• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II: TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 17

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemahaman Kerangka Studi

Perancangan Heritage Hotel & Convention ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah pada kawasan di sekitar Candi Prambanan yang merupakan kawasan cagar budaya. Nilai tambah berupa penambahan fasilitas berupa hotel konvensi, yang dapat semakin menarik pengunjung lokal bahkan internasional untuk datang ke kawasan candi Prambanan.

Perancangan hotel ini tetap mempertimbangkan ketentuan dan batasan terhadap peraturan RTRW kawasan agar tetap selaras dengan rencana pembangunan kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasi hotel ini berada pada zona 3, yaitu zona kepariwisataan yang dikelola oleh PT. TWCCPRB, dengan tetap menjamin kelestarian dan keseimbangan kawasan. Penerapan bangunan pada zona ini berarti penggunaan lahan tidak merusak vegetasi yang sudah ada, dan juga bangunan dan kawasan hotel ini harus didesain sedemikian rupa sehingga dalam pelaksanaan nya nanti jika ditemukan benda-benda arkeologi, maka dapat segera di Bangunan hotel harus dapat menjadi bangunan pendukung untuk kawasan candi prambanan, sehingga dari bentuk dan ketinggian tidak boleh menyaingi kemegahan candi Prambanan itu sendiri.

(2)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 18

2.2. Heritage (warisan budaya)

Merujuk kepada konvensi Protection of the World Cultural and Natural Heritage – Unesco (1995), karya arsitektur termasuk kategori warisan budaya. Karya arsitektur yang masuk ke dalam bangunan cagar budaya adalah susunan buatan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan / atau tidak berdinding, dan beratap ( UU No.11 tahun 2010). Bangunan cagar budaya ini memiliki hubungan erat dengan sejarah perkembangan kebudayaan manusia. Di Indonesia, bangunan warisan budaya banyak yang terbuat dari bahan organic seperti kayu, sehingga bangunan mempunyai umur yang tidak cukup lama untuk dapat ditelilti saat ini, tidak lebih dari 150 tahun. Tetapi karya arsitektur tersebut masih dapat dilihat pada relief di bangunan candi-candi yang dibangun pada jaman Hindu-Budha di abad ke 9-15 ( Tjahjono dan Miksic, 2002). Bangunan candi ini juga termasuk dalam bangunan cagar budaya karena pengaruhnya terhadap pemahaman perkembangan\ budaya.

Gambar 2.1: Relief rumah di Candi Borobudur Sumber: Buku Indonesian Heritage, 2002

2.2.1 Candi prambanan

Candi Prambanan terletak di desa Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini merupakan candi Hindu terbesar di Jawa Tengah. Menurut prasasti Siwargha yang berangka tahun 778 Saka atau 856 Masehi, ada sebuah candi yang menyerupai bentuk candi Prambanan. Candi ini dahulu digunakan oleh masyarakat Hindu untuk berdoa dan memuja dewa Trimurti, tetapi sekarang candi

(3)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 19 Prambanan merupakan bangunan mati yang hanya digunakan sebagai pariwisata, pendidikan dan ilmu pengetahuan. Laporan pertama kali tentang candi Prambanan dilakukan oleh C. A. Lons yang mengunjungi Jawa Tengah di tahun 1733, dan kondisi candi pada saat ini dalam keadaan runtuh.

Gambar 2.2: Prambanan tahun 1895 Sumber: Jackson, 1895 (Wikipedia)

Denah asli candi Prambanan berbentuk persegi panjang dan candi ini terdiri atas tiga halaman, yaitu:

a) Halaman pertama dengan ukuran 110 x 110 meter didalamanya terdapat 16 bangunan candi:

οƒ˜ Candi Brahma, Siwa dan Wisnu yang berada di sisi barat οƒ˜ Candi Wahana (3 buah) berada di sisi timur.

οƒ˜ Candi Apit (2 buah)

οƒ˜ Candi Sudut (4 buah) di tiap sudut halaman οƒ˜ Candi Kelir (4 buah) berada di tiap pintu masuk

b) Halaman kedua dengan ukuran 222 x 222 meter dikelilingi dengan 224 candi Perwara. Semua candi Perwara dalam keadaan runtuh kecuali dua buah

(4)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 20

candiPerwara yang telah dipugar kembali. Candi Perwara masing-masing berukuran6 x 6 meter, dan tinggi 14 meter.

c) Halaman ketiga berukuran 390 x 390 meter dan tidak ada bangunan diatasnya. Masih belum diketahui secara pasti fungsi halaman terluar ini.

(5)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 21

2.2.2. Bangunan joglo

Bangunan joglo adalah bangunan tradisional khas di Jawa Tengah, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta. Rumah joglo digunakan sebagai rumah tinggal bagi penduduk. Satu unit rumah tradisional joglo yang ideal terdiri dari 2 bangunan atau bila mungkin, 3 bangunan, yaitu Omah, Pendhapa dan Peringgitan. Bangunan pelengkap lain seperti terlihat dalam Gambar 2 berikut.

Gambar 2.4: Skema Kompleks Bangunan Joglo Sumber: Retno, 2009

Unit Omah merupakan unit dasar dari komplek bangunan joglo. Omah ini sendiri terdiri dari 2 bagian, yaitu:

οƒ˜ Bagian dalam yang terdiri dari deretan senthong tengah, kiri dan kanan, dan ruang memanjang di depan deretan senthong yang disebut dalem.

(6)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 22

Gambar 2.5: Denah unit dasar (Omah) rumah tinggal tradisional jawa Sumber: Retno, 2009

Pendhapa adalah bagian paling di depan komplek rumah joglo. Bangunan ini berada di halaman luar (pelataran), karena fungsi pendhapa ini adalah sebagai tempat menerima tamu, dimana pelataran adalah halaman yang diperuntukkan untuk umum, untuk permainan anak-anak desa atau untuk perjamuan.

Peringgitan adalah area sirkulasi antara Pendhapa dan Omah. Pada jaman dahulu, area ini digunakan sebagai tempat menyimpan tirai untuk pertunjukkan wayang kulit, dan sekaligus sebagai panggung pementasan wayang kulit.

Bentuk atap rumah tradisional Jawa adalah bagian yang mencerminkan status penghuni, sehingga atap menjadi bagian bangunan yang paling penting sebagai pembeda terhadap bangunan tradisional dari daerah lain. Secara umum perbedaan atap rumah joglo dibagi menjadi 3, diurutkan sesuai dengan status dari yang terendah ke status tertinggi sebagai berikut:

(7)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 23 οƒ˜ Atap Kampung, yaitu bentuk atap paling sederhana secara tampilan dan

secara struktur.

