• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fakultas Sastra Unud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fakultas Sastra Unud"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Diterbitkan:

Yayasan Guna

lllidya

Fakultas

Sastra

Unud

(2)

:an::r:

PJIB

PUSTAKA

Jurnal

llmu-Ilmu

BudaYa

ISSN 0215-9198

Volume

X,

Nomor

i'f"btrruri

2010

lf#Jxhffi:i'Tl'iStlTi$angkatda.

hasil Penelitian dan I

Ketua

PenYunting Made

JiwaAtmala

Sekretaris PenYunting

I

Ketut Sudewa PenYunting Pelaksana

-

i

WuYutt Pastika

INengah

SudiPa IWaYan Sama

Mitra

Bestari

I WaYan

Ardika

(Unu$)-

"

I Dewa Putu

Wijan"

rug})'

Neirgahn;;y,|[?.1,J,S,P,ffi.Tfl-abaya)

*'i'i:Hll|;E':::)'a''**

;

"

n p a s ar)

JS.58.10

'

Pelaksana Tata Usaha Made Nuarta

AlamatPenlTrnt'',9*lgay;:l;,;gru-gt,J#:'l#if;,'"B;:t"Y.r

lllr'

l\rdD r'r:

v-"r--

".---l'oli

^ensannamawidyaPustaka

PustakaJurnalllmu-ilmuBudayaterbitpertamakalidengannama,"'*y,Ir

"-m

dik

e,ik

di

a,as.l#l$lffi

r"ffi

i:*i,f.qiJi:i,fi

il

ff"T#.

rr"i"*""

dengan format

*:".ifiIiilJi;#:1r1rs

**;r

dievaluasi dan

iill,].,",,l,:jffi

#.ffi

ilHffi

lllm

(3)

PJTB

PUSTAKA

lumatitmu-rmuP:i"'

iisN

o21s-e1e8

voturne;']i;],i#i

jt.u--,,*

DAFTARISI

iii'iv

r-9

10-21

22 -35

::ffi;:,*:Y:::::::::::::::::::::

36-50

16-86

51

-61

62

-7s

\ I I i I I t I I I I I \ \ i I I I

l

L

(4)

PUSTAKA

\bhtne )L No. I . Februari 2010

Inflelai

Nomina

Maskulinum

Singularis

Bahasa Sanskerta:

Kajian

Generatif

Tlansformasi

Ni

Made

Suryati...

...87

-

100

Keberlangsungan

Hidup

Arkeologi

Indofiesia

VictorYohanes

Tokan

... 101- 112

Keigo @ahasa

llalus)

dalam

Bahasa Jepang

Kanalr dan Wahyuning

Dyah

ll3-122

Pedoman

Bagi

Penulis

(5)

T

INFLEKSI

NOMINA

MASKULINUM

SINGULARIS

BATIASA SANSKERTA:

Kaj

ian Generatif Transformasi

Ni Made

Suryati

Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra Unud

Abstrad:

Penulisan lrlfleksi Nomina Maskulinum Singularis Bahasa Sanskerta dengan tujuan untuk: mengetahui khasanah nominq bahasa Sanskerta, afil<s-afila pembentuk nomina maskulinum yang singularis, dan kaidah pembentukannya. Teori yang digunakan adalah generative transpormasi. Data dikumpulkan dengan metode silnak dibantu dengan teknik pencatatan dan penerjemahan. Data dianalisk dengan metode agih, dan ditampilkan dengan metode formal dan infoprmal. Sumber data adalah data tulis.

Hasil penelitian menunjukan:

I.

ldusanah nomina maskulinum bahasa Sanskerta adalah

l)

jumlah terdiri atas: singularis, dualis, dan pluralis; 2) gender terdiri atas: maskulinum, neutrum,

danfeminim; kasus terdiri atas: nominative, vokatif, akusatif, instrumental, datif, ablative, genetif, dan lokaif, 2. Afiks yang membentuk nomina maskulinum singularis adalah: { -h},{ -m}, { -q},

{

-e), {-ah'}, {-oh'},

dan

{

-il.

3) Kaidah itfreksi nomina maskulinum singularis dapat dirumuskan

menjadi:I) [xJN(mas.)

)

[x -ht]N(nom.,sing.,mas.), 2) [xJN(mas.)

)

fx - mJN(acc.stng.mas), 3)

[x]N(nas.)

