• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah jenis data kualitatif.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah jenis data kualitatif."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah jenis data kualitatif. Data Kualitatif (adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian atau responden). Sedangkan, untuk sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk memperoleh data diri responden dan penilaian tentang Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial dengan Total Quality Management sebagai variabel pemoderasi.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di PT. Pegadaian Persero, Kanwil I Medan yang beralamat di Jalan Pegadaian No. 112 Medan -20151, waktu penelitian akan direncanakan dari bulan Januari sampai Februari 2016.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2011 :81) “ Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat– syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan dalam level manajerial yang meliputi Staf, Asisten

(2)

Manajer, AsistanSenior Manajer, Kepala Biro, Manajer, Senior Manajer untuk seluruh departemen.

Menurut Erlina (2011) “Sampel adalah bagian populasi yang digunakanMemperkirakan karakteristik populasi”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu “teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria yang digunakan sebagai pertimbangan tertentu.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan dalam level manajerial yang meliputi Staf, Asistan Kepala Biro, Asistan Manajer, Asistan Senior Manajer, Kepala Biro, Manajer, Senior Manajer untuk seluruh departemen.

Dalam pengambilan sampel telah ditentukan kriteria dan jumlah, untuk jumlah sampelnya sebanyak 36 karyawan, dan untuk kriterianya adalah sebagai berikut:

1. Telah bekerja dalam level manajerial minimal 1 (satu) tahun di PT. Pegadaian Persero, Kanwil I Medan

2. Karyawan yang bekerja di Kantor Pusat Medan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dengan menggunakan metode Survey yaitu melalui kuesioner. dengan mendatangi satu per satu calon responden, menanyakan apakah calon memenuhi persyaratan sebagai calon responden untuk mengisi kuesioner.

(3)

Jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner langsung, yaitu daftar pertanyaan dikirim atau diserahkan langsung kepada orang yang di mintai pendapat, keyakinan atau diminta menceritakan tentang dirinya sendiri.

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini melibatkan 5 variabel yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

 Variabel independen dalam penelitian adalah Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward dan Total Quality Management.  Variabel dependen adalah Kinerja Manajerial

3.5.1. Variabel Independen 1. Teknologi Informasi

Menurut McKeown yang dikutip oleh Suyanto (2005) menyatakan bahwa teknologi informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya. Teknologi informasi meliputi Kemudahan akses, penggunaan teknologi informasi yang optimal, ketersediaan bahan ajar, pemerataan ketersediaan, pengawasan, dan peraturan.

2. Sistem Pengukuran Kinerja

Sistem Pengukuran Kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Sistem pengukuran kinerja dapat membantu meningkatkan kinerja, mekanisme

(4)

dan sasaran, penilaian kinerja, penilaian yang berbobot, dilakukan secara adil, pengukuran kinerja, landasan untuk meningkatkan jejnjang karir, SPK dilakukan secara berkala dan evaluasi kelayakan.

3. Sistem Reward

Sistem Reward adalah suatu sistem atau program yang diberikan

management bagi karyawan atau manajer sebagai upaya lebih

meningkatkan kinerjanya. Sistem reward di ukur dengan delapan unsur yaitu kepuasan dalam menerima reward, perhatian pemimpin dalam pemberian reward, reward sebagai jaminan hari tua, reward dalam bentuk jaminan ansuransi jiwa, jaminan fasilitas, motivasi meningkatkan produktivitas kerja, sesuai dengan bobot kerja, peningkatan kontribusi kerja dan diberikan secara rutin .

4. Total Quality Management

Total Quality Management adalah pengelolaan suatu sistem organisasi dengan komitmen penuh terhadap peningkatan yang tiada henti serta berusaha secara total untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Total Quality

Management dapat diukur dengan fokus pada pelanggan, kualitas

pelayanan terhadap komitmen jangka panjang, peningkatan laba, komunikasi, penelitian dan pengembangan, peningkatan kualitas pelayanan, tanggungjawab terhadap wewenang yang diberikan dan pembagian tugas.

