• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SISTEM KOMUNIKASI VIDEO MENGGUNAKAN VISIBLE LIGHT COMMUNICATION (VLC)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI SISTEM KOMUNIKASI VIDEO MENGGUNAKAN VISIBLE LIGHT COMMUNICATION (VLC)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SISTEM KOMUNIKASI VIDEO MENGGUNAKAN

VISIBLE LIGHT COMMUNICATION (VLC)

TUGAS MAKALAH

MANAJEMEN BISNIS ICT

DISUSUN OLEH :

AMIRUDIN

55414120032

DOSEN : DR. IR. IWAN KRISNADI, MBA

PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAN MAGISTER TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

(2)

1

DAFTAR ISI

HAL DAFTAR ISI ... 1 Abstrak ... 2 BAB I PENDAHULUAN ... 3

I.1 Latar Belakang ... 3

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 4

I.4 Batasan Masalah ... 4

I.4 Tujuan Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

2.1 Deskripsi Sistem ... 5

2.1.1 Konfigurasi Sistem ... 5

2.1.2 Comparison dengan komunikasi IR ... 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 9

3.1 Perancangan Sistem ... 9

3.2 Transmitter ... 9

3.3 Receiver ... 10

3.4 Realisasi Perancangan ... 10

BAB IV HASIL DAN ANALISA ... 12

4.1 Pengukuran Rangkaian Transmitter ... 12

4.2 Pengukuran Sistem Penguat ... 13

4.3 Pengujian Menggunakan LED ... 14

4.4 Analisa SWOT ... 15

BAB V Kesimpulan ... 17

(3)

2

ABSTRAK

Visible Light Communication (VLC) adalah sebuah sistem komunikasi yang memanfaatkan cahaya tampak sebagai media dalam komunikasi antar perangkat. Pada penelitian ini, teknologi Visible Light Communication (VLC) dalam sistem komunikasi yang akan diimplementasikan ini informasi yang akan dikirim berupa video. Metodologi penelitian yang digunakan dengan cara mentransformasikan Informasi digital menjadi sinyal analog oleh modulator, kemudian diubah menjadi cahaya oleh lampu sehingga cahaya lampu mengandung informasi. Selanjutnya cahaya tersebut diterima oleh photodiode yang akan mengubah menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik yang berupa sinyal analog tersebut diubah kembali menjadi informasi digital kembali oleh demodulator setelah sebelumnya dikuatkan terlebih dahulu. Dengan adanya penelitian ini, manusia dapat berkomunikasi atau bertukar informasi hanya dengan cahaya lampu. LED dapat mengirimkan sebuah informasi berupa video (gambar bergerak) yang akan diterjemahkan kembali oleh photodiode. Pada penelitian ini hasil gambar video yang tampak pada monitor yang dikirim melalui transmitter dengan menggunakan LED belum sempurna, hal ini disebabkan oleh faktor pemilihan LED dan photodiode yang belum sesuai untuk mengirimkan data sepenuhnya. Gain pada sistem transceiver memiliki rata-rata sebesar 7,78 dB. Dengan rata-rata faktor delay pembacaan frekuensi sebesar 17,49 μs.

(4)

3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Cahaya tampak (visible light) dapat mengefisiensikan dalam pengiriman dan penerimaan sebuah data. Sebagaimana telah diketahui, bahwa cahaya lampu (tampak) bukan lagi hanya dapat digunakan sebagai media penerangan tetapi dapat juga digunakan sebagai media transmisi atau sebagai media penyampaian suatu informasi. Dengan hanya menghidupkan lampu, maka komunikasi pun bisa dilakukan. Teknologi seperti ini dapat menciptakan suatu komunikasi dengan cara mengirimkan suatu video dari satu tempat ke tempat lain dalam sebuah ruangan.

Pada awalnya pembahasan komunikasi cahaya tampak mengenai Line-of-sight Visible Light

Communication System Design and Demonstration yang membuktikan bahwa cahaya tampak dapat

mengirimkan suatu data (Cui,2009).

I.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Dengan memprediksikan tentang penerangan umum masa depan yang akan menggunakan LED putih Demi mengefisiensikan penerangan dan mereka dapat membuktikan bahwa lampu LED memiliki peluang untuk menghasilkan iluminasi yang simultan dan dapat dipakai dalam komunikasi data (Brien, 2011).

