• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE MEMORY POWER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN METODE MEMORY POWER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

Penulis Penanggung Jawab 2

Penulis Penanggung Jawab

PENGARUH PENGGUNAAN METODE

MEMORY POWER

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Dita Irawati Rosma

Lily Barlia1

Yulianti Fitriani2

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Serang, Universitas Pendidikan Indonesia Email: [email protected]

Abstrak

Topik yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai daya ingat siswa. Kenyatan yang ditemui di lapangan menyatakan bahwa masih rendahnya kualitas siswa dalam mengingat materi pelajaran. Hal ini berkaitan dengan masih kurangnya inovasi atau gagasan baru terkait dengan metode yang sering digunakan saat kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar. Hal tersebut yang membuat siswa mudah lupa tentang materi apa yang diajarkan. Dan mudah lupanya siswa mengenai apa yang diajarkan adalah indikasi bahwa pelajaran yang disajikan kurang menyenangkan. Untuk itu, peneliti mengujicobakan metode memory power yang peneliti yakini bisa meningkatkan daya ingat siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Penelitian ini di fokuskan pada pembelajaran IPA pada konsep perubahan lingkungan dan pengaruhnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode memory power terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini digunakan metode pra-eksperimen dengan one-group pre-test and post-test design. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling, dan sampel yang digunakan adalah kelas IV berjumlah 20 siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes, observasi, dan wawancara. Sedangkan analisis data diolah menggunakan software SPSS versi 16 for windows. Dan hasil yang didapatkan setelah melakukan perlakukan sebanyak tiga kali adalah nilai rata-rata pre-test siswa yaitu 46,25 dan rata-rata nilai

post-test siswa adalah 81,25. Selain itu pada hasil uji hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar -11,701

dengan signifikansi 0,000 kurang dari 0,05. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa metode memory power yang digunakan saat proses pembelajaran bisa memperkuat daya ingat siswa dan hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

(2)

Dita Irawati Rosma, Lily Barlia, Yulianti Fitriani, Pengaruh Penggunaan Metode Memory Power Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar.

Abstract

The topics discussed in this research is the students' memory. The results that found in the field is seen that the low quality of the students in considering the subject matter. This is related to the lack of innovation or new ideas associated with that method is often used when teaching and learning in primary schools. That makes students easy to forget about the material what is taught. And students easy forgetfulness about what is taught is an indication that the lessons presented less enjoyable. Therefore, the researchers tested the memory power method which researchers believe may improve memory of students who can affect the study results. This research focused on the science lesson on the concept of environmental change and its effects. The purpose of this research was to determine the effect of the method of memory power on the activity and student learning result. In this research used a pre-experimental method with a one-group pre-test and post-test design. The sampling technique were used is random sampling, and the sample used is the fourth grade totaling 20 students. The instruments used were a test, observation, and interviews. While the analysis of the data was processed using software SPSS version 16 for Windows. And the results obtained after treatment three times is the average value of the pre-test students is 46.25 and the average post-test score of students was 81.25. In addition to the results of hypothesis test obtained t value amounted to -11.701 with 0.000 significance of less than 0.05. Based on these data, it can be concluded that the method of memory power used during the learning process, students can strengthen their memory and it can affect student learning result.

(3)

Banyak masalah yang dihadapi di sekolah dasar. Salah satunya adalah rasa jenuh yang sering dijumpai siswa saat proses pembelajaran. Rasa jenuh atau bosan yang sering dijumpai siswa tak terlepas dari „bagaimana proses‟ belajar-mengajar yang dilakukan oleh tenaga pengajar, dalam hal ini adalah guru. Bagaimana proses adalah bagaimana guru saat menyajikan materi pelajaran kepada siswa. Ditemui di lapangan, bahwasannya masih kurangnya inovasi atau gagasan baru terkait cara atau metode yang digunakan saat proses pembelajaran. Metode yang masih sering digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran dianggap belum mampu membuat siswa menjadi aktif dan kreatif, khususnya dalam pembelajaran IPA. Dengan kata lain kurang aktifnya siswa menimbulkan rasa jenuh saat kegiatan pembelajaran.

