• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS WACANA PADA IKLAN KARTU PERDANA AS, XL, AXIS, DAN IM3 DI TELEVISI SWASTA DEFI SUSANTI. RINI WIRASTY, B., S.S., M.Pd REDO ANDI MARTA, M.Pd.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS WACANA PADA IKLAN KARTU PERDANA AS, XL, AXIS, DAN IM3 DI TELEVISI SWASTA DEFI SUSANTI. RINI WIRASTY, B., S.S., M.Pd REDO ANDI MARTA, M.Pd."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS WACANA PADA IKLAN KARTU

PERDANA AS, XL, AXIS, DAN IM3 DI TELEVISI SWASTA

DEFI SUSANTI

RINI WIRASTY, B., S.S., M.Pd REDO ANDI MARTA, M.Pd.

ABSTRACT

This research is motivated to describe how the analysis of text and discourse context on U.S. prime card commercial, XL, AXIS, IM3 on television and private. The study data are 1) Analysis of the text of the reference, substitution, ellipsis , parallelism and conjunctions. 2) Analysis of the context of the physical context, the context of epistemic, linguistic context, and social context. This research is a qualitative descriptive method. Data and analyzes the data source text and context of the discourse on U.S. prime card commercial, XL, AXIS, IM3 on television and private. Data collection and analysis is a several stages. 1) Listen to recover data that has been collected as a whole, 2) Mentranskripkan data that has been recorded into the written language, 3) Classify the data in accordance with the discourse of research instruments, 4) Analyzing the data based discourse on the ad text and context, 5) to formulate conclusions based on the results of the study. Results of this study found the text analysis and context on U.S. prime card commercial, XL, AXIS, IM3 on television and private. In the text analysis, there are 18 utterances which consists of advertisement reference 2, substitution 0, 0 ellipsis, parallelism 5, and conjunctions 11, whereas in the context of the analysis found 23 utterances ad is divided into 16 physical context, the context of epistemic 0, 1 linguistic context, and context social 6 . Based on the conclusions from these results we can conclude that the most dominant text analysis is used in conjunction, whereas in the context of the analysis of the most dominant in the ad is the physical context .

(2)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang paling ampuh untuk mempengaruhi lawan bicara. Melalui bahasa orang akan mudah percaya dan melalui bahasa pula kepercayaan itu hilang. Begitu pula dengan bahasa dalam iklan, apabila bahasa yang digunakan mudah dimengerti oleh pembaca atau pendengar, maka iklan tersebut dapat diterima pembaca dan pendengar. Produk yang akan diiklankan pun semakin diketahui oleh masyarakat karena bahasa yang dijadikan iklan komunikatif. Dengan menggunakan bahasa manusia dapat saling mencurahkan perasaan, dapat saling memahami pikiran dan gagasan, bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia dengan bahasa manusia dapat mengeluarkan imajinasi untuk mengembangkan apa yang diinginkannya. Berkomunikasi dapat dilakukan dengan bahasa tulis dan lisan. Wacana merupakan

satuan bahasa terbesar dan terlengkap yang menghubungkan proposisi yang lain. Wacana yang ideal mengandung seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau kohesi. Selain itu, dibutuhkan keteraturan atau kerapian susunan yang menimbulkan rasa koherensi. Dengan kata lain, unsur yang turut menentukan keutuhan wacana adalah kohesi dan koherensi.

Dalam penelitian ini yang ingin diteliti tentang teks dan konteks dalam sebuah wacana pada iklan kartu perdana AS, XL, AXIS, dan IM3 di televisi swasta, ada beberapa alasan peneliti mengambil data dari wacana pada iklan kartu perdana AS, XL, AXIS, dan IM3 di televisi swasta. Pertama Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektronik dan

(3)

mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar. Kedua, karena penggemar iklan meliputi seluruh lapisan masyarakat, maka dapatlah dikatakan bahwa bahasa yang ada dalam wacana pada iklan di televisi dapat dipahami oleh setiap kalangan masyarakat. Hal itulah yang menyebabkan peneliti ingin meneliti tentang teks dan konteks yang ada dalam wacana pada iklan kartu perdana AS, XL, AXIS, dan IM3 di Televisi Swasta.

2. KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Wacana

Wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan yang lain, membentuk satu kesatuan. Rentetan yaitu kalimat yang berkaitan sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat itu. Moeliono, dkk, (dalam Idat, Fatimah DJ, 1994: 4). Hal Senada juga disebutkan oleh Hasan Alwi (2000:41), menjelaskan pengertian wacana

sebagai rentetan kalimat yang berkaitan sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Dengan demikian sebuah rentetan kalimat tidak dapat disebut wacana jika tidak ada keserasian makna. Sebaliknya, rentetan kalimat membentuk wacana karena dari rentetan tersebut terbentuk makna yang serasi.