Pengembangan selanjutnya mengenai Indoor Channel Characteristics for Visible Light

Communications (Kwonhyung, 2011).

Pengembangan VLC (Visible Light Communication) selanjutnya untuk mengirimkan data dengan kecepatan tinggi menggunakan LED tersebut (Cossu, 2012).

Implementasi teknologi Visible Light Communication (VLC) untuk transmisi data juga. Akan tetapi, data yang dikirimkan memiliki jumlah yang banyak oleh karena itu digunakan metoda

(5)

4 I.3 RUMUSAN MASALAH

Visible Light Communication (VLC) adalah sebuah teknologi komunikasi yang memanfaatkan

pancaran cahaya tampak dari lampu pada sistem komunikasi. Sistem komunikasi visible light ini terdiri dari pemancar dan penerima. Sesuai dengan perkembangannya, maka dibuatlah penelitian lebih lanjut mengenai Visible Light Communication (VLC) dengan judul “Implementasi Sistem Video Transceiver menggunakan teknologi Light Emitting Diode (LED)” yang akan menghasilkan sebuah perangkat yang berperan sebagai Transmitter dan Receiver dari sistem ini.

I.4 BATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini akan menjelaskan tentang prototype sistem komunikasi video menggunakan LED, cara memproses sinyal informasi yang ditransmisikan, dan kinerja sistem komunikasi cahaya tampak.

I.5 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi nirkabel sebagai sistem komunikasi video dengan memanfaatkan sistem komunikasi cahaya tampak (visible light) untuk menggantikan media wireless sebagai media pengiriman video, dan menghasilkan prototype dari sistem komunikasi cahaya tampak (visible light).

(6)

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Komunikasi cahaya tampak (VLC) mengacu pada teknologi komunikasi yang memanfaatkan sumber cahaya tampak sebagai pemancar sinyal, udara sebagai media transmisi, dan fotodioda yang tepat sebagai komponen sinyal penerima. Terlihat teknologi komunikasi cahaya memiliki sejarah singkat dibandingkan dengan teknologi lain komunikasi, misalnya, layanan telepon tua publik, Ethernet, komunikasi optik kecepatan tinggi, komunikasi selular nirkabel, IrDA, dll. Hal ini disebabkan bahwa pengembangan dan komersialisasi dioda pemancar cahaya (LED) yang memancarkan cahaya dalam rentang panjang gelombang terlihat telah berhasil untuk penerangan dalam satu dekade terakhir. Dikatakan bahwa LED pencahayaan akan menggantikan penerangan pencahayaan konvensional seperti lampu pijar dan lampu neon karena mereka memiliki karakteristik seumur hidup panjang, bebas merkuri, pencampuran warna, switching cepat, dll. Dengan memanfaatkan keuntungan cepat beralih karakteristik dari LED dibandingkan dengan lampu konvensional, yaitu, modulasi cahaya LED dengan sinyal data, pencahayaan LED dapat digunakan sebagai sumber komunikasi. Karena penerangan yang ada di mana-mana, diharapkan perangkat pencahayaan LED akan bertindak sebagai perangkat pencahayaan dan pemancar komunikasi secara bersamaan di mana-mana dalam waktu dekat. Ada penelitian tentang penerapan LED terlihat. Sistem audio menggunakan LED cahaya tampak dilaporkan di Hong Kong oleh G. Pang et al. (Pang, 1999) dan komunikasi cahaya tampak dengan komunikasi saluran listrik dilaporkan di Jepang oleh Komine et al. Hal ini dapat dianggap bahwa penelitian aktif telah dimulai sejak tahun 2005. Masih sistem VLC tidak dekat dengan komersialisasi, tetapi dalam penelitian dasar.

2.1 Deskripsi Sistem 2.1.1 Konfigurasi Saluran

Komunikasi nirkabel optik (OWC) adalah istilah umum untuk menjelaskan komunikasi nirkabel dengan teknologi optik. Biasanya, OWC termasuk inframerah (IR) komunikasi jarak pendek (Knutson, 2004) dan ruang bebas optik (FSO) komunikasi (website FSO) untuk jangkauan yang lebih panjang.

