• Tidak ada hasil yang ditemukan

NoMoR o6^ ttttvx zotz. TEIfTAIfG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NoMoR o6^ ttttvx zotz. TEIfTAIfG"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BI'PATI

KOI|AWE

SEI,ATAIY

PROVII$

SI'LAWESI

TEIYEIG}A.RA

PERATT'RAJY

BUPATI

KOITAWE SEL,IITAN

NoMoR

o6^

ttttvx

zotz

TEIfTAIfG

TATA

CARA

PEUBAGIAN

DAIT PEIYETAPAIT

RII{CIAIT

DAITA DESA

SETIAJP

DESA

DI

KABT'PATEN KOITAWE

SEI"ATAJT

TAHT'IY

ANGGARAIT

2017

DEITGAN

RAHMAT TI'HAIT YAI|G MAHA

ESA

Menlmbang

BT'PATI I(ONAWE SELI\TAIT,

a.

bahwa

berdasarkan

Pasal

12

ayat

(ll

peraturan

Pemerintah Nomor 60

Tahun 2014 tentang

Dana

Desa

Yang

Bersumber

dari

Anggaran pendapatan

dan

Belanja

Negara sebagaimana

telah

diubah

terakhir kali

dengan

Peraturan

Pemerintah Nomor

8

Tahun

2016

tentang

Perubahan Kedua

Atas

peraturan

pemerintah

Nomor

6O

Tahun

2Ol4

tentang

Dana

Desa

yang

Bersumber

dari

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja

Negara

tentang

Dana

Desa

Yang

Bersumber dari

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja Negara,

Bupati

menetapkan

rincian

Dana

Desa

untuk

setiap

Desa;

b.

bahwa

berdasarkan

perLimbangan

sebagaimana

dimaksud

dalam

huruf

a, perlu ditetapkan

Peraturan

Bupati

tentang

Tata Cara

Pembagian

dan

Penetapan

Rincian

Dana

Desa

Setiap

Desa

di

Kabupaten

Konawe

Selatan

Tahun

Anggaran

2OL7.

Menglngat

l.

Undang-Undang

Nomor

4

Tahun

2OO3

tentang

Pembentukan Kabupaten

Konawe

Selatan

di

Provinsi

Sulawesi

Tenggara

(kmbaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor

24

Tahun 2003,

Tambahan

l,embaran

Negara

Republik Indonesia

Nomor 4267);

2.

Undang-Undang

Nomor

12

Tahun

20ll

tentang

Pembentukan

Peraturan

Perundang-undangan

(kmbaran

Negara

Republik Indonesia

Tahun

2Ol1

Nomor

82,

Tambahan

kmbaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor 5234);

3.

Undang-Undang

Nomor

6

Tahun

2O14

tentang

Desa

(Lembaran Negara

Republik Indonesia

Tahun

2014

Nomor

7,

Tambahan

lembaran

Negara

Republik

Indinesia

Nomor 5495);

(2)

4.

Undang-Undang

Nomor

23

Tahun

2Ol4

tentang

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2014 Nomor

244,

Tambahan

l,embaran

Negara

Republik Indonesia Nomor

5587)

sebagaimana

telah diubah

dengan

Peraturan

Pemerintah

Pengganti

Undang-Undang

Nomor 2

Tahun

2Ol4

tentang

Perubahan

Atas

Undang-Undang

Nomor

23

Tahun

2Ol4

tentang

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran Negara

Republik Indonesia

Tahun

2O14

Nomor

246,

Tambahan

lembaran

Negara Republik

Indonesia

Nomor 5589);

5.

Peraturan Pemerintah Nomor

43

Tahr'rn

2014

tentang

Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor

6

Tahun 2014

tentang

Desa

(kmbaran

Negara

Republik

lndonesia

Tahun

2O14

Nomor

123, Tambahan

lrmbaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor 5539)

sebagaimana

telah diubah

dengan

Peraturan

Pemerintah

Nomor

47

Tahun 2015 (kmbaran

Negara Republik

Indonesia

Tahun 2015

Nomor

157, Tambahan Lembaran

Negara

Republik Indonesia Nomor 5717);

6.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

6O

Tahun

2014

tentang

Dana

Desa

Yang

Bersumber

dari

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja Negara

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2Ol4

Nomor

168,

Tambahan

Irmbaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor 5558),

sebagaimana

telah

diubah

terakhir

dengan

Peraturan

Pemerintah Nomor

8

Tahun

2016

(Lembaran Negara

Republik Indonesia

Tahun

2016

Nomor

57,

Tambahan Lembaran Negara

Republik

lndonesia Nomor

5864);

7.

Peraturan Presiden

Republik

Indonesia

Nomor

97

Tahun

2O16

tentang Rincian Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja

Negara

Tahun

Anggaran

2Ol7

(Lnmbaran

Negara

Republik Indonesia

Tahun

2016

Nomor 253);

8.

Peraturan Menteri Dalam

Negeri

Nomor 113

Tahun

2O14

tentang

Pengelolaan

Keuangan

Desa

(Berita

Negara

Republik Indonesia

Tahun

2014

Nomor 2093);

9.

Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 56

Tahun

2015

tentang

Kode

Dan Data

Wilayah

Administrasi

Pemerintahan

(Berita

Negara

Republik

lndonesia

Tahun

2015 Nomor

1045);

70.

Peraturan Menten Dalam

Negeri Nomor

80

Tahun 2075

tentang

Pembentukan

Produk Hukum

Daerah

(Berita

Negara

Republik Indonesia

Tahun

2015

Nomor 2036);

11.

Peraturan Menteri Desa,

Pembangunan

Daerah

Tertinggal,

Dan

Transmigrasi Nomor

22

Tahun

2016

telnta:ag

Penetapan

Prioritas

Penggunaan

Dana

Desa

Tahun 2Ol7

(Berita

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

(3)

Meaetap&aa

12.

Peraturan

Menteri

Keuangan Nomor

49

/PMK.O7

I

2016

tentang

Tata Cara

Pengalokasian,

Penyaluran,

Pengganaan, Pemantaua-n,

dan Evaluasi Dana

Desa;

13.

Peraturan Daerah Kabupaten

Konawe

Selatan

Nomor

1O

Tahun

2OO7

tentang

Urusan

Pemerintah

Yang

Menjadi

Kewenangan

Pemerintah Kabupaten

Konawe

Selatan (Lembaran Daerah Kabupaten

Konawe Selatan

Tahun

2OO7

Nomor

IO);

14.

Peraturan Daerah Kabupaten

Konawe

Selatan Nomor

1

Tahun 2016

tentang

Desa

(Lembaran

Daerah

Kabupaten Konawe Selatan

Tahun 2016

Nomor

1,

Tambahan

lembaran

Daerah

Kabupaten

Konawe

Selatan

Tahun

2016

Nomor 2);

15.

