BAB –II
JENIS–JENIS TURBIN UAP
Turbin uap dikelompokkan kepada :
a. Turbin Aksi (tekanan roda) adalah turbin bila tekanan uap didepan dan dibelakang sudu jalan sama besarnya. Tekanan uap tersebut sama besarnya kedua bentuk dr penampang sudu jalan tersebut setangkup (symentris).
b. Turbin Reaksi (tekanan lebih) adalah turbin bila tekanan uap
didepan dan dibelakang sudu jalan tidak sama besarnya
atau tekanan uap didepan sudu jalan lebih besar dr pd
dibelakang sudu jalan. Hal tersebut juga terjadi karena
pengaruh bentuk penampang sudu jalan yg tdk setangkup
(asymentris)
1. Bentuk Sudu Jalan
a. Bentuk symentris (setangkup) ialah bila sudut jalan sisi masuk (<β
1) sama besar dengan sudut sudu jalan sisi keluar (<β
2) bentuk sudu jalan ini dijumpai pada turbin aksi.
β1 β2
PENAMPANG SUDU
DADA SUDU
< β1= < β2
b. Bentuk asymentris (tidak setangkup) ialah bila sudu jalan sisi masuk (<β
1) tidak sama besar dengan sudut jalan sisi keluar (<β
2) atau bentuk sudu jalan ini dijumpai pada turbin Reaksi.
< β1 ≠ < β2
β1
β2
PENAMPANG SUDU
DADA SUDU
< β1 > < β2
2. Karakteristik Turbin Aksi dan Reaksi
a. Turbin aksi (contohnya : de laval, curtis, zolley dan curtis-zolley)
• Saat uap mengalir dipancar tekanan uap berkurang sedangkan saat mengalir di sudu jalan sama besarnya (tetap).
• Saat mengalir di pipa pancar kecepatannya uap bertambah, saat mengalir di sudu jalan berkurang.
• Bentuk sudu symentris (setangkup).
• Usaha yg ditimbulkan didapat dari gaya-gaya aksi yg bekerja pd sudu jalan yg melengkung.
b. Turbin reaksi (contohnya : Person dan Curtis-Person)
• Saat mengalir di sudu antar tekanan uap berkurang dan di sudu jalan juga berkurang.
• Saat mengalir di sudu antar kecepatan uap bertambah dan di sudu jalan berkurang.
• Bentuk sudu jalan adalah asymentris (tidak setangkup).
• Usaha yg ditimbulkan didapat dr gaya-gaya aksi dan gaya reaksi yg bekerja pd sudu jalan yg melengkung.
3. Bagian utama Turbin Uap adalah : Pipa pancar sudu jalan rotor dan sudu balik.
a. Pipa Pancar :
1. Fungsinya :
• Pengubah aliran uap masuk ke sudu jalan supaya supply uap betul-betul efektif.
• Perobah tenaga panas menjadi tenaga
kecepatan uap (rumus zeuner).
2. Bentuk Piapa-pancar Turbin Uap :
• Btk Lurus
• Btk cembung (convergency)
• Btk cekung (disverygency)
• Btk cembung-cekung(convergency –disverygency)
Uap masuk Uap keluar
Uap masuk Uap keluar
Uap masuk Uap keluar
Uap masuk Uap keluar
Gambar. 4 Bentuk -bentuk Pipa Pancar
A = 0.785 D
2Gu.
