• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KARAKTER HEMAT DAN HIDUP SEDERHANA MELALUI GERAKAN MENABUNG DI SEKOLAH DASAR 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDIDIKAN KARAKTER HEMAT DAN HIDUP SEDERHANA MELALUI GERAKAN MENABUNG DI SEKOLAH DASAR 1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

479

MELALUI GERAKAN MENABUNG DI SEKOLAH DASAR

1

Rahmawati, Sony Irianto, Arifin Muslim2 PGSD FKIP

Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRAK

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh bagi nilai-nilai manusia. Pengaruh tersebut berkaitan dengan karakter bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai negara periphery dengan ciri budaya konsumtif, tidak produktif, upaya saving (menabung) rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan, faktor penghambat dan upaya mengatasi hambatan pendidikan karakter hemat dan hidup sederhana melalui gerakan menabung di sekolah dasar. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian dilaksanakan di SDN1 PKL dan SDN2 PKD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter hemat dan hidup sederhana melalui gerakan menabung di sekolah dasar SDN1 PKL dijadwalkan setiap hari, pertama siswa setor ke guru kelas, kemudian guru kelas setor ke guru bendahara tabungan siswa, selanjutnya guru bendahara tabungan siswa menyetorkan ke bank dengan rekening tabungan atas nama sekolah. Pelaksanaan gerakan menabung SDN2 PKD dijadwalkan seminggu sekali, setiap hari Selasa ada pegawai bank datang ke sekolah untuk mengambil tabungan siswa, sebelumnya siswa sudah mengumpulkan tabungan ke guru kelas. Hambatan dalam pelaksanaannya ada tiga. Pertama, faktor lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kedua, menyita jam pelajaran. Ketiga, siswa menyalahgunakan uang tabungan. Upaya dalam mengatasi hambatan yaitu menjalin kerja sama dengan pihak yang berada di sekitar siswa, guru menulis dan merekap tabungan siswa pada saat jam istirahat, memberikan nasehat kepada siswa.

Kata Kunci: pendidikan karakter, hemat, hidup sederhana, gerakan menabung.

1 Makalah disampaikan pada acara Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator “Kenali dan Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas” di Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tanggal 30 April 2016.

(2)

480

PENDAHULUAN

Menurut pendapat Sarlito Wirawan Sarwono dalam makalahnya Remaja dalam Era Industri dan Komunikasi dalam bukunya Salahudin & Irwanto (2013: 235) menjelaskan bahwa: “Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan perubahan nilai-nilai manusia. Perubahan ini semakin memudarkan nilai-nilai moral dalam masyarakat, yang pada gilirannya menuntut masyarakat menyesuaikan diri terhadap perubahan yang sedang berlangsung, atau tidak sama sekali. Untuk kemudian dilindas dan tertinggal.” (Sarlito Wirawan, 1998: 2).

Selanjutnya melihat perkembangan Indonesia di mata dunia yaitu menurut Mulyady dalam Kompasiana (2015) memberitakan beberapa peringkat Indonesia di mata dunia yaitu: Data ASEAN Centre for Energy (ACE) tahun 2013, tercatat Indonesia merupakan negara dengan tingkat pemborosan energi listrik paling tinggi saat ini. Padahal pasokan listrik di Indonesia dalam kondisi kritis dan siaga karena cadangannya sudah tidak banyak yang tersisa. Indonesia juga dikenal dunia sebagai negara yang paling boros pangan. Organisasi Pangan dan Pertanian Internasional (Food and Agricultural Organization; FAO) menyebutkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara pengimpor pangan terbesar di dunia. Ini bisa terjadi karena - menurut Direktur Pengelolaan Perikanan FAO Indroyono Susilo - budaya makan orang Indonesia yang gemar menyisakan makanan. Indonesia merupakan negara paling konsumtif di dunia Sejak tahun 1970-an hingga hari ini, Indonesia sudah dikenal sebagai negara paling konsumtif di dunia. Bahkan pada saat krisis ekonomi global melanda dunia di tahun 1998 dan 2008, Indonesia seolah tidak terpengaruh. Nilai belanja masyarakatnya meningkat cukup signifikan. Tidak saja di dalam negeri, namun juga di luar negeri. Di era 2000an ini, kehidupan konsumtif masyarakat Indonesia semakin menjadi-jadi.

