• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI INTERNASIONAL DAN KETAHANAN NASIONAL: INDONESIA DALAM KANCAH GLOBAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMUNIKASI INTERNASIONAL DAN KETAHANAN NASIONAL: INDONESIA DALAM KANCAH GLOBAL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ln:

4

s

CL

(3)

KOMUNIKASI INTERNASIONAL

DAN KETAHANAN NASIONAL:

INDONESIA DALAM KANCAH GLOBAL

Universitas Atma Java Yoavakarta e-mail: ~etiohh@~a~oo.c~m

Posisi Indonesia di kancah global cub:~p rentan. Keren-

tanan tersebut terutama karena faztor ekcncmi politik, yai- tu penguasaan asing atas sumber-jumber strategis Indone- sia, kernudian dari sisi ketuatan niliter can aspek budava.

s n- '4

Z

Termas.uk didalarn ha1 tersebut adalah pctemi konflik dlam

,-,

-1 Q skala lokal/reg~onal dart clobal D13erlukzn suatu s~stem ko-

i

\$>..

.

a

munikasi Internasional yang terirtegrasi dan berdasar ke-

2.

g$&,

:;

.

a

'k,,

5;

~entingan nasional Indcnesia sehingga Sangsa Indonesia

iY :&:

.t. r,i3,,;, M . memiliki ketahanan nasicaal yans kuat.

$r k;? .\ Q

< . . ., . . .

~%<@

+.!<. . %..

Kata kunci : komunikasi kternasional, ketananon nasion-

,?, 01, potensi ancornan don int~rgrosi strategi

Pendahuluan

Posisi strategis secara ge~po(itik, ekonomi dan militev m e r ~ x k a n peluang sekaligus ancaman bagi bangsa Indonesia. Srlain mengembangkan seluruh as- pek komponen bangsa lengkap dengan segala potensimja, as3e.: positioning Indonesia di kancah Internasional perlu untuk dikenbangkan dan dimantapkan secara kuat. Pentingnya posisi Indonesia yang kuat di d m $ inter~ajional meru- pakan bagian dari pengembangan strategis dan kumprehensif kepentingan na- sional, yang pada akhirnya untuk memperkuat aspek idertitas kebmgsaan, ke- sejahteraan dan pemantapan kekuatan baik secara politik. ekon~mi dan militer. Dalam khasanah filosofi-perang, Sun Tzu mengajar::an tentang penting- nya pengendalian informasi dalam situasi perang, dengan tujuan memenang- kan peperangan tanpa pertempuran yang rr,enimbulkan korban tesar. Melihat berbagai dinamika ekonomi, sosial, politik, tudaya dan hankam saat ini, upaya menyiapkan aspek ketahanan nasional dari berbagai lini sudah saztnya kembali diperkuat dan tidak hanya didefinisikan hanya tucas pemerintah, namun selu- run komponen bangsa.

Secara intenasional, posisi Indonesia berada dalam "ancaman" baik secara politik, ekoncmi, budaya dan militer, seperti pakta pertahanan Malaysia, Sin- gapura, Brunei, dan Anzac (Australia dan Selandia Baru), kemudian RRC, Jepang, Korea Seiatan di Utara, India di sebelah barat, demikian pula penempatan pang- kalan militer Amerika di Darwin, adalah fenomena , yang tidak bisa dianggap sepelel tidak nembahayakan. Negara-negara tersebut pasti memiliki kepentin- gan ekonomi politik dan militer untuk mendominasi baik dalam arti kepentin- gan perebuta~ sumber daya maupun potensi pasar yang besar dilndonesia

