jajo66.wordpress.com
1
SUPARJO (jatayu66@yahoo.com) Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi 1. PENDAHULUAN
2. SERANGGA HAMA GUDANG 2.1. Siklus Hidup Serangga 2.2. Contoh Serangga Hama
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Serangan 2.4. Kerusakan Akibat Serangan Serangga 2.5. Pengendalian Serangga Hama Gudang 3. RODENTIA HAMA GUDANG
3.1. Jenis-jenis Hama Tikus
3.2. Perkembangan dan Perilaku Tikus 3.3. Kerusakan Akibat Serangan Tikus 3.4. Tanda Serangan oleh Tikus 3.5. Pengendalian Hama Tikus
4. ASPEK MIKROBIOLOGI PENYIMPANAN 4.1. Mikroorganisme Perusak Bahan Pakan 4.2. Kerusakan Akibat Mikroorganisme 4.3. Kapang Penghasil Mikotoksin 4.4. Pengendalian Kontaminasi Mikroba 4.5. Penggunaan Bahan Terkontaminasi
1. PENDAHULUAN
Kerusakan bahan pakan dalam penyimpanan ditentukan oleh interaksi yang kompleks antara kondisi bahan pakan, kondisi lingkungan dan organisme (mikroorganisme, serangga dan rodenta) perusak kualitas bahan pakan. Kerugian yang ditimbulkan selama penyimpanan akibat interaksi tadi berupa kehilangan berat, penurunan kualitas, meningkatnya resiko terhadap kesehatan dan kerugian ekonomis.
Penyimpanan bahan pakan berkadar lemak tinggi (tepung ikan, bekatul dan bungkil kelapa) sering mengalami okasidasi yang menyebabkan ketengikan. Proses oksidasi lebih aktif dengan peningkatan suhu dan kelembaban dalam gudang.
Tingkat kontaminasi oleh jamur sebagian besar ditentukan oleh suhu penyimpanan dan ketersediaan air dan oksigen. Jamur dapat tumbuh pada kisaran suhu yang luas, tetapi pertumbuhan jamur akan mengalami
penurunan seiring dengan penurunan suhu dan ketersediaan air.
Interaksi antara suhu dan kandungan air bahan baku juga mempengaruhi tingkat kolonisasi jamur. Perubahan air bahan menjadi fase uap didorong oleh peningkatan suhu. Akibatnya, kandungan air dan pertumbuhan jamur akan meningkat dengan meningkatnya suhu penyimpanan.
Serangga dan kutu (arthropoda) mempunyai kontribusi
yang besar terhadap kerusakan bahan pakan baik kerusakan fisik maupun kehilangan kandungan zat makanan akibat aktivitasnya.
Berbagai kerusakan bahan pakan yang terjadi selama penyimpanan secara umum disebabkan oleh jamur, serangga dan tikus. Serangga dan kutu juga berperan terhadap pertumbuhan jamur dan kapang dalam bahan pakan.
jajo66.wordpress.com
2
NGENGAT KEPOMPONG TELUR
LARVA KAKI PERUT SEMU
KAKI ANAL SEMU KUMBANG DEWASA KEPOMPONG TELUR LARVA Bahan pakan secara umum tidak akan diserang oleh
serangga pada suhu di bawah 17oC, sedang serangan
kutu dapat terjadi pada suhu 3
-
30oC dan kadar air diatas 12 persen. Aktivitas metabolik serangga dan kutu menyebabkan peningkatan kadar air dan suhu bahan pakan yang dirusak. Arthropoda juga dapat bertindak sebagai pembawa spora jamur dan kotorannya digunakan sebagai sumber makanan oleh jamur.
Faktor fisik lingkungan (suhu, kelembaban relatif dan kadar air bahan pakan) mempengaruhi kehidupan serangga. Perkembangbiakan, aktivitas dan pertumbuhan serangga dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Suhu yang rendah akan menekan perkembangbiakan dan aktivitas serangga sehingga pertumbuhannya menurun.
Tabel 1. Kadar air dan kerusakan bahan pakan
KADAR AIR (%) KERUSAKAN
< 8 Tidak ada aktivitas, kecuali tikus 8-14 Gangguan serangga, tikus 14-28 Serangga, jamur, tikus 20-25 Serangga, jamur, bakteri, tikus
>25 Bakteri, tikus dan biji akan tumbuh Organisme perusak bahan pakan secara umum dikelom-pokkan menjadi hama dan patogen. Hama diartikan sebagai hewan atau binatang perusak, dari berukuran tubuh kecil hingga berukuran besar. Patogen merupakan sebagai jasad renik (mikroorganisme) yang merugikan. Organisme yang paling sering menyebabkan kerusakan bahan pakan, baik secara fisik maupun kimia adalah serangga, rodentia dan mikroorganisme.
2. SERANGGA HAMA GUDANG
Kerusakan bahan pakan akibat serangan serangga merupakan kasus yang paling sering terjadi. Serangga mengambil dan memakan zat makanan dari biji-bijian atau bahan baku lain yang menyebabkan rusaknya lapisan pelindung bahan. Selain menyebabkan kerusakan secara fisik, karena sifatnya yang suka bermigrasi, serangga dapat memindahkan spora jamur perusak bahan pakan dan membuka jalan bagi kontaminasi jamur atau kapang yang menghasilkan mikotoksin. Serangga perusak bahan pakan antara lain ngengat, penggerek dan kumbang.
