• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II JENIS JENIS TURBIN UAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II JENIS JENIS TURBIN UAP"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB – II

JENIS – JENIS TURBIN UAP Turbin uap dikelompokkan kepada :

a. Turbin Aksi (tekanan roda) adalah turbin bila tekanan uap didepan dan dibelakang sudu jalan sama besarnya. Tekanan uap tersebut sama besarnya kedua bentuk dari penampang sudu jalan tersebut setangkup (symentris).

b. Turbin Reaksi (tekanan lebih) adalah turbin bila tekanan uap didepan dan dibelakang sudu jalan tidak sama besarnya atau tekanan uap didepan sudu jalan lebih besar dari pada dibelakang sudu jalan. Hal tersebut juga terjadi karena pengaruh bentuk penampang sudu jalan yang tidak setangkup (asymentris)

1. Bentuk Sudu Jalan

a. Bentuk symentris (setangkup) ialah bila sudut jalan sisi masuk (< 1) sama

besar dengan sudut sudu jalan sisi keluar (< 2) bentuk sudu jalan ini dijumpai

pada turbin aksi.

b. Bentuk asymentris (tidak setangkup) ialah bila sudu jalan sisi masuk (< 1) tidak

sama besar dengan sudut jalan sisi keluar (<2) atau bentuk sudu jalan ini

dijumpai pada turbin Reaksi.

2. Karakteristik Turbin Aksi dan Reaksi

Dada Sudu  2  1 Penampung Sudu < 1 = < 2 Gambar . 2 < 1 > <2 Dada Sudu  1 2 Punggung Sudu < 1 = <2 atau < 1 > <2 Gambar. 3

(2)

a. Turbin aksi (contohnya : de laval, curtis, zolley dan curtis-zolley)

- Saat uap mengalir dipancar tekanan uap berkurang sedangkan saat mengalir di sudu jalan sama besarnya (tetap).

- Saat mengalir di pipa pancar kecepatannya uap bertambah, saat mengalir di sudu jalan berkurang.

- Bentuk sudu symentris (setangkup).

- Usaha yang ditimbulkan didapat dari gaya-gaya aksi yang bekerja pada sudu jalan yang melengkung.

b. Turbin reaksi (contohnya : Person dan Curtis-Person)

- Saat mengalir di sudu antar tekanan uap berkurang dan di sudu jalan juga berkurang.

- Saat mengalir di sudu antar kecepatan uap bertambah dan di sudu jalan berkurang.

- Bentuk sudu jalan adalah asymentris (tidak setangkup).

- Usaha yang ditimbulkan didapat dari gaya-gaya aksi dan gaya reaksi yang bekerja pada sudu jalan yang melengkung.

3. Bagian-bagian utama Turbin Uap adalah : Pipa pancar sudu jalan rotor dan sudu balik.

a. Pipa Pancar :

1. Fungsinya : - Pengubah aliran uap masuk ke sudu jalan supaya supply uap betul-betul efektif.

- Perobah tenaga panas menjadi tenaga kecepatan uap (rumus zeuner).

2. Bentuknya : - Bentuk Lurus

- Bentuk cembung (sonvergency) - Bentuk cekung (disverygency) - Bentuk cembung-cekung (convergency – disverygency) 3. Rumus Kontiniutas Uap masuk Uap keluar

(3)

Dimana : Gu = pemakaian uap dalam kg/detik  = volume jenis uap dalam m3

/kg A = penampang pipa pancar dalam m2

c = kecepatan uap yang mengalir dalam m/detik D = diameter pipa pancar dalam m

H1 = Entalpi uap keluar pipa pancar dalam kcal/kg atau kj/kg H2 = Entalpi uap keluar pipapancar dalam kcal/kg atau kj/kg Penampang pipa pancar

Rumus kontiniutas tersebut berlaku pada pipa pancar dipenampang sisi masuk, penampang sisi keluar dan penampang kritis (ditengah-tengah)

- Penampang sisi masuk, Gu

1 . 1 = 0,785 D12 . C1

- Penampang sisi keluar, Gu

1 . 1 = 0,785 D12 . C1 dimana C2 = C1 + 44,7 H1 – H2 - Penampang tengah Gu 3 . 3 = 0,785 D32. C3 dimana C3 = C1 + 44,7 H1 – H2 2

4. Rumus Zeuner (menggunakan Satuan International) Energi kinetis = Gu C12 …….. (kgm) …. 1

2g

Energi kinetis = Gu. Ho .. (kj) = Gu.Ho …(kcal) = Gu.Ho.427…(kgm) 2 4,187 4,187

Jadi 1 dan 2 maka :

Dimana : C1 = Kecepatan mutlak masuk pipa pancar (m/detik) Ho = Jatuh kalor theoritis (kj/kg uap)

b. Sudu Jalan Gu.  = A.c A = 0.785 D2 Gu . C12 = Gu.Ho.427 2g 4,187 4,187. C12 = 2g. Ho. 427 4,187. C12 = 2.9,81. Ho. 427 C12 = 2.9,81. Ho. 427 4,187 C1 = 2.9,81.427.Ho 4,187 2000,8932 Ho C1 = 44,7 VHo

(4)

- Sudu jalan adalah bagian-bagian utama turbin yang bergerak, sudu jalan berhubungan dengan Roda jalan untuk memutar poros turbin.

