• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KASUS SKRIPAL DALAM PANDANGAN INGGRIS DAN RUSIA. permasalahan kasus Skripal. Pertama, pembahasan diawali oleh dinamika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KASUS SKRIPAL DALAM PANDANGAN INGGRIS DAN RUSIA. permasalahan kasus Skripal. Pertama, pembahasan diawali oleh dinamika"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

32

BAB II

KASUS SKRIPAL DALAM PANDANGAN INGGRIS DAN RUSIA

Bab ini membahas sejarah hubungan Inggris dan Rusia yang berujung pada permasalahan kasus Skripal. Pertama, pembahasan diawali oleh dinamika hubungan kedua negara, kronologi kasus, serta respon pemerintah Inggris dan Rusia. Kedua, melihat peran Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) sebagai organisasi pelarangan senjata kimia dalam penyelidikan kasus Skripal. Ketiga, bab ini juga membahas sejarah konflik Inggris dan Rusia dan keterkaitan dengan Skripal yang saat itu menjadi agen ganda (double agent) untuk Inggris. Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat menganalisa latar belakang Skripal dapat membuat hubungan kedua negara menjadi renggang.

2.1 Dinamika Hubungan Inggris dan Rusia

Permulaan hubungan antara Inggris dan Rusia dimulai sejak Pemerintahan Edward VI dan Mary I tahun 1553. Hubungan ini dapat disebut sebagai

Anglo-Russian Relations.32 Hubungan kerjasama antara Inggris dengan Kekaisaran Rusia

(sebelum menjadi Uni Soviet), dimulai dua tahun kemudian yakni tahun 1555 terkait kerjasama perdagangan. Pada saat itu Inggris diberikan hak istimewa oleh Kekaisaran Rusia berupa perizinan perdagangan diseluruh wilayah Rusia.33

32 George VanDusen, “English Relations with, and Concepts of, Russia, 1553-1640” (Loyola University Chicago, 1967), 10,

https://ecommons.luc.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=3336&context=luc_theses. 33 VanDusen, 11.

(2)

33

Hubungan baik antara Inggris dan Rusia tidak berlangsung lama. Hal ini ditandai oleh menurunnya hubungan mereka pada tahun 1603-1640 dimana terjadinya Perang Sipil melalui perdagangan tersebut.34

Inggris dan Rusia dipertemukan kembali dalam satu aliansi pada Perang Dunia I tahun 1914-1918. Perang Dunia I merupakan perang besar yang terjadi di Eropa antara dua aliansi yakni Triple Entente terdiri dari Britania Raya, Perancis, dan Rusia melawan Triple Alliance yaitu Jerman, Austria-Hungaria, dan Italia.35 Terjadinya Perang Dunia II tahun 1939-1945 menyatukan kembali Inggris dengan Rusia dalam satu aliansi. Aliansi pecah menjadi dua yakni Allies terdiri dari Uni Soviet, Amerika Serikat, Britania Raya, dan Tiongkok melawan Axis yakni Jerman, Jepang, dan Italia.36

Berakhirnya Perang Dunia II dimana Amerika Serikat menjadi pemenang mulai membantu Eropa Barat memulihkan perekonomian. Disisi lain, muncul Uni Soviet yang turut membantu Eropa Timur memulihkan perekonomiannya. Amerika Serikat dan Uni Soviet mulai meluaskan pengaruhnya ke negara-negara lain. Perbedaan ideologi yang menjadikan perluasan pengaruh kedua negara tersebut menempuh jalan yang berbeda. Amerika Serikat menyadari bahwa Uni Soviet mulai menyebarkan paham komunis kepada negara-negara lain untuk membangun kekuatan baru. Hal ini kemudian menjadi titik mula munculnya Perang Dingin.37

34 VanDusen, 54.

35 Daffa Ulhaq, “Sejarah Perang Dunia 1 Dan 2,” 2017, 1,

https://www.academia.edu/33507611/Makalah_Sejarah_Perang_Dunia_1_dan_2. 36 Ulhaq, 5.

(3)

34

Pembentukan Cominform (The Communist Information Bureau) 1947 dan NATO (North Atlantic Treaty Organization) 1949 menjadi salah satu cara pembentukan aliansi antara Blok Barat dan Blok Timur. Inggris memilih untuk bergabung dengan Amerika Serikat dan menjadi anggota dalam NATO. Namun, hal tersebut tidak menghalangi Inggris dan Rusia tetap menjalin kerjasama. Inggris dan Rusia melanjutkan perjanjian kerjasama pada tahun 2001 mengenai larangan pengembangan, produksi, penimbunan, dan penggunaan senjata kimia serta penghancuran mereka di Rusia.