Komunikasi cahaya tampak (VLC) menunjukkan teknologi komunikasi yang menggunakan cahaya tampak sebagai pembawa optik untuk transmisi data dan pencahayaan. Saat ini, light

(7)

6 (Schubert, 2003) dan dapat digunakan sebagai sumber komunikasi dan, secara alami, dioda silikon yang menunjukkan responsivitas baik pada panjang gelombang terlihat daerah digunakan sebagai menerima elemen. Saluran transmisi udara, apakah itu dalam maupun luar ruangan.

Saat ini, penelitian pada VLC yang terfokus pada aplikasi indoor. Saluran VLC ruangan diklasifikasikan diadopsi dari komunikasi IR konvensional (Kahn, 1999) dan (Ramirez-Iniguez, 2008), karena konfigurasi link VLC mirip dengan komunikasi IR. Karakteristik yang berbeda datang dari panjang gelombang yang berbeda operasi dan perangkat tergantung panjang gelombang-(terlihat LED, photodetektor silikon, dll), dan fakta bahwa VLC memiliki sifat ganda komunikasi dan penerangan. Prinsip-prinsip fisik lainnya yang berkaitan dengan optik dapat diterapkan sama, termasuk transmisi cahaya dan refleksi.

Konfigurasi Link diklasifikasikan menjadi empat tipe dasar (Ramirez-Iniguez, 2008), sesuai dengan keberadaan hambatan di jalan cahaya dan pengarahan pemancar ke penerima. Jenis link dasar meliputi diarahkan line-of-sight (LOS), diarahkan LOS, yang diarahkan LOS, dan non-diarahkan non-LOS. Keputusan yang link non-diarahkan atau non-non-diarahkan tergantung pada apakah pemancar memiliki arah ke penerima. Keputusan bahwa link tersebut LOS atau non-LOS tergantung pada apakah terdapat penghalang untuk memblokir transmisi cahaya antara pemancar dan penerima.

Dalam sistem VLC, link non-diarahkan LOS penting karena penerangan umum beroperasi untuk lingkungan LOS dan tidak terfokus atau terarah. Mulai sekarang, kami berkonsentrasi pada aplikasi indoor VLC dan non-diarahkan, line-of-sight (LOS) Link, karena aplikasi dalam ruangan diharapkan akan dikembangkan dalam waktu dekat.

2.1.2 Comparison dengan komunikasi IR

Untuk memiliki gagasan yang jelas tentang VLC, diperlukan untuk membandingkannya dengan teknologi komunikasi inframerah. Perbedaan antara VLC dan komunikasi inframerah yang tercantum dalam Tabel 1.

(8)

7 Tabel 1. Perbandingan jarak pendek teknologi komunikasi nirkabel.

(FIR: inframerah cepat, VFIR: sangat cepat inframerah)

Komunikasi cahaya tampak Komunikasi inframerah

Data rate

> 100Mb / s mungkin 4 Mb / s (FIR),

(LED tergantung) 16 Mb / s (VFIR)

Status

Penelitian dan standarisasi Standarisasi

di IEEE (IrDA)

Jarak ~ Meter ~ 3 meter

Peraturan Tidak Tidak

Keamanan Baik Baik

Pembawa 380 ~ 780 nm

panjang

gelombang cahaya tampak 850 nm inframerah (Frekuensi) (Beberapa panjang gelombang) Layanan Komunikasi, pencahayaan Komunikasi

Sumber kebisingan Sun cahaya, Cahaya ambient Pencahayaan lainnya Lingkungan Penggunaan sehari-hari

Mata yang aman untuk daya rendah

Aman mata (terlihat) (Tak terlihat)

Aplikasi

Indoor & kendaraan komunikasi, Remote control,

Optical ID Point-to-point koneksi

(9)

