• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuliah 11 B Adrenokortikotropin, Adrenokortikosteroid, Analog-Sintetik Dan Antagonisnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kuliah 11 B Adrenokortikotropin, Adrenokortikosteroid, Analog-Sintetik Dan Antagonisnya"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Adrenokortikotropin,

Adrenokortikotropin,

Adrenok

Adrenokortikos

ortikosteroid,

teroid, Analog-

Analog-Sintetik dan Antagonisnya

Sintetik dan Antagonisnya

T

(2)

Sejarah

Sejarah

 Thn 1855 Addison melihat gejala klinik

 Thn 1855

Addison melihat gejala klinik kelai

kelainan kelenjar adrenal,

nan kelenjar adrenal,

dik

dikenal Addison

enal Addison disease.

disease.

 Bagian korteks adrenal ;

 Bagian korteks adrenal ;

 (zona fasikulata) menghasilkan hor

 (zona fasikulat

a) menghasilkan hormon-hormon steroid yaitu

mon-hormon steroid yaitu

glukokortikoid (

glukokortikoid (kortisol dan kortikosteron

kortisol dan kortikosteron

), hormon ini

), hormon ini

berpengaruh pada metabolism karbohidrat dan

berpengaruh pada metabolism karbohidrat dan

 zona glomerulosa dihasilkan mineralokortik

 zona glomerulosa

dihasilkan mineralokortikoid (

oid (aldosterone

aldosterone

),

),

kerja pada keseimbang

kerja pada keseimbangan air

an air dan elktrolit.

dan elktrolit.

 Steroid lain yang dihasilkan : dehydroepiandros

 Steroid lain yang

dihasilkan : dehydroepiandrosteron (DHEA) dan

teron (DHEA) dan

bentuk sulfatny

bentuk sulfatnya (DHEAS), merupakan

a (DHEAS), merupakan androgen adrenal utama

androgen adrenal utama

yang berubah

yang berubah di per

di perifer menjadi testosteron, dehidrotest

ifer menjadi testosteron, dehidrotestosteron,

osteron,

estradiol, estron

(3)

Sejarah

Sejarah

 Thn 1855 Addison melihat gejala klinik

 Thn 1855

Addison melihat gejala klinik kelai

kelainan kelenjar adrenal,

nan kelenjar adrenal,

dik

dikenal Addison

enal Addison disease.

disease.

 Bagian korteks adrenal ;

 Bagian korteks adrenal ;

 (zona fasikulata) menghasilkan hor

 (zona fasikulat

a) menghasilkan hormon-hormon steroid yaitu

mon-hormon steroid yaitu

glukokortikoid (

glukokortikoid (kortisol dan kortikosteron

kortisol dan kortikosteron

), hormon ini

), hormon ini

berpengaruh pada metabolism karbohidrat dan

berpengaruh pada metabolism karbohidrat dan

 zona glomerulosa dihasilkan mineralokortik

 zona glomerulosa

dihasilkan mineralokortikoid (

oid (aldosterone

aldosterone

),

),

kerja pada keseimbang

kerja pada keseimbangan air

an air dan elktrolit.

dan elktrolit.

 Steroid lain yang dihasilkan : dehydroepiandros

 Steroid lain yang

dihasilkan : dehydroepiandrosteron (DHEA) dan

teron (DHEA) dan

bentuk sulfatny

bentuk sulfatnya (DHEAS), merupakan

a (DHEAS), merupakan androgen adrenal utama

androgen adrenal utama

yang berubah

yang berubah di per

di perifer menjadi testosteron, dehidrotest

ifer menjadi testosteron, dehidrotestosteron,

osteron,

estradiol, estron

(4)

Sejarah

Sejarah

 Foster dan Smith (1926),

 Foster dan Smith (1926), melakukan hipofisektomi pada hewan ;

melakukan hipofisektomi pada hewan ;

terjadi atrofi korteks adrenal.

terjadi atrofi korteks adrenal.

 Cushing (1932)

 Cushing (1932) menemukan gejala hiperkortisisme akibat

menemukan gejala hiperkortisisme akibat

hipersekresi kortikosteroid, dikenal dengan gejala sindrom cushing.

hipersekresi kortikosteroid, dikenal dengan gejala sindrom cushing.