④= A.c
Dimana :
Gu = pemakaian uap dalam kg/detik
④
= volume jenis uap dalam m
3/kg
A = penampang pipa pancar dalam m
2c = kecepatan uap yang mengalir dalam m/detik D = diameter pipa pancar dalam m
H
1= Entalpi uap keluar pipa pancar dlm kcal/kg atau kj/kg H
2= Entalpi uap keluar pipa pancar dlm kcal/kg atau kj/kg
3. Rumus Kontiniutas
Rumus kontiniutas tersebut berlaku pada pipa pancar dipenampang sisi masuk, penampang sisi keluar dan penampang kritis (ditengah-tengah)
• Penampang sisi masuk,
• Penampang sisi keluar,
• Penampang tengah,
Gu1. ④1= 0,785 D12. C1
Gu1. ④1= 0,785 D12. C1 dimana C2= C1+ 44,7 √H1–H2
Gu3 . ④3= 0,785 D32. C3 dimana C3= C1+ 44,7 √ H1–H2
2
Penampang pipa pancar
4. Rumus Zeuner (menggunakan Satuan International) Energi kinetis =
Energi kinetis = Gu. Ho .. (kj) = Gu.Ho ...(kcal) = Gu.Ho.427 (kgm)... ②
4,187 4,187
Jadi ① dan ② maka :
Gu . C12= Gu.Ho.427 2g 4,187
Gu C12 (kgm) .... ① 2g
4,187. C12= 2g. Ho. 427
4,187. C12= 2.9,81. Ho. 427 C12= 2.9,81. Ho. 427
4,187
C1=
√
2.9,81.427.Ho 4,187√
2000,8932 HoC1= 44,7
√
Ho Dimana : C1 = Kecepatan mutlak masuk pipa pancar (m/detik) Ho = Jatuh kalor theoritis (kj/kg uap)b. Sudu Jalan
• Sudu jalan adalah bagian-bagian utama turbin yg bergerak, sudu jalan berhubungan dgn Roda jalan utk memutar poros turbin.
• Fungsi sudu jalan utk menampung uap menggerakkan Roda jalan.
• Bentuk sudu jalan dikelompokkan kpd sudu
symentris pd turbin aksi dan sudu asymentris pd turbin reaksi.
• Bagian-bagian sudu jalan adalah dada sudu
punggung sudu, lebar sudu dan jarak antar sudu
(tusuk).
Skets sederhana dari sudu jalan symentris pada turbin aksi Punggung sudu
Symetris : < β
1= < β
2β1 β2
β1 β2
A
A
B
B
< β
1= Sudut sudu Jalan sisi masuk.
< β
2= Sudut sudu jalan sisi keluar
Gambar. 5 Lebar sudu
J
A R A K
S U D U
Punggung sudu Dada sudu
1. Kecepata - kecepatan Uap dan segi tiga kecepatan Pd saat sudu jalan berputar, sekali gas secara serentak terdapat 3 (tiga) kecepatan yg terjadi disekitar sudu jalan tersebut aitu :
• Kecepatan mutlak ialah kecepatan uap terhadap bidang diam (uap mengalir didlm pipa pancar)
• Kecepatan Relay ialah kecepatan uap terhadap bidang bergerak (uap memutar sudu jalan)
• Kecepatan keliling ialah kecepatan berputarnya
sudu jalan selanjutnya ke 3 (tiga) kecepatan
tersebut membentuk segi
Tiga kecepatan, dimana terdapat 2 (dua) segi tiga yg terjadi yaitu pd sisi masuk dan sisi keluar dr sudu jalan.
Sedangkan sudut pancaran uap (sudut uap) adalah sudut yg dibentuk kecepatan mutar C
1dengan kecepatan keliling U.
Sudut sudu jalan β adalah sudut yg dibentuk
kecepatan relatif w
1dgn kecepatan keliling U.
Segi kecepatan tersebut seperti skets dibawah ini
< β1= < β2
β1
β1
α
U
U C w1
1
U
U C2
w2
Lebar sudu
Punggung sudu
Dada sudu
∆ kecepatan keluar
∆ kecepatan masuk
Keterangan gambar segitiga masuk dan keluar sudu jalan
Sisi masuk:
W1 = kecepatan masuk relatif sisi masuk menyinggung pungung sudu.
U = kecepatan keliling sisi masuk tegak lurus penampang sudu.
C1 = kecepatan mutlak sisi masuk.
α = sudut pemanas uap dibentuk antara kecepatan mutlak C1dengan U.
β1 = sudut sudu jalan sisi masuk dibentuk antara kecepatan relatif W1 dgn U.
arah panah : - C1 dan U saling anak panah bertemu atau saling tutup menutup).
arah panah : - W1 kearah U.
