisan dari subjek yang ditentukan. Penelitian ini akan mendeskripsikan pemahaman konsep matematis peserta didik ditinjau dari kemampuan matematik.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP KARTIKA IV-9 Malang

yang sudah mendapatkan materi relasi sesuai dengan kurikulum 2013, yang meliputi 3 cara dalam menyajikan relasi yaitu diagram panah, diagram kartesius, dan himpunan pasangan berurutan. Penentuan subjek penelitian ini didasarkan pada hasil tes kemampuan matematik. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan metode purposive

(bertujuan). Subjek penelitian ini dirancang untuk dapat berpartisipasi dalam waktu 2 hari dan kegiatan penelitian ini dilaksanakan setelah jam sekolah selesai.

Berdasarkan hasil tes kemampuan matematika tersebut, siswa dikelompokkan dalam tiga kategori berdasarkan kemampuan matematikanya, yaitu: berkemampuan tinggi, berkemampuan sedang, dan berkemampuan rendah. Dari masing-masing katagori tersebut dipilih 2 siswa sebagai subjek penelitian. Secara sistematis proses penentuan subjek dalam penelitian dilakukan dengan langkah-langkah: 1) Memberikan tes kemampuan matematik; 2) Mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan matematika. Siswa dengan skor 75  s  100 dikelompokkan dalam katagori tinggi, skor 50  s < 75 dikelompokkan dalam katagori sedang, skor 0  s < 50 dikelompokkan dalam katagori rendah. Subjek di pilih dua siswa dari tiap-tiap kategori sesuai dengan kebutuhan penelitian ini. Berikut soal tes relasi:

Soal 1

Diketahui A = {Rupiah, Rupee, Baht, Ringgit} dan B = {Indonesia, India, Thailand, Malaysia}. Apakah himpunan-himpunan tersebut bisa dikatakan memiliki relasi? Berikan alasannya!

(4)

276 Diketahui himpunan A={becak, mobil, kapal,

pesawat terbang, kereta api, perahu} dan B={darat, laut, udara}. Nyatakan relasi antara dua himpunan tersebut dengan himpunan pasangan berurutan!

Soal 3

Diketahui himpunan pasangan berurutan adalah sebagai berikut {(1,3),(2,4),(3,5),(4,6)}. Tentukan diagram bidang kartesiusnya! Soal 4

Diketahui suatu himpunan pasangan berurutan sebagai berikut {(2,6),(3,9),(4,12),(5,15)}. Tentukan diagram panahnya!

Soal 5

Tentukan himpunan pasangan berurutan dari grafik cartesius di bawah ini!

Wawancara dilakukan untuk mengetahui jenis kesalahan siswa secara lebih mendalam dalam menyelesaikan soal relasi dan fungsi yang tidak dapat diperoleh dengan jelas melalui tes tertulis. Wawancara dilakukan terhadap 3 subyek penelitian dengan kriteria paling banyak melakukan kesalahan, melakukan kesalahan pada setiap butir soal, dan mampu berkomunikasi dengan baik. Kegiatan wawancara dilaksanakan satu hari setelah pelaksanaan tes tertulis, di SMP Kartika IV-9 Malang. Materi wawancara berkaitan dengan jawaban yang salah pada setiap butir soal. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan alur sebagaimana yang dikemukakan

(Encyclopedia, 2019) yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek balik data dari hasil tes dan hasil wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui kesalahan apa saja yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika pada materi relasi yang ditinjau berdasarkan kemampuan matematik. Kemampuan matematik merupakan hasil dari proses belajar matematika . Menurut (Cahyawati et al., 2012) hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar matematikanya atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku dalam diri siswa, yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap dan keterampilan setelah mempelajari matematika. Perubahan tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan atau pengembangan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya dan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran. Dengan adanya kemampuan ini, guru bisa mengukur bagaimana siswa tersebut dari segi pelajarannya. Kemampuan matematik memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu sehingga siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Kemampuan matematik juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru

(5)

277 merupakan pembimbing siswa untuk mencapai

konsep yang diharapkan. Kemampuan matematik dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga yaitu kemampuan matematik tinggi, sedang, dan rendah.