Peraturan Daerah Kabupaten

Konawe Selatan Nomor 6

Tahun

2O16

tentang

Rencana Pembangunan

Jangka

Menengah

Daerah

Tahun

2O|6-2O2L

(Lembaran

Daerah

Kabupaten Konawe

Selatan

Tahun

2016

Nomor 6);

16.

Peraturan Daerah Kabupaten

Konawe Selatan

Nomor

8

Tahun

2O16

tentang

Pembentukan

dan

Susunan

Perangkat

Daerah

Kabupaten

Konawe

Selatan

(l,embaran

Daerah Kabupaten

Konawe Selatan

Tahun

20l6

Nomor 8);

17.

Peratural

Daerah Kabupaten

Konawe

Selatan

Nomor

l3

Tahun

2O16

tentang

Anggaran Pendapatan

dan

Belanja Daerah Kabupaten Konawe

Selatal

Tahun

2017

(l*mbaran

Daeruh

Kabupaten

Konawe

Selatan

Tahun

2016 Nomor

14);

18.

Peraturan

Bupati

Konawe

Selatan Nomor

80

Tahun

2016 tentang

Penjabaran Anggaran Pendapatan

dan

Belanja Daerah Kabupaten Konawe Selatan

Tahun

2017

(F,erita

Daerah

Kabupaten Konawe

Selatan

Tahun

2O16 Nomor 80).

MEMUTUSKAIT

PERATURA.IT

BUPATI

I(OilAWE

SELATAIY

TEIYTA"ITG

TATA CARA

PEMBAGIAN

DAN

PEITETAPAN RIITCIAN

DAITA

DESA SETIAP DESA

DI

XA'BT'PATEN

KOI|AWE

SEI"ATAIT

TAIIUIf

AN(X}ARAIT

2OU.

BAB

I

KETEI{TUAN

TIMUM

Pasal

I

Dalam Peraturan

Bupati

ini

yang

dimaksud

dengan

:

1.

Daerah addah

Kabupaten

Konawe Selatan;

2.

Pemerintah

Daerah

adalah

Pemerintah

Kabupaten

Konawe Selatan;

(4)

4.

Camat adalah

Perangkat Daerah

yang

mengepalai

wilayah kerja

kecamatan;

5.

Desa addah

Desa

dan

Desa

adat

atau

yang

disebut

dengan

nama

lain,

selanjutnya disebut

Desa,

adalah

kesatuan masyarakat

hukum

yang memiliki

batas

wilayah

yang

berwenang

untuk

mengatur

dan

mengurus

urLlsan

pemerintahan,

kepentingan

masyarakat

setempat

berdasarkan

prakarsa

masyarakat,

hak asal

usul,

dan/

atau

hal<

tradisional

yang

diakui

dan

dihormati

dalam

sistem pemerintahan

Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

6.

Dana

Desa

adalah

dana

yang bersumber

dari

Anggaran

Pendapatan

dan Belanja

Negara

yang diperuntukkan

bagr

Desa

yang

ditransfer

melalui

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja Daerah

kabupaten/

kota

dan

digunakan

untuk

membiayai

penyelenggaraan

pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat;

7.

Kewenangan

lokal

berskala

Desa

adalah

kewenangan

untuk

mengatur

dan

mengurus

kepentingan

masyarakat

Desa

yalg

telah dijalaakan

oleh

Desa

atau

mampu

dan

efektif dijalankan oleh

Desa

atau

yang

muncul

karena

perkembangan Desa

dan

prakarsa

masyarakat

Desa;

8.

Musyawarah

Desa

atau yang

disebut

dengan

nama

lain

adalah

musyawarah

antara Badan

Permusyawaratan

Desa, Pemerintah

Desa,

dan

unsur

masyarakat

yang

diselenggarakan

oleh

Badan

Permusyawaratan

Desa

untuk

menyepakati hal yang bersfat strategis;

9.

Pemerintah

Desa adalah kepala

Desa

atau

yang

disebut dengan

nama

lain

dibantu

perangkat

Desa

sebagai

unsur

penyelenggara

Pemerintahan

Desa;

10.

Pelaksanaan Pembangunan

Desa

adalah

upaya

peningkatan

kualitas

hidup dan

kehidupan

untuk

sebesar-besarnya

kesejateraan masyarakat

Desa;

11.

Pemberdayaan

Masyarakat

Desa adalah

upaya

mengembangkan

kemandirian

dan

kesejahteraan

masyarakat

dengan

meningkatkan

pengetahuan, sikap,

keterampilan,

perilaku,

kemampuan, kesadaran,

serta

memamfaatkan

sumber

daya

melalui

penetapan

kebijakan,

program, kegiatan,

dan

pendampingan yang

sesuai

dengan

esensi

masalah dan

prioritas

kebutuhal

masyarakat

Desa;

12.

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja

Negara,

yang

selanjutnya disingkat

APBN,

adalah

rencEula

keuangan

tahunan

Pemerintahan Negara

yang disetqlui

oleh

Dewan

Perwakilan

Ratyat;

(5)

13.

Anggaran Pendapatan

dan

Belanja

Daerah,

yang

selanjutnya disingkat

APBD,

adalah rencana keuangan

tahunan

pemerintahan daerah

yang

dibahas

dan

disetujui

bersama oleh Pemerintah Daerah

dan

Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah,

dan

ditetapkan

dengan

Peraturan Daerah;

14.

Rencana

Pembangunan

Jangka

Menengah

Desa,

selanjutnya

disingkat

RPJMDesa,

adalah

Rencana

Kegiatan Pembangunan Desa

untuk

jangka

waktu

6

(enam)

tahun;

15.

Rencana

Kerja

Pemerintah Desa,

selanjutnya

disebut

RKPDesa,

adalah penjabaran

dari

RPJMDesa

untuk

jangka

waktu

1 (satu)

tahun;

16.

Anggaran

Pendapatan

dan

Belaaja Desa,

yang

selanjutnya

disingkat

APBDesa,

adalah

rencarra

keuangan

tahunan

Pemerintahan

Desa;

17.

Rekening

Kas

Umum

Daerah,

yarrg

selanjutnya

disingkat

RKUD, adatah rekening tempat penyimpanan

uang

daerah

yang

ditentukan

oleh Bupati

untuk

menarnpung

seluruh

penerimaan

daerah

dan

membayar

seluruh

pengeluaran

daerah

pada

bank

yang

ditetapkan;

18.

Rekening Kas

Desa,

yang

selanjutnya

disingkat

RKD,

adalah rekening tempat penyimpanan uang Pemerintah

Desa

yang menampung

seluruh

penerimaan

Desa

dan

digunalan untuk

membayar

seluruh pengeluaral

Desa

pada

bank yang

ditetapkan;

19.