Isi dalam perjanjian kerjasama tersebut meliputi; 1) Mendukung tujuan dan prinsip Konvensi tentang Larangan Pengembangan, Produksi, Penimbunan, dan Penggunaan Senjata Kimia dan Penghancurannya, dilakukan di Paris pada 13 Januari 1993, dan selanjutnya disebut Konvensi. 2) Berusaha untuk pengembangan lebih lanjut dan penguatan kerja sama dalam implementasi Konvensi, dan khususnya penghancuran senjata kimia, sesuai dengan niat Inggris untuk memberikan bantuan kepada Rusia dalam implementasi Konvensi dan khusus program federal "Penghancuran stok senjata kimia di Federasi Rusia". 3) Memperhatikan bahwa negara-negara Pihak lain pada Konvensi telah menyatakan minat mereka dalam memberikan bantuan kepada Rusia dalam pelaksanaan program di atas, mengingat pentingnya dan rumitnya tugas yang harus dicapai dan biayanya yang tinggi.38

38 The Embassy of the Russian Federation to the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, “Agreement Between the Government of the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland and the Government of the Russian Federation on Provision by the United Kingdom of Assistance For the Implementation of the Convention On the Prohibition of Devel,” 2001, https://www.rusemb.org.uk/relations/10.

(4)

35

Dengan adanya perjanjian kerjasama tersebut, menjadi salah satu upaya Inggris dan Rusia dalam pengimplementasian Konvensi Senjata Kimia di Paris pada 13 Januari 1993.39 Inggris dan Rusia berusaha untuk pengembangan lebih lanjut serta pengimplementasian Konvensi terkhusus penghancuran senjata kimia. Inggris memberikan pendanaan untuk membantu pelaksanaan kerjasama tersebut sebesar £12 juta Pound Sterling.40 Dana tersebut digunakan dalam kurun waktu tiga tahun untuk melakukan penghancuran stok senjata kimia di Rusia.41

Pada tahun 2004 renggangnya hubungan antara Inggris dan Rusia terkait mantan agen intelijen militer Rusia bernama Viktorovich Skripal. Skripal diketahui menjadi agen ganda untuk Rusia dan Inggris pada saat masih berstatus sebagai kolonel Glavnoje Razvedyvatel'noje Upravlenije (GRU). GRU didirikan pada 21 Oktober 1918 dibawah naungan Kementerian Pertahanan.42

GRU berfungsi untuk menangani seluruh intelijen militer terkhusus pengumpulan intelijen militer dan kepentingan politik Rusia.43 Selain itu, GRU bertugas untuk mengatur senjata ilegal dan tempat pembuangan amunisi di banyak wilayah negara asing.44 Hal ini dilakukan dengan menggunakan diplomat Rusia yang dikirimkan ke berbagai negara.

39 The Embassy of the Russian Federation to the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland.

40 The Embassy of the Russian Federation to the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland.

41 The Embassy of the Russian Federation to the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland.

42 Konstantin Preobrazhensky, “GRU: Obscure Part of Russian Intelligence,” Journal of Defense

Management 2, no. 2 (2012): 1, https://doi.org/10.4172/2167-0374.1000105.

43 Wikiwand, “Main Intelligence Directorate (GRU),” 2019,

https://www.wikiwand.com/en/Main_Intelligence_Directorate_(GRU). 44 Preobrazhensky, “GRU: Obscure Part of Russian Intelligence,” 1.

(5)

36

Selain menjadi anggota GRU, Skripal direkrut Secret Intelligence Service (SIS) MI6 Inggris yang diketahui sejak 1995.45 MI6 berdiri sejak 1909 yang memiliki tugas untuk melindungi masyarakat, ekonomi, dan kepentingan Inggris dari ancaman luar negeri.46 MI6 memiliki tiga bidang yaitu Counter Terrorism, Disrupting Hostile State Activity, dan Cyber. Tiga bidang tersebut berdampak pada pengurangan kejahatan serius dan terorganisir, mencegah penyebaran senjata nuklir dan kimia, serta penegakan hukum internasional.47 Perdana Menteri Inggris bertanggungjawab atas intelijen dan keamanan negara.48

Permasalahan Skripal menjadi agen ganda membuat hubungan antara Inggris dan Rusia memburuk. Karena menjadi penghianat negara atas kejahatan spionase, Skripal dihukum tiga belas tahun penjara pada tahun 2006. Namun, pada tahun 2010 Skripal dibebaskan. Skripal kemudian diberi suaka untuk menetap di Inggris atas program pertukaran mata-mata (spy swap) antara Amerika Serikat dan Rusia tahun 2010.

Pada tahun 2001, Inggris dan Rusia melakukan kerjasama dalam bantuan pelaksanaan penghancuran stok senjata kimia yang ada di Rusia di wilayah Shchuchye. Tujuan dari kerjasama ini adalah untuk mengimplementasikan Konvensi Senjata Kimia 1993, dan khususnya penghancuran senjata kimia, dengan nama program "Penghancuran stok senjata kimia di Federasi Rusia".49 Inggris

45 BBC, “Sergei Skripal: Who Is the Former Russian Intelligence Officer?,” BBC News, 2018, https://www.bbc.com/news/world-europe-43291394.

46 Secret Intelligence Service, “About SIS,” 2019, https://www.sis.gov.uk/about-us.html. 47 Secret Intelligence Service.

48 Secret Intelligence Service.

49 The Embassy of the Russian Federation to the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, “Agreement Between the Government of the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland and the Government of the Russian Federation on Provision by the United Kingdom of Assistance For the Implementation of the Convention On the Prohibition of Devel.”

