TABLE OF CONTENTS. Coal DMO Realization in March Reaches Million Tons Realisasi DMO Batu bara Maret Capai 16,37 Juta Ton.

(1)

IMA-Daily Update No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Coal DMO Realization in March Reaches 16.37 Million Tons

Realisasi DMO Batu bara Maret Capai 16,37 Juta Ton

Because of Corona, Nickel Production and Sales Decline

Gara-Gara Corona, Produksi dan Penjualan Nikel Merosot

PTBA and Pertamina Sign Coal Gafisication

PTBA dan Pertamina Teken Kerja Sama Gafisikasi Batu Bara

Petrosea is Optimistic that the Mining Business Remain Prospective

Petrosea Optimistis Bisnis Pertambangan Tetap Prospektif

See Coal Issuer's Strategy to Manage Foreign Currency Debt Amid Rupiah Weakening

Simak Strategi Emiten Batubara Mengelola Utang Valas di Tengah Pelemahan Rupiah

Cold Coal Prices, Bukit Asam Dividend (PTBA) Potentially Decreasing

Harga Batu Bara Dingin, Dividen Bukit Asam (PTBA) Berpotensi Turun

The realization of coal DMO for electric power has been 16.16 million tons until February

Realisasi DMO batubara untuk tenaga listrik sudah 16,16 juta ton hingga Februari

Bumi Resources (BUMI) appreciates the delay of the national ship's export policy

Bumi Resources (BUMI) apresiasi penundaan kebijakan kapal nasional untuk ekspor

Businessmen Urge Insurance Regulations for Mining Exports Revoked

Pengusaha Desak Aturan Asuransi bagi Ekspor Tambang Dicabut

National Ship Policy Revoked, Mining Industry Can Be Fresh Wind

Kebijakan Kapal Nasional Dicabut, Industri Tambang Dapat Angin Segar

Meanwhile, the coal DMO target of 150 million tons consists of electricity needs for PLN of 109 million tons, processing and residential 16.52 million tons, fertilizer 1.73 million tons, cement 14.54 million tons, textiles 6.54 million tons, paper 6.64 million tons, briquettes 0.01 million tons. "Until early March, the realization of the DMO reached 16.37 million tons," he told

coal entrepreneurs can meet the needs of the DMO despite the depressed economic conditions. The selling price of coal for general electricity

The selling price of coal for other industries in the country refers to the Coal Price (HBA) set by the

"It is projected that by the end of the first quarter it is estimated to be in the range of US$ 65 per ton to US$ 67 per ton. With the HBA position below US$ 70 per ton, mining sales in the country so that the DMO target will be

Realisasi DMO Batu bara Maret

Capai 16,37 Juta Ton

Yanita Petriella

R

EALISASI pemenuhan kebutuhan batu

bara di dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) hingga awal Maret mencapai 16,37 juta ton.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Direktorat Jenderal Mineral dan BatuBara Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan sepanjang tahun ini kebutuhan batu bara untuk dalam negeri mencapai 155 juta ton naik dari realisasi tahun lalu yang mencapai 138 juta ton.

Adapun, target DMO batu bara yang men capai 150 juta ton tersebut terdiri dari kebutuhan listrik untuk PLN sebesar 109 juta ton, pengolahan dan permunian 16,52 juta ton, pupuk 1,73 juta ton, semen 14,54 juta ton, tekstil 6,54 juta ton, kertas 6,64 juta ton, briket 0,01 juta ton.

"Hingga awal Maret, realisasi DMO capai 16,37 juta ton," ujarnya kepada

pekan lalu.

Dia menyakini para pengusaha batu bara dapat memenuhi kebutuhan DMO meski kondisi ekonomi tengah tertekan. Adapun harga jual batu bara untuk kelistrikan umum sebesar US$70 per ton di tahun ini. Untuk harga jual batu bara untuk industri lain di dalam negeri mengacu pada Harga Batubara Acuan (HBA) yan

pemerintah setiap bulan.

"Diproyeksi kan hin gga akhir kuar tal pertama nanti diperkirakan berada dikisaran US$65 per ton hingga US$67 per ton. Dengan posisi HBA yang di bawah US$70 per ton ini, perusahaan tambang memprioritaskan pen jualan batu bara di dalam negeri sehingga target DMO akan tercapai," tuturnya.

Page 3

Realisasi DMO Batu bara Maret

Capai 16,37 Juta Ton

Yanita Petriella

pemenuhan kebutuhan batu egeri atau domestic market obligation (DMO) hingga awal Maret mencapai 16,37 juta ton.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Direktorat Jenderal Mineral dan BatuBara Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan sepanjang tahun ini kebutuhan batu bara m negeri mencapai 155 juta ton naik dari realisasi tahun lalu yang mencapai

Adapun, target DMO batu bara yang men-capai 150 juta ton tersebut terdiri dari kebutuhan listrik untuk PLN sebesar 109 juta ton, pengolahan dan permunian 16,52 ton, pupuk 1,73 juta ton, semen 14,54 juta ton, tekstil 6,54 juta ton, kertas 6,64 juta ton, briket 0,01 juta ton.

"Hingga awal Maret, realisasi DMO capai 16,37 juta ton," ujarnya kepada Bisnis akhir

Dia menyakini para pengusaha batu bara memenuhi kebutuhan DMO meski kondisi ekonomi tengah tertekan. Adapun harga jual batu bara untuk kelistrikan umum sebesar US$70 per ton di tahun ini. Untuk harga jual batu bara untuk industri lain di dalam negeri mengacu pada Harga Batubara Acuan (HBA) yang ditetapkan pemerintah setiap bulan.

"Diproyeksi kan hin gga akhir kuar tal pertama nanti diperkirakan berada dikisaran US$65 per ton hingga US$67 per ton. Dengan posisi HBA yang di bawah US$70 per ton ini, perusahaan tambang memprioritaskan

pen-bara di dalam negeri sehingga target DMO akan tercapai," tuturnya.

(4)

IMA-Daily Update

He said if the company could not meet the provisions of the DMO, it would be subject to sanctions or compensation payment obligations for a number of domestic coal sales shortages.

The amount of compensation is the lack of volume of obligation to fulfill DMO multiplied by the tariff based on the quality of exported coal.

"The tariff is US$ 0.5 per ton for calories less than 4,200 Kcal/kg GAR, the rate is US$ 1 per ton for 4,200 calories to 5,000 Kcal/kg GAR, the rate is US$ 1.5 ton for more than 5,000 Kcal/kg GAR," said Sujatmiko.

In addition to the imposition of financial penalties, there are also additional sanctions in the form of reducing coal production the following year in accordance with the amount of the shortfall. Editor: David Eka Issetiabudi

Because of Corona, Nickel

Production and Sales Decline

T

HE INCREASINGLY widespread effects

of the corona outbreak also threaten the production and sale of Indonesian nickel. Not only ore or ore, the spread of Covid is fast blocking production and sales of processed nickel products produced by smelters in the country.