Alokasi

Dasar adalah alokasi

minimal

Dana

Desa

yang

akan diterima oleh

setiap

Desa,

dihitung

dengan cara

membagi besaran

tertentu

dari

anggaran

Dana

Desa

dengan

jumlah

Desa

Kabupaten;

20.

Alokasi formula adalah

alokasi

yang dihitung

dengan

memperhatikan

jumlah

penduduk, angka kemiskinan,

luas

wilayah

dan tingkat

kesulitan

geografis

setiap

Desa;

21.

Prioritas

penggunaan

Dala

Desa

adalah

pilihan

kegiatan yang

didahulukan dan diutamakan

daripada

pilihan

kegiatan

lainnya

untuk

dibiayai

dengan

Dana

Desa;

22.

Tipologi Desa adalah merupakan fakta, karakteristik

dan kondisi

nyata yang

khas

keadaan

terkini di

Desa

maupun

keadaan

yang

berubah

berkermbang

dan

diharapkan terjadi di

masa

depan

(Visi Desa);

23.

Desa

tertinggal adalah Desa

yang memiliki

potensi

sumber daya sosial, ekonomi, dan

ekologi

tetapi

belum,

atau kurang

mengelolanya

dalam upaya

peningkatan

kesejahteraan

masyarakat

Desa,

kua-litas

hidup

manusia

serta mengalami kemiskinan dalam

berbagai

(6)

24. Desa

berkembang

adalah

Desa

potensial menjadi

Desa

maju,

yang memiliki

potensi sumber

daya

sosial,

ekonomi,

dan

ekologi

tetapi belum

mengelolannya

secara

optimal

untuk

peningkatan

kesejahteraan

masyarakat

Desa,

kualitas

hidup

manusia

dan

menanggulangi kemiskinan

;

25.

Satu

Desa

Satu

Produk

Unggulan

adalah

upaya

membentuk, memperkuat

dan

memperluas

usaha-usaha ekonomi

yang

difokuskan pada

satu

produk

unggulan

di

wilayah

Desa

atau

di

wilayah

antar-Desa

yang dikelola

melalui ke{asama antar

Desa;

26.

Lumbung ekonomi Desa adalah

upaya

mengoptimalkan sumber

daya

Desa secara mandiri

dalam rangka

mewujudkan

kesejahteraan

Desa;

27.

Sisa Dana

Desa

adalah Dana

Desa

yang disalurkan

oleh

Pemerintah kepada Kabupaten

yang

tidak

habis

disalurkan

ke

Desa

sampai

akhir tahun

anggaran

atau

Dana

Desa

yang disalurkan oleh Kabupaten

kepada

Desa

yang

tidak

habis digunakan oleh

Desa

sampai

akhir tahun

anggar€rn

dan menjadi

bagran

dari

Sisa

Lebih Perhitungan

Anggaran APBDesa;

28.

Peraturan

Desa

adalah

Peraturan

Perundang-Undangan

yang ditetapkan oleh

Kepala Desa

setelah

dibahas dan disepakati bersama

Badan

Permusyawaratan

Desa;

29.

Jumlah

Desa adalah

jumlah

Desa

yang

ditetapkan

oleh

Menteri Dalam

Negeri.

BA'B

II

PENETAPAN

RINCIA,IT

DAITA

I'ESA

Pasal

2

Rincian Dana

Desa

untuk

setiap

Desa

di

Kabupaten

Konawe

Selatan

Tahun

Aaggaran

2017

dialokasikarr

secara

merata dan berkeadilan berdasarkan:

a.

Alokasi dasar; dan

b.

Alokasi

formula

yang

dihitung

dengan

memperhatikan

jumlah

penduduk, angka kemiskinan,

luas

wilayah,

dan indeks

kesulitan

geografis Desa setiap

kabupaten.

Pasal

3

Alokasi

dasar setiap

Desa

sebagaimana

dimaksud

pada

Pasal

2

huruf

a, dihitung

berdasarkan

alokasi

dasar

per

kabupaten

dibagi

jumia}r

Desa

sebagaimana

telah

ditetapkan

dalam

lampiran Peraturan

Presiden

tentang

Peraturan

Presiden Nomor

97

Tahun 2016

tentang Rincian

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja

Negara

Tahun

(7)

Pasal

4

Alokasi formula

sebagaimana

dimaksud

pada pasal

2

huruf b,

dihitung

berdasarkan

data jumlah

penduduk,

angka kemiskinan,

luas

wilayah,

dan

indeks

kesulitan

geografis

yang

bersumber

dari

kementerian

yang

berwenang

dan/atau

lembaga

yang

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan

di

bidang

statistik.

Pasal

5

Penghitungan

alokasi formula setiap Desa

sebagaimana

dimaksud Pasal

4

dilakukan

dengan

menggunakan

formula

sebagai

berikut:

w

=

[(0,25

x

Zl)

+

(0,35

x 22)

+

(O,tO

x

Z3)

+

(O,3O

x

Z4)]

x

(DDKab.

-

ADKab.)

Kdetonaan:

W

=

Dana Desa

setiap Desa

yang

dihitung

berdasarkan

jumlah

penduduk,

angka

kemiskinan, luas wilayah,

dan

ttngkat

kesulitan

geografis Desa setiap

kabupaten;

Zl

=

Rasio

jumlah

penduduk setiap

Desa

terhadap

total

penduduk

Desa

kabupaten

yang

besangkutan;

22

=

Rasio

jumlah

penduduk

miskin

setiap

Desa

terhadap

total

penduduk

miskin

Desa

kabupaten yang

besangkutan

;

23

=

Rasio

luas wilayah

Desa

setiap

Desa terhadap

total luas

wilayah Desa

Kabupaten

yang

besangkutan;

24

=

Rasio

IKG setiap

Desa

terhadap

total

IKG

Desa

kabupaten yang besangkutan;

DDKab.

=

Pagu

Dana

Desa

kabupaten;

ADKab.

=

Besaral

alokasi

dasar

untuk

setiap

Desa

dikalikan

jumlah

Desa dalarn

kabupaten.

Pasal

6

Indeks kesulitan

geografis

Desa

sebagaimana

dimaksud

pada

Pasal

2 huruf b disusun

dan ditetapkan

oleh

Bupati

berdasarkan

data dari

kementerian

yang

berwenang

dan/atau

lembaga

yang

menyelenggaralan

urusan

pemerintah

di

bidang

statistik.