Kebijakan politik bebas aktif memang secara diplomatis melihat positif tiap hubungan antar negara dan berbagai dinamika Internasional yang ada, meskipun tetap perlu kewaspadaan dan kekritisan, Secara diplomatis tidak ada kehendak bagi bangsa Indonesia untuk berposisi kembali sebagai jaman Soeka- rno, dengan berbagai jargon-jargon dan idiologi politiknya dan aliansi politik antar bangsa yang dibuat - sebagai sebuah posisi Indonesia di kancah Interna- sional. Politik luar negeri Indonesia sejak jaman orde baru sampai saat ini Nam- pak lebih SO^ dan akomodatif. Dalam perkembangan politik dua dasa warsa terakhir ini, terutama sejak Uni Soviet runtuh dan barat menjadi lebih domina- tive, perkembangan ekonomi politik dan militer dunia mengalami perubahan dan gerakan sang signifikan, mulai dari aliansi untuk menduduki Irak, kemudian Afganistan. Selanjutnya berbagai dinamika yang sering disebut sebagai "Arab Spring" dan tiga isu yang masih mendominasi pemberitaan internasional, yaitu Iran, Suriah dan Korea Utara adalah persoalan yang perlu untuk dicermati.

Secara mendasar pada akhirnya bagi Indonesia adalah bagaimana mengem- bangkan kekritisan atas potensi ancaman terhadap keamanan nasional. Menya- dari bahwa negara lain memiliki kepentingan untuk menguasail menundukkan Indonesia dalam berbagai lini. Pemikiran ini perlu jugadibalik dengan Incjonesia memiliki kepentingan untuk memiliki pengaruh kuat terhadap bangsa lain, se- bagai bagian dari keamanan nasional Indonesia itu sendiri, untuk itu langkah strategis perlu dilakukan. Termasuk pemikiran ulang paradigma pertahanan na- sional dari murni defensif ke pre-emtive (strike), sebagaimana beberapa negara, termasuk kebijakan pertahanan yang dikembangkan Australia yang digagas se- jak jaman perdana menteri Howard.

Sistem komunikasi dan informasi secara makro'maupun mikro perlu dikembangkan platform-nya secara mendasar, terutama pada landasan kepent- ingan nasional yang sama. Ini dibedakan dengan sistem komunikasi authoritar- ian , ada beberapa hat yang harus disepakati supaya misahya dia massa,

"&

media sosial dan berbagai infrastruktur informasi dan komunikasi ti ak justru rnelemahkan spirit nasionalisme dan aspek ketahanan nasional, atas nama ke- bebasan komunikasi. Kekritisan, kapasitas, sistem dan skill seluruh lini kompo- men bangsa perlu diperkuat, agar tidak menjadi alat bag; kepentingan global.

(4)
(5)

I i(

!I!

:r

IIi

ii

1;

!I; ,! jlj: I,! i . > ,., ! ! 1 1 , : i r!: j,: ~ j ! 1;; I I t 4 I 7! ! ;I;:

I

!+ <

$1

i

I, I

,

I ! i. g,i

' i i

i!

-

{i

!!

(6)

m c .E w F E

E

E'

w c a

g

5

C

e2

<

-

m

g .

c 1 .E 0 2 m

.-

" l m E m n o

E

" Z

.-

m 0

F g z .

* rn .-

-

L VI

$i

2 %

.=

g'

a

2 2 2

m

-

d

'E

5

n

(7)

88

~otd\ur<~*s~ II\L:ERI'!ASIONAL INDONESIA DALAM KANCAH GLOBAL

Gambar 4 Kateqori Respons Pertahanan Amerika

- -

1. Original flexible respnse (1960s)

Mission Nuclear forces Conventbn& forces

Defense 3 4 1

Retaliation 4 2

- -

2. Deteriorated flexible response (1970s)

Mission Nuclear forces Conventional fones -

..

Defense 3 +.-...,

...

1

Retaliation 4 2

- -

3. Reconstituted flexible response (1980s)

Adission Nuclear forces Conv~n!iom/ hnes

.-- - - -

Defense

....

...

4

-

Retaliation L

4. The unspoken role of preemption in flexible response (1960-Today) Mission Nuclear forces Con~fentional forces

- -

. .

Preemption I ? (1960s) ?1 (2COOs)

ti

8:.

Bagi Indonesia. upaya untuk menghadapi berbagai strategi dan sebijakan

I.