Data yang diperoleh selama penelitian berupa hasil pemberian tes untuk mengklasifikasikan kemampuan matematik siswa yaitu yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisa untuk mengetahui adanya kesalahan menyelesaikan soal yang dapat dilihat pada perolehan hasil tes dan wawancara. Hasil jawaban tersebut dianalisa dengan cara memeriksa lembar jawaban masing-masing siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, peneliti melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui tentang faktor-faktor penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal. Setelah soal selesai dikerjakan oleh siswa, peneliti mangumpulkan kembali soal dan melakukan analisa terhadap data tersebut. Hal ini bertujuan agar data tersebut lebih bermakna, sehingga memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diteliti. Berdasarkan analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal materi relasi, terlihat bahwa siswa masih kurang memahami konsep pada soal. Sehingga siswa merasa bingung pada saat menyelesaikan soal materi relasi, hal tersebut karena siswa terbiasa untuk menyelesaikan soal sebelum memahami pertanyaan terlebih dahulu dengan baik dan benar. Berikut ini pembahasan jawaban siswa yang mendapatkan skor kurang sempurna pada setiap pertanyaan materi relasi dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.

Analisis jawaban siswa berkemampuan rendah yang kurang sempurna pada pertanyaan nomor 1 dengan indikator menerjemahkan dan menafsirkan relasi dan bukan relasidengan soal sebagai berikut. Diketahui A= {Rupiah, Rupee, Baht, Ringgit} dan B= {Indonesia, India, Thailand, Malaysia} apakah himpunan tersebut bisa dikatakan memiliki relasi? Berikan alasannya.

Gambar 1. Jawaban Soal Nomor 1

Pada soal nomor 1 berdasarkan jawaban siswa berkemampuan rendah, terdapat siswa yang merasa bingung dalam menjawab soal. Jawaban yang siswa tulis tidak sesuai dengan permintaan pada soal. Siswa kesulitan dalam memahami kalimat yang tertera dalam soal dan menyelesaikan permasalahan tersebut. Dan menurut wawancara pada siswa juga masih bingung memahami maksud dari soal karena guru tidak terlalu terfokus pada soal seperti itu. Sedangkan jawaban siswa yang berkemampuan sedang juga salah dalam memahami soal. menurut hasil wawancara, dia mengaku tidak terlalu terfokus pada soal sehingga salah dalam memaknai maksud soal. Sedangkan siswa berkemampuan tinggi jawabannya sudah benar. Dan menurut hasil wawancara, mereka mengaku sudah cukup memahami makna soal.

Analisis jawaban siswa berkemampuan rendah yang kurang sempurna pada pertanyaan nomor 2 dengan indikator menerapkan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari dengan soal sebagai

(6)

278 berikut. Nyatakan relasi antara dua himpunan

berikut dengan himpunan pasangan berurutan: A={becak, mobil, kapal, pesawat terbang , kereta api, perahu} dan B={darat, laut, udara}. Apa relasi dari himpunan A dan B?

Gambar 2. Jawaban Soal Nomor 2

Pada soal nomor 2 berdasarkan jawaban siswa berkemampuan rendah, terdapat kesalahan dalam memahami soal, sehingga siswa menyelesaikan soal dengan cara yang kurang tepat. Dalam wawancara, siswa mengaku terbiasa menggunakan diagram panah dalam mengerjakan apapun terkait materi relasi sehingga menurut dia, soal seperti ini juga memerlukan diagram panah. Jawaban siswa berkemampuan sedang dan tinggi sudah benar, dan menurut wawancara, mereka sudah bisa memahami soal.

Analisis jawaban siswa yang kurang sempurna pada pertanyaan nomor 3 dengan indikator menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis (diagram panah, diagram kartesius dan himpunan pasangan berurutan) dengan soal sebagai berikut. Diketahui himpunan pasangan berurutan berikut {(1,3),(2,4),(3,5),(4,6)}. Tentukan diagram bidang kartesiusnya!

