TAX COMPLIANCE AND
ADMINISTRATION
Penyaji:
Niken Ajeng Lestari
Yustirania Septiani
PENDAHULUAN
♠
Kematian & pajak adalah 2 hal yang pasti namun
pajak dapat dielakkan
♠
Individu tidak menyukai membayar pajak dan
memiliki berbagai cara untuk mengurangi
kewajiban pajaknya
♠
Mendorong individu untuk mencari celah dalam
peraturan perundang-undangan baik secara
♣ Legal (tax avoidance) ♣ Ilegal (tax evasion)
PENDAHULUAN
♠
Tax evasion
♣ Seberapa luas?
♣ Faktor yang memotivasi?
♣ Apa kebijakan pemerintah untuk menguranginya? ♣ Fakta secara empiris dan eksperimental?
MEASURING NONCOMPLIANCE
♠
Terdapat 2 cara:
♣ Metode langsung:♥ Line-by-line audit (Internal Revenue Service, US) ♥ Survei sikap wajib pajak
♣ Metode tidak langsung ♥ Trace unreported income
♠
Tidak ada pengukuran yang benar-benar
sempurna
DASAR TEORI KEPUTUSAN KEPATUHAN PAJAK
INDIVIDU (1)
♠
Allingham dan Sandmo (1972) serta Srinivasan (1973)
Melakukan analisis kepatuhan pajak (tax compliance) dengan menggunakan pendekatan metodologi ekonomi kriminal yang dicetuskan oleh Gary Becker (1968)♠
Konsep
Setiap individu rasional, yang akan memaksimalkan expected utility of the evasion gamble, yaitu menyeimbangkan antara manfaat dari kesuksesan melakukan evasion dan risiko
terdeteksi yang kemudian dikenai hukuman
♠
Berbagai model telah banyak dikembangkan namun
memiliki dasar teori yang sama yaitu melalui
DASAR TEORI KEPUTUSAN KEPATUHAN PAJAK
INDIVIDU (2)
A. Model dasar pilihan individu [Allingham dan Sandmo
(1972) serta Srinivasan (1973)]
Asumsi
setiap individu memiliki pendapatan tetap yg memilih berapa besar pendapatan yg dilaporkan dan berapa besar yg tidak dilaporkan
Model
₋ Pendapatan individu Ic jika diketahui melakukan underreporting
Ic = I – tD – f [t(I - D)]
₋ Pendapatan individu IN jika tidak diketahui underreporting
IN = I – tD
₋ Memaksimalkan expected utility of the evasion gamble
ε U(I) = pU(Ic) + (1 – p) U(IN) where
• I = fixed income
• D = declared income
• p adalah probabilitas yg fixed & random jika terkena audit (jika diaudit pasti diketahui melakukan underreporting)
DASAR TEORI KEPUTUSAN KEPATUHAN PAJAK
INDIVIDU (3)
Kemungkinan terdeteksi diasumsikan tetap dan acak, jadi pemungut pajak tidak menggunakan informasi yang
diperoleh dari pembayar pajak untuk menentukan siapa yang terpilih untuk di audit
Comparative statics result
- p dan f ▲ pendapatan yang dilaporkan ▲ (ambigu)
- Pendapatan ▲ pendapatan yang dilaporkan ▲ (ambigu) tergantung sikap individu menghadapi risiko
- Tarif pajak ▲ pendapatan yang dilaporkan ▲ (ambigu)
• Tarif pajak ▲ income ▼ absolute risk aversion ▼
the evasion gamble less attractive pendapatan yang dilaporkan ▲ • Faktanya (Yitzhaki, 1974), tarif pajak ▲ pendapatan yang
dilaporkan ▲ jika tingkat penalty proporsional dengan pajak yang dihindarkan
DASAR TEORI KEPUTUSAN KEPATUHAN PAJAK
INDIVIDU (4)
B.