)

[x -aJN(ins.sing. mas.), 4) {x]N(mas.)

)

[x -e]N(dat.singmas.), 5) [x]N(mas.)

)

{x --ahtJN(abl.sing. mas), 6) [xJN(mas.)

)

[x -ah']N(gen. sing.mas), dan 7) [xJN(mas.)

)

tx

-il N. (oc.,sing.,mas.).

Kqwood: Nomina, mas kulinum, s arc kerta

1. Pendahuluan

T)

ahasa Sanskerta merupakan

leluhur

bahasa Yunani,

Romawi,

Jerman,

ElsUrniu,

Inggris

dan

lainJain

yang

termasuk

rumpun bahasa Indo-Eropa.

Bahasa Sanskerta pertama kali tumbuh di daerah Danao kira-kira di utara pegunungan Kaukasus. Entah apa yang menyebabkan penuturbahasa ini meninggalkan tempahlya

menuju

semenanjung

Balkan.

Selanjutnya

mereka

menyebar

ke

Barat dan

ke

Timur. Yang

ke

Barat

menurunkan

bahasa Yunani, Romawi, Jerman, Slavia, dan

lain

sebagainya; sedangkan yang

ke

Timur

dalam perjalanannya

sampai

di

India

(Soetandi,200l:

1).

Di

India bahasa Sanskerta tumbuh dengan pesat. Pada abad

VI

di

India lahir

seorang ahli bahasa dunia yang terkenal,

yaitu

Panini. Beliau pertama

kali

berhasil

menyusun hukum-hukum tentang bahasa Sanskerta yang dapat membedakan antara akar

kata

dan kata, bagaimana cara membentuk pangkal kata dan sebagainya. Yang

jelas,

Panini

boleh

dikatakan sebagai

ahli

tata bahasa Sanskerta (Soetandi,

2O0l:

4).

(6)

PUSIAKA

Volume X, No.

I

'

Februari 2010

Bahasa Sanskerta

memiliki

susunan yang

lebih

rapi

dan terang, serta lebih mudah dipisah-pisahkan. Oleh karena

itu,

pada abad

XIX

bahasa Sanskerta selalu

dipelajari

oleh ahli bahasa Eropa untuk pemahaman yang lebih jelas dan mendalarn tentang bahasa

Latin

dan

Yunani.

I

Dalam perkembangannya, bahasa Sanskerta dikelompokkan menjadi tiga, yaitu

(l)

Vedic Sanslcrit adalah bahasa yang digunakan dalam veda; (2) Classical funslcrit adalah bahasa Sanskerta yang dipakai dalam sastra-sasha

Hindu;

dan

(3) Hybrida

Sanslcrit adalah bahasa Sanskerta yang sudah mendapat pengaruh dari bahasa yang

berkembang

(Winanti,

2004: 2'3).

Dalam perjalanannya ke Indonesia khususnya ke

Bali,

bahasa Sanskerta sangat

,

berpengaruh sejalan dengan masuknya agama

Hindu

sekitar

tahun 400

sebelum

'

masehi (Soetandi,

2001:

5---7).

Kelompok

bahasa Sanskerta yang berpenganrh

di

Bali

boleh dikatakan ketiganya, karena sampai sekarang baikVeda,karya sastra, dan bahasa campuran masih dipakai di

Bali.

Sehubungan dengan

masih

digunakannya bahasa Sanskerta

di

dalam Yeda,

karya sasta,

dan termasuk beberapakata campuran;

di

beberapa perguruan

tinggi

yang bergerak di bidang agama dan sastra, bahasa Sanskerta masuk dalam

kurikulum

(Fakultas

Sastra, Universitas

Udayana,2005:

64-79,84-89).

Dengan demikian, bahasa Sanskerta boleh dikatakan

memiliki

fungsi yang penting bagi kelangsungan

umat agama

Hindu

dan sastra di

Bali.

Sejalan

denguir

hal

di

atas, ada

upaya-upaya

untuk menulis

tata

batrasa Sanskerta dengan bahasa Indonesia terus dilakukan. Tulisan yang dapat ditemukan adalah "Pengantar Bahasa Sanskerta"

jilid I

karangan

I

Gde Semadi Astra (1978); "Pengantar Bahasa Sanskerta"

Jilid II,

karangan

I

Gde Semadi Astra (1979);

*Buku

Pelajaran

Tata

Bahasa Sanskerta"

(Drs. Ketut Lama,

1987);

Pelajaran

Bahasa

Sanskerta, Tahap Pertama

(Prof. Dr. Tiok. Rai

Sudharta,

MA,

1998); Pelaiaran

Bahasa

Sanskerta (Drs.