8

Komunikasi inframerah standar oleh IrDA (Infrared Data Association) dan IrDA masih mengembangkan aplikasi canggih komunikasi inframerah. Data rate untuk komunikasi inframerah (Knutson, 2004) meliputi 4 Mb / s (FIR), 16 Mb / s (VFIR), dan lain-lain Di sisi lain, data rate VLC tergantung pada LED modulasi bandwidth dan standardisasi spesifikasi lapisan fisik belum dipublikasikan. Beberapa penelitian telah mencapai sekitar 20 Mb / s. Karena LED resonansi-rongga menunjukkan modulasi bandwidth yang> 100 Mb / s, diharapkan bahwa sistem VLC dengan> 100 Mb / s data laju dimungkinkan dengan menggunakan LED kecepatan tinggi dan teknik multiplexing yang tepat. Jarak transmisi untuk VLC adalah mungkin hingga beberapa meter karena kebutuhan pencahayaan nya. Karena komunikasi inframerah digunakan untuk remote kontrol, jarak maksimum adalah ~ 3 meter. VLC pemancar memancarkan cahaya multi-panjang gelombang dari merah ke ungu dan analisis yang tepat akan menjadi lebih kompleks daripada komunikasi inframerah. Karena panjang gelombang sumber cahaya, sumber kebisingan akan berbeda. Untuk komunikasi inframerah, kebisingan berasal dari cahaya ambient yang mengandung sinar inframerah. Dalam kasus VLC, sinar matahari dan cahaya penerangan lainnya dapat menjadi sumber kebisingan. Juga, cahaya tampak dalam kehidupan kita sehari-hari dan kita dapat mendeteksi dengan mata manusia. Oleh karena itu, VLC adalah mata yang aman. Komunikasi inframerah memiliki sejarah panjang dan banyak aplikasi telah dikembangkan dan tercantum dalam (IrDA website). Di sisi lain, VLC memiliki sejarah lebih pendek dan sejumlah kecil aplikasi telah diusulkan. Namun demikian, pencahayaan yang ada di mana-mana dan VLC menggunakan infrastruktur pencahayaan dapat digunakan dengan mudah.

(10)

9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Perancangan Sistem

Pada penelitian ini sistem yang akan dikembangkan adalah melakukan sistem komunikasi menggunakan cahaya tampak (Visible Light Communication). Dalam penelitian ini dijelaskan bagaimana sistem Visible Light Communication ini bekerja, khususnya pada sistem komunikasi video dimana tahapan tahapan dalam perancangan dan sistem kerja komunikasi video menggunakan cahaya tampak (visible light). Dimulai dengan perancangan sistem pengiriman data atau pada bagian transmitter, lalu dilanjutkan dengan perancangan sistem penerima data pada bagian receiver. Masing-masing perancangan dilakukan ujicoba terlebih dahulu pada setiap sistem. Setelah kedua sistem diuji, pengujian kedua dilakukan dengan cara menggabungkan kedua sistem dengan perantara LED sebagai pengirim dan photodiode

sebagai penerima. Setelah berhasil dilakukan pengujian tahap terakhir berdasarkan jarak atau rentang frekuensi tertentu.

3.2 Transmitter

Pada bagian transmitter ini terjadi proses perubahan sinyal informasi atau data yang berasal dari DVD Player kedalam bentuk cahaya, yang akan ditransmisikan melalui LED. Pada saat mengirimkan data berupa gelombang cahaya tampak, Light Emitting Diode (LED) akan memancarkan gelombang cahaya tampak sesuai data pengirimnya. Pada rangkaian transmiter ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu DVD Player, Light Emitting Diode (LED), rangkaian transmitter dengan menggunakan IC LM7171 yang berfungsi sebagai penguat sinyal video yang akan ditransmisikan. Penggunaan DVD Player terdapat kabel yang akan tersambung, kabel tersebut akan terhubung dengan rangkaian transmitter yang akan mengirim sinyal informasi berupa video.

(11)

10 Gambar 1. Merupakan perancangan rangkaian transmitter yang akan dijadikan acuan prototype pada sistem komunikasi video ini.

3.3 Receiver

Pada bagian receiver mengunakan photodiode, uang berfungsi sebagai sensor cahaya LED (Light Emitting Diode). Cara kerja dari sistem receiver ini adalah proses penerimaan sinyal informasi yang dikirimkan dipancarkan oleh LED yang akan diterima oleh photodiode, cahaya yang diperoleh

photodiode masuk ke rangkaian receiver dengan IC LM7171 yang berfungsi sebagai amplifier video

yang telah dihubungkan terlebih dahulu dengan rangkaian rectifier yang berfungsi sebagai negative

voltage converter.

Hubungan beberapa komponen tersusun pada sistem rangkaian receiver ini adalah photodiode yang akan dihubungkan ke input rangkaian receiver. Lalu pada output rangkaian receiver dapat terlihat keluaran dari sinyal input.

Gambar 2. Perancangan Rangkaian Receiver

Gambar 2 merupakan perancangan rangkaian receiver yang akan dijadikan acuan prototype pada system komunikasi video ini.