Rasa jenuh tersebut berdampak pada daya ingat siswa mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan. Mengapa demikian? Karena saat siswa merasa jenuh dengan materi yang disampaikan, maka siswa akan mudah lupa tentang apa yang baru ia dapat saat pembelajaran, karena siswa tidak mau sepenuhnya menerima informasi yang diberikan, sebab mereka merasa itu adalah hal yang membosankan. Dan udah lupanya siswa otomatis berdampak pada hasil belajarnya.

Siswa mudah lupa dengan materi yang di sampaikan dan merasa jenuh saat pembelajaran berlangsung merupakan tanda bahwa pembelajaran yang diramu atau yang disajikan kurang menyenangkan (Reber, dalam Syah, 2010, hlm.157). Disisi lain

Putra (2013) mengungkapkan kurang

penyenangkannya proses

pembelajaran juga dipicu karena proses pembelajaran yang cenderung menggunakan satu belahan otak, yaitu belahan otak kiri saja. Pembelajaran yang hanya menggunakan otak belahan kiri saja, cenderung mengekang potensi imajinasi siswa. Sehingga siswa tidak bisa mengeluarkan ide-ide baru dan kreatif (hlm.103). Hal inilah yang membuat siswa merasa bosan dan mudah lupa terhadap materi yang telah diajarkan.

Mudah lupanya siswa terkait hanya menggunakan otak kiri saja juga diperkuat dengan pernyataan Putra (2013) bahwasannya kinerja atau kemampuan otak kanan itu ternyata lebih banyak 90% dari total kapasitas otak yang kita miliki. Sementara otak kiri hanya 10% saja. Dalam pembelajaran, pantas saja siswa tidak mampu mempertahankan ingatannya dalam jangka waktu yang lama. Hal itu karena siswa cenderung menggunnakan otak otak kirinya dan tidak ada keseimbangan atas penggunaan kedua belahan otak. Sistem pembelajaran harus mempertimbangkan kedua belahan otak agar keduanya berfungsi secara seimbang dan saling menguatkan, agar belahan otak yang lainnya tidak akan berkembang maksimal dan akan menghambat dalam menjalankan fungsinya (hlm.83).

Dengan demikian perlu adanya sentuhan baru dalam proses belajar mengajar. Sentuhan tersenut berupa metode pembelajaran yang dapat memaksimalkan penggunaan otak kiri dan kanan secara seimbang, sehingga siswa bisa mengingat pelajaran secara aktif, kreatif, dan menyenangkan.

(4)

Dita Irawati Rosma, Lily Barlia, Yulianti Fitriani, Pengaruh Penggunaan Metode Memory Power Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar.

Karena menurut Thompson dan Madigan (2007) sebuah proses pengalaman belajar yang menyenangkan secara fungsional dapat ingatan anak secara cepat. (hlm. 301).

Berbicara masalah metode pembelajaran yang bisa memaksimalkan fungsi kedua belah otak secara maksimal serta meningkatkan daya ingat siswa, ada metode yang bisa digunakan, yaitu metode memory power. Karena menurut Harianti (2010) metode memory power merupakan metode jitu untuk meningkatkan daya ingat dengan mengoptimalkan fungsi kebuda belah otak secara seimbang (hlm. 12). Karena lebih baik untuk menggunakan dua belahan otak secara harmonis dan maksimal, agar hasil yang didapatkan jauh lebih baik dibandingkan dengan mengunakan satu belahan otak saja, seperti yang diungkapkan oleh Bogen (dalam Musrofi, 2008, hlm. 92). Dengan meningkatnya daya ingat siswa, diharapkan akan mempengaruhi pula hasil belajaranya.

Hasil belajar sendiri adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil suatu tes (Susanto, 2013, hlm. 5).Untuk itu dilakukanlah penelitian mengenai pengaruh penggunaan metode memory power terhadap hasil belajar siswa pada konsep perubahan lingkungan dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode memory power dan bagaimanakah pengaruhnya

penggunaan metode memory power tersebut terhadap hasil belajar siswa.