Pada penggunaan

Pada penggunaan kortik

kortikosteroid berlebihan akan timbul

osteroid berlebihan akan timbul gejala yang

gejala yang

sama.

sama.

 Hench (1949),

 Hench (1949), orang pertama memperlihatkan efek terapi kortison

orang pertama memperlihatkan efek terapi kortison

dan ACTH pada kasus artritis

(5)

Adrenokortikotropin (ACTH)

• Biosintesis, Kimia dan Pengaturan Sekersi.

• ACTH adalah polipeptida, 39 as amino

• Sekresi ACTH diatur dengan mekanisme umpan balik negatif. (Berlaku untuk kadar

kortisol tinggi menghambat sekresi ACTH, tapi tidak untuk aldosteron). Sekresi aldosterone dipengaruhi oleh renin angiotensin dalam darah.

• Kadar kortisol mengalami alun (variasi) diurnal, pagi tinggi, malam rendah. Bila

terapi kortisol sekali sehari diberi pagi agar sesuai alami, pagi kadar tinggi, malam kadar rendah.

• Kecepatan sekresi dan kadar plasma kortikosteroid utama pada manusia;

Kecepatan sekresi dalam keadaan optimal (mg/hari)

Kadar plasma (µg/100ml)

Jam 08.00 Jam 16.00

Kortisol 20 16 4

(6)

-Hubungan hipotalamus, hipofisis, dan kel adrenal

Rangsang Saraf dari pusat (melalui saraf aferen, cth saat nyeri, marah, takut)

Hipotalamus

CRH (Cortikotropin releasing hormone)

Hipofisis Anterior

ACTH

Aldosteron Korteks adrenal

Zona glomerulosa Sistem renin angiotensin Zona fasikulata

Korteks Adrenal

(7)

Mekanisme kerja

(8)

Farmakokinetika dan Indikasi

• Farmakokinetik

• ACTH tidak efektif bila diberi per oral, di rusak enzim proteolitik di sal cerna.

IM abs baik.

• IV cepat hilang, t1/2 15 menit. • Hasil metabolit di urin tidak aktif. • ACTH sintetik, kosintropin

• Indikasi

• Untuk diagnosa insufisiensi adrenal primer (pemberian ACTH tidak

meningkatkan kortisol dalam darah) atau sekunder (kadar kortisol dalam darah naik oleh pemberian ACTH/kerusakan di kel hipofisis).

(9)

Efek samping, Sedaiaan

• Efek Samping

• Reaksi hipersensitif dari yang ringan sampai syok dan kematian. • Alkalosis hipokalemik (karena retensi Na)

• ES kosintropin lebih jarang terjadi, dibanding kortisol alami. • Sediaan dan Posologi

• Kortikotropin, IM, IV dari hipofisis mamalia • Kortikotropin repositoria

• Kortikotropin Seng Hidroksida, dosis 40 unit 1 kali sehari

(10)

Adrenokortikosteroid dan analog sintetiknya

• Biosintesis dan pengaturan sekresi, lihat penjelas di atas.

• Mekanisme kerja

(11)

Perbandingan potensi relatif dan dosis ekivalen beberapa sediaan kortikosteroid

Kortikosteroid Potensi : Lama kerja Dosis ekivalen (mg)

Retensi Na Antinflamasi

Kortisol (Hidrokortison) 1 1 S (singkat), t1/2 8-12 jam 20

Kortison 0.8 0.8 S 25 Kortikosteron 15 0.35 S -6-α-metilprednisolon 0.5 5 I (Intermediate/sedang, t1/2 12-36 jam) 4 Fludrokortison (mineralokortikoid) 125 10 I -Prednison 0.8 4 I 5 Prednisolon 0.8 4 I 5 Triamsinolon 0 5 I 4

Parametason 0 10 L (Lama, t1/2 36-72 jam) 2

Betametason 0 25 L 0.75

(12)

Metabolisme karbohidrat dan protein

• Kortisol menyebabkan peningkatan produksi glukosa diikuti bertambahnya

ekskresi nitrogen (terjadi katabolisme protein menjadi karbohidrat). Bila diberi  jangka lama akan timbul seperti gejala diabetes mellitus. Kostrikosteroid

merangsang pelepasan insulin dan menghambat masuknya glukosa ke dalam sel otot.