I

Made

Surada,

M. A.,

2006)

.

Tulisan

berupa kamus

yang dapat ditemukan adalah 'oKamus

Kecil

Sanskerta-Indonesia"

(

Semadi Astra,

198211983) dan Kamus Bahasa Sanskerta (Surada,

2A0T.

Berdasarkan

tulisantulisan

di atas, dan berdasarkan pengamatan tulisan tentang batrasa Sanskerta yang ditemukan hanya berupa tata bahasa dan kamus, sedangkan

khusus

untuk

pengkaidahan secara

morfologi

generatif, khususnya

infleksi tidak

ditemukan.

Dilihat

dari

tipologi

berdasarkan

klasifikasi

August W. Von Seclergel, batrasa

Sanskerta

termasuk

tipe

batrasa

yang

berfleksi.

Edwar

Sapir

menyebut dengan

istilalr sintetik.

Bahasa dengan

tipe

berfieksi/sintetik

yaitu

batas antara

morfem-morfem

dalam suatu kata tidak jelas kelihatan, tiap morfem yang menyatakan satu konsep berbaur dengan morfem-morfem yang lain (Gorys

Keraf,

1990:

56-58,

84;

88

rq

Gd ke ge tei

kr

P., se

H

bz

(7)

rr

t

7 2 5 .,

Infleksi Nomina Maskulinum Singulerb Bahasa Sanskerta: Kajian Generetif Transformasi Ni Made Suryati

bandinekan

dengan O'Grady dkk.

,1989:230-231). Carolyn McManis dkk. (1987:

151-152) menyebut, dengan

istilahfusiona/.

Bahasajenis

ini

disebut sebagai bahasa yang me,miliki kasus dan termasuk satukelompok dengan bahasa

lndo-Eropq

seperti bahasa Polandia,

Latin,

Jerman, Hungaria, dan

lain-lain (Booij, 2A07:99-129).

Bahasa Sanskerta sudah

tentu

sangat berbeda'dengan bahasa-bahasa

yang

ada

di

Nusantara klususnya bahasa

Bali

karena merupakan tipe bahasa yang berbeda.

Mengingat luasnya

cakupan

kelinguistikan

bahasa Sanskertq

maka

pada kesempatan

ini

ingin

dibahas mengenai

infleksi

nomina

maskulinlm

singularisnya

saja,

dengan

judul

lengkap

lrfieksi

Nomina

Maskulinum

Singularis

Bohasa Sanslrerta :

Kajian

Generatif. Alasan pemilihan

judul di

atas karena pengkaidahan batrasa Sanskerta secara generatif berdasarkan pengamatan belum pernah

ditulis.

Sesungguhnya pembicaraan

infleksi

nomina

bahasa

Sanskerta

mencakup tiga

bidang kajian,

yaitu

1)

sintaksis karena

di

dalam pembentukan katanya bermakna

melampaui batas kata/berhubungan dengan

kalimat,

2)

morfologi

karena terdapat pembentukan

kat4

dan 3) fonologi karena akibat penggabungan bentuk dasar dengan

afiks infleksi

terjadi

perubahan-perubahan fonem. Namun, dalam tulisan

ini

hanya

dibahas mengenai proses pembentukan

kata dan

hubungannya dengan kalimat.

Untuk

lebih jelasnya masalah yang akan dibahas adalah: khasanah

infleksi

nomina

batrasa Sanskerta, sufiks-sufiks pembentuk

infleksi

nomina maskulinum singularis,

dan kaidah pembentukan katanya. Tulisan

ini

nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca yang

ingin

mendalami bahasa Sanskerta.

2.

Kerangka

Teori,

Metode,

dan Sumber

Data

Teori yang akan diterapkan pada tulisan

ini

adalah Teori

Morfologi

Generatif.

Teori

ini

pertama

kali

dikembangkan

oleh

Noam

Chomsky.

Teori

transpormasi

Generatif

berlandaskan

pada tiga kriteria ilmiah,

yaitu

(1)

keajegan

diri,

(2)

kesederhanaanlkehematan, dan (3) ketuntasan.