(5)

3.5.2. Variabel Dependen 5. Kinerja Manajerial

Penilaian responden mengenai kinerja manajerial merupakan pernyataan para manajer terkait perwujudan secara nyata dari hasil karya yang dicapai oleh para manajer perusahaan. Adapun parameter kinerja manajerial meliputi ketepatan waktu, kualitas, pengetahuan terhadap pekerjaan, kreatifitas, kerjasama tim, inisiatif manajer dan fleksibilitas.

Tabel 4.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Penelitian

Definisi Operaisonal Skala Pengukuran

Teknologi Informasi Teknologi Informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya.

Skala Likert

Sistem Pengukuran Kinerja

Sistem Pengukuran Kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan

kegiatan operasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.

Skala Likert

Sistem Reward Sistem Reward adalah suatu sistem atau program yang diberikan management bagi karyawan atau manajer sebagai upaya lebih meningkatkan kinerjanya.

(6)

Kinerja Manajerial Kinerja Manajerial

merupakan pernyataan para manajer terkait perwujudan secara nyata dari hasil karya yang dicapai oleh para manajer perusahaan.

Skala Likert

Total Quality Management

Total Quality Management

adalah pengelolaan suatu sistem organisasi dengan komitmen penuh terhadap peningkatan yang tiada henti serta berusaha secara total untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Skala Likert

3.6. Metode Analisis Data 3.6.1. Statistik Deskriptif

Menurut Erlina (2011) “Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan”.

3.7. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.7.1. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2005) , uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut .

Menurut Ade Fatma, dkk (2007), uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam statu daftar (konstruk) pertanyaan

(7)

dalam mendefinisikan suatu variabel. untuk menghitung validitas suatu kuesioner dapat dilihat dari hasil output spss pada table yang berjudul

item-total statistics. Validitas ditentukan dengan mengkorelasikan skor

masing-masing item. Kriteria yang diterapkan untuk mengukur valid tidaknya suatu data adalah jika r-hitung (koefisien korelasi) lebih besar dari r-tabel (nilai kritis) maka dapat dikatakan valid. Selain itu jika nilai sig < 0,05 maka instrument dapat dikatakan valid.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2005 :41), “uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk”. Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel-variabel. Suatu kuesioner dikatakan handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu.

Dalam penelitian ini berarti reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan beberapa kali. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung cronbach alpha masing-masing item dengan bantuan SPSS for windows. Suatu instrument dikatakan reliabel jika mempunyai nilai alpha positif dan lebih besar dari 0,6. Dimana semakin besar nilai alpha, maka alat pengukur yang digunakan semakin handal (reliable).

(8)

3.8. Uji Asumsi klasik

Sebelum melakukan regresi terdapat syarat yang harus dilalui yaitu melakukan uji asumsi klasik. Model regresi harus bebas dari asumsi klasik yaitu, uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedasitas dan uji autokorelasi (Ghozali, 2005).

3.8.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel peganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2006 : 110). Syarat dalam analisis parametik yaitu data harus normal (Priyatno, 2009 : 56).

3.8.2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2006 : 91). Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF= 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka 1/10 = 0.1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance. Jika nilai koefiseien kolerasi antara masing-masing vaiabel independen kurang

(9)

multikolinieritas. Jika lebih dari 0,70 maka diasumsikan terjadi kolerasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas.

3.8.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan pengamatan lain jika variance dari residual satu pengamatan ke-pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas (Ghozali, 2006 :105). Dasar analisis :

1. Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, jika terjadi makan mengindikasikan terdapat heterokedastisitas. 2. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik

menyebar diatas dan dibawah angka 10 pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.

3.9. Model Pengujian Hipotesis 1, 2 dan 3 3.9.1. Model Regresi Linear Berganda

Model Regresi Linear Berganda (Multiple Regression

Analysis) bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel

terhadap variabel lain. Regresi linear berganda melibatkan lebih dari satu variabel bebas (Independen). Dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas (Independen) dalam membuat persamaan

(10)

regresi diharapkan mampu menerangkan lebih baik karakteristik dari variabel tak bebas (dependen) dan nilai koefisien determinasi diharapkan semakin besar dan nilai standar error semakin kecil sehingga persamaan regresi yang dihasilkan lebih baik. Model regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik multikolinieritas, autokolerasi dan heteroskedastisitas.

