• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seksualitas Ikan Septian Arya R 230110150185 C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seksualitas Ikan Septian Arya R 230110150185 C"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Septian Arya Rizky

230110150185/ Perikanan C Seksualitas Ikan

Seksualitas hewan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jenis jantan dan betina. Begitu pula seksualitas pada ikan yang dikatakan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma. Sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur. Suatu populasi terdiri dari ikan-ikan yang berbeda seksualitasnya, maka populasi tersebut populasi heteroseksual. Bila populasi tersebut terdiri dari ikan-ikan betina saja maka disebut monoseksual. Namun, penetuan seksualitas ikan disuatu perairan harus berkali-kali karena secara keseluruhan terdapat macam-macam seksualitas ikan mulai dari hermaprodit sinkroni, protogini, hingga gonokhorisma yang berdeferebsiasi maupun yang tidak (Effendie, 1997).

Perbedaan seksualitas pada ikan dapat dilihat dari ciri-ciri seksualnya. Ciri seksual pada ikan terbagi atas sifat seksual primer dan sifat seksual sekunder:

a. Sifat Seksual Primer

Sifat seksual primer pada ikan tandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina, dan testis dengan pembuluhnya pada ikan jantan. Ciri seksual primer diantaranya:

– Alat atau organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi – Testis dan salurannya pada ikan jantan

– Ovarium dan salurannya pada ikan betina b. Sifat Seksual Sekunder

Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina. Satu spesies ikan yang mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina dengan jelas, maka spesies itu bersifat seksual dimorfisme. Namun, apabila satu spesies ikan dibedakan jantan dan betinanya berdasarkan perbedaan warna, maka ikan itu bersifat seksual dikromatisme.

Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih menarik dari pada ikan betina.

Pada dasarnya sifat seksual sekunder dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara, hanya muncul pada waktu musim pemijahan saja. Misalnya “ovipositor”, ikan Rhodeus amarus yaitu alat yang dipakai

(2)

untuk menyalurkan telur ke bivalvia, adanya semacam jerawat di atas kepalanya pada waktu musim pemijahan. Banyaknya jerawat dengan susunan yang khas pada spesies tertentu bisa dipakai untuk tanda menentukan spesies, contohnya ikan Nocomis biguttatus dan Semotilus atromaculatus jantan.

2. Sifat seksual sekunder yang bersifat permanent atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada ekor ikan Amia calva jantan, gonopodium pada Gambusia affinis, clasper pada golongan ikan Elasmobranchia, warna yang lebih menyala pada ikan Lebistes, Beta dan ikan-ikan karang, ikan Photocornycus yang berparasit pada ikan betinanya dan sebagainya.

Ciri seksual sekunder terdiri dari 2 jenis:

1. Tidak berhubungan dengan kegiatan reproduksi Contoh:

- Bentuk tubuh (♀ lebih besar)

- Buncak pemijahan pada ikan ♂ minnow (Osmerus)

- Sirip ekor lebih panjang pada ♂ cinggir putri (Xiphophorus helleri)

- Warna tubuh lebih cemerlang pada ♂ misal pada Lepomis Humilis Lepomis Humilis Sirip ekor lebih panjang pada ♂ cinggir putri (Xiphophorus helleri).

2. Alat bantu pemijahan Contoh:

- Gonopodium pada ♂ ikan seribu ( Lebistes reticulatus)

- Modifikasi sirip dada heteorchir pada ♂ Xenodexia untuk memegang gonopodium pada kedudukannya sehingga memudahkan masuk ke oviduct betina.

- Sirip perut yang termodifikasi menjadi myxopterygium (clasper) pada Elasmobranchii ♂ menjamin fertilisasi internal.

- Tenaculum (semacam clasper yang terdapat pada bagian atas kepala) pada ikan Chimera ♂

- Ovipositor pada ikan Rhodes amarus dan Careproctus ♀

Pasangan dalam pemijahan pada ikan meliputi promiscuous, polygamous polygyny, polyandry dan monogamy (Effendie, 1997).

(3)

1. Promiscuous: ikan jantan dan betina masing-masing memiliki beberapa pasangan dalam satu musim pemijahan. Jadi ikan jantan akan membuahi beberapa ikan betina dan ikan betina akan dibuahi oleh beberapa pejantan. contoh: herring, livebearers, sticklebacks, surgeonfish.

2. Polygamous Polygyny: ikan jantan memiliki beberapa pasangan dalam satu musim pemijahan. contoh: sebagian besar jenis chichlids (mujahir), serranidae, angelfish (maanvis), gurami.