Siklus Hidup Serangga
Serangga hama gudang mempunyai 4 tanda spesifik yaitu: tubuhnya terdiri adari 3 bagian (kepala, dada, perut); tubuh tertutup kulit luar; serangga dewasa mempunyai 3 pasang kaki dan mengalami perubahan bentuk (metamorfosis).
Gambar 1. Morfologi eksternal serangga Coleoptera
Siklus hidup serangga melalui beberapa tahapan perubahan bentuk baik secara sempurna maupun tidak sempurna. Proses perubahan bentuk (metamorfosis)
sempurna melalui tahapan: TELUR menetas menjadi ULAT (LARVA) kemudian menjadi KEPOMPONG (PUPA) dan SERANGGA DEWASA (IMAGO). Proses metamorfosis tidak sempurna (gradual) terjadi jika TELUR yang menetas menyerupai bentuk serangga dewasa dan tumbuh tanpa melalui tahap pupa (kepompong).
Gambar 2. Siklus hidup sempurna kumbang
Gambar 3. Siklus hidup sempurna ngengat antena
Kepala Dada perut kaki
jajo66.wordpress.com
3
NIMFA
NIMFA LEBIH TELUR
TUA
KUTU
Gambar 4. Siklus hidup tak sempurna
Contoh Serangga Hama
Jenis serangga hama gudang yang penting tergolong dalam 3 ordo yaitu Coleoptera (kumbang), Lepidoptera
(ngengat) dan Psocoptera (Psocid). Tabel 2 menampilkan
spesies dari ketiga ordo serangga hama gudang.
Coleoptera (kumbang) dicirikan dengan sayap depan
mengalami pengerasan seperti tanduk. Siklus hidup serangga ordo Coleoptera ini melalui metamorfosis
sempurna.
Lepidoptera (ngengat) mempunyai sayap depan dan
belahan yang menjadi ciri khas. Siklus hidup dengan metamorfosis sempurna.
Psocoptera sering tidak bersayap, antena panjang
dengan ruas yang banyak, ukuran badan sangat kecil dan transparan.
Beberapa ordo serangga lain yang erat kaitannya dengan penyimpanan bahan pakan adalah Hymenoptera (golongan
semut dan tawon), Diptera (golongan
lalat), Hemiptera (golongan kepik) dan Dictyoptera (kelompok kecoa).
1. Kumbang padi karatan (Rusty Grain Beetle)
Kumbang padi karatan (Cryptolestes ferrugineus) merusak gabah, beras,
jagung dan biji-bijian lain. Kumbang dan larva biasa memakan lembaga dan merusak bagian tengah biji. Bahan baku yang diserang menjadi berjamur dan berbau apek. Tubuh kumbang dewasa berwarna coklat kemerahan dengan panjang 2-3 mm. Metamorfosis sempurna (telur-larva-pupa-dewasa) selama 21 hari pada suhu 31oC dan
kadar air 14.5%.
2. Kum Kumban dengan berbentu tetapi tid bahan d yang d menggu Kumban memaka dewasa mm da metamo mengha 32.5oC. 3. Kum Kumban menyera diserang bubuk. S kopra, g
bang Tepung Mer
ng tepung merah nama ulat tepun uk tepung, biji kak dak dapat memaka engan kadar air d ditimbulkan: tepun umpal. ng dewasa dan an telur dan pu berwarna coklat an bentuk agak orfosis sempurna asilkan telur sebany
Gambar 6. R
bang Penggerek
ng penggerek (bub ang jagung yang g berlubang-luba Serangga ini juga gandum, beras, sor
rah (Red-flour Beet
(Tribolium castan
ng. Kumbang me kao, kopi dan kaca
an bahan yang tid dibawah 12%. Geja
ng menjadi apek larva bersifat ka pa spesies sendi
merah, panjang t pipih. Siklus hid a. Kumbang bet yak 11 butir per ha
Red-flour Beetle
Jagung (Maize We
buk) jagung (Sitop
g disimpan. Butir ang hingga hanc a menyerang baha
rgum dan biji-bijia
tle) neum) dikenal erusak bahan ang-kacangan ak rusak dan ala kerusakan k, kotor dan anibalis yang iri. Kumbang tubuh 2.3-4.4 dup dengan tina mampu ari pada suhu
eevil) philus zeamais) jagung yang cur menjadi an lain seperti n lain. S k h 4 K m d s d ra
Siklus hidup den umbang bubuk ja ingga menjadi kum
Ga
4. Kumbang Peng
Kumbang pengg merusak padi-pad ditanda dengan be isa gesekan beru dewasa berwarna
amping dan agak
Gamb
gan metamorfos agung hidup di da
mbang dewasa
ambar 7. Maize We
gerek Padi (Lesser
erek padi (Rhiz
dian dan gaplek erlubang-nya baha upa dedak halus a coklat gelap
silindris.
bar 8. Lesser Grain
sis sempurna. U alam butiran jagun
eevil
r Grain Borer) zopertha dominic
k. Gejala seranga an baku dan adany s. Tubuh kumban sampai kehitama Borer lat ng ca) an ya ng an, Kumbang in dengan meta fase ulat akt yang telah d 5. Ngengat Ngengat be giling, kopr bungkil. Baha dan berbau k bergandeng Ngengat de sayap berwa Panjang tub jarang dan b Siklus hidup telah meneta Faktor Yang Kejadian d tergantung makanan ter jajo66.w ni hidup secara b amorfosis sempur tif merusak bahan.
igerek.
