• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PDRB Banten triwulan II tahun 2014, secara quarter to quarter (q to q) mengalami pertumbuhan sebesar 2,17 persen, tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan triwulan I-2014 sebesar 0,89 persen. Semua sektor mengalami pertumbuhan positif dimana pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 3,60 persen dan terendah pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 1,32 persen.

Pertumbuhan ekonomi Banten secara year on year (y on y) pada triwulan II tahun 2014 ini mencapai 5,28 persen, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang besarnya 5,86 persen. Perlambatan terjadi pada Sektor industri pengolahan dimana pada triwulan ini hanya tumbuh 2 persen yang sebelumnya mencapai 3,78 persen.

 Secara kumulatif, ekonomi Banten pada triwulan II tahun 2014 telah mampu tumbuh sebesar 5,25 persen dengan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor konstruksi (16,84 persen) dan sektor jasa-jasa (10,74 persen).  Nilai nominal PDRB Banten triwulan II tahun 2014 atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 67,72 triliun atau

bertambah Rp. 2,07 triliun dari triwulan sebelumnya, sedangkan atas dasar harga konstan mencapai Rp. 27,70 triliun atau bertambah Rp. 587,15 miliar dari triwulan sebelumnya. Dengan demikian, hingga semester I tahun 2014, PDRB Banten Atas dasar harga berlaku dan konstan masing-masing sudah mencapai Rp. 133,38 triliun dan Rp. 54,82 triliun.

Sumber pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan II-2014 ini, secara (q to q) ditopang oleh kinerja sektor industri pengolahan (1,09 persen), perdagangan, hotel dan restoran (0,36 persen), sektor pengangkutan dan komunikasi (0,24 persen). Bila diamati secara (y on y), sumber pertumbuhan berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran (1,47 persen), industri pengolahan (0,96 persen) dan sektor pengangkutan dan komunikasi (0,71 persen).  Struktur PDRB Banten menurut penggunaan atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun 2014, sebagian besar

digunakan untuk konsumsi rumahtangga termasuk konsumsi lembaga non profit yaitu sebesar Rp. 30,49 triliun atau sebesar 45,02 persen terhadap total PDRB Banten. Kemudian sebanyak Rp. 25,70 triliun digunakan untuk PMTB (37,95 persen), Konsumsi pemerintah sebesar Rp. 3,04 triliun (4,49 persen) dan perubahan stok sebesar Rp. 334,76 miliar (0,49 persen). Selanjutnya nilai total transaksi ekspor Banten pada triwulan ini mencapai Rp. 62,06 triliun atau sebesar 91,64 persen, sedangkan nilai total impor sebesar Rp. 53,90 triliun (79,59 persen). Sehingga net ekspor Banten masih mengalami surplus senilai Rp. 8,16 triliun atau sekitar 12,05 persen dari total PDRB Banten triwulan II tahun 2014.

Pada triwulan II tahun 2014 secara q to q, semua komponen PDRB menurut penggunaan mengalami pertumbuhan positif dengan pertumbuhan tertinggi pada komponen konsumsi pemerintah yaitu sebesar 12,05 persen. Sedangkan secara y on y, komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi masih dialami oleh komponen PMTB sebesar 10,05 persen.

Sumber pertumbuhan terbesar komponen PDRB menurut penggunaan secara q to q disumbangkan oleh andil komponen PMTB sebesar 0,92 persen, sedangkan menurut y on y berasal dari konsumsi rumahtangga dan lembaga non profit sebesar 2,30 persen.

No. 40/08/36/Th.VIII, 5 Agustus 2014

(2)

I. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II-2014

Perekonomian Banten pada triwulan II tahun 2014 lebih baik dbandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan PDRB Banten pada triwulan II tahun 2014 yang meningkat secara (q to q) mencapai 2,17 persen, jauh lebih baik daripada triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 0,89 persen. Apabila secara y on y, pertumbuhan ekonomi Banten mencapai 5,28 persen atau mengalami perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang besarnya 5,86 persen. Kondisi ini lebih disebabkan oleh melambatnya kinerja sektor industri pengolahan, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa. Sedangkan secara kumulatif (c to c) yakni dari triwulan I tahun 2014 hingga triwulan II tahun 2014, pertumbuhan PDRB Banten baru mencapai 5,25 persen melambat dari 5,93 persen pada semester I-2013.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi Banten secara q to q pada triwulan ini terutama didorong oleh mulai membaiknya kondisi ekonomi global maupun domestik sehingga produksi komoditas dari Banten juga turut mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada industri pengolahan Banten yang mampu tumbuh 2,35 persen pada triwulan II tahun 2014 (q to q) atau 2 persen (y on y). Adanya momen liburan sekolah yang jatuh pada bulan Juni, persiapan pilpres serta berbagai proyek konstruksi yang mulai dikerjakan di triwulan ini turut berperan dalam mendorong perekonomian Banten. Pada sisi yang lain produksi padi tidak sebanyak triwulan sebelumnya karena pengaruh musiman sehingga tidak setinggi triwulan sebelumnya. Secara keseluruhan pada triwulan ini sektor pertanian mengalami perlambatan pertumbuhan.

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB Banten Menurut Lapangan Usaha Triwulan II dan IV-2013; Triwulan I dan II-2014 (Persen)

Lapangan Usaha

Triw I-2014 Triw II-2014 Triw II-2014 Sumber Terhadap Terhadap Terhadap Pertumbuhan Triw IV-2013 Triw I-2014 Triw II-2013 (y on y)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 5.28 1.57 9.30 0.66

2. Pertambangan dan Penggalian (1.15) 1.36 3.67 0.00

3. Industri Pengolahan (0.01) 2.35 2.00 0.96

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.95 3.60 9.77 0.35

5. Konstruksi (1.29) 1.58 15.37 0.44

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.36 1.73 7.22 1.47

7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.17 2.46 7.42 0.71

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 1.26 1.32 5.41 0.21

9. Jasa-jasa 1.89 2.60 10.77 0.49

PDRB 0,89 2,17 5,28 5,28

Secara (q to q), sektor yang mengalami pertumbuhan paling tinggi pada triwulan II tahun 2014 adalah sektor listrik, gas dan air bersih dengan tingkat pertumbuhan 3,60 persen. Pertumbuhan sektor ini banyak disumbang oleh pertumbuhan dari Subsektor listrik sebesar 4,62 persen akibat melonjaknya konsumsi listrik dampak dari penyelenggaraan kampanye pemilihan presiden (pilpres). Pelaksanaan kampanye Pilpres juga menjadi salah satu pendorong meningkatnya pertumbuhan di Sektor jasa-jasa yang tumbuh 2,60 persen dan Sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 2,46 persen sebagai dampak adanya momentum liburan.

Sementara itu, Sektor industri pengolahan pada triwulan II tahun 2014 tumbuh sebesar 2,35 persen, dan Sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 1,73 persen. Walaupun demikian, dengan tingkat pertumbuhan seperti itu kedua sektor tersebut mampu memberikan andil masing-masing 0,38 persen dan 0,02 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan II-2014. Khusus pada

(3)

Sektor industri pengolahan, hanya subsektor industri makanan, minuman dan tembakau saja yang mengalami pertumbuhan negatif, yaitu sebesar minus 8,52 persen.

Apabila perekonomian Banten diamati secara (y on y) maka sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi berturut-turut adalah Sektor konstruksi yakni 15,37 persen, disusul Sektor jasa-jasa sebesar 10,77 persen dan Sektor pertanian yang mencapai 9,30 persen. Sementara itu, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan relatif rendah yaitu masing-masing tercatat tumbuh 3,67 persen dan 2 persen. Rendahnya pertumbuhan Sektor industri pengolahan terutama pada subsektor industri logam dasar, besi dan baja (minus 4,93 persen) menjadi salah satu pemicu melambatnya pertumbuhan ekonomi Banten dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan pengamatan mengenai andil masing-masing sektor ekonomi terhadap pembentukan laju pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan II tahun 2014 yang mencapai 5,28 persen (y-on-y), tampak bahwa sumber pertumbuhan didorong oleh kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran (1,47 persen), diikuti sektor industri pengolahan (0,96 persen) kemudian sektor pengangkutan dan komunikasi (0,71 persen) serta sektor pertanian (0,66 persen). Sedangkan lima sektor lainnya masing-masing hanya memberikan andil kurang dari 0,50 persen saja.