- Fungsi sudu jalan untuk menampung uap menggerakkan Roda jalan.

- Bentuk sudu jalan dikelompakkan kepada sudu symentris pada turbin aksi dan sudu asymentris pada turbin reaksi.

- Bagian-bagian sudu jalan adalah dada sudu punggung sudu, lebar sudu dan jarak antar sudu (tusuk).

Skets sederhana dari sudu jalan symentris pada turbin aksi Punggung sudu

1. Kecepata-kecepatan Uap dan segi tiga kecepatan

Pada saat sudu jalan berputar, sekali gas secara serentak terdapat 3 (tiga) kecepatan yang terjadi disekitar sudu jalan tersebut aitu :

- Kecepatan mutlak ialah kecepatan uap terhadap bidang diam (uap mengalir didalam pipa pancar)

- Kecepatan Relay ialah kecepatan uap terhadap bidang ang bergerak (uap memutar sudu jalan)

- Kecepatan keliling ialah kecepatan berputarnya sudu jalan selanjutnya ke 3 (tiga) kecepatan tersebut membentuk segi

Tiga kecepatan, dimana terdapat 2 (dua) segi tiga yang terjadi yaitu pada sisi masuk dan sisi keluar dari sudu jalan. Sedangkan sudut pancaran uap (sudut uap) adalah sudut yang dibentuk kecepatan mutar C1 dengan kecepatan keliling U. Sudut sudu jalan  adalah sudut yang dibentuk kecepatan relatif w1 dangan kecepatan keliling U.

Segi kecepatan tersebut seperti skets dibawah ini  2  1 A  1 2 B A Gambar. 5

1 =Sudut sudu Jalan

sisi masuk.

2 = Sudut sudu jalan

sisi keluar. Symetris : 1 = 2 C1 U U  1 Punggung sudu W1

(5)

Sisi masuk :

W1 = kecepatan masuk relatif sisi masuk menyinggung pungung sudu. U = kecepatan keliling sisi masuk tegak lurus penampang sudu. C1 = kecepatan mutlak sisi masuk.

= sudut pemanas uap dibentuk antara kecepatan mutlak C1 dengan U.

1 = sudut sudu jalan sisi masuk dibentuk antara kecepatan relatif W1 dengan U.

arah panah : - C1 dan U saling anak panah bertemu atau saling tutup menutup). - arah panah W1 kearah U.

Sisi keluar :

W2 = kecepatan relatif sisi keluar menyinggung punnggung sudu U = kecepatan keliling sisi keluar tagak lurus penampang sudu C2 = kecepatan mutlak sisi keluar

Dalam menyelesaikan soal-soal turbin, segi 3 kecepatan sisi masuk dan sisi keluar digabung dalam satu segi 3 saja.

2) Segi tiga kecepatan kerja biasa

Segi 3 kecepatan sisi keluar

Sisi Keluar

Bila turbin biasa, maka segi tiga kecepatannya adalah segitiga tumpul dimana besar sisi-sisi segi tiga dapat dihitung dengan cara analisi (dihitung) C1 = 44,7 Ho u =  D  W12 = C12 + 42 – 2 uc1 cos (rumus cosinus) C22= C12 +(2u)2 – 2.2u C1

Cos (rumus cosinus) Arah panah : C1 dan U arah panahnya saling bertemu (tutup menutup)

W1 dan W2 arah panahnya kearah U C2 dan U arah panahnya salingbertemu

Sisi Masuk W1=W2

(6)

Atau sisi-sisi segi itga kecepatan didapat dari cara grafis (dengan skala) artinya besar kecepatan-kecepatan tersebut digambar dengan skala kecepatan yang ditentukan sendiri.

3) Rendemen aliran kerja biasa dengan kecepatan-kecepatan cara grafis

Rendemen aliran adalah perbandingan usaha yang berguna disudu jalan terhadap usaha yang diberikan, dapat ditulis :

s = A1 – A2 dimana A1 = usaha yang diberikan A1 A2 = usaha yang terbuang A1 – A2 = usaha yang berguna

s = ½ mC12 – ½ mC22 dimana m = masa uap yang mengalir ½ m C12

s = ½ m (C12 – C22) atau ½ m C12

dimana : s = Rendemen aliran dalam %

C1 = Kecepatan mutlak masuk pipa pancar (m/detik) C2 = Kecepatan mutlak keluar sudu jalan (m/detik)

Dimana : Hu= Panas terbang keluar turbin (kj/kguap) X = jumlah tingkat

4) Rendemen aliaran kerja biasa dengan kecepatan-kecepatan secara analitis.