E:" Negara lain atas Indonesia menjadi penting untuk dipelaj~r dzn menjadi Sagian

!?:

$i

penting dari bangsa ini secara menyeluruh sadar akan ha1 tersebut. Ealah satu

I]

pengikat utama yang perlu dikembangkan adalah adanya kepentingarc bersama

I:!

("national interest"), yang terakumulasi dari berbagai kekayaan batin, kreativitas

I 8 dan idiologi bangsa ini dan pandangannya pada cunia. Sekaligus tereksekusi

menjadi berbagai aktivitas yang produktif dan strategis, yaitu upaya bersama untuk membangun "national building" sehingga memiliki posisi kuat di kancah global.

Integrasi kebijakan dan strategi menjadi penting terutama pada integrasi apa yang dilakukan pemerintah untuk melindungi bangsanya dan masyara- kat madani yang memperkuat posisi "notion state", melalu berbagai kebijakan, aturan, program dan berbagai aktivitas yang produktif tersebut. Tentu saja as- pek komunikasi menjadi ha1 yang penting.

Mengutip Marash (dalam Cambie and May Ooi, 2009 : 25) : According to David Marash, US Anchor of A1 Jazeera, 'when you formu- late a position or design a campaign, you have to know that everyone in the world will be able to access thot information. [These days] you can no longer get oway with segmented messages. You are talking to the whole spectrum including consumers, competitors and

adversaries.

And it's a two-way communication. Their response is played bock to you.'lnstead of trying to control the message, we have to communicate our passion ond inspire the public so that they will spread the message for us. This is no easy task. It calls for a miud shift. But it also means a big step up the food chain for PR practitioners. Communication with the new general public requires intensive research into their cultural differences, beliefs, expectations and affiiotions. We are talking obout intelligence gathering here, not to be compared with old-style PR, which tended to be very much about writing news releoses and compiling lists of press contacts. PR practitioners ore no longer needed in their capac- ity as crafters of messages.

Pada intinya Cambie and May Ooi membahas dan menyoroti tentang per- an PR yang berubah, untuk menjelaskan mengenai dampak pesan komunikasi dalam dunia yang sangat transparan. Lebih signifikan untuk mengkomunikasi nilai daripada melakukan komunikasi yang searah/melakukan kontrol pesan. Public Relations (PR) disini tidak hanya diterjemahkan-dalam konteks profesi saja, namun juga dalam konteks dan skala yang lebih makro.

Problem yang dihadapi Indonesia selain sebagian yang dipaparkan diatas, juga aspek kontra produktif, yaitu ketika melakukan komunikasi internasional secara massif, namun masih menghadapi problem domestic, termasuk media yang mengumbar kebobrokan publik (bedakan dengan kritisisme) dan justru melemahkan sisi positivism/spirit publik (terutama media yang dimiliki oleh ka- langan politisi)

Dalam komunikasi dan ketahanan nasional, integrasi kebijakan, strategi dan sistem menjadi ha1 yang sangat penting. Selain perilaku Negara barat yang banyak dikaji, belajar dari Korea, Jepang

.

Singapore, china; Indiaxan Malaysia. kita dapat melakukan komunikasi atas kepentingan nasional kita melalui jalur budaya, teknologi, ICT, media, ekonomi dan politik, termasuk aspek militer se- cara simultan.

(8)

KOMUNIKASI INTERNASIONAL INDDNESW DALAM UHTi:-I GLCBAL

Penutup

Mendiskusikan aspek komunikasi dan ketahanan nasional, dalam konteks Indonesia adalah ha1 yang serius untui dikaji. Terutarna jika dikaitkan dengan ancaman dan potensi ancaman yang didepan mata sebenarnya telah terjadi dan akan terus terjadi. Pada masa reformasi adabh sebenarnya titik lernah bangsa Indonesia secara ekonomi politik dan militer. akibatnya perpindahan kepemili- kan dan aspek ancaman kedaulatan menjadi sangat riil didepan mata.

