APBN KONSTITUSI BIDANG
KESEHATAN DAN JAMINAN SOSIAL
KESEHATAN 2014
WIKO SAPUTRA
Economics and Public Policy Researcher – Prakarsa Email: wiko@theprakarsa.org
Agenda or Summary Layout
PENDAHULUAN
RKP & RAPBN 2014 BIDANG KESEHATAN DAN JAMSOS
1 2 3 4
URGENSI PERMASALAHAN DALAM RKP DAN RAPBN 2014
APBN 2014 BIDANG KESEHATAN & JAMSOS VERSI
KONSTITUSI
• Kondisi dan Permasalahan Utama Bidang Kesehatan dan Jamsos • Sasaran Kebijakan
• Arah pembangunan Bidang Kesehatan dan Jamsos Kesehatan • Program Pembangunan Prioritas
Pendahuluan
1. Kesehatan sebagai Investment of Human Capital.
2. Rendahnya alokasi anggaran kesehatan dalam APBN di Indonesia.
3. Tingginya ketimpangan kondisi kesehatan antara kota – desa, antara kelas ekonomi dan antara pulau di Indonesia.
4. Terjadi perlambatan dalam pencapain indikator kesehatan masyarakat seperti umur harapan hidup, angka kematian bayi, kesehatan ibu dan anak, angka kelahiran dan program Keluarga Berencana (KB), penyakit menular serta beberapa indikator kesehatan lainnya.
5. Belum berkembangnya sistem teknologi kesehatan yang efisien, efektif dan bisa terjangkau untuk setiap lapisan ekonomi masyarakat.
6. Lemahnya sistem preventif dan promotif dalam program kesehatan.
7. Sistem desentralisasi sektor kesehatan juga menjadi problema yang masih belum optimal diaplikasikan dalam sistem kesehatan nasional dan daerah.
Alokasi Anggaran Kesehatan di Beberapa Negara
NegaraAnggaran Kesehatan Alokasi Penanggung Biaya
Kesehatan Total Anggaran Kesehatan (US. Milyar) Anggaran Kesehatan/Kapita (US) Persentase terhadap Total Anggaran (%) Persentase terhadap GDP (%) Pemerintah (%) Rumah Tangga (%) Lainnya (%) Amerika Serikat 2,695.0 8,608.0 20.0 8.0 46.0 11.0 43.0 Jepang 544.0 4,249.0 18.0 7.0 80.0 16.0 4.0 China 377.0 278.0 12.0 3.0 56.0 35.0 9.0 India 73.0 59.0 8.0 1.0 31.0 59.0 10.0 Nepal 1.0 33.0 10.0 2.0 39.0 55.0 6.0 Srilanka 2.0 97.0 7.0 2.0 45.0 46.0 9.0 Indonesia 23.0 95.0 3.0 0.8 34.0 50.0 16.0 Malaysia 10.0 346.0 6.0 2.0 46.0 42.0 13.0 Singapura 12.0 2,286.0 9.0 1.0 31.0 60.0 9.0 Thailand 14.0 202.0 14.0 3.0 14.0 75.0 11.0 Vietnam 8.4 95.0 9.0 3.0 40.0 56.0 4.0 Laos 0.2 37.0 6.0 1.0 49.0 40.0 11.0 Kamboja 0.7 51.0 6.0 1.0 22.0 57.0 21.0 Myanmar 1.1 23.0 1.0 0.2 81.0 13.0 6.0
Alokasi Anggaran Kesehatan dalam APBN*
Tahun Jumlah Anggaran
(Rp. Milyar) Persentase terhadap APBN (%) 2006 12.260,6 1,8 2007 15.530,6 2,0 2008 15.871,9 1,6 2009 18.001,5 1,9 2010 22.428,3 2,2 2011 26.871,3 2,2 2012 30.575,6 2,1 2013** 36.592,2 2,1 2014*** 44.859,0 2,4
Keterangan: *Anggaran Kementerian Kesehatan **APBN – P 2013
***RAPBN 2014
RKP dan RAPBN 2014
“Penitikberatan Pembangunan Bidang Kesehatan melalui Pendekatan Preventif, tidak hanya Kuratif, melalui Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan di antaranya
dengan Perluasan Penyedian Air Bersih, Pengurangan Wilayah Kumuh sehingga Secara Keseluruhan Dapat Meningkatkan Angka Harapan Hidup dari 70,7 Tahun pada Tahun 2009
menjadi 72,0 Tahun pada Tahun 2014, dan Pencapaian Keseluruhan Sasaran Millenium Development Goals (MDGs) Tahun 2015”
Sasaran Kebijakan RKP dan RAPBN 2014
1. Menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk dengan angka kelahiran total (total fertility rate/FTR) sebesar 2,36 per perempuan usia produktif yang ditandai dengan meningkatnya persentase pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) sebesar 60,1% dan menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) sebesar 6,5%.