3. Polyandry: ikan betina memiliki beberapa pasangan dalam satu musim pemijahan. contoh: anemone fishes.

4. Monogamy: ikan memijah dengan pasangan yang sama selama beberapa periode pemijahan. contoh: serranus (jenis beronang), beberpa jenis cichlid (misalnya ikan Oscar), jawfish, hamlets.

Jenis kelamin ikan meliputi gonochoristic dan hermaphroditic (Effendie, 1997).

1. Gonochoristic: jenis kelamin jelas dan tidak berubah ketika ikan sudah matang kelamin) contoh: sebagian besar ikan masuk kategori ini (elasmobranch, cypriniforms, salmoniforms). 2. Hermaphroditic: kemungkinan terjadi perubahan kelamin setelah pematangan gonad

a. Simultaneous (satu individu ikan mempnyai dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina). Contoh: rivulus, hamlet, serranus.

b. Sequential (ikan mengalami perubahan kelamin dari jantan ke betina, atau sebaliknya) c. Protandrous (ikan pada awalnya berjenis kelamin betina, kemudian berubah menjadi

jantan). contoh: anemonefishes, lates calcalifer (ikan kakap)

d. Protogynous (jenis kelamin awal betina, kemudian berubah menjadi jantan). contoh: Angelfishes, Ephinephelus sp.

Contoh-contoh Ikan Hermaprodit dan Gonokharisma

Hermaproditisme yaitu sifat ikan yang mempunyai jaringan ovarium dan jaringan testis pada satu spesies (hermaprodit). Kedua jaringan tersebut terdapat dalam satu organ dan letaknya seperti letak gonad yang terdapat pada individu normal. Pada umumnya, ikan hermaprodit hanya mempunyai satu jenis seksualitas saja yang berfungsi pada suatu saat, tetapi ada juga beberapa spesies yang mempunyai dua jenis seksualitas yang berfungsi pada saat yang bersamaan (termasuk kedalam hemaprodit sinkroni).

(4)

Hermaproditisme terjadi secara luas diseluruh kerajaan binatang mungkin murni fenotipik. Pada beberapa spesies individuals berisi fungsi indung telur dan testis secara bersamaan, sedangkan pada spesies lain status fictional dari gonad dapat berubah. Sering gonad dimulai dari testis untuk memproduksi spermatozoa dan kemudian dalam kehidupan dan swittches individu untuk memproduksi telur, pula yang dikenal sebagai hermaproditisme protandic. Contoh dari protoginic (pertama-female), hermaproditisme juga dikenal.

Berikut ini adalah beberapa jenis hemaproditisme berdasarkan perkembangan ovarium dan atau testis yang terdapat dalam satu individu :

a. Hermaprodit Sinchroni

Ikan yang bersifat hermaprodit sinkroni yaitu ikan yang didalam gonadnya terdapat sel kelamin betina dan sel kelamin jantan yang dapat masak bersama-sama dan siap untuk dikeluarkan. Ikan hermaprodit sinkroni ada yang dapat melakukan pembuahan sendiri, ada juga yang tidak.

Ikan hermaprodit sinkroni yang dapat melakukankan pembuahan sendiri bereproduksi dengan cara mengeluarkan telur terlebih dahulu kemudian dibuahi oleh sperma dari individu yang sama. Sedangkan ikan hermaprodit sinkroni yang tidak dapat melakukan pembuahan sendiri bereproduksi dengan cara menjadi jantan (mengeluarkan sperma untuk membuahi telur dari ikan yang lain) atau menjadi betina (mengeluarkan telur yang akan dibuahi sperma dari individu lain) dalam satu kali pemijahan. Suatu perairan yang berisi dua ekor atau lebih ikan ini, dapat menjadi pasangan untuk berpijah. Ikan yang berfase betina mempunyai tanda warna yang bergaris vertikal, sesudah berpijah hilang warnanya dan berubah menjadi ikan jantan.

Contoh ikan hermaprodit sinkroni yaitu ikan-ikan dari Famili Serranidae, Serranus cabrilla, Hepatus hepatus, Serranus subligerius, dll.

b. Hermaprodit Protandri

Ikan yang bersifat Hermaprodit Protandri yaitu Ikan yang mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina. Ketika ikan masih muda gonadnya mempunyai daerah ovarium dan daerah testis, tetapi jaringan testis mengisi sebagian besar gonad pada bagian lateroventral. Setelah jaringan testisnya berfungsi dan mengeluarkan sperma, terjadi masa transisi yaitu ovariumnya membesar dan testis

(5)

mengkerut. Pada ikan yang sudah tua, testis tereduksi semua sehingga sebagian besar dari gonad diisi oleh jaringan ovarium yang berfungsi, dan kemudian ikan berubah menjadi fase betina.