Gambar 2.6 : Atap Kampung Sumber: Retno, 2009

οƒ˜ Atap Limasan, bentuk atap ini sebagai perluasan dari bentuk atap Kampung, dengan menambahkan beranda di sekeliling.

Gambar 2.7: Atap limasan Sumber: Retno, 2009

(8)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 24 οƒ˜ Atap Joglo adalah atap yang palling menunjukkan status yang paling tinggi

pada penghuni.

Gambar 2.8 ; Bentuk atap joglo Sumber: Retno, 2009

2.2.3. Konsep ruang bangunan joglo

Pengertian rumah bagi orang Jawa adalah tempat atau tatanan tempat (Retno, 2009). Senthong tengah yang berada di dalam Omah adalah tempat dimana pemilik rumah berdoa pada yang Illahi dan pendhapa merupakan sarana untuk berhubungan dengan sesama manusia. Sehingga urutan kesakralan pada rumah joglo juga meningkat seiring dengan posisi bagian rumah yang semakin ke dalam.

Gambar 2 9 : Urutan tingkat kesakralan dan cahaya dalam ruang Sumber: Retno, 2009

(9)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 25

2.2.4. Bentuk dasar bangunan joglo

Penataan rumah di kota Yogyakarta mengikuti konsep sumbu Laut Selatan (Selatan) dan Gunung Merapi (Utara). Begitu juga dalam penataan ruang dalam bangunan, mengikuti pembagian simetris berdasarkan sumbu. Dengan begitu, bentuk bangunan

yang simetris mengikuti bentuk sumbu adalah persegi yang simetris. Bentuk ini juga melambangkan stabilitas, kokoh dalam posisi yang seimbang (Retno, 2009). Kepatuhan pada sumbu dan keseimbangan dianggap sesuai dengan kepribadian orang Jawa yang patuh, sabar. Ruang yang simetris juga dianggap sebagai kesempurnaan cita-cita.

Gambar 2.10; bentuk dasar bangunan joglo sumber : ismunandar, 2001 (hal.105)

(10)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 26

2.2.

Ragam Hias Pada Rumah Joglo

Ragam Hias merupakan suatu bentuk tambahan pada suatu bengunan dengan lebih mementingkan estetika dan tanpa mempengaruhi fungsi, Namun kepercayaan jaman dulu ragam hias memiliki fungsi filosofis, seperti sebagai penunjuk derajat dari sang pemilik. Ragam hias pada bangunantradisional jawa pun memiliki jenis yang cukup beragam, peletakannya pun berbeda-beda.

Flora

Lung-Lungan

Berasal dari kata β€œLung” yang berarti batang tumbuhan yang melata dan masih muda sehingga berbentuk lengkung. Peletakan Berada pada Balok rumah, pemidangan, tebeng pintu,jendela,daun pintu, patang aring.

Saton

Berasal dari kata β€žSatu” ialah nama jenis makanan berbentuk kotak dengan hiasan daun/bunga. Memiliki Warna dasar: merah tua, hijau tua; warna lung-lungan: kuning emas,sunggingan. Peletakan berada pada Tiang bag. Bawah, balok blandar, sunduk, pengeret, tumpang, ander,pengisipada ujung dan pangkal.

(11)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 27

Wajikan

Seperti irisan wajik yang berbentuk belah ketupat sama sisi, isinya berupa daun yang memusat/bunga. Memiliki Warna dasar: merah tua, Warna: kuning emas.Peletakan pada Tiang tengah/ titik persilangan kayu/sudut.

Nanasan

Wujudnya mirip buah nanas, sering disebut omah tawon/tawonan. Memiliki warna yang cenderung polos. Diaplikasikan pada Kunci blandar, ditengah dadha peksi.

Tlacapan

Berasal dari kata β€œtlacap”, brupa deretan segi tiga. Memiliki warna dasar: merah tua, hijau tua; warna lung-lungan: kuning emas,sunggingan. Terletak pada pangkal dan ujung balok kerangka bangunan.

(12)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 28

Kebenan

Dari kata keben yaitu tuah berbentuk empat meruncing bagaikan makota. Memiliki Warna dasar: merah tua Warna: kuning emas, terletak pada Kancing blandar tumpang ujung bawah.

Patron

Dari kata β€žpatraβ€Ÿ yang berarti daun, memiliki warna polos atau sunggingan, terletak pada Balok - balok kerangka bangunan, blandar.

Padma

Berasal dari bentuk profil singgasana budha yang berbenyuk bunga padma. Memiliki Warna polos/ sunggingan, terletak pada Upak, sebagai alas tiang.

(13)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 29

FAUNA

Kemamang

Arti menelan segala sesuatu yang bersifat jahat yang hendak masuk, memiliki warna polos atau sunggingan, terletak pada pintu regol.

Peksi garuda

Sebagai lambang pemberantas kejahatan, memiliki Warna polos/ sunggingan, kuning emas, terletak pada Bubungan, tebeng, pintu gerbang

Mirong

Melambangkan putri mungkur, menggambarkan putri dari belakang. Memiliki Warna: merah tua, kuning emas, terletak pada Tiang-tiang bangunan

(14)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 30

ALAM Gunungan

Sering disebut kayon yang artinya mirip gunungan, memiliki warna natural, terletak pada Tengah bubungan rumah.

Makutha

Dimaksudkan agar raja sebagai wakil tuhan memberkahi seisi rumah. memiliki warna natural, terletak pada Bubungan bag. Tengah atau tepi kanan dan kiri.

Praba

Berasal dari kata praba yang berarti sinar, memiliki warna emas, terletak pada Tiang bangunan utama, pada bagian bawah.

(15)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 31

Mega Mendhung

Berarti awan putih dan hitam, dunia ada yang baik dan buruk. Memiliki Warna: polos, kuning emas, gelap terang. Terletak pada Hiasan tebeng pintu, jendela.

Anyaman

Tidak memiliki arti tertentu, hanya unutk keindahan. Memiliki Warna polos, terletak pada Dinding atau sekat, daun pintu.

Kaligrafi

Berupa tulisan kaligrafi yang bertujuan mengagungkan nama Tuhan. Memiliki Warna : merah tua, coklat, kuning. Terletak pada tiang bangunan, umpak.