Beras (rice moth)
ras (Corcyra ceph
ra, kacang-kacang an baku yang dise karena digerek. Ja -gandengan karen ewasa (kupu-kup
arna coklat kotor bu 11-12 mm. Ulat
berkaki.
dengan metamor as aktif makan dan
Gambar 9. R
g Mempengaruhi
dan perkembang pada beberapa fak rsedia, suhu, air, u
wordpress.com berkelompok. Siklu
rna. Kumbang dew . Ulat hidup didala )
halonica) menyeran
gan, kakao, tepu erang menjadi rus agung yang digere
na air liurnya. u) mempunyai 2 r atau kelabu aga t berwarna kelabu rfosis sempurna. U n merusak bahan. Rice moth Serangan gan serangan s ktor seperti asal s udara, kondisi baha
4
us hidup wasa dan am bahan ng beras ung dan sak, kotor ek sering 2 pasang ak pucat. u, berbulu Ulat yang serangga serangga, an pakan,jajo66.wordpress.com
5
kehadiran organisme lain dan upaya untuk membasmi hama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi sebagian besar spesies serangga adalah suhu, kelembaban relatif dan kadar air bahan pakan. Kandungan nutrisi dan sifat fisik bahan pakan turut serta menentukan tingkat serangan oleh serangga. Kandungan air yang tinggi (di atas 16%) menyebabkan bahan pakan menjadi lembut dan mudah diserang. Serangga yang menyerang bahan pakan mempunyai suhu optimum dimana populasi dapat berkembang dengan cepat. Sebagian besar spesies serangga hama tropis mempunyai suhu optimum sekitar 28oC.
Kelembaban relatif (relative humidity, RH)
mempengaruhi laju peningkatan populasi serangga. Kadar air bahan pakan berhubungan erat dengan kelembaban relatif. Kadar air yang rendah beriringan dengan kelembaban relatif yang rendah memberikan proteksi terhadap serangan serangga.
Kerusakan Akibat Serangan Serangga
Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan serangga berupa kerusakan fisik dan kimiawi. Kerusakan secara fisik terjadi akibat kontaminasi bahan pakan oleh kotoran, jaring, bagian tubuh dan bau kotoran.
Serangga memakan dan merusak struktur fisik bahan pakan, seperti berlubang, hancur dan memicu pertumbuhan mikroorganisme lain. Aktivitas makan yang dilakukan oleh serangga menyebabkan bahan pakan kehilangan berat.
Kerusakan secara kimiawi menyebabkan penurunan kualitas bahan. Bahan pakan yang disimpan dapat mengalami beberapa perubahan kimiawi yang dapat merubah rasa dan nilai nutrisi. Serangga hama mampu mempercepat perubahan kimiawi berbahaya. Sekresi enzim lipase oleh serangga mampu meningkatkan proses kerusakan secara kimiawi.
Serangan serangga dapat meningkatkan panas bahan pakan. Saat populasi serangga telah mencapai kepadatan tertentu, aktivitas metaboliknya mengeluarkan lebih banyak panas dari yang dapat dihilangkan. Kerapatan populasi yang sangat tinggi dapat meningkatkan suhu hingga mencapai 45oC dan bila diikuti dengan kehadiran
mikroorganisme, seperti jamur, suhu dapat mendekati 75oC.
Pengendalian Serangga Hama Gudang
Upaya untuk mengurangi resiko kerusakan akibat serangan serangga dapat dilakukan dengan memperbaiki manajemen penyim-panan. Sistem penyimpanan sifatnya buatan sehingga dapat diatur sesuai kebutuhan. Pengendalian serangan serangga melalui sistem penyimpanan dapat dilakukan dengan membaiki struktur bangunan tempat penyimpanan, penerapan sistem FIRST IN FIRST OUT dan mengendalikan kondisi bahan pakan yang disimpan. Kadar air bahan pakan mempunyai korelasi yang erat dengan kelembaban relatif. Kandungan air bahan pakan yang disimpan diupayakan serendah mungkin. Proses penurunan kadar air dapat dilakukan dengan penjemuran ataupun dengan meniupkan udara panas terhadap bahan pakan. Batas kadar air yang dinilai aman
untuk penyimpanan adalah 13-14% dan kelembaban kurang dari 70%.
Pengendalian serangga dapat dilakukan dengan zat kimia. Penggunaan zat kimia harus dilakukan secara hati-hati agar tidak mencemari bahan pakan. Fumigan dan insektisida merupakan zat kimia yang dapat digunakan dalam pengendalian hama gudang yang telah menyerang bahan pakan.
