• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah MRT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah MRT"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metoda Pelaksanaan Konstruksi yang Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metoda Pelaksanaan Konstruksi yang

diampu oleh diampu oleh Dr. H. Nanang Dalil, S.T., M.Pd. Dr. H. Nanang Dalil, S.T., M.Pd. Oleh: Oleh:

Muhammad Zaaka Firdaus 1400898 Muhammad Zaaka Firdaus 1400898

Alfin Bagus Prakoso 1403510 Alfin Bagus Prakoso 1403510 Arya Dwi Saputra 1404097 Arya Dwi Saputra 1404097 Agung Triwibowo 1404336 Agung Triwibowo 1404336 Gita Islami R. 1400760 Gita Islami R. 1400760 Royhan Rifki 1401738 Royhan Rifki 1401738 Frida Muthia Madina 1406444 Frida Muthia Madina 1406444

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1 DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2017 2017

(2)

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan h

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan h idayah-Nyaidayah-Nya  penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

 penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada: Penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

1. Dr. H. Nanang Dalil, S.T., M.Pd selaku dosen mata kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi;Dr. H. Nanang Dalil, S.T., M.Pd selaku dosen mata kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi; 2.

2. Para senior, rekan-rekan seangkatan, dan orang tuaPara senior, rekan-rekan seangkatan, dan orang tua

atas perhatian dan bantuannya pada makalah ini, semoga Allah SWT memberikan balasan yang atas perhatian dan bantuannya pada makalah ini, semoga Allah SWT memberikan balasan yang  berlipat ganda.

 berlipat ganda.

Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Karena itu, Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Karena itu,  penulis sangat mengharapkan adanya saran-saran yang membangun dari pembaca.

 penulis sangat mengharapkan adanya saran-saran yang membangun dari pembaca.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan penulis khususnya. Semoga Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan penulis khususnya. Semoga Allah SWT mencatat kegiatan ini sebagai bagian dari ibadah kepada-Nya. Aamiin.

Allah SWT mencatat kegiatan ini sebagai bagian dari ibadah kepada-Nya. Aamiin.

Bandung,

Bandung, Maret Maret 20172017

Penulis Penulis

(3)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang  ... 1 B. Rumusan Masalah ... 1 C. Tujuan... 1 D. Sistematika Penulisan... 2 BAB II ... 3 PEMBAHASAN ... 3 A. MRT Jakarta... 3

B. Tahap Pra Konstruksi... 7

C. Metode Konstruksi Pembangunan Terowongan MRT... 7

BAB III... 17

KESIMPULAN ... 17

DAFTAR PUSTAKA ... 18

(4)

Gambar 1 Rencana Rute ... 3

Gambar 2 Rencana Rute dan jalur Utara-Selatan ... 3

Gambar 3 Konstruksi terowongan MRT jalur Utara Selatan ... 4

Gambar 4 Pase 1  ... 4

Gambar 5 Tahap 2  ... 5

Gambar 6 Pembangunan tahap 1 ... 5

Gambar 7 Rencana konstruksi layang ... 6

Gambar 8 Rencana konstruksi bawah tanah... 7

Gambar 9 Pelaksanaan metode top-down pada MRT ... 9

Gambar 10 Stasiun MRT...10

Gambar 11 Pemasangan secant pile  ...11

Gambar 12 Pemasangan D-wall  ...12

Gambar 13 Deep Tunnel  ...13

Gambar 14 Bagian-bagian TBM  ...14

Gambar 15 Aalat TBM  ...14

Gambar 16 Pengangkutan tanah  ...15

Gambar 17 Proses pemasangan segmen  ...16

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jakarta adalah ibu kota Indonesia, menyimpan lebih dari 9 juta jiwa. Diperkirakan bahwa lebih dari empat juta penduduk daerah sekitar Jabodetabek perjalanan ke dan dari kota setiap hari kerja. Masalah transportasi semakin mulai menarik perhatian politik dan telah meramalkan bahwa tanpa terobosan transportasi utama, kemacetan akan membanjiri kota itu menjadi kemacetan lalu lintas lengkap pada tahun 2020.