(6)

37

memberikan bantuan hingga £12 juta pound sterling selama tiga tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2004.50

Namun, hubungan Inggris dan Rusia kembali memburuk pada tahun 2006 terjadi kasus pembunuhan Alexander Litvinenko di Inggris. Alexander Litvinenko merupakan mantan agen Federal Security Service (FSB) dan kritikus Vladimir Putin.51 Pada saat menjadi anggota FSB, Litvinenko bertugas memimpin departemen anti-korupsi.52 Namun, Litvinenko memutuskan untuk hengkang dari FSB dan dianggap sebagai whistle-blower.53

Litvinenko menyalahkan FSB karena telah mengatur pengeboman pada sebuah apartemen di Rusia tahun 1999 dan menewaskan ratusan warga negara serta menginvasi Chechnya pada akhir tahun 1999.54 Hal tersebut yang membuat Litvinenko memutuskan keluar dari FSB. Pada tahun 2000, Litvinenko melarikan diri dan diberi suaka ke Inggris.55

Setelah Litvinenko berpindah ke Inggris, Dinas Intelijen Inggris (MI6) merekrutnya. Litvinenko bekerja bersama MI6 sebagai agen intelijen dan ditugaskan untuk dinas intelijen Spanyol ketika menyelidiki kegiatan mafia Rusia di Spanyol.56 Pada November 2006, Alexander Litvinenko diketahui dibunuh

50 The Embassy of the Russian Federation to the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland.

51 CNN, “Britain Expels 4 Russian Diplomats,” 2007,

https://edition.cnn.com/2007/WORLD/europe/07/16/russia.britain/index.html.

52 Matthew Chance, “Why Was Ex-Spy Alexander Litvinenko a Marked Man?,” CNN, 2016, https://edition.cnn.com/2015/01/28/europe/russia-britain-litvinenko/index.html.

53 Whistle-blower merupakan istilah bagi orang yang menjadi karyawan pada suatu institusi atau organisasi yang melaporkan suatu tindakan yang dianggap melanggar ketentuan.

54 Chance, “Why Was Ex-Spy Alexander Litvinenko a Marked Man?” 55 CNN, “Britain Expels 4 Russian Diplomats.”

56 Laura Smith Spark, “Russian State Involved in Ex-KGB Agent Litvinenko’s Death, Lawyer Says,” CNN, 2012, https://edition.cnn.com/2012/12/14/world/europe/uk-russia-litvinenko-death/index.html.

(7)

38

dengan menggunakan radioaktif polonium-210 ketika meminum secangkir teh di Hotel Millennium di Lapangan Grosvenor, London.57

Inggris menduga Rusia yang bertanggungjawab atas kematian Alexander Litvinenko karena tiga pekan sebelum meninggal, Litvinenko bertemu dua agen intelijen Rusia. Hal ini dikarenakan Litvinenko merupakan target yang sah karena telah dianggap sebagai penghianat terhadap Rusia.58 Inggris kemudian memutuskan untuk mengusir empat diplomat Rusia dari wilayah Inggris. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris, David Miliband pada 16 Juli 2007 “Kami telah memilih untuk mengeluarkan empat diplomat untuk mengirim sinyal yang jelas dan proporsional kepada pemerintah Rusia tentang keseriusan kasus ini.”59

Pada tahun 2010, Skripal dibebaskan atas program spy swap antara Rusia dan Amerika Serikat. Kemudian Skripal diberi suaka dan menetap di Salisbury, Inggris. Pada 4 Maret 2018 Skripal dan putrinya Yulia terpapar racun di Salisbury, Inggris. Inggris menganggap bahwa serangan peracunan terhadap mantan agen intelijen Rusia tersebut merupakan tanggungjawab Rusia. Hal ini dikarenakan Skripal merupakan target yang sah karena menjadi penghianat negara.

Dengan melihat sejarah hubungan bilateral antara Inggris dan Rusia, dapat dikatakan bahwa hubungan tersebut tidak selalu berjalan dengan baik. Latar belakang sejarah hubungan bilateral tersebut menjadi pertimbangan pemerintah Inggris dalam mengambil kebijakan luar negeri terkait kasus Skripal tahun 2018.

57 Laura Smith Spark, “UK Opens Public Inquiry into Litvinenko’s Death,” CNN, 2015, https://edition.cnn.com/2015/01/27/europe/uk-russia-litvinenko-death/index.html. 58 Chance, “Why Was Ex-Spy Alexander Litvinenko a Marked Man?”

(8)

39

2.2 Kronologi Kasus Skripal

Viktorovich Skripal merupakan warga negara Rusia yang telah bekerja sebagai agen intelijen militer Rusia (GRU) dengan menggunakan nama kode “Forthwith” sejak tahun 1980-an.60 Glavnoye Razvedyvatel'noye Upravleniye (GRU) merupakan badan intelijen Rusia yang memiliki tugas untuk menangani seluruh intelijen militer Rusia.61 Sebagai kepentingan politik Rusia, GRU juga tersebar luas di seluruh Eropa untuk memberikan informasi kepada Rusia.