METODE

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian menggunakan metode pre-eksperimen dengan one-group pre-test and post-test design. Penelitian ini dilakukan di SD Taman Baru II yang berada disebuah lingkungan bernama Kubang Lesung Lelebak, yang terletak di Desa Taman Baru, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon. Sampel berjumlah 20 orang terdiri dari 12 laki-laki, 8 perempuan, dan peneliti memilih sampel tersebut secara acak. Sampel tersebut berada di kelas IV sekolah dasar. Penelitian dilakukan pada pagi hari, dari mulai tanggal 12 mei 2016 hingga 23 april 2016.

Insrtumen yang digunakan saat penelitian adalah soal tes sebanyak 10 butir soal. Soal tersebut berupa soal IPA dengan materi perubahan lingkungan dan pengaruhnya. Sebelum soal tersebut diberikan kepada sampel terpilih, soal tersebut diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran menggunakan software anates soal agar saat diujicobakan kepada sampel, soal tersebut layak untuk di berikan dan berkualitas baik. Selain soal tes, digunakan pula instrumen berupa observasi dan wawancara. Hal tersebut dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan untuk memperkuat hasil dari tes yang di dapat.

Untuk observasi sendiri, aspek yang digunakan adalah aktifitas siswa pada saat proses pembelajaran dengan

(5)

menggunakan metode memory power. Indikator yang diamati adalah apakah siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini ditandai dengan seberapa antusias siswa saat menerima pembelajaran dan seberapa seringkah siswa bertanya da menjawab pertanyaan yang diajukan. Dan untuk wawancara sendiri dilakukan saat proses pemberian perlakuan telah berakhir. Saat penelitian, yang diwawancarai adalah tiga siswa yang tiap siswa memiliki nilai Post-test tinggi, sedang, dan rendah. Selain mewawancarai siswa, peneliti mewawancarai pula guru kelas IV.

Penelitian ini berlangsung melalui tiga tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan tiga kali perlakuan kepada sampel. Dan untuk analisis data, dilakukan pada tahap akhir penelitian, dimana di dalamnya terdapat analisis data berupa uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis, data hasil tes yang semuanya itu dianalisis dari data hasil pre-test dan post-test siswa. Dan tak lupa pula untuk menganalisis data hasil observasi dan wawancara yang disajikan dalam bentuk deskripsi.

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji shapiro-wilk. Jika data yang dihasilakan lebih dari 0,05 menurut signifikansi yang telah ditentukan, maka data berdistribusi normal dan sebaliknya. Sedangkan hasil uji homogenitas bisa dilihat dari hasil yang diperoleh, jika lebih dari 0,05, maka variansi kedua sampel dinyatakan homogen dan sebaliknya. Dan uji hipotesis yang digunakan adalah uji paired sample T

test. Jika data yang di uji hipotesis menghasilkan signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa kedua data tersebut memiliki perbandingan. Dan hasil dari ketiga uji tersebut diolah menggunakan software SPSS versi 16 for windows.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh selama penelitian berlangsung akan peneliti disajikan dan dipaparkan sebagai berikut. Pemaparan pertama adalah data hasil pre-test. pre-test dilakukan sebenarnya untuk mengetahui kemapuan awal siswa sebelum mendapatkan perlakuan. Pre-test sendiri dilakukan pada hari sabtu, tanggal 12 Maret 2016. Dan data yang diperoleh dari hasil pre-test dari 20 sampel yaitu siswa yang mendapatkan nilai pre-test sebesar 15 sebanyak satu orang, yang menddapatkan nilai 30 sebanyak 3 orang, nilai 35 sebanyak 4 orang, nilai 40 sebanyak 2 orang dan yang mendapatkan nilai sebesar 45,60 ddan 65 masing-masing tiga orang siswa, kemudian yang mendapatkan nilai 70 satu orang. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai terendah yang di dapat siswa adalah 15, nilai tertingginya 70 dan nilai yang sering muncul yaitu 35. Sedangkan untuk rata-rata dari nilai pre-test sendiri adalah 46,25.