Transportasi umum saat ini di Jakarta hanya melayani 56% perjalanan yang dilakukan oleh komuter sehari-hari. Angka ini sangat perlu untuk dibesarkan sebagai tingkat kota 9,5% rata-rata tahunan pertumbuhan kendaraan bermotor jauh melebihi kenaikan 0,01% panjang jalan antara 2005 dan 2010.

Seharusnya untuk memperlancar kegiatan kenegaraan, pusat pemerintahan negara tidak  boleh terdapat kemacetan. Kareana itu, dibangunlah MRT ( Mass Rapid Transit ) untuk mengurangi

kemacetan di Jakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Apa yang dimaksud dengan MRT?

 b. Bagaimana tahap pembangunan MRT?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain: a. Untuk mengetahui pengertian MRT

(6)

D. Sistematika Penulisan

Penyusunan makalah ini memiliki beberapa bagian di dalamnya terdiri dari:

Bab I Pendahuluan.

Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan masalah, dan sistematika  penulisan.

Bab II Pembahasan

Didalamnya membahas mengenai tentang materi yang dibahas

Bab III Penutup

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

A. MRT Jakarta

MRT Jakarta, singkatan dari Mass Rapid Transit Jakarta atau Angkutan Cepat Terpadu Jakarta adalah sebuah sistem transportasi transit cepat yang sedang dibangun di Jakarta. Proses  pembangunan telah dimulai pada tanggal 10 Oktober 2013 dan diperkirakan selesai pada tahun

2018.

1. Jalur dan Rute

Jalur MRT Jakarta rencananya akan membentang kurang lebih ±110.8 km, yang terdiri dari Koridor Selatan  –   Utara (Koridor Lebak Bulus - Kampung Bandan) sepanjang ±23.8 km dan Koridor Timur –  Barat sepanjang ±87 km.

Gambar 1 Rencana Rute

Jalur Utara

 – 

 Selatan

(8)

Gambar 3 Konstruksi terowongan MRT jalur Utara Selatan

Jalur Selatan - Utara merupakan jalur yang pertama dibangun. Jalur ini akan menghubungkan Lebak Bulus, Jakarta Selatan dengan Kampung Bandan, Jakarta Utara. Pengerjaan jalur ini dibagi menjadi 2 tahap pembangunan.

Tahap I (Lebak Bulus - Bundaran HI)

Gambar 4 Pase 1

Tahap I yang dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15.7 km dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah). Proses pembangunannya sudah dimulai sejak 10 Oktober 2013, dan rencananya akan dioperasikan mulai tahun 2018.

(9)

Tahap II (Bundaran HI - Kampung Bandan)

Gambar 5 Tahap 2

Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan - Utara dari Bundaran HI sampai dengan Kampung Bandan sepanjang 8.1 km. Tahap II akan mulai dibangun saat tahap I beroperasi dan ditargetkan  beroperasi 2020. Studi kelayakan untuk tahap ini sudah selesai.

Jalur Barat - Timur

Jalur Barat - Timur saat ini sedang dalam tahap studi kelayakan. Jalur ini ditargetkan paling lambat  beroperasi pada 2024 - 2027.

Rencana Pembangunan Tahap 1

(10)

Konstruksi Layang (

E levated Section

)

Sebagian dari konstruksi jalur MRT Jakarta merupakan struktur layang ( Elevated ) yang membentang ±10 km; dari wilayah Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja. Dari rute tersebut, terdapat 7 Stasiun Layang, yaitu Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja. Sementara Depo kereta api dibangun di area Lebak Bulus, berdekatan dengan stasiun awal/akhir Lebak Bulus. Seluruh stasiun penumpang dan lintasan dibangun dengan struktur layang yang berada di atas permukaan tanah, sementara Depo kereta api dibangun di  permukaan tanah (on ground ).

Tipe struktur layang yang akan digunakan adalah Tiang Tunggal (Single Pier ) pada bagian  bawah serta Gelagar Persegi Beton Pracetak ( Precast Concrete Box Girder ) pada bagian atas. Ketinggian gelagar dari permukaan jalan telah memperhitungkan persyaratan minimal jarak bebas vertikal (vertical clearance) 5,0 meter sesuai peraturan yang berlaku untuk jalan  perkotaan. Pekerjaan Konstruksi Layang MRT Jakarta terdiri dari tiga paket, yaituContract  Package (CP) 101, CP 102 dan CP 103.