Pada tahun 1999 Skripal pensiun dari GRU dan bekerja di Kementerian Luar Negeri Rusia pada tahun 2003.62 Dinas Keamanan Rusia (FSB) pada tahun 2004 menemukan fakta bahwa pada saat Skripal tengah bekerja sebagai intelijen, Skripal melakukan penghianatan terhadap negara dengan bekerja sebagai agen ganda untuk Inggris.

Skripal diketahui menjadi agen ganda (double agent) untuk Rusia dan Inggris sejak tahun 1995.63 Skripal dinyatakan telah melakukan penghianatan tinggi terhadap negara dalam bentuk spionase.64 Dinas Keamanan Rusia (FSB) menyatakan bahwa sejak tahun 1995 Skripal telah direkrut oleh Dinas Intelijen Rahasia (MI6) Inggris pada saat Skripal masih berstatus sebagai agen intelijen

60 Olivia Waring, “What Is a Double Agent and Why Was Russian Spy Sergei Skripal Living in the UK?,” Metro News UK, 2018, https://metro.co.uk/2018/03/12/double-agent-russian-spy-sergei-skripal-living-uk-7380256/.

61 Wikiwand, “Main Intelligence Directorate (GRU).”

62 Nataliya Vasilyeva, “Spy Swap: A Look at the 4 Russians Freed in 2010 Exchange,” CTV News, 2010, https://www.ctvnews.ca/world/spy-swap-a-look-at-the-4-russians-freed-in-2010-exchange-1.3830587.

63 BBC, “Sergei Skripal: Who Is the Former Russian Intelligence Officer?,” BBC News, 2018, https://www.bbc.com/news/world-europe-43291394.

64 Spionase merupakan praktik pengintaian dengan mengumpulkan infromasi mengenai lembaga atau organisasi secara rahasia tanpa mendapatkan izin.

(9)

40

militer Rusia.65 Skripal diketahui menjadi agen ganda untuk Inggris dengan membocorkan data rahasia negara Rusia dengan imbalan sebesar $100.000.66 Data tersebut berupa 300 nama agen intelijen Rusia yang tersebar diseluruh Eropa.67

Rusia mengetahui bahwa Skripal menjadi agen ganda untuk Inggris pada tahun 2004 dan ditahan pada tahun 2006. Skripal mendapatkan hukuman selama 13 tahun penjara. Namun kemudian Skripal diberi keringanan dengan dibebaskan pada tahun 2010 atas program pertukaran mata-mata (spy swap) oleh Rusia dan Amerika Serikat di bandara Wina, Austria.68 Pogram pertukaran mata-mata yang dilakukan Rusia dan Amerika Serikat menjadikan Skripal dipindahkan ke Inggris dan menetap di Salisbury bersama keluarganya.69

Selama delapan tahun terhitung sejak 2010 Skripal bertempat tinggal di Salisbury, Inggris. Pada 4 Maret 2018 Skripal dan putrinya Yulia terpapar racun disebuah pusat perbelanjaan di Salisbury. Inggris melakukan penyelidikan dengan melibatkan spesialis anti-terorisme dan personil militer karena bagi Inggris kejadian tersebut dimainkan oleh aktor negara.70 Pada 8 Maret 2018 Inggris mengajukan permintaan bantuan kepada OPCW untuk meneliti bahan kimia yang digunakan untuk meracuni Skripal dan Yulia.71

65 BBC, “Sergei Skripal: Who Is the Former Russian Intelligence Officer?,” 2018. 66 BBC.

67 Vasilyeva, “Spy Swap: A Look at the 4 Russians Freed in 2010 Exchange.” 68 CNN, “U.S., Russia Swap Spies,” 2010,

https://edition.cnn.com/2010/CRIME/07/09/russia.spy.swap/index.html.

69 BBC, “Sergei Skripal: Who Is the Former Russian Intelligence Officer?,” 2018. 70 BBC, “Russian Spy: What Happened to Sergei and Yulia Skripal?,” 2018, https://www.bbc.com/news/uk-43643025.

71 Wilson, “Statement by H.E. Ambassador Peter Wilson Permanent Representative of The United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland to The OPCW At The Eighty-Seventh Session of The Executive Council.”

(10)

41

OPCW merupakan organisasi yang beranggotakan 195 negara dimana Inggris dan Rusia merupakan anggota dari OPCW tersebut. OPCW berupaya untuk mengakhiri pengembangan, produksi, penimbunan, pemindahan, dan penggunaan senjata kimia. OPCW bertugas untuk mencegah kemunculan senjata kimia kembali serta pemusnahan stok senjata kimia yang ada.72

OPCW bekerja secara independen dan tidak melibatkan Negara Pihak dalam pekerjaan teknis yang dilakukan Sekretaris Teknis OPCW terkait bahan kimia yang digunakan di Salisbury.73 Delegasi Inggris untuk OPCW meminta agar membagikan laporan hasil temuan terkait penggunaan bahan kimia di Salisbury tersebut kepada seluruh negara anggota pada Konvensi Senjata Kimia (CWC) serta menyediakan laporan untuk dibagikan kepada khalayak umum.74

Rusia mengajak Inggris untuk melakukan penyelidikan bersama terkait insiden yang menimpa warga negara Rusia yaitu Skripal dan Yulia.75 Namun, Inggris menolak ajakan tersebut dan mengatakan bahwa Rusia berada dibalik serangan peracunan tersebut.76 Inggris menutup segala informasi terkait peracunan Skripal terhadap Rusia.77 Namun, Rusia tetap mengajukan penyelidikan bersama

72 OPCW, “History of OPCW.”

73 OPCW, “Technical Assistance Provided by OPCW Related to Toxic Chemical Incidents in Salisbury and Amesbury,” 2018, https://www.opcw.org/media-centre/featured-topics/incident-salisbury.