Secretary General of the Indonesian Nickel Mining Association (APNI), Meidy Katrin Lengkey, said that the current conditions had a significant impact on nickel miners. Ore production also declined because many business players were holding back mining activities, not even a few who chose to stop production.

He said if the company could not meet the provisions of the DMO, it would be subject to sanctions or compensation payment obligations for a number of domestic coal

unt of compensation is the lack of volume of obligation to fulfill DMO multiplied by the tariff based on the quality

"The tariff is US$ 0.5 per ton for calories less than 4,200 Kcal/kg GAR, the rate is US$ 1 5,000 Kcal/kg GAR, the rate is US$ 1.5 ton for more than 5,000 Kcal/kg GAR," said Sujatmiko.

In addition to the imposition of financial penalties, there are also additional sanctions in the form of reducing coal production the following year in accordance with the

Editor: David Eka

Dia menuturkan apabila perusa

bisa memenuhi ketentuan DMO maka akan dikenakan sanksi atau kewajiban pem bayaran kompensasi terhadap sejumlah kekurangan penjualan batu bara dalam negeri.

Adapun besaran kompensasi merupakan kekurangan volume kewajiban pemenuhan DMO dikalikan tarif berdasarkan kualitas batu bara yang diekspor.

"Tarifnya US$0,5 per ton untuk kalori yang kurang dari 4.200 Kkal/kg GAR, tarif US$1 per ton untuk kalori 4.200 hingga 5.000 Kkal/kg GAR, tarif US$1,5 ton untuk lebih dari 5.000 Kkal/kg GAR," kata Sujatmiko. Selain pengenaan sanksi denda juga ada sanksi tambahan berupa pengurangan produksi batu bara tahun berikutnya sesuai dengan jumlah kekurangan.

David Eka Issetiabudi

Nickel

Production and Sales Decline

widespread effects of the corona outbreak also threaten the production and sale of Indonesian nickel. Not only ore or ore, the spread of Covid-19 is fast blocking production and sales of l products produced by

Secretary General of the Indonesian Nickel Mining Association (APNI), Meidy Katrin Lengkey, said that the current conditions had a significant impact on nickel miners. Ore production also declined because y business players were holding back mining activities, not even a few who chose

Gara-Gara Corona, Produksi

dan Penjualan Nikel Merosot

E

FEK pagebluk corona yang semakin

meluas juga mengancam produksi dan penjualan nikel Indonesia. Tak hanya bijih atau ore, penyebaran Covid

mengganjal produksi dan penjualan produk olahan nikel yang dihasilkan

smelter di dalam negeri.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Penambangan Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey menyebutkan, kondisi saat ini sangat berdampak terhadap para penam bang nikel. Produksi ore pun menurun lantaran banyak pelaku usaha yang menahan aktivitas penambangan, bahkan tak sedikit yang memilih menghentikan produksi.

Page 4

Dia menuturkan apabila perusahaan tak bisa memenuhi ketentuan DMO maka akan dikenakan sanksi atau kewajiban pem-bayaran kompensasi terhadap sejumlah kekurangan penjualan batu bara dalam

Adapun besaran kompensasi merupakan kekurangan volume kewajiban pemenuhan if berdasarkan kualitas batu bara yang diekspor.

"Tarifnya US$0,5 per ton untuk kalori yang kurang dari 4.200 Kkal/kg GAR, tarif US$1 per ton untuk kalori 4.200 hingga 5.000 Kkal/kg GAR, tarif US$1,5 ton untuk lebih dari 5.000 Kkal/kg GAR," kata Sujatmiko. Selain pengenaan sanksi denda juga ada sanksi tambahan berupa pengurangan produksi batu bara tahun berikutnya sesuai dengan jumlah kekurangan. Editor :

Gara Corona, Produksi

dan Penjualan Nikel Merosot

pagebluk corona yang semakin meluas juga mengancam produksi dan penjualan nikel Indonesia. Tak hanya bijih atau ore, penyebaran Covid-19 yang cepat mengganjal produksi dan penjualan produk olahan nikel yang dihasilkan

di dalam negeri.

Jenderal Asosiasi Penambangan Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey menyebutkan, kondisi saat ini sangat berdampak terhadap para penam-bang nikel. Produksi ore pun menurun lantaran banyak pelaku usaha yang menahan aktivitas penambangan, bahkan dikit yang memilih menghentikan

(5)

IMA-Daily Update

"Last week, I came from Sulawesi, many complained about corona. They did not dare go down to the location (mining). Some companies also dismissed part of the employees," she told KONTAN, Friday (20/3) last week.

Not only that, the decline in production also occurred because demand from domestic smelters also declined. Understandably, businesses have no other choice to market nickel ore that has been mined due to the acceleration of the export ban as of January 1, 2020.

At present, domestic smelter production is also declining taking into account market demand and technical factors such as labor availability. "So [corona] is very influential. Smelter production has also dropped," Meidy complained.

However, APNI has not been able to predict the decline in nickel ore production and volume that can be produced this year, because it must collect data first.

Chairman of the Indonesian Manufacturing and Refining Industry Association (AP3I) Prihadi Santoso said that the pro

Ferronickel (FeNi) and Nickel Pig Iron (NPI) processed in domestic smelters continued to decline.

According to him, there are a number of smelters that cannot maximize production capacity due to constrained imported equipment and difficult labor rotations. Unfor tunately, FeNi /NPI sales were depressed by falling prices and demand. Moreover, FeNi/Indonesia's NPI exports are still dominant to China. "Demand has decreased, while prices have been depressed in international markets," he said.

Mining and smelter practitioner Arif S Tiammar said, the impact of the corona would be very pronounced for the production and business of nickel.

"Last week, I came from Sulawesi, many complained about corona. They did not dare go down to the location (mining). Some companies also dismissed part of the employees," she told KONTAN, Friday

ot only that, the decline in production also occurred because demand from domestic smelters also declined. Understandably, businesses have no other choice to market nickel ore that has been mined due to the acceleration of the export ban as of January

At present, domestic smelter production is also declining taking into account market demand and technical factors such as labor availability. "So [corona] is very influential. Smelter production has also dropped,"

not been able to predict the decline in nickel ore production and volume that can be produced this year, because it must collect data first.

Chairman of the Indonesian Manufacturing and Refining Industry Association (AP3I) Prihadi Santoso said that the production of Ferronickel (FeNi) and Nickel Pig Iron (NPI) processed in domestic smelters

According to him, there are a number of smelters that cannot maximize production capacity due to constrained imported

rotations. Unfor tunately, FeNi /NPI sales were depressed by falling prices and demand. Moreover, FeNi/Indonesia's NPI exports are still dominant to China. "Demand has decreased, while prices have been depressed in international markets," he said.

d smelter practitioner Arif S Tiammar said, the impact of the corona would be very pronounced for the production and business of nickel.