3.4 Realisasi Perancangan

Pada perancangan sistem ini terdapat 2 buah hardware yakni transmitter (Tx), dan receiver (Rx).

(12)

11 Gambar 3. Realisasi Transmitter secara keseluruhan

Gambar 3 merupakan bagian transmitter (TX) dimana sinyal informasi yang berupa sinyal analog diperoleh dari DVD Player, yang akan ditransmisikan melalui media cahaya yaitu yang dihasilkan oleh LED (Light Emitting Diode). Pada saat pengiriman sinyal yang berupa cahaya, Light Emitting Diode (LED) memancarkan cahaya sesuai sinyal input yang diterimanya. Oleh karena itu, data yang dikirim oleh transmitter yang berupa cahaya akan diterima oleh receiver dengan photodiode sebagai media penerima cahaya.

Gambar 4. Realisasi Receiver secara keseluruhan

Gambar 4 merupakan receiver (Rx) yang menjelaskan bagaimana informasi yang diterima oleh photodiode akan dirubah kembali menjadi listrik, yang dimana energi listrik tersebut akan ditransmisikan kembali ke sinyal input yang diterima oleh rangkaian transmitter. Realisasi perangkat keras yang akan digunakan sebagai transmitter dan receiver. Untuk realisasi perangkat keras yang dirancang terdiri dari trafo 1 A, rangkaian penyearah (rectifier), rangkaian transmitter, dan rangkaian

receiver. Trafo 1 A ini berfungsi sebagai catu daya rangkaian penyearah yang digunakan rangkaian

(13)

12

BAB IV

HASIL DAN ANALISA

4.1 Pengukuran Rangkaian Transmitter

Pengukuran pertama yaitu pada pengukuran rangkaian transmitter pada perangkat yang telah di rancang yang dilakukan dengan cara melihat hasil keluaran rangkaian pada monitor, atau disambungkan dengan kabel video yang disambungkan ke dalam monitor atau layar televisi. Disini dapat terlihat perbedaan sinyal input transmitter dan output transmitter itu sendiri.

Tabel 2. Pengukuran Rangkaian Transmitter

No Vp-p input Frekuensi input Vp-p ooutput Frekuensi output 1 504 mV 20.37 KHz 4.00 V 37.59 KHz 2 576 mV 18.18 KHz 4.72 V 62.85 KHz 3 488 mV 16.40 KHz 4.48 V 78.30 KHz 4 480 mV 17.85 KHz 4.32 V 42.10 KHz 5 624 mV 624 KHz 4.72 V 23.15 KHz

Terlihat pada tabel terlihat perubahan tegangan, sedangkan frekuensi tidak mengalami perubahan yang tidak terlalu besar yang tidak akan mempengaruhi kualitas gambar. Pembacaan perbedaan frekuensi ini karena perbedaan penangkapan pada layar oscilloscope, sekilas terlihat serupa dan tidak ada perbedaan. Akan tetapi jika diperhatikan secara seksama, penangkapan titik frekuensi pada oscilloscope tersebut berbeda. Hal ini disebabkan faktor delay sinyal informasi yang dikirimkan oleh input terjadi pada rangkain transmitter. Semakin terang cahaya gambar yang terbaca maka akan semakin besar pula frekuensi yang diterima.

(14)

13 Tabel. 3 Perhiungan Delay pada rangkaian transmitter

No Frekuensi input Frekuensi output Fout-Fin

1 20.37 KHz 37.59 KHz 17.22 KHz 2 18.18 Khz 62.86 Khz 44.68 KHz 3 16.40 KHz 78.30 KHz 61.9 KHz 4 17.85 KHz 42.10 KHZ 24.25 KHz 5 19.09 KHz 23.15 KHz 4.06 Khz Jumlah 152.11 KHz

Pada tabel 3 menjelaskan tentang faktor delay pada rangkaian transmitter, dan didapatkan rata-rata sebesar 32.8 µs. Faktor delay pembacaan sinyal informasi yang terjadi pada rangkaian transmitter mempengaruhi pembacaan frekuensi pada oscilloscope.