Mengenai masalah konsumtif, Supriatna (2012) menjelaskan bahwa budaya konsumtif menjadi penghambat membangun karakter produktif dan kerja keras. Konsumerisme terhadap produk industri untuk memenuhi kebutuhan sekunder merupakan masalah sosial serta ketiadaan karakter hemat dalam mengkonsumsi barang dan karakter produktif dalam menghasilkan inovasi. Selanjutnya analisis Immanuel Wallerstein, (1999) menempatkan Indonesia sebagai negara periphery yang memiliki ciri budaya diantaranya yaitu konsumtif dan tidak produktif, kemudian upaya saving (menabung) yang rendah.

Selanjutnya Anggasari (dalam Hotpascaman 2010: 2) mengungkapkan bahwa: “Perilaku konsumtif adalah tindakan membeli barang yang kurang atau tidak diperhitungkan sehingga sifatnya menjadi berlebihan” (Wahidah: 2013). Keinginan untuk membeli sesuatu ini biasa muncul dikarenakan melihat iklan di televisi dengan rayuan-rayuan iklan yang diberikan, ikut-ikutan teman yang mengikuti mode yang sedang berkembang, dan sering kali mementingkan gengsinya agar tidak ketinggalan zaman.

(3)

481

didapatkan dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri 1 Pasir Kulon. Didapatkan informasi bahwa di sekolah tersebut masih terdapat siswa yang berperilaku konsumtif, ini dibuktikan dengan saat istirahat siswa senang sekali membeli mainan yang menurut peneliti kurang bermanfaat. Ketika satu anak membeli, maka yang lain akan terpengaruh untuk membeli juga. Selain itu, siswa SD Negeri 1 Pasir Kulon yang berkarakter hemat dan hidup sederhana perlu diupayakan lagi. Karena ketika di kelas IV peneliti melihat bahwa dari jumlah siswa di kelas tersebut hanya beberapa orang yang membawa bekal dari rumah. Kemudian secara umum siswa di sekolah tersebut ketika istirahat membeli jajan semua. Untuk penampilan, siswa masih terlihat belum semuanya mencerminkan hidup sederhana, ini dibuktikan ketika ekstrakurikuler tari, voli, gambar, masih terdapat siswa yang berpenampilan mewah dan banyak pernak-pernik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SD Negeri 1 Pasir Kulon didapatkan informasi bahwa sudah ada kegiatan menabung yang dikelola oleh sekolah. Kegiatan menabung tersebut sebagai bentuk melatih siswa untuk menabung, selain itu juga untuk cadangan membayar biaya yang tidak terduga. Setiap hari siswa diperbolehkan untuk menabung ke guru kelas masing-masing . Kemudian oleh guru kelas disetorkan ke bendahara tabungan siswa. Selanjutnya oleh bendahara tabungan siswa di setorkan ke bank.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada pegawai bank untuk mendapatkan informasi terkait dengan tabungan pelajar. Peneliti mewawancarai pegawai bank dari 2 (dua) bank berbeda yaitu Bank BRI KCP Unit Purwokerto Barat dan Bank BPR BKK Purwokerto KC Karanglewas. Dari kedua bank tersebut peneliti mendapatkan informasi bahwa pihak bank mengadakan tabungan untuk pelajar yang diberi nama “Tabunganku”. Berdasarkan hasil wawancara diketahui Bank BPR BKK Purwokerto KC Karanglewas sudah bekerja sama dengan SD N 2 Pasir Kidul dalam gerakan menabung di sekolah dasar. Jadi, siswa di SD Negeri 2 Pasir Kidul sudah memiliki buku rekening tabungan masing-masing.

Berdasarkan informasi tersebut peneliti berencana melakukan penelitian terkait gerakan menabung di sekolah dasar. Penelitian ini penting di lakukan untuk mendapatkan gambaran tentang sejauh mana penerapan gerakan menabung di sekolah dasar dalam upaya untuk memberikan pendidikan karakter hemat dan hidup sederhana. Sesuai dengan latar belakang masalah maka inti permasalahan pokok yang harus ditemukan jawabannya dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan karakter hemat dan hidup sederhana melalui gerakan menabung di sekolah dasar?, 2) Apakah faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan karakter hemat dan hidup sederhana melalui gerakan menabung di sekolah dasar?, 3) Bagaimanakah upaya mengatasi hambatan pelaksanaan pendidikan karakter hemat dan hidup sederhana melalui gerakan menabung di sekolah dasar?.