74 OPCW.

75 Alexander Vasilievich Shulgin, “Statement by H.E. Ambassador A.V. Shulgin: Permanent Representative of The Russian Federation to The OPCW at The Fifty-Ninth Meeting of The Executive Council,” 2018, https://www.opcw.org/sites/default/files/documents/EC/M-59/en/ecm59nat03_e_.pdf.

76 Suastha, “Diajak Selidiki Serangan Racun, Inggris Sebut Rusia Jahat,” 2018.

77 Reuters, “Rusia Tuding Inggris Sembunyikan Info Soal Skripal,” CNN Indonesia, 2018, https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180317043935-134-283740/rusia-tuding-inggris-sembunyikan-info-soal-skripal.

(11)

42

kepada OPCW terkait insiden Salisbury dan Pemerintah Rusia yang menginisiasi untuk mengadakan pertemuan untuk membahas kejadian tersebut di Belanda.78

Setelah melakukan uji sampling bahan kimia yang digunakan di Salisbury, OPCW mengkonfirmasi bahwa bahan kimia tersebut merupakan racun kimia. Namun, OPCW tidak memaparkan jenis racun dan asal racun tersebut.79 Sebelum meminta bantuan kepada OPCW, Inggris telah melakukan penyelidikan bahan kimia tersebut di Laboratorium Sains dan Teknologi Pertahanan Inggris di Porton Down.80

Inggris menyatakan bahwa racun tersebut merupakan senjata kimia Novichok. OPCW kemudian membenarkan temuan Inggris tersebut bahwa bahan kimia yang digunakan merupakan racun setelah melakukan penelitian. Novichok berarti "Newcomer" dan merupakan sekelompok agen saraf canggih yang dikembangkan oleh Uni Soviet pada tahun 1970-an dan 1980-an.81 Novichok dikenal sebagai senjata kimia generasi keempat dan dikembangkan di bawah program Uni Soviet dengan nama sandi Foliant.82

Setelah Inggris menyatakan bahwa bahan kimia yang digunakan untuk menyerang Skripal adalah Novichok, Inggris kemudian menuduh Rusia atas kejadian tersebut. Kemudian, Rusia mengajak Inggris untuk bekerjasama terhadap penyelidikan dengan menguji sampling bahan kimia tersebut. Namun, Inggris

78 Suastha, “Diajak Selidiki Serangan Racun, Inggris Sebut Rusia Jahat,” 2018. 79 Samosir, “OPCW Konfirmasi Temuan Inggris Soal Zat Peracun Agen Rusia.”

80 Wilson, “Statement by H.E. Ambassador Peter Wilson Permanent Representative of The United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland to The OPCW At The Eighty-Seventh Session of The Executive Council,” 1.

81 BBC, “Amesbury Poisoning: What Are Novichok Agents and What Do They Do?,” BBC News, 2018, https://www.bbc.com/news/world-europe-43377698.

(12)

43

menolak ajakan Rusia dan memilih untuk melakukan penyelidikan bersama OPCW.

2.3 Respon Pemerintah Inggris dan Rusia Terkait Kasus Skripal

Kasus peracunan mantan agen intelijen Rusia menjadi perhatian bagi Inggris dan Rusia. Respon yang diberikan oleh Inggris dan Rusia menjadi langkah keberlanjutan hubungan bilateral kedua negara tersebut. Setelah Inggris meneliti jenis racun dan menyatakan bahwa racun tersebut adalah Novichok, Inggris kemudian meminta Rusia untuk mempertanggung jawabkan serangan yang terjadi di wilayah Inggris.

Inggris kemudian melontarkan tuduhan kepada Rusia yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. Menurut Theresa May, serangan tersebut di sponsori oleh negara dan mantan intelijen Rusia menjadi target yang sah karena telah menjadi penghianat negara.83 Novichok merupakan salah satu senjata kimia milik Rusia yang tidak didaftarkan pada Konvensi Senjata Kimia di Paris tahun 1993 sehingga Inggris menganggap bahwa hal ini bertentangan dengan hukum internasional.84

Konvensi Senjata Kimia (CWC) merupakan traktat pengendalian senjata yang melarang produksi, penimbunan, dan penggunaan senjata kimia. Konvensi ini ditandatangani pada tahun 1993 di Paris. CWC bertujuan untuk memusnahkan

83 Theresa May, “PM Commons Statement on Salisbury Incident Response,” UK Government, 2018, https://www.gov.uk/government/speeches/pm-commons-statement-on-salisbury-incident-response-14-march-2018.