Pasal

7

Penetapan

Rincian

Dana

Desa

untuk

setiap

Desa

di

Kabupaten Konawe

Selatan

Tahun

Anggaran

2017

sebagaimana

tercantum

dalam

Lampiran

I

merupakan

(8)

BAB

III

PEITYALURAN

DANA DESA

BAB

tV

PEI{GIGT'NAAN DAITA DESA

Pesel

9

(1)

Dana

Desa

diprioritaskan

untuk

membiayai

program

dan

kegiatan

lokal

berskala

Desa

Bidang

Pelaksanaan

Pembangunan

Desa

dan

Bidang

Pemberdayaan

Masyarakat

Desa;

(2)

Bidang

Pelaksanaan Pembangunan

Desa

dan

Bidang

Pemberdayaan

Masyarakat

Desa

sebagaimana

dimaksud ayat (1),

direncanakan

dengan

mempertimbangkan

Tipologi

Desa

berdasarkan

tingkat

perkembangan kemajuan

Desa;

(3)

Tipologi Desa

berdasarkan

tingkat

perkembangan

kemajuan

Desa

sebagaimana

dimaksud

ayat

(2l,,

meliputi

Desa

Tertinggal, dan

Desa

Berkembang.

Pasel

a

(1)

Penyaluran

Dana Desa dilakukan

melalui

pemindahbuloran d.ari

Rekening

Kas Umum

Daerah

(RKUD) ke Rekening Kas Desa (RKD);

(2)

Pemindahbukuan

dari

Rekening

Kas Umum

Daerah

(RKUD)

ke

Rekening Kas Desa

(RKD)

dilakukan

paling

lambat 7 (tujuh)

hari

kerja

setelah Dana

Desa

diterima

di

Rekening

Kas Umum Daerah

setelah

p€rsyaratan

penyaluran

telah

dipenuhi;

(3)

Penyaluran Dana

Desa

dilakukan

secara

bertahap

:

a.

Tahap

I

pada

bulan

Maret

sebesar 6O% (enam

puluh

perseratus);

b.

Tahap

II

pada bulan Agustus

sebesar

4O7o

(empat

puluh

perseratus).

(4)

Penyaluran

Dana

Desa

tahap

I

dilakukan

setelah

Kepala Desa

menyampaikan:

a.

Peraturan

Desa

tentang

APBDesa;

dan

b.

Laporan realisasi

penggunaan

Dana

Desa tahun

anggaran

sebelumnya.

kepada

Bupati paling lambat

minggu kedua

bulan

Februari.

(5)

Penyaluran

Dala

Desa

tahap

II

dilakukan

setelah

Kepala

Desa

menyampaikan

laporan

realisasi

penggunaan

Dana

Desa

tahap

I

yang

menunjukkan

pding

kurang

Dana Desa tahap

I

telah

digunakan

sebesar

50% (lima

puluh

perseratus)

kepada

Bupati

(9)

Bagian Kesatu

Bidang

Pelaksanaan Pembangunan

Desa

Paragraf

1

Tipologl llesa Tertinggal

Paaal 10

(1)

Desa

tertinggal

sebagaimana

dimaksud

Pasal

9

ayat

(3)

memprioitaskan keglatan

pelaksanaan pambangunan

Desa

pada

:

a.

Pengadaan, pembangunan,

pengembangan,

dan

pemeliharaan sarana prasarana dasar; dan

b.

Pembangunan, pengembangan

dan

pemeliharaan

sarana

prasarana

ekonomi

serta

pengadaan

produksi,

disribusi dan

pemasErran

yang

difokuskan

pada kebijakan

satu

Desa

satu

produk

unggulan.

(2)

Prioritas kegiatan

sebagaimana

dimaksud

ayat

(1)

huruf

a,

melalui

program

:

A.

Peningkatan

kualitas sarana

prasarana

Desa

melalui

kegiatan

:

1.

Pengadaan,

pembangunan,

pengembangan, darr

pemeliharaan

sarana

prasarana

lingkungan

pemukiman, antara

lain

:

a)

Rumah sehat

untuk fakir

miskin

(Rumah

tidaklayo,khuni);

b)

Selokan,

drainase

dan talud;

c)

Sarana prasarana lingkungan

pemukiman

lainnya.

2.

Pengadaan,

pembangunan,

pengembangan,

dan

pemeliharaan sarana prasarana

transportasi,

antara

lain

:

a)

Tambatan perahu/

dermaga;

b)

Jatan pemukiman;

c)

Jalan

Desa;

d)

Jalan

usaha

tani/jalan

produksi;

e)

Jalan

wisata;

f)

Jembatan perrnanen;

g)

Deker

dan

gorong-gorong;

dan

h)

Sarana

prasarana

transportasi

lainnya.

3.

Pengadaan,

pembangunan,

pengembangan,

dan

pemeliharaan sarana

prasa-rana

energi, antara

lain:

a)

Pembangkit

listrik

tenaga

mikrohidro;

b)

Pembangkit

listrik

tenaga diesel;

c)

Pembangkit

listrik

tenaga

matahari;

d)

Instalasi

biogas;

e)

Jaringan

distribusi

tenaga

listrik;

dan

(10)

4.

Pengadaan,

pembangunan, pemanfaatan

dan

pemeliharaan

sarana

prasarana

informasi

dan

komunikasi,

antara

lain

:

a)

Jaringan internet

Desa;

b)

Sound system

(Ioudspealcer);

dan

c)

Sarana prasarErna

informasi

dan

komunikasi

lainnya.

B.

Peningkatan

kualitas dan akses

terhadap

pelayanan

sosial

dasar

melalui

kegiatan

:

1.

Pengadaan,

pembangunan,

pengembangan

dan

pemeliharaan

sarana

prasarana

kesehatal,

antara

lain

:

a)

Perpiaan

air

bersih berskala

Desa;

b)

Bak penarnpung

air hujan;

c)

Sumur

gali dan

sumur

bor;

d)

Sanitasilingkungan;

e)

Jambanisasi

(WC komunal);

f)

Mandi, cuci, kakus

lMCIfl;

g)

Alat bantu

penyandang

disabilitas;

h)

Balai pengobatan

(Klinik

Desa);

i)

Gedung Posyandu, Poskesdes

dan polindes;

j)

Alat

peraga

dan

peralatan

kesehatan

dasar;

dan

k)

Sarana

prasarana kesehatan lainnya.

2.

Pengadaan,

pembangunan,

pengembangan

dan

pemeliharaan sarana prasarana

pendidikan

dan

kebudayaan,

antara

lain

:

a)

GedungPAUD/TK;

b)

Buku

dan peralatan PAUD/TK;

c)

Wahana permainan

PAUD

/TK;

d) Sarana

prasarana pendidikan

dan

kebudayaan lainnya.

(3)

Prioritas

kegiatan

sebagaimana

dimaksud

ayat

(l)

huruf

b, difokuskan

pada

Peningkatan

kualitas

usaha

ekonomi

Desa

(Sotu Desa

satu

produk

unggulan)

melalui

kegiatan

:

A.