(16)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 32

2.3.

Tema Perancangan

2.3.1.

Tinjauan Tema Rancangan Arsitektur dengan pendekatan

Arsitektur Neo Vernacular

Arsitektur Neo Vernakular adalah salah satu paham atau aliran yang berkembang pada era Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada pertengahan tahun 1960-an, Post Modern lahir disebabkan pada era modern timbul protes dari para arsitek terhadap pola-pola yang berkesan monoton (bangunan berbentuk kotakkotak). Oleh sebab itu, lahirlah aliran-aliran baru yaitu Post Modern. Charles Jenks seorang tokoh pencetus lahirnya post modern menyebutkan tiga alasan yang mendasari timbulnya era post modern, yaitu:

1. Kehidupan sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke dunia tanpa batas, ini disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru manusia.

2. Canggihnya teknologi menghasilkan produk-produk yang bersifat pribadi. 3. Adanya kecenderungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional atau

daerah, sebuah kecenderungan manusia untuk menoleh ke belakang.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arsitektur post modern dan aliranalirannya merupakan arsitektur yang menggabungkan antara tradisional dengan non tradisinal, modern dengan setengah nonmodern, perpaduan yang lama dengan yang baru. Dalam timeline arsitektur modern, vernakular berada pada posisi arsitektur modern awal dan berkembang menjadi Neo Vernakular pada masa modern akhir setelah terjadi eklektisme dan kritikan-kritikan terhadap arsitektur modern.

2.3.2.

Kriteria Bangunan Neo Vernakular

Kriteria-kriteria yang mempengaruhi arsitektur Neo Vernakular adalah sebagai berikut.

1. Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail,

(17)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 33 struktur dan ornamen) Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen nonfisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.

2. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya baru (mengutamakan penampilan visualnya).

Jadi latar belakang penerapan tema arsitektur neo vernakular pada pasar terpadu berkeinginan melestarikan unsur-unsur atau ciri arsitektur lokal dengan unsur-unsur modern yang berkembang saat ini agar lebih menarik pengunjung dan penjual untuk menggunakan fasilitas pasar yang akan direncanakan. Penggunaan arsitektur Neo Vernakular sebagai style pasar terpadu Lhoksukon dikarenakan pasar ini merupakan pasar tradisional yang patut di kembangkan agar lebih layak untuk digunakan oleh penjual dan pengunjung/pembeli.

2.3.3.

Pengertian Arsitektur Neo Vernakular

Arsitektur neo-vernakular, tidak hanya menerapkan elemen-elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern tapi juga elemen non fisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain. Bangunan adalah sebuah kebudayaan seni yang terdiri dalam pengulangan dari jumlah tipe-tipe yang terbatas dan dalam penyesuaiannya terhadap iklim lokal, material dan adat istiadat. (Leon Krier).

Neo berasal dari bahasa yunani dan digunakan sebagai fonim yang berarti baru. Jadi neo-vernacular berarti bahasa setempat yang di ucapkan dengan cara baru, arsitektur neo-vernacular adalah suatu penerapan elemen arsitektur yang telah ada, baik fisik (bentuk, konstruksi) maupun non fisik (konsep, filosopi, tata ruang) dengan tujuan melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang kemudian sedikit atau banyaknya mangalami pembaruan menuju suatu karya yang lebih modern atau maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat.

(18)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 34

Arsitektur Neo-Vernacular merupakan suatu paham dari aliran Arsitektur Post-Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri. Arsitektur Neo-Vernacular merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan. β€œpada intinya arsitektur Neo-Vernacular merupakan perpaduan antara bangunan modern dengan bangunan bata pada abad 19” Batu-bata dalam kutipan diatas ditujukan pada pengertian elemen-elemen arsitektur lokal, baik budaya masyarakat maupun bahan-bahan material lokal.

Aliran Arsitektur Neo-Vernacular sangat mudah dikenal dan memiliki kelengkapan berikut ini : hampir selalu beratap bubungan, detrail terpotong, banyak keindahan dan bata-bata. Bata itu manusiawi, jadi slogannya begitu manusiawi. Arsitektur neo-vernakular, banyak ditemukan bentuk-bentuk yang sangat modern namun dalam penerapannya masih menggunakan konsep lama daerah setempat yang dikemas dalam bentuk yang modern.

Arsitektur neo-vernakular ini menunjukkan suatu bentuk yang modern tapi masih memiliki image daerah setempat walaupun material yang digunakan adalah bahan modern seperti kaca dan logam. Dalam arsitektur neo-vernakular, ide bentuk-bentuk diambil dari vernakular aslinya yang dikembangkan dalam bentuk modern.

(19)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 35

2.3.4.

Ciri-ciri Gaya Arsitektur Neo Vernakular

Dari pernyataan Charles Jencks dalam bukunya β€œlanguage of Post-Modern Architecture” maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernacular sebagai berikut :

οƒ˜ Selalu menggunakan atap bumbungan

οƒ˜ Atap bumbungan menutupi tingkat bagian tembok sampai hampir ke tanah sehingga lebih banyak atap yang di ibaratkan sebagai elemen pelidung dan penyambut dari pada tembok yang digambarkan sebagai elemen pertahanan yang menyimbolkan permusuhan.

οƒ˜ Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal)

οƒ˜ Bangunan didominasi penggunaan batu bata abad 19 gaya Victorian yang merupakan budaya dari arsitektur barat.

οƒ˜ Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal.

οƒ˜ Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di luar bangunan.

οƒ˜ Warna-warna yang kuat dan kontras.

οƒ˜ Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernacular tidak ditujukan pada arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi lelbih pada keduanya. Hubungan antara kedua bentuk arsitektur diatas ditunjukkan dengan jelas dan tepat oleh Neo-Vernacular melalui trend akan rehabilitasi dan pemakaian kembali.

οƒ˜ Pemakaian atap miring

οƒ˜ Batu bata sebagai elemen local οƒ˜ Susunan masa yang indah.

Mendapatkan unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuran antara unsur setempat dengan teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat. Ciri-ciri :

a. Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen).

(20)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 36 b. Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga

elemen non-fisik yaitu budaya , pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos, religi dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.

c. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya baru (mangutamakan penampilan visualnya).

2.3.5.