Contoh ikan Hermaprodit Protandri yaitu Ikan Kakap (Lates calcarifer), Sparus auratus, Sargus anularis, Pagellus centrodontus, dan Pagellus mormyrus.

c. Hermaprodit Protogini

Ikan yang bersifat hermaprodit protogini merupakan keadaan sebalik dari hermaprodit protandri yaitu proses diferensiasinya berjalan dari fase betina ke fase jantan (Effendie, 2002). Pada beberapa ikan perubahan fase sering terjadi sesudah satu kali pemijahan. Perubahan fase ditandai dengan mengerutnya jaringan ovarium dan berkembangnya jaringan testis.

Pada beberapa ikan yang termasuk ke dalam Famili Labridae, misalnya Halichieres sp. terdapat dua macam jantan yang berbeda. Jantan yang pertama terlihat seperti betina tetapi tetap jantan selama hidupnya, sedangkan jantan yang kedua ialah jantan yang berasal dari perubahan ikan betina.

Pada beberapa ikan yang mempunyai dua fase dalam satu siklus hidupnya, sering didapatkan adanya perbedaan baik perbedaan morfologi maupun perbedaan warna tiap fasenya. Keadaan tersebut sering menyebabkan terjadinya kesalahan dalam mendeterminasi ikan itu menjadi dua nama, padahal spesies ikan itu sama. Misalnya pada ikan Larbus ossifagus ada yang berwarna merah dan ada yang berwarna biru. Ikan yang berwarna merah adalah ikan betina, sedangkan yang berwarna biru adalah ikan jantan.

Ikan yang tergolong hermaprodit protandri dan hermaprodit protogini sering disebut hermaprodit beriring. Saat masih juvenile, ikan mempunyai gonad yang berorganisasi dua macam seks, dimana terdapat jaringan testis dan ovarium yang belum berkembang dengan baik. Proses suksesi kelamin dari satu populasi hermaprodit protandri atau protogini terjadi pada individu yang berbeda baik menurut ukuran atau umur, tetapi merupakan suatu proses yang beriring. Pada ikan Gobi didapatkan setelah suksesi itu satu proses yang kembali kepada keadaan fase yang pertama.

Contoh ikan hermaprodit protogini lainnya yaitu Belut Sawah (Monopterus albus) dan Ikan Kerapu Lumpur (Epinephelus tauvina).

(6)

d. Gonokharisma

Gonokharisme yaitu kondisi seksual berganda, pada saat ikan dalam tahap juvenil gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan atau betinanya. Gonad tersebut kemudian berkembang menjadi semacam ovarium, setelah itu setengah dari gonadnya menjadi ovarium (menjadi ikan betina) dan setengahnya lagi menjadi testis (menjadi ikan jantan). Gonokhoris yang seperti itu dinamakan gonokhoris yang tidak berdiferensiasi (keadaannya tidak stabil dan dapat terjadi interseks yang spontan). Contoh dari gonokhoris yang tidak berdiferensiasi yaitu Anguilla anguilla dan Salmo gairdneri irideus. Ikan gonokhorisme yang “berdiferensiasi” sejak dari mudanya sudah ada perbedaan antara jantan dan betina yang sifatnya tetap sejak dari kecil sampai dewasa, sehingga tidak terdapat spesies yang interseks.

Selain gonokhorisme yang tidak berdiferensiasi, ada juga gonokhorisme yang berdiferensiasi. Ikan yang termasuk kedalam ikan gonokhorisme yang berdiferensiasi sejak tahap juvenile mempunyai perbedaan antara jantan dan betina yang sifatnya tetap sampai dewasa, sehingga tidak terdapat spesies yang interseks.

Dimorfisme seksual

Banyak cara untuk membedakan jantan dan betina ikan, ada yang dapat dilihat dari ukuran, bentuk tubuhnya, warnanya (dimorfisme seksual) dan ada pula yang harus dibelah. Informasi tentang dimorfisme seksual ikan arwana sangatlah terbatas, baik dalam buku-buku yang membahas jenis ikan arwana maupun jurnal, tiak dibahas tentang dimorfisme seksual. Beberapa informasi dalam situs internet hanya mengataknan identifikasi gender sampai saat ini (dalam menentukan jenis kelamin ikan arwana) masih belum ada metode yang dapat diandalkan keakuratannya. Hal ini menyebabkan ketertarikan ilmuan untuk meneliti tentang dimorfisme ikan arwana.