Sisi keluar:
W2 = kecepatan relatif sisi keluar menyinggung punnggung sudu U = kecepatan keliling sisi keluar tagak lurus penampang sudu C2 = kecepatan mutlak sisi keluar
Dalam menyelesaikan soal-soal turbin, ∆ kecepatan sisi masuk dan sisi keluar di gabung dalam satu ∆ kecepatan saja.
Segi tiga kecepatan turbin kerja kerja biasa
Bila turbin biasa, maka segi tiga kecepatannya adalah segitiga tumpul dimana besar sisi-sisi segi tiga dapat dihitung dengan cara analisi (dihitung)
∆ masuk
∆ keluar C1
C2
W1=W2
U U
α
β2 α
2 1
2 1 2
2
1 2 2
1 2
1
O 1
C 2U 2
2U C
C
COSINUS RUMUS
α COS C
U 2 U
C W
H 91,5
C
Arah panah :
C1 dan U arah panahnya saling bertemu (tutup menutup) W1 dan W2 arah panahnya kearah U
C2 dan U arah panahnya saling bertemu
Atau sisi-sisi segi tiga kecepatan didapat dr cara grafis (dgn skala) artinya besar kecepatan-kecepatan tersebut digambar dgn skala kecepatan yg ditentukan sendiri.
• Rendemen aliran kerja biasa dgn kecepatan-kecepatan cara grafis
• Rendemen aliran adalah perbandingan usaha yg berguna disudu jalan terhadap usaha yg diberikan, dpt ditulis :
berguna yg
usaha A
A
terbuang yg
usaha A
diberikan yg
usaha A
: dimana A
A η A
2 1
2 1 1
2 1
S
44,7 X Hu C
Ho Hu η Ho
mdet pancar
pipa keluar
uap mutlak
Kecepatan C
mdet pancar
pipa masuk
uap mutlak
Kecepatan C
dalam%
aliran rendemen
η : dimana
C C atauη C
C 2 m
1
C C
2 m 1 η
2 2 S
2 1 S
2 1
2 2 2
1 2 S
1 2 2 2
1 S
dimana m massa uap yg mengalir C
m
C m C
m
S :
2
1 2
1 2
1
2 1
2 2 2
1
Dimana :
Hu = Panas terbang keluar turbin (kj/kguap) X = jumlah tingkat
• Rendemen aliaran kerja biasa dengan kecepatan-kecepatan secara analitis.
• Bentuk segi 3 kecepatan turbin kerja biasa adalah segi 3 tumpul, sehingga untuk mencari kecapatan W1=W2 dan C2 kita hanya menggunakan rumus Cosinus (cara analitis).
C1
C2
U U
α β2
mdetmasuk mutlak
kecepatan C
mdet sudu
keliling kecepatan
U
% analisis cara
aliran rendemen
η
C Cosα 4u
C η 4u
C C
C 4u C
Cosα 4uC
η
C dibagi penyebut
dan pembilang
C sama
4u Cosα
η 4uC
C
Cosα 4uC
4u C
Cosα 4uC
4u C
η C
C
Cosα 4uC
4u C
η C
Cosα 4uC
4u 4u
C C
cosinus rumus
Cosα C
2u 2
2u C
C C
C η
dari
1 S
2
1 2
1 S
2 1
2 1
2 1
2 2
1 1
S
2 2 1
1
2 1
S
2 1
1 2
2 1
1 2
2 1 2
1 S
2 1
1 2
2 1 2
1 S
1 2
1 2
2
1 2 2
1 2
2 2
2 2
1 S
Rendemen aliran turbin aksi kerja sebaik-baiknya (kerja maximal)
c1
c2
U U
α β2
α Cos η
C Cosα 2u C
η 2u
grafis C cara
C η C
2 S.max
1 2
1 2 S
2 1
2 2 2
1 S
α Cos η
α Cos α
Cos 2
α 4Cos
4 1 α
Cos α
2Cos 4 1
η
α 2Cos
4 1 Cosα
α 2Cos
4 1 η
2Cosα C 1
atau u C Cosα
: 2u dimana
analisis C cara
4 u C Cosα
η 4u dari
atau
2 S
2 2
2 S
2 S
1 1
1 1
S
Tetap, maka η
sakan berubah-ubah Contoh (lihat tabel dibawah ini)
U/C1 ηS(%) Keterangan
0 0,10,2 0,30,4 0,470,5
0,6 0,70,8 0,940,9
0 33,659,2 76,886,4 88,48,8 81,6 67,244,8 14,40
Sudut pipa pancar α = 200
- Rendemen maximum
- Bentuk kurva adalah parabola
10 20 30 40 50 60
70 80
90 100 88,4
0.2 0.4 0.6 0.8
0.47
U/C1
2
1 1
S C
4 u Cos.α
C
η 4u
Diagram H–S (Entalpy–Entropy)
a. Bila air dipanaskan dr semula dgn suhu misalnya 30
0C hingga 100
0C, maka pada suhu 100
0C, maka pd suhu 100
0C tersebut air berobah btk menjdai uap bash, dimana uapnya sendiri masih mengandung butir-butir air panasnya.
