• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah masyarakat manusia umumnya, membaca merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah masyarakat manusia umumnya, membaca merupakan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam perjalanan sejarah masyarakat manusia umumnya, membaca merupakan fungsi yang sangat penting artinya bagi kemajuan tingkat peradaban manusia. Kiranya beralasan untuk menyatakan bahwa tingkat perkembangan manusia berjalan seiring dengan mantapnya budaya baca. Ketika bahan bacaan masih sangat terbatas, pengadaan bahan bacaan dilakukan dengan jalan menyalin secara tulisan. Pengadaaan bahan bacaan meningkat luar biasa ketika dengan teknik cetak ala Gutenberg, berhasil dilipatgandakan reproduksi bahan bacaan dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat, yang berlanjut dengan usaha penjilidan dan penerbitan buku demikianlah buku makin menjadi komoditi umum dan sejalan dengan itu makin kentara pengaruhnya sebagai sarana informatif dan edukatif1.

Salah satu tujuan terpenting membaca adalah mengobarkan gagasan dan upaya kreatif. Pada tahun 1851, ahli filsafat Jerman, Arthur Scopenhauer menulis, “membaca setara dengan berpikir menggunakan pikiran orang lain bukan pikiran sendiri”. Dengan membaca kita mampu menyelami pikiran orang lain dan menambahkan pemikiran serta pengalaman orang lain ke dalam pemikiran dan pengalaman kita sendiri. Kita menabah perbendaharaan ide dengan memadukan visi, nilai motivasi dan perspektif mereka, untuk selanjutnya mengobarkan karya kreatif2.

Yogyakarta terkenal sebagai kota pendidikan. Berbagai tingkat jenjang pendidikan mulai dari taman kanak - kanak hingga institusi perguruan tinggi tersebar luas di Yogyakarta. Setiap tahunnya Yogyakarta mengalami peningkatan jumlah pelajar

1 Bukuku kakiku

(2)

dan mahasiswa yang cukup signifikan sehingga tidaklah mengherankan jika kelompok ini mendominasi sebagian besar jumlah penduduk di Yogyakarta. Keberadaan mereka memberi wajah baru bagi kota Yogyakarta yang begitu kental dengan tradisi kratonnya, perlahan – lahan diwarnai dengan munculnya tempat –tempat yang menyuguhkan berbagai bentuk fasilitas dan aktivitas sebagai jawaban atas kebutuhan mereka. Mengisi dan menciptakan gaya hidup baru yang kemudian berkembang menjadi suatu trend di Yogyakarta.

Tidak dapat dipungkiri bahwa munculnya mall, café, distro, dan sebagainya, sudah menjadi semacam “pusat kegiatan” dan “pusat kebudayaan” yang melahirkan semacam subkultur yang bersifat global, yang sebagian besar diwakili oleh kaum muda. Terlepas dari kenyataan bahwa tempat – tempat ‘nongkrong’ ini mendorong berkembangnya pola hidup konsumtif khususnya di kalangan orang muda namun tidak bisa dipungkiri, ruang – ruang inisiatif ini merupakan suatu proses kreatif yang juga mendorong munculnya komunitas – komunitas baru yang kreatif pula.

Yogyakarta sebagai kota pelajar dan pendidikan, menghadapi tuntutan bagaimana menyediakan fasilitas untuk beraktivitas dan mendukung kebutuhan kaum muda yang sekaligus berfungsi sebagai sarana pembelajaran untuk dapat meningkatkan pendidikan. Para pakar pendidikan berpendapat, untuk meningkatkan pendidikan, salah satu cara yang dipakai adalah dengan meningkatkan minat baca. Sebagai kota pelajar, Yogyakarta memiliki masyarakat yang minat bacanya tergolong tinggi. Hasil jajak pendapat meneguhkan simpulan tersebut: 98, 6 % responden masih setia membaca buku. Disini yang dimaksud dengan buku adalah teks selain majalah, koran, tabloid, dan teks – teks wajib diluar bidang ilmu yang mereka tekuni3. Tetapi hal