Gambar 7 Rencana konstruksi layang

Konstruksi Bawah Tanah (

Underground 

)

Konstruksi bawah tanah (Underground ) MRT Jakarta membentang ±6 km, yang terdiri dari terowongan MRT bawah tanah dan enam stasiun MRT bawah tanah, yang terdiri dari Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran Hotel Indonesia. Metode

(11)

 Pressure Balance Machine), dengan pembagian koridor paket pengerjaan terbagi menjadi tiga: CP 104, CP 105 dan CP 106.

Gambar 8 Rencana konstruksi bawah tanah

B. Tahap Pra Konstruksi

Tahap ini dimulai dengan pengupasan jalur hijau yang berada di sepanjang Jalan Sudirman. Lalu dilanjutkan dengan relokasi berbagai utilitas di bawah tanah seperti pipa gas, pipa PDAM, kabel fiber optik, dan juga saluran limbah rumah tangga. Selain utilitas di bawah tanah, utilitas di atas tanah juga ikut direlokasi seperti gardu PLN, kabel PLN, dan tower komunikasi.

Pemindahan sarana umum seperti halte reguler, halte Trans Jakarta, jembatan  penyeberangan juga dilakukan relokasi.

Setelah perelokasian dilakukan, maka pelebaran jalan di sekitar lokasi pembuatan stasiun MRT dikerjakan. Hal ini dilakukan agar kemacetan yang ditimbulkan oleh pengerjaan proyek ini dapat diatasi. Selain pelebaran jalur, dilakukan pula rekaya lalu lintas di sepanjang Jalan Sudirman.

C. Metode Konstruksi Pembangunan Terowongan MRT

1. Metode Top Down

Dalam pembangungna terowongan MRT Jakarta, dipakai metode down. Metode top-down adalah cara pelaksanaan pembangunan konstruksi dari atas ke bawah. Metode ini digunakan karena kekhawatiran akan longsor akibat di sekitar proyek terdapat bangunan yang berdekatan.

(12)

Pada metode konstruksi Top Down, stuktur basement   dilaksanakan bersamaan dengan  pekerjaan galian basement , urutan penyelesaian balok dan plat lantainya dimulai dari atas ke  bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut didukung oleh tiang baja

yang disebut King Post  (yang dipasang bersamaan dengan bored pile). Sedang dinding basement  dicor lebih dulu dengan sistem diaphragm wall , dan sekaligus diaphragm wall  tersebut.

Biasanya untuk penggalian basement  digunakan alat khusus, seperti excavator  ukuran kecil. Bila jumlah lantai basement  banyak, misal lima lantai, maka untuk kelancaran pekerjaan, galian dilakukan langsung untuk dua lantai sekaligus, sehingga space cukup tinggi untuk kebebasan  proses penggalian. Lantai yang dilalui, nantinya dilaksanakan dengan cara biasa, menggunakan  scaffolding  (seperti pada sistem bottom up biasa).

Bila struktur basement  telah selesai, maka tiang king post  dicor beton dan bila diperlukan dapat ditambah penulangannya. Lubang lubang lantai basement   yang dipergunakan untuk  pegankutan tanah galian, ditutup kembali. Pengecoran struktur atas, dilaksanakan seperti biasa,

yaitu dari bawah ke atas (lantai satu, dua, dan seterusnya).

Untuk pelaksanaan lantai yang dilalui agar space galian cukup longgar. Maka lantai yang  bersangkutan dicor dengan sistem scaffolding  biasa. Bila struktur king post  cukup kuat. Maka pada saat menyelesaikan basement , dapat dibarengi dengan struktur atas (sering disebut dengan sistem up and down). Pada prinsipnya metode Top down dapat disebut sebagai cara membangun terbalik, yaitu membangun dari atas ke bawah . secara teknis, metode ini sudah bukan menjadi masalah lagi di Indonesia, tetapi mengingat bahwa metode baru pada akhir-akhir ini dicoba, maka permasalahan yang timbul adalah kapan digunakan metode ini serta bagaimana teknik manajemennya agar tercapai tujuan utama proyek tersebut.