(4)

482

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: mengetahui pelaksanaan, faktor penghambat upaya mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pendidikan karakter hematdan hidup sederhana melalui gerakan menabung di sekolah dasar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai guna secara positif baik bagi peneliti maupun bagi orang lain. Adapun nilai guna yang diharapkan itu dapat dijelaskan sebagai berikut: dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pendidikan karakter hemat dan hidup sederhana melalui gerakan menabung di sekolah dasar dan menjadi dasar pemikiran untuk penelitian selanjutnya, baik oleh peneliti sendiri maupun penelitian yang lain. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Sugiyono (2010: 1) mengatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Menurut Sugiyono (2015: 296) Borg and Gall 1988 menyatakan bahwa: “Qualitative research is much more difficult to do well than quantitative research because the data collected are usually subjective and the main

measurement tool for collecting data is the investigator himself”.

Penelitian kualitatif lebih sulit bila dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, karena data yang terkumpul bersifat subyektif dan instrumen sebagai alat pengumpul data adalah peneliti itu sendiri. Waktu untuk melaksanakan penelitian ini kurang lebih selama tiga bulan mulai dari tahap observasi, pelaksanaan, sampai penyusunan laporan. Tempat penelitian yaitu di SD Negeri 1 Pasir Kulon: Jl. Pekuncen, RT 02/RW 01, Karanglewas 53161 dan SD Negeri 2 Pasir Kidul: Jl. Kertawibawa No . 651 Purwokerto Barat 53135.

Menurut Sugiyono (2010: 60) mengatakan bahwa penelitian kualitatif “the

researcher is the key instrumen”. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci

dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang utama adalah peneliti sendiri, namun setelah fokus penelitian menjadi jelas mungkin akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat digunakan untuk menjaring data pada sumber data yang lebih luas, dan mempertajam serta melengkapi data hasil pengamatan dan observasi.

Dalam penelitian ini, sampel sumber data dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling.” (Sugiyono, 2010: 146). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik sampling dengan menggunakan snowball sampling. Snowball

sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya

jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau triangulasi. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan menabung di tempat yang diteliti. Wawancara dilakukan kepada orang

(5)

483

yang dilakukan yaitu melakukan pengumpulan dokumen yang berkaitan dengan penelitian baik berupa buku, foto dan lainnya.

Menurut Sugiyono (2015: 336) menjelaskan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Miles and Huberman (1984) dalam bukunya Sugiyono (2010: 183) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam anlisis data, yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification. Reduksi data yaitu memilih data yang penting dan

membuang yang tidak penting. Menyajikan data yaitu untuk mempermudah dalam membuat kesimpulan misalnya dibuat peta konsep atau teks naratif. Selanjutnya kesimpulan dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara apabila ada data yang lebih relevan dan mendukung maka bisa berubah.

Teknik keabsahan data pada penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data. Triangulasi data pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan dan menggabungkan data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Jenis triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pendidikan Karakter Hemat Dan Hidup Sederhana Melalui Gerakan Menabung Di Sekolah Dasar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru dari dua sekolah yang diteliti mengenai pendidikan karakter di sekolah dasar, didapatkan informasi bahwa pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar dilaksanakan dengan melakukan pembiasaan. Pembiasaan tersebut dalam hal kegiatan siswa di sekolah yang berhubungan dengan karakter. Pembiasaan dalam rangka pendidikan karakter harus menyesuaikan dengan kebutuhan siswa. Sehingga dengan pembiasaan tersebut diharapkan dapat mendukung berhasilnya pendidikan karakter pada siswa di sekolah dasar. Pelaksanaan pendidikan karakter dapat dilakukan melalui gerakan menabung. Karena gerakan menabung merupakan salah satu kegiatan pembiasaan yang dilaksanakan di sekolah dasar. Gerakan menabung merupakan kegiatan yang

(6)

484

ada di beberapa sekolah yang mewajibkan siswanya untuk menabung sesuai dengan jadwal yang ditetukan.