"Minggu lalu, saya dari Sulawesi, banyak yang mengeluh corona. Mereka tidak berani turun ke lokasi (pertambangan). Beberapa perusahan juga meliburkan sebagian karyawan," kata dia kepada KONTAN, Jumat (20/3) pekan lalu.

Tidak cuma itu, penurunan produksi juga terjadi lantaran permintaan dari

domestik pun ikut merosot. Maklum, pelaku usaha tidak punya pilihan lain untuk memasarkan bijih (ore) nikel yang sudah ditambang akibat percepatan larangan ekspor per 1 Januari 2020.

Saat ini, produksi smelter

menurun dengan mempertimbangkan permintaan pasar serta faktor teknis seperti ketersediaan tenaga kerja. [corona] sangat berdampak. Produksi

smelter juga ikut turun," keluh Meidy.

Namun APNI belum bisa memprediksi penurunan produksi dan volume ore nikel yang bisa dihasilkan tahun ini, karena harus mengumpulkan data terlebih dahulu. Ketua Umum Asosiasi

Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) Prihadi Santoso mengatakan, produksi Feronikel (FeNi) maupun Nikel Pig Iron (NPI) yang diolah di

negeri terus menurun. Menurut dia, ada beberapa tidak bisa memaksima

produksi akibat terkendala perlengkapan yang masih diimpor dan rotasi tenaga kerja sulit dilakukan.

Celakanya, penjualan FeNi/NPI tertekan harga dan permintaan yang anjlok. Apalagi, ekspor FeNi/NPI Indonesia masih dominan ke China. "Permintaan agak menurun, sedangkan harga sudah tertekan di pasar internasional," ujar dia.

Praktisi tambang dan

Tiammar bilang, dampak corona akan sangat terasa bagi produksi dan bisnis nikel.

Page 5

"Minggu lalu, saya dari Sulawesi, banyak yang mengeluh corona. Mereka tidak berani turun ke lokasi (pertambangan). erapa perusahan juga meliburkan sebagian karyawan," kata dia kepada KONTAN, Jumat (20/3) pekan lalu.

Tidak cuma itu, penurunan produksi juga terjadi lantaran permintaan dari smelter domestik pun ikut merosot. Maklum, pelaku usaha tidak punya pilihan lain untuk memasarkan bijih (ore) nikel yang sudah ditambang akibat percepatan larangan ekspor per 1 Januari 2020.

smelter domestik juga

menurun dengan mempertimbangkan permintaan pasar serta faktor teknis seperti ketersediaan tenaga kerja. "Jadi [corona] sangat berdampak. Produksi

juga ikut turun," keluh Meidy. Namun APNI belum bisa memprediksi penurunan produksi dan volume ore nikel yang bisa dihasilkan tahun ini, karena harus mengumpulkan data terlebih dahulu.

Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) Prihadi Santoso mengatakan, produksi Feronikel (FeNi) maupun Nikel Pig Iron (NPI) yang diolah di smelter dalam negeri terus menurun.

Menurut dia, ada beberapa smelter yang tidak bisa memaksimalkan kapasitas produksi akibat terkendala perlengkapan yang masih diimpor dan rotasi tenaga kerja

Celakanya, penjualan FeNi/NPI tertekan harga dan permintaan yang anjlok. Apalagi, ekspor FeNi/NPI Indonesia masih dominan aan agak menurun, sedangkan harga sudah tertekan di pasar internasional," ujar dia.

Praktisi tambang dan smelter Arif S Tiammar bilang, dampak corona akan sangat terasa bagi produksi dan bisnis

(6)

IMA-Daily Update

"Demand from the biggest nickel users in the world, namely China, the European Union, the United States and Russia also declined," he said. Reporter: Ridwan Nanda Mulyana, Editor: Narita Indrastiti

PTBA and Pertamina Sign Coal

Gafisication Cooperation

Rangga Prakoso

T

WO state-owned enterprises Pertamina

and Bukit Asam work together in relation to national energy management. The two SOEs agreed to immediately process alternative energy materials. Bukit Asam as the national coal provider will work together with Pertamina to convert coal material into methanol which can be used as an alternative fuel.

The cooperation between Pertamina and Bukit Asam is a new breakthrough in the world of national energy. Because so far coal has only been a commodity that is exported overseas.

With this cooperation, it is hoped that Indonesia will no longer be oriented towards exporting raw goods but also producers of alternative energy products for domestic consumption and export to foreign countries.

SOE Minister Erick Thohir welcomed the synergy of the two SOEs in the energy sector. According to Erick, the Indonesian people should have changed their mindset not just to export raw materials. Indonesia, said Erick, must have a breakthrough in managing its own commodity to become an alternative energy source.

"This development is very good for our potential for energy security going forward. Coal, which has been a raw commodity,

"Demand from the biggest nickel users in mely China, the European Union, the United States and Russia also

Reporter: Ridwan Nanda

"Permintaan dari pemakai nikel terbesar di dunia, yakni China, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Rusia juga merosot," sebut dia.

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana, Editor: Narita Indrastiti

tamina Sign Coal

Gafisication Cooperation

owned enterprises Pertamina and Bukit Asam work together in relation to national energy management. The two SOEs agreed to immediately process alternative energy materials. Bukit Asam as the national coal provider will work together o convert coal material into methanol which can be used as an

The cooperation between Pertamina and Bukit Asam is a new breakthrough in the world of national energy. Because so far coal has only been a commodity that is

With this cooperation, it is hoped that Indonesia will no longer be oriented towards exporting raw goods but also producers of alternative energy products for domestic consumption and export to

SOE Minister Erick Thohir welcomed the ergy of the two SOEs in the energy sector. According to Erick, the Indonesian people should have changed their mindset not just to export raw materials. Indonesia, said Erick, must have a breakthrough in managing its own commodity to become an

"This development is very good for our potential for energy security going forward. Coal, which has been a raw commodity,...

PTBA dan Pertamina Teken

Kerja Sama Gafisikasi Batu

Rangga Prakoso

D

UA badan usaha milik negara Pertamina

dan Bukit Asam bersinergi terkait penge lolaan energi nasional. Kedua BUMN ini sepakat untuk segera mengolah bahan energy alternatif. Bukit Asam selaku penyedia batu bara nasional akan bersinergi dengan Pertamina untuk mengubah materi batu bara menjadi metanol

digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Kerja sama Pertamina dan Bukit Asam menjadi sebuah terobosan baru dalam dunia energy nasional. Sebab selama ini batu bara hanya menjadi komonitas mentah yang diekspor keluar negeri.

Dengan kerja sama ini, diharapkan Indonesia tak sekadar lagi berorientasi ekspor barang mentah melainkan produsen produk energi alternative untuk konsumsi dalam negeri hingga ekspor ke mancanegara.

Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik sinergi kedua BUMN bidang energi. Menurut Erick, sudah seharusnya bangsa Indonesia mengubah pola pikir tak hanya sekadar ekspor barang mentah. Indonesia, kata Erick, harus punya terobosan dalam mengelola komoditasnya sendiri untuk dijadikan sumber energi alternatif.