Prinsip Desain Arsitektur Neo - Vernakular

Adapun beberapa prinsip-prinsip desain arsitektur Neo-Vernakular secara terperinci, yaitu :

1. Hubungan Langsung, merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif terhadap\arsitektur setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari bangunan sekarang.

2. Hubungan Abstrak, meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat dipakai melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur. 3. Hubungan Lansekap, mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan

seperti kondisi fisik termasuk topografi dan iklim

4. Hubungan Kontemporer, meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang relevan dengan program konsep arsitektur

5. Hubungan Masa Depan, merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi yang akan datang.

2.4.

Pengertian Hotel

Secara harfiah, kata hotel berasal dari bahasa Latin yaitu hospitium, yang artinya ruang tamu. Kata ini kemudian mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan guest house dengan mansion house yang berkembang saat itu, maka rumah besar disebut hostel. Hostel disewakan pada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, dan dikoordinir oleh seorang host. Seiring perkembangan dan adanya tuntutan terhadap kepuasan, di mana orang tidak menyukai peraturan yang terlalu banyak pada hostel, maka kata hostel kemudian

(21)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 37 mengalami perubahan, yakni penghilangan huruf β€œs” pada kata hostel sehingga menjadi hotel.

Definisi hotel menurut SK Menparpostel Nomor KM 94/ HK 103/MPPT 1987 adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.

Hotel adalah sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran. (Lawson,1976:27).

Pengertian hotel dapat disimpulkan dari beberapa definisi diatas yaitu, hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta

fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum dan dikelola secara komersil.

2.4.1.

Klasifikasi Hotel

Kriteria tentang klasifikasi hotel dikeluarkan oleh Deparpostel dan dibuat oleh Dirjen Pariwisata dengan SK: Kep-22/U/VI/78. Klasifikasi jenis hotel berdasarkan jenis aktifitas dan kegiatannya antara lain:

1. Faktor tujuan pemakaian hotel selama menginap

a. Bussiness hotel Hotel yang banyak digunakan oleh para usahawan. Hotel ini memiliki fasilitas yang lengkap untuk para businessman. b. Recreational hotel Hotel yang dibuat dengan tujuan untuk orang yang

ingin berekreasi.

2. Klasifikasi jenis hotel berasarkan faktor lokasi a. City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai tempat transit hotel

(22)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 38 karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut. b. Suburb Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengna fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.

c. Resort Hotel Hotel yang terletak di kawasan wisata, di mana sebagian besar tamu yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Macam-macam resort hotel berdasarkan lokasi, antara lain:

ο‚· Mountain hotel : hotel yang berada di pegunungan ο‚· Beach hotel : hotel yang berada di pinggir pantai d. Motel (Motor Hotel)

Hotel yang berlokasi di sepanjang jalan raya yang menghubungkan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.

e. Urban hotel

Hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau hotel yang terletak di daerah perkotaan baru yang tadinya hanya berupa desa.

f. Airport hotel

Hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area pelabuhan udara atau sekitar bandar udara.

3. Klasifikasi jenis hotel berdasarkan aktifitas tamu

Banyak kegiatan tamu secara spesifik selama menginap di hotel karena dengan maksud-maksud tertentu. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

(23)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 39 Sport hotel adalah hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga.

Ski hotel adalah hotel yang menyediakan area sebagai tempat bermain ski, banyak terdapat di Negara yang memiliki empat musim. ο‚· Bisnis

Conference hotel adalah hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk konferensi.

Convention hotel adalah hotel sebagai bagian dari kompleks kegiatan konvensi.

ο‚· Berjudi

Cassino hotel adalah hotel yang sebagian tempatnya berfungsi untuk kegiatan berjudi.

4. Klasifikasi hotel berdasarkan pada kriteria jenis tamu

Jenis-jenis tamu yang menginap maksudnya adalah darimana asal-usul mereka menginap dengan latar belakangnya. Dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

ο‚· Family hotel adalah tamu yang menginap bersama keluarganya. ο‚· Bussiness hotel adalah hotel yang tamunya merupakan para

usahawan.

ο‚· Tourist hotel Tourist hotel adalah hotel yang tamunya kebanyakan para wisatawan, baik domestic maupun luar negeri.

ο‚· Cure hotel adalah hotel yang tamunya merupakan orang yang sedang dalam proses pengobatan dari suatu penyakit

5. Klasifikasi Fasilitas

Rincian klasifikasi hotel berdasarkan bintang menurut buku Pengantar Akomodasi dan Restoran oleh Ir. Endar Sugiarto, B.A dan Sri Sulatiningrum, B.A, 2001 adalah: Klasifikasi fasilitas hotel berdasarkan jumlah bintangnya:

ο‚· Klasifikasi hotel berbintang satu (*) Persyaratan: Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar Kamar mandi di dalam

Luas kamar standar, minimum 20 m2

ο‚· Klasifikasi hotel berbintang dua (**) Persyaratan: Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar

(24)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 40 Kamar suite, minimum 1 kamar

Kamar mandi di dalam

Luas kamar standar, minimum 22 m2 Luas kamar suite, minimum 44 m2

ο‚· Klasifikasi hotel berbintang 3 (***) Persyaratan: Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar Jumlah kamar suite, minimum 2 kamar Kamar mandi di dalam

Luas kamar standar, minimum 24 m2 Luas kamar suite, minimum 48 m2

ο‚· Klasifikasi hotel berbintang 4 (****) Persyaratan: Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar 28 Jumlah kamar suite, minimum 3 kamar Kamar mandi di dalam

Luas kamar standar, minimum 24 m2 Luas kamar suite, minimum 48 m2

ο‚· Klasifikasi hotel berbintang 5 (*****) Persyaratan: Jumlah kamar standar,minimum 100 kamar Jumlah kamar suite, minimum 4 kamar Kamar mandi di dalam

Luas kamar standar, minimum 26 m2 Luas kamar suite, minimum 52 m2

6. Klasifikasi Fasilitas berdasarkan jenis kamar tidur

Jenis-jenis penamaan kamar hotel antara satu dengan yang lain berbedabeda, hal ini ada hubungannya dengan kondisi hotel itu sendiri dan jumlah kamar yang tersedia. Adapun jenis-jenis penamaan kamar yang ada di hotel adalah sebagai berikut:

ο‚· Standard Room/regular room adalah kamar yang terdapat di dalam sebuah hotel yang mana segala perlengkapan dan fasilitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh hotel yang bersangkutan. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di dalam kamar standar, yaitu tempat tidur, kamar mandi, meja kerja, televisi, telepon, lemari es, lemari

(25)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 41 pakaian dan rak koper. Keistimewaan dari kamar standar ini yaitu harga kamarnya merupakan harga termurah yang ada di hotel.