Berikut ini tahapan dalam pelaksanaan metode konstruksi top down: a. Pengecoran bored pile dan pemasangan king post 

 b. Pengecoran diaphragm wall .

c. Lantai basement  1, dicor di atas tanah dengan lantai kerja

d. Galian basement   1, dilaksanakan setelah lantai basement   1 cukup strenghtmya menggunakan excavator   kecil). Disediakan lubang lantai dan ramp sementara untuk  pembuangan tanah galian.

(13)

g. Terakhir mengecor raft foundation. h.  King post  dicor, sebagai kolom struktur.

Bila diperlukan, pelaksanaan basement , dapat dimulai struktur atas, sesuai dengan kemampuan dari king post  yang ada (sistem up & down)

(14)

Gambar 10 Stasiun MRT Kekurangan metode top-down antara lain:

a. Diperlukan peralatan berat yang khusus.  b. Sumber daya manusia terbatas.

c. Diperlukan pengetahuan spesifik untuk mengendalikan proyek.

Kelebihan metode top-down antara lain: a. Jadwal pelaksanaan dapat dipercepat.  b. Relatif tidak menggangu lingkungan.

c. Resiko teknis lebih rendah.

2. Pemasangan Secant Pile

Secant pile atau bisa juga dikenal dengan istilah retaining wall pile beruntun adalah jenis dinding penahan tanah yang jarak antar-pilenya berdempetan dan saling bersinggungan satu sama lain yang berguna untuk mendapatkan daya tanah terhadap tekanan tanah (gaya lateral). Dua jenis  pile yang digunakan memilikikarakteristik yang berbeda. Hal inidisebabkan karena kedua fungsi  pile tidak sama. Salah satu pile menggunakantulangan (secondary pile) dan yang satunya tanpa menggunakan tulangan (primary pile). Secondary pile berfungsi sebagai elemen struktural yang memberikankapasitas lentur sistem secant pile. Sedangkan primary pile berfungsi sebagai penutup galian dan pengendap.Dalam lapangan secant pile digunakan untuk menghindari agar tanahdan material lainya tidak longsor atau runtuh, juga untuk menjaga kesetabilandan daya dukung tanah. Untuk memperkuat kesetabilan tanah danmemperkokoh secant pile maka dapat dilakukan  pengangkuran. Adapun angkur adalah suatu alat yang mengikat pondasi secant pile dengan tanah,

dipasang dengan sudut kemiringan tertentu kedalam tanah.

Pemasangan secant dilakukan dengan tujuan memperkuat lapisan tanah agar proses konstruksi selanjutnya memiliki alas kerja yang kuat. Pemasangan secant pile dibantu dengan vibrator.

(15)

Gambar 11 Pemasangan secant pile

3. Pemasangan D

 – 

 Wall

Diafragma Wall sebenarnya adalah merupakan konstruksi dinding penahan tanah ( retaining wall ), yang membedakan dengan konvensional retaining wall adalah pada metoda  pelaksanaan dan kelebihan lain yang tidak diperoleh pada dinding penahan tanah sistem konvensional. Namun demikian terdapat beberapa kelemahan yang harus diperhatikan sehingga tidak mengakibatkan terjadinya gangguan pada saat bangunan dioperasikan.

Pada umumnya dinding penahan tanah dipakai untuk kontruksi bangunan dibawah  permukaan tanah (basement ) atau penahan tebing supaya tidak longsor atas beban diatasnya dan mungkin bangunan khusus misalnya bunkerSebelum pemasangan D-Wall dilakukan terlebih dahulu pengerjaan guide wall. Hal ini bertujuan agar pemasangan D-Wall dapat dilakukan den gan  presisi.

Pemasangan D-Wall dilakukan untuk pembangunan dinding stasiun. D-Wall yang dipasang  berukuran tebal 1m, lebar 5 –  6 m dan tinggi 31 m.

(16)

Gambar 12 Pemasangan D-wall

4. Pekerjaan Deep Tunnel

Terowongan Multiguna (Terowongan MG) adalah sebuah rencana pembangunan terowongan raksasa di bawah tanah oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sepanjang 19 km membentang dari Jalan MT Haryono hingga Pluit. Fungsi Terowongan Multiguna di antaranya adalah sebagai pengendali banjir, air bersih, pengelolaan limbah, transportasi, dan utilitas umum. Terowongan ini juga akan terintegrasi dengan jalan tol dan MRT.