Perkembangan model
♠ Model dasar dari pemilihan individu mengalami
banyak perbaikan dan perluasan sejak diperkenalkan oleh Allingham dan Sandmo 1972) dan Srinivasan (1973)
♠ Hampir semua model dari dampak penghindaran
merupakan ciri-ciri dasar, teruma kepercayaan pada teori expected utility. Model lainnya sebagai usaha untuk menggabungkan faktor non ekonomi dalam melaksakan pajak
♣ Model ekonomi
♥ Banyaknya teori yang dikenalkan secara formal sebagai faktor yang relevan terkait dengan kerelaan individu. Salah untuk
memungkinkan individu memberikan informasi terkait
pendapatan yang digabung dengan variabel tambahan, seperti permintaan tenaga kerja (pencavel,1979; Cowell,1981),
pemilihan jabatan (Paestieau dan Possen,1991) dan skema penghindaran pajak (cross dan Shaw,1982; Alm,1988a).
♥ Contoh: penambahan pemilihan permintaan tenaga kerja dalam model standar, sekalipun asumsi model dasarnya pendapatan tetap, ada pemilihan tarif pajak marginal yang memiliki efek ambigu. Dengan permintaan tenaga kerja yang endogen, perubahan tarif pajak marginal memiliki subtitusi dan efek
pendapatan pada permintaan tenaga kerja, dengan demikian membuat pendapatan endogen.
DASAR TEORI KEPUTUSAN KEPATUHAN PAJAK
INDIVIDU (5)
♣ Faktor non-ekonomi
Banyak aspek yang dapat disatukan dalam “prospect theory” menurut Kahneman dan tversky (1979). Pendekatan lainnya yakni memikirkan faktor seperti
♥ Psikologi individu terkait kemungkinan ♥ Individual dan karakteristik situasi,
♥ Norma sosial dan atribut. ♥ Teori yang digunakan
DASAR TEORI KEPUTUSAN KEPATUHAN PAJAK
INDIVIDU (6)
DESAIN DAN ADMINISTRASI SISTEM PAJAK (1)
A. Usaha pemerintah meningkatkan kepatuhan
pajak
♠
Peningkatan penegakan peraturan pajak
usaha yang dilakukan oleh pemerintah US
beberapa dekade yang lalu yang secara
konsisten menerapkan saran kebijakan secara
luas. Sehingga prosentasenya pun turun
sampai 1 %. Pada saat yang sama,
agaimanapun penalty untuk mendeteksi
penghindaran memiliki kenaikan yang
signifikan. Pemerintah juga menggunakan
sumber informasi ke tiga
DESAIN DAN ADMINISTRASI SISTEM PAJAK (1)
♠
Memilih hasil audit
Banyak cara untuk melihat hasil pajak individu.
Salah satunya dengan aturan yang random,
dimana tiap individu memiliki kesempatan yang
sama untuk di audit.
Interaksi institusi pajak dan wajib pajak dengan
2 pendekatan
♣ Pendekatan principal-agent
“principal” pemungut pajak harus membuat
peraturan untuk mempengaruhi perilaku “agent” pembayar pajak
♣ Pendekatan game theory
DESAIN DAN ADMINISTRASI SISTEM PAJAK (1)
♠
Perubahan norma sosial
Norma sosial dapat dilihat dari dua sisi yakni
internal atau eksternal. Fakta dari ilmu sosial
menyarankan bahwa norma dapat dipengaruhi
oleh berbagai jenis institusi pemerintah dan
DESAIN DAN ADMINISTRASI SISTEM PAJAK (2)
B. Pertimbangan normatif dalam administrasi pajak
♠
Pendekatan ekonomi kriminal untuk
kepatuhan pajak menyarankan bahwa
kepatuhan dapat ditingkatkan oleh usaha
penegakan peraturan yang lebih besar
♠
Terdapat sebuah kepercayaan yang tersebar
luas yakni hukuman sama dengan kriminal.