b. Selanjutnya dinaikkan lagi hingga 100
0C tanpa adanya kenaikkan lagi hingga 100
0C tanpa adanya kenaikkan suhu, panas yg terbentuk disebut panas penguapan latent (adanya penambahan panas tanpa kenaikan suhu).
c. Pd kondisi 100
0C terakhit tersebut uapnya berobah btk menjadi uap jenuh, dimana uapnya sama sekali tanpa megandung air (kadar air = 0%
sedang kadar uap = 100%).
d. Dari shu 100
0C kedua, uap dipanaskan lagi hingga 500
0C, uap terakhir ini berobah btk menjadi uap panas lanjut (uap kering). Perobahan btk suatu zat disebut AGREGASI Air berobah bentuk dr semula air uap panas lanjut.
e. Utk lebih jelasnya keadaan Agregasi tersebut ditangkan dlm diagregasi.
Diagram AGREGASI seperti dibawah ini :
Q1 Q2 Q3
300C
Panas 1000C Uap Basah
Uap jenuh Uap panas lanjut
Suhu 5000C Zat Cair
• Kejadian Agregasi tersebut dituangkan dlam diagram H–S (entalpy–Entrapi), diagram itu menyajikan besarnya entalpi uap pada tahunan dan suhu tertetu.
• Sebagai sumbu horizontal (absis) ditetapkan entalpy, sedang sumbu vertical (ordinat) ditetapkan entalpi uap.
H
S
(kj/kg0C 1,65
1,39 1,48 1,31
Dalam H–S diagram dicantumkan garis-garis yaitu :
Daerah Basah
Daerah jenuh
Isentropis
Daerah Kering
P2 = 1
t = 4000C isotherm
Isobar Ho = H1–H2
Ho = 3332–2612 Ho = 720 kj/kg
E Ho = H1–H2 A
H2 = 2612 kj/kg Atau kj/kg
32 kj/kg = H1
2805 kj/kg = hub 2803 kj/kg = hub 2441 kj/kg = hub
B C
D
X = 100 % X = 90 % X = 80%
f. Garis isobar melengkung keatas, adalah garis-garis yg menghubungkan titik-titik yg tekanannya sama.
g. Garis isothram melengkung kebawah, adalah garis-garis yg menghubungkan titik-titik suhunya sama.
h. Garis isopyscram melengkung kebawah, adalah garis-
garis yg menghubugkan titik-titk yg kadar uapnya sama.
i. Garis isentelpis sejajar sumbu entropy adalah garis-
garis yg menghubungkan titik-titik yg entalpinya sama.
j. Garis isentropis tegak lurus sumbu entropy adalah
garis-garis yg menghubungkan titik-titik yg entropynya
sama.
a. Isobar p = 30 bar berpotongan dengan isotherm t = 4000C dititik A, tarik melalaui A garis tegak lurus sumbu entalpi, menentukan H1= 3332 kj/kg uap (H1= entalpi uap panas lanjut).
b. Isobar p = 30 bar berpotongan dengan kadar uap x = 100% dititk B, tarik garis melalui B tegak lurus sumbu entalpi, menentukan entalpi jenuh = Huj = 2803 kj/kg uap.