Pengadaan, pembangunan, pengembangan

dan

pemeliharaan sarana

pras€rr€rna

produksi

usaha

ekonomi

(Pertanian, perkebunan, peternakan

dan

perikanan) berskala

produktif,

antara

lain

:

a)

Bendungan berskala kecil;

b)

Irigasi

Desa;

c)

Embung

Desa;

d)

Percetakan

lahan

pertanian,

perkebunan,

peternakan dan

perikanan;

e)

Kolam

ikan;

f)

Kapal penangkap

ikan;

g)

Tambak

garam;

h)

Ternaknisasi/kandangnisasi;

i)

Gudang saprotan; dan

(11)

j)

Sarana

pras€rrana

produksi usaha

ekonomi

(Pertanian, perkebunan, peternakan

dan

perikanan)

berskala

produktif )ainnya.

B.

Pengadaan,

pembangunan, pemanfaatan

dan

pemeliharaan

sarana

prasErrErna

pengolahan hasil

produksi usaha ekonomi

(Pertanian,

perkebunan,

peternakan

dan

perikanan)

berskala

produktif,

antara Iain

:

a)

Lantai

jemur

(gabah,

jagung,

kopi,

coklat,

kopra, dan ikan);

b)

Lumbung

Desa;

c)

Gudang

pendingin

(cold storage);

dan

d)

Sarana

pras€rrana

pengolahan

hasil

produksi

usaha

ekonomi

(Pertanian,

perkebunan,

peternakan

dan perikanan) berskala produktif

lainnya.

C.

Pengadaan,

pembangunan, pemanfaatan

dan

pemeliharaan sarana prasarana

jasa dan industri

kecil berskala

produktif,

antara

lain

:

a)

Mesin

jahit;

b)

Alat

perbengkelan

(Ranmor);

c)

Peralatan mobiler; dan

d)

Sarana

prasarana

jasa dan

industri

kecil

berskala

produktif

lainnya.

D.

Pengadaan,

pembangunan, pemanfaatan

dan

pemeliharaan

sarana

prasarana

pemasaran

berskala

produktif,

antara

Tajn

:

a)

Pasar/

kios

Desa;

b)

Pasar

sayur;

c)

Pasar hewan;

d)

Tempat

pelelangan

ikan;

dan

e) Sarana

prasarana

pemasaran

berskala

produktif

lainnya.

E.

Pengadaan,

pembangunan, pemanfaatan

dan

pemeliharaan

sarana

prasarana

Desa

wisata

berskala

produktif,

antara

lain

:

a)

Kios cendramata;

b)

Kios/warung

makan; dan

c)

Sarana prasarana

Desa

wisata

berskala

produktif

lainnya.

F.

Pengadaan,

pembangunan, pemanfaatan

dan

pemel-iharaaa

sarana prasarana Teknologi

Tepat

Guna

(TTG)

berskala

produktif,

antara

lain

:

a)

Penggfingan

padi;

b)

Peraut kelapa;

c)

Sangrai

kopi;

dan

d)

Sarana prasarana

Teknologi

Tepat

Guna

(T?G)

(12)

Paragraf

2

fipofogi

Deea

BerLembang

Pasal

11

(1)

Desa

berkembang

sebagaimana

dimaksud

Pasal

9

ayat

(3)

memprioritaskan

kegiatan

pelaksanaan

pambangunan

Desa

pada

:

a.

Pembangunan, pengembangan

dan

pemeliharaan

infrastrultur

ekonomi

serta

pengadaan

sarana

prasarana

produlsi, distribusi

dan

pemasaran

usaha

ekonomi berskala

produktif

yang

difokuskan

pada

kebijakan

satu

Desa

satu

produk

unggulan;

b.

Pembangunan,

dan

pemeliharaan infrastruktur

serta

pengadaan sarana

prasar€rna sosial

dasar dan

lingkungan terhadap

pelayanan

sosial dasar

dan

lingkungan.

(2)

Prioritas

kegiatan

sebagaimana

dimaksud

ayat

(1)

huruf a,

difokuskan

pada

peningkatan

sarana

prasarana

infrastmktur

ekonomi

(Satu Desa

satu

produk

unggulan),

melalui

kegiatan

:

A.

Pembangunan,

pengembangan,

pemeliharaan dan

pengadaan

sarana prasarana

infrastruktur

ekonomi

berskala

produktif,

antara

lain

:

a)

Bendungan berskala kecil;

b)

Embung

Desa;

c)

Irigasi

Desa;

d)

Percetakan

lahan

pertanian,

perkebunan,

peternakan dan perikanan;

e)

Kolam

ikan;

f)

Kapal penangkap

ikan;

g)

Tambatan perahu/

dermaga;

h)

Tambak

garam;

i)

Ternaknisasi/kandangnisasi;

j)

Gudang saprotan; dan

k)

Sarana

prasarana

infrastruktur

ekonomi

berskala berskala

produktif

lainnya.

B.

Pembangunan, pemanfaatan, pemeliharaan

dan

pengadaan

sarana

prasarana pengolahan

hasil

produksi

usaha

ekonomi Desa (Saht Desa

saht

produk

unggulan)

berskala

produktif,

antara

lain

:

a)

Lantai

jemur

(gabah,

jagung,

kopi,

coklat,

kopra, dan ikan);

b)

Lumbung

Desa;

c)

Gudang pendingin

(cold storage);

dan

d)

Sarana prasarana

pengolahan

hasil

produksi

usaha

ekonomi

Desa

berskala

produktif

lainnya.

C.

Pembangunan, pemanfaatan, pemeliharaan

dan

pengadaan sarana prasarana

jasa dan

industri

kecil berskala

produktif,

antara

lain

:

(13)

b)

Alat

perbengkelan

(Ranmor);

c)

Peralatan

mobiler

(mesin

bubut);

dan

d)

Sarana

prasarana

jasa dan

industri

kecil

berskala

produktif

lainnya.

D.

Pembangunan, pemanfaatan

dan

pemeliharaan

sarana

prasarana

pemasaran

usaha ekonomi

Desa

(Satu

Desa satu

produk

unggulan)

berskala

produktif,

antara

lain

:

a)

Pasar/kios

Desa;

b)

Pasar

sayur;

c)

Pasar hewan;

d)

Tempat

pelelangan

ikan;

e)

Toko

online;

f)

Gudang barang; dan

g)

Sarana prasarana

pemasaran

usaha

ekonomi

Desa

berskala

produktif

lainnya.

E.

Pembangunan, pemanfaatan

dan

pemeliharaan

sarana

prasarana

usaha

ekonomi

Desa

wisata

berska-la

produktif,

antara

lain

:

a)

Pondok

wisata;

b)

Kios

cendramata;

c)

Kios/warung

makan;

d)

Wahana

permainan anak;

e)

Rumah penginapan

(Home Stay);

f)

Angkutan

wisata

(Kapal

wisata):

d,an

g)

Sarana

pras€rrana

usaha

ekonomi

Desa wisata

berskala

produktif

lainnya.

F.