ο‚· Deluxe/Superior room adlaah jenis penamaan kamar di dalam hotel yang mana kamar ini setingkat lebih baik dari Standard Room. Kamar mandi lebih luas dan biasanya sudah dilengkapi dengan bath-up. Disamping fasilitas yang ada di kamar standar, beberapa hotel masih menambahkan sofa, meja rias, pengering rambut dan mesin pembuat kopi

ο‚· Suite Yang membedakan kamar ini adalah adanya ruangan lain disamping

kamar tidur dan kamar mandi. Ruangan lain ini seperti ruang tamu dengan beberapa kursi atau sofa. Nah karena ada ruang tambahan ini maka luas kamar lebih besar dibandingkan Superior/Deluxe Room. Beberapa hotel masih membagi lagi Suite Room menjadi Junior Suite, Business Suite atau Executive Suite

7. Klasifikasi berdasarkan ukuran hotel

Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan dengan jumlah kamar yang ada. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu:

ο‚· Small hotel Hotel kecil dengan jumlah kamar dibawah 150 kamar. ο‚· Medium hotel Hotel dengan ukuran sedang, dimana dalam medium

hotel ini ada dua kategori, yaitu:

Average hotel dengan jumlah kamar antara 150 hingga 299 kamar. Above average hotel, dengan jumlah kamar antara 300 hingga 600 kamar.

ο‚· Large hotel Hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan jumlah kamar minimal 600 kamar.

8. Klasifikasi hotel berdasarkan faktor lamanya tamu menginap

Lamanya tamu menginap di hotel dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu: ο‚· Transit hotel Tamu yang menginap dalam waktu singkat, rata-rata

hanya satu malam. Hotel Transit menurut Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran, Abd. Rachman Arief, 2005, yaitu hotel yang mayoritas tamu tinggal hanya singgah (transit) yaitu kurang dari 24jam sampai 3 malam, dan apabila tamu kurang dari 24 jam (not over night) maka

(26)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 42 tarifnya hanya diberikan day rate (50% dari full rate) serta pemakaiannya disebut day use.

ο‚· Semi-residential hotel Tamu yang menginap lebih dari satu malam, tetapi jangka waktu menginap tetap pendek. Kira-kira berkisar antara dua minggu hingga satu bulan.

ο‚· Residential hotel Tamu yang menginap dalam waktu cukup lama, kira-kira paling sedikit satu bulan

9. Lokasi

Menurut Endar sugiarto dan Sri Sulartiningrum ( 1980 : 10 ) a) Resort Hotel adalah berlokasi didaerah wisata

b) Mountain Hotel adalah hotel yang berlokasi di daerah pegunungan c) Beach Hotel adalah hotel yang berlokasi di daerah pantai

d) City Hotel adalah hotel yang berlokasi di daerah perkotaan.

2.4.2.

Organisasi Fungsional Hotel

Secara prinsip, hotel dapat dibagi menjadi 3 area aktivitas, antara lain:

a. Private Area

Area ini merupakan area untuk kegiatan pribadi pengunjung, seperti kamar pada hotel.

b. Public Area

Area ini merupakan area pertemuan antara yang melayani, yaitu karyawan dengan yang dilayani, yaitu tamu dan juga tamu dengan tamu lainnya.

c. Semi Public Area

Area ini merupakan area untuk kegiatan para karyawan terutama karyawan administrasi ruang rapat, zaona di mana hanya orang-orang tertentu yang dapat memasukinya.

d. Service Area

Area ini merupakan area khusus untuk karyawan, di sini segala macam pelayanan disiapkan untuk kebutuhan pengunjung.

(27)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 43

2.4.3.

Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain:

οƒ˜ Front of The House (Sektor Depan Hotel)

Terdiri dari private area dan public area. Yang termasuk dalam area front of the house yaitu:

ο‚· Guest Room Kamar tamu, ruang tempat tamu menginap.

ο‚· Public Space Area Merupakan tempat dimana suatu hotel dapat memperlihatkan isi dan tema yang ingin disampaikan kepada tamunya. Daerah ini menjadi pusat kegiatan utama dari aktivitas yang terjadi pada hotel, dalam hall ini menjadi jelas bahwa wajah sebuah hotel dapat terwakili olehnya.

ο‚· Lobby Tempat untuk mendapatkan informasi, menyelesaikan masalah administrasi dan keuangan yang bertalian dengan penyewaan kamar. Ruang-ruang yang termasuk dalam lobby

ο‚· Entrance Hall Ruang penerima utama yang menghubungkan ruang luar atau main entrance dengan ruang-ruang dalam hotel. Bersifat terbuka dengan besaran ruang yang cukup luas.

ο‚· Front Desk / Reception Desk Terdiri atas ruang-ruang personil front desk yang berfungsi untuk memproses dan mengelola administrasi pengunjung.

ο‚· Guest Elevator Sebagai sarana sirkulasi vertical untuk para tamu dari lobby atau public area menuju guest room atau fungsi lainnya di atas. ο‚· Sirkulasi Merupakan hal penting dalam public area yang berfungsi

sebagai sarana untuk menghubungkan fungsi-fungsi di dalamnya untuk kegunaan pengunjung.

ο‚· Seating Area Menyediakan wadah bagi tamu untuk berisitirahat atau sekedar berbincang-bincang. Sarana ini sangat berguna untuk terjadinya kontak social di antara pengunjung.

ο‚· Retail Area Berfungsi untuk menyediakan kebutuhan pengunjung sehari-hari.

ο‚· Bell Man Sebagai sarana pelayanan kepada tamu yang baru datang atau hendak meninggalkan hotel dengan pelayanan berupa membawakan koper-koper pengunjung.

(28)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 44 ο‚· Support Function Sebagai sarana penunjang untuk tamu yang berada

si public area, antara lain seperti toilet, telepon umum, mesin ATM, dan lain-lain.

ο‚· Food and Beverages Outlets Yaitu area yang digunakan untuk menikmati makanan dan minuman berupa: Restoran, Coffee Shop, Lounge, Bar. Ruang Serbaguna

οƒ˜ Back of The House (Sektor Belakang Hotel) Terdiri dari area servis. Yang termasuk back of the house yaitu:

ο‚· Daerah dapur dan gudang (food and storages area) Area ini merupakan gudang penyimpanan makanan dan minuman. Terdapat gudang kering dan gudang basah, disesuaikan dengan kebutuhan makanan dan minuman yang dimasukkan.