4.2 Pengukuran Sistem Penguat

Merupakan pengukuran sistem penguat pada rangkaian tranmitter maupun receiver. Pengukuran pun dilakukan dengan cara memberikan input dari DVD Player dan keluarannya pada monitor. Jika keluaran dari rangkaian penerima sudah mengeluarkan hasil yang diinginkan, dapat disimpulakan bahwa secara tidak langsung sistem yang diinginkan telah berhasil.

Tabel 4. Pengujian sistem penguat

No Vp-p input Frekuensi input Vp-p ooutput Frekuensi output 1 520 Mv 42.49 KHz 4.56 V 47.85 KHz 2 504 mV 20.37 KHz 4.0 V 37.59 KHz 3 680 mV 19.35 KHz 4.24 V 73.33 KHz 4 752 mV 149.7 KHz 4.96 V 181.8 KHz 5 808 mV 42.03 KHz 4.64 V 96.11 KHz

Pada tabel terlihat kenaikan pada teganga maupun frekunsinya. Hal ini karena penggunaan 2 buah Op-Amp pada rangkaian transmitter maupun receiver-nya, yang menyebabkan frekuensinya meningkat.

(15)

14 Gambar 5. Keluaran DVD Player

Gambar 5 merupakan hasil keluaran DVD player murni, yang akan menjadi sinyal informasi yang akan dikirimkan pada sistem penguat.

Gambar 6. Keluaran menggunakan penguat

Gambar 6 adalah keluaran setelah sinyal informasi masuk kedalam sistem penguat. Terlihat dari kedua gambar diatas, dapat terlihat perbedaan kualitas gambar antara keluaran DVD player yang murni dan yang sudah masuk kedalam sistem transceiver. Pada gambar 5 warna terlihat lebih jelas, sedangkan pada gambar 6 warna yang terlihat lebih pucat dan tidak begitu cerah. Hal ini disebabkan oleh pengaruh penggunaan Op-Amp pada transmitter maupun receiver.

4.3 Pengujian Menggunakan LED

Pengujian dilakukan dengan memberikan input DVD Player pada rangkaian penguat

transmitter dimana informasi akan dikirimkan melalui LED dan ditangkap oleh Photodiode yang

nantinya akan disalurkan kembali ke rangkaian penguat receiver dan keluarannya akan ditampilkan pada layar monitor.

(16)

15 Gambar 7. Hasil Keluaran Pada Monitor

Gambar 7 merupakan hasil keluaran pada monitor dengan menggunakan LED sebagai pengirim informasi dan photodiode sebagai penerimanya. Gambar yang didapat belum begitu jelas, hal ini disebabkan oleh faktor pemilihan lampu LED sebagai pengirim dan photodiode sebagai penerima yang nantinya akan menerjemahkan sinyal yang diterima.

4.4 Analisis SWOT

Bagian ini akan memberikan data Strength Weakness Opportunity dan Thread atau SWOT dari implementasi sistem komunikasi video menggunakan Visible Light Communicatio (VLC).

1. Strength

Bagian pertama dari SWOT adalah strength atau kekuatan yang dimiliki oleh VLC. Faktor-faktor tersebut adalah :

 Dapat mengefisiensikan dalam pengiriman dan penerimaan sebuah data

 Cahaya lampu bukan lagi hanya dapat digunakan sebagai media penerangan tetapi juga dapat digunakan sebagai media transmisi atau sebagai media penyampaian suatu informasi.

Pada hasil pengukuran transmitter terdapat perubahan tegangan tapi tidak mempengaruhi kualitas gambar yang dihasilkan

 Kualitas gambar lebih bagus 2. Weakness

Bagian kedua dari SWOT adalah weakness atau kelemahan yang dimiliki oleh VLC. Faktor-faktor tersebut adalah :

(17)

16  Harga lampu LED masih relatif mahal

 Adanya perubahan dalam pembacaan frekuensi karena perbedaan penangkapan pada layar oscilloscpe.

3. Opportunity

Bagian ketiga adalah opportunity atau kesempatan yang akan diberikan oleh VLC. Kesempatan-kesempatan tersebut adalah :

 Terbuka kesempatan bagi industri lampu LED.

 LED memiliki peluang untuk menghasilkan iluminasi yang simultan dan dapat dipakai dalam komunkasi data.

4. Thread

Bagian keempat adalah thread atau ancaman yang akan dihadapi oleh VLC. Ancaman tersebut adalah :

 Masyarakat umum belum mengetahui penggunaan VLC, sehingga masyarakat masih takut menggunakannya.