positif ini terbentur pada tingginya harga buku sehingga minat beli masyarakat

3 Berdasarkan jajak pendapat (polling) pola konsumsi buku mahasiswa yang dilakukan oleh Litbang

(3)

menjadi rendah. Untuk menumbuhkan minat baca masyarakat tidak sesederhana sekedar membudayakan kebudayaan membaca saja tetapi penyediaan tempat untuk memperoleh bacaan secara mudah dan murah menjadi persoalan yang tidak kalah penting. Keberadaan perpustakaan yang dinilai merupakan jawaban dari permasalahan ( bacaan yang murah dan mudah didapat ) diatas, pada prakteknya tidak berjalan efektif. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain4:

• Lokasi yang kurang nyaman • Jam buka yang sangat terbatas • Koleksi buku terbatas

• Fasilitas yang kurang memadai • Keterbatasan dana

Taman bacaan dengan fungsinya sebagai sarana edukatif, informatif dan rekreatif merupakan salah satu solusi dari permasalahan di atas. Pemilihan fungsi taman bacaan merupakan respon terhadap keberadaan fasilitas sejenis yang menawarkan perpustakaan dengan konsep baru atau lebih dkenal dengan sebutan perpustakaan plus. Keberadaan perpustakaan plus berusaha mengubah image negatif perpustakaan yang dikenal sebagai tempat yang berisi buku – buku tua. Perpustakaan ini menggabungkan beberapa fungsi kegiatan di dalamnya seperti kafe, dan toko buku. Buku sebagai sarana yang dapat mempersatukan terlihat nyata disini. Kegiatan membaca tidak hanya dapat dilakukan oleh satu individu tapi juga dapat menjadi sarana interaksi sosial dengan orang lain. Hal ini ditandai dengan munculnya klub- klub baca, kegiatan utama dari komunitas ini adalah diskusi/ bedah buku.

4 Ida Fajar Priyanto, Getting Closer to Consumers: The Mushrooming of Alternative Libraries

InYogyakarta, Indonesia. Makalah ini disertakan dalam “World Library and Information Congress: 72nd IFLA

(4)

Keberadaan taman bacaan di Yogyakarta diharapkan mampu menjadi ruang perhentian di tengah kepadatan kota dan tanggap terhadap isu sosial yang ada, terkait dengan keberadaan anak muda yang membutuhkan ruang gerak tersendiri. Taman bacaan merupakan salah satu bentuk perwujudan harapan tentang ruang yang adaktif dan dinamis yang dapat menampung aktivitas anak muda, melalui kebutuhan ruang secara arsitektural yang terbentuk melalui kegiatan apresiasi terhadap buku. Wadah informal ini diharapkan mampu menjawab beberapa persoalan anak muda dalam hal sosial budaya sebagai upayanya mencari identitas dan mengembangkan potensi diri dalam menghadapi tantangan di masa yang akan datang.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana merancang taman bacaan di Yogyakarta yang dapat mewadahi kegiatan remaja melalui ruang sebagai fasilitas apresiasi terhadap buku.

1.3. TUJUAN

Merancang taman bacaan di Yogyakarta yang dapat mewadahi kegiatan anak muda melalui ruang sebagai fasilitas apresiasi terhadap buku.

1.4. SASARAN

• Mengidentifikasi pola kegiatan dan peruangan pada taman bacaan berdasarkan studi banding pada bangunan sejenis dan pustaka.

• Mengidentifikasi kegiatan yang berkaitan dengan buku dan kebutuhan ruangannya

(5)

1.5. LINGKUP PEMBAHASAN

• Bangunan perpustakaan dan toko buku dibatasi pada jenis – jenis peruangan dan manajemen kepengurusannya.