Pembangunan, pemanfaatan, pemeliharaan

dan

pengadaan

sarana prasarana Teknologi

Tepat

Guna

(TTG)

berskala

produktif,

antara

lain

:

a)

Penggilingan

padi;

b)

Peraut

kelapa;

c)

Sangrai kopi;

d)

Sarana prasarana

Teknologi

Tepat

Guna

(TTG)

berskala

produktif

lainnya.

(3)

Prioritas

kegiatan

sebagaimana

dimaksud

ayat

(1)

huruf

b,

melalui

program

:

A.

Peningkatan

kualitas sarana

prasarana

infrastruktur

sosial

dasar,

melalui

kegiatan

:

1.

Pengadaan,

pembangunan,

pengembangan,

dan

pemeliharaan

sarana

prasar€ula

lingkungan

pemukiman, antara lain

:

a)

Rumah sehat

untuk fakir

miskin

(Rumah

tidak

lagak

latni);

b)

Selokan,

drainase dan

talud;

c)

Tempat pembuangan

sampah;

d)

Gerobak sampah;

e)

Kendaraan pengangkut

samPah;

(14)

d)

Sarana

prasarzrna

lingkungan

pemukiman

lainnya.

2.

Pengadaan, pembangun

an,

pengembangan,

dan

pemeliharaan sarana

prasErrana

transportasi,

antara

lain

:

a)

Tambatan perahu/

dermaga;

b)

Jalan

pemukiman;

c)

Jalan

Desa;

d)

Jalan

usaha

tani/jalan

produksi;

e)

Jalaa

wisata;

f)

Terminal

Desa;

g)

Jembatan pennanen;

h)

Deker

dan

gorong-gorong;

dan

i)

Sarana

prasarana

transportasi

lainnya.

3.

Pengadaan,

pembangunan,

pengembangan,

dan

pemeliharaan sarana prasarana energi, antara

lain:

a)

Pembangkit

listrik

tenaga

mikrohidro;

b)

Pembangkit

listrik

tenaga diesel;

c)

Pembangkit

listrik

tenaga

matahari;

d)

Instalasi

biogas;

e)

Jaringan

distribusi

tenaga

listrik;

dan

f)

Sarana prasar€rna energi

lainnya.

4.

Pengadaan,

pembangunan, pemanfaatan

dan

pemeliharaan

sarana

prasarana

informasi

dan

komunikasi, antara

lain

:

a)

Jaringan internet

Desa;

b)

lVebsite Desa;

c)

Telepon

umum;

d)

Sound system (oudspeaker); dar.

e)

Sarana

prasarana

informasi

dan

komunikasi

lainnya.

B.

Peningkatan

kualitas dan akses

terhadap

pelayanan

sosial

dasar

melalui

kegiatan

:

1.

Pengadaan,

pembangunan,

pengembangan

dan

pemeliharaan

sarana

prasarana

kesehatan,

antara

lain

:

a)

Perpiaan

air

bersih berskala

Desa;

b)

Bak penampung

air hujan;

c)

Sumur

gali

dan sumur

bor;

d)

Sanitasi

lingkungan;

e)

Jambanisasi

IVC

komunal);

f)

Mandi, cuci, kakus

lMClfl;

g)

Alat

bantu

penyandang

disabilitas;

h)

Balai pengobatan

(Klinik

Deso,);

i)

Gedung Posyandu, Poskesdes

dan

Polindes;

j)

Alat

peraga

dan peralatal

kesehatan

dasar;

dan

(15)

2.

Pengadaan,

pembangunan,

pengemba_ngan

dan

pemeliharaan sarana prasarana

pendidikar

dan

kebudayaan,

antara

lain

;

a)

GedungPAUD/TK;

b)

Buku

dan peralatan PAUD/TK;

c)

Wahana

permainan PAUD/TK;

d)

Taman belajar

keagamaan;

e)

Perpustakaan

Desa;

f)

Balai

pelatihan/

kegiatan belajar

masyara-kat;

g)

Sanggar

seni/budaya;

h)

Peralatan kesenian; dan

i) Sarana

prasarana pendidikan

dan

kebudayaan lainnya.

BagianKedua

Btdang

Pembe

rda5raaa

Mas5raratat

Desa

Paragraf

1

Ttpologl

Desa

Tertinggal

Pasal

12

(1)

Desa

tertinggal

sebagaimana

dimaksud

Pasal

9

ayat

(3)

memprioritaskan kegiatan

pemberdayaan

masyarakat

Desa

pada

:

a.

Merintis Lumbung

ekonomi Desa /Satu

Desa

soitu

produk

unggulan);

b.

Pembukaan lapangan

kerja

untuk

pemenuhan

kebutuhan

hidup

bagi

masyarakat.

(2)

Prioritas

kegiatan

sebagaimana

dimaksud

ayat

(1)

huruf

a,

melalui

program

:

A.

Peningkatan

investasi ekonomi

Desa

melalui

pengadaan

bantuan alat-alat produksi

kelompok

masyarakat,

melalui

kegiatan

:

a.

Pengadaan

barang

kerajinan

berbahan

baku

lokal;

b.

Pengadaan

alat

produksi

pertanian,

perkebunan,

peternalan

dan perikanan;

c.

Pengadaan

banfuan alat-alat

produksi

kelompok masyarakat lainnya.

B.

Pengelolaan

usaha

ekonomi

produktif

serta

pengelolaan

sarana

prasarErna

ekonomi,

melalui

kegiatan

:

a.

Pengadaan

bibit

tanaman

panga

n

(bibit

bersertifikat);

b.

Pengadaan

pupuk

kompos dan organik;

c.

Pengadaan

bibit induk

ternak;

dan

d.

Pengelolaan

usaha ekonomi

produktif

lainnya.

C.

Dukungan kegiatan ekonomi

baik

yang

dikembangkan BUMDesa,

BUMDesa

antar

Desa

dan

lembaga

ekonomi masyarakat Desa

lainnya,

(16)

a.

Pendirian

BUMDesa

dan/atau

BUMDesa

bersama;

b.

Pengembangan

BUMDesa

dan/

atau

BUMDesa

bersama

melalui

Penyertaan

modal

Desa;

dan

c. Bantuan

permodalan

lembaga

ekonomi

masyarakat

Desa

lainnya.

(3)

Prioritas

kegiatan

sebagaimana

dimaksud

ayat

(l)

huruf

b,

melalui program

:

A.

Pengelolaan

kegiatan

pelayanan

kesehatan

masyarakat,

melalui

kegiatan

:

a.

Penyediaan

makanan

sehat

untuk

peningkatan

gisi

bagi

balita

dan

anak

sekolah

(TK

dan

SD);

b.

Bantuan

pengobatan

untuk lanjut

usia

(lansia);

c.

Fasilitasi

keluarga

berencana;

d.

Penyuluhan

kesehatan

lingkungan dan

gerakan

hidup

sehat/bersih;

dan

e.

PengdoTaan

pelayanan kesehatan

masyarakat

lainnya.