Dari s = C12– C22 C22 = C12 +(2u)2– 2.2u C1 Cos (rumus cosinus) C22 = C12 + 4u – 4 uC1 Cos s = C12– (C12 + 4u2 – 4 uC1 Cos ) C12 s = C12– C12 + 4u2 – 4 uC1 Cos = 4u2 – 4 uC1 Cos C12 C12 s = 4u C1 Cos – 4u2 s = C12 – C22 C12 s = Ho – Hu Ho Hu = C2 2 X 44,7 C2 C1 W1=W2 2

Bentuk segi 3 kecepatan turbin kerja biasa adalah segi 3 tumpul, sehingga untuk mencari kecapatan W1=W2 dan C2 kita hanya menggunakan rumus Cosinus (cara analitis).

Sama-sama pembilang dan penyebutnya dibagi C12

(7)

C12

s = 4u C1 Cos – 4u2

C12 C12

s = C12 C12

5) Rendemen aliran turbin aksi kerja sebaik-baiknya (kerja maximal)

Atau dari s = 4 u cos - 4 u 2 cara analisis C1 C1

Dimana 2 u = cos atau U = ½ cos C1 C1

s = 4 (½cos ) cos - 4(½ cos )2

s = 4. ½cos . cos - 4. ¼ cos2

= 2 cos2 - cos2

6) Grafik (kurva) Rendemen Aliran turbin Aksi

Dari s = 4 u cos - 4 u 2 , bila u ditetapkan antara o hinga 1 dan C1 C1 C1

Tetap, maka s akan berubah-ubah Contoh (lihat tabel dibawah ini)

u

C1 s (%) Keterangan

s = 4 u 2 cos - 4 u 2 C1 C1

s = Rendemen aliran cara analisis(%)

U = kecepatan keliling sudu (m/det)

C1 = kecepatan mutlak masuk (m/det) U U C1  1 C2

Dari s = C12– C12 cara grafis

C1

s = (2 u)2 2u = cos

C12 C1 smax= cos2

(8)

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,47 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 0,94 0 33,6 59,2 76,8 86,4 88,4 8,8 81,6 67,2 44,8 14,4 0

Sudut pipa pancar = 200

- Rendemen maximum

- Bentuk kurva adalah parabola

7) Diagram H – S (Entalpy – Entropy)

s = 4 u cos - 4 u 2 C1 C1 u C1 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,2 0,4 0,6 0,8 0,47 88,4 Gambar. 7

(9)

- Bila air dipanaskan dari semula dengan suhu misalnya 300

C hingga 1000 C, maka pada suhu 1000 C, maka pada suhu 1000 C tersebut air berobah bentuk menjdai uap bash, dimana uapnya sendiri masih mengandung butir-butir air panasnya.

- Selanjutnya dinaikkan lagi hingga 1000

C tanpa adanya kenaikkan lagi hingga 1000 C tanpa adanya kenaikkan suhu, panas yang terbentuk disebut panas penguapan latent (adanya penambahan panas tanpa kenaikan suhu).

- Pada kondisi 1000

C terakhit tersebut uapnya berobah bentuk menjadi uap jenuh, dimana uapnya sama sekali tanpa megandung air (kadar air = 0% sedang kadar uap = 100%).

- Dari shu 1000

C kedua, uap dipanaskan lagi hingga 5000 C, uap terakhir ini berobah bentuk menjadi uap panas lanjut (uap kering). Perobahan bentuk suatu zat disebut AGREGASI Air berobah bentuk dari semula air uap panas lanjut.

- Untuk lebih jelasnya keadaan Agregasi tersebut ditangkan dalam diagregasi. Diagram AGREGASI seperti dibawah ini :

Kejadian Agregasi tersebut dituangkan dlam diagram H – S (entalpy – Entrapi), diagram itu menyajikan besarnya entalpi uap pada tahunan dan suhu tertetu. Sebagai sumbu horizontal (absis) ditetapkan entalpy, sedang sumbu vertical (ordinat) ditetapkan entalpi uap.

Q1 Q2 Q3

Zat Cair

Suhu 5000 C

Uap panas lanjut

Uap jenuh 1000 C Uap Basah 300C Panas Ho = H1 – H2 Ho = 3332 – 2612 Ho = 720 kj/kg Isobar H t = 4000 C isotherm P2 = 1 bar Isentropis E Daerah A Ho = H1 – H2 Atau kj/kg 32 kj/kg = H1 H2 = 2612 kj/kg

(10)

Dalam H – S diagram dicantumkan garis-garis yaitu :

a. Garis isobar melengkung keatas, adalah garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang tekanannya sama.

b. Garis isothram melengkung kebawah, adalah garis-garis yang menghubungkan titik-titik suhunya sama.

c. Garis isopyscram melengkung kebawah, adalah garis-garis yang menghubugkan titik-titk yang kadar uapnya sama.

d. Garis isentelpis sejajar sumbu entropy adalah garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang entalpinya sama.

e. Garis isentropis tegak lurus sumbu entropy adalah garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang entropynya sama.