2. Meningkatnya status kesehatan masyarakat dengan sasaran outcome pada usia
harapan hidup sebesar 72,0 tahun, angka kematian inu (AKI) melahirkan menjadi 118 per 100.000 kelahiran, angka kematian bayi (AKB) menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup dan prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita menjadi kurang dari 15,0%.
3. Meningkatnya status kesehatan ibu dan anak. 4. Meningkatnya status gizi masyarakat
Lanjutan….
5.
Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan penyakit
tidak menular dan meningkatnya kesehatan lingkungan.
6.
Terlaksananya Sistem Jaminan Kesehatan dalam rangka pelaksanaan
Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan.
7.
Meningkatnya efektifitas pengawasan obat dan makanan dalam
Arah Kebijakan RKP dan RAPBN 2014
1. Upaya terobosan untuk memperkuat pencapaian target pelayanan KB 2. Upaya terobosan pelayanan KB yang berkualitas dan merata
3. Penyerasian kebijakan kependudukan dan KB yang ditekankan pada inventarisasi dan identifikasi peraturan perundang – undangan dan kebijakan sektor yang terkait dengan program kependudukan dan KB. 4. Peningkatan ketersedian dan kualitas data informasi kependudukan yang
memadai, akurat dan tepat waktu terutama pada penyediaan data kependudukan yang bersumber dari sensus penduduk, survey
kependudukan dan data sektorl bidang kependudukan dan KB.
5. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB.
Lanjutan….
7.
Peningkatan pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak
menular serta penyehatan lingkungan.
8. Pelaksanaan jaminan kesehatan dalam rangka SJSN Kesehatan.
9. Peningkatan efektifitas pengawasan obat dan makan dalam rangka
peningkatan keamanan, mutu dan manfaat/khasiat obat dan
makanan.
10. Peningkatan manajemen pembangunan kesehatan, sistem
informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Prioritas Program
PROGRAM PAGU
ANGGARAN
(Rp. Milyar) %
1. Kesehatan Masyarakat 11,569.30 24.73
• Pembinaan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi 124.00 0.27 • Pembinaan pelayanan kesehatan anak 124.00 0.27 • Pembinaan surveilans, imunisasi, karantina dan kesehatan matra 317.50 0.68 • Pembinaan gizi masyarakat 288.00 0.62 • Bantuan operasional kesehatan 1,228.60 2.63 • Pembinaan administrasi kepegawaian 91.40 0.20 • Pendidikan tinggi dan peningkatan mutu SDM kesehatan 506.60 1.08 • Pelaksanaan intership tenaga kesehatan 143.00 0.31 • Penyehatan lingkungan 310.30 0.66 • Pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan 199.80 0.43 • Pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan pengembangan system penyedian air minum 5,296.20 11.32 • Pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan 2,939.90 6.28
PROGRAM PAGU ANGGARAN
(Rp. Milyar) %
2. Sarana Kesehatan 12,378.90 26.46
• Pembinaan upaya kesehatan rujukan 1,758.80 3.76 • Pembinaan upaya kesehatan dasar 1,040.50 2.22 • Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pembinaan upaya kesehatan 9,579.60 20.47
3. Obat 1,859.20 3.97
• Peningkatan ketersedian obat public dan pembekalan kesehatan 1,243.00 2.66 • Pengawasan obat dan makanan di 31 balai besar/balai POM 616.20 1.32
4. Asuransi Kesehatan Nasional 18,691.30 39.95
• Pelayanan jaminan kesehatan 16,070.00 34.35 • Pembinaan, pengembangan pembiayaan dan jaminan pemiliharaan kesehatan 117.70 0.25 • Pengelolaan urusan tata usaha, keprotokolan, rumah tangga, keuangan dan gaji 2,503.60 5.35
Prioritas Program
Prioritas Program
PROGRAM PAGU
ANGGARAN
(Rp. Milyar) %
5. Keluarga Berencana 1,951.60 4.17
• Peningkatan pembinaan kepesertaan ber-KB jalur pemerintah 627.60 1.34 • Peningkatan advokasi dan KIE program kependudukan dan KB 119.60 0.26 • Peningkatan pembinaan lini lapangan 5.00 0.01 • Pengelolaan pembangunan kependudukan dan KB propinsi 1,199.40 2.56
6. Pengendalian Penyakit Menular 338.20 0.72
• Pengendalian penyakit menular langsung 124.60 0.27 • Pengendalian penyakit bersumber binatang 109.20 0.23 • Pengendalian penyakit tidak menular 104.40 0.22
Urgensi Permasalahan dalam RKP dan RAPBN
Bidang Kesehatan 2014
1. Prioritas pembangunan bidang kesehatan yaitu melalui pendekatan preventif tidak di dukung dan tidak menjadi program utama sehingga alokasi anggaran kesehatan yang bersifat
preventif justru lebih kecil dibanding anggaran yang bersifat kuratif.