Pembangunan terowongan raksasa Deep Tunnel juga pernah digagas pada masa  pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Proyek ini meniru proyek terowongan serupa di Kuala Lumpur, Malaysia, yang disebut Stormwater Management and Road Tunnel (SMART). Di Malaysia, terowongan ini berfungsi sebagai jalan raya dan bisa berubah menjadi saluran air bila  banjir mengancam.

Pekerjaan deep tunnel dilakukan dengan alat canggih Tunnel Boring Machine (TBM). Deep tunel juga dirancang sebagai terowongan multi fungsi sebagai solusi banjir.

(17)

Gambar 13 Deep Tunnel

Tunnel Boring Machine berbentuk silinder, permukaan terowongan yang terbentuk jadi seperti lingkaran. TBM dapat digunakan pada batuan lunak hingga batuan keras. Diameter alat ini  bervariasi mulai dari semeter hingga 19 meter dan dilengkapi dengan mata bor yang tersebar di  permukaan kepala bor.

(18)

Gambar 14 Bagian-bagian TBM

Cara Kerja TBM

Kepala bor yang berbentuk silinder ini akan berputar dan menggerus tanah dan batuan. Begitu seterusmya sambil TBM bergerak maju.

Tanah yang masuk pada silinder akan dialirkan ke belakang melalui screw conveyor dan conveyor –  conveyor yang lain.

(19)

Gambar 16 Pengangkutan tanah

Pemasangan Segmen

Setelah penggerusan tanah dilakukan kemudian dipasanglah segmen  –   segmen untuk dinding terowongan. Segmen –  segmen ini telah dibuat sebelumnya, bisa di site langsung atau di tempat lainnya.

(20)
(21)

BAB III

KESIMPULAN

1. MRT (Mass Rapid Transit) adalah sebuah sistem trasportasi trasit cepat yang mampu menyelesaikan masalah transportasi

2. Tahapan konststuksi antara lain: a. Metode top-down

 b. Pemasangan secant pile c. Pemasangan D-wall

(22)

e. Pemasangan segmen beton

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/MRT_Jakarta  jakartamrt.co.id

Jurnal berjudul “Pelaksanaan Konstruksi dengan Sistem Top Down” oleh Maksum Tanubrata Jurnal berjudul “Grouting the AnularGap Inshield Tunneling-An Inportant Factor for

Gambar

Gambar 1 Rencana Rute Jalur Utara  –   Selatan
Gambar 3 Konstruksi terowongan MRT jalur Utara Selatan
Gambar 5 Tahap 2
Gambar 7 Rencana konstruksi layang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode Jolly Phonics adalah salah satu cara mengajarkan anak membaca dan menulis yang menggunakan pendekatan bottom up process dan top-down secara seimbang yaitu mulai

Proyek yang diteliti merupakan proyek dengan basement lima lantai yang dikelilingi bangunan disekitarnya sehingga diharuskan menggunakan metode top-down , tetapi dalam

Dalam perencanaan / perhitungan struktur dapat dilakukan dengan berbagai cara atau Dalam perencanaan / perhitungan struktur dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode

Metode Jolly Phonics adalah salah satu cara mengajarkan anak membaca dan menulis yang menggunakan pendekatan bottom up process dan top-down secara seimbang yaitu mulai

Proyek yang diteliti merupakan proyek dengan basement lima lantai yang dikelilingi bangunan disekitarnya sehingga diharuskan menggunakan metode top-down , tetapi dalam

Metode pembelajaran jolly phonics merupakan salah satu cara mengajarkan anak membaca dan menulis yang menggunakan pendekatan bottom up process dan top-down

Metode konstruksi yang umum digunakan pada struktur basement adalah metode bottom-up (pekerjaan dimulai dari galian pondasi basement menerus sampai ke lantai atas) namun seiring

Metode konstruksi yang umum digunakan pada struktur basement adalah metode bottom-up (pekerjaan dimulai dari galian pondasi basement menerus sampai ke lantai atas) namun