Menurut Kridalaksana dalam Yoce (2009:69), wacana adalah satuan bahasa terlengkap dalam hierarki gramatikal tertinggi dan merupakan satuan gramatikal yang tertinggi atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, seperti novel, cerpen, atau prosa dan puisi, seri ensiklopedi dan lain-lain serta paragraf, kalimat, frase, dan kata yang membawa amanat lengkap. Jadi, wacana adalah unit linguistik yang lebih besar dari kalimat atau klausa. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan pengertian wacana adalah satuan bahasa terlengkap daripada fonem, morfem, kata,

(4)

klausa, kalimat dengan koherensi dan

kohesi yang tinggi yang

berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tertulis ini dapat berupa ucapan lisan dan dapat juga berupa tulisan, tetapi persyaratannya harus dalam satu rangkaian dan dibentuk oleh lebih dari sebuah kalimat. Wacana disamping memiliki unsur pembentuk yang paling lengkap dibandingkan dengan aspek bahasa yang lain, juga memiliki fungsi yang kompleks yakni menggambarkan rangkaian tindakan berbahasa masyarakat penuturnya dengan seluruh makna dan situasi.

2.2 Wujud dan Jenis Wacana

Syamsuddin (1992:7), menyatakan wujud dan jenis wacana dapat ditinjau dari segi realitas, sebagai media komunikasi dan segi pemakaian yaitu:

a. Segi Realitas yaitu rangkaian kebahasaan (verbal atau language

caist) dengan semua kelengkapan struktural bahasa seperti apa adanya. b. Segi media komunikasi yaitu media

komunikasi lisan sebuah percakapan atau dialog yang lengkap dari awal sampai akhir.

c. Segi pemakaian wacana dibagi lima bagian, yaitu: (1) wacana naratif, yaitu rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan suatu hal atau kejadian melalui penonjolan tokoh pelaku (orang I atau III) dengan maksud memperluas pengetahuan pendengar atau pembaca; (2) wacana prosedural, yaitu rangkaian tutur yang melukiskan sesuatu yang berurutan yang tidak boleh dibolak-balik unsurnya karena urgensi unsur yang lebih dahulu menjadi landasan unsur yang berikutnya; (3) wacana hortatorik, yaitu rangkaian tutur yang isinya bersifat ajakan atau nasehat; (4) wacana ekspotorik, merupakan rangkaian tutur yang bersifat

(5)

memaparkan suatu pokok pikiran; (5) deskripsi yaitu rangkaian tutur yang memaparkan atau melukiskan sesuatu. 2.3 Analisis Teks

1). Hakikat Kohesi dan Koherensi

Kohesi merupakan salah satu unsur pembentuk teks yang penting. Menurut Mulyana (2005:26) menyatakan bahwa kohesi dalam wacana diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara struktural membentuk ikatan sintaktikal. Kohesi wacana terbagi di dalam dua aspek, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal antara lain adalah referensi, subtitusi, ellipsis, konjungsi, sedangkan yang termasuk kohesi leksikal adalah sinonimi, repetisi, kolokasi. Sejalan dengan pendapat di atas Yayat Sudaryat (2008:151) menyatakan bahwa kohesi merupakan aspek formal bahasa dalam organisasi sintaksis, wadah kalimat-kalimat disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan. Sedangkan Abdul Rani, Bustanul arifin, Martutik

(2006:88) menyatakan bahwa kohesi adalah hubungan antar bagian dalam teks yang ditandai oleh penggunaan unsur bahasa. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kohesi adalah salah satu unsur pembentuk teks yang penting di dalam sebuah wacana. Wacana dikatakan kohesi apabila terdapat kesesuaian bentuk bahasa baik dengan teks maupun dengan konteks. Teks adalah Pertautan logis antar kejadian atau makna-makna di dalamnya keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana, sehingga terciptalah pengertian yang apik, sedangkan konteks adalah sesuatu yang menjadi sarana untuk memperjelas suatu maksud. Sarana yang dimaksud ialah bagian ekspresi yang mendukung kejelasan maksud dan situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian. 2). Hakikat Unsur Gramatikal

a). Referensi

Referensi atau pengacuan merupakan hubungan antara kata dengan acuan.