Fumigan merupakan senyawa kimia yang pada suhu dan tekanan tertentu terdapat dalam bentuk gas. Fumigan membunuh serangga dan hama lain melalui sistem pernafasan. Tindakan membunuh serangga hama gudang dengan fumigan disebut fumigasi. Fumigasi bersifat kuratif, membunuh hama yang ada dalam gudang, tidak dapat mencegah hama yang akan masuk kemudian.
Dosis penggunaan fumigan tergantung pada suhu komoditas yang akan difumigasi, waktu minimal yang dibutuhkan agar fumigan efektif bekerja, jumlah gas fumigan yang hilang akibat kebocoran, keseragaman distribusi gas, kedalaman penetrasi gas, jenis serangga hama dan fase kehidupan.
Penyemprotan insektisida merupakan tindakan yang biasa dilakukan pada kemasan yang telah difumigasi dan akan meninggalkan residu yang dapat membunuh serangga yang menyerang bahan pakan kembali.
3. RODENTIA HAMA GUDANG
Rodentia (binatang pengerat) dicirikan oleh giginya yang khas. Binatang pengerat memiliki sepasang gigi seri pada rahang atas dan bawah. Gigi seri tidak berhenti
tumbuh harus m G Tikus m menjadi tidak ha membua menyeb perkemb serangg jamur d suka ber Tikus u mempun Tikus m Jenis-Je Di dunia Beberapa manusia kaitanny tikus hit kebiasaa yaitu tik
dan untuk men mengerat benda-be
Gambar 10. Tikus, merupakan salah
i hama dalam pen anya memakan b at lubang pad abkan kebocoran bangan agen pe ga. Tikus dapat be
dalam gudang ka rpindah tempat. umumnya meny nyai karbohidrat d enyukai hampir 90
enis Hama Tikus
a terdapat kira-kira a spesies tikus h a. Tiga spesies tik ya dengan penyi tam, tikus Norwe an hidupnya tiku
us rumah, tikus po
njaga panjang gi enda yang keras.
rodentia hama gu satu hewan ro nyimpanan bahan bahan pakan tetap da kantong p n. Kebocoran ak
erusak pakan la erperan sebagai ag arena tingkah laku yukai bahan ma dan kandungan air
0% macam bahan a 300 spesies tikus hidup pada lingku
us yang paling pe impanan bahan p egia dan mencit. us dikelompokkan ohon dan tikus sa
igi seri tikus
udang odentia yang pakan. Tikus pi juga suka pakan yang kan memicu ain terutama gen penyebar u tikus yang kanan yang r yang tinggi. makanan. s dan mencit. ungan hidup enting dalam pakan adalah Berdasarkan n menjadi 3 wah. T ti N (M T h 2 p T ba sa d b d T ba k d T b d u te m T sa b d p ri
Tikus rumah dijum kus hitam (Rattus
Norwegia (Rattus Mus musculus) dan
Tikus hitam memi itam, perut hitam, 20 cm dan mon anjang hampir me Tikus coklat mem awah kelabu, pa ampai ujung ekor dan bermoncong erenang dan mem dirumah dan salura Tikus pithi atau m
adan tidak lebih elabu, panjang ek dan mempunyai ge Tikus wirok (Band
esar dan berat me dan berambut kasa ujung ekor 40cm, erowongan untu memakan biji-bijian Tikus Philipina (Ra
alah satu jenis tik erwarna coklat m dari ujung hidung
hilipina hidup dalam imbun dengan per
mpai berkeliaran dis
rattus diardii), tik norvegicus), tiku
tikus wirok (Band
liki tubuh berwar tubuh ramping d ncong runcing, elebihi panjang bad mpunyai warna bad
njang 30-40 cm r, telinga meruncin
tumpu, memp manjat dinding tem
an irigasi.
mencit berukuran dari 20 gram, w kor lebih panjang
erakan yang sanga
dicota indica) mem
encapai 500 gram, ar, panjang dari uj , menggali tanah uk mencari sum
, akar tanaman, ke
attus rattus mind
kus pohon. Tikus muda sampai kunin
g hingga ujung m lubang tanaman rkembangan popu
sekitar rumah sepe kus coklat atau tik s pithi atau men
dicota indica).
na abu-abu samp dengan panjang 1
telinga lebar, ek dan.
dan atas coklat da dari ujung hidun ng, berambut hal
unyai ketram-pila mbok dan bersaran kecil dengan ber warna badan cok
dari panjang bada at gesit.
miliki ukuran tubu warna badan hita jung hidung hingg
untuk sarang da ber makanan da eong, kadal.
anensis) merupaka
s ini memiliki bada ng dengan panjan ekor 36 cm. Tik n dan semak sem lasi sangat cepat.