Cara menggunakan H - S diagram

a. Isobar p = 30 bar berpotongan dengan isotherm t = 4000 C dititik A, tarik melalaui A garis tegak lurus sumbu entalpi, menentukan H1 = 3332 kj/kg uap (H1 = entalpi uap panas lanjut).

b. Isobar p = 30 bar berpotongan dengan kadar uap x = 100% dititk B, tarik garis melalui B tegak lurus sumbu entalpi, menentukan entalpi jenuh = Huj = 2803 kj/kg uap. (kj/kg0 C 2805 kj/kg = hub 2803 kj/kg = hub 2441 kj/kg = hub Gambar. 9

(11)

c. Isobar p = 30 bar berpotongan dengan kadar x = 90 % dititik c, tarik garis melalui c tegak lurus sumbu entalpi, menentukan entalpi uap basah = 2803 kj/kg uap.

d. Isobar p = 30 bar berpotongan dengan x = 80 % dititik D, tarik garis melalui D tegak lurus sumbu entalpi, menetukan entalpi uap basah = 2441 kj / kg uap. e. Untuk menetukan jatuh kalor theritis Ho, maka Ho = H1 – H2 dimana H1 = 3332

kj/kg uap dan H2 didapat dari garis isentropis melalui titik A dan garis ini memotong isobar p = 1 bar dititik E, tarik garis melalui D tegak lurus sumbu entalpi, H2 = 2612 kj/kg uap, sehingga Ho = H1 – H2 = 3332 – 2612 = 720 kj/kg uap.

Entalpi dapat juga dicari di TABEL UAP, namun garis isentropis tidak tercantum dalam tabel uap tersebut, sehinggsa H2 pada butir e diatas tidak dapat dicari di tabel uap.

8) Melukis profile sudu jalan symentris *setangkup) turbin Aksi

Untuk melukis propile sudu jalan baik ½ pasang maupun 1 pasang atau 2 buah sudujalan harus diketahui

- Sudut sudu jalan sisi masuk 1 = 2

- Lebar sudu b - Lebar sudu t

Dan harus diingat bahwa kecepatan relatif sisi masuk W1 menyinggung penggung sudu, begitu juga kecepatan relatif sisi keluar w2 menyinggung punggung sudu. Garis melukis 2 1 B A Punggung Sudu Dada Sudu D F E W1 W2

(12)

- Lebar sudu b ditentukan sembarang - Bagi dua lebar sudu b

- Melalui titik A lukis sudut sudujalan sisi masuk 1

- Melalui titik B lukis sudut sudu jalan sisi keluar 2

- Tarik garis AC W1 dan tarik garis W2 (garis AC dan BC berpotongan di titik C) dan W1 dan W2 berpotongan di G\.

- Tempatkan titik jangka dititik C, buat lengkung dada sudu dengan jari-jari AC = BC = R

- Dengan demikian lengkung dada sudu terlukis - Tentukan tusuk = t = CD

- Tarik garis DELW, dan tarik garis DF W1 dan tarik garis DF W2

- Tempatkan titik jangka di titik D, buat garis lengkung punggung sudu dengan jari-jari DE = DF = r

- Dengan demikian lengkung punggung sudu terlukis - Prefile sudu jelas terlukis sebanyak ½ pasang = 1 buah

- Dengan cara yang samaprofile sudu jelas lukis lagi diatasnya sebanyak ½ sepasang = buah lagi sehingga jumlah sudu jelas = 1 pasang atau 2 buah sudu jelas.

9. Evaluasi hasil pembelajaran :

(13)

1. Sebutkan fungsi sudu jalan dan bentuk sudu jalan

2. Sebutkan dan lukis sudu jalan serta sebutkan bagian-bagiannya

3. Ada berapa kecepatan uap disekitar uap sudu jalan yang sedang berputar, jelaskan secara rinci.

4. Gambarkan skets sederhana sebuah sudu jelas yang tempatkan segi tiga kecepatan sisi masuk dan sisi keluar

5. Gambarkan segi tiga kecepatan turbin kerja biasa dan kerja sebaik-baiknya dan berapa rendemen aliran-alirannya

6. Tuliskan rumus rendemen aliran dipandang dari kecepatan uap dan dipandang dari jatuh kalor, jelaskan rumus-rumus tersebut

7. Gambarkan grafik (kurva) rendemen aliran turbin aksi (data tentukan sendiri) 8. Lukis profile 1 pasang sudu jalan (data tentukan sendiri)

BAB – II

JENIS – JENIS TURBIN UAP Turbin uap dikelompokkan kepada :

c. Turbin Aksi (tekanan roda) adalah turbin bila tekanan uap didepan dan dibelakang sudu jalan sama besarnya. Tekanan uap tersebut sama besarnya kedua bentuk dari penampang sudu jalan tersebut setangkup (symentris).

d. Turbin Reaksi (tekanan lebih) adalah turbin bila tekanan uap didepan dan dibelakang sudu jalan tidak sama besarnya atau tekanan uap didepan sudu jalan lebih besar dari pada dibelakang sudu jalan. Hal tersebut juga terjadi karena pengaruh bentuk penampang sudu jalan yang tidak setangkup (asymentris)

2. Bentuk Sudu Jalan

c. Bentuk symentris (setangkup) ialah bila sudut jalan sisi masuk (< 1) sama

besar dengan sudut sudu jalan sisi keluar (< 2) bentuk sudu jalan ini dijumpai

pada turbin aksi.