Menurut Chomsky (1965:

3-9)

prinsip-prinsip yang

mendasari tatabahasa

generatif transformasi pada umumnya dan

morfologi

pada k*tususnya adalah: (1) teori generatif adalah teori tentang kompetensi bukan performasi; (2) bahasa bersifat

kreatif

dan

inovatif; (3)

generatif merupakan seperangkat kaidah yang memberikan

pemerian

stuktural

kepada kalimat; dan (4) batrasa adalah cermin pikiran.

Setelah Chomsky, ada beberapa

model

pembentukan

kata

secara generatif,

seperti Halle (197

3),Aronoff

(1 97

6);

danlain sebagainya.

Pada

tulisan

ini

akan menggunakan

teori

generatif yang dikembangkan oleh

Haspelmath Q002) dan

Booij

(2007),karena teori

ini

cocok untuk mengkaji bahasa-bahasa berkasus, seperti bahasa Sanskerta- Menurut

Booij

(2005: 99-103),

infleksi

(8)
(9)

I a

l

l1 t1 J. I 7 1 ! : i l :I

Infleksi Nomirra I\Iaskulinum Singularis Bahasa Senskerta: Kajian Generatif Tlausformasi

Ni Made Suryati

Masing-masing kasus

itu

mempunyai fungsi tersendiri dalam kalimat, yaitu:

1)

Nominatif,

digunakan untuk menyatakan

subjek

dan keterangan subjek.

2)

Akusatif

antara lain digunakan untuk menyatakan: objek, keterangan objek.

3)

Instrumen digunakan

untuk

menyatakan alat yang

dipakai,

sesuatu

yang

ikut

melengkapi atau menyertai pekerjaan yahg dilakukan, dan

lain

sebagainya.

4)

Datif

antara

lain

digunakan

untuk

menyatakan pelengkap penyerta

dari

verba

yang berarti memberi,

memperlihatkan,

mengirim, dan

berjanji,

tujuan

dari

sesuatu perbuatan, dan lain sebagainya.

5)

Ablatif

digunakan

untuk

menyatakan

asal atau

mulainya

suatu perbuatan, menyatakan sesuatu sebab, dan lain sebagainya.

6)

Genetif,menyatakan hubungan makna kepemilikan atau

kepunyaan,

dipakai

dengan kata depan, seperti:

upari'di

atas',

agre'di

depan'.

7)

Lokatif

digunakan untuk menyatakan tempat sesuatu

peke{aan

atau peristiwa terjadi, menyatakan waktu peristiwa terjadi, dan lain sebagainya.

8)

Vokatif untuk menyatakan sesuatu atau seseorang yang dipanggil (Semadi Astra,

1978:

35-40).

3.2

Afiks

Pembentuk

Infleksi

Nomina

Maskulinum

Singularis

dan

Kaidahnya

dalam

Bahasa Sanskerta

Dalam bahasa Sanskerta, afiks yang membentuk

infleksi nomina

maskulinum

singularis tergolong sufiks.

Untuk

mengetahui

sufiks dan

kaidah

pembentukan

nomina maskulinum singularis masing-masing akan diuraikan

di

bawah

ini.

3.2.1

Sufiks

{

-h}

Kaidah

sufiks

berikut.

Data:

Nom. Sing.

{

-h},

dapat dijelaskan

dan

dirumuskan

berdasarkan data

(l)

Devah

'Dewa'

(2)

Kavih'seorang

penyair'

(3)

Guruh'seorang guru'

(4) anadudaft 'seekor sapi

jantan'

Data (1)

Devah'Dewa'

berasal dari bentuk dasar

deva'dewa';

data

Q)

kavih

'seorang

penyair'berasal dari bentuk

dasar

knvi'penyair';

data

(3)

guruh'seorartg

guru'

berasal

dari

bentuk dasar

guru 'gtxu';

dan data

(4)

anadudah

'sapi

jantan'

berasal

dari

bentuk dasar yang berakhir dengan konsonan. Realisasi

dari sufiks

{

-h)

apabila bergabung dengan

bentuk

dasar yang

berakhir

degan segmen

vokal

tidak

mengalami perubahan; sedangkan

bila

bergabung dengan bentuk dasar yang

(10)

1

I

I

a PUSTAKA

Volume X, No. I . Februari 2010

berakhir dengan konsonan terjadi kaidah penambahan segmen /a/ sehingga

menjadi

/-ah/'

Keempat

data tersebut setelah mendapat suflks

i-n]

w*ralsra

nominative singularis. Hal

itu

dapat

dilihat

penggunaa*ya

dalam kalimat.