erti us cit pai 1-or an ng us an ng rat lat an uh am ga an an an an ng us ak Tikus sawah persawahan berwarna k dari ujung h tikus ini m ketersediaan dari spesies Perkembang Tikus pada pendek yaitu hewan proli berkembang Kebuntingan sekelahiran s sama deng mempunyai sepanjang h hidup sekitar Musim sang tikus. Hal ini dan kondis dengan m perkembang Tikus mem pendengaran penglihatan y Tikus hama memilih ma pilihan. Tik mengandun jajo66.w h (Rattus rattus arg
dan padang kelabu gelap dan hidung hingga uju mempunyai toleran n air. Secara fisik t
lain karena memilik
gbiakan dan Peril
habitat alam mem u sekitar satu tahu
fik. Tingkat kema biak tikus pa n tikus selama selalu berjumlah ge gan jumlah janta frekuensi kelah hidupnya dengan r 6 ekor per kelahir gat mempengaruh terkait dengan ke si iklim. Musim musim tanam an populasi tikus. miliki indera p n yang peka t yang rendah dan b a merupakan hew akanan yang disu kus menyukai ng karbohidrat. Ju
wordpress.com
gentiventer) hidup
rumput memilik perut agak putih, ung ekor 27-37 c nsi yang tinggi tikus ini mudah d ki ekor yang lebih
laku Tikus
mpunyai umur yan n namun tikus me atangan seksual ada umur 1.5-5
21 hari. Jumla enap dengan juml an. Tikus betina hiran sebanyak
rata-rata anak tik ran.
hi perkembang-an etersediaan bahan
hujan yang diid dan panen penciuman, perab
tetapi mempunya buta warna. wan omnivora d
ukai jika tersedia bahan makanan umlah konsumsi
6
didaerah ki badan panjang cm. Jenis terhadap dibedakan pendek. ng relatif erupakan dan siap 5 bulan. ah anak lah betina mampu 4-5 kali kus yang populasi makanan dentikkan memacu ba dan ai indra dan akan a banyak n yang makananjajo66.wordpress.com
7
bervariasi yang dipengaruhi oleh genetik, pembiasaan, cuaca dan faktor lain.
Tikus melalukan aktivitasnya pada saat gelap. Puncak aktivitas terjadi setelah matahari tenggelam dan sebelum matahari terbit. Tikus yang lapar atau dalam kondisi yang kacau dapat melakukan aktivitasnya pada siang hari.
Tikus mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru secara cepat dan mobilitas yang tinggi yang memungkinkan berpindah ke daerah lain yang lebih disukai. Tikus menyukai tempat dengan banyak persediaan makanan dan vegetasi yang dapat memberikan makanan dan perlindungan.
Kerusakan Akibat Serangan Tikus
Kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan tikus terjadi terhadap bahan pakan dan perlengkapan bangunan dan tempat penyimpanan.
Tikus memakan dan merusak bahan makanan. Tikus mengkonsumsi bahan makanan ekuivalen dengan 7 persen berat badan per hari. Tikus dengan berat badan 300-350 gram mampu mengkonsumsi bahan makanan sekitar 20-25 gram per hari atau sekitar 7-9 kg per tahun. Kerusakan bahan makanan yang ditimbulkan bukan semata karena jumlah bahan makanan yang dikonsumsi tetapi juga akibat kontaminasi oleh feses, urin dan bulu. Kontaminasi bahan makanan akan menurunkan kualitas bahan.
Kebiasaan untuk mengerat dan membuat lubang menyebabkan kerusakan perlengkapan bangunan penyimpanan. Tikus membuat lubang pada karung dan dapat merusak kabel listrik.
Tikus juga bertanggung jawab terhadap proses penularan berbagai jenis penyakit berbahaya ke manusia seperti tifoid, paratifoid dan scabies.
Tanda Serangan Oleh Tikus
Keberadaan dan serangan tikus dapat dideteksi dengan beberapa cara. Indikator yang mudah dilihat adalah kerusakan pada bahan, adanya lubang dan jejak kaki. Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitas pada malam hari. Aktivitas tikus yang terlihat pada siang hari menunjukkan telah terjadi serangan tikus yang serius. Tikus biasa meninggalkan feses disekitar area yang dilaluinya. Bentuk, ukuran dan penampilan feses dapat memberikan informasi spesies tikus dan waktu serangan.
feses tikus coklat (tikus Norwegia) berukuran panjang 20 mm ditemukan sepanjang jalan yang dilalui
feses tikus hitam ¨ 15 mm dan berbetuk seperti pisang.
feses mencit ¨ panjang antara 3 and 8 mm dan berbentuk tidak beraturan
feses segar lembut dan berkilau dan seperti crumble setelah 2
-
3 hari.Tikus coklat selalu berjalan sepanjang dinding, kandang atau piung-puing dan tidak pernah memotong jalan terbuka. Tikus hitam tidak mempunyai jalan yang tetap. Tikus meninggalkan jejak kaki dan ekor pada debu. Ukuran belakang kaki memberikan petunjuk spesies tikus.
ukuran lebih besar dari 30 mm: tikus hitam, tikus coklat, tikus wirok
ukuran lebih kecil dari 30 mm: mencit, tikus semak
Pengendalian Hama Tikus
Pengendalian hama tikus dapat dilakukan secara fisik dan kimiawi. Perlakuan secara fisik dapat dilakukan dengan meningkatkan kebersihan, membangun tempat penyim-panan antitikus dan pencegahan alami.
Tikus membutuhkan makanan dan tempat berlindung. Sanitasi dan kebersihan lingkungan merupakan syarat mutlak pencegahan serangan oleh tikus. Kebersihan tidak terbatas pada bangunan tempat menyimpan bahan pakan, tetapi juga pada bangungan dan tanaman yang ada disekitar tempat penyimpanan.