Grafik 1

Perkembangan Pertumbuhan Sektor Unggulan di Banten Triwulan I Tahun 2013 s/d Triwulan II Tahun 2014 (persen)

Q to Q Y on Y

II. NILAI PDRB BANTEN TRIWULAN I-2014 DAN TRIWULAN II-2014 MENURUT HARGA BERLAKU

DAN KONSTAN 2000

Pada triwulan II tahun 2014, PDRB Banten atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 67,72 triliun atau meningkat Rp. 2,07 triliun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan terbanyak berasal dari sektor industri pengolahan (Rp. 1,05 triliun), sektor perdagangan, hotel dan restoran (Rp. 313,22 miliar) serta sektor pengangkutan dan komunikasi (Rp. 286,85 miliar).

Berdasarkan atas dasar harga konstan, nilai PDRB Banten pada triwulan yang sama mencapai Rp. 27,70 triliun, bertambah Rp. 587,15 miliar dibandingkan dengan triwulan I-2014. Penambahan terbanyak berasal dari sektor industri pengolahan (Rp. 296,63 miliar) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (Rp. 97,50 miliar). Sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan sumbangan Rp. 64,46 miliar terhadap penambahan PDRB atas dasar konstan di triwulan II tahun 2014.

Sampai dengan triwulan II tahun 2014, PDRB Banten atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 133,38 triliun atau 54,54 persen dari nilai PDRB tahun 2013. Nilai tersebut utamanya disumbangkan oleh

-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14

Pertanian Ind Perdag.

Angkt LPE 0 2 4 6 8 10 12 14 16

I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14

Pertanian Ind Perdag.

(4)

sektor industri pengolahan sebanyak Rp. 59,21 triliun, sektor perdagangan, hotel dan restoran (Rp. 26,25 triliun) dan sektor pengangkutan dan komunikasi (Rp. 12,88 triliun).

Sedangkan menurut harga konstan, nilai PDRB Banten hingga triwulan II tahun 2014 sebesar Rp. 54,82 triliun atau 51,79 persen dari nilai PDRB tahun 2013 atas dasar harga yang sama. Nilai tersebut diantaranya disumbang oleh sektor industri pengolahan (Rp. 296,63 miliar), sektor perdagangan, hotel dan restoran (Rp. 97,50 miliar) dan sektor pengangkutan dan komunikasi (Rp. 64,46 miliar).

Tabel 2

PDRB Banten Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Dan Harga Konstan 2000

Triwulan I-2014 dan II-2014 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Tri I-2014 Tri II-2014 Tri I-2014 Tri II-2014

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 5,378.58 5,412.13 2,008.82 2,040.29

2. Pertambangan dan Penggalian 67.23 72.80 27.99 28.37

3. Industri Pengolahan 29,078.51 30,130.84 12,620.29 12,916.92 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 2,614.81 2,724.65 994.94 1,030.73

5. Konstruksi 2,603.81 2,688.01 853.76 867.24

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 12,967.22 13,280.44 5,639.31 5,736.81 7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,294.73 6,581.59 2,625.11 2,689.56 8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 2,556.87 2,603.65 1,057.70 1,071.62

9. Jasa-jasa 4,093.54 4,228.11 1,289.55 1,323.08

PDRB 65,655.31 67,722.23 27,117.46 27,704.61

III. STRUKTUR PDRB BANTEN TAHUN 2012, 2013 DAN SEMESTER I TAHUN 2014

Pada triwulan II tahun 2014, kontribusi kelompok sektor primer terhadap PDRB Banten mencapai 8,10 persen. Kontribusi tersebut 7,99 persen berasal dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dan 0,11 persen dari sektor pertambangan dan penggalian. Secara kumulatif hingga semester I tahun 2014, kontribusi kelompok sektor primer mencapai 8,20 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, kontribusi kelompok ini mengalami peningkatan 0,25 poin. Peningkatan kontribusi ini akibat dari meningkatnya kontribusi sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan terhadap PDRB Banten.

Kontribusi kelompok sektor sekunder pada triwulan II tahun 2014 mencapai 52,48 persen, sedangkan secara kumulatif hingga triwulan II tahun 2012 kontribusinya 52,36 persen. Dibandingkan dengan kontribusi kelompok sektor ini pada tahun 2012, besarannya mengalami penurunan. Kecenderungan yang terjadi, kontribusi kelompok sektor ini terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Penyebab utamanya adalah kinerja sektor industri pengolahan yang lambat sehingga kontribusi sektor ini dalam PDRB terus menurun. Pada semester I tahun 2014, kontribusi sektor industri pengolahan dalam PDRB Banten hanya 44,39 persen, turun 1,48 poin dibandingkan dengan kontribusi tahun 2012. Sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih serta konstruksi yang merupakan bagian dari kelompok sektor sekunder mengalami peningkatan secara total dari 7,53 persen pada tahun 2012 menjadi 7,97 pada semester I tahun 2014.