(l)

3.2.2

Sufila

{

-m}

Kaidah

sufiks {-m}

Rdmah

Dagarathasya

putfah. Rama

suf

dagaratha

suf

puffa

suf

'REma seorang puka Dagaratha,

Kalimat

(l)

mengandung kasus

nominative baik pada

kata Rdmaft maupun

p;utrah' Rdmah berfungsi sebagaisubjek sedangkan

putiah.Berfungsi

menjelaskan

subjek' Kedua kata

itu ditandaioleh

sufiks { -h}. sedan gkan Dagarathasya berkasus

genetif s

ingularis

berasal dari kata benda mask.

Dag ar atha Kalau dikaidahkan menjadi:

[X]

N(mas.)

+

fX

-hlN(rzas., .nom., sing.

Kaidah

di

atas dapat dibaca: nomina maskulinumapabila

ditambah sufiks

,.-ft}

maka akan mengandung makna nom. sing.

dapat

diketahui

berdasarkan data

yang ditampilkan di

bawah

ini.

Data:

Acc.

Sing.:

(l)

somam 'bulan,

Q)

Strim'sebuah gunung' (3) bhanum 'matahari, (4) candramas am .bulan,

Data

(1) somam'bulan

'

berasar

dari

bentuk

dasar sirua

.bulan

,

e)

girint

'sebuah gunung'berasal dari bentuk dasar

giri,gunung;

data (3) bhanum.matahari, berasal

dari

bentuk

dasar

bhanu'

matahari,,

d*

iandrarnasam ,bularr,

berasal

dari

benfuk

dasar

yang

berakhir

dengan

konsonan candramas

.bulan,.

Kalau diperhatikan

keempat

nomina

itu

bentuk

asalnya setelah menjadi bentuk turunan tampak realisasinya menjadi: apabila bentuk dasarnya beraktrir dengan vokal maka realisasinya sama denga sufiksnya, yaitu

/-m/,

sedangkan pada bentuk dasar yang

beraklrir dengan konsonan realisasinya

menjadi

t-amt.

tnb;; il;.;;

a*",

yang berakhir dengan konsonan terjadi kaidah penambahan segmen /a/.

Sufiks {_m}

menandai kasus accuusatif

singularis.Hal iu

dapat

dilihat

p*lo:tu6rrrrt

u"rit"t,

92

beil

-h{l

(11)

Infleksi Nomina Maskulinum Singularis Bahasa Sanskerta: Kajian Generatif Tnansformasi

Ni Made Suryati

(2)

Ramah

pitram

namati

Rama suf. leluhur

suf

menghormati suf. 'Rama menghermati

leluhur'

Kalimat

(2)

terdiri

atas

Rdmarl

nomina

maskulinum

berasal

dai

Rdma mendapat sufiks

{-h}

penanda nominative, singulsrrs dan berfungsi sebagai subjek

dalam

kalimat. Pitaram

berasal

dari

nomina maskulinum

pitara

mendapat sufiks

{-m}

sebagai penanda kasus

accusatif singularis berfungsi

sebagai

ojek

dalam

kalimat.

Sedangkan namati berasal dari urat kata kerja kelas

I

parasmaipadatn nam

'menghormat' mendapat tambahan

lal

sebagai pembentuk pangkal present sehingga menjadi nama, kemudian ditambah suflks {

+i}

yangbermakna persona

III

singularis. Fungsinya dalam kalimat sebagai predikat.

Kaidahnya dapat digambarkan menj adi :

[X]

N(mas.)

)

tX

-mlN(nras.,.acc., sing)

Kaidah di atas dapat dibaca: nomina maskulinum apabila ditambah sufiks

{-m}

akan menjadi nomina dengan kasus acc., sing..

3.2.3

Sufiks

{ -a}

tlntuk

mengetahui kaidah sufiks

{

-a}

berikut disajikan data. Data:

Inst.sing.