• Glukokortikoid merangsang lipase dan menyebabkan lipolysis. Peningkatan

kadar insulin merangsang lipogenesis dan sedikit menghambat lipolysis, hasil akhirnya adalah peningkatan deposit lemak, penigkatan pelepasan as lemak dan gliserol ke dalam darah.

• Atrofi jaringan limfoid

• Pengurangan jaringan otot • Osteoporosis tulang

• Penipisan kulit

(13)

Metabolisme lemak

• Terjadi gangguan distribusi lemak yang khas. Lemak terkumpul di leher bagian

belakang (buffalo hump), daerah supraklavikula dan juga di muka (moon face), lemak di daerah ekstremitas menghilang,.

• Memepermudah senyawa lain spt Hormon pertumbuhan dan agonis reseptor

β adrenergic mengunduksi lipolysis di dalam adiposit, sehingga terjadi peningkatan kadar asam lemak setelah pemberian glukokortikoid.

(14)

Keseimbangan air dan elektrolit

• Aldosteron adalah kortikosteroid alami yang paling kuat.

• Mineralokortikoid bekerja pada tubulus distal, dan tubulus pengumpul untuk

meningkatkan reabsoebsi Na+ dari cairan tubuls, serta meningkatkan ekskresi K+ atau H+ di ginjal.

• Sebab itu ciri hiperaldosteronisme adalah keseimbangan Na+ yang positif, yang

berakibat ekspansi volume cairan ekstra sel , [Na+]plasma sedikit naik atau normal, hypokalemia dan alkalosis. Sebaliknya terjadi bila defisiensi

mineralokortikoid.

• Hiperaldosteronisme kronik : menyebabkan hipertensi.

• Defisiensi aldoseteron menyebabkan hipotensi dan kolaps vaskular.

• Steroid di usus mempengaruhi ambilan Ca2+, di ginjal terjadi kenaikan ekskresi

(15)

Sistem Kardiovakuler

• Efek kortikosteroid menyebabakna perubahan ekskresi Na+ di ginjal yang

diinduksi mineralokortikoid.

• Aldosteronisme, terjadi hipertensi.

(16)

Otot Rangka

• Pada penyakit Addison kelemahan dan rasa lemah merupakan symptom.

Glukokortikoid atau mineralokortikoid berlebih merusak otot.

• Pada aldosteronisme karena hypokalemia, bukan efek langsung pada otot. • Glukokortikoid/hiperkortisisme endogen menyebabkan atrofi otot rangka

(17)

SSP

• Kortikosterid memebri efek tak langsung pada SPP melalui pemeliharaan tek

darah, kons glukosa plasma dan kons elektorlit.

• Efek langsung, perubahan mood, apatis, depresi dan mudah tersinggung.

Beberapa penderita dapat terjadi Euforia, insomnia, gelisah dan meningkatnya aktivitas motoric. Sebagain kecil menjadi cemas dan depresi.

(18)

Elemen pembentuk darah

• Mempengaruhi Hb dan eritrosit.

• Terjadi polisitemia pada sindrom cushing.

• Anemia normokromik dan anemi normositik pada penyakit Addison.

• Penurunan jumlah limfosit, eosinophil, monosit dan basophil oleh pemberian

kortikosteroid.

• Tumor limfoid tertentu dapat dihancurkan oleh pengobatan glukokortikoid.

Glukokortikoid mengaktivasi kematian sel yang terencana di jaringan limfoid tertentu.

(19)

Kerja Antiradang dan Imunosupresif.

• Kortikosteroid mengubah jumlah limfosit, respons imun limfosit. Efek ini penting

untuk antiradang dan imunosupresif glukokortikoid.

• Glukokortikoid dapat menekan pencetus radang seperti. Seprti stimulasi radiasi,

mekanis kimia, infeksi dan imunologis.