(5)

Tabel 3

Struktur PDRB Banten Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 – 2014

( Persen )

Lapangan Usaha 2012 2013 2014

Triwulan II Semester I

(1) (2) (3) (4) (5)

a. Kelompok Sektor Primer 7.95 8.08 8.10 8.20

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 7.85 7.98 7.99 8.09

2. Pertambangan dan Penggalian 0.11 0.10 0.11 0.10

b. Kelompok Sektor Sekunder 53.40 53.07 52.48 52.36

3. Industri Pengolahan 45.87 45.58 44.49 44.39

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 3.82 3.77 4.02 4.00

5. Konstruksi 3.71 3.73 3.97 3.97

c. Kelompok Sektor Tersier 38.64 38.84 39.42 39.44

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 19.21 19.42 19.61 19.68

7. Pengangkutan dan Komunikasi 9.45 9.40 9.72 9.65

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 3.89 3.91 3.84 3.87

9. Jasa-jasa 6.09 6.11 6.24 6.24

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

Pergeseran struktur perekonomian Banten ke arah kelompok sektor tersier sepertinya terwujud dengan meningkatnya peranan kelompok sektor ini pada semester I tahun 2014. Kelompok sektor tersier yang terdiri dari empat sektor, kontribusinya mengalami peningkatan pada semester ini, yaitu dari 38,64 persen pada tahun 2012 menjadi 39,44 persen di semester ini. Peningkatan terjadi sebagai dampak naiknya kontribusi sebagian besar kelompok sektor tersier. Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran naik 0,47 poin dari 19,21 persen pada tahun 2012 menjadi 19,68 persen pada semester I tahun 2014. Sektor pengangkutan dan komunikasi pun mengalami peningkatan kontribusi sebesar 0,20 poin. Demikian juga untuk sektor jasa-jasa mengalami kenaikan sebesar 0,15 poin. Sedangkan sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan mengalami penurunan sebesar minus 0,02 poin di semester I tahun 2014.

(6)

PDRB Banten Menurut Penggunaan

Nilai PDRB Banten menurut penggunaan (atas dasar harga berlaku) selama triwulan II-2014 mencapai Rp. 67,72 triliun meningkat sebesar Rp. 2,07 triliun dibanding triwulan I-2014 yang sebesar Rp. 65,66 triliun, dan naik sebesar Rp.7,96 triliun jika dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp. 59,78 triliun. Penggunaan PDRB Banten ADHB pada triwulan II tahun 2014 sebagian besar masih digunakan untuk konsumsi rumahtangga termasuk lembaga non profit yaitu sebesar Rp. 30,49 triliun atau sebesar 45,02 persen dari total PDRB (Grafik 2). Konsumsi rumahtangga triwulan II-2014 ini ditandai oelh peningkatan belanja untuk komponen non makanan berupa pengeluaran untuk BBM kendaraan pribadi, dan biaya jasa pendidikan, sedangkan peningkatan tertinggi pengeluaran rumahtangga untuk komponen makanan yaitu pada komoditas makanan jadi, kue kering, serta minuman, hal ini terjadi karena pada periode ini bertepatan dengan masa liburan sekolah, serta kegiatan pemilu legislatif 2014.

Tabel 4

PDRB Banten Menurut Penggunaan Triwulan I-2014 dan Triwulan II-2014

(Miliar Rp)

Komponen Penggunaan Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Tri I-2014 Tri II-2014 Tri I-2014 Tri II-2014

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Konsumsi Rumahtangga & LNPRT 29.752,49 30.488,29 10.161,39 10.345,27 2. Konsumsi Pemerintah 2.693,62 3.038,95 715,45 801,64 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 24.194,78 25.700,02 5.585,38 5.835,14

4. Perubahan Inventori 310,63 334,76 109,82 116,75

5. Ekspor Netto: 8.703,78 8.160,21 10.545,42 10.605,81 a. Ekspor 59.208,10 62.063,11 32.340,29 33.603,06 b. Dikurangi Impor 50.504,32 53.902,91 21.794,87 22.997,25 PDRB 65.655,31 67.722,23 27.117,46 27.704,61