(13)

44

senjata pemusnah massal dengan melarang pengembangan, produksi, akuisisi, penimbunan, penyimpanan, pemindahan, atau penggunaan senjata kimia oleh Negara-negara Pihak.85

Negara Pihak yang telah sepakat menghancurkan stok senjata kimia yang mungkin dimiliki negara anggota dan fasilitas yang menghasilkannya, serta senjata kimia apa pun yang mereka tinggalkan di wilayah Negara Pihak lain di masa lalu. Negara Pihak juga telah sepakat untuk membuat rezim verifikasi terkait bahan kimia beracun tertentu dan prekursor mereka untuk memastikan bahwa bahan kimia tersebut hanya digunakan untuk tujuan yang tidak dilarang berdasarkan Konvensi.86

Pada tahun 1993, negara-negara yang menandatangani Konvensi di Paris perlu melakukan persiapan sebelum membentuk sebuah organisasi internasional yang mampu menerapkan Konvensi Senjata Kimia.87 Negara-negara yang menandatangani memutuskan untuk membentuk Komisi Persiapan (PrepCom) dengan tugas membuat persiapan untuk Konferensi pertama Negara-negara Pihak. PrepCom mengadakan sesi Pleno pertama di Den Haag pada bulan Februari 1993 dan membentuk Sekretariat Teknis Sementara.

Konvensi ini mulai berlaku 180 hari kemudian, pada tanggal 29 April 1997 setelah Hungaria menjadi negara ke-65 yang meratifikasi pada 31 Oktober 1996. Kemudian dibentuklah Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) yang merupakan organisasi pelaksana Konvensi Senjata Kimia, yang mulai berlaku pada tanggal 29 April 1997. OPCW dengan 195 negara anggotanya, mengawasi upaya

85 OPCW, “Chemical Weapons Convention,” 2019, https://www.opcw.org/chemical-weapons-convention.

86 OPCW.

(14)

45

global secara permanen dan dapat diverifikasi menghapuskan senjata kimia yang dinilai mengancam.88

OPCW berupaya untuk memenuhi mandat Konvensi dalam mengakhiri pengembangan, produksi, penimbunan, pemindahan, dan penggunaan senjata kimia. Mencegah kemunculan mereka kembali, memastikan penghapusan stok senjata yang ada, dan membuat dunia aman dari ancaman perang kimia.89 Terdapat berbagai cara OPCW merespon penggunaan atau dugaan penggunaan senjata kimia, dengan melakukan penyelidikan formal hingga memberikan bantuan darurat.90

Selain itu OPCW juga menanggapi kasus dugaan penggunaan senjata kimia baik yang melibatkan non-anggota atau yang terjadi di wilayah yang tidak dikendalikan oleh negara anggota. OPCW juga bekerjasama dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menyediakan sumber daya OPCW jika diminta. Hal ini terjadi pada 2013 ketika OPCW berpartisipasi dalam penyelidikan PBB mengenai penggunaan senjata kimia di Suriah, yang pada waktu itu bukan merupakan Negara Pihak pada Konvensi.91

OPCW menugaskan Sekretariat Teknis untuk memberikan bantuan kepada Negara-negara Pihak yang memintanya. Misi Cepat Tanggap dan Bantuan OPCW (RRAM) memenuhi tugas ini dalam situasi darurat. Ini dapat digunakan atas

88 OPCW, “About Us,” 2019, https://www.opcw.org/about-us. 89 OPCW.

90 OPCW, “Responding to the Use of Chemical Weapons,” 2019, https://www.opcw.org/our-work/responding-use-chemical-weapons.

(15)

46

permintaan Negara Pihak pada OPCW yang membutuhkan bantuan mendesak karena serangan senjata kimia.

Inggris dan Rusia merupakan dua diantara 195 negara anggota OPCW. Oleh karena itu, Inggris meminta bantuan kepada OPCW untuk melakukan penyelidikan atas kasus Skripal tersebut. Karena, Inggris merasa bahwa OPCW merupakan organisasi pelarangan senjata kimia yang tepat untuk melakukan penyelidikan sesuai dengan kerangka hukum internasional dibawah Konvensi Senjata Kimia 1993.

Sebelum Inggris meminta bantuan OPCW, Rusia mengajak Inggris untuk melakukan penyelidikan bersama. Penyelidikan bersama dianggap mampu menjadi salah satu solusi dalam penyelesaian kasus Skripal menurut Rusia.92 Namun, Inggris menolak dengan pernyataan bahwa permintaan Rusia dalam penyelidikan bersama merupakan niat jahat sebagai pengalihan dari upaya menghindari pertanyaan-pertanyaan.93 Inggris kemudian meminta bantuan kepada OPCW untuk penyelidikan kasus Skripal tersebut.