Melihat dari caranya Hub dan lagler (1949) bahwa umumnya pengukuran morfometik membandingkan semua karakter dengan karakter yang mapan, seperti panjang standar dari tubuh ikan (panjang badan mulai dari ujung mulut terdepan sampai pangkal ekor. Pengukuran morfometri didahului dengan suatu langkah penentuan yang pasti bahwa sempel yang sedang di hadapi adalah individu jantan atau betina yakni mengamati organ reproduksi bagian dalamnya.

(7)

Individu kelamin jantan akan memiliki organ induvidu berjenis jantan akan memiliki organ gonad berupa testis, betina memilki organnya berupa 0varium telur.

Definisi Monogamus

Monogamus didefinisikan sebagai perilaku afiliasi selektif dengan pasangan, mengasuh anak, dan agresif mempertahanan pasangan terhadap residen. Monogamus terjadi ketika peluang untuk poligami dibatasi oleh intra-seksual kompetisi yang kuat atau ketika individu yang diperlukan untuk mempertahankan wilayah atau memberi makan atau membela anak-anak mereka (Insel et al, 1992).

Perilaku kawin sangat bervariasi di antara spesies vertebrata. Pola umum perilaku kawin termasuk monogami, di mana betina dan jantan membentuk ikatan pasangan, sosial eksklusif dengan masing-masing lainnya, dan biasanya bekerja sama untuk merawat anak-anak mereka, dan berbagai bentuk pergaulan bebas, di mana individu dari salah satu atau kedua jenis kelamin pasangan dengan lebih dari satu anggota dari lawan jenis (Winslow, 1993).

Faktor-faktor yang mempengaruhi individu memilih monogamus antara lain, individu-individu tunggal melindungi wilayahnya dan mempertahankan pasangannya, rendahnya ketersediaan pasangan pengganti mencegah poligami, individu yang kehilangan pasangan tidak dapat memiliki pasangan penggnti dengan mudah. Selain itu, jika ada persaingan untuk pasangan baru diharapkan untuk individu yang berkualitas tinggi bisa berpasangan semantara yang lain belum tentu bisa. Demikian juga jika dua individu untuk mempertahankan wilayah, individu tersebut diantisipasi untuk selalu menjaga wilayahnya. Jika tidak maka individu tersebut akan kehilangan pasangan dan wilayahnya atau sebagian wilayah (Keenleyside, 1991).

Dari hasil penelitian telah membahas tentang kebiasaan sosial monogamous dengan menggunakan genus cichlid, spesies ikan A. nigrofasciata. Ikan jantan pada spesies ini selektif terhadap pasangannya dan berperilaku agresif terhadap non-pasangan setelah kawin dengan betina tertentu. Dalam sosial dan monogami sifat agresif ikan jantan terjadi penurunan dengan waktu ketika hewan-kelompok ditempatkan, namun lebih tinggi pada saat dipasangkan jantan dari kelompok jantan yang tidak berpasangan (Oldfield et al, 2010).

Dari hasil penelitian yang membahas tentang kebiasaan seksual monogamous dengan genus cichlid, spesies Eretmodus cyanostictus. Ikan betina lebih cepat untuk mendapatkan pasangan dibandingkan dengan ikan jantan (Morley et al, 2002).

DAFTAR PUSTAKA

Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.

Fujaya, 2005. Analisis hasil tangkapan sumberdaya ikan ekor kuning (Caesio cuning). University Maritime Raja Ali Haji.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Rasio jantan ikan tongkol dan tetengkek lebih tinggi dapat mengganggu kelestarian spesies dengan asumsi bahwa peluang jantan untuk melakukan perkawinan dan

Tujuan penelitian ini adalah mengamati perkembangan telur dan sperma induk ikan belida pada kondisi pemeliharaan jantan saja, betina saja, dan campuran jantan dan betina,

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, perusahaan telah melakukan berbagai macam cara untuk mengurangi kerugian yang dihasilkan dari produk cacat snack telur ikan, akan

Hal ini diduga karena terkait dengan proses alamiah dari strategi reproduksi ikan, yaitu jumlah ikan jantan lebih banyak dibutuhkan untuk memenuhi kuantitas

Berdasarkan hasil penelitian mengenai rasio penambahan madu dalam NaCl untuk pengenceran sperma terhadap fertilisasi dan daya tetas telur ikan tengadak, menunjukkan

Selanjutnya, pengambilan telur dan sperma 1) Ikan mas (Cyprinus carpio L) betina dan jantan diletakkan dalam satu kolam pemijahan sampai memijah kemudian dilakukan stripping.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja pembenihan ikan baung melalui pemijahan semi alami dengan mengamati parameter fekunditas, derajat pembuahan telur fertilization

Pembatasan jumlah alat tangkap bale-bale dimaksudkan untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan layang dengan cara setiap kapal yang melakukan operasi penangkapan telur ikan wajib