Gambar 3. Jawaban Soal Nomor 3

Pada soal nomor 3 berdasarkan jawaban siswa berkemampuan rendah terdapat siswa yang kurang teliti dalam menuliskan jawaban. Itu terbukti dari kurangnya noktah pada setiap perpotongan dalam menyelesaikan soal tersebut. Pada saat wawancara siswa menyatakan bahwa ia sebenarnya bisa menyelesaikan soal tersebut hanya saja kurang teliti padahal hal ini dapat membuat rancu jawaban. Namun pada jawaban siswa yang berkemampuan sedang dan tinggi sudah benar dan menurut wawancara mereka sudah mampu memahami makna soal dengan tepat dan benar.

Analisis jawaban siswa yang kurang sempurna pada pertanyaan nomor 4 dengan indikator menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis (diagram panah, diagram kartesius dan himpunan pasangan berurutan) dengan soal sebagai berikut. Diketahui himpunan pasangan berurutan berikut {(2,6),(3,9),(4,12),(5,15)}. Tentukan diagram panahnya!

(7)

279 Gambar 4. Jawaban Soal Nomor 4

Pada soal nomor 4 berdasarkan

jawaban siswa yang berkemampuan rendah,

sedang,

dan

tinggi,

terdapat

sedikit

kesalahan dalam menuliskan jawaban

karena siswa menyelesaikan soal dengan

tidak teliti. Itu terbukti dari kurangnya

panah pada jawaban siswa. Pada saat

wawancara, siswa yang berkemampuan

rendah, sedang, dan tinggi mengaku bahwa

tidak terbiasa dengan tanda panah karena

guru tidak terlalu terfokus pada hal itu,

sehingga menurut mereka jawabannya

sudah benar.

Analisis jawaban siswa yang kurang

sempurna pada pertanyaan nomor 5 dengan

indikator

menyajikan

konsep

dalam

berbagai bentuk representasi matematis

(diagram panah, diagram kartesius dan

himpunan pasangan berurutan) dengan soal

sebagai

berikut.

Himpunan

pasangan

berurutan dari grafik cartesius di bawah

adalah…

Gambar 5. Jawaban Soal Nomor 5

Pada soal nomor 5 berdasarkan jawaban siswa yang berkemampuan rendah, masih terdapat kesalahan dalam menuliskan jawaban. x dan y. x,y terbalik dan kurang dalam menuliskan kurung kurawal pada himpunan pasangan berurutan. Saat wawancara, siswa mengaku masih bingung dalam menuliskan x atau y terlebih dahulu. Begitu juga pada siswa yang berkemampuan sedang dan tinggi, masih saja kurang teliti dalam menuliskan kurung kurawal. Menurut wawancara, bagi mereka itu hal yang juga kurang diperhatikan oleh guru, jadi mereka menganggap jawabannya sudah benar.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis jawaban yang telah dijelaskan pada hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal relasi ditinjau dari kemampuan matematik siswa kelas VIII

SMP KARTIKA IV-9 malang adalah siswa

(8)

280 lebih banyak melakukan kesalahan dalam

menyelesaikan soal dalam pemahaman konsep, dan cenderung kurang teliti dalam menyebutkan suatu relasi dan bukan relasi, salah dalam menerapkan relasi dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari, dan kesalahan dalam menyajikan data ke dalam bentuk diagram panah, diagram kartesius dan himpunan pasangan berurutan. Kesimpulan tersebut berdasarkan data hasil analisis yakni kesalahan siswa dalam menyelesikan soal relasi.

Hasil penelitian mengenai kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal relasi ditinjau dari kemampuan matematik siswa kelas VIII SMP KARTIKA IV-9 malang adalah masih terdapat adanya kesalahan pada penyelesaian soal. Dengan hasil seperti itu diharapkan dapat mendorong siswa untuk terus meningkatkan belajar untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah diperoleh maka terdapat saran yang

ditujukan peneliti sebagai berikut.