(l)janakena'denganseorangayah'

(2) sakhina odengan seorang pertapa'

(3) catruna'dengan seorang musuh'

(4) bhisuga'dengan seorang tabib'

Data(l)

janakena 'dengan seorang ayah'berasal dari bentuk dasarTc naka'ayah' ;

data(2) sakhina 'dengan seorang pertapa'berasal dari bentuk dasar sakhi 'sahabat';

data

(3) catruna'dengan

seorang musuh'berasal dari bentuk dasar

catru'musuh';

dan data (4) berasal dari bentuk dasar bhisag

tabib'.

Kalau diperhatikan ketiga data

(l-3)

yang berakhir dengan

vokal

tampak adarrya penambahan

/-nal,

sedangkan

pada data

(4)

yang bentuk dasarnya berakhir dengan konsonan akkhanya terjadi

penambahan segmen/a/. Dengan demikian realisasi dari sufiks

{

-a}

adalah; apabila bergabung dengan bentuk dasar yang berakhir dengan

vokal

realisasinya menjadi

/-nal,

sedangkan bila bergabung dengan konsonan realisasinya tetap

l-al.Itu

berarti

pada data

(l--3)

terjadi

kaidah penambahan segmen /n/. Khusus untuk data

(l)

yang bentuk dasamyaberakhir denganvokal

lalterjadi

duakaidah. Kaidah pertamaberupa

(12)
(13)

Infleksi Nomina Maskulinum Singularis Bahasa Sanskerta: Kajian Gcneratif Ni TransformasiMade SurYati

I I

/a/ , realisasinya menjadi

l-el;

apabila bentuk dasarnya

berakhir dengan segmen

/i/'

maka segmen nr ueruLarr

menjadi

tayt; apabila bergabung dengan bentuk dasar

yang

berakhir dengan

N,

*ukurlg*"o

/u/

berubah

menjadi

/ad;

sedangkan apabila bergabung dengan bentuk dasar yang berakhir dengan konsonan' maka realisasinya

tetap

t-el.Suflks

{-e}

setelah uergauyng dengan bentuk d3sar yang berakhir

dengan segmen

lal

te}adidua

kaidah, yaitu taiOatr pertaman terjadi perubahan segmen

/e/

menjadi

tat

darrka\dah kedua terjadi penambahan semi vokal

/y/'

Sufiks ini menandai

kasus dat. sing. Contoh dalam kalimat:

(4) Rdmasya putrdu iandya

Rdmdyaitam

Rama

mas.Suf'

putra

mas'

Orang

laki

mas'Suf

Ramayana mas'Suf

'

khatayatah.

bercerita Suf.

.Dua orang putra Rama berceritra Ramayana kepada seorang

laki-laki''

Kalimat (4)

terdiri

atas

Rdmasya

berasal

dari

fentuk

dasat

Rdma

(mas')

mendapat sufiks

{

-ah'}

'gen..sing';

purraudibentuk

oleh bentuk dasar

putra

(mas') mendapat sufiks

i-ou1"io*.dual';

ianaya

berasal dari bentuk dasar

iana

'seorang

laki,

mendapat

suflks

{-e}

'

dat.sW'i

Rdmdyafiare

-

berasal

dari bentuk

dasar

Rdmdyafia(neut')

*tnauput

sufiks

{

]m}'ak'sing''

dan khatayata}r berasal

dari

akar katakerja

kelasXkatlz

berceritra'. Pangkal presentnya dibentukdenganpenambahan /ayal sehingga menjadi

lmthaya.f"muiiarriitambah

sufiks

{

-tah} 'persona

III

dual'

Dengan demikian, kata yang mengandung kasus

datif

singularis pada kalimat

di

atas

adalah

Kaidahnya dapat digambarkan menj adi :

[l]

N(mas)

)

tX

--elN(mas''

'dat"

sing)

Kaidah di atas dapat dibaca: nomina maskulinum

guru'guru'

apabila ditambatr sufiks

{ -e

}

akanmenjadi nomina dengankasts

dat" sing"

3.2.5

Sufiks

{ -ahtt

Kaidah

Sufiks

{

-ah,},

dapat diketahui berdasarkan data yang

ditampilkan di

bawatr

ini.