Maka, untuk pengujian hipotesis pertama, kedua dan ketiga akan dipergunakan analisis regresi berganda, tujuannya adalah untuk melihat pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen, dengan rumusan sebagai berikut :

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + e keterangan :

Y = Kinerja Manajerial a = Konstanta

X1 = Teknologi Informasi X2 = Sistem Pengukuran Kinerja X3 = Sistem Reward

b1 = Koefisien regresi Teknologi Informasi b2 = Koefisien regresi Sistem Pengukuran Kinerja b3 = Koefisien regresi Sistem Reward

(11)

e = eror

3.9.1.1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji Signifikan Parsial (Uji-t) digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah parameter (bi) sama dengan nol, atau Ho : bi = 0, artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis altenatif (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau Ha : bi ≠ 0, artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan yaitu :

1. Jika nilai signifikan > a (0.05), Ho diterima

2. Jika nilai signifikan < a (0.05), Ho ditolak

3.9.1.2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji Signifikan Simultan (Uji-F) pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau : Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0, artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan

(12)

penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatif (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0 , artin ya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen.

1. Jika nilai signifikan > a (0.05), Ho diterima

2. Jika nilai signifikan < a (0.05), Ho ditolak

3.9.1.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien daterminasi terletak pada tabel summaryb dan tertulis R Square yang disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1.

3.10. Model Pengujian Hipotesis 4, 5 dan 6 3.10.1. Uji interaksi

Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression

(13)

dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) (Ghozali, 2006: 164).

Variabel pemoderasi adalah variabel yang dapat memperkut atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dan variabel dependen, dan mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel independen dengan dependen kemungkian positif atau negative tergantung pada variabel pemoderasi.

Pengujian hipotesis yang keempat, kelima dan keenam yaitu, variabel independen, variabel dependen dan variabel pemoderasi, dengan metode Uji Interaksi, adapun rumus persamaan regresinya yaitu:

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3+ b4.X4+ b5X1.X4+ b6X2.X4+ b7X3.X4+ e keterangan : Y = Kinerja Manajerial a = Konstanta X1 = Teknologi Informasi X2 = Sistem Pengukuran Kinerja X3 = Sistem Reward

X4 = Total Quality Management

b1 = Koefisien regresi Teknologi Informasi b2 = Koefisien regresi Sistem Pengukuran Kinerja b3 = Koefisien regresi Sistem Reward

(14)

b4 = Koefisien regresi interaksi Teknologi Informasi Total Quality

Management

b5 = Koefisien regresi interaksi sistem pengukuran kinerja Total

Quality Management

b6 = Koefisien regresi interaksi Sistem Reward Total Quality

Management

(15)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa yaitu lembaga yang memberikan pinjaman uang dengan sistem gadai dengan cara memberi jaminan barang-barang atas dasar hukum gadai. Kantor Wilayah 1 Medan ini berada di Jl. Pegadaian No. 112, Medan.

Pada tahun 1746, perusahaan ini merupakan perusahaan yang didirikan oleh Belanda bernama Bank van Leening. Kemudian Pemerintah Inggris mengambil alih dan membubarkan Bank van Leening kepada masyarakat diberi keleluasaan mendirikan usaha Pegadaian. Sampai akhirnya pada tahun 1901, Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan agar pegadaian itu sendiri ditangani oleh pemerintah, yang menjadikan tanggal 1 April sebagai hari peringatan ulang tahun Pegadaian. Kemudian tahun 1905, Pegadaian resmi berubah menjadi lembaga resmi “Jawatan”. Lalu mengalami perubahan bentuk badan hukum beberapa kali dari “Jawatan” ke “PN” pada tahun 1961, “PN” ke“Perjan” pada tahun 1969, “Perjan” ke “Perum” pada tahun 1990, sampai pada akhirnya tanggal 1 April 2012, berubah dari “Perum” ke “Persero” hingga saat ini.

(16)

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Statistik Deskriptif

Menurut Erlina (2011) “Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan”.