Komponen terbesar berikutnya adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mencapai Rp. 25,70 triliun atau mencapai 37,95 persen dari total PDRB Banten triwulan II-2014, dimana sektor swasta menjadi penggerak PMTB yang didorong oleh peningkatan kegiatan konstruksi pada sektor industri pengolahan, kawasan industri, kawasan perniagaan dan ruko, serta hotel dan apartemen. Perkembangan realisasi investasi PMA/PMDN juga menunjukan peningkatan nilai investasi, terutama pada nilai investasi PMDN yang mencapai Rp. 4,9 trilyun, dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar Rp. 372 milyar. Realisasi proyek investasi PMA juga bertambah sebanyak 71 proyek baru, walaupun secara nilai investasi mengalami penurunan dari sebesar 591,0 juta US dollar pada triwulan I-2014 menjadi sebesar 482,4 juta US dollar di triwulan II-I-2014.

Komponen konsumsi pemerintah tumbuh hingga sebesar Rp. 3,04 triliun dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp. 2,69 trilyun. Dibanding triwulan I-2014, peningkatan belanja pemerintah ini didorong oleh kenaikan belanja barang dan jasa hingga 5 kali lipat serta mulai direalisasikannya beberapa belanja modal pemerintah. Komponen perubahan inventori pada triwulan II-2014 telah mencapai nilai sebesar Rp. 334,76 miliar meningkat sekitar Rp.24,13 miliar dari triwulan sebelumnya. Komponen ini mengambil porsi sekitar 0,49 persen dari total PDRB Banten triwulan II-2014.

(7)

Adapun komponen total Ekspor Banten pada triwulan II-2014 mencapai Rp. 62,06 triliun atau sekitar 91,64 persen dari total PDRB Banten, yang diimbangi nilai total Impornya yaitu sebesar Rp. 53,90 triliun atau sekitar 79,59 persen sehingga masih terjadi Ekspor Netto sebesar Rp. 8,16 triliun atau sekitar 12,05 persen (Grafik 2). Walaupun demikian, secara nominal ekspor netto yang terjadi pada triwulan II-2014 ini terus mengalami penurunan dibanding nilai ekspor netto pada triwulan I-II-2014 yang mencapai Rp. 8,70 triliun.

Komoditas utama ekspor luar negeri Banten pada triwulan II-2014 masih disumbangkan oleh produk alas kaki yang memberikan kontribusi terbesar hingga 23,56 persen dari total nilai ekspor luar negeri Banten, disusul komoditas plastik dan barang dari plastik sebesar 8,80 persen, dan produk bahan kimia organik sebesar 8,71 persen. Sedangkan komoditas utama impor luar negeri antara lain Bahan Kimia Organik yang meliputi 31,13 persen dari total nilai impor luar negeri Banten pada triwulan II-2014, disusul kemudian oleh komoditas Bahan Bakar Mineral sebesar 18,86 persen, produk besi dan baja sebesar 13,00 persen dan komoditas bahan minuman/gula rafinasi sebesar 8,37 persen.

Grafik 2

Struktur PDRB Banten Menurut Penggunaan Triwulan II Tahun 2014 (persen)

Nilai PDRB Banten menurut penggunaan triwulan II-2014 secara riil (atas dasar harga konstan 2000) meningkat sebesar Rp. 587,15 milyar dibandingkan triwulan I-2014 (q-to-q). Namun demikian jika dibandingkan terhadap triwulan II-2013 (y-on-y) yang tumbuh sebesar 5,86 persen, PDRB Banten pada periode ini tumbuh melambat yaitu sebesar 5,28 persen, dan secara kumulatif hingga semester I-2014 juga tumbuh melambat 5,25 persen terhadap semester I-2013 yang dapat tumbuh hingga sebesar 5,93 persen.

Menurut komponennya, pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga nonprofit pada triwulan II-2014 meningkat 1,81 persen dibanding triwulan I-2014 (q-to-q). Secara y-on-y Konsumsi rumahtangga juga meningkat sebesar 6,20 persen dan hingga semester I-2014 meningkat 6,18 persen dibanding semester I-2013 yang didorong oleh pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan rumahtangga. Konsumsi Pemerintah tumbuh sebesar 12,05 persen pada triwulan II-2014 dibanding

(8)

triwulan I-2014 yang masih tumbuh negatif sebesar 38,64 persen, namun jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2013 (y-on-y) komponen pemerintah mengalami perlambatan sebesar 4,12 persen.