Pembahasan berlanjut pada hasil post-test siswa. post-test bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan proses dan pengetahuan siswa setelah mendapatkan perlakuan. post-test dilakukan pada hari sabtu, tanggal 23

(6)

Dita Irawati Rosma, Lily Barlia, Yulianti Fitriani, Pengaruh Penggunaan Metode Memory Power Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar.

april 2016. Dan data yang di dapat dari 20 sampel yaitu nilai 65 diperoleh oleh satu orang siswa, nilai 70 didapat oleh tiga orang siswa, nilai 75,80, dan 85 sebanyak tiga orang, dan selanjutnya adalah nilai 95 dan 100 yang diperoleh oleh dua orang siswa pada masing-masing nilai. Dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah yaitu 65 dan nilai yang sering muncul yakni 70,80 dan 85. Dari data hasil post-test diketahui bahwa nilai rata-ratanya adalah 81,25.

Dari pemaparan hasil pre-test dan post-test siswa dapat dilihat bahwa adanya perbedaan nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan metode memory power. Selain memiliki nilai rata-rata yang berbeda, ternyata kedua data tersebut memiliki standar deviasi dan varian yang berbeda pula. Perbedaan tersebut di dapat dari hasil analisis deskripsi statistik yang diolah menggunakan SPSS, dan hasilnya adalah data pre-test memiliki standar deviasi sebesar 15,03 dengan varian yaitu 225,987. Sedangkan standar deviasi pada data hasil post-test adalah 10,114 dengan varian yaitu 102,303.

Setelah menganalisis hasil pre-test dan post-test. Hasil yang dianalisis selanjutnya adalah hasil dari uji normalitas. Dan hasilnya bisa dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1

Uji Normalitas Data Pre-Test Dan Post-Test Kelompok Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Nilai Pre-Test .939 20 .234 Post-Test .932 20 .171 Hasil yang bisa dilihat pada tabel 1, diketahui bahwa nilai signifikansi pada pre-test sebesar 0,234. Dari hasil pre-test tersebut, nilai signifikansinya lebih dari 0,05, berdasarkan tabel 1 tersebut, menurut kriteria pengambilan keputusan pada uji saphiro-wilk menyatakan bahwa sampel berdistribusi normal dan dapat diterima. Kemudian untuk pengujian normalitas juga dapat dianalisa dengan menggunakan plots. Dan hasil dari pre-test dan post-test dengan mengunakan uji plots dapat diliha pada diagram diagram 1 dan 2 di bawah ini.

Diagram 1

Q-Q Plot Pre-Test

Diagram 2

Q-Q Plot Post-Test

Berdasarkan kedua diagram diatas, dapat dilihat bahwa titik-titik

(7)

tersebar mendekati garis lurus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data yang diperoleh yaitu data hasil pre-test dan post-test berdistribusi normal. Dan selanjutnya dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji levene’s. Hasil uji homogenitas dipaparkan sebagai berikut.

Hasil analisis dari data uji homogenitas diatas dilihat dari nilai based on mean dan based on median. Untuk based on mean didapat levene statistic sebesar 3.536 dengan signifikansi 0.068, sedangkan based on median memiliki levene statistic 3.129 dan taraf signifikansinya sebesar 0.085. dan dapat di simpulkan bahwa data berasal dari varian yang sama atau bisa disebut juga homogen, karena kedua signifikansinya lebih dari 0,05.

Dan untuk uji yang terakhir adalah uji hipotesis dengan menggunakan uji sampel berpasangan. Dan hasil dari uji hipotesis yang dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3

Paired Samples T Test t Signifiansi pre-test

dan post-test

-11.701 0.000

Diperoleh nilai t hitung sebesar -11,701 dengan signifikansi 0,000. Berdasarkan taraf signifikansi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan metode memory power dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena 0,000 ≤ 0,05.

Analisis dilanjutkan pada hasil observasi dan wawancara. Pertama yang akan dikupas adalah hasil data observasi. Sebelum mengupas lebih jauh mengenai data observasi, onservasi sendiri dilakukan untuk mengetahui keaktivan siswa saat proses pembelajaran menggunakan metode memory power. Observasi dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung tiga indikator yang diamati. Dan hasil dari observasi yang dilakukan mengenai aktifitas siswa dalam proses pembelajaran disajikan dalam bentuk persentase dan dideskripsikan sebagai berikut.