(6)

Kata-kata yang berfungsi sebagai pengacu disebut deiksis.

b). Subtitusi

Subtitusi (penggantian) adalah proses dan hasil penggantian oleh unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar.

c). Elipsis

Elipsis merupakan penghilangan satu bagian dari unsur kalimat. Sebenarnya elipsis sama dengan subtitusi, tetapi elipsis disubtitusi oleh sesuatu yang kosong. d). Paralelisme

Paralelisme merupakan pemakaian unsur-unsur gramatikal yang sederajat. e). Konjungsi

Konjungsi atau kata sambung adalah bentuk atau satuan kebahasaan yang berfungsi sebagai penyambung, perangkai, atau penghubung antara kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat dan seterusnya.

2.4 Analisis Konteks

Konteks adalah sesuatu yang menjadi sarana untuk memperjelas suatu maksud. Sarana yang dimaksud ialah bagian ekspresi yang mendukung kejelasan maksud dan situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian. Konteks yang berupa bagian ekspresi yang dapat memperjelas maksud disebut konteks (context).

Konteks wacana meliputi:

1) Konteks fisis (physical context) yang meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa pada suatu komunitas, objek yang disajikan dalam peristiwa komunikasi itu dan tindakan atau perilaku dari pada peran dalam peristiwa komunikasi itu.

2) Konteks epistemis (epistemic context) atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh para pembicara maupun pendengar.

3) Konteks linguistik (linguistic context) yang terdiri atas kalimat-kalimat atau

(7)

tuturan-tuturan yang mendahului satu kalimat atau tuturan tertentu dalam peristiwa komunikasi.

4) Konteks sosial (social context) yaitu relasi sosial dan latar setting yang melengkapi hubungan antara pembicara (penutur) dengan pendengar (mitra tutur).

2.5 Hakikat Iklan

Iklan memiliki fungsi untuk menyebarkan informasi tentang penawaran suatu produk, gagasan atau jasa. Keberadaan suatu barang atau jasa diketahui konsumen lewat iklan. Iklan berusaha memberikan informasi tentang keunggulan, kelebihan, manfaat dan sifat yang diberikan barang, jasa atau gagasan yang dimaksudkan atau dianjurkan. Di sisi yang lain iklan merupakan alat persuasi agar konsumen membeli atau menggunakan barang, jasa atau gagasan tersebut. Berbeda dengan sebuah berita dalam surat kabar, iklan tidak sekedar menyampaikan informasi tentang suatu

benda atau jasa, tetapi mempunyai sifat "mendorong" dan "membujuk" agar orang menyukai, memilih dan kemudian membelinya.

2.6 Metode dan Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif.

2.7 Latar, Entri dan Kehadiran Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Solok melalui tayangan iklan kartu perdana AS, XL, AXIS, dan IM3 di televisi swasta. Tayangan iklan kartu perdana AS, XL, AXIS, dan IM3 ditayangkan setiap hari di televisi swasta. Setelah itu, peneliti memfokuskan penelitian pada analisis teks dan konteks wacana pada iklan kartu perdana AS, XL, AXIS, dan IM3 di televisi swasta.

2.8 Data dan Sumber data

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah analisis wacana pada iklan kartu perdana AS, XL, AXIS,

(8)

dan IM3 di televisi swasta. Menurut Sudaryanto dalam Mahsun (2005:28), sebagai bahan penelitian dan unsur lain yang membentuk data terkandung objek dan unsur lain yang membentuk data yang disebut konteks (objek penelitian). Data yang akan diambil pada penelitian ini adalah analisis teks dan konteks wacana pada iklan kartu perdana AS, XL, AXIS, dan IM3 di televisi swasta. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 1 bulan.

2.9 Instrumen Penelitian

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit hal ini sejalan dengan pendapat Moleong (2009:160), peneliti sekaligus perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, analisis, penafsiran data dan pada akhirya yang menjadi pelopor hasil penelitiannya. Jadi, peneliti adalah sebagai instrumen utama penelitian karena yang menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitiannya. Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, alat-

alat yang digunakan mengumpulkan data yaitu alat perekam berupa handpone, buku catatan, dan alat tulis.

3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan untuk memperoleh data adalah teknik simak dan merekam.

3.1 Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang akan digunakan peneliti dalam teknik analisis data adalah:

1. Mendengarkan kembali data yang sudah terkumpul secara keseluruhan. 2. Menstrankripkan data yang telah

direkam kedalam bahasa tulis.

3. Mengklasifikasikan data wacana pada iklan tersebut berdasarkan format satu, dua, dan tiga dapat dilihat pada tabel instrumen penelitian.