Dalam penelitian ini statistik deskriptif digunakan untuk melihat nilai mean, maximum, minimum dan standart deviasi dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Kinerja manejerial (Y) sebagai variabel dependen, Teknologi Informasi (X1), Sistem Pengukuran Kinerja (X2), Sistem Reward (X3) sebagai variabel independen, dan Total Quality

Mngement (X4) sebagai variabel pemoderasi.

Tabel 4.1 Statistik Descriptive

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1 36 22 30 25.97 2.467 X2 36 22 29 26.58 2.156 X3 36 22 30 26.47 2.311 Y 36 23 30 26.64 1.900 X4 36 20 33 27.36 2.474 Valid N (listwise) 36

Sumber : Data Olahan SPSS

Berikut ini adalah penjelasan dari tabel 4.1 yang telah diolah.

1. Variabel Teknologi Informasi mempunyai nilai skor minimum sebesar 22 dan nilai skor maksimum sebesar 30. Adapun nilai rata-ratanya sebesar 25.97 dan standar deviasi (Sebaran data) sebesar 2.467.

(17)

2. Variabel Sistem Pengukuran Kinerja mempunyai nilai skor minimum sebesar 22 dan nilai skor maksimum sebesar 29. Adapun nilai rata-ratanya sebesar 26.58 dan standar deviasi (Sebaran data) sebesar 2.156. 3. Variabel Sistem Reward mempunyai nilai skor minimum sebesar 22 dan nilai skor maksimum sebesar 30. Adapun nilai rata-ratanya sebesar 26.47 dan standar deviasi (Sebaran data) sebesar 2.311.

4. Variabel Total Quality Management mempunyai nilai skor minimum sebesar 20 dan nilai skor maksimum sebesar 33. Adapun nilai rata-ratanya sebesar 27.36 dan standar deviasi (Sebaran data) sebesar 2.474. 5. Variabel Kinerja manejerial mempunyai nilai skor minimum sebesar

23 dan nilai skor maksimum sebesar 30. Adapun nilai rata-ratanya sebesar 26.64 dan standar deviasi (Sebaran data) sebesar 1.900.

4.2.2. Uji Validitas Data

4.2.2.1. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2005) , uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut. Pada penelitian kali ini untuk mengukur validitas digunakan uji korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh hasil validitas dari masing-masing variabel adalah:

(18)

Tabel 4.2 Uji Validitas

Variabel R hitung R tabel Keterangan

Teknologi Informasi (X1) .746 0.339 Valid Sistem Pengukuran Kinerja (X2) .811 0.339 Valid Sistem Reward (X3) .832 0.339 Valid Total Quality Mngement (X4) .776 0.339 Valid Kinerja manejerial (Y) .705 0.339 Valid

Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa masing-masing indikator yang digunakan baik dalam variabel independen, dependen maupun variabel moderating (Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran kinerja dan Sistem Reward, Kinerja Manajerial dan Total Quality Mngement). Mempunyai nilai signifikan r- hitung lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti indikator-indikator yang digunakan dalam variabel penelitian ini layak atau valid digunakan sebagai pengumpul data.

4.2.2.2. Uji Reliabilitas

Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten. Suatu pernyataan yang baik adalah pernyataan yang jelas mudah dipahami dan memiliki interpretasi yang sama meskipun disampaikan kepada responden yang berbeda dan waktu yang berlainan. Hasil pengujian realibiltas

(19)

Tabel 4.3 Hasil Uji Realibilitas

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.827 5

Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti yang terangkum dalam Tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien Cronbach Alpha pada variabel nilainya lebih besar dari 0,6 maka dapat disimpulkan semua butir pertanyaan dalam variabel penelitian ini adalah reliabel. Menurut kriteria Numally (Ghozali, 2005) hal tersebut dapat dikatakan Reliabel. Sehingga butir-butir pertanyaan dalam variabel penelitian dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

4.2.3. Uji Asumsi Klasik

4.2.3.1. Uji Normalitas sebelum Transformasi

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data untuk menguji apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Analisis normalitas menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%.