Bagi sekolah SMP KARTIKA IV-9

malang, perlu melakukan upaya yaitu jika mata pelajaran matematika pada materi relasi seringnya diberikan latihan-latihan soal, penguatan pemahaman konsep siswa terhadap materi relasi, dan mengupayakan membuat pembelajaran semenarik mungkin agar siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran.

Bagi siswa SMP KARTIKA IV-9 malang, perlu dilakukan upaya dengan lebih meningkatkan konsentrasi dalam pelaksanaan proses belajar serta meningkatkan penguasaan

materi dan lebih rajin berlatih pada latihan-latihan soal yang berkaitan dengan relasi.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, N. (2018). Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Smp Pada Materi

Persamaan Garis Lurus Dalam Pembelajaran Berbasis Apos.

HISTOGRAM: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1), 12.

https://doi.org/10.31100/histogram.v2i1.3 4

Cahyawati, Y., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., & Surakarta, U. M. (2012). Matematika

Dengan Menggunakan Media Gambar.

Damayanti, N. W., & Mayangsari, S. N. (2017). Analisis Kesalahan Siswa Dalam

Pemahaman Konsep Operasi Hitung Pada Pecahan. Edutic - Scientific Journal of

Informatics Education, 4(1), 1–7.

https://doi.org/10.21107/edutic.v4i1.3389 Encyclopedia. (2019). Manajemen Sarana dan

Prasaran Penjasorkes di SD Negeri Kota Bengkulu. Journal of Chemical

Information and Modeling, 53(9), 1689–

1699.

Fadzillah, N., & Wibowo, T. (2015). Analisis Kesulitan Pemahaman Konsep

Matematika Kelas VII SMP. Jurnal

Pendidikan Matematika, 3(1), 140–144.

Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). 済無No Title

No Title. Journal of Chemical Information

and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Julaeha, S., Mustangin, M., & Fathani, A. H. (2020). Profil Kemampuan Koneksi Matematis Peserta Didik dalam

(9)

281 Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau dari

Kemampuan Matematika. Jurnal

Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika.

https://doi.org/10.31004/cendekia.v4i2.30 0

Mustangin, Abdul Halim Fathani, & Teguh Sugiharto. (2019). PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KONTEKSTUAL BAGI PESERTA DIDIK KELAS X-IPA SMA ISLAM HASYIM ASY’ARI BATU PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL. Buana

Matematika : Jurnal Ilmiah Matematika Dan Pendidikan Matematika.

https://doi.org/10.36456/buanamatematika .v9i2:.2236

Mustangin, Suwarsono, S., & Lukito, A. (2020). Mathematic concept

representation of high ability student in solving algebraic problem. International

Journal of Scientific and Technology Research.

NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics Overview. Journal of

Equine Veterinary Science.

Sari, P. (2017). PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BESAR SUDUT MELALUI PENDEKATAN PMRI. Jurnal Gantang,

II(1), 41–51.

Gambar

Gambar 3. Jawaban Soal Nomor 3

Referensi

Dokumen terkait

Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) untuk pekerjaan yang pernah dilaksanakan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (PHO/FHO) (asli dan

Pada prinsipnya untuk tahanan di laut bergelombang, perhatian lebih terfokuskan pada nilai rata-rata, dimana nilai ini dapat diperoleh dengan merata-ratakan perubahan tahanan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam bugar lansia terhadap kebugaran jantung paru di Panti Werdha Bethania Lembean dengan tolak ukur VO 2 max..

Olahraga aerobik seperti senam dapat memperlambat proses kemunduran dan penurunan kapasitas tersebut selain itu juga dapat menurunkan kadar gula darah puasa,

[r]

Fitting model pada variogram eksperimental memberikan hasil regresi linier dengan nilai RE mendekati satu dan galat (error) yang paling rendah

Kesiapan masyarakat dan pemerintah setempat dinyatakan dalam kueisioner yang menyebutkan siap dalam keikutsertaan tetapi belum siap dalam kesediaan alat yang

Prediksi Ketahanan Fundamental Ekonomi Negara Muslim Emerging Market Leadingindicator negara dalam pengendalian negara emerging market Muslim, yaitu Indonesia, Bangladesh