2. Program yang bersifat proyek (penyedian sarana dan prasarana kesehatan) seperti program sanitasi, air bersih, persampahan, obat-obatan, rumah sakit dan lainnya cenderung
mendapatkan alokasi anggaran yang lebih besar daripada program yang bersifat non proyek seperti anggaran untuk riset kesehatan, penurunan angka kematian ibu dan bayi, program perbaikan gizi dan lainnya.
3. Urgensi permasalahan yang dihadapi oleh sektor kesehatan saat ini berada pada indikator penurunan angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) tapi kedua aspek ini justru mendapatkan alokasi anggaran yang relatif kecil dibanding aspek lain.
4. Ditemukan adanya program yang tumpang tindih seperti pengadaan ketersedian obat. Bila kita evaluasi lebih detail lagi agenda program dan alokasi anggaran dalam RKP dan RAPBN 2014 akan kelihatan ada beberapa pos anggaran yang tumpang tindih.
5. Tidak ada perubahan yang signifikan dalam alokasi anggaran kesehatan dengan adanya Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
APBN KONSTITUSI BIDANG
KESEHATAN DAN JAMINAN SOSIAL
KESEHATAN
Latar Belakang
1. Rendahnya Komitmen Pemerintah dalam Pembangunan Sektor Kesehatan dan Paradigma Sistem Kesehatan yang Salah Arah.
2. Belum jelasnya Arah dari Desentralisasi Kesehatan sehingga Fungsi Pelayanan Kesehatan Masyarakat menjadi Tidak Efektif.
3. Peningkatan Angka Kematian Ibu dan Rendahnya Penurunan Angka Kematian Bayi.
4. Belum Optimalnya Koordinasi antar Sektoral dalam Peningkatan Sistem Ketahanan Pangan sebagai Wujud dari Perbaikan Gizi Masyarakat.
5. Lemahnya Koordinasi dalam Menata Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB).
6. Ketimpangan Akses Pelayanan Kesehatan dalam Masyarakat.
7. Rendahnya Daya Saing Industri Kesehatan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economics Community (AEC).
8. Belum berkembangnya riset – riset bidang kesehatan. 9. Belum optimalnya persiapan menuju JKN 2014.
Tema APBN Konstitusi Bidang Kesehatan dan
Jaminan Sosial Kesehatan
Mewujudkan pemerataan pelayanan kesehatan dengan menitikberatkan
pendekatan pada aspek preventif untuk mencapai target penurunan AKI,
AKB, TFR dan prevelensi kekurangan gizi pada anak dan menjadikan
Jaminan Kesehatan Nasional sebagai awal perbaikan tata kelola bidang
Sasaran Kebijakan
1. Peningkatan alokasi anggaran sektor kesehatan sebesar 3,5% terhadap APBN 2014.
2. Peningkatan distribusi anggaran untuk sistem desentralisasi fiskal ke daerah terutama Kabupaten/Kota dengan skema 70% alokasi diserap oleh daerah dan 30% berada di pemerintah pusat.