c. Isobar p = 30 bar berpotongan dengan kadar x = 90 % dititik c, tarik garis melalui c tegak lurus sumbu entalpi, menentukan entalpi uap basah = 2803 kj/kg uap.
d. Isobar p = 30 bar berpotongan dengan x = 80 % dititik D, tarik garis melalui D tegak lurus sumbu entalpi, menetukan entalpi uap basah = 2441 kj / kg uap.
e. Untuk menetukan jatuh kalor theritis Ho, maka Ho = H1–H2dimana H1= 3332 kj/kg uap dan H2 didapat dari garis isentropis melalui titik A dan garis ini memotong isobar p = 1 bar dititik E, tarik garis melalui D tegak lurus sumbu entalpi, H2= 2612 kj/kg uap, sehingga Ho = H1–H2= 3332 –2612 = 720 kj/kg uap.
Entalpi dapat juga dicari di TABEL UAP, namun garis isentropis tidak tercantum dalam tabel uap tersebut, sehinggsa H2 pada butir e diatas tidak dapat dicari di tabel uap.
Cara menggunakan H -S diagram
Melukis profile sudu jalan symentris *setangkup) turbin Aksi Untuk melukis propile sudu jalan baik ½ pasang maupun 1 pasang atau 2 buah sudujalan harus diketahui
• Sudut sudu jalan sisi masuk β
1= β
2• Lebar sudu b
• Lebar sudu t
β2 β2 β1
β1
A B
E F
A B
W1
W1 W2
W2
D
C
Lebar Sudu = b
Gambar. 10 lukisan sudu jalan Dada Sudu
Punggung Sudu
Dan harus diingat bahwa kecepatan relatif sisi masuk W1 menyinggung penggung sudu, begitu juga kecepatan relatif sisi keluar W2 menyinggung punggung sudu.
• Lebar sudu b ditentukan sembarang
• Bagi dua lebar sudu b
• Melalui titik A lukis sudut sudujalan sisi masuk β1
• Melalui titik B lukis sudut sudu jalan sisi keluar β2
• Tarik garis dan tarik garis (garis AC dan BC berpotongan di titik C) dan W1 dan W2 berpotongan di G\.
• Tempatkan titik jangka dititik C, buat lengkung dada sudu dengan jari-jari AC
= BC = R
• Dengan demikian lengkung dada sudu terlukis
• Tentukan tusuk = t = CD
• Tarik garis , dan tarik garis dan tarik garis
• Tempatkan titik jangka di titik D, buat garis lengkung punggung sudu dengan jari-jari DE = DF = r
• Dengan demikian lengkung punggung sudu terlukis
• Prefile sudu jelas terlukis sebanyak ½ pasang = 1 buah
• Dengan cara yang samaprofile sudu jelas lukis lagi diatasnya sebanyak ½
sepasang = buah lagi sehingga jumlah sudu jelas = 1 pasang atau 2 buah sudu jelas.
W1
AC W2
W2
DE DF W1 DF W2
1. Sebutkan fungsi sudu jalan dan bentuk sudu jalan
2. Sebutkan dan lukis sudu jalan serta sebutkan bagian-bagiannya
3. Ada berapa kecepatan uap disekitar uap sudu jalan yang sedang berputar, jelaskan secara rinci.
4. Gambarkan skets sederhana sebuah sudu jelas yang tempatkan segi tiga kecepatan sisi masuk dan sisi keluar
5. Gambarkan segi tiga kecepatan turbin kerja biasa dan kerja sebaik- baiknya dan berapa rendemen aliran-alirannya
6. Tuliskan rumus rendemen aliran dipandang dari kecepatan uap dan dipandang dari jatuh kalor, jelaskan rumus-rumus tersebut
7. Gambarkan grafik (kurva) rendemen aliran turbin aksi (data tentukan sendiri)
8. Lukis profile 1 pasang sudu jalan (data tentukan sendiri)
Tugas Mandiri :
TERIMA KASIH
SAMPAI KETEMU MINGGU DEPAN