B.

Pengelolaan

kegiatan pelayanan pendidikan

dan

kebudayaan,

melalui

kegiatan

:

a.

Bantuan insentif guru

PAUD/TK

(Non

pNS dan

GT?;

b. Bantuan insentif guru taman

belajar

keagamaan;

c.

Pelatihan/

kursus

seni

budaya;

d.

Pengelolaan

kegiatan pelayanan

pendidikan

dan

kebudayaan

lainnya.

C.

Pengelolaan

dan

pemanfaatan Teknologi

Tepat

Guna

(TTG)

untuk

kemajuan ekonomi,

melalui

kegiatan

:

a.

Pelatihan

TTG;

b.

Pelatihan

Pos

Pelayanan

Teknologi

Desa

(Posyantekdes);

dan

c.

Pelatihan

Pengelolaan

dan

pemanfaatan

Teknologi Tepat

Guna

(TTG)

lainnya.

D.

Peningkatan kapasitas

untuk

program

dan

kegiatan

ketahanan pangan

Desa,

melalui

kegiatan

:

a.

Pelatihan pengolahan

dan

pemasaran

hasil

pertanian,

perkebunan, peternakan

dan

perikanan;

b.

Pelatihan pengolahan bahan pangan

lokal;

dan

c.

Pelatihan program ketahanan pangan lainnya.

E.

Pengorganisasian

masyarakat,

fasilitasi

bantuan

hukum

masyarakat

dan pelatihan

paralegal

Desa,

melalui

kegiatan

:

a.

Pelatihan

penyelesaian

mediasi

sengketa

hukum

berkaitan

pengelolaan

aset

Desa

serta

penyimpangan penggunaan keuangan

Desa;

b. Pelatihan Penguatan dan

penataan

(17)

F.

Pengelolaan

sistem

transparansi dan

akuntabilitas

keuangan

Desa,

melalui

kegiatan

:

a.

Pelatihan sistem administrasi keuangan

dan

aset Desa

berbasis data

digita_l;

b.

Pelatihan

Sistem

informasi

Desa;

dan

c.

Pelatihan laporan keuangan dan

aset Desa.

G. Peningkatan

kualitas

dan

fasilitasi

sarana

prasarana

lembaga kemasyarakatan

Desa

dan

lembaga

Adat

Desa,

melalui

kegiatan:

a.

Pelatihan pengurus lembaga

kemasyarakatan

Desa;

b.

Pelatihan

kader

pemberdayaan

masyarakat

Desa;

c.

Pelatihan pengurus

lembaga

Adat

Desa;

dan

d.

Pengadaan

peralatan

lembaga

Adat

Desa.

H.

Peningkatan

kualitas dan kapasitas sumber

daya

manusia masyarakat

Desa,

melalui

kegiatan

:

a.

Pelatihan kelompok usaha ekonomi

produktif;

b.

Pelatihan kelompok usaha perempuan;

c.

Pelatihan kelompok usaha

tani;

d.

Pelatihan kelompok usaha nelayan; dan

e.

Pelatihan kelompok usaha lainnya.

Paragraf

2

Tipologt

Desa

Berkenbang

Pasal

f3

(1)

Desa

berkembang

sebagaimana

dimaksud

Pasal

9

ayat

(3)

memprioritaskan

kegiatan

pemberdayaan

masyarakat

Desa

pada

:

a.

Penguatan

Lumbung

ekonomi

Desa /Safu Desa

saht

produk ungqtlan);

b.

Pengembangan

lapangan

kerja

untuk

pemenuhan

kebutuhan

hidup

bagi

masyarakat.

(2)

Prioritas kegiatan

sebagaimana

dimaksud

ayat

(1)

huruf

a,

mela,lui

program

:

A.

Peningkatan

investasi ekonomi

Desa

melalui

pengadaan

bantuan

alat-alat

produksi

kelompok

masyarakat,

melalui

kegiatan:

a.

Pengadaan

barang

kerajinan

berbahan

baku

lokal;

b.

Pengadaan

alat

produksi

pertanian,

perkebunan, peternakan dan perikanan;

c.

Pengadaan

bantuan alat-alat

produksi

kelompok masyarakat lainnya.

B.

Pengelolaan

usaha

ekonomi

produktif

serta

pengelolaan sarana prasarana ekonomi,

melalui

kegiatan

:

a.

Pengembangan/Pengadaan

bibit

tanaman

pangan

(bibit

bersertifikat);

(18)

b.

Pengembangan

/

Pengadaan

pupuk

kompos

dan

organik;

c.

Pengemban

gan

/

Pengadaan

bibit induk

ternak;

dan

d.

Pengembangan

dan

Pengelolaan

usaha ekonomi

produktif

lainnya.

C.

Dukungan kegiatan ekonomi

baik

yang

dikembangkan BUMDesa,

BUMDesa

antar

Desa

dan

lembaga

ekonomi masyarakat Desa

lainnya,

melalui

kegiatan

:

a.

Pendirian BUMDesa

dan/atau

BUMDesa

bersama;

b.

Pengembangan

BUMDesa

dan/

atau

BUMDesa

bersama

melalui

Penyertaan

modal

Desa;

dan

c. Bantuan

permodalan

lembaga

ekonomi

masyarakat

Desa

lainnya.

(3)

Prioritas

kegiatan

sebagaimana

dimaksud

ayat

(1)

huruf

b,

melalui program

:

A.

Pengelolaan

kegiatan

pelayanan

kesehatan

masyarakat,

melalui

kegiatan

:

a.

Pengembangan

mal<anan

sehat

untuk

peningkatan gisi bagi balita dan anak

sekolah

(TK

dan

SD);

b.

Pengembangan

pengobatan

untuk

lanjut

usia

(lansia);

c.

Pengembangan

Fasilitasi

keluarga

berencana;

d.

Pengembangan

Penl'pluhan

kesehatan

lingkungan

dan

gerakan

hidup

sehat/bersih;

dan

e.

Pengembangan

kegiatan

pelayanan

kesehatan

masyarakat lainnya.

B.

Pengelolaan

kegiatan

pelayanan

pendidikan

dan

kebudayaan,

melalui

kegiatan

:

a.

Pengembangan

insentif

guru

PAUD/TK

(Non

PNS

dan

GTT);

b.

Pengembangan

insentif

guru

taman

belajar

keaganaan;

c.

Pengembangan

kursus

seni

budaya; dan

d.

Pengembangan

kegiatan pelayanan pendidikan

dan kebudayaan lainnya.

C.

Pengelolaan

dan

pemanfaatan Teknologi

Tepat

Guna

(?TG)

untuk

kemaj

uan

ekonomi,

melalui

kegiatan

:

a.

Pelatihan

TTG;

b.

Pelatihan

Pos

Pelayanan

Teknologi

Desa

(Posyantekdes);

dan

c.