PENELITIAN MENGENAI KEPATUHAN
PAJAK DAN ADMINISTRASI PAJAK
♠
Terdapat 2 tujuan studi yaitu
♣ Mengetahui faktor-faktor yang menentukan kepatuhan wajib pajak
♣ Menilai adminstrasi pajak
♠
Terdapat 2 pendekatan yang digunakan
♣ Studi empirisPENDEKATAN PENELITIAN KEPATUHAN
WAJIB PAJAK
No Perbedaan Pengujian empiris Pengujian eksperimental 1. Kendala yang
dihadapi Kurang informasi dan data mengenaai perilaku penghindaran pajak
Hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisir
2. Data yang
digunakan Sekunder dan primer a. Cross section
b. Pooled time series-cross section
Hasil dari eksperimen di laboratorium
3. Metodologi
penelitian a. Pengumpulan data b. Pengolahan data c. Analisa hasil
a. Menciptakan sistem ekonomi mikro dalam laboratorium b. Pengumpulan subjek c. Memberikan instruksi kepada subjek d. Simulasi e. Memberikan reward kepada subjek
4. Alat analisis a. Tobit maximum likelihood
SEKILAS MENGENAI PENDEKATAN
EKSPERIMENTAL (1)
♠ Dilatarbelakangi oleh kurang adanya teori dan literatur empiris mengenai penelitian kepatuhan pajak
♠ Tidak seperti studi teoritis, eksperimen tidak dibatasi oleh penyederhanaan yang diperlukan dalam studi analisis
pelaporan
♠ Eksperimen menghasilkan data di bawah pengaturan yang berbeda yang juga mengontrol hal-hal lain
♠ Menciptakan sistem ekonomi mikro riil dalam laboratorium yang memiliki esensi yaitu mengontrol lingkungan, institusi dan preferensi yang dihadapi subjek
♠ Sufficient condition yang harus dipenuhi untuk mengontrol preferensi
♣ Nonsatiation ♣ Reward dominance ♣ Saliency ♣ Privacy
SEKILAS MENGENAI PENDEKATAN
EKSPERIMENTAL (2)
Mengumpulkan subjek dalam laboratorium Subjek dapat bebas memberikan pendapatannya sebanyak mungkin Subjek diberikan pendapatan & harus memutuskan berapa yang akan dilaporkanDilakukan setiap awal putaran
Tax rate * reported income Berbagai intervensi dapat diperkenalkan dalam sistem ekonomi mikro Subjek diberikan reward Instruksi peneliti Underreporting akan diketahui dengan probabilitas tertentu
dan denda harus dibayarkan
Dilakukan beberapa putaran
FAKTOR PENENTU KETIDAKPATUHAN
WAJIB PAJAK (1)
No Hasil studi empiris No Hasil studi eksperimental
1. Audit rates
• Tingkat pelaksanaan audit ▲ pendapatan yang dilaporkan ▲ • Elastisitas 0,1 – 0,2
1. Audit rates
• Tingkat pelaksanaan audit ▲ pendapatan yang dilaporkan ▲ • Elastisitas 0,1 – 0,2
• Individu akan melaporkan
pendapatan lebih banyak jika pernah diaudit
2. Tax rates
• Tarif pajak ▲ pendapatan yang dilaporkan ▼
• Elastisitas -0,5 – -0,3
• Studi lain menyebutkan bahwa hubungan tarif pajak marjinal dan ketidakpatuhan wajib pajak tidak signifikan
2. Tax rates
• Tarif pajak ▲ pendapatan yang dilaporkan ▲
• Elastisitas pendapatan yang tidak dilaporkan-tarif pajak hampir -0,5
3. Income
• Pendapatan riil ▲
pendapatan yang dilaporkan ▲ • Elastisitas 0 – 1
3. Income
• Pendapatan riil ▲
pendapatan yang dilaporkan ▲ • Elastisitas hampir 0 ,75
FAKTOR PENENTU KETIDAKPATUHAN
WAJIB PAJAK (2)
No Hasil studi empiris No Hasil studi eksperimental
4. Sociodemographic variable
• Individu yang muda, single dan wiraswasta tingkat kepatuhan rendah
• Variabel jenis kelamin, ras dan pendidikan memiliki pengaruh yang tidak pasti terhadap
kepatuhan pajak
4. Sociodemographic variable