Dada Sudu  2  1 Penampung Sudu < 1 = < 2

(14)

d. Bentuk asymentris (tidak setangkup) ialah bila sudu jalan sisi masuk (< 1) tidak

sama besar dengan sudut jalan sisi keluar (<2) atau bentuk sudu jalan ini

dijumpai pada turbin Reaksi.

4. Karakteristik Turbin Aksi dan Reaksi

c. Turbin aksi (contohnya : de laval, curtis, zolley dan curtis-zolley)

- Saat uap mengalir dipancar tekanan uap berkurang sedangkan saat mengalir di sudu jalan sama besarnya (tetap).

- Saat mengalir di pipa pancar kecepatannya uap bertambah, saat mengalir di sudu jalan berkurang.

- Bentuk sudu symentris (setangkup).

- Usaha yang ditimbulkan didapat dari gaya-gaya aksi yang bekerja pada sudu jalan yang melengkung.

d. Turbin reaksi (contohnya : Person dan Curtis-Person)

- Saat mengalir di sudu antar tekanan uap berkurang dan di sudu jalan juga berkurang.

- Saat mengalir di sudu antar kecepatan uap bertambah dan di sudu jalan berkurang.

- Bentuk sudu jalan adalah asymentris (tidak setangkup).

- Usaha yang ditimbulkan didapat dari gaya-gaya aksi dan gaya reaksi yang bekerja pada sudu jalan yang melengkung.

5. Bagian-bagian utama Turbin Uap adalah : Pipa pancar sudu jalan rotor dan sudu balik.

b. Pipa Pancar :

5. Fungsinya : - Pengubah aliran uap masuk ke sudu jalan supaya supply uap betul-betul efektif.

Gambar . 2 < 1 > <2 Dada Sudu  1 2 Punggung Sudu < 1 = <2 atau < 1 > <2 Gambar. 3

(15)

- Perobah tenaga panas menjadi tenaga kecepatan uap (rumus zeuner).

6. Bentuknya : - Bentuk Lurus

- Bentuk cembung (sonvergency) - Bentuk cekung (disverygency) - Bentuk cembung-cekung (convergency – disverygency) 7. Rumus Kontiniutas

Dimana : Gu = pemakaian uap dalam kg/detik  = volume jenis uap dalam m3

/kg A = penampang pipa pancar dalam m2

c = kecepatan uap yang mengalir dalam m/detik D = diameter pipa pancar dalam m

H1 = Entalpi uap keluar pipa pancar dalam kcal/kg atau kj/kg H2 = Entalpi uap keluar pipapancar dalam kcal/kg atau kj/kg Penampang pipa pancar

Rumus kontiniutas tersebut berlaku pada pipa pancar dipenampang sisi masuk, penampang sisi keluar dan penampang kritis (ditengah-tengah)

- Penampang sisi masuk, Gu

1 . 1 = 0,785 D12 . C1

- Penampang sisi keluar, Gu

1 . 1 = 0,785 D12 . C1 dimana C2 = C1 + 44,7 H1 – H2 - Penampang tengah Gu3 . 3 = 0,785 D32 . C3 dimana C3 = C1 + 44,7 H1 – H2 2

8. Rumus Zeuner (menggunakan Satuan International) Energi kinetis = Gu C12 …….. (kgm) …. 1

2g

Energi kinetis = Gu. Ho .. (kj) = Gu.Ho …(kcal) = Gu.Ho.427…(kgm) 2 4,187 4,187

Uap masuk

Uap keluar

Gambar. 4 Bentuk-bentuk Pipa Pancar

Gu.  = A.c

(16)

Jadi 1 dan 2 maka :

Dimana : C1 = Kecepatan mutlak masuk pipa pancar (m/detik) Ho = Jatuh kalor theoritis (kj/kg uap)

c. Sudu Jalan

- Sudu jalan adalah bagian-bagian utama turbin yang bergerak, sudu jalan berhubungan dengan Roda jalan untuk memutar poros turbin.

- Fungsi sudu jalan untuk menampung uap menggerakkan Roda jalan.

- Bentuk sudu jalan dikelompakkan kepada sudu symentris pada turbin aksi dan sudu asymentris pada turbin reaksi.

- Bagian-bagian sudu jalan adalah dada sudu punggung sudu, lebar sudu dan jarak antar sudu (tusuk).

Skets sederhana dari sudu jalan symentris pada turbin aksi Punggung sudu Gu . C12 = Gu.Ho.427 2g 4,187 4,187. C12 = 2g. Ho. 427 4,187. C12 = 2.9,81. Ho. 427 C12 = 2.9,81. Ho. 427 4,187 C1 = 2.9,81.427.Ho 4,187 2000,8932 Ho C1 = 44,7 VHo  2  1 A  1 2 B A Gambar. 5

1 =Sudut sudu Jalan

sisi masuk.