Adanya kendala dalam membuang bahan pakan yang tercecer disekitar gudang, dapat diatasi dengan menutup akses masuk bagi tikus ke dalam bangunan penyimpanan.
Pengendalian hama tikus secara kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian rodentisida akut atau kronis dan fumigasi.
Rodentia akut sangat efektif dapat mematikan tikus dalam waktu singkat. Berdasarkan efektifitas daya bunuhnya rodentia dibedakan menjadi: daya racun sangat tinggi dan berbahaya bagi manusia dan ternak (arsenic trioxyde, crimidine, flouracetamide, phosacetim);
daya racun moderat dan berbahaya bagi manusia dan ternak (alpha-chloralose, alpha-naphthyl-thiounea, calciferol, zinc phosphide) dan daya racun relatif rendah
jajo66.wordpress.com
8
dan kurang berbahaya bagi manusia dan ternak (nobormide, red-squill)
Rodentisida antikoagulan akan menghambat proses pembekuan darah, sehingga tikus akan mati akibat pendarahan. Antikoagulan akan bekerja setelah tikus makan racun beberapa kali (brodifacum, bromodiolon, difenacum, warfarin, fumarin, cumatetralyl)
Fumigasi merupakan pengendalian tikus menggunakan senyawa fumigan (hidrogen cyanida, metil bromida, fosfin)
4. ASPEK MIKROBIOLOGI PENYIMPANAN
Mikroorganisme merupakan salah satu kontaminan biologi lingkungan alami dan terdapat pada semua jenis bahan pakan. Mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan atau merugikan disebut patogen. Beberapa spesies kapang dan jamur merupakan patogen yang dapat merusak dan menurunkan kualitas bahan pakan. Kerusakan yang ditimbulkan berupa kerusakan fisik dan kimiawi. Sejumlah kapang menghasilkan toksin yang berbahaya bagi ternak dan manusia yang mengkonsumsinya.
Mikroorganisme Perusak Bahan Pakan
Mikroorganisme perusak bahan pakan dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan jamur. Intensitas serangan bakteri dan khamir terhadap bahan pakan yang disimpan jarang terjadi. Kerusakan lebih sering terjadi olah serangan kapang dan jamur.
Bakteri dapat berbahaya tetapi dapat juga bermanfaat. Karakteristik bakteri yang penting adalah besarnya
kemampuan untuk berkembang biak dan menghasilkan racun yang mematikan.
Bakteri yang dapat menjadi kontaminan dalam penyimpanan bahan pakan adalah Salmonella, Escherichia coli, Bacillus cereus dan Listeria monocytogenesis,
Keberadaan bakteri dalam bahan pakan yang disimpan mengindikasikan telah terjadi serangan lebih awal oleh burung dan tikus yang dapat terjadi selama proses pemanenan, pengangkutan dan penyimpanan dan produksi.
Bakteri Salmonella merupakan salah satu bakteri yang
paling umum terdapat di dalam bahan baku. Bakteri
Salmonella bisa ditemukan pada tiap tahapan dalam
proses produksi, pengepakan, pengangkutan dan penyimpanan. Bahan pakan seperti tepung ikan, tepung darah, tepung tulang beresiko tinggi untuk dicemari oleh
Salmonella. Salmonella biasanya tidak mempengaruhi
rupa, bau atau rasa dari pakan sehingga sulit dideteksi secara sederhana.
Proses penggilingan bahan pakan sebelum disimpan diduga turut memberikan kontribusi terhadap masuknya jasad renik ke dalam bahan baku.
Kapang dan jamur merupakan mikroorganisme utama penyebab kerusakan bahan pakan. Kapang digolongkan menjadi kapang lapangan yang merusak tanaman, kapang gudang yang merusak bahan pakan yang disimpan dan kapang busuk lanjut yang menyerang biji-bijian. Kapang dari genus Aspergillus, Fusarium dan Penicillium merupakan kontaminan utama dalam bahan
pakan yang disimpan.
Kerusakan Akibat Mikroorganisme
Serangan bahan pakan oleh mikroorganisme dapat menyebabkan perubahan fisik yang terjadi sebagai akibat langsung dari pertumbuhan kapang dan jamur. Bahan pakan yang diserang kapang dapat mengalami perubahan bentuk, warna, rasa dan bau. Perubahan bentuk terjadi karena adanya penggumpalan terhadap bahan yang diserang.
Aktivitas kapang di dalam bahan pakan yang disimpan tidak dapat diketahui sampai terjadinya kerusakan yang serius. Kapang melakukan aktifitas tidak pada bagian permukaan tetapi pada bagian dalam tempat penyimpanan. Respirasi mikroorganisme dan serangga yang berlangsung di dalam tempat menyimpanan dapat menghasilkan panas, meningkatkan suhu dan membentuk titik panas. Peningkatan panas akan mampu memicu peningkatan kadar air. Interaksi suhu dan kadar air yang meningkat memacu perkembangan dan pertumbuhan kapang. Pengaruh terhadap bahan pakan adalah penurunan kualitas akibat perubahan komposisi dan serangan kapang yang makin meningkat, kehilangan berat dan pada kondisi tertentu produksi panas yang berlebihan dapat menyebabkan kebakaran. Akibat lain yang lebih berbahaya adalah kerusakan secara kimiawi sebagai akibat dari produksi metabolit yaitu mikotoksin.