Data:

Abl.,

sing.:

(1)

lroddfkatena

kemarahan' (2)

gireh'dari

gunung'

(3)

tanoh'dari

kemuliaan' (4)

bhisagah'dan

seorang

tabib'

(14)
(15)

I

Inffeksi Nomina Maskuli*urn Singularis Bahasa Sanskerta: I{ajian Generatif rransformasi Ni Made Suryati

(6)

Rdmah Dasarathasya

Data

di

atas dapat dijelaskan bahwa

data

(1) lain

sekali

jika

dibandingkan dengan data

(2)

dan

(3);

pada data

(4)

kamala& berasal

dari

bentuk

Aur*

y*g

berakhir dengan konsonan, tampak realisasi

sufiks

{

-ahr}

tetap, yaitu

l_ah/.

pada data (1)

nomita pracaryasya,milik

guru, berasal ciari bent uk daiar-pracarya,guru ,

. Ketika mendapat sufiks { -ah}, sufiksnya berubah menjadi

/

-sya/.Inipun sanglt

sulit

untuk

dijelaskan. sedangkan

untuk

data

(2)

nomina

sseft

,milik

seorang pendeta,

berasal dari bentuk dasar yang berakhir dengan segmen

/i/

bergabung

a.rr!a,

sufiks

{ -ah} berubah menjadi /-eh/.Begitu juga dengan data (3)

sadhoh,milik

oJng

sareh, berasal dari bentuk dasar yang berakhir dengan segmen /u/,

juga

setelah

b;;;""g

dengan sufiks

{

-oh}

berubah

menjadi

I

-oh/.Itu

berarti perubahan pada data

(z)

dan (3) mengikuti salah satu

fitur

segmennya,

yaitu

segmen

ra/

meiiaai

/e/

sama_

sama tak bulat, sedangkan segmen

lul

menjadi

/o/

sama-sama bulat.

Sufiks

{

_ahr} menandai kasus gen.sing. Hal

ini

dapat dilihat pada contoh kalimat berkut:

Rama(mas.)

suf.

Dasaratha (mas.)

suf

'Rama putra Dagaratha yang pertama,.

jyeSlah pertamasuf.

putrah.

Putra

(rnas)

suf

Kalimat (6)

terdiri

atas Rdmah (nominative

singularis)

berasal dari kata dasar Rama (nomina maskulinum); Dasarathasya (genetif,

singularis)

berasal

dari

kata

dasar Dasaratha (nomina maskuinum);

jyeslah

(nominatie

singularis) berasal dari

kata bilanganiyesya'pettama'; dan putrah (nominative singularis)

berasal dari kata

putra

(nomina singularis)

'putra'.

Jadi segmen yang mengandung kasus genetif pada

kalimat (6) adalah DaSaratha.rya

,milik

Daqaratha.

Dengan demikian kaidah umumnya dapat dirumuskan menja,li:

[X]

N(mas)

)

[X -ah2]N(zas.,gen.,

sing)

Kaidah

di

atas dapat dibaca: nomina maskulinum apabila ditambah

sufiks

{

-ah,

}

akan menjadi nomina dengan kasus gen., sing.

3.2.7 Sufiks {

-i}

Untuk mengetahui gambaran kaidah sufiks

{

-i},

di

bawah

ini

akan disajikan data. Data:

Loc.

sing.

(l) patave'di

peftapaan,

Q)

vahnau.pada api, (3)

bahau'di

satu tangan, (4)

kamali'pada

lotus'

(16)
(17)

Infleksi Nomina Maskulinum Singularis Bahasa Sanskerta: Kajian Generatif Trrnsformasi Ni Made Suryati

/

I

lrr

I i {

nomina mashtlinum singularis sebanyak 7 buah,

yaitu:

{ -h},{

-m},

{ -a}, {

_e},

{-ah'}, {-ah'},

dar,

{

-i}.

Kaidah infleksi nomina maskulinum singularis dapat dirumuskan menjadi:

(1)[x]N(mas.)

)

[x -h']N(nom.,sing.,mas.)

(2) [x]N(mas.)

)

[x

- m]N(acc.sing.mas)

(3) [x]N(mas.)

)

[x

-a]N(ins.sing. mas.)

(a)

[x]N(mas.)

)

[x -e]N(dat.sing.mas.) (5)

[x]N(mas.)

)

[x -ah1]N(abl.sing. mas) (6)

[x]N(mas.)

)

[x

-ahr]N(gen.

sing.mas) (7) [x]N(mas.)

)

[x

-i]N.(loc.,sing.,mas.)

Daftar

Pustaka

Astra,I

Gde Semadi. 1978. "PengantarBahasa SanskertaJilid

I".