• Kegiatan yang berkaitan dengan buku dibatasi pada kegiatan membaca serta kegiatan inti yang sering dilakukan oleh komunitas baca, yaitu, diskusi, bedah buku, sedangkan kegiatan lain seperti nonton, menulis, dan klub baca anak disertakan sebagai kegiatan pendukung

• Kajian tentang anak muda dibatasi pada aktivtas anak muda secara umum, khususnya yang dilakukan oleh mahasiswa.

1.6. METODE

1.6.1. Metode Mencari Data

• Wawancara

Ditujukan pada pengelola serta pengunjung perpustakaan alternatif di Yogyakarta dan supervisor Toko Buku Gramedia, Yogyakarta.

• Observasi

Pengamatan langsung di toko buku aksara, Deket Rumah Café and Library mengenai kegiatan yang sering dilakukan serta kebutuhan ruang yang diperlukan.

• Studi Pustaka

Mempelajari buku – buku tentang perpustakaan, pengolahan ruang, public space, dan komunitas baca melalui internet

• Studi Banding

Melihat langsung bangunan sejenis yang ada yaitu Toko Buku Aksara di Jakarta dan di Deket Rumah Café and Library di Yogyakarta.

(6)

1.6.2. Metode Menganalisis Data

• Kuantitatif: temuan – temuan dikomunikasikan dengan angka – angka (numerik), dan atau dengan statistik.

• Kualitatif: temuan – temuan dikomunikasikan secara naratif (menggunakan kata – kata).

1.6.3. Metode Perancangan

Menggunakan prinsip – prinsip dasar perpustakan khususnya sistem operasional dan kebutuhan ruang intinya. Pengolahan elemen arsitektural ruang luar dan ruang dalam terkait dengan fungsi taman bacaan sebagai community space, edukatif dan rekreatif.

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN BAB 1 PENDAHULUAN

Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode, dan sistem penulisan.

BAB 2 TINJAUAN FASILITAS MEMBACA DI YOGYAKARTA

Mengungkapkan tentang faslitas membaca dan kondisinya di Yogyakarta, aktivitas anak muda di Yogyakarta, dan keterkaitannya dengan taman bacaan.

BAB 3 TINJAUAN TEORITIS TAMAN BACAAN

Tinjauan tentang taman bacaan serta fungsinya sebagai wadah kegiatan yang terkait dengan buku, perancangan ruang luar dan ruang dalam untuk mendukung fasilitas yang ada di dalamnya.

(7)

BAB 4 ANALISIS MENUJU KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN BACAAN DI YOGYAKARTA

Mengungkapkan proses untuk menemukan ide – ide konsep perencanaan melalu metode – metode tertentu yang diaplikasikan pada taman bacaan.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN BACAAN DI YOGYAKARTA

Mengungkapkan konsep yang akan ditransformasikan dalam rancangan arsitektural taman bacaan di Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian terdahulu terkait pengaruhvariabel tingkat kesehatan bank terhadap pergerakan harga saham menunjukkan hasil yang tidak konsisten.Oleh karena itu,

Pemahaman dan penguasaan individu terhadap informasi yang diperlukannya akan memungkinkan individu: (a) mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya secara objektif,

Perancangan mesin pengaduk adonan roti dengan kapasitas 43 kg yang secara rinci menjabarkan elemen mesin yang digunakan meliputi menghitung daya motor penggerak, diameter

Dengan ulasan tersebut, maka analisa penambahan bulbous bow pada kapal monohull ini dilakukan dengan teknik CFD (Computational Fluid Dynamic) guna

Kepala Bidang Aset mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan tugas pengelolaan aset daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan u n t u k tertibnya barang

Penelitian ini diharapkan memberikan suatu masukan atau informasi bagi manajemen perusahaan agar lebih memperhatikan pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio

Lahir Jenis Kelamin Program Studi Status Perkawinan Asal SLTA/PT Angkatan Tanggal Lulus Pekerjaan Agama IPK No.. Hanphone

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pengelolaan program Raskin yang ditinjau dari peran organisasi lokal di Desa Salam, Kecamatan