Persentase terendah berada di angka 44,4% dengan siswa yang mendapatkan persentase tersebut Sebanyak satu orang dengan nilai post-test yang diperoleh siswa tersebut adalah 65. Berikutnya dengan persentase keaktifan terendah kedua adalah 55,5% dengan jumlah siswa yang memperoleh hasil tersebut sebnayak 3 orang, dan dengan nilai post-test sebesar 70. Untuk siswa yang memperoleh persentase di angka 66,7%, 77,8% juga 88,9% sebanyak 4 orang pada masing-masing persentase. Kemudian yang mendapatkan persentase 66,9% dengan nilai post-test 75, siswa yang memiliki persentase 77,8% adalah siswa yang nilai post-testnya 80, dan siswa yang mendapatkan nilai post-test sebesar 85, nilai persentase keaktifannya adalah 88,9%.

Nilai persentase terbesar diraih oleh emapt orang siswa dengan nilai persentasenya yakni 100%. Dua orang dari empat orang tersebut memiliki nilai post-test sebesar 95 dan dua orang lagi mendapat nilai 100. Dari analisis ini, menunjukkan bahwa

(8)

Dita Irawati Rosma, Lily Barlia, Yulianti Fitriani, Pengaruh Penggunaan Metode Memory Power Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar.

keaktifan siswa saat belajar dengan metode yang peneliti gunakan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian, dapat ditarik benang merah bahwasannya ada keterkaitan antara keaktifan siswa dengan hasil belajar yang diperolehnya. Semakin aktif dan antusias siswa saat pembelajaran, semakin tinggi pula nilai yang diperolah dari hasil belajarnya.

Dan tak lupa pula untuk menjabarkan hasil wawancara yang telah dilakukan. Wawancara sendiri dilakukan untuk menunjang data hasil observasi dan untuk mengetahui pula pendapat siswa setelah belajar menggunakan metode yang telah diterapkan. Hasil olahan data wawancara yang telah dianalisis, dapat dijabarkan bahwasanya siswa merasa senang melajar menggunakan metode memory power, karena mereka merasa pembelajaran dengan menggunakan imajinasi seperti yang diterapkan oleh metode memory power sangat menyenangkan dan berbeda dari pembelajaran pada umumnya.

Hal ini diungkapkan oleh salah seorang siswa yang memiliki persentase keaktifan cukup baik, ia mengatakan bahwa “saya suka belajar dengan menggunakan metode memory power, karena menyenagkan dan tidak membosankan. Saya bisa berimajinasi, dan membayangkan hal-hal yang unik dan lucu. Saya bisa mengingat pelajaran lebih mudah dari biasanya”. Selain itu mereka tidak mengalami kesulitan yang berarti saat diperintahkan untuk berimajinasi. Mereka merasa lebih mudah mengingat pelajaran, karena saat belajar dengan metode memory

power, mereka merasa seperti bermain sambil belajar. Dan yang terpenting dari penuturan mereka adalah mereka merasa hasil belajar mereka bisa meningkat, hal ini ditandai dengan lebih baiknya nilai yang lebih baik dari sebelumnya.

Wawancara juga dilakukan kepada guru kelas IV SD Taman Baru II. Menurutnya metode yang diterapkan saat penelitian bisa membuat siswa tidak merasa jenuh saat belajar, karena mereka tidak berdaim diri, namun mereka lebih aktif dan bisa bermain dengan imajinasi mereka. Metode yang dimaksud dalam hal ini, yang tak lain dan tak bukan adalah memory power, lanjutnya metode ini cukup efektif dan efisien, karena siswa dapat mengingat pelajaran dengan lebih baik.

Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan hasil yang diperoeh siswa setelah belajar menggunakan metode memory power, dimana saat tes akhir sebagian besar siswa mendapatkan nilai yang cukup baik dibandingkan dengan nilai sebelum mereka mendapatkan perlakuan. Dan kesimpulan dari pemaparan hasil wawancara ini adalah siswa merasa senang dan merasa lebih mudah untuk mengingat pelajaran dengan menggunakan metode memory power, dalam hal ini adalah pelajaran IPA dengan materi perubahan lingkungan dan pengaruhnya.