• Dampak variabel ini hanya sedikit yang diuji di laboratorium
• Individu yang lebih tua lebih patuh daripada yang muda
• Wanita lebih patuh daripada pria
5. Tax practitioner
• Semakin kompleks pajak yang harus dibayar penggunaan konsultan pajak ▲ tingkat kepatuhan ▼
5. Penalty rates
• Denda atas pajak yang tidak dibayar ▲ tingkat kepatuhan ▲ (sedikit)
• Elastisitas 0,1
6. Public good provision
• Keberadaan barang publik yang dibiayai dari pembayaran pajak sukarela kepatuhan pajak ▲ (nonlinier manner)
FAKTOR PENENTU KETIDAKPATUHAN
WAJIB PAJAK (3)
No Hasil studi empiris No Hasil studi eksperimental
7. Positive reward
• Positive reward diberikan kepatuhan ▲
8. Tax complexity & uncertaity
• Ketidakpastian pada pendapatan yang dapat dikenakan pajak dan berbagai parameter fiskal memiliki pengaruh yang ambigu pada
kepatuhan
• Saat subjek menerima sesuatu dari pajak yang dibayar lebih besar ketidakpastian kepatuhan ▼ • Saat tidak ada barang publik
lebih besar ketidakpastian kepatuhan ▲
PENILAIAN ADMINISTRASI PAJAK (1)
No Hasil studi empiris No Hasil studi eksperimental
1. Audit selection
• Probabilitas audit selection ditentukan oleh jumlah item pengembalian pajak individu • Pengaruh audit sebelumnya
tidak berpengaruh terhadap audit berikutnya
• Adanya pembagian informasi mengenai audit selection antar instansi pemerintah pusat &
daerah akan meningkatkan penerimaan instansi
1. Audit selection
• Metode audit selection berdasarkan informasi
pengembalian pajak menjadi metode paling baik untuk
meningkatkan kepatuhan dibanding metode random
audit, namun pada metode ini perlu melakukan audit yang sangat banyak
• Metode lain yang
menghendaki individu yang pernah diaudit jika pada waktu tertentu tidak patuh maka akan di audit kembali, cara ini juga cukup efektif meningkatkan kepatuhan namun kurang
efektif walaupun lebih baik dari metode random audit
PENILAIAN ADMINISTRASI PAJAK (2)
No Hasil studi empiris No Hasil studi eksperimental
2. Detection
• Auditor secara signifikan berbeda untuk mendeteksi
ketidakpatuhan dengan tingkat deteksi hampir setengah dari wajib pajak yang benar-benar melakukan penghindaran pajak
2. Fiscal institutions
• Kepatuhan dipengaruhi oleh penggunaan dari penerimaan pajak dan proses pengambilan keputusan atas penggunaan tersebut
• Terdapat sedikit sekali
perbedaan kepatuhan pada individu yang pajaknya
ditangani oleh perusahaan atau yang tidak
3. Tax amnesties
• Amnesti pajak menghasilkan sedikit tambahan penerimaan pajak dan memiliki pengaruh yang rendah terhadap
kepatuhan postamnesty
3. Tax amnesties
• Kepatuhan akan lebih tinggi saat amnesti diikuti oleh
penegakan hukum yang lebih besar daripada penegakan
sendiri yang meningkat dengan jumlah yang sama
PENILAIAN ADMINISTRASI PAJAK (2)
No Hasil studi empiris No Hasil studi eksperimental
4. Social norms
• Sangat sedikit studi yang
menuliskan mengenai hal ini. • Namun ditemukan bahwa
kepatuhan wajib pajak di
wilayah Swiss dipengaruhi oleh
proses pengambilan keputusan dalam pemerintahan dan sikap individu mengenai perlakuan adil yang mereka rasakan dari aparatur pemerintah
4. Social norms
• Individu yang memiliki sikap negatif terhadap pemerintah, memiliki kepatuhan yang rendah • Pemerintah dapat