Rusia merespon tuduhan Inggris dengan menyatakan bahwa tidak terdapat bukti yang jelas terkait keterlibatan Rusia dalam insiden di Salisbury.94 Pemerintah Rusia memberi pernyataan bahwa mereka tidak akan menanggapi tuduhan Inggris hingga Rusia diberi akses untuk sampling racun tersebut serta menyetujui untuk melakukan

92 Riva Dessthania Suastha, “Diajak Selidiki Serangan Racun, Inggris Sebut Rusia Jahat,” CNN Indonesia, 2018,

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180404191409-134-288295/diajak-selidiki-serangan-racun-inggris-sebut-rusia-jahat. 93 Suastha.

94 Laurence Bristow, “Press Release on Summoning the UK Ambassador to the Russian Foreign Ministry,” The Embassy of the Russian Federation to the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, 2018, https://www.rusemb.org.uk/fnapr/6417.

(16)

47

penyelidikan bersama.95 Pada sesi ke 87 OPCW, delegasi Rusia untuk OPCW menyatakan bahwa tidak mungkin Rusia terlibat dalam serangan kepada Skripal tersebut karena Rusia dan Inggris merupakan anggota dari OPCW.

Seperti pernyataan delegasi Rusia untuk OPCW, Alexander Theodore Shulgin pada 13 Maret 2018, “Tuduhan pemerintah Inggris yang tidak berdasar atas dugaan keterlibatan Rusia dalam penggunaan racun di wilayah Inggris benar-benar tidak dapat diterima. Inggris harus mengingat bahwa Rusia dan Inggris adalah anggota OPCW yang merupakan salah satu mekanisme pelucutan senjata dan non-proliferasi yang paling sukses dan efektif. Kami menyerukan kepada Inggris untuk meninggalkan bahasa ultimatum dan ancaman dan kembali ke kerangka hukum konvensi kimia, yang memungkinkan untuk menyelesaikan situasi

semacam ini.”96

Tuduhan Inggris dianggap Rusia merupakan tuduhan yang tidak berdasar dan tanpa bukti yang jelas. Rusia menyatakan hal tersebut karena Inggris tidak memberikan informasi apapun terhadap Rusia mengenai peristiwa tersebut. Pihak Rusia hanya mengetahui melalui pemberitaan media. Sehingga Rusia menaruh perhatian bahwa Inggris tak dipungkiri bisa jadi negara yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Hal tersebut dibuktikan dengan pernyataan Duta Besar Rusia untuk Inggris, Alexander Yokovenko pada 17 Maret 2018, “Inggris terus menyembunyikan rekam

95 Bristow.

96 Shulgin, “Statement by H.E. Ambassador A.V. Shulgin: Permanent Representative of The Russian Federation to The OPCW at The Eighty-Seventh Session of The Executive Council (On the Chemical Incident in Salisbury).”

(17)

48

medis dari kami. Rusia tidak punya akses kepada korban, kami tak memiliki

kesempatan untuk bicara kepada dokter.”97 Hal ini memperkuat kecurigaan Rusia

terhadap Inggris yang mengatur serangan tersebut.

Pernyataan Inggris bahwa racun tersebut adalah Novichok ditemukan pada saat meneliti di Laboratorium Sains dan Teknologi Pertahanan Inggris di Porton Down. Menurut Rusia secara otomatis bahwa Inggris bisa menjadi salah satu negara yang memproduksi senjata kimia tersebut di Laboratorium Sains dan Teknologi Pertahanan Inggris di Porton Down.98

Rusia juga menyatakan bahwa mereka tidak lagi memproduksi senjata kimia tersebut dalam pernyataan delegasi Rusia pada sesi ke 87 OPCW 14 Maret 2018, “Sejalan dengan Keputusan Presiden Federasi Rusia pada tahun 1992, perkembangan Soviet di bidang senjata kimia ditutup oleh Rusia. Pada tahun 2017, Federasi Rusia sepenuhnya menyelesaikan penghancuran stok senjata kimia sebelum batas waktunya, yang dikonfirmasi oleh badan internasional yang relevan,

yaitu OPCW.”99

Dengan pernyataan tersebut, Rusia secara langsung menyatakan bahwa tidak lagi memproduksi senjata kimia dalam bentuk apapun. Karena telah menghancurkan seluruh stok senjata kimia Rusia pada tahun 2017. Inggris tidak mempercayai pernyataan Rusia bahwa mereka tidak lagi memproduksi senjata kimia. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Perdana Menteri Inggris, Theresa May

97 Reuters, “Rusia Tuding Inggris Sembunyikan Info Soal Skripal.”

98 Shulgin, “Statement by The Delegation of The Russian Federation at The Eighty-Seventh Session of The Executive Council (Response to the Statement by The European Union),” 1. 99 Shulgin, 1.