Denpasar: Lembaga

Penelitian Dokumentasi dan Publikasi Fakultas Saska Universitas Udayana. 1979- "pengantar Bahasa Sanskerta

II',.

Denpasar: Lembaga

plnefitian

Dokumentasi dan Publikasi Fakultas Sastra universitas udayana.

Bungin,

S'Sos.,M. Si.,Prof.

Dr. H.M.

Burhan. 2008. Metode

penelitian

Kualitatif

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Bloomfield,

Leonard. 1933.Langaage. New

york:Henry

Holt

and company.

Booij,

Greet. 2007 . The Grammar of Word, An Introduction to Linguistic-Mo)phology.

Second Edition. Okford

University

press

I{aspelmath,

Martin.

2002. (Jnderstanding Morphologlt. London: Oxford

University

Prerss.

Djajasudarma, T. Fatimah. Metode Linguistik: Ancangan Metode

penelitian

dan Katamba, F.

l993.Morphologi.

London: Macmillan press

Ltd.

Keraf, Gorys. 1990.

Linguistik

Bandingan

ripologis.

Jakarta:

pr

Gramedia. Langacker, Ronald

w.1972.

Fundamentars of Linguistic Analysis.

Manis, carolyn

Mc.

Dkk.

1987. Language

Files.

Amerika: The

ohio

State

University.

Matthews, P.H. 1979. Morpholog. An Introduction to The Theory

of

Word-Structure.

Melbourne: Cambridge

University

press.

Neida,

Eugen.

A.

1963.

Morphologlt.

The Descriptive

Analisys

of

word.

Secoun adition. New York:

AnArbor

the

university

of

Michigan

press.

o'Graddy,

william,

Michael

Dobrowolsky,

Mark

Aronoff.

19g9. contemporary Linguistics an Introducfron. New

york:

St.

Martin's

press.

(18)

PUSTAKA

V"'f"t

.

X, No' 1

'

f"$*i m

Karyono.

Sudaryanto.l988'MetodeLinguisti'-Bagiank!!:'M*'od'edanAnekaTelcnik

P

engumput"'

;;;;'7"'"[*t

-Gai

atr Mada

Universitv

Fress'

1gg3.

Metode dan

Anela"f"iilnafisis

Bahaso'Yogyakarta:

Duta

,"*H,11r",1;;;#;;\y

1q*.a

sa'nstrerta' Surabava:

Paramita-

*'

Sudharta,

M.A.,

"J.

i'

r:ot.

R"i.i;;.

P',elaiaran B'ahasa sanslrerta' Tahap

*"'tX:,Hl:'#,1Jffi

f

1't'i::::':*i,!i{ifl';i#i;i,,',,,;f"^

Tim

Fakult^

surt*

io

05.

panduon'{*a,

Fatailtas

sastra (Jniversitas udayana'

DenPasar'

**;,

s.As.,

N,_I,,i.^2

o*

-::y

,;T;#:T:#-runtunan

Pra*is

Bahasa

Sanskerta dan

Huruf

Devanagan'

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Wanjekeche (2003) yang melaporkan kenaikan kadar karbohidrat pada tepung dengan pengupasan kulit pada koro benguk putih dari 54,28% menjadi 59,0% dan juga sesuai dengan

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah panitia mengadakan penelitian terhadap Dokumen Prakualifikasi dan Penawaran menurut ketentuan – ketentuan yang berlaku, maka panitia

Efek kombinasi efisiensi teknis dan efisiensi alokatif petani bawang merah di Kabupaten Bantul memperlihatkan tingkat efisiensi ekonomi yang dapat dicapai oleh petani bawang merah

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Tebing Tinggi (Lembaran Daerah Kota

Ini berarti bahwa dua individu dapat dipengaruhi oleh pesan yang sama, tapi satu (yang mengklaim itu persuasi) akan bertanggung jawab atas tindakannya,

Abstraksi : Dalam transaksi perdagangan barang maupun jasa, hak merek memegang peranan penting karena menjadi unsur pembeda antara satu produk dengan produk

Dalam implementasi program mandiri pangan dalam penanggulangan kemiskinan di Kota Semarang, yakni di Kelurahan Wates Kecamatan Ngaliyan dan Kelurahan Wonolopo Kecamatan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pelayanan Jamkesmas bagian rawat jalan masih kurang memuaskan, hal ini dikarenakan adanya perbedaan persepsi antara