“Pengembangan ini sangat ketahanan energi kita kedepan.

yang selama ini merupakan komoditas mentah...

Page 6

"Permintaan dari pemakai nikel terbesar di dunia, yakni China, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Rusia juga merosot," sebut dia.

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana, Editor:

PTBA dan Pertamina Teken

Kerja Sama Gafisikasi Batubara

Rangga Prakoso

badan usaha milik negara Pertamina ukit Asam bersinergi terkait penge-lolaan energi nasional. Kedua BUMN ini sepakat untuk segera mengolah bahan energy alternatif. Bukit Asam selaku penyedia batu bara nasional akan bersinergi dengan Pertamina untuk mengubah materi batu bara menjadi metanol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Kerja sama Pertamina dan Bukit Asam menjadi sebuah terobosan baru dalam dunia energy nasional. Sebab selama ini batu bara hanya menjadi komonitas mentah yang diekspor keluar negeri.

ni, diharapkan Indonesia tak sekadar lagi berorientasi ekspor barang mentah melainkan produsen produk energi alternative untuk konsumsi dalam negeri hingga ekspor ke mancanegara.

Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik sinergi kedua BUMN bidang energi. nurut Erick, sudah seharusnya bangsa Indonesia mengubah pola pikir tak hanya sekadar ekspor barang mentah. Indonesia, kata Erick, harus punya terobosan dalam mengelola komoditasnya sendiri untuk dijadikan sumber energi alternatif.

“Pengembangan ini sangat baik bagi potensi ketahanan energi kita kedepan. Batu bara yang selama ini merupakan komoditas

(7)

IMA-Daily Update

Coal, which has been a raw commodity, can be processed into products in this case methanol. So from the operation of the project to a product," Erick

press statement, Friday (20/3).

The collaboration involving Bukit Asam and Pertamina will mutually benefit both SOEs. Bukit Asam as the provider of coal resources will be absorbed by Pertamina's production.

While Pertamina will get alternative energy commodity gasoline A20, which is the equivalent of Diesel B20.

Pertamina and Asam Asam are finalizing the agreed price of coal sales and purchases.

Proof of Acid will supply the volume of coal to Pertamina at an agreed price. Conversely, Pertamina will buy Bukit Asam products at an agreed price.

This collaboration has gone through a number of comprehensive studies from a number of experts and energy experts. This agreement will enter into force for the next two years.

"We hope that with the synergy a innovation in energy management, our energy security will be even better. We can be independent in managing resources. The resources we have are not just projects but products that we must take advantage of while protecting together," said Erick.♦

Coal, which has been a raw commodity, can be processed into products in this case methanol. So from the operation of the project to a product," Erick said in his press statement, Friday (20/3).

The collaboration involving Bukit Asam and Pertamina will mutually benefit both SOEs. Bukit Asam as the provider of coal resources will be absorbed by Pertamina's

While Pertamina will get alternative energy commodity gasoline A20, which is

Pertamina and Asam Asam are finalizing the agreed price of coal sales and

Proof of Acid will supply the volume of coal to Pertamina at an agreed price. ill buy Bukit Asam

This collaboration has gone through a number of comprehensive studies from a number of experts and energy experts. This agreement will enter into force for the

"We hope that with the synergy and innovation in energy management, our energy security will be even better. We can be independent in managing resources. The resources we have are not just projects but products that we must take advantage of while protecting together,"

Batu bara yang selama ini merupakan komoditas mentah bisa diolah menjadi produk dalam hal ini methanol. Jadi dari operientasinya proyek menjadi produk,” kata Erick dalam keterangan persnya, Jumat (20/3).

Kerja sama yang melibatkan Bukit Asam dan Pertamina akan secara mutualisme menghasilkan keuntungan bagi kedua BUMN. Bukit Asam selaku penyedia sumber batu bara akan diserap produksi nya oleh Pertamina.

Sedangkan Pertamina akan mendapatkan komoditas energi alternatif gasoline A20, yang merupakan ekuivalen

Pertamina dan Bukti Asam pun sedang menyelesaikan finalisasi dari harga penjualan dan pembelian batu bara yang disepakati.

Bukti Asam akan menyuplai volume batu bara kepada Pertamina dengan harga yang telah disepakati. Sebaliknya, Pertam akan membeli produk Bukit Asam dengan harga kesepakatan pula.

Kerja sama ini sudah melalui sejumlah kajian yang komprehensif dari sejumlah pakar dan ahli energi. Perjanjian ini akan mulai berlaku selama dua tahun kedepan. “Kita harapkan dengan sinerg

pengelolaan energi ini, ketahanan dalam hal energi kita semakin baik. Kita bisa mandiri dalam pengelolaan sumber daya. Sumber daya yang kita miliki bukan sekadar proyek melainkan produk yang mesti kita manfaatkan sekaligus jaga bersama,” kata Erick.♦

Page 7

Batu bara yang selama ini merupakan komoditas mentah bisa diolah menjadi produk dalam hal ini methanol. Jadi dari operientasinya proyek menjadi produk,” kata Erick dalam keterangan persnya,

Kerja sama yang melibatkan Bukit Asam akan secara mutualisme menghasilkan keuntungan bagi kedua BUMN. Bukit Asam selaku penyedia sumber batu bara akan diserap

produksi-Sedangkan Pertamina akan mendapatkan komoditas energi alternatif gasoline A20, yang merupakan ekuivalen dari Diesel B20. Pertamina dan Bukti Asam pun sedang menyelesaikan finalisasi dari harga penjualan dan pembelian batu bara yang

Bukti Asam akan menyuplai volume batu bara kepada Pertamina dengan harga yang telah disepakati. Sebaliknya, Pertamina akan membeli produk Bukit Asam dengan harga kesepakatan pula.

Kerja sama ini sudah melalui sejumlah kajian yang komprehensif dari sejumlah pakar dan ahli energi. Perjanjian ini akan mulai berlaku selama dua tahun kedepan. “Kita harapkan dengan sinergi dan inovasi pengelolaan energi ini, ketahanan dalam hal energi kita semakin baik. Kita bisa mandiri dalam pengelolaan sumber daya. Sumber daya yang kita miliki bukan sekadar proyek melainkan produk yang mesti kita manfaatkan sekaligus jaga

(8)

IMA-Daily Update

Petrosea is Optimistic that the

Mining Business Remain

Prospective

Antara | The economy

A

COMPANY engaged in mining, engineering

and construction contracts, as well as oil and gas services, PT Petrosea Tbk is optimistic that the mining business will remain prospective in the future.

"We are optimistic, just last year amidst the volatility of thermal coal prices and the unfavorable global economic conditions, the company recorded an encouraging financial and operational performance," Petrosea President Director Hanifa Indradjaya said here on Saturday (3/21).

He said a number of strategies would be implemented with reference to the achieve ments over the past year driven by various strategic initiatives and transformation efforts.

"This was done to ensure the company's sustainable superior performance for years to come," said Hanifa.