Komponen PMTB pada triwulan II-2014 tetap menjadi komponen yang mendorong pertumbuhan dengan peningkatan sebesar 4,47 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q) dan naik sebesar 10,05 persen dibandingkan triwulan II-2013 (y-on-y). Sedangkan komponen total ekspor meningkat menjadi 3,90 persen pada triwulan II-2014 yang sebelumnya terkontraksi hingga minus 2,10 persen, kondisi ini selalu diimbangi oleh peningkatan komponen total impor dari pertumbuhan negatif 5,76 persen di triwulan I-2014 naik menjadi 5,52 persen pada triwulan II-2014 (Tabel 5) . Walaupun demikian dibanding periode yang sama tahun 2013 total impor mengalami perlambatan dari 13,43 persen menjadi 9,58 persen pada triwulan II-2014.

Tabel 5

Laju Pertumbuhan PDRB Banten Menurut Penggunaan Triwulan I-2014, Triwulan II-2014 dan Semester I-2014 (Persen)

Komponen

Triw I-2014 Triw II-2014 Triw I-2014 Triw II-2014 Semester I-2014 Sumber

Terhadap Terhadap Terhadap Terhadap Terhadap Pertumbuhan

Triw IV-2013 Triw I-2014 Triw I-2013 Triw II-2013 Semester I-2013 Triw II-2014

(q to q) (q to q) (y on y) (y on y) (y on y) (y on y)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Konsumsi Rumahtangga & LNP 1,04 1,81 6,16 6,20 6,18 2,30

2. Konsumsi Pemerintah (38,64) 12,05 4,80 4,12 4,44 0,12

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (0,96) 4,47 11,23 10,05 10,62 2,02

4. Perubahan Inventori 2,13 6,31 3,23 0,39 1,75 0,002

5. Ekspor Netto: 6,45 0,57 1,49 2,13 1,81 0,84

a. Ekspor (2,10) 3,90 9,24 7,11 8,14 8,48

b. Dikurangi Impor (5,76) 5,52 13,43 9,58 11,42 7,64

PDRB 0,89 2,17 5,22 5,28 5,25 5,28

Berdasarkan sumbernya, pertumbuhan ekonomi didorong oleh kontribusi konsumsi rumahtangga dan lembaga nonprofit yang memberikan andil sebesar 2,30 persen, serta komponen PMTB sebesar 2,02 persen terhadap total pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten selama triwulan II-2014. Sedangkan komponen konsumsi pemerintah dan perubahan inventori masing-masing hanya menyumbang andil sebesar 0,12 persen dan 0,002 persen terhadap total pertumbuhan di triwulan II tahun 2014. Sementara itu komponen ekspor juga cukup besar memberikan andil yaitu sebesar 8,48 persen terhadap pertumbuhan, namun masih dibayangi dengan andil komponen impor yang cukup sebanding sebagai pengurang laju pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 7,64 persen, sehingga secara ekspor netto hanya memberikan andil sebesar 0,84 persen dari total pertumbuhan 5,28 persen pada triwulan II-2014.

(9)
(10)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Dr. Syech Suhaimi, SE.,M.Si Kepala BPS Provinsi Banten

Telepon: 0254-267027 E-mail : bps3600@bps.go.id

Website : banten.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Tanggung-jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility ) berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan dimana suatu perusahaan dalam melaksanakan

Merendah di sisi belakang kemudian meninggi dengan kenaikan sudut yang !ukup tajam pada area (asade menjadi sebuah ungkapan kehati#hatian untuk menunjukkan eksistensinya

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penggunaan lisin yang ditambahkan pada pakan komersial terhadap pertumbuhan benih ikan Nila (Oreochromis

Mohd Yusoff Sahab Penolong Pengarah, BTPN P.Pinang

Untuk pengembangan di daerah lain yang mempunyai lingkungan ber- beda (iklim dan tanah berbeda) perlu dilakukan uji multilokasi di beberapa lokasi selama bebe- rapa tahun,

Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : (1.) Ada pengaruh sari rimpang jahe (Zingiber officinale) terhadap jumlah koloni bakteri

Dengan memahami karakteristik peserta didik asuh guru BK/Konselor dapat memilih pendekatan dan teknik yang tepat dalam memperlakukan mereka sebagai individu yang berbeda dan