 Komunikasi ini tidak berfungsi bila mati lampu, sehingga diperlukan power untuk back up.

(18)

17

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil pengukuran dan analisa dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Hasil gambar video yang tampak pada monitor yang dikirim melalui transmitter dengan menggunakan LED belum sempurna, hal ini disebabkan oleh faktor pemilihan LED dan photodiode yang belum sesuai untuk mengirimkan data sepenuhnya.

2. LED dapat mengirimkan sebuah informasi berupa video (gambar bergerak) yang akan diterjemahkan kembali oleh photodiode.

3. Frekuensi yang terbaca mengalami perubahan, perbedaan pembacaan frekuensi ini disebabkan karena perbedaan penangkapan pada layar oscilloscope. Faktor delay pembacaan frekuensi rangkaian transmitter memiliki rata-rata delay sebesar 32,87 μs. 4. Tegangan input mengalami kenaikan setelah informasi masuk kedalam rangkaian

transmitter, rata-rata penguatan yang dilakukan oleh rangkaian transmitter sebesar 9,835 dB.

5. Gain pada sistem transceiver memiliki rata-rata sebesar 7,78 dB. Dengan rata-rata faktor delay pembacaan frekuensi sebesar 17,49 μs.

6. Sesuai dengan karakteristik video yang memiliki bandwidth sebesar 4,2 MHz, sistem ini memiliki frekuensi minimum yang dimiliki sistem ini sebesar 2.38 kHz dan frekuensi maksimum 5.069 MHz. Dengan demikian frekuensi maksimum yang dapat terlewati sistem ini sudah melewati batas range frekuensi video.

(19)

18 DAFTAR PUSTAKA

O'Brien, Dominic C. 2008. Visible Light Communications: challenges and possibilities. IEEE : 978-1-4244-2644-7.

Cossu, G. 2012. Long Distance Indoor High Speed Visible Light Communication System Based on RGB LEDs. ACP Technical Digest © 2012 OSA.

Khan, Talha A. 2012. Visible Light Communication using Wavelength Division Multiplexing for Smart Spaces. Communications Letters, IEEE, vol. 15, no. 2, pp. 217–219.

Cui, Kaiyun. 2009. Line-of-sight Visible Light Communication System Design and Demonstration. California : Department of Electrical Engineering, University of California.

Lee, Kwonhyung. 2011. Indoor Channel Characteristics for Visible Light Communications. IEEE : 1089- 7798/11

Gambar

Gambar 1. Perancangan Rangkaian Transmitter
Gambar 2. Perancangan Rangkaian Receiver
Gambar  3  merupakan  bagian  transmitter  (TX)  dimana  sinyal  informasi  yang  berupa  sinyal  analog  diperoleh dari DVD Player, yang akan ditransmisikan melalui media cahaya yaitu yang dihasilkan oleh  LED (Light  Emitting Diode)
Tabel 2. Pengukuran Rangkaian Transmitter
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian menggunakan desain ini tujuannya untuk mengetahui apakah terdapat keefektivitasan dalam penggunaan media Agility Ladder berbasis pembelajaran daring

Adanya hambatan dalam kerjasama perdagangan Indonesia dengan Australia tidak luput dari tingginya standard yang diberlakukan oleh pihak Australia yang dibahas dalam perundingan

Aset dan liabilitas pajak kini untuk tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan,

d. Termasuk Negara Induk dalam Training Silang Budaya.. Masalah Kembali Ke Budaya Asal 5. Peranan Wanita dalam Manajemen Internasional. a. Wanita dalam Manajemen Internasional

Desa Tangguh Bencana merupakan suatu program pembentukan masyarakat desa agar lebih mandiri dalam menghadapi bencana yang melanda desa tersebut. Program ini dilakukan

Sebagai tindak lanjut kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan yang tertuang dalam program prioritas “DITATA INDAH PLUS INSANI” bahwa Pariwisata merupakan

Hal menarik dari persoalan di atas adalah bagaimana akhir dari gerakan Paderi yang disebut-sebut sebagai negosiasi Islam kultur sebagai upaya damai dari

Dan dari hasil penelitian terhadap senam zumba yang digambarkan dari 6, diketa- hui bahwa rata-rata penurunan kadar GDS tertinggi terjadi pada kelompok probandus yang menggunakan