Potensi ancaman tidak hanya dalam konteks regional

-

bilateral, namun juga global. Perang dewasa ini saigat kcmp.eks karena tidak terjadi pada saat perang (militer), namun setiap detik adalah perang, terutama karena factor ICT. Belum jika menyangkut ha1 yang lebih lunak, seperti pr3duk-produk budaya, pesrsepsi bahwa budaya luar lebih baik daripada dalam adalah potensi plema- han ketahanan bangsa.

Belajar dari negara-negara t.arat, integrasi kebijakan, strategi, sistem dan terutama aspek komunikasi menjadi ha yang pen~ing ur,tuk dikembangkan di Indonesia, terutama karena kebiasaan x r u k dilapangai, yaitu masa:ah ioordi- nasi, sinkronisasi yang sering terjzdi altar sektor dan j ~ s t r u melemahkan posisi Indonesia sendiri. Upaya untuk menguatkan z~osisioning bangsa Indonesia ada- lah menegaskan kepentingan nas onalny3, sebagai kesatuan dari kebijakan dan eksekusi pemerintahl Negara dan masyarakat madani ur-tuk mencapai kemak- muran dan kejayaan bangsa.

Daftar Pustaka

Bakrie, Rahakundini, 2012, Perang M o Q r i dan Pecgembangan Ketahanan Nasi- onal, bahan presentasi Seminar dan Konterens "Komunikasi Militer dan Ket- ahanan Nasional, 14 Juni 2012, UPN 'Vet2ran8' Yogyakarta

Cambie, Silvia and May, Ooi-Yang , 2003 International c~mmunications slrategy : developments in cross-culturd communi~ation, PR, and social media. 1st ed, Kogan PageLimited London, Philadel2hia

Liao, Wei, 1999, Ways of Warriors rode; of Kings: Lessons in Leadership from the Chinese Classics, Translated by Thomas Cleary. Shambala Publications, Bos- ton

Jones, Andy; Kovacich, Gerald L; Luzwick, Perry G, 2002, Global information war- fare : how businesses, governments, and others aci-iwe objectives arid attain competitive advantages, CRC Prer: LLC

Tomes, Robert R. Tomes, 2007, LS Defense Strategy from Vietnam to Operation Iraqi Freedom Military innovation and the new American way of war, 1973- 2003, Routledge New York, NY

Zaharna, R. 5, 2009, Battles to Bridges U.S. Strategic Communication and Public Diplomacy after 9/11, Kogan Page Limited

Kompas, 23 Mei 2011

http://www.globalresearch.ca/the-post-war-ii-new-world-rder-map-a-proposal- to-re-arrange-the-world-after-an-~llied-victory/l9T06, di akses 27 Februari 2013

Gambar

Gambar  4  Kateqori Respons Pertahanan Amerika

Referensi

Dokumen terkait

Maka membaca al-Qur’an juga mempunyai seninya tersendiri, tentunya seni baca al-Qur’an tidak lepas dari rasa keindahan, yaitu keindahan suara (bunyi lafal-lafal

Dengan ini saya persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua saya, Muhammad Syarifuddin dan Aminah yang sudah berjuang membesarkan saya dari kecil hingga

Tengah Selatan Nomor 5) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan

Kepercayaan masyarakat terhadap Bank Mandiri merupakan amanah bagi seluruh jajaran manajemen untuk tetap berkomitmen meningkatkan kualitas jasa layanan dan terus menerus

Jadi keputusan hipotesis pertama yaitu Hᴏ diterima dan Hi ditola k karena t idak terdapat hubungan yang signifikan antara pelibatan orang tua dengan perencanaan

26 Herson Anwar, Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu Madrasah, Nadwa, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. Saefullah, Manajemen, hlm.. alternatif

Maka dapat disimpulkan bahwa nilai moral dalam cerita rakyat Tan Nunggal dan Bujang Nadi Dare Nandong adalah nilai moral yang tidak patut dicontoh karena memiliki nilai moral