(18)

49

“Tidak ada penjelasan tentang bagaimana agen ini digunakan di Inggris. Tidak ada penjelasan mengapa Rusia memiliki program senjata kimia yang tidak

diumumkan yang bertentangan dengan hukum internasional.”100

Karena Rusia tidak memberikan penjelasan terkait Novichok, Inggris kemudian meminta OPCW untuk melakukan penyelidikan terhadap bahan kimia tersebut. OPCW pun menerima permintaan tersebut dan melakukan penyelidikan dengan pengumpulan sampel lingkungan dan biomedis.101 Sekretaris luar negeri Inggris kemudian berterima kasih kepada Direktur Jenderal dan Sekretaris Teknis OPCW yang telah membantu Inggris hal ini diungkapkan Inggris pada sesi ke 87 OPCW.102

Karena ajakan kerjasama ditolak oleh Inggris, Rusia kemudian mengajukan proposal kerjasama penyelidikan kepada OPCW karena Inggris tidak menerima ajakan Rusia tersebut. Ajakan kerjasama Rusia didukung oleh 14 negara anggota OPCW dalam “Pernyataan Bersama Negara-Negara Pihak pada OPCW Sehubungan dengan Insiden di Salisbury” yaitu Armenia, Azerbaijan, Belarus, Kuba, Iran, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Nikaragua, Pakistan, Republik Arab Suriah, Tajikistan, Uzbekistan, dan Venezuela. Namun, negara anggota OPCW yang lain menolak proposal kerjasama Rusia tersebut. Hal ini membuat Rusia menyesalkan

100 May, “PM Commons Statement on Salisbury Incident Response.”

101 OPCW, “Technical Assistance Provided by OPCW Related to Toxic Chemical Incidents in Salisbury and Amesbury,” 2018, https://www.opcw.org/media-centre/featured-topics/incident-salisbury.

102 Wilson, “Statement by H.E. Ambassador Peter Wilson Permanent Representative of The United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland to The OPCW At The Eighty-Seventh Session of The Executive Council.”

(19)

50

perlakuan negara-negara anggota (OPCW) yang turut mendukung Inggris untuk tidak melibatkan Rusia dalam penyelidikan.

Hal tersebut tercantum dalam Position Paper Federasi Rusia untuk OPCW pada 22 Agustus 2018, “Negara-negara Pihak harus, bilamana memungkinkan, melakukan segala upaya untuk mengklarifikasi dan menyelesaikan, melalui pertukaran informasi dan konsultasi di antara mereka sendiri, masalah apa pun yang dapat menyebabkan keraguan tentang kepatuhan terhadap Konvensi ini, atau yang menimbulkan kekhawatiran tentang masalah terkait yang mungkin dianggap

ambigu”.103

Beberapa organisasi multilateral seperti Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) turut mendukung kebijakan Inggris atas insiden tersebut. Uni Eropa mendorong agar negara-negara anggota turut mendukung Inggris.104 Namun tidak seluruh anggota Uni Eropa mengikuti sikap yang diambil Presiden Uni Eropa, Donald Tusk dalam dukungan solidaritas kepada Inggris. Beberapa negara Uni Eropa yang tidak menyetujui yaitu Yunani, Italia, Siprus, dan Austria.105 Mereka tetap bersikap netral karena tidak ingin merusak hubungan dengan Rusia.

Dalam menentukan kebijakan terkait kasus Skripal, Inggris memilih untuk bekerjasama dengan OPCW atas dasar proses rasionalisasi yang dilakukan pemerintah. Inggris mempertimbangkan keuntungan serta kerugian dalam

103 Alexander Vasilievich Shulgin, “Request for Circulation of a Document at The Eighty-Ninth Session of The Executive Council,” 2018,

https://www.opcw.org/sites/default/files/documents/2018/09/ec89nat02%28e%29.pdf. 104 Agustiyanti, “Serangan Racun, Inggris Cari Dukungan Uni Eropa Lawan Rusia,” CNN Indonesia, 2018, https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180323033555-134-285223/serangan-racun-inggris-cari-dukungan-uni-eropa-lawan-rusia.

(20)

51

melakukan tindakan atau memutuskan kebijakan terkait kasus Skripal dengan melalui proses intelektual yang akan dijelaskan pada Bab III.

Referensi

Dokumen terkait

Pada bagian ini merupakan pembahasan analisis data penilaian atribut-atribut produk yang dipentingkan dari Yamaha Jupiter-Z mencakup atribut-atribut: performa penampilan

Voltmeter untuk mengukur tegangan antara dua titik, dalam hal ini adalah tegangan pada lampu 3, voltmeter harus dipasang secara paralel dengan beban yang hendak diukur, posisi

35 jurnal, buku, dan juga hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan sebelumnya mengenai Pengelolaan kawasan pesisir melalui penanggulangan sampah laut untuk

Peningkatan APB disebab- kan oleh peningkatan persentase aktiva produktif bermasalah lebih be- sar dibandingkan dengan persentase peningkatan total aset produktif akibatnya

Berdasarkan data dan uraian di atas maka perlakuan umpan berupa kepala tuna menghasilkan nilai konsumsi umpan, WRI, ECD, bobot dan SR yang lebih tinggi dibandingkan larva

Nilai signifikan kesukaan sifat organoleptik kekentalan acne lotion kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa penambahan berbagai komposisi kayu manis dan

Adanya sumbatan pada jalan napas pasien menyebabkan bertambahnya usaha napas pasien untuk memperoleh oksigen yang diperlukan oleh tubuh.Namun pada status asmatikus

Pemilihan nama menggunakan Anguilla karena bahasa latin atau bahasa biologis ini merupakan bahasa ilmiah (scientific languages) yang digunakan di seluruh dunia sehingga