ο‚· Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum (receiving, trash and general storage area). Area ini merupakan tempat turun naiknya barang dari dank ke dalam mobil pengangkut.

ο‚· Daerah pegawai / staff hotel (employees area) Area ini merupakan ruang karyawan yang berisi loker untuk karyawan, gudang, dll.

ο‚· Daerah pencucian dan pemeliharaan (laundry and housekeeping) ο‚· Daerah mekanikal dan elektrikal (Mechanical dan Engineering area)

Ruang ini berisi peralatan untuk heating dan cooling yang berupa tangki dan pompa untuk menjaga system operasi mekanikal secara keseluruhan.

2.5.

Studi Banding

2.5.1.

Amanjiwo

Sejarah hotel amanjiwo

Amanjiwo Borobudur Resort adalah sebuah hotel mewah di Bukit Menoreh dekat Magelang, Jawa Tengah. Amanjiwo terletak di daerah yang menghadap candi Buddha abad ke-9, Borobudur (candi Buddha terbesar di dunia). Hotel ini dibangun dan dioperasikan pada tahun 1997 oleh grup Aman Resorts. Nama "Amanjiwo" berasal dari bahasa local yang memiliki arti "jiwa yang damai". Hotel ini dirancang

(29)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 45 oleh Edward Tuttle dan dibangun dalam bentuk candi yang menyerupai stupa yang memiliki pilar dari batu lokal yang biasa disebut batu alam yogya. Hotel ini memiliki perpustakaan yang terdiri dari buku mengenai sejarah candi Borobudur. Hotel ini memiliki kolam renang yang dikenal sebagai danau hijau karena dibuat dengan menggunakan batu hijau yang berasal dari batu lokal yang mencerminkan perladangan sawah. Kolam utama berukuran panjang 40 meter.

Hotel ini memiliki 35 kamar suite yang mewah, berada dalam dua sisi lingkaran sekitar pusat rotunda. Kamar suite tersebut berdindingkan dari batu alam lokal, dengan atap yang berbentuk kubah, memiliki langit-langit yang tinggi, pintu kaca sliding, tempat tidur dengan material kayu sungkai, perabotan berbahan rotan, bantal-bantal dengan corak batik kuno, dan kaca lukis bercorak traditional. Hotel ini memiliki arsitektur neo-klasik dengan restoran utama yang berbentuk setengah lingkaran dan terbuka hingga pengunjung dapat merasakan angin sejuk secara bebas. Hotel ini juga menjanjikan keindahan alam, kebudayaan sekitar, matahari terbit dan matahari terbenam

Garden Suite

Ada 10 Garden suite dengan pemandangan menghadap ke lahan persawahan bertingkat dan bukit Menoreh.

(30)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 46

Borobudur Suite

10 Borobudur suite menawarkan pemandangan dari candi Borobudur dan lembah sekitarnya

Gambar 2 12 : Borobudur suite

Garden and Borobudur pool suite

7 Garden pool suite dan 7 Borobudur pool suite menawarkan kolam renang pribadi di tiap ruangan suitenya

(31)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 47

Gambar 2 14 : Borobudur pool suite

Dalam jiwo Suite

Dalem Jiwo suite menawarkan pintu masuk yang lebih pribadi, teras yang mengelilingi suite dan 2 kamar tidur yang terpisah, masing masing dengan batu yang bertingkat menurun menuju kolam renang pribadi dan 2 bale untuk bersantai. Kolam sepanjang 15m, yang dibuat dengan batu jawa hijau biasa dikenal dengan sebutan danau hijau, tepat memandang ke daerah sawah. Pelayanan pribadi di dalem Jiwo Suite selalu siap untuk menerima pesanan untuk tour maupun pemesanan makanan

Gambar 2 15 : Dalem Jiwo suite

Fasilitas Hotel Amanjiwo Restoran

Restoran berbentuk setengah lingkaran yang menampilkan desain arsitektur neo klasik pada bangunan ini. Restoran menciptakan adegan dari Hindu epik Mahabharata dengan menampilkan warna-warna kuning keemasan dan coklat, tetapi

(32)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 48 pandangan pada sawah, Borobudur dan gunung berapi sekitarnya berada di tengah ruangan.

Gambar 2 16 : Restoran Hotel Amanjiwo

Perpustakaan

Perpustakaan besar dan penuh dengan cahaya lampu downlight dan spotlight, dengan daybeds untuk dua orang. Buku-buku tentang Indonesia yang tersedia dalam beberapa bahasa, termasuk Jepang dan Jerman. Berbagai CD, kaset dan permainan juga ditawarkan. Perpustakaan adalah tempat untuk mempelajari kebudayaan di mana pakar terkemuka Indonesia berbicara tentang isu-isu mulai dari pelestarian kuil seni dan budaya Jawa. Koneksi internet dengan kecepatan tinggi dan nirkabel tersedia.

(33)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 49

Galeri seni

Pameran rutin menampilkan karya-karya seniman terkenal dan fotografer yang diadakan di The Art Gallery. Para tamu juga dipersilakan untuk bergabung dengan resmi dalam galeri seni Amanjiwo, dimana para peseni dapat mensketsa di sekitar resort dan pedesaan, bagi yang ingin tetap mensketsa pemandangan di dalam kamar, telah disediakan kotak cat air di setiap kamar.

Gambar 2 18 : Galeri seni Hotel Amanjiwo

SPA

Gambar 2 19 : Spa Hotel Amanjiwo

Kolom Renang

Kolam renang hotel resort amanjiwo memiliki luas 40meter, dengan pola garis berwarna hijau dan menghadap pohon banyan, juga dikelilingi oleh sawah sekitar. Memiliki kursi dan payung berjemur yang terletak di samping kolam renang, yang menyediakan snack, minuman, makanan ringan dan sarapan.

(34)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 50

Gambar 2 20 : kolom Renang Hotel amanjiwo

GYM

Fitur yang ada di gym suite hotel amanjiwo berupa peralatan fitness seperti dumbell, treadmill dan barbell, selain itu gym suite hotel amanjiwo juga menyediakan instruktur fitness pribadi yang dapat membimbing para tamu hotel.