4. Menganalisis data wacana pada iklan tersebut berdasarkan teks dan konteks. 5. Merumuskan kesimpulan berdasarkan

(9)

3.2 Teknik Uji Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan kriteria standar kredibilitas. Dengan melakukan upaya-upaya seperti:

a. Perpanjangan keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data. b. Melakukan observasi secara

terus-menerus dan sungguh-sungguh.

c. Menggunakan tekhnik triangulasi sehingga memungkinkan diperoleh variasi informasi selengkap-lengkapnya.

d. Melibatkan teman sejawat, yaitu Nengsi Fitriana.

e. Melakukan analisis atau kajian kasus negatif yang dapat dimanfaatkan sebagai kasus pembanding terhadap hasil penelitian.

f. Melacak kesesuaian dan kelengkapan hasil analisis data.

4 . HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh melalui perekaman, pengamatan, dan penyimakan, dapat dijelaskan tentang analisis wacana terbagi menjadi dua bagian yaitu: (a) Analisis teks, dan (b) Analisis konteks. Data yang diteliti dalam penelitian analisis wacana secara keseluruhan berjumlah 41 data. (a) analisis teks ditemukan 18 tuturan iklan yang terbagi menjadi referensi kartu AS terdapat 1 tuturan, dan kartu IM3 terdapat 1 tuturan, subtitusi dalam penelitian ini tidak ada ditemukan, elipsis dalam penelitian ini tidak ada ditemukan, paralelisme kartu AS terdapat 3 tuturan, kartu AXIS terdapat 1 tuturan, dan kartu IM3 terdapat 1 tuturan, dan konjungsi kartu AS terdapat 2 tuturan, kartu XL terdapat 5 tuturan, kartu AXIS terdapat 2 tuturan, dan kartu IM3 terdapat 2 tuturan.

(10)

(b) analisis konteks ditemukan 23 tuturan iklan yang terbagi menjadi konteks fisis kartu AS terdapat 4 tuturan, kartu XL terdapat 5 tuturan, kartu AXIS terdapat 3 tuturan, dan kartu IM3 terdapat 4 tuturan, konteks epistemis dalam penelitian ini tidak ada ditemukan, konteks linguistik kartu AS terdapat 1 tuturan, dan konteks sosial kartu AS terdapat 3 tuturan, kartu XL terdapat 2 tuturan, dan kartu IM3 terdapat 1 tuturan.

5. KESIMPULAN

Sesuai hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan analisis teks yang paling dominan digunakan dalam iklan tersebut adalah konjungsi, sedangkan pada analisis konteks paling dominan adalah konteks fisis.

DAFTAR RUJUKAN

Abdul Rani, Bustanul dkk, 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing. Aliah Darma, Yoce. 2009. Analisis

Wacana Kritis. Bandung: CV. Yrama Widya.

Hasan, Alwi. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Idat, Fatimah. DJ. Wacana Pemahaman dan Hubungan Antar Unsur. Bandung: PT Eresco Anggota IKAPI.

Mulyana. 2005. Kajian Wacana Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis

Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Mahsun, M.S.2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy.J. 2009. Metodelogi

Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Syamsuddin, A.R.1992. Studi wacana Teori-Analisis-Pengajaran. Bandung: mimbar pendidikan Bahasa dan Seni FBBS IKIP Bandung.

Sudaryat, Yayat. 2008. Makna dalam Wacana. Bandung: Yrama Widya.

Referensi

Dokumen terkait

Natrium berhubungan dengan kejadian tekanan darah tinggi karena konsumsi garam dalam jumlah yang tinggi dapat mengecilkan diameter dari arteri, sehingga jantung harus memompa

Sosiometri merupakan metode pengumpulan data tentang pola dan struktur dan hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok.Metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa

Makna konotatif merupakan hasil perkembangan suatu kosakata. Turun atau naiknya suatu kosakata amat tergantung pada masyarakat pemakai bahasa itu. Konotasi yang dulu bernilai

Karakteristik proses pengeringan suatu bahan bergantung pada waktu yang diperlukan, sehingga kurva kandungan air bahan terhadap waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan air dari

38.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:.. biaya langsung pengadaan

Nutrisi formula B dengan bahan dasar media serbuk gergaji kayu weki adalah macam media yang sesuai untuk pertumbuhan miselia dan pembentukan tubuh buah jamur munikaruk...

Anak-anak tidak dapat menyerap banyak informasi, kurang sistematis dalam hal informasi apa yang diserap, tidak mempunyai banyak strategi untuk mengatasi

2. Orang dari golongan apapun boleh datang kepada Kristus. Bandingkan dengan Yoh 6:37b yang berbunyi: “barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang”. Apakah ini berarti