In 2019, the company which has been operating for 48 years in Indonesia recorded an increase in revenue of 2.3% from US$ 465.74 million in 2018 to US$ 476.44 million. In addition, Petrosea recorded a profit of US 31.18 million in 2019 which was attributable to the owners of the parent entity compared to US$ 22.96 million a year earlier, or an increase of 35.80% on an annual basis.

The contribution of the mining contract business line reaches 60.25% of the company's total revenue by using a fleet that is strived to be efficient and effective in achieving production volume.

Petrosea is Optimistic that the

Remain

| The economy

engaged in mining, engineering and construction contracts, as well as oil and gas services, PT Petrosea Tbk is optimistic that the mining business will remain

"We are optimistic, just last year amidst the oal prices and the unfavorable global economic conditions, the company recorded an encouraging financial and operational performance," Petrosea President Director Hanifa Indradjaya said

He said a number of strategies would be mented with reference to the achieve-ments over the past year driven by various strategic initiatives and transformation

"This was done to ensure the company's sustainable superior performance for years

which has been operating for 48 years in Indonesia recorded an increase in revenue of 2.3% from US$ 465.74 million in 2018 to US$ 476.44 million. osea recorded a profit of US$ 31.18 million in 2019 which was attributable the parent entity compared to US$ 22.96 million a year earlier, or an increase of 35.80% on an annual basis.

The contribution of the mining contract business line reaches 60.25% of the company's total revenue by using a fleet that t and effective in

Petrosea Optimistis Bisnis

Pertambangan Tetap Prospektif

Antara | Ekonomi

P

ERUSAHAAN yang bergerak di bidang

kontrak pertambangan, rekayas

konstruksi, serta jasa migas, PT Petrosea Tbk optimistis bisnis pertambangan tetap prospektif ke depannya.

“Kami optimistis, tahun lalu saja di tengah volatilitas harga batubara termal dan kondisi ekonomi global yang kurang kondusif, perusahaan mencatatkan kinerja keu

dan operasional yang menggembirakan,” kata Presiden Direktur Petrosea Hanifa Indradjaya di Jakarta, Sabtu (21/3).

Ia mengatakan sejumlah strategi akan di terapkan dengan mengacu pada pencapaian sepanjang tahun lalu yang didorong berbagai inisiatif strategis dan upaya transformasi. "Hal itu dilakukan guna memastikan

sustainable superior performance

an untuk tahun-tahun mendatang," Hanifa.

Pada 2019, perusahaan yang telah beroperasi selama 48 tahun di Indonesia mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 2,3% US$465,74 juta pada 2018 menjadi US$ 476,44 juta.

Selain itu, Petrosea mencatatkan laba US$31,18 juta pada 2019 yang dapat di atribusikan kepada pemilik entitas induk jika dibandingkan dengan US$22,96 juta pada tahun sebelumnya, atau

tahunan.

Kontribusi dari lini bisnis kontrak pertam bangan mencapai 60,25%

pendapatan perusahaan dengan mengguna kan armada yang diupayakan efisien dan efektif dalam mencapai volume produksi.

Page 8

Petrosea Optimistis Bisnis

Pertambangan Tetap Prospektif

Ekonomi

yang bergerak di bidang kontrak pertambangan, rekayasa dan serta jasa migas, PT Petrosea Tbk optimistis bisnis pertambangan tetap prospektif ke depannya.

“Kami optimistis, tahun lalu saja di tengah volatilitas harga batubara termal dan kondisi ekonomi global yang kurang kondusif, perusahaan mencatatkan kinerja keuangan dan operasional yang menggembirakan,” kata Presiden Direktur Petrosea Hanifa Indradjaya di Jakarta, Sabtu (21/3).

Ia mengatakan sejumlah strategi akan di-terapkan dengan mengacu pada pencapaian sepanjang tahun lalu yang didorong berbagai

rategis dan upaya transformasi. "Hal itu dilakukan guna memastikan

sustainable superior performance

perusaha-tahun mendatang," kata

Pada 2019, perusahaan yang telah beroperasi selama 48 tahun di Indonesia mencatatkan tan sebesar 2,3% dari US$465,74 juta pada 2018 menjadi US$

Selain itu, Petrosea mencatatkan laba US$31,18 juta pada 2019 yang dapat di-atribusikan kepada pemilik entitas induk jika dibandingkan dengan US$22,96 juta pada tahun sebelumnya, atau naik 35,80% secara

Kontribusi dari lini bisnis kontrak pertam-bangan mencapai 60,25% terhadap total pendapatan perusahaan dengan mengguna-kan armada yang diupayamengguna-kan efisien dan efektif dalam mencapai volume produksi.

(9)

IMA-Daily Update

While the contribution from the engineering and construction business lines reached 20.5% and the logistics and support services business lines reached 18.66 percent of the company's total revenue.

"In addition, our strategic initiative to transform operational activities through digitalization has gained recognition from the international community, namely by the World Economic Forum as the only mining company and the only Indonesian

company that entered the Global Lighthouse Network," he said.

The company is considered superior because of its ability to provide integrated pit-to-port mining services, integrated engineering and construction capabilities and logistics services, by always being fully committed to the application of safety, occupational health and the environment, quality management and business integrity. In 1990, Petrosea became the first Indonesian engineering and construction company to be listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) under the code PTRO.

Petrosea is fully supported by its main shareholder namely PT Indika Energy Tbk, which is an energy company in Indonesia that provides integrated energy solutions through its investments in the fields of energy resources, services, and infra structure. (Antara/OL-09)

See Coal Issuer's Strategy to

Manage Foreign Currency Debt

Amid Rupiah Weakening

T

HE RUPIAH exchange rate is increasingly

cornered by the dominance of the United States dollar (US). The rupiah even touched the level of...

e engineering and construction business lines reached 20.5% and the logistics and support services business lines reached 18.66 percent of the

"In addition, our strategic initiative to transform operational activities through alization has gained recognition from the international community, namely by the World Economic Forum as the only mining company and the only Indonesian-owned company that entered the Global Lighthouse

The company is considered superior because of its ability to provide integrated port mining services, integrated engineering and construction capabilities and logistics services, by always being fully committed to the application of safety, occupational health and the environment, ality management and business integrity. In 1990, Petrosea became the first Indonesian engineering and construction company to be listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) under the code PTRO.

Petrosea is fully supported by its main T Indika Energy Tbk, which is an energy company in Indonesia that provides integrated energy solutions through its investments in the fields of energy resources, services, and

infra-Sedangkan kontribusi dari lini bisnis rekayasa dan konstruksi mencapai 20,5% dan lini bisnis logistik dan support services mencapai 18,66 persen terhadap total pendapatan perusahaan.