• Glukokortikoid dapat mengobati penyakit reksi imun. Seperti imunitas humoral

seperti urtikaria, imunitas selular seperti penolakan transplantasi.

• Glukokortikoid menghambat pelepasan factor vasoaktif dan kemoatraktif,

menyebabkna berkurangnya sekresi enzim lipolitik dan proteolitik, menurunnya ekstravasasi leukosit ke daerah cedera, fibrosis berkurang.

• Tipe sel yang dihambat, lihat tabel. Efek akhir dari berbagai tipe sel adalah

berkurangnya respons radang.

• Kondisi stres spt ;cedera, infeksi dan penyakit menaikkan sitokin (IL-1, IL-6,

(20)

Tabel efek glukokortikoid terhadap komponen respons radang?imun

Tipe sel Faktor Keterangan

Makorofag dan monosit • AS ARAKHIDINAT DAN METABOLIT

(Prostaglandin dan leukotrin)

• Sitokin, spt ; Interleukin (IL)-1, IL-6 dan TNF-α

• Reaktan fase akut

Dihambat oleh induksi glukokortikoid terhadap lipokotrin melalui penghambatan fosfolipase A2. Produksi dan pelepasan sitokin di hambat. Sitokin memberi efek terhadap radang ( cth; aktivasi sel T, stimulasi proliferase fibroblast)

Sel Endotel • Molekul adhesi leukosit endothel-1 (ELAM-1)

dan molekul adhesi intrasel-1 (ICAM-1)

• Reaktan fase akut • Sitokin (spt IL-1)

• Turunan as arakhidonat

• ELAM-1 dan ICAM-1 penting untuk lokalisasi

leukosit.

• Sama spt di atas, untuk makrofag dan monosit. • Sama spt di atas, untuk makrofag dan monosit. • Sama spt di atas, untuk makrofag dan monosit.

Basofil Histamin

Leukotrin C4

Pelepasan tergantung-IgE dihambat oleh glukokortikoid

Fibroblast Metabolit As Arakhidonat Spt di atas Limfosit Sitokin (IL-1, IL-2, IL-3, IL-6, TNF-α

GM-CSF, interferon gamma

(21)

Absorpsi, Distribusi, Metabolisme dan Ekskresi

Absorbsi.

Hidrokortison dan deriivatnya termasuk produk sintetis efektif per oral. Ester hidrokortision, larut air, IV.

Efek kerja lebih panjang diberikan IM, suspensi hidrokortison dan derivatnya. Perubahan struktur mempengaruhi ADME, waktu onset/awal efek, dan lama kerja.

Glukokortikoid juga diabsorbsi sistemik melalui pemberian lokal, ruang synovial, kantung konjungtiva, kulit dan saluran pernapasan.

Distribusi ; kortisol dalam plasma terikat protein 90% atau lebih. Protein pengikat adalah Corticotropin binding globulin/CBG atau transkotrin dan albumin.

(22)

Hubungan struktur aktivitas

• Hubungan struktur aktivitas, zat lihat tabel, gbr.

• Perubahan sruktur menghasilkan turunan-turunan yang memiliki potensi lebih besar dan

durasi kerja lebih lama. Tersedia berbagai bentuk sediaan, oral, parenteral, topical …

• Perubahan struktur menyebabkan perubahan pada spesifisitas dan atau potensi sebagai akibat

dari perubahan afinitas dan aktivitas intrinsik pada reseptor kortikosteroid, perubahan absorbsi, ik protein, laju metabolisme, laju ekskresi atau permeabilitas membran.

• Ikatan rangkap 4,5 dan gugus 3 keto pada cincin A penting untuk aktivitas glukokortikoid dan

mineralokortikoid.

• Gugus 11β-hidroksil pada cincin C untuk aktivitas glukokortikoid tetapi tidak untuk

mineralokortikoid.

• Gugus hidroksil di C21 pada cibncin D untuk aktivitas mineralokortikoid tetapi tidak untuk

glukokortikoid

• Gugus 17α-hidroksil, (cth; kortikosteron) untuk aktivitas glukokortikoid.