(20)

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 36

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.38046151

Most Extreme Differences Absolute .110

Positive .065

Negative -.110

Test Statistic .110

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan dari analisis statistik Kolmogorov- Smirnov, pada

tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai memiliki p-value > 0,05 yaitu signifikansi pada angka 0,200 yang mempunyai arti bahwa data variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.

4.2.3.2. Uji Multikolinieritas Sebelum Transformasi

Hasil olahan spss untuk uji multikolinieritas dapat di lihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :

(21)

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinieritas Sebelum Transformasi

Model Tolerance VIF Intreprestasi hasil Teknologi Informasi .001 861.977 Terjadi

multikolinearitas Sistem Pengukuran Kinerja .005 212.275 Terjadi

multikolinearitas Sisten Reward .003 326.303 Terjadi

multikolinearitas Kinerja .003 357.016 Terjadi multikolinearitas X1.X4 .000 2021.31 Terjadi multikolinearitas X2.X4 .002 643.145 Terjadi multikolinearitas X3.X4 .001 891.751 Terjadi multikolinearitas Sumber : Data Olahan SPSS

Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai

Collinearity statistic dan nilai koefisien korelasi di antara variabel

bebas. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance < 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) > 10. Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan semua variabel tidak terjadi Multikolinieritas.

(22)

4.2.3.3. Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi

Gambar 4.1.

Scatterplot Heteroskedastisitas

Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar lalu menyempit) pada grafik Scatterplot antara prediksi nilai variabel terikat. Berdasarkan Gambar 4.1, terlihat bahwa titik-titik menyebar lebih meluas dan secara acak baik di atas maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

(23)

4.2.3.4. Uji Normalitas Setelah Transformasi

Setelah dilakukan transformasi maka data dalam penelitian ini telah terdistribusi normal. Maka, dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut.

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 36

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .05242725

Most Extreme Differences Absolute .117

Positive .076

Negative -.117

Test Statistic .117

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan dari analisis statistik Kolmogorov- Smirnov, pada tabel

4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai memiliki p-value > 0,05 yaitu signifikansi pada angka 0,200 yang mempunyai arti bahwa data variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.

(24)

Gambar 4.2.

Uji Normalitas Histogram

Hasil perhitungan SPSS untuk uji normalitas data menggunakan Histogram Display Normal Curve pada gambar 4.2 variabel Pendapatan Kinerja Manjerial Regresi Residual menunjukkan bahwa bentuk histogram mengikuti bentuk distribusi normal.

Gambar 4.3

(25)

Pada gambar 4.3 P-P Plot terlihat bahwa nilai plot P-P terletak di sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, yang menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa semua Variabel dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.

4.2.3.5. Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi

Setelah dilakukan transformasi, diperoleh nilai korelasi yang lebih besar dari 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini tidak saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10. Hasil pengujian terlihat pada Tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi

Model Tolerance VIF Intreprestasi hasil Teknologi Informasi .615 1.625 Tidak Terjadi

multikolinearitas Sistem Pengukuran Kinerja .537 1.863 Tidak Terjadi

multikolinearitas Sisten Reward .519 1.925 Tidak terjadi

multikolinearitas

Kinerja .764 1.309 Tidak terjadi

multikolinearitas X1.X4 .346 2.887 Tidak Terjadi multikolinearitas X2.X4 .749 1.335 Tidak Terjadi multikolinearitas X3.X4 .723 1.383 Tidak Terjadi multikolinearitas Sumber : Data Olahan SPSS

(26)

Berdasarkan Hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.7, menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Demikian juga hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari model regresi yang digunakan tidak terjadi multikolinieritas.

4.2.3.6. Uji Heteroskedasitas Setelah Transformasi

Setelah dilakukan transformasi, berdasarkan Gambar 4.6, terlihat bahwa titik-titik menyebar lebih meluas dan secara acak baik di atas maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

Gambar 4.4

(27)

4.2.4. Model Pengujian Hipotesis 1, 2 dan 3

4.2.4.1. Model Regresi Linier Berganda

Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui koefisien setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya pengaruh setiap variabel independen secara simultan dan parsial. Persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = 1.279 + 0,023X1 + 0,253X2 + 0,335X3 + e Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Konstanta (a) = 1.279, menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai variabel independen sama dengan nol, maka variabel Kinerja Manajerial (Y) sama dengan 1.279.

2. Koefisien X1 (b1) = 0,023, menunjukkan bahwa Teknologi informasi (X1) berpengaruh Positif terhadap Kinerja Manajerial (Y). Artinya jika variabel Teknologi informasi ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manajerial (Y) sebesar 0,023.

3. Koefisien X2 (b2) = 0,253, menunjukkan bahwa Sistem Pengukuran Kinerja (X2) berpengaruh Positif terhadap Kinerja Manajerial (Y). Artinya jika variabel Sistem Pengukuran Kinerja ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manajerial (Y) sebesar 0,253.

4. Koefisien X3 (b3) = 0,335, menunjukkan bahwa Sistem Reward (X3) berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial (Y). Artinya jika

(28)

variabel Sistem Reward ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manajerial (Y) sebesar 0,335.

4.2.4.2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Tabel 4.8

Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.279 .414 3.089 .004 LNX1 .023 .128 .030 .179 .859 LNX2 .253 .150 .296 1.684 .102 LNX3 .335 .145 .417 2.313 .027

a. Dependent Variable: LNY

Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan tabel 4.8 dengan uji parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa LnX1 yang merupakan Teknologi informasi berpengaruh Positif terhadap Kinerja Manajerial, dengan nilai a sebesar 0,023, dan tingkat signifikan sebesar 0,859 (< 0,05). LnX2 yang merupakan Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh secara Positif terhadap Kinerja Manjerial, dengan nilai a sebesar 0,253, dan tingkat signifikan sebesar 0,102 (< 0,05). LnX3 yang merupakan Sistem Reward berpengaruh secara Positif terhadap Kinerja Manjerial, dengan nilai a sebesar 0,335, dan tingkat signifikan sebesar 0,027 (< 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hanya Sistem Reward yang secara parsial berpengaruh

(29)

Pengukuran Kinerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kinerja Manjerial.

4.2.4.3. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) Tabel 4.9

Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression .080 3 .027 8.350 .000b

Residual .102 32 .003

Total .182 35

a. Dependent Variable: LNY

b. Predictors: (Constant), LNX3, LNX1, LNX2

Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan tabel 4.8 dengan uji simultan (Uji-F) menunjukkan bahwa nilai F-hitung sebesar 8.350 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 (< 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Teknologi informasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Manjerial.

4.2.4.4. Uji Koefesien Determinasi (R2) Tabel 4.10

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .663a .439 .386 .05642

a. Predictors: (Constant), LNX3, LNX1, LNX2 b. Dependent Variable: LNY

(30)

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai adjusted

R-Square sebesar 0,386. Nilai tersebut memiliki arti bahwa seluruh

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini (Teknologi Infomasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward) mampu menjelaskan pengaruh terhadap variabel dependen (Kinerja Manjerial) sebesar 38,6% sedangkan sisanya sebesar 61,4% (100% - 38,6%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model.

4.2.5. Model Pengujian Hipotesis 4, 5 dan 6

4.2.5.1. Uji Interaksi

Pengujian interaksi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pemoderasi dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independen terhadap variabel dependen, dan mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel independen dengan dependen kemungkian positif atau negative tergantung pada variabel pemoderasi. Ketentuan yang di gunakan yaitu:

1. Jika variabel pemoderasi nilai koefisien positif maka dapat disimpulkan bahwa variabel pemoderasi mampu memperkuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Jika variabel pemoderasi mempunyai nilai koefisien negatif

maka dapat disimpulkan bahwa variabel pemoderasi tidak mampu memperkuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

(31)

Persamaan regresi berganda yang digunakan pada hipotesis keempat, kelima dan keenam adalah sebagai berikut:

Y = 1.088 + 0,016X1 + 0,205X2 + 0,298X3+ 0,149X4 + 0,599X1.X4 + 0,526X2.X4 + 0,576X3.X4+ e

Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Konstanta (a) = 1.088, menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai variabel independen sama dengan nol, maka variabel Kinerja Manjerial (Y) sama dengan 1.088.

2. Koefisien X1 (b1) = 0,016, menunjukkan bahwa Teknologi informasi (X1) berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial (Y). Artinya jika variabel Teknologi Infomasi ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manjerial (Y) sebesar 0,016.

3. Koefisien X2 (b2) = 0,205, menunjukkan bahwa Sistem Pengukuran Kinerja (X2) berpengaruh Positif terhadap Kinerja Manjerial (Y). Artinya jika variabel Sistem Pengukuran Kinerja ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manjerial (Y) sebesar 0,205.

4. Koefisien X3 (b3) = 0,298, menunjukkan bahwa Sistem Reward (X3) berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial (Y). Artinya jika variabel Sistem Reward ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manjerial (Y) sebesar 0,283.

5. Koefisien X4 (b4) = 0,149, menunjukkan bahwa Total Quality

(32)

(Y). Artinya jika variabel Total Quality Management ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manjerial (Y) sebesar 0,149. 6. Koefisien X1.X4 (b5) = 0,599, menunjukkan bahwa interaksi X1.X4

berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial (Y). Artinya jika variabel interaksi X1.X4 ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manjerial (Y) sebesar 0,599.

7. Koefisien X2.X4 (b6) = 0,526, menunjukkan bahwa interaksi X2.X4 berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial (Y). Artinya jika variabel interaksi X2.X4 ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manjerial (Y) sebesar 0,526.

8. Koefisien X3.X4 (b7) = 0,567, menunjukkan bahwa interaksi X3.X4 berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial (Y). Artinya jika variabel interaksi X3.X4 ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manjerial (Y) sebesar 0,567.

Tabel 4.11

Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Moderating

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) 1.088 .433 2.514 .017 LNX1 .016 .127 .021 .123 .903 LNX2 .205 .153 .240 1.346 .188 LNX3 .298 .146 .371 2.046 .049 LNX4 .149 .110 .202 1.349 .187

(33)

Excluded Variablesa

Model Beta In T Sig.

Partial Correlation Collinearity Statistics Minimum Tolerance 1 LNX1.X4 .599 2.433 .021 .390 .346 LNX2.X4 .526 3.355 .002 .504 .749 LNX3.X4 .576 3.703 .001 .542 .723

a. Dependent Variable: LNY

Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan hasil yang di tunjukkan pada tabel 4.11 dapat dilihat koefisien interaksi Teknologi informasi dan Total Quality

Management (X1.X4) bertanda positif yaitu sebesar 0,599. artinya

dengan masuknya Total Quality Management sebagai variabel moderating, dapat memperkuat pengaruh Teknologi Infomasi terhadap Kinerja Manjerial.

Berdasarkan hasil yang di tunjukkan pada tabel 4.11 dapat dilihat koefisien interaksi Sistem Pengukuran Kinerja dan Total

Quality Management (X2.X4) bertanda positif yaitu sebesar 0,526.

artinya dengan masuknya Total Quality Management sebagai variabel moderating, dapat memperkuat pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manjerial.

Berdasarkan hasil yang di tunjukkan pada tabel 4.11 dapat dilihat koefisien interaksi Sistem Reward dan Total Quality

Management (X3.X4) bertanda positif yaitu sebesar 0,576. artinya

dengan masuknya Total Quality Management sebagai variabel moderating, dapat memperkuat pengaruh Sistem Reward terhadap Kinerja Manjerial.

(34)

4.3. Pembahasan

Hasil penelitian pada pengujian hipotesis pertama dan kedua menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Manajerial yakni Teknologi Infomasi dan Sistem Pengukuran Kinerja, dengan masing-masing berpengaruh secara positif sebesar 0,023, dan 0,253 dengan tingkat signifikan sebesar 0,859 dan 0,102 (Sig. ≤ 0,05) dan hipotesis kempat menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial yakni Sistem Reward berpengaruh secara positif sebesar 0,335 dengan tingkat signifikan sebesar 0,027 (Sig. ≤ 0,05). Dan Teknologi Infomasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Manjerial, yaitu berpengaruh positif sebesar 8.350 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 (Sig. ≤ 0,05). Penelitian ini sejalan tidak dengan penelitian yang dilakukan Noviyanti (2013) yang menyatakan bahwa Teknologi Infomasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial.

Hasil penelitian pada pengujian hipotesis kempat, kelima dan keenam menunjukkan bahwa Total Quality Manajemen sebagai variabel pemoderasi dapat memperkuat pengaruh Teknologi Infomasi terhadap Kinerja Manajerial, Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial dan Sistem Reward terhadap Kinerja Manajerial. Dapat dilihat dari hasil penelitian pengaruh interaksi pada hipotesis kempat yaitu interaksi antara Teknologi Infomasi dan Total Quality

(35)

Manajement memiliki nilai koefisien bertanda positif yaitu sebesar 0,599. Dan

hasil penelitian pengaruh interaksi pada hipotesis kelima yaitu interaksi antara Sistem Pengukuran Kinerja dan Total Quality Manajement memiliki nilai koefisien bertanda positif yaitu sebesar 0,526. Dan hasil penelitian hubungan interaksi pada hipotesis keenam yaitu interaksi antara Sistem Reward dan Total

Quality Manajement memiliki nilai koefisien bertanda positif yaitu sebesar 0,576.

Maka dapat disimpulkan bahwa Total Quality Management mampu memperkuat pengaruh Teknologi Infomasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward terhadap Kinerja Manjerial.

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian pada Bab IV maka dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah dan model yang ditentukan dalam Hipotesis Penelitian yakni sebagai berikut:

1. Secara parsial hanya sistem reward yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, sedangkan teknologi informasi dan sistem pengukuran kinerja secara parsial tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja manajerial pada PT Pegadaian Kawil I Medan.

2. Teknologi infomasi,, sistem pengukuran kinerja dan sistem reward secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manjerial pada PT Pegadaian Kawil I Medan.

3. Total quality management mampu memperkuat pengaruh teknologi infomasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem reward terhadap kinerja manjerial pada PT Pegadaian Kawil I Medan.

5.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka saran penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peneliti mendatang juga diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih banyak agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

(37)

2. Disarankan untuk menambah variabel lain selain variabel bebas lain yang relevan dengan topik penelitian, selain variabel yang diteliti yang memungkinkan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

3. Agar hasil penelitian berikutnya lebih baik, hendaknya peneliti berikutnya melakukan juga wawancara diluar kuesioner yang disebarkan.

Gambar

Tabel  4.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel  Variabel Penelitian
Tabel  4.1  Statistik  Descriptive
Tabel 4.2  Uji Validitas

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang berkaitan dengan kemampuan pengetahuan, yaitu mengetahui tujuan UPPKS untuk meningkatkan pendapatan keluarga; yang berkaitan dengan kemampuan

Untuk menguji hipotesis mengenai perbedaan konsep diri antara remaja yang sejak masa akhir kanak-kanaknya dibesarkan dipanti asuhan dengan remaja yang sejak masa

1) Siswa menyajikan hasil pengendalian server melalui koneksi client-server pada RDBMS dengan teliti sesuai dengan prosedur (STEAM Enggenering, Matematik) di

Dari hasil penelitian mengenai atribut produk yang diinginkan konsumen, dapat disimpulkan ada 4 atribut yang merepresentasikan keinginan konsumen terhadap produk

Dalam upaya pengembangan literasi informasi terdapat beberapa potensi yang belum secara optimal dimanfaatkan, potensi tersebut antara lain potensi kewenangan,

Orang Kelantan, walau pun yang berkelulusan PhD dari universiti di Eropah (dengan biasiswa Kerajaan Persekutuan) dan menjawat jawatan tinggi di Kementerian atau di Institusi

Field research adalah sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian yaitu mencari data terjun langsung ke obyek penelitian untuk memperoleh data yang kongret

Memorandum Jualan hendaklah disediakan oleh Pelelong dalam empat (4) salinan dan hendaklah ditandatangani oleh penawar yang berjaya atau wakil penawar yang berjaya, Plaintif