Mikotoksin merupakan produk metabolit sekunder yang dihasilkan oleh kapang. Metabolit sekunder dihasilkan oleh organisme dan produk yang diproduksi tidak esensial bagi pertumbuhan.
Kapang Dari sek 50 spes kapang pembuat Aspergill utama mikotok sesudah sebelum jenis m berbagai Tabel 3. Aspergill A.parasit A. flavus A. ocrace viridicat P. citrinu P. citreo Fusarium F. grami F. sporot F. sporot F. poae,F F. culmo F. sporot F. monili Penghasil Mikot kitar 200.000 spesie sies membahayak ini dapat menim t pakan dan pe
lus, Fusarium dan
penghasil mik ksin oleh Aspergill
h panen (selama p m panen dan Penici
mikotoksin dilapo i spesies kapang. Kapang dan produ
KAPANG lus flavus, ticus s eus, Penicillium um, P. cyclopium um, P. expansum -viride m culmorum, inearum trichioides, F.poae trichioides, F. graminearum rum, F.graminearu trichioides iforme oksin es kapang yang d kan manusia. Kel mbulkan masalah eternak. Kapang
Penicillium merup
otoksin (Tabel 3
lus dapat terjadi
penyimpanan baha
illium setelah panen
orkan telah dipr uksi mikotoksin MIKOT Aflatoxin Cyclopiazon Ochratoxin Citrinin Citreaviridin Deoxynivale T-2 Toxin Diacetoxysc um Zearalenone Fumonisin m fusaric acid ikenal, sekitar lompok kecil serius bagi dari genus pakan kapang 3). Produksi sebelum dan an), Fusarium n. Sekitar 300 roduksi oleh TOKSIN nic acid A n enol cirpenol e moniliformin a K te m s d A A k m m P d ca m m T p A m b . Genus Aspergillus Kapang Aspergillu
erkait dengan keru merupakan kelomp pesies yang diken diketahui menghasi
Gam Aflatoksin merupak
A. flavus dan A. par
ata Aspergillus menghasilkan afla menghasilkan afl Pengelompokkan a didasarkan kepada ahaya. Metabolit metabolite) atau w menunjukkan pola TLC. Penelitian leb ada susu yang dib Aflatoksin banyak menyerang jagung ungkil biji kapas
s
us merupakan ge
usakan bahan paka pok besar yang nal dan sekitar 50
ilkan toksin.
bar 11. Kapang A.
kan mikotoksin y
raticus. Nama AFLA
FLAvus dan T
atoksin B1 dan latoksin B1, B aflatoksin menjad kemampuannya d akan memancark warna hijau (G m a pemisahan pada bih lanjut aflatoks beri nama aflatoks k dihasilkan ole g, bungkil kacang t s. Suhu optimum
enus penting yan an. Genus Aspergill
terdiri hampir 10 spesies diantarany flavus yang dihasilkan ol ATOXIN berasal da TOXIN. A. flav n B2, A.paratic B2, G1 dan G i B1, B2, G1 dan dalam memancarka kan warna biru metabolit). Subskr a pengujian denga sin juga ditemuka
in M1 dan M2.
eh Aspergillus sa
tanah, biji kapas da m dalam produk ng lus 00 ya eh ari vus cus G2. G2 an (B rip an an aat an ksi aflatoksin an 30%. Kapa jagung dan aflatoksin se pada bungk kondisi terte (CPA). Gam b. Genus Pen Genus Penic spesies dian Sembilan m Penicillium b jajo66.w ntara 25oC
-
32oc ang A. flavus le n biji kapas ya ementara A.paratkil kacang tanah. entu juga mengh
mbar 12. Infeksi A. nicillium cillium mempunya ntaranya dikenal ikotoksin yang d berpotensi mengga wordpress.com c dengan kadar a ebih banyak terda ang terkontamin
ticus lebih umum
. Kapang A. flav
hasilkan Cyclopiaz
flavus pada jagung
ai hampir 150 spe sebagai penghas dihasilkan oleh 15 anggu kesehatan
9
air sekitar apat pada asi oleh terdapat vus pada onic acid g esies, 100 sil racun. 5 spesien manusiajajo66.wordpress.com
10
adalah citreoviridin, citrinin, cyclopiazonic acid, ochratoxin A, patulin, penitrem A, PR toxin, roquefortine C dan secalonic acid D.
Toksin yang dihasilkan spesies Penicillium dapat
dibedakan dalam 2 kelompok yaitu toksin yang mempengaruhi fungsi hati dan ginjal dan toksin yang berpengaruh secara neurotoksik.
c. Genus Fusarium
Spesies dari kapang Fusarium sering dijuampai sebagai
kontaminan pada jagung, kedelai, sorgum dan berbagai produk yang dibuat dari biji-bijian tersebut.