2 = Sudut sudu jalan

sisi keluar.

(17)

2. Kecepata-kecepatan Uap dan segi tiga kecepatan

Pada saat sudu jalan berputar, sekali gas secara serentak terdapat 3 (tiga) kecepatan yang terjadi disekitar sudu jalan tersebut aitu :

- Kecepatan mutlak ialah kecepatan uap terhadap bidang diam (uap mengalir didalam pipa pancar)

- Kecepatan Relay ialah kecepatan uap terhadap bidang ang bergerak (uap memutar sudu jalan)

- Kecepatan keliling ialah kecepatan berputarnya sudu jalan selanjutnya ke 3 (tiga) kecepatan tersebut membentuk segi

Tiga kecepatan, dimana terdapat 2 (dua) segi tiga yang terjadi yaitu pada sisi masuk dan sisi keluar dari sudu jalan. Sedangkan sudut pancaran uap (sudut uap) adalah sudut yang dibentuk kecepatan mutar C1 dengan kecepatan keliling U. Sudut sudu jalan  adalah sudut yang dibentuk kecepatan relatif w1 dangan kecepatan keliling U.

Segi kecepatan tersebut seperti skets dibawah ini

Sisi masuk :

W1 = kecepatan masuk relatif sisi masuk menyinggung pungung sudu. U = kecepatan keliling sisi masuk tegak lurus penampang sudu. C1 = kecepatan mutlak sisi masuk.

= sudut pemanas uap dibentuk antara kecepatan mutlak C1 dengan U.

1 = sudut sudu jalan sisi masuk dibentuk antara kecepatan relatif W1 dengan U.

arah panah : - C1 dan U saling anak panah bertemu atau saling tutup menutup). - arah panah W1 kearah U.

Sisi keluar :

W2 = kecepatan relatif sisi keluar menyinggung punnggung sudu U = kecepatan keliling sisi keluar tagak lurus penampang sudu C2 = kecepatan mutlak sisi keluar

C1

Segi 3 kecepatan sisi keluar U U  1  1 W2 U C2 Punggung sudu W1 U Dada sudu

(18)

Dalam menyelesaikan soal-soal turbin, segi 3 kecepatan sisi masuk dan sisi keluar digabung dalam satu segi 3 saja.

9) Segi tiga kecepatan kerja biasa

Atau sisi-sisi segi itga kecepatan didapat dari cara grafis (dengan skala) artinya besar kecepatan-kecepatan tersebut digambar dengan skala kecepatan yang ditentukan sendiri.

10) Rendemen aliran kerja biasa dengan kecepatan-kecepatan cara grafis

Rendemen aliran adalah perbandingan usaha yang berguna disudu jalan terhadap usaha yang diberikan, dapat ditulis :

s = A1 – A2 dimana A1 = usaha yang diberikan A1 A2 = usaha yang terbuang A1 – A2 = usaha yang berguna

s = ½ mC12 – ½ mC22 dimana m = masa uap yang mengalir ½ m C12

s = ½ m (C12 – C22) atau ½ m C12

dimana : s = Rendemen aliran dalam %

C1 = Kecepatan mutlak masuk pipa pancar (m/detik) C2 = Kecepatan mutlak keluar sudu jalan (m/detik)

Sisi Keluar

Bila turbin biasa, maka segi tiga kecepatannya adalah segitiga tumpul dimana besar sisi-sisi segi tiga dapat dihitung dengan cara analisi (dihitung) C1 = 44,7 Ho u =  D  W12 = C12 + 42 – 2 uc1 cos (rumus cosinus) C22= C12 +(2u)2 – 2.2u C1

Cos (rumus cosinus) Arah panah : C1 dan U arah panahnya saling bertemu (tutup menutup)

W1 dan W2 arah panahnya kearah U C2 dan U arah panahnya salingbertemu

s = C12 – C22 C12 s = Ho – Hu Ho Hu = C2 2 X 44,7 Sisi Masuk W1=W2 2

(19)

Dimana : Hu= Panas terbang keluar turbin (kj/kguap) X = jumlah tingkat

11) Rendemen aliaran kerja biasa dengan kecepatan-kecepatan secara analitis.

Dari s = C12– C22 C22 = C12 +(2u)2– 2.2u C1 Cos (rumus cosinus) C22 = C12 + 4u – 4 uC1 Cos s = C12– (C12 + 4u2 – 4 uC1 Cos ) C12 s = C12– C12 + 4u2 – 4 uC1 Cos = 4u2 – 4 uC1 Cos C12 C12 s = 4u C1 Cos – 4u2 C12 s = 4u C1 Cos – 4u2 C12 C12 s = C12 C12

12) Rendemen aliran turbin aksi kerja sebaik-baiknya (kerja maximal)

Atau dari s = 4 u cos - 4 u 2 cara analisis C2

C1

W1=W2

2

Bentuk segi 3 kecepatan turbin kerja biasa adalah segi 3 tumpul, sehingga untuk mencari kecapatan W1=W2 dan C2 kita hanya menggunakan rumus Cosinus (cara analitis).