“Selain itu inisiatif strategis kami untuk melakukan transformasi kegiatan operasional melalui digitalisasi men

dari dunia internasional yakni oleh

Economic Forum sebagai satu

perusahaan tamban g dan

perusahaan milik Indonesia yang masuk ke dalam Global Lighthouse Network

Perusahaan itu dinilai unggul karena kemampuannya dalam menyediakan jasa pertambangan terpadu

puan rekayasa dan konstruksi yang terintegrasi serta jasa logistik, dengan selalu berkomitmen penuh terhadap penerapan keselamatan, kesehatan kerja dan ling kungan, manajemen mutu, d

bisnis.

Pada 1990, Petrosea menjadi perusahaan rekayasa dan konstruksi Indonesia pertama yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX) dengan kode PTRO.

Petrosea didukung penuh pemegang saham utamanya yakni PT Indika Energy Tbk, yang merupakan perusahaan energi di Indonesia yang menyediakan solusi energi terpadu melalui investasinya di bidang sumber daya energi, jasa, dan infrastruktur.

See Coal Issuer's Strategy to

Manage Foreign Currency Debt

Amid Rupiah Weakening

exchange rate is increasingly cornered by the dominance of the United States The rupiah even touched the level of...

Simak Strategi Emiten Batubara

Mengelola Utang Valas di Tengah

Pelemahan Rupiah

N

ILAI tukar rupiah semakin tersudut oleh

dominasi dollar Amerika Serikat (AS). Bahkan rupiah sempat menyentuh level

Page 9

Sedangkan kontribusi dari lini bisnis rekayasa dan konstruksi mencapai dan lini bisnis logistik dan support services mencapai 18,66 persen terhadap total pendapatan perusahaan.

“Selain itu inisiatif strategis kami untuk melakukan transformasi kegiatan operasional melalui digitalisasi mendapatkan pengakuan dari dunia internasional yakni oleh World sebagai satu-satun ya perusahaan tamban g dan satu-satunya perusahaan milik Indonesia yang masuk ke

lobal Lighthouse Network,” ujarnya.

Perusahaan itu dinilai unggul karena mampuannya dalam menyediakan jasa pertambangan terpadu pit-to-port, kemam-puan rekayasa dan konstruksi yang terintegrasi serta jasa logistik, dengan selalu berkomitmen penuh terhadap penerapan keselamatan, kesehatan kerja dan ling-kungan, manajemen mutu, dan integritas

Pada 1990, Petrosea menjadi perusahaan rekayasa dan konstruksi Indonesia pertama yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX)

Petrosea didukung penuh pemegang saham utamanya yakni PT Indika Energy Tbk, yang perusahaan energi di Indonesia yang menyediakan solusi energi terpadu melalui investasinya di bidang sumber daya energi, jasa, dan infrastruktur. (Antara/OL-09)

Simak Strategi Emiten Batubara

Mengelola Utang Valas di Tengah

Pelemahan Rupiah

tukar rupiah semakin tersudut oleh dominasi dollar Amerika Serikat (AS). Bahkan rupiah sempat menyentuh level...

(10)

IMA-Daily Update

The rupiah even touched the level of Rp 16,000 per US dollar last week. This sentiment is a serious concern for coal producers in managing their foreign currency debt.

One of the coal issuers with foreign currency debt is PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Based on last year's financial report, PTBA has an overall debt value of Rp 1.02 trillion, down slightly by 1.92% (yoy) compared to 2018 of Rp 1.04 trillion. Of that amount, PTBA had US$ 90 billion in third party trade debts of Rp 58.70 billion last year or grew 374.53% compared to the previous year of Rp 12.37 billion.

In addition, PTBA has US dollar debt to related parties valued at Rp 57.62 billion, up 6.03% compared to 2018 which was valued at Rp 54.34 billion.

PT Bukit Asam Tbk's Corporate Secretary, Hadith Surya Palapa admitted, PTBA debt denominated in US dollars listed in the financial statements belonged to the grandchild of the company, namely PT Satria Bahan Sarana (SBS). This company is engaged in mining contracting.

"This debt is the remnants of old debt owned by PT SBS. Beyond that, the PTBA Group has no debt in the form of US dollars," he said, Friday (3/20

Hadith does not describe in detail the maturity of the US dollar denominated debt.

Regarding the risk of weakening the rupiah exchange rate, PTBA has taken steps to mitigate the US dollar debt by paying off part of the debt by converting it to l

rupiah.

In general, the rupiah correction would be an opportunity for PTBA given the company's financial performance is quite dominated by US dollars. This is because 40% of PTBA's coal sales are targeting the export market.

The rupiah even touched the level of Rp 16,000 per US dollar last week. This sentiment is a serious concern for coal producers in managing their foreign

One of the coal issuers with foreign currency debt is PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Based on last year's financial report, PTBA has an overall debt value of Rp 1.02 trillion, down slightly by 1.92% red to 2018 of Rp 1.04 trillion. Of that amount, PTBA had US$ 90 billion in third party trade debts of Rp 58.70 billion last year or grew 374.53% compared to the previous year of Rp 12.37 billion.

In addition, PTBA has US dollar debt to ued at Rp 57.62 billion, up 6.03% compared to 2018 which was

PT Bukit Asam Tbk's Corporate Secretary, Hadith Surya Palapa admitted, PTBA debt denominated in US dollars listed in the financial statements belonged to the grandchild of the company, namely PT Satria Bahan Sarana (SBS). This company is engaged in mining contracting.

"This debt is the remnants of old debt owned by PT SBS. Beyond that, the PTBA Group has no debt in the form of US dollars," he said, Friday (3/20). But the Hadith does not describe in detail the maturity of the US dollar denominated

Regarding the risk of weakening the rupiah exchange rate, PTBA has taken steps to mitigate the US dollar debt by paying off part of the debt by converting it to loans in

In general, the rupiah correction would be an opportunity for PTBA given the company's financial performance is quite dominated by US dollars. This is because 40% of PTBA's coal sales are targeting the

Bahkan rupiah sempat me

16.000 per dollar AS pekan lalu. Sentimen ini menjadi perhatian serius bagi produsen batubara dalam mengelola utang valas mereka.

Salah satu emiten batubara yang memiliki utang valas adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Berdasarkan laporan ke

tahun lalu, PTBA memiliki nilai utang usaha secara keseluruhan Rp 1,02 triliun atau turun tipis 1,92% (yoy) dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 1,04 triliun.

Dari jumlah itu, PTBA memiliki utang usaha dollar AS kepada pihak ketiga sebesar Rp 58,70 miliar di tahun lalu atau tumbuh 374,53% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 12,37 miliar.

Selain itu, PTBA memiliki utang usaha dollar AS kepada pihak berelasi senilai Rp 57,62 miliar atau naik 6,03% dibandingkan tahun 2018 yang senilai Rp 54,34 mili

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk, Hadis Surya Palapa mengaku, utang PTBA dalam denominasi dollar AS yang tercantum di laporan keuangan adalah milik cucu perusahaan, yakni PT Satria Bahan Sarana (SBS). Perusahaan ini bergerak di bidang kontraktor tambang.

"Utang ini merupakan sisa utang lama milik PT SBS. Di luar itu, Grup PTBA tidak punya utang dalam bentuk dollar AS," ujar dia, Jumat (20/3) lalu. Namun Hadis tidak menjabarkan secara rinci masa jatuh tempo utang ber denominasi dollar AS tersebu

Terkait risiko pelemahan kurs rupiah, PTBA melakukan upaya mitigasi utang dollar AS berupa pelunasan sebagian utang dengan cara konversi ke pinjaman dalam mata uang rupiah.

Secara umum, koreksi rupiah justru menjadi peluan g bagi PTBA mengingat kinerja keuangan perusahaan ini cukup didominasi mata uang dollar AS. Sebab, sebesar 40% penjualan batubara PTBA menyasar pasar ekspor.

Page 10

Bahkan rupiah sempat menyentuh level Rp 16.000 per dollar AS pekan lalu. Sentimen ini menjadi perhatian serius bagi produsen batubara dalam mengelola utang valas

Salah satu emiten batubara yang memiliki utang valas adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Berdasarkan laporan keuangan tahun lalu, PTBA memiliki nilai utang usaha secara keseluruhan Rp 1,02 triliun atau turun tipis 1,92% (yoy) dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 1,04 triliun.

Dari jumlah itu, PTBA memiliki utang usaha dollar AS kepada pihak ketiga sebesar Rp iliar di tahun lalu atau tumbuh 374,53% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 12,37 miliar.

Selain itu, PTBA memiliki utang usaha dollar AS kepada pihak berelasi senilai Rp 57,62 miliar atau naik 6,03% dibandingkan tahun 2018 yang senilai Rp 54,34 miliar.

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk, Hadis Surya Palapa mengaku, utang PTBA dalam denominasi dollar AS yang tercantum di laporan keuangan adalah milik cucu perusahaan, yakni PT Satria Bahan Sarana (SBS). Perusahaan ini bergerak di bidang

"Utang ini merupakan sisa utang lama milik PT SBS. Di luar itu, Grup PTBA tidak punya utang dalam bentuk dollar AS," ujar dia, Jumat (20/3) lalu. Namun Hadis tidak menjabarkan secara rinci masa jatuh tempo utang ber-denominasi dollar AS tersebut.

Terkait risiko pelemahan kurs rupiah, PTBA melakukan upaya mitigasi utang dollar AS berupa pelunasan sebagian utang dengan cara konversi ke pinjaman dalam mata uang

Secara umum, koreksi rupiah justru menjadi peluan g bagi PTBA mengingat kinerja keuangan perusahaan ini cukup didominasi mata uang dollar AS. Sebab, sebesar 40% penjualan batubara PTBA menyasar pasar

(11)

IMA-Daily Update

This condition makes PTBA not do a special hedging strategy when the rupiah plummeted. "On the other hand, the value of PTBA transactions for imports and payments based on US dollars is very small," he said.

Three-quarter money. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) also has foreign currency debt of US$ 88.93 million. This figure is down 9% compared to 2018 valued at US$ 97.73 million.

PT Adaro Energy Tbk's Head of Corporate Communication Febriati Nadira said that currently ADRO does not hedge or hedge foreign currency exposures. The reason is, substantially most of Adaro Energy's revenue and operating expenses are in US dollars.

"We believe that indirectly is a natural hedging over exposure to fluctuations in foreign exchange rates," he said, Friday (3/20).

Director and Corporate Secretary of PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava also said that the weakening of the rupiah did not really affect the company's ability to pay debts denominated in US dollars.

The reason is, most of BUMI's income and expenditure is in the form of US dollars. When Bumi Resources can gain foreign exchange gains, this can be an additional capital for the company to finance foreign currency debt.

Beyond that, BUMI management is still concerned about the impact of rupiah volatility on the company's financial burden. Moreover, BUMI is still in the process of debt restructuring, so they are more careful to borrow in the future, especially in foreign currencies.

"BUMI does not have any plans to increase debt anymore," said Dileep, Friday (3/20). This condition makes PTBA not do a special hedging strategy when the rupiah plummeted. "On the other hand, the value ansactions for imports and payments based on US dollars is very

quarter money. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) also has foreign currency debt of US$ 88.93 million. This figure is down 9% compared to 2018 valued at US$ 97.73

aro Energy Tbk's Head of Corporate Communication Febriati Nadira said that currently ADRO does not hedge or hedge foreign currency exposures. The reason is, substantially most of Adaro Energy's revenue and operating expenses are in US

that indirectly is a natural hedging over exposure to fluctuations in foreign exchange rates," he said, Friday

Director and Corporate Secretary of PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava also said that the weakening of lly affect the company's ability to pay debts

The reason is, most of BUMI's income and expenditure is in the form of US dollars. When Bumi Resources can gain foreign exchange gains, this can be an additional ny to finance foreign

Beyond that, BUMI management is still concerned about the impact of rupiah volatility on the company's financial burden. Moreover, BUMI is still in the process of debt restructuring, so they are n the future, especially in foreign currencies.

"BUMI does not have any plans to increase debt anymore," said Dileep, Friday (3/20).

Kondisi ini membuat PTBA tidak melakukan strategi hedging secara khusus ketika rupiah anjlok. "Di sisi lain, nilai transaks

untuk impor dan pembayaran berbasis dollar AS sangat kecil," kata dia.

Setali tiga uang. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga memiliki utang valas sebesar US$ 88,93 juta. Angka ini menurun 9% dibandingkan tahun 2018 senilai US$ 97,73 juta.

Head of Corporate Communication

Energy Tbk Febriati Nadira menyebutkan, saat ini ADRO tidak melakukan

lindung nilai terhadap eksposur valuta asing. Pasalnya, secara substansial sebagian besar pendapatan maupun pengeluaran operasional Adaro Energy

AS.

"Kami yakin secara tidak langsung merupa kan natural hedging atas paparan fluktuasi nilai tukar mata uang asing," ujar dia, Jumat (20/3).

Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava juga menyebutkan, pelemahan rupiah tidak benar-benar berdampak pada kemampuan perusahaan dalam membayar utang berdenominasi dollar AS.

Pasalnya, sebagian besar pendapatan maupun pengeluaran BUMI berbentuk dollar AS. Ketika Bumi Resources bisa memperoleh keuntungan selisih kurs, maka hal ini bisa menjadi tambahan modal bagi perusahaan untuk membiayai utang valas. Di luar itu, manajemen BUMI tetap memper hatikan dampak volatil

beban keuangan perusahaan. Terlebih, BUMI masih dalam proses restrukturisasi utang, sehingga mereka lebih berhati

berutang di masa mendatang, terutama dalam mata uang asing.

"BUMI belum punya rencana apa pun untuk meningkatkan utang lagi," ungkap Dileep, Jumat (20/3).

Page 11

Kondisi ini membuat PTBA tidak melakukan secara khusus ketika rupiah anjlok. "Di sisi lain, nilai transaksi PTBA untuk impor dan pembayaran berbasis dollar AS sangat kecil," kata dia.

Setali tiga uang. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga memiliki utang valas sebesar US$ 88,93 juta. Angka ini menurun 9% dibandingkan tahun 2018 senilai US$ 97,73

orate Communication PT Adaro

Energy Tbk Febriati Nadira menyebutkan, saat ini ADRO tidak melakukan hedging atau lindung nilai terhadap eksposur valuta asing. Pasalnya, secara substansial sebagian besar pendapatan maupun pengeluaran operasional Adaro Energy berbentuk dollar

"Kami yakin secara tidak langsung merupa-atas paparan fluktuasi nilai tukar mata uang asing," ujar dia, Jumat

Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava juga menyebutkan, pelemahan benar berdampak pada kemampuan perusahaan dalam membayar utang berdenominasi dollar AS.

Pasalnya, sebagian besar pendapatan upun pengeluaran BUMI berbentuk dollar AS. Ketika Bumi Resources bisa memperoleh keuntungan selisih kurs, maka hal ini bisa menjadi tambahan modal bagi perusahaan untuk membiayai utang valas. Di luar itu, manajemen BUMI tetap memper-hatikan dampak volatilitas rupiah terhadap beban keuangan perusahaan. Terlebih, BUMI masih dalam proses restrukturisasi utang, sehingga mereka lebih berhati-hati untuk berutang di masa mendatang, terutama dalam

"BUMI belum punya rencana apa pun untuk kan utang lagi," ungkap Dileep,

(12)

IMA-Daily Update

Referring to the financial statements as of the third quarter of 2019, BUMI had US$ 95.57 million in US dollar trade payables. This number is down 34.07% compared to the third quarter of 2018 which amounted to US$ 144.97 million.

Overall, Bumi Resources' trade debt until the third quarter of 2019 was US$ 123.13 million, down 25.76% compared to the same period the previous year of US$ 165.86 million. Reporter: Dimas Andi, Editor: Narita Indrastiti

Cold Coal Prices, Bukit Asam

Dividend (PTBA) Potentially

Decreasing

Ilman A. Sudarwan

P

T BUKIT Asam Tbk. anticipating the

potential for a decrease in performance this year which will impact on the potential for a decrease in dividends.

Corporate Secretary of Bukit Asam Had Surya Palapa said that the company is currently wary of a number of worst scenarios as a result of current economic conditions.

He said that commodity prices, including coal, had not yet risen and tended to fall quite deeply. It is also expected to

company's ability to make a profit.

"The potential for reducing dividends is very likely to occur because commodity prices, including coal, have so far fallen quite deeply and profits will be eroded," he told Bisnis on Friday (3/20/2020).

Even so, the company is still looking for ways to deal with these conditions. One of the company's main strategies for now is to improve efficiency in all operational lines. Referring to the financial statements as of the third quarter of 2019, BUMI had US$ 95.57 million in US dollar trade payables. This number is down 34.07% compared to the third quarter of 2018 which amounted

Overall, Bumi Resources' trade debt until the third quarter of 2019 was US$ 123.13 million, down 25.76% compared to the same period the previous year of US$

Reporter: Dimas Andi, Editor:

Merujuk laporan keuangan per kuartal III 2019, BUMI memiliki utang usaha dollar AS kepada pihak ketiga sebesar US$ 95,57 juta. Jumlah ini turun 34,07% dibanding kan kuartal III-2018 yang sebesar US$ 144,97 juta.

Secara keseluruhan, utang usaha Bumi Resources hingga kuartal III

US$ 123,13 juta atau turun 25,76% di bandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 165,86 juta.

Reporter: Dimas Andi, Editor: Narita Indrastiti

Bukit Asam

Dividend (PTBA) Potentially

Ilman A. Sudarwan

Asam Tbk. anticipating the potential for a decrease in performance this year which will impact on the potential for

Corporate Secretary of Bukit Asam Hadis Surya Palapa said that the company is currently wary of a number of worst-case scenarios as a result of current economic

He said that commodity prices, including coal, had not yet risen and tended to fall quite deeply. It is also expected to affect the company's ability to make a profit.

"The potential for reducing dividends is very likely to occur because commodity prices, including coal, have so far fallen quite deeply and profits will be eroded," he told Bisnis on Friday (3/20/2020).

so, the company is still looking for ways to deal with these conditions. One of the company's main strategies for now is to improve efficiency in all operational lines.

Harga Batu Bara Dingin,

Dividen Bukit Asam (PTBA)

Berpotensi Turun

Ilman A. Sudarwan

P

T BUKIT Asam Tbk. mengantisipasi potensi

penurunan kinerja pada tahun ini yang akan berimbas pada potensi penurunan dividen. Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Hadis Surya Palapa menyampaikan saat ini perseroan sedang mewaspadai sejumlah skenario terburuk sebagai dampak dari kondisi ekonomi saat ini.

Dia mengatakan bahwa harga komoditas, termasuk batu bara saat ini masih belum bangkit dan cenderung turun cukup dalam. Hal ini pun diperkirakan akan memengaruhi kemampuan perseroan mencetak laba.

“Potensi penurunan dividen sangat mungkin terjadi karena harga komoditas, termasuk batu bara sampai saat ini turun cukup dalam dan laba akan tergerus,” katanya kepada

Bisnis, Jumat (20/3/2020).

Meski begitu, perseroan tetap mencari cara guna menyiasati kondisi tersebut. Salah satu strategi utama perseroan untuk saat ini adalah melakukan efisiensi di semua lini operasional.

Page 12

n keuangan per kuartal III-2019, BUMI memiliki utang usaha dollar AS kepada pihak ketiga sebesar US$ 95,57 juta. Jumlah ini turun 34,07%

dibanding-2018 yang sebesar US$

Secara keseluruhan, utang usaha Bumi rtal III-2019 sebesar US$ 123,13 juta atau turun 25,76% di-bandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 165,86 juta.

Reporter: Dimas Andi, Editor: Narita Indrastiti

Harga Batu Bara Dingin,

Dividen Bukit Asam (PTBA)

Berpotensi Turun

Ilman A. Sudarwan

mengantisipasi potensi penurunan kinerja pada tahun ini yang akan berimbas pada potensi penurunan dividen. Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Hadis Surya Palapa menyampaikan saat ini perseroan sedang mewaspadai sejumlah skenario terburuk sebagai dampak dari kondisi ekonomi saat ini.

Dia mengatakan bahwa harga komoditas, termasuk batu bara saat ini masih belum gkit dan cenderung turun cukup dalam. Hal ini pun diperkirakan akan memengaruhi kemampuan perseroan mencetak laba.

“Potensi penurunan dividen sangat mungkin terjadi karena harga komoditas, termasuk batu bara sampai saat ini turun cukup dalam tergerus,” katanya kepada , Jumat (20/3/2020).

Meski begitu, perseroan tetap mencari cara guna menyiasati kondisi tersebut. Salah satu strategi utama perseroan untuk saat ini adalah melakukan efisiensi di semua lini operasional.