Spesies Fusarium yang berhubungan dengan
kontaminasi biji-bijian adalah F. graminearum, F. moniliforme (= F. verticillioides), F. culmorum, F. sprotrichiodes dan F. poae. Spesies ini menghasilkan
berbagai jenis mikotoksin (Tabel 3) yaitu trichothecenes, zearalenone (ZEN) dan fumonisin. Trichothecenes dibagi
menjadi dua yaitu tipe A dan Tipe B. Tipe A terdiri dari
T-2 toxin, HT-2 toxin, neosolaniol dan diacetoxyscirpenol
(DAS). Tipe B terdiri dari deoxynivalenol (DON = vomitoxin), nivalenol dan fusarenon-X.
Fumonisin dihasilkan oleh F. moniliforme atau F. verticillioides. Kapang menginfeksi akar, daun, batang
dan biji jagung. Fumonisin dibedakan menjadi fumonisin B1, B2 dan B3.
Zearalenone diproduksi oleh F. graminearum (Gibberell zeae) sebelum jagung atau gandum dipanen. Mikotoksin
ZEN dan DON sering dihasilkan secara bersamaan. ZEN
berhenti diproduksi jika kadar air jagung diturunkan hingga di bawah 15%.
DON sering dikenal dengan vomitoxin dihasilkan oleh
F. graminearum. Suhu optimum produksi DON berkisar
antara 21-29oC dengan kadar air di atas 20%.
Pengendalian Kontaminasi Mikroba
Bahan pakan yang diproduksi dan disimpan dengan cara yang kurang baik dan tidak memenuhi persyaratan akan mudah mengalami kerusakan. Kerusakan terjadi karena adanya jasad renik (mikroba) yang memakan zat makanan untuk mempertahankan hidup, pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Peningkatan populasi jasad renik menyebabkan kehilangan berat bahan pakan yang makin besar dan produksi panas yang terus meningkat. Peningkatan suhu menyebabkan kerusakan zat makanan.
Faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan kondisi fisik butiran sangat mempengaruhi pertumbuhan jasad renik. Kapang dapat tumbuh dan berkembang pada suhu di atas 13oC dengan kadar air di atas 14% dan
kelembaban 80-85%.
Pengendalian pertumbuhan kapang dan produksi mikotoksin dapat dilakukan dengan mengendalikan faktor pemacu seperti suhu, kadar air dan hama yang menyebabkan kerusakan.
Kontaminasi bahan pakan yang terjadi sebelum panen berhubungan cekaman panas yang diterima tanaman dan kerusakan pada biji. Kontaminasi toksin pada bahan pakan dapat diminimalisasi dengan:
a. mengurangi stress pada tanaman. Tindakan
mengurangi stres pada tanaman dapat dilakukan dengan mengontrol perkembangan serangga, gulma dan penyakit.
b. pemanenan lebih awal dan pengeringan segera.
Pemanenan dilakukan saat kadar air di atas 20% dan segera dikeringkan selama 24-48 jam hingga kadar air mencapai 14%.
c. menghindari kerusakan pada biji. Biji yang rusak lebih
mudah diserang oleh kapang baik di lapangan maupun saat penyimpanan.
d. menyimpan bahan baku pada kadar air di bawah 12%.
Kadar air maksimum penyimpanan bahan baku adalah 14%. Kadar air bahan pakan sebesar 12% merupakan kondisi ideal untuk disimpan karena pertumbuhan dan produksi mikotoksin tidak terjadi.
e. menjaga kebersihan tempat penyimpanan. Kapang Aspergillus dapat bertahan hidup pada residu yang
tertinggal dalam area penyimpanan.
Penggunaan Bahan Terkontaminasi
Bahan pakan yang telah mengalami kontaminasi oleh mikotoksin masih dapat dimanfaatkan. Metode yang dapat dilakukan untuk menghilangkan toksin (detoksifikasi) dapat dilakukan baik secara fisik, mikrobiologi maupun kimia.
Pemisahan bijian yang terkontaminasi. Kandungan mikotoksin dalam bahan akan dapat dikurangi konsentrasinya dengan pengolahan. Alat penyortir warna otomatis dapat memisahkan butiran yang memiliki penampilan yang tak normal.
jajo66.wordpress.com
11
Pembersihan: pemisahan dengan ayakan yang halus
dapat mengurangi fumonisin dan mikotoksin lain. Cara ini cukup sederhana tapi tidak sempurna.
Segregasi and penyortiran: Uji “black light” untuk
aflatoksin. Cara ini sederhana tetapi menyesatkan: teknologi penyortir warna - tidak sesuai untuk jagung tapi memberi harapan.
Pemisahan berdasarkan kerapatan dan pencucian: untuk
fumonisin, DON, ZEN
-
metode ini tidak spesifik dankurang sempurna tetapi sesuai untuk penggilingan basah dal pengolahan jagung dengan alkali.
Amoniasi: detoksifikasi biji-bijian dengan amonia
merupakan suatu alternatif yang dapat ditempuh. Amonia (digunakan dalam bentuk gas, anhydrous
ammonia, atau bentuk cair, aqua-ammonia) bereaksi
dengan molekul aflatoksin dan menghancurkan sifat racunnya. Perlakuan yang sempurna dapat menurunkan konsentrasi aflatoksin hingga 95%.
Campuran probiotik: Bakteri Lactobacillus dan Propionibacterium mampu menurunkan bioavailabilitas