Sama-sama pembilang dan penyebutnya dibagi C12

s = 4 u 2 cos - 4 u 2 C1 C1

s = Rendemen aliran cara analisis(%)

U = kecepatan keliling sudu (m/det)

C1 = kecepatan mutlak masuk (m/det) U U C1  1 C2

Dari s = C12– C12 cara grafis

C1

s = (2 u)2 2u = cos

C12 C1 smax= cos2

(20)

C1 C1 Dimana 2 u = cos atau U = ½ cos C1 C1

s = 4 (½cos ) cos - 4(½ cos )2

s = 4. ½cos . cos - 4. ¼ cos2

= 2 cos2 - cos2

13) Grafik (kurva) Rendemen Aliran turbin Aksi

Dari s = 4 u cos - 4 u 2 , bila u ditetapkan antara o hinga 1 dan C1 C1 C1

Tetap, maka s akan berubah-ubah Contoh (lihat tabel dibawah ini)

u C1 s (%) Keterangan 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,47 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 0,94 0 33,6 59,2 76,8 86,4 88,4 8,8 81,6 67,2 44,8 14,4 0

Sudut pipa pancar = 200

- Rendemen maximum

- Bentuk kurva adalah parabola smax= cos2 60 70 80 90 100 88,4

(21)

14) Diagram H – S (Entalpy – Entropy)

- Bila air dipanaskan dari semula dengan suhu misalnya 300

C hingga 1000 C, maka pada suhu 1000 C, maka pada suhu 1000 C tersebut air berobah bentuk menjdai uap bash, dimana uapnya sendiri masih mengandung butir-butir air panasnya.

- Selanjutnya dinaikkan lagi hingga 1000

C tanpa adanya kenaikkan lagi hingga 1000 C tanpa adanya kenaikkan suhu, panas yang terbentuk disebut panas penguapan latent (adanya penambahan panas tanpa kenaikan suhu).

- Pada kondisi 1000

C terakhit tersebut uapnya berobah bentuk menjadi uap jenuh, dimana uapnya sama sekali tanpa megandung air (kadar air = 0% sedang kadar uap = 100%).

- Dari shu 1000

C kedua, uap dipanaskan lagi hingga 5000 C, uap terakhir ini berobah bentuk menjadi uap panas lanjut (uap kering). Perobahan bentuk suatu zat disebut AGREGASI Air berobah bentuk dari semula air uap panas lanjut.

- Untuk lebih jelasnya keadaan Agregasi tersebut ditangkan dalam diagregasi. Diagram AGREGASI seperti dibawah ini :

s = 4 u cos - 4 u 2 C1 C1 u C1 10 Suhu 5000 C

Uap panas lanjut

Uap jenuh 1000 C Uap Basah

(22)

Kejadian Agregasi tersebut dituangkan dlam diagram H – S (entalpy – Entrapi), diagram itu menyajikan besarnya entalpi uap pada tahunan dan suhu tertetu. Sebagai sumbu horizontal (absis) ditetapkan entalpy, sedang sumbu vertical (ordinat) ditetapkan entalpi uap.

Dalam H – S diagram dicantumkan garis-garis yaitu :

Q1 Q2 Q3 Zat Cair Ho = H1 – H2 Ho = 3332 – 2612 Ho = 720 kj/kg Isobar H t = 4000 C isotherm P2 = 1 bar Isentropis E Daerah kering Daerah jenuh Isentropis Daerah Basah (Cair) 1,31 1,39 1,48 D C B A Ho = H1 – H2 1,65 S (kj/kg0 C X = 80% X = 90 % X = 100 % Atau kj/kg 32 kj/kg = H1 H2 = 2612 kj/kg 2805 kj/kg = hub 2803 kj/kg = hub 2441 kj/kg = hub Gambar. 9

(23)

f. Garis isobar melengkung keatas, adalah garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang tekanannya sama.

g. Garis isothram melengkung kebawah, adalah garis-garis yang menghubungkan titik-titik suhunya sama.

h. Garis isopyscram melengkung kebawah, adalah garis-garis yang menghubugkan titik-titk yang kadar uapnya sama.

i. Garis isentelpis sejajar sumbu entropy adalah garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang entalpinya sama.

j. Garis isentropis tegak lurus sumbu entropy adalah garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang entropynya sama.

Cara menggunakan H - S diagram

f. Isobar p = 30 bar berpotongan dengan isotherm t = 4000 C dititik A, tarik melalaui A garis tegak lurus sumbu entalpi, menentukan H1 = 3332 kj/kg uap (H1 = entalpi uap panas lanjut).

g. Isobar p = 30 bar berpotongan dengan kadar uap x = 100% dititk B, tarik garis melalui B tegak lurus sumbu entalpi, menentukan entalpi jenuh = Huj = 2803 kj/kg uap.

h. Isobar p = 30 bar berpotongan dengan kadar x = 90 % dititik c, tarik garis melalui c tegak lurus sumbu entalpi, menentukan entalpi uap basah = 2803 kj/kg uap.

i. Isobar p = 30 bar berpotongan dengan x = 80 % dititik D, tarik garis melalui D tegak lurus sumbu entalpi, menetukan entalpi uap basah = 2441 kj / kg uap. j. Untuk menetukan jatuh kalor theritis Ho, maka Ho = H1 – H2 dimana H1 = 3332

kj/kg uap dan H2 didapat dari garis isentropis melalui titik A dan garis ini memotong isobar p = 1 bar dititik E, tarik garis melalui D tegak lurus sumbu entalpi, H2 = 2612 kj/kg uap, sehingga Ho = H1 – H2 = 3332 – 2612 = 720 kj/kg uap.