Selain mendapatkan informasi dengan wawancara mengenai gerakan menabung di SD Negeri 1 Pasir Kuon. Peneliti juga melakukan observasi terkait gerakan menabung. Hasil observasi yang dilakukan peneliti sama dengan hasil wawancara yaitu di SD Negeri 1 Pasir Kulon sudah ada gerakan menabung. Setiap siswa memiliki buku tabungan masing-masing. Kemudian setiap guru kelas juga memiliki buku tabungan kelasnya masing-masing untuk merekap tabungan siswa. Selanjutnya terdapat juga guru yang mengelola tabungan secara keseluruhan. Ketika sudah terkumpul maka di setorkan ke Bank BPR BKK Karanglewas. Hasil wawancara mengenai gerakan menabung di SD Negeri 2 Pasir Kidul sesuai dengan hasil observasi yang peneliti lakukan. Berdasarkan hasil observasi peneliti mengetahui bahwa setiap siswa memiliki buku rekening tabungan masing-masing. Setiap hari selasa pegawai Bank BPR BKK Karanglewas datang ke sekolah untuk mengambil tabungan siswa. Jadi guru kelas tidak mengelola tabungan siswa.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan karakter hemat dan hidup sederhana melalui gerakan menabung di sekolah dasar dilakukan dengan pembiasaan. Pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah salah satunya yaitu gerakan menabung. Siswa menjadi terbiasa untuk menabung sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Ada sekolah yang menggunakan setiap hari untuk menabung. Terdapat sekolah yang menabung dengan satu minggu sekali. Baik secara mandiri dikelola oleh sekolah maupun bekerja sama dengan pihak bank. Walaupun polanya berbeda dalam melaksanakan gerakan menabung tetapi tujuan dan fungsinya sama untuk membiasakan siswa menabung. Dengan terbiasa menabung maka siswa akan terlatih untuk memiliki karakter hemat dan hidup sederhana.

Faktor Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Karakter Hemat Dan Hidup Sederhana Melalui Gerakan Menabung Di Sekolah Dasar.

Gerakan menabung sudah banyak diterapkan disekolah-sekolah. Gerakan menabung ini diadakan untuk melatih anak menabung sejak dini dan untuk menanamkan karakter hemat dan hidup sederhana bagi siswa. Setiap sekolah dasar memiliki latar belakang yang berbeda dalam pengadaan gerakan menabung untuk menanamkan karakter hemat dan hidup sederhana kepada siswa. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa latar belakang suatu sekolah dasar mengadakan gerakan menabung itu berbeda-beda. Semua aturan dalam gerakan menabung juga tergantung dari kebijakan sekolah. Intinya sekolah ingin menerapkan gerakan menabung itu untuk kebaikan bersama dan mugkin untuk mencegah suatu permasalahan yang sudah pernah dialami.

Berdasarkan wawancara kepala sekolah SD Negeri 1 Pasir Kulon menjelaskan bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar yaitu faktor lingkungan. Menurut beliau faktor lingkungan sangat menentukan dalam pembentukan karakter siswa. Lingkungan

(7)

485

lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan pendidikan tersebut sama-sama memberikan pengaruh terhadap pendidikan karakter. Tetapi menurut beliau yang paling berpengaruh yaitu lingkungan masyarakat karena lingkupnya besar sehingga akan menghambat dalam pelaksanaan pendidikan karakter.

Kepala sekolah SD Negeri 2 Pasir Kidul menjelaskan bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan karakter adalah pengaruh lingkungan luar sekolah. Karena menurut beliau siswa di sekolah paling hanya 5 jam, jadi siswa lebih banyak bergaul di luar sekolah. Oleh karena itu, sangat menghambat, apalagi jika mereka bergaul dengan anak yang tidak seusia, karena tingkat perkembangannya itu berbeda. Selain itu jika wali murid cerai itu juga sangat berpengaruh dalam pendidikan karakter.

Orang tua menjelaskan bahwa hambatan yang dialami dalam gerakan menabung adalah terletak pada anaknya sendiri. Yaitu ketika anak sudah diberi uang untuk ditabung, tetapi pada keyataannya oleh anak tersebut tidak ditabungkan. Ini merupakan salah satu kendala atau hambatan dalam pelaksananaan gerakan menabung di sekolah dasar. Menurut pendapat guru SD Negeri 1 Pasir Kulon yang menjelaskan tentang hambatan pelaksanaan gerakan menabung di sekolah dasar yaitu menyita waktu pelajaran, jika merekap buku tabungan siswa di saat jam pelajaran. Alasannya karena butuh waktu yang cukup lama dan teliti dalam merekap dan menulis buku tabungan siswa. Berbeda dengan gerakan menabung yang terlaksana di SD Negeri 2 Pasir Kidul. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru yang sependapat bahwa tidak ada hambatan dalam pelaksanaan gerakan menabung di sekolahnya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan karakter hemat dan hidup sederhana melalui gerakan menabung di sekolah dasar. Faktor penghambatnya yaitu faktor lingkungan, menyita waktu bagi guru kelas, siswa yang nakal.

Upaya Mengatasi Hambatan Dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter Hemat Dan Hidup Sederhana Melalui Gerakan Menabung Di Sekolah Dasar.

Ketika ada suatu hambatan yang menghalangi maka ada upaya untuk mengatasinya agar kegiatan yang dilakukan lebih baik. Berdasarkan pendapat kepala sekolah SD Negeri 1 Pasir Kulon menjelaskan bahwa untuk mengatasi hambatan dalam pendidikan karakter adalah dengan menjalin kerjasama dengan beberapa pihak. Pihak tersebut merupakan orang yang ada di dalam lingkungan pendidikan. Diantaranya yaitu orang tua, tokoh masyarakat, dan warga masyarakat. Ketika semua pihak sudah bekerja sama maka hambatan dapat teratasi.

Menurut pendapat kepala sekolah SD Negeri 2 Pasir Kidul dalam mengatasi hambatan pndidikan karakter yaitu lebih menekankan kepada wali murid. Sebelum itu dilakukan maka dengan melakukan penanaman beberapa karakter kepada siswa yaitu disiplin, tanggung jawab, tertib. Selanjutnya

(8)

486

menjalin kerja sama dengan wali murid. Wujud kerja sama tersebut dilaksanakan dengan adanya paguyuban wali murid. Di dalam paguyuban wali murid maka terdapat pertemuan untuk membahas beberapa hal terkait siswa. Sehingga benar-benar ada wujud nyata dalam mengatasi hambatan pendidikan karakter. Berdasarkan hasil wawancaa tersebut dapat diketahui bahwa dalam mengatasi hambatan pendidikan karakter yaitu dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang berada dalam lingkungan siswa baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dengan kerja sama yang baik maka akan mengatasi hambatan tersebut dengan lebih baik.

Pendapat orang tua yang menjelaskan bahwa dalam mengatasi hambatan pada siswa yang nakal yaitu dengan memberi tahu anak agar rajin menabung. Karena dengan menabung akan mendapatkan banyak manfaat. Selain itu, juga menasehati anak tersebut agar tidak menyalah gunakan uang tabungan. Maksudnya yaitu ketika dikasih uang untuk ditabung maka harus ditabung janagn untuk membeli jajan. Pendapat guru menjelaskan bahwa upaya dalam mengatasi hambatan pelaksanaan gerakan menabung yaitu dengan merekap dan menulis tabungan siswa ketika waktu istirahat. Sehingga jam pelajaran tidak terganggu dan dapat berjalan dengan baik. Sehingga semuanya akan terlaksana dengan baik, baik pelajaran maupun gerakan menabung.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa upaya dalam mengatasi hambatan pelaksanaan pendidikan karakter hemat dan hidup sederhana melalui gerakan menabung di sekolah dasar yaitu ada tiga upaya. Pertama sekolah menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang berada dalam lingkungan siswa. Kedua guru kelas merekap dan menulis tabungan siswa ketika jam istirahat. Ketiga orang tua memberikan nasehat kepada anaknya agar tidak menyalahgunakan uang tabungan.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Pelaksanaan pendidikan karakter hemat dan hidup sederhana melalui gerakan menabung di sekolah dasar dilakukan dengan pembiasaan. Pembiasaan yang dilakukan salah satunya dengan gerakan menabung. Setiap sekolah memiliki pola berbeda dalam menerapkan gerakan menabung. SD Negeri 1 Pasir Kulon menerapkan gerakan menabung dengan dijadwalkan setiap hari. Pertama siswa menyetorkan tabungan ke guru kelas, kemudian oleh guru kelas disetorkan ke guru bendahara tabungan sekolah. Selanjutnya oleh guru bendahara tabungan sekolah disetorkan ke Bank BPR BKK KC Karanglewas dengan buku rekening atas nama sekolah. SD Negeri 2 Pasir Kidul menerapkan gerakan menabung dengan menjadwalkannya seminggu seklai yaitu setiap hari selasa. Bekerja sama dengan pihak Bank BPR BKK KC Karanglewas. Setiap Hari Selasa pegawai Bank BKK Karanglewas datang ke sekolah untuk mengambil tabungan siswa. Sebelumnya siswa mengumpulkan buku tabungannya ke guru kelas.