Pelatihan

Pengelolaan

dan

pemanfaatan

Teknologi Tepat

Guna

(TTG)

lainnya.

D.

Peningkatan kapasitas

untuk

program

dan

kegiatan

ketahanan pangan

Desa,

melalui

kegiatan

:

(19)

a.

Pelatihan pengolahan

dan

pemasaran

hasil

pertanian,

perkebunan, peternakan

dan

perikanan;

b.

Pelatihan pengolahan

ba_han

pangan

loka-l;

dan

c.

Pelatihan program ketahanan pangan lainnya.

E.

Pengorganisasian

masyaralat,

fasilitasi

bantuan

hukum

masyarakat

dan pelatihan

paralegal

Desa,

melalui

kegiatan

:

a.

Pengembangan/Pelatihan penyelesaian mediasi

sengketa

hukum

berkaitan

pengelolaan

aset

Desa serta

penyimpangan

penggunaan

keuangan

Desa;

b.

Pengembangan/Pelatihan

Penguatan

dan

penataan

kelembagaan

masyarakat

Desa

lainnya.

F.

Pengelolaan

sistem

transparansi dan akuntabilitas

keuangan

Desa,

melalui

kegiatan

:

a.

Pelatihan sistem administrasi keuangan

dan

aset Desa

berbasis data

digital;

b.

Pelatihan

Sistem

informasi

Desa;

dan

c.

Pelatihan laporan keuangan dan

aset Desa.

G. Peningkatan

kualitas

dan /asilitasi

sarana

prasarana

lembaga kemasyarakatan

Desa

dan

lembaga

Adat

Desa,

melalui

kegiatan

:

a.

Pelatihan

pengurus lembaga

kemasyarakatan

Desa;

b.

Pelatihan

kader

pemberdayaan

masyarakat

Desa;

c.

Pelatihan

pengurLls lembaga

Adat

Desa;

dan

d.

Pengadaan

peralatan

lembaga

Adat

Desa.

H.

Peningkatan

kualitas dan kapasitas sumber

daya

manusia masyarakat

Desa,

melalui

kegiatan

:

a.

Pelatihan kelompok usaha ekonomi

produktif;

b.

Pelatihan kelompok usaha perempuan;

c.

Pelatihan kelompok usaha

tani;

d.

Pelatihan kelompok usaha nelayan; dan

e.

Pelatihan kelompok usaha lainnya.

Pasd

14

(1)

Dana

Desa

dapat

digunakan

untuk

membiayai

kegiatan

yang tidak

termasuk

dalam

prioritas

penggunaan Dana

Desa

setelah

r:aer:daqt persetujuan

Bupati;

(2)

Persetujuan

Bupati

sebagaimana

dimaksud

ayat

(1)

diberikan

pada saat

evaluasi

r€rnc€rng€rn

Peraturan

Desa

tentang

APBDesa;

(3)

Da.lam

memberikan

persetujuan

sebagaimana

dimaksud ayat

(1),

Bupati

memastikan

pengalokasian

Dana

Desa

untuk

kegiatan yang menjadi

prioritas

telah

terpenuhi

dan/

atau

kegiatan

pembangunan

dan

pemberdayaan masyarakat telah

terpenuhi.

(20)

Pagal

15

(1)

Kepala

Desa

bertanggung

jawab atas

penggunaan

Dana

Desa;

(2) Pemerintah

daerah

dapat

melakukan

pendampingan

atas penggunaan Dana

Desa;

(3) Pendampingan

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(21

dibebankan pada

Anggaran Pendapatan

dan

Belanja

Daerah.

BA.B

V

PEL/IPIORAI| DAITA

DTSA

Pasal 16

(1)

Kepala Desa dengan

dikoordinasikan

oleh

Camat

setempat menyampaikan

laporan

realisasi penggunaan

Dana

Desa

Tahap

I,

darr

Laporan

Realisasi penggunaan

Dana

Desa

Tahunan

kepada

Bupati;

(2)

Penyampaian

laporan

realisasi penggunaan Dana

Desa

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(l)

dilakukan

dengan

ketentuan:

a.

Tahap

I

paling

lambat

minggu keempat

bulan

Juli

tahun

anggaran berjalan; dan

b.

la.poran

Realisasi Penggunaan

Dana

Desa

Tahunan

paling

lambat minggu

keempat

bulan

Februari

tahun

anggaran

berikutnya.

BAB

VI

SANKSI

Pasal 17

(1)

Bupati

menunda

penyaluran

Dana

Desa,

dalam hal:

a.

Bupati

belum

menerima dokumen

sebagaimana

dimaksud

dalam

Pasal 8

ayat

(4);

b.

Terdapat Sisa Dana

Desa

di

RKD

tahun

anggzrran

sebelumnya

lebih dari

30olo

(tiga

puluh

perseratus)

sebagaimana

dalam Laporan

Realisasi

Penggunaan

Dana

Desa

Tahunan;

dan/ atau

c.

Terdapat

usulan

dari Aparat

Pengawas

Fungsional

Daerah.

(2)

Penundaan penyaluran

Dana Desa

sebagaimana

dimaksud pada

ayat

(1)

huruf

b

dilakukan

terhadap

penyaluran

Dana Desa

tahap

I

tahun

anggaran

berjalan

sebesar

Sisa Dana

Desa

di

RKD

tahun

anggaran

sebelumnya;

(3)

Dalam

hal

Sisa Dana

Desa

di

RKD

tahun

anggaran

sebelumnya

lebih

besar

dari

jumlah

Dana

Desa yang

akan disa.lurkan pada tahap

I,

penyaluran Dana

Desa

tahap

I

tidak

dilakukan;

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN METODE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI PENINGGALAN SEJARAH HINDU, BUDHA DAN ISLAM UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V

• Gunakan visualisasi harian sesuai dengan tujuan, misalkan: imajinasikan nikmatnya mempunyai usaha yang waktunya tidak diatur oleh orang lain.. • Gunakan teknik affirmasi harian

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah

Dari kelima fungsi tersebut penelitan ini memfokuskan pada tindak ilokusi asertif karena data yang dimiliki bersumber dari manuskrip film mini telenovela Jojo Sucht

Bila lalat tersebut hinggap ke makanan manusia, maka kotoran tersebut akan mencemari makanan yang akan oleh manusia sehingga akhirnya akan timbul gejala sakit

Solusi yang perlu dilakukan dalam mengatasi implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS diantaranya: (1) perlu adanya pelatihan, guna pengembangan guru dalam

perlakuan istimewa yang diberikan juga masih tergolong standar (belum excellent); (2) diantara ketiga manfaat relasional yang ada, manfaat kepercayaan dan manfaat sosial

Waktu tahan hidup T mempunyai fungsi densitas peluang yang dinotasikan dengan f(t) dan didefinisikan sebagai peluang kegagalan suatu objek pada interval.. (t,t + )