Gambar 2 21 : Gym Hotel Amanjiwo

(35)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 51

Site Plan Hotel Amanjiwo

(36)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 52

Konsep

Hotel ini dibangun dalam bentuk candi yang menyerupai stupa yang memiliki pilar dari batu lokal yang biasa disebut batu alam yogya. Hotel ini memiliki kolam renang yang dibuat dengan menggunakan batu hijau yang berasal dari batu lokal yang mencerminkan perladangan sawah. Bentuk hotel dikelilingi oleh dua sisi lingkaran sekitar pusat rotunda. Kamar suite hotel bermaterialkan marmer, dengan atap yang berbentuk kubah, memiliki langit-langit yang tinggi, pintu kaca sliding, tempat tidur dengan material kayu sungkai, perabotan berbahan rotan, bantal-bantal dengan corak batik kuno, dan kaca lukis bercorak traditional. Hotel ini memiliki arsitektur neo-klasik dengan restoran utama yang berbentuk setengah lingkaran dan terbuka hingga pengunjung dapat merasakan angina sejuk secara bebas. Hotel ini juga menjanjikan keindahan alam, kebudayaan sekitar, matahari terbit dan matahari terbenam.

2.5.2.

Hotel Padma

Padma Hotel and Resorts sebelumnya dikenal dengan nama Sekar Alliance Hotel Management. Padma Hotel dan Resorts memiliki misi untuk menciptakan kenyamanan untuk setiap tamu dengan menawarkan ketenangan alam. Awalnya Padma Hotel and Resorts merupakan PT Puri Zuqni yang berdiri pada tahun 1974 sebagai perusahaan terbatas yang 41 memiliki dan menjalankan bisnis perhotelan.

Hotel Padma berada di Jalan Rancabentang 56-58 Ciumbuleuit Bandung 40142 Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Hotel Padma memberikan pelayanan terbaik dan pemandangan terbaik berupa atmosfer hotel yang sangat dekat dengan alam, lokasinya yang berada di tebing membuat setiap tamu yang datang akan merasakan keindahan alam dari dekat, dimana pemandangan seperti ini tidak dimiliki oleh hotel lain yang berada di kawasan utara kota bandung. Hotel Padma memiliki slogan β€œExperience Nature in Total Comfort” yang memiliki arti pengalaman dekat dengan alam dan dengan kualitas kenyamanan yang maksimal.

(37)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 53

Deskripsi kamar

Hotel Padma secara keseluruhan memiliki 124 kamar, yang terdiri atas deluxe room, deluxe balcony room, premier room, hillside studio, gallery suites, dan premier suites.

Deluxe room

Deluxe room yang terdapat di hotel padma berjumlah 38 unit, terletak di lantai ke 2 hingga lantai 4 hotel. Tipe kasur: King size bed. Kamar mandi: Shower box. Luas: 28 m Β². Pemandangan: lembah hijau.

Gambar 2 24 : Deluxe room Hotel padma

Deluxe balcony room

Deluxe balcony room yang terdapat di hotel padma berjumlah 12 unit. Terletak di lantai ke 2 sampai lantai 3 hotel dengan balkon yang menghadap ke lembah hijau. Tipe Kasur: King size bed. Kamar mandi: Shower box. Luas: 28 m Β².

(38)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 54

Gambar 2 25: Deluxe balcony room

Premier Room

Premier Room yang terdapat di hotel padma berjumlah 42 unit. Terletak di lantai ke 2 sampai lantai 8 hotel. Tipe Kasur: King size bed. Kamar mandi: Shower box dan bathup. Luas: 33,6 m Β². Pemandangan: Lembah hijau.

(39)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 55

Gambar 2 26 : Premier Room

Hillside Studio

Hillside Studio yang terdapat di hotel padma berjumlah 36 unit. Terletak di lantai ke 6 dan lantai 7 hotel. Tipe Kasur: King size bed. Kamar mandi: Shower box dan bathup. Luas: 36 m Β². Pemandangan: Lembah hijau.

(40)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 56

Gallery Suite

Gallery Suite yang terdapat di hotel padma berjumlah 4 unit. Terletak di lantai pertama hotel. Tipe Kasur: King size bed. Kamar mandi: Shower box dan bathup. Luas: 56 m Β². Pemandangan: Lembah hijau.

Gambar 2 28 : Gallery Suite

Premier Suite

Premier Suite yang terdapat di hotel padma berjumlah 12 unit. Terletak di lantai ke 2 sampai lantai 8 hotel. Tipe Kasur: King size bed. Kamar mandi: Shower box dan bathup. Luas: 62m. Pemandangan: Lembah hijau.

(41)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 57

Gambar 2 29 : Premier Suite

Fasilitas

Swimming pool

(42)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 58

Fitness centre

Gambar 2 31 : Fitness Center Yoga class

Gambar 2 32 ; Yoga Class Restoran

Gambar 2 33 ; Restoran Lounge

(43)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 59

Konsep Hotel Padma

Hotel Padma bandung memiliki gaya desain modern kontemporer dimana dapat terlihat dari arsitekturnya yang kokoh, konsep ruang yang terkesan terbuka dengan penggunaan kaca di lift dan bagian belakang hotel untuk dapat langsung menikmati view lembah bukit yang hijau. Bentuk dari furniture yang digunakan juga menunjukan desain modern yang simpel, dan sederhana.

2.5.3.

Hotel Intercontinental Resort, Bali

Landscape Layout ruang terbuka hijau typical Hotel Resort dapat diadopsi pada rencana Hotel Prambanan yang luas dengan ketinggian bangunan yang juga rendah. Lobby Hotel resort dengan latar belakang Hindu di Hotel Intercontinental Bali ini kental terlihat pada aplikasi material alaminya.

Gambar 2 35 : Landscape dan Lobby Sumber: www.ihg.com

(44)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 60 Kamar Tamu

Balkon hotel cukup luas, terbuka menghadap kawasan RTH hotel, sehingga area RTH harus memiliki daya tarik.

Junior Suite

Tipe kamar Club Suite

President Suite

Gambar 2 36 : Kamar Tamu Sumber: www.ihg.com

(45)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 61 Restaurant / Lounge / Pool & Spa

Gambar 2 37: Restaurant & Amenities Sumber: www.ihg.com

Fasilitas Penunjang

(46)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 62

Fishing Sand Castle

Cooking Class Inspiration Space

Persiapan Sesajen Cycling Track

Gambar 2 38: Fasilitas Penunjang Sumber: www.ihg.com

(47)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 63 Gambar 2 39: Artworks

Site plan

Gambar 2 40: site plan

2.5.4.