Entalpi dapat juga dicari di TABEL UAP, namun garis isentropis tidak tercantum dalam tabel uap tersebut, sehinggsa H2 pada butir e diatas tidak dapat dicari di tabel uap.

15) Melukis profile sudu jalan symentris *setangkup) turbin Aksi

Untuk melukis propile sudu jalan baik ½ pasang maupun 1 pasang atau 2 buah sudujalan harus diketahui

- Sudut sudu jalan sisi masuk 1 = 2

- Lebar sudu b - Lebar sudu t

(24)

Dan harus diingat bahwa kecepatan relatif sisi masuk W1 menyinggung penggung sudu, begitu juga kecepatan relatif sisi keluar w2 menyinggung punggung sudu. Garis melukis 2 1 A 1 2 B A

Gambar. 10 lukisan sudu jalan

Punggung Sudu Dada Sudu D F E B W1 W2 Lebar Sudu = b C W1 W2

(25)

- Lebar sudu b ditentukan sembarang - Bagi dua lebar sudu b

- Melalui titik A lukis sudut sudujalan sisi masuk 1

- Melalui titik B lukis sudut sudu jalan sisi keluar 2

- Tarik garis AC W1 dan tarik garis W2 (garis AC dan BC berpotongan di titik C) dan W1 dan W2 berpotongan di G\.

- Tempatkan titik jangka dititik C, buat lengkung dada sudu dengan jari-jari AC = BC = R

- Dengan demikian lengkung dada sudu terlukis - Tentukan tusuk = t = CD

- Tarik garis DELW, dan tarik garis DF W1 dan tarik garis DF W2

- Tempatkan titik jangka di titik D, buat garis lengkung punggung sudu dengan jari-jari DE = DF = r

- Dengan demikian lengkung punggung sudu terlukis - Prefile sudu jelas terlukis sebanyak ½ pasang = 1 buah

- Dengan cara yang samaprofile sudu jelas lukis lagi diatasnya sebanyak ½ sepasang = buah lagi sehingga jumlah sudu jelas = 1 pasang atau 2 buah sudu jelas.

9. Tugas Mandiri :

1. Sebutkan fungsi sudu jalan dan bentuk sudu jalan

2. Sebutkan dan lukis sudu jalan serta sebutkan bagian-bagiannya

3. Ada berapa kecepatan uap disekitar uap sudu jalan yang sedang berputar, jelaskan secara rinci.

4. Gambarkan skets sederhana sebuah sudu jelas yang tempatkan segi tiga kecepatan sisi masuk dan sisi keluar

5. Gambarkan segi tiga kecepatan turbin kerja biasa dan kerja sebaik-baiknya dan berapa rendemen aliran-alirannya

6. Tuliskan rumus rendemen aliran dipandang dari kecepatan uap dan dipandang dari jatuh kalor, jelaskan rumus-rumus tersebut

7. Gambarkan grafik (kurva) rendemen aliran turbin aksi (data tentukan sendiri) 8. Lukis profile 1 pasang sudu jalan (data tentukan sendiri)

Gambar

Diagram AGREGASI seperti dibawah ini :
Gambar . 2  &lt;   1   &gt;    &lt; 2  Dada Sudu 1  2 Punggung Sudu &lt;  1  =  &lt;2   atau &lt;  1  &gt;  &lt;2Gambar

Referensi

Dokumen terkait

tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set.. sudu jalan yang diputar

tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set. sudu jalan yang diputar

Turbin uap Zoelly/Rateau bekerja dengan prinsip impuls aksi dengan sistem tekanan bertingkat. Tekanan uap turun secara bertahap di dalam baris sudu tetap saja, sedangkan di

Pada turbin Curtiss penurunan uap terjadi dengan sempurna pada nosel sehingga tidak ada penurunan tekanan lagi pada sudu-sudu, dan energi kinetik dari nosel dipakai oleh dua

Prestasi mesin pada turbin uap adalah ukuran berapa besar randemen atau efisiensi yang dihasilkan turbin uap tersebut. Hubungan Daya efektif dan Daya Internal Turbin yang

Kerja turbin beroperasi dengan cara nozzle menyemprotkan uap (steam) ke sudu-sudu gerak turbin sehingga sudu turbin tersebut berputar yang mengakibatkan proses

Turbin reaksi aliran ke dalam (inward), adalah turbin reaksi dimana air memasuki roda pada bagian lingkaran luar dan mengalir menuju kedalam melalui sudu

Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai