PERTEMUAN KE 6-7
PEMBENIHAN IKAN
Bagan alur pembenihan
induk
Induk matang gonad
Telur
Larva
Benih
Benih siap jual
Benih siap jual
Pemeliharaan induk/
Pematangan gonad
Pemijahan induk
Penetasan telur
Pemeliharaan larva
Pendederan benih
Pendederan benih lanjutan
Kultur pakan alami
Kegiatan pembenihan
didasarkan siklus hidup ikan
Pemijahan induk
Pemijahan adalah suatu peristiwa pertemuan antara ikan jantan dan ikan betina yang diikuti dengan keluarnya gamet jantan dan gamet betina
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemijahan :
• Internal : genetis, hormonal, kondisi fisiologis
• Eksternal : lingkungan ex; suhu, oksigen terlarut, kedalaman air.
Perangsangan pemijahan : lingkungan, hormonal
Pemijahan induk
Tipe Pemijahan :
1. Pemijahan alami : proses pemijahan yang terjadi secara alami (tanpa bantuan manusia) tanpa adanya induksi hormon.
2. Pemijahan semi alami : pemijahan yang dilakukan dengan pemberian hormon, namun proses ovulasi terjadi secara alamiah.
3. Pemijahan buatan : proses pemijahan yang dilakukan dengan pemberian hormon, dan ovulasinya dilakukan secara buatan dengan stripping (pengurutan) yang dilakukan oleh manusia
Seleksi induk lele matang gonad
• Jantan : Ukuran tubuh sebanding dengan ukuran induk betina, papila memerah
• Betina : Perut besar/buncit, terasa ”lembek” bila disentuh, urogenital memerah
Penimbangan bobot induk Penyuntikan induk
• Dosis ovaprim : betina 0.5 ml/kg dan jantan 0.3 ml/kg
• Ovaprim diencerkan dengan akuades atau larfis (1:1 atau 1:2)
• Induk disuntik secara Intra Muscular yaitu pada otot punggung
• Induk yang telah disuntik dibiarkan ± 15-30 menit sebelum ditebar Pemijahan induk
• Induk dimasukkan ke dalam bak pemijahan yang telah dilengkapi kakaban sebanyak 6-10 buah pada dasar bak
• Pemijahan akan berlangsung antara pukul 00.00-05.00
Pemijahan induk
Pengangkatan induk
• Induk diangkat pada pagi hari antara pukul 06.00-08.00
• Dilakukan penimbangan bobot induk setelah dipijahkan
• Induk dipindahkan ke kolam rematurasi Pengangkatan kakaban
Kakaban yang telah ditempeli telur diangkat dan dibagi 2 bak (3-5 kakaban/bak) → tidak perlu dilakukan
Pemijahan induk
Penghitungan fekunditas : Jumlah telur yang dihasilkan per kilogram bobot induk.
Fekunditas = ∑ telur : Bobot induk sebelum dipijahkan Perhitungan jumlah telur :
1.Berdasarkan bobot telur
∑ telur = B0 - Bt
Bobot rataan telur B0 : Bobot induk sebelum memijah
Bt : Bobot induk setelah memijah
Bobot rataan telur dihitung dengan cara menimbang telur sebanyak
± 0.1-0.2 gram, kemudian dihitung jumlah telurnya Bobot telur per butir = bobot telur / jumlah telur
Pemijahan induk
Penghitungan fekunditas
2. Berdasarkan luasan sebaran telur di kakaban
• Hitung luasan kakaban
• Buat transek dengan luasan tertentu, missal 10 cm x 10 cm
• Gunting kakaban seluas transek yang dibuat pada 3 titik sampling
• Hitung jumlah telur dalam transek
∑Telur = ∑telur/luas transek x Luas kakaban x ∑kakaban x % sebaran telur
Pemijahan induk
10 cm
10 cm Transek
Pemijahan induk
Contoh Soal
1. Diketahui bobot induk betina ikan lele sebelum memijah 1500 g dan sesudah memijah 1200 g. Sampel telur seberat 0.15 g setelah dihitung sebanyak 30 butir. Hitung fekunditas induk!!
2. Diketahui luas kakaban 100cm x 30cm dan luas transek 10cm x 10cm . Telur menyebar merata pada 10 kakaban yang disediakan.
Setelah dihitung, jumlah telur dalam transek sebanyak 150 butir/transek. Hitung fekunditas induk !!
Inkubasi telur dilakukan selama 20-30 jam tergantung suhu air Derajat Pembuahan/ Fertilization Rate (FR)
• FR dihitung untuk mengetahui persentase telur yang terbuahi oleh sperma dari total telur yang dikeluarkan oleh induk betina
• Prosedur
• Inkubasi telur sebanyak 20-30 butir
• Lakukan pengamatan setelah 8 jam dengan menghitung jumlah telur yang terbuahi (warna telur transparan) dan telur yang tidak terbuahi (warna telur putih)
FR = ∑telur terbuahi x 100%
∑telur yang diinkubasi
Inkubasi telur
Contoh Soal
Diketahui dari 30 butir telur yang diinkubasi, setelah 8 jam terlihat jumlah telur yang berwarna putih sebanyak 3 butir. Hitung FR !!
Penetasan telur
Penetasan telur
• Telur akan menetas dalam waktu 20 – 30 jam (Ho)
• Kakaban diangkat pada H2, dijemur kemudian disimpan → tidak perlu dilakukan
Derajat Penetasan/ Hatching Rate (HR)
HR dihitung untuk mengetahui persentase telur yang menetas dari total telur yang terbuahi
HR = ∑telur menetas x 100%
∑telur yang dibuahi Contoh Soal
Diketahui dari 30 butir telur yang diinkubasi, sebanyak 27 butir telur terbuahi. Jika telur yang menetas menjadi larva sebanyak 20 butir, hitunglah HR !!
pEmeliharaan larva
Pemberian pakan
• Setelah menetas, larva memanfaatkan kuning telur sebagai sumber energi (endogeneous feeding) yang akan habis pada H3
• Pada H2 dilakukan pemberian pakan alami berupa kutu air (overlapping pakan) sebelum masuk masa exogeneous feeding
• Metode pemberian pakan : selalu tersedia dalam wadah budidaya (ad libitum)
• Jadwal pemberian pakan
Hari Jenis Pakan Frekuensi
H2 H4 H5 H6 H9 H15 H20 H25 - panen
Daphnia
Daphnia dan cacing sutera cacah (70% : 30%) Daphnia dan cacing sutera cacah (30% : 70%) Cacing sutera cacah
Cacing sutera utuh
Pelet udang P0 (pakan serbuk) Pelet udang P1 (pakan crumble)
Pakan apung sesuai dengan bukaan mulut
3-4 kali/hari 3-4 kali/hari 3-4 kali/hari 3-4 kali/hari