• Ikatan rangkap posisi 1,2 di Cincin A (Prednisolon, Prednison), meningkakan aktivitas

glukokortikoid (4x lebih kuat dari hidrokortison).

• Fluoronisasi di posisi 9α meningkatkan aktivitas glukokortikoid dan mineralokortikoid. • Substitusi pada C 16 menghilangkan aktivitas mineralokortikoid.

(23)

Bentuk sediaan Adrenokortikosteroid dan analog sintetisnya

Zat/Nama generik Sediaan Zat/Nama generik sediaan

Alklometason dipropionat Amisnonida Beklometason dipropionat Betametason Betametason di propionate Betametason Na fosfat Betametason valerat Budenosida Klobetasol propional Klokortolon piruvat Kortisol/hidrokortison Kortisol asetat Korttisol butirat Kortisol sipionat Dekasmetason Deksametason asetat Topikal Topikal Inhalasi Oral Topikal Injeksi Topikal Inhalasi Topikal Topikal

Topikal, Enema, Larutan optic, oral, injeksi

Topikal, Suppositoria, foam rektal, injeksi Topikal Oral Oral, Topikal Injeksi Diflorason diaseta Fludrokortison asetat Flunisolida Metilprednisolon Metilprednisolon asetat Metilprednisolon Na Suksinat Prednisolon Prednisolon asetat Prednisolon Na asetat Prednisolon tebutat Prednislon Triamsinolon Tramsinolon asetonida Triamsionolon diasetat Triamsinolon heksasetonid Topikal

Oral (efek mideralokortikoid) Inhalasi Oral Topikal, Injeksi Injeksi Oral Oftalmik, injeksi Oral, Oftalmik, injeksi Injeksi

Oral Oral

Topikal, inhalasi, injeksi Oral, Injeksi

(24)
(25)

Toksisitas adernokortikosteroid

 Toksisitas akibat

 Penghentian ; dapat terjadi insufisiensi adrenal akut. Dapat terjadi

gejala; demam, myalgia, atralgia dan malaise. Peningkatan tekanan

intracranial (jarang).

 Penggunaan kontinu, dapat terjadi ; abnormalitas vcairan dan

elektrolit, hipertensi, hiperglikemia, risiko infeksi meningkat,

osteoporosis, miopati, gangguan perilaku, katarak, pengehntian

pertumbuhan sementara atau permanen. Terjadi ciri khas akibat

overdosis, redistribusi lemak, stria, jerawat, hirsutisme.

(26)

Toksisitas adernokortikosteroid

• Perubahan Cairan elektrolit : alkalosis, hipokalemik, edema dan hipertensi.

• Respons imun : karena menghmbat system imun dan respons radang, meningkat kerentanan terhadap infeksi dan reaktivasi tuberculosis laten.

• Meningkat resiko Ulser Peptik.

• Miopati, lemah otot, seperti pada Cushing sindrom endogen. Fungsi pernapasan berkurang.

• Perubahan perilaku; insomnia, perubahan mood/kejiwaan, resiko bunuh diri meningkat.

• Katarak, kompilasi terkait dosis terapi. Resiko pada anak lebih tinggi terjadi.

• Osteoporosis. Melalui penghambatan hormon steroid gonad, penurunan absorbsi Ca di Gastrointestinal (GI) dan penghambatn pembentukan tulang akibat efek

supresifnya pada osteoblas. Sehingga resorpsi tulang meningkat. • Osteonekrosis ; ciri nyeri sendi, panggul, bahu atau lutut mendadak.

(27)

Penggunaan Terapeutik

• Terapi pengganti pada defisiensi

• Penggunaan terapi untuk penyakit non endokrin :

• Gangguan rematik • Asma bronkial

• Penyakit Infeksi : pasien AIDS yang mengalami pneumonia akibat Pneumonii carinii dan

hipoksia. Penambahan glukokrtikoid pada antibiotic meningkatkan oksigenasi dan menurunkan gagal napas dan mortalitas. Mengurangi risiko kerusakan neurologis oleh Haemophlius influenza tipe B pada bayi usia 2 bulan atau lebih dan pada anak-anak.