3. Peningkatan distribusi anggaran untuk program yang bersifat belanja modal dan belanja pembangunan sebesar 60% dengan distribusi belanja modal dan pembangunan sebesar 50% untuk program yang berkaitan langsung dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, 30% untuk peningkatan sarana dan prasarana penunjang kesehatan dan 20% untuk peningkatan kualitas SDM tenaga kesehatan.
4. Distribusi program dan anggaran 65% diarahkan pada program – program yang berkaitan dengan kegiatan preventif dan promotif sedangkan 35% untuk program – program yang bersifat kuratif.
Lanjutan
5. Menurunkan AKI sebesar 210 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 28 per 1.000 kelahiran hidup dengan mengembangkan sistem preventif dan promotif dalam mencapai target penurunan AKI dan AKB.
6. Menurunkan angka prevelensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak menjadi 15% dengan mendorong perbaikan ketersedian terhadap asupan gizi yang baik.
7. Menurunkan TFR menjadi 2,3 dan fertilitas remaja (15-19 tahun) sebesar 40 kelahiran per 1.000 remaja dengan melakukan sosialisasi yang lebih intensif terhadap program KKB.
8. Optimalisasi pelaksanaan JKN dengan memperluas cakupan PBI sekitar 102,3 juta penerima (96,7 juta berasal dari PPLS dan 5,6 juta berasal dari 10% tenaga kerja informal dengan pendapatan lebih kecil dari UMP/UMK yang belum terdata oleh Kementerian Kesehatan dan BPS) dan memperluas cakupan premi PBI menjadi Rp. 25.000/bulan/peserta.
Arah Kebijakan
1. Memperkuat skema desentralisasi kesehatan dengan mendorong daerah lebih aktif dalam menyusun program – program kesehatan dan sistem desentralisasi fiskal yang menempatkan alokasi anggaran sektor kesehatan lebih besar di daerah dan pusat – pusat pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Memperkuat program – program berbasis preventif dan promotif.
3. Perbaikan pelayanan kesehatan pada daerah – derah terpencil, perbatasan dan pulau – pulau kecil yang memiliki pelayanan kesehatan yang buruk.
4. Peningkatan program intensif terhadap penurunan AKI dan AKB melalui perbaikan sistem koordinasi program antara pusat dan daerah.
5. Memperluas akses kelompok masyarakat miskin terhadap asupan gizi yang baik dalam rangka mencapai target penurunan prevelensi kekurangan gizi pada anak.
Lanjutan…
6. Meningkatkan ketersedian tenaga – tenaga kesehatan terutama pada daerah – daerah yang masih minim tenaga kesehatan.
7. Memperkuat riset – riset di bidang kesehatan terutama pada obat – obatan, vaksinasi, teknologi alat kesehatan dan pencegahan penyakit menular.
8. Mempersiapkan industry kesehatan dalam menuju Asean Economics Community 2015.
Program Prioritas
No Program Prioritas Sasaran Pagu Dana
(%) Instansi
I Pelayanan Kesehatan Masyarakat
A Pembinaan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi
Menurunkan AKI dan peningkatan kualitas pelayanan dengan fokus pada aspek preventif dan promotif
3,0 Kemenkes B Pembinaan pelayanan kesehatan anak Menurunkan AKB dan peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan anak pada aspek preventif dan promotif
3,0 Kemenkes C Pembinaan surveilans, imunisasi, karantina,
dan kesehatan matra
Peningkatan kuantitas dan kualitas
pelayanan 2,0 Kemenkes D Pembinaan dan perbaikan gizi masyarakat Penurunan prevelensi kekurangan gizi
pada anak dan ketersedian asupan gizi yang baik bagi masyarakat serta promosi terhadap pengetahuan gizi seimbang pada masyarakat
2,0 Kemenkes F Bantuan operasional kesehatan Perbaikan Puskesmas pada daerah –
daerah yang memiliki pelayanan yang buruk
10,0 Kemenkes G Penyehatan lingkungan Peningkatkan dan perbaikan terhadap
sistem kesehatan lingkungan 1,0 Kemenkes H Pemberdayaan masyarakat dan promosi
kesehatan
Peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat terutama pada kelompok yang beresiko
Program Prioritas
No Program Prioritas Sasaran Pagu Dana(%) Instansi
II Sarana Kesehatan
A Pembinaan upaya kesehatan rujukan Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan
medic spesialistik pada masyarakat 5,0 Kemenkes
B Pembinaan upaya kesehatan dasar Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan
kesehatan dasar pada masyarakat 7,5 Kemenkes
III Obat – obatan
A Ketersedian obat publik dan pembekalan kesehatan yang diluar dari program JKN
Terintegrasinya penyedian obat – obatan
dengan program JKN 5,0 Kemenkes
B Pengawasan obat dan makanan Meningkatkan kinerja sistem pengawasan
obat dan makanan di Indonesia 1,0
IV Administratif dan SDM
A Pembinaan administrasi kepegawaian Peningkatan kualitas sistem administrasi
kepegawaian 1,0 Kemenkes
B Pendidikan tinggi dan peningkatan mutu SDM kesehatan
Peningkatan kuantitas dan kualitas
penyelenggaraan pendidikan tinggi dan mutu
SDM kesehatan 1,5 Kemenkes
C Pelaksanaan intership tenaga kesehatan Peningkatan program intership tenaga
kesehatan 1,0 Kemenkes
D Dukungan manajemen dan pelaksanaan teknis pada program pembinaan upaya kesehatan
Peningkatan kuantitas dan kualitas
Program Prioritas
No Program Prioritas Sasaran Pagu Dana
(%) Instansi
V Sarana Air Minum, Sanitasi dan Persampahan
A Pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan pengembangan sistem penyedian air minum
Peningkatan pelayanan air minum
untuk daerah perkotaan dan pedesaan 5,0 KemenPu B Pengaturan, pembinaan, pengawasan
dan pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan
Peningkatan pelayanan infrastruktur
air limbah, persampahan dan drainase 5,0 KemenPu
VI Keluarga Berencana
A Peningkatan dan pembinaan
kepesertaan ber-KB jalur pemerintah
Meningkatnya kemandirian dan
kesadaran masyarakat terhadap KB 2,0 BKKBN B Peningkatan advokasi dan KIE program
KKB
Peningkatan koordinasi stakeholder
terhadap program KKB 1,0 BKKBN
C Peningkatan pembinaan lini lapangan Peningkatan keterlibatan LSM, swasta dan masayarakat dalam
penyelenggaran KKB
1,5 BKKBN
D Pengelolaan pembangunan KKB daerah Peningkatan kualitas pelayanan KKB di
Program Prioritas
No Program Prioritas Sasaran Pagu Dana(%) Instansi
VII Pengembangan Riset Kesehatan
A Pengembangan riset terhadap obat – obatan herbal
Meningkatnya produk obat – obat herbal yang berkualitas dan memenuhi
kebutuhan masyarakat 1,0 Kemenkes B Pengembangan riset terhadap teknologi
kesehatan
Meningkatnya teknologi kesehatan dalam
negeria 2,5 Kemenkes C Pengembangan riset terhadap
pengendalian penyakit menular
Meningkatnya pengendalian terhadap
penyakit menular 2,5 Kemenkes
VIII Pengendalian Penyakit Menular
A Pengendalian penyakit menular langsung Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung
2,0 Kemenkes B Pengendalian penyakit menular bersimber
dari binatang
Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
bersumber dari binatang 2,0 Kemenkes C Pengendalian penyakit tidak menular Menurunnya angka kesakitan dan
Program Prioritas
No Program Prioritas Sasaran Pagu Dana
(%) Instansi
IX Jaminan Kesehatan Nasional
A Pelayanan jaminan kesehatan Meningkatnya penduduk yang
mendapatkan jaminan kesehatan 18,0 BPJS B Pembinaan, pengembangan,
pembiayaan dan jaminan pemiliharaan kesehatan
Penguatan program Jaminan
Kesehatan Nasional 1,0 BPJS
C Pengelolaan urusan tata usaha,
keprotokolan, rumah tangga, keuangan dan gaji
Meningkatnya kualitas pengelolaan
BPJS Kesehatan 2,0 BPJS
TOTAL ANGGARAN BIDANG KESEHATAN 100
PERKUMPULAN PRAKARSA
Jln. Rawa Bambu I Blok A No. 8-E Rt. 010 Rw. 06 Kel./Kec. Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520, Indonesia
Ph. +62 21 7811 798 Fax +62 21 7811 897