Pembahasan lebih lanjut terkait hasil dari temuan penelitian akan peneliti paparkan seperti ini, temuan yang didapat akan lebih memfokuskan pada pengaruh penggunaan metode memory power

(9)

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada konsep perubahan lingkungan dan pengaruhnya. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode memory power, siswa diberi pre-test terlebih dahulu. Pemberian pre-test dilakukan tanggal 12 maret 2016, tapatnya pada hari sabtu kala itu. Setelah siswa melakukan pre-test. Hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan kemampuan awal yang dimiliki siswa. Pertemuan selanjutnya dilakukan perlakuan pada siswa. Perlakuan tersebut dilakukan sebanyak tiga kali dengan menggunakan metode memory power. Setelah pemberian perlakuan selesai, akhirnya sabtu pagi tangga 23 april 2016 diberikanlah post-test pada siswa, untuk mengtahui sejauhmana metode yang diterapkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Ternyata setelah menilai hasil post-test siswa ditemukan perbedaan nilai sebelum dan sesudah siswa mendapatkan perlakuan. Hal ini bisa dilihat dari nilai rata-ratanta, nilai rata-rata pre-tes siswa adalah 46,25. Sedangkan nilai rata-rata yang siswa dapatkan saat post-test adalah 81,25. Dari hasil tersebut bisa dilihat perbedaan antara nilai keduanya yakni sebesar 35,00. Tidak dapat dipungkiri bahwa nilai rata-rata post-test siswa lebih baik dari nilai pre-post-test nya. Dan hal ini menunjkkan bahwa metode memory power dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA.

Setelah mendapatkan hasil yang cukup signifikan mengenai perbandingan nilai rata-rata siswa, peneliti juga mendapatkan hasil yang cukup baik pada uji hipotesis. Uji

hipotesis yang menggunakan uji paired sample T test, dimana nilai t hitung sebesar -11,701 dengan signifikansi 0,000 dapat diartikan bahwa bahawa pembelajaran menggunakan metode memory power dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena signifikansi yang dihasilakan lebih kecil dari taraf signifikansi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 0.05.

Dari observasi yang dilakukan, diperoleh hasil yang dapat dinyatakan bahwa hasil belajar siswa cenderung lebih baik setelah mendapatkan perlakuan saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang diterapkan. Hal tersebut terjadi karena saat proses pembelajaran siswa cenderung lebih aktif atau keaktifan siswa meningkat pada saat proses pembelajaran. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari persentase keaktifan siswa yang cukup baik yakni 66,9%-100%. Dan siswa yang memiliki persentase keaktifan tersebut sebanyak 16 siswa dari jumlah keseluruhan 20 siswa. Dan ke 16 siswa tersebut memiliki nilai post-test yang cukup baik, dimana hasilnya telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya.

Dari analisis tersebut, menunjukkan bahwa keaktifan siswa saat proses pembelajaran mengunakan metode memory power dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena dengan siswa semakin antusias dan aktif saat melaksanakan proses pembelajaran, maka semakin tinggi pula nilai dari hasil belajar yang mereka peroleh. Hasil observasi ini memperkuat pernyataan sebelumnya mengenai metode memory power,

(10)

Dita Irawati Rosma, Lily Barlia, Yulianti Fitriani, Pengaruh Penggunaan Metode Memory Power Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar.

bahwa metode memory power dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Pembahasan mengenai temauan yang terakhir adalah pembahasan hasil wawancara. Hasil wawancara, yang diperoleh dari hasil wawancara dengan tiga orang siswa. Pemilihan ketiga siswa ini juga mengacu pada hasil obsrervasi yang peneliti dapatkan dari hasil mengamati mereka. Dengan kata lain wawancara ini merupakan salah satu cara untuk memperkuat temuan saat observasi.