mempengaruhi kepatuhan dengan memastikan bahwa individu memiliki hak suara dalam proses keputusan dan dengan menggunakan
penerimaan pajak sesuai
dengan preferensi masyarakat • Persepsi keadilan fiskal
mempengaruhi kepatuhan: Kepatuhan akan rendah diantara individu yang
mengatakan bahwa tarif pajak mereka lebih tinggi daripada yang lain
RINGKASAN
Studi empiris Studi eksperimental
1. Adanya permasalahan pada data dan ekonometri, hasil dari studi
empiris diharapkan dapat diperlakukan secara hati-hati
2. Beberapa studi menunjukkan hasil yang berbeda tidak hanya dari besaran tapi juga tandanya 3. Hal ini menunjukkan bahwa
keputusan kepatuhan wajib pajak dipengaruhi sebagian besar oleh cara yang dapat diduga oleh sistem fiskal yang mereka jalankan
4. Hasilnya, institusi penegak hukum dapat meningkatkan kepatuhan dengan merubah strategi
penegakan hukum tapi terdapat batas untuk strategi yang
berdasarkan hanya pada
penegakan hukum yang lebih besar
1. Eksperimen di masa lalu masih belum mengikuti prosedur yang disetujui di masa saat ini. Maka perlu berhati-hati menginterpretasi dan mengeneralisirkan hasilnya 2. Selain itu terdapat parameter
kebijakan yang tidak sesuai dengan nilai di dunia nyata
3. Perilaku subjek dalam laboratorium tidak menunjukkan perilaku wajib pajak di dunia nyata
4. Beberapa hal yang dikontrol di
laboratorium, tidak dapat dikontrol di dunia nyata
KESIMPULAN (1)
❶ Dalam melakukan studi kepatuhan ini, teori expected utility masih belum dapat memberikan seluruh hasil yang
diinginkan. Perlu teori atau pengembangan lain agar dapat menambahkan variabel lain sehingga hasilnya memuaskan
❷ Kesediaan wajib pajak untuk patuh dapat berubah setiap saat sebagai respon terhadap penetapan amnesti pajak atau pengikisan kesediaan membayar pajak
❸ Model dasar dari penelitian kepatuhan hanya memfokuskan pada pilihan pendapatan total yang akan diumumkan.
Namun demikian sebenarnya masih banyak pilihan hain yang memiliki probabilitas mendeteksi kecurangan yang berbeda-beda. Sehingga masih diperlukan analisis
KESIMPULAN (2)
❹ Analisis pengembalian pajak yang tidak dipenuhi
menjadi masalah serius terutama untuk jenis
pekerjaan tertentu. Hal ini menjadi hal penting untuk
penelitian berikutnya
❺ Analisis kepatuhan pajak lebih banyak mengenai pajak
yang dikenakan pada individu. Diperlukan analisis
kepatuhan pajak jenis lain misalnya pajak penjualan,
pajak penghasilan perusahaan, dsb
❻ Walaupun individu curang dalam membayar pajak
kepada pemerintah, mereka juga mungkin curang
dalam menerima manfaat dari pemerintah,
khususnya untuk transfer kesejahteraan dan kredit
pajak
KESIMPULAN (3)
❼ Keberadaan data diperlukan untuk dapat melakukan penelitian kepatuhan secara sistematis
❽ Perlu melakukan analisis mengenai cara yang tepat dalam melakukan audit selection pada institusi pemerintahan. Antar institusi pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat berbagi informasi mengenai selection dan audit. Pendekatan eksperimental menjadi pendekatan yang menjanjikan
❾ Masih relatif sedikit analisis sistematis mengenai hal-hal yang menentukan biaya administrasi dan pengaruhnya pada hal-hal yang menentukan kualitas administrasi
pajak. Biaya administrasi dari berbagai jenis pajak harus jelas mempengaruhi kemampuan administrasi pajak