(9)

487

sederhana melalui gerakan menabung di sekolah dasar yaitu ada tiga. Pertama pengaruh faktor lingkungan, karena siswa berada dalam tiga lingkungan pendidikan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Kedua yaitu menyita waktu guru kelas untuk menyampaikan pelajaran di kelas, karena jika guru kelas merekapnya pada saat jam pelajaran. Ketiga yaitu siswa yang nakal, maksudnya siswa yang menyalahgunakan uang tabungan untuk keperluan pribadi.

Upaya untuk mengatasi faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan karakter hemat dan hidup sederhana melalui gerakan menabung di sekolah dasar yaitu ada tiga sesuai dengan hambatan yang ada. Pertama yaitu sekolah menjalin kerja sama dengan pihak yang berkaitan dengan siswa yaitu dengan orang tua, tokoh masyarakat dan warga masyarakat. Kedua yaitu dengan membiasakan guru kelas merekap dan menulis tabungan siswa ketika jam istirahat. Ketiga yaitu menasehati siswa yang menyalahgunakan uang tabungan agar tidak menyalahgunakan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyady. 2015. Peringkat Indonesia di Dunia. Tersedia: http://www.kompasiana.com/mulyady1688/10-peringkat-indonesia-di-dunia_54f934b0a333112c048b4a1a. Diakses: Senin, 11 Januari 2016 Pukul: 14:21 WIB

Salahudin, Anas & Irwanto Alkrienciehie. Pendidikan Karakter: Pendidikan Berbasis

Agama & Budaya Bangsa. Bandung: Pustaka Setia

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta

Supriatna, Nana. 2012. Masalah Yang Terkait Dengan Pendidikan Karakter Bangsa.

Tersedia: kimiaindah.files.wordpress.com. Diakses Rabu, 13 Januari 2016 Pukul 13:38 WIB

Wahidah, Nurul. 2015. Pengaruh Perilaku Konsumtif Terhadap Gaya Hidup

Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UNTAN. Tersedia:

Jurnal.Untan.Ac.Id/…Pdpb/Article/Download/4610/4692. Diakses Rabu, 13 Januari 2016 Pukul 13:35 WIB

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Kolom Cari Angin Koran Tempo , dapat direlevansikan sebagai materi ajar dengan beberapa faktor pendukung yaitu : (a) Kesantunan berbahasa pada esai

Adapun tahapan dalam membuat media pembelajaran ini adalah: (1) Melihat potensi dan masalah berupa kemampuan guru ketika menyajikan materi kepada siswa, (2)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi adsorben (% w/w) pada proses pemurnian minyak goreng bekas terhadap penurunan bilangan asam dan

( Muharni * , Elfita, Handi : Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Science, Sriwijaya University, Indralaya,, South Sumatera, Indonesia

Terdapat pula keterbatasan penelitian sebagai berikut: (1) Sampel dalam penelitian ini hanya didapatkan dari forum investor dunia maya seperti StockBit, BEI5000

Skripsi ini yang berjudul ‚Tinjauan Hukum Islam dan Fatwa DSN-MUI Nomor 92 Tahun 2014 Terhadap Praktik Produk Amanah di Pegadaian Syariah Cabang Blauran

Efek Magnus yang terlihat pada bola pingpong saat melakukan pukulan drive sehingga bola pingpong berputar ke depan, efek yang dihasilkan adalah bola naik melambung namun

Hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PAI adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengalami pengalaman belajar pada materi pembelajaran PAI.