Penyakit mata, mensupresi radang mata. Hati-hati pada glaucoma, meningkatkan tekanan okluar. Glukokortikoid, KI pada keratitis herpes simpleks.

• Penyakit kulit : berkhasiat pada berbagai jenis dermatosis yang disertai peradangan.

• Penyakit Gastrointestinal : pasien khusus penyakit radang usus ( colitis ulseratif kronis dan

penyakit Crohn), diberi bila terapi lain tak berhasil (Sulfasalazin,istirahat).

• Penyakit Hati. Masih kontroversial

• Kanker ; utk kemoterapi leukemia limfositik akut dan limfoma. Salah satu komponen terpi

kanker.

(28)

Penyakit dan kondisi lain.

Penggunaan untuk Diagnosis.

• Penyakit dan kondisi lain

•  Sarkoidosis

• Trombositopenia

• Destruksi Eritrosit autoimin • Transplantasi organ

• Cedera sum-sum tulang belakang

• Penggunaan untuk Diagnosis.

• Untuk memngetahui Hiperkortisolisme, uji sindrom cushing. Pasien dikeri

deksametason 1mg oral, malam jan 23. periksa kortisol pagi jam 8. bila kortisol plasma < 5 µg/dl, pasien tersebut tidak cushing sindrom.

(29)

Inhibitor biosintesis dan kerja Adrenokortikosteroid

• Mitotan, metirapan, aminoglutetimid, ketokonazol dan trilostan.

• metirapan, aminoglutetimid dan ketokonazol bekerja menghambat enzim

sitokrom P450 yang terlibat dalam biosintesis adrenokortikosteroid.

• Trilostan inhibitor kompetitif terhadap konversi pregnenolon menjadi

progesterone yg dikatalisis oleh enzim 3β-hidroksisteroid dehydrogenase.

• Aminoglutetimid dipakai pada apsien sindrom cushing akibat tumor adrenal. • Ketokonazol sebagai antijamur, inhibitor steroidogenesesis adrenal dan gonad.

Pada dosis yang lebih besar dari efek antijamur, menghambat aktivitas C17-20 liase pada P45017α. Pada dosis lebih tinggi menghambat P450scc. Efektif untuk penyakit Cushing. ES ; disfungsi hati. Interaksi pada enzim P450 dengan obat antihistamin nonsedasi (spt ; terfenadin, astemizol). Saat ini tidak dianjurkan lagi utk efek anti hormon. Terfenadin, astemizol ditarik dari peredaran karena kerja pada CYP3A4 di hati …membahayakan jiwa.

(30)

Antiglukokortikoid

• Antagonis reseptor progesteron, Mifepriston. • Efek lain dapat mengakhiri kehamilan.

• Mifepriston menghambat reseptor glukokortikoid, memblok umpan balik

HPA.

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun kebersihan rongga mulutnya baik, namun pada gingiva dapat terlihat adanya kemungkinan terjadi perdarahan setelah menyikat gigi atau setelah sulkus dilakukan

10 Tersedia formasi sesuai dengan syarat jabatan yang tertuang dalam Peraturan Kepala BATAN tentang Jabatan, Syarat Jabatan dan Jumlah Kebutuhan Pegawai pada

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya yang meneliti tentang pengaruh pengungkapan ketidakpastian posisi pajak perusahaan,

Sehingga berdasarkan penjelasan di atas dari ke-2 Sub Bagian Pelaksanaan Fungsi humas di Setda Kabupaten Temanggung, peneliti fokus untuk meneliti pada Sub Bagian

The problems were the students often feel anxiety to speak in English because some of factors, it could be from external factors and internal factors..

Melihat adanya peluang bahwa model bisnis food truck masih jarang di Indonesia penulis berinisiatif untuk membuka bisnis food truck karena menurut penulis

This aims to clarify why this research is needed, in this study the importance of this research is to find out what factors affect the Financial Literacy of students

Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang aktivitas toksisitas dari senyawa analog kalkon dengan cincin aromatik A yang mengandung dua gugus metoksi dan satu