Pemaparan dari hasil wawancara siswa dan guru menunjukkan bahwa penggunaan metode memory power dapat mempengaruhi daya ingat siswa dalam hal mengingat pelajaran, khususnya pelajaran IPA pada konsep perubahan lingkungan dan pengaruhnya. Kemudian dalam prosesnya, pembelajaran yang menggunakan metode memory power dianggap mempermudah sswa untuk mengingat pelajaran yang disampaikan. Itu karena siswa bermain dengan imajinasi mereka, sehingga siswa bisa mengingat materi ajar yang disampaikan dengan cara yang menyenangkan. Dan hal tersebut membuat siswa bisa menjawab pertanyaan dengan lebih baik, dalam hal ini adalah soal tes. Hal ini bisa dilihat dari hasil post-test yang mereka dapatkan. Mereka bisa menjawab soal post-test dengan baik, karena mereka sudah bisa mengingat materi yang disampaikan, dan ingatan mereka yang cukup baik tersebut berdampak atau mempengaruhi hasil belajar mereka.

KESIMPULAN

Dari pemaparan mengenai temuan hasil penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar siswa menjadi lebih aktif saat proses pembelajaran menggunakan metode memory power, yang dapat dilihat dari persentase keaktifan siswa sebesar 66,9%-100%, peningkatan tersebut dipertegas oleh pernyataan siswa bahwa mereka senang belajar dengan metode memory power, karena mereka bisa mengingat pelajaran secara aktif, kreatif, dan menyenangkan.

Temuan berikutnya yaitu terdapat perbedaan nilai rata-rata siswa, yakni untuk pre-test 46,25 dan post-test sebesar 81,25. Dimana siswa yang mendapatkan nilai rata-rata post-test yang cukup baik adalah siswa yang memiliki persentase keaktifan yang baik pula. Itu artinya siswa menjadi aktif dan bisa mengingat pelajaran dengan baik. Dan temuan yang terakhir adalah dari hasil uji hipotesis yang diperoleh nilai t hitung sebesar -11,701 dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dari kesemua temuan tersebut, dapat diambil intisari atau kesimpulan bahwa metode memory power dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

REFERENSI

Harianti, D. (2010). Cara Ampuh Memahami Pelajaran IPA SD Kelas 4,5, & 6 dengan Metode Memory Power. Jakarta: PT. Tangga Pustaka.

Musrofi, M. (2008). Melejitkan Potensi Otak. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Putra, D. (2013). Rahasia Membuat Otak Super. Yogyakarta: Laksana.

(11)

Susanto, A. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia.

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Thompson, R. F. & Madigan, S. A.

(2007). Memory The Key To Consciousness. Jakarta: Transmedia.

Gambar

Diagram 2  Q-Q Plot Post-Test

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti mewawancarai pegawai bank dari 2 (dua) bank berbeda yaitu Bank BRI KCP Unit Purwokerto Barat dan Bank BPR BKK Purwokerto KC Karanglewas. Dari kedua bank

Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menggambarkan tenaga kerja, upah minimum Kabupaten, dan investasi terhadap produk domestik regional bruto Provinsi Jawa

Disimpulkan bahwa kandungan protein dan energi pakan tidak mempengaruhi keempukan daging pada kambing Kacang jantan, dan bobot badan yang tinggi menghasilkan daging LD

1.1.a) forests within nature reserves and national parks (forests designated only for nature conservation not compromising productive needs) excluding forests within landscape

Pemberian pakan pada tikus jantan dengan jumlah kasein dan kadar protein yang tinggi (15%), serta cekok TKI-RL, Zn dan vitamin E secara tunggal, kombinasi keduanya maupun

Penyusunan rujukan dalam daftar pustaka berurut berdasarkan abjad nama pengarang dan diberi nomor angka arab dalam kurung siku. Penulisan unsur-unsur keterangan pustaka mengikuti

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) telah menyadari permasalahan ketersediaan jaringan telekomunikasi di luar pulau Jawa,

Pemberian cairan pada pasien yang akan operasi, khususnya sectio caesaria (SC), sebelumnya jarang dilakukan pemeriksaan elektrolit, sehingga dapat menimbulkan gangguan