Kesimpulan

Beberapa hal yang dapat diambil dari perbandingan di atas, yaitu:

1. Hotel Amanjiwo

Beberapa hal yang dapat diambil dari perbandingan di atas, yaitu:

οƒ˜ Sirkulasi menurut Francis D.K.Ching dalam bukunya Teori arsitektur (1993), pola sirkulasi ruang terdiri dari 5 pola, diantaranya pola linier, pola radial, pola

(48)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 64 spiral (berputar), pola network (jaringan) dan pola grid. Dari 5 pola sirkulasi ruang tersebut, memberikan suatu gambaran akan pola sirkulasi yang dapat menjadi acuan dalam suatu desain sirkulasi pada suatu bangunan, seperti halnya pada hotel amanjiwo ini. Pada hotel amanjiwo ini , membentuk ruang sirkulasi yang berbentuk setengah lingkaran. Hal ini terjadi pada setiap unit – unit kamar nya yang membentuk setengah lingkaran. Sirkulasi yang berupa koridor pola sirkulasi berupa spiral. memiliki suatu jalan tunggal menerus yang berasal dari titik pusat, mengelilingi pusatnya dengan jarak yang berubah.

οƒ˜ Masa bangunan pada hotel amanjiwo dibangun dalam bentuk candi yang menyerupai stupa yang memiliki pilar dari batu lokal yang biasa disebut batu alam yogya.

οƒ˜ Orientasi hotel amanjiwo ke arah candi prambanan dan gunung serta persawahan

οƒ˜ Penyusunan unit kamar hotel Amanjiwo dibingkai oleh 35 suite yang diatur dalam dua lingkaran anggun yang memutar sekitar Rotunda pusat.

οƒ˜ View hotel amanjiwo, untuk mendapatkan view yang bagus amanjiwo membeli persawahan warga untuk mendapatkan view yang bagus supaya kedepanya tidak terjadi pembangunan. Yang merusak view hotel tersebut. οƒ˜ Tampak Hotel amanjiwo ini serupa dengan bentuk candi yang menyerupai

stupa

οƒ˜ PIntu masuk Utama Dari pintu masuk Amanjiwo langsung mengarah ke Bar, melingkar dengan kolom yang besar, mebel dari kayu kelapa dan rotan. Restoran berbentuk setengah lingkaran yang menampilkan desain arsitektur neo klasik pada bangunan ini. Restoran menciptakan adegan dari Hindu epik Mahabharata dengan menampilkan warna-warna kuning keemasan dan coklat, tetapi pandangan pada sawah, Borobudur dan gunung berapi sekitarnya berada di tengah ruangan.

(49)

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 65

2. Hotel Intercontinental Resort, Bali

Beberapa hal yang dapat diambil dari perbandingan di atas, yaitu:

οƒ˜ Sirkulasi pada Hotel Intercontinental Resort, Bali membentuk pola linier Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang.

οƒ˜ Kemudahan orientasi di dalam dan di luar bangunan sehingga pengguna dapat bergerak dengan efektif dan efisien.

οƒ˜ View Hotel Intercontinental Resort, Bali menggarah kearah ke pantai οƒ˜ Penyusunan unit – unitnya menyerupai perumahan yang ada di bali

οƒ˜ Kejelasan pencapaian dari lingkungan sekitar ke dalam bangunan hotel dan sebaliknya, hubungan antar bangunan existing disekitar tapak harus saling terintegrasi agar tidak berkesan berdiri sendiri.

οƒ˜ Masa bangunan mengikuti kearipan lokal bali tetapi juga memasukan unsur modern di dalam hotel ini

3. Hotel Padma Bandung

Beberapa hal yang dapat diambil dari perbandingan di atas, yaitu:

οƒ˜ Pola sirkulasi pada hotel Padma bandung membentuk pola linier jalan lurus dapat menjadikan unsur pengorganisir utama deretan ruang

οƒ˜ View Hotel Padma Bandung lembah hijau. Dan persawahan

οƒ˜ Penyusunan Unitnya berbeda-beda karena hotel Padma ini terletak di perbukitan

οƒ˜ Kejelasan pencapaian dari lingkungan sekitar ke dalam bangunan hotel dan sebaliknya, hubungan antar bangunan existing disekitar tapak harus saling terintegrasi agar tidak berkesan berdiri sendiri.

οƒ˜ Masa bangunan mengikuti kearipan lokal bali tetapi juga memasukan unsur modern di dalam hotel ini

Gambar

Gambar 2.1: Relief rumah di Candi Borobudur  Sumber: Buku Indonesian Heritage, 2002
Gambar 2.2: Prambanan tahun 1895  Sumber: Jackson, 1895 (Wikipedia)
Gambar 2.3 : Denah Kawasan Candi Prambanan
Gambar 2.4: Skema Kompleks Bangunan Joglo  Sumber: Retno, 2009
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahapan ini lebih menekan pada manfaat yang diperoleh dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi,

Membangun arsitektur sistem informasi yang diinginkan, arsitektur ini meliputi 2 (dua) domain yaitu Arsitektur data dan Arsitektur aplikasi. Arsitekur data lebih memfokuskan

Tugas Akhir – Teknik Arsitektur Universitas Mercu Buana Desain bangunan menggunakan curtainwall untuk memaksimalkan cahaya masuk sebagai penerangan, dan konsep ruang

Beton adalah suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir dan koral atau agregat lainnya,

Pilar-pilar tersebut dapat memiliki kandungan batu bara lebih dari 40% –walaupun batu bara tersebut dapat ditambang pada tahapan selanjutnya– Penambangan batu bara

Kedalaman gerusan lokal maksimum rerata di sekitar pilar sangat tergantung nilai relatif kecepatan alur sungai (perbandingan antara kecepatan rerata aliran dan

β€’ Apabila 0.50 > v/v c tidak terjadi adanya pilar gerusan lokal dan tidak terjadi transpor sedimen pada daerah disekitar pilar. β€’ Apabila 1.0 > v/v c > 0.50,

𝐾𝑝+ πΎπ‘Žπ»β€¦β€¦β€¦ 2.6 Dimana: 𝐡𝑒𝑓𝑓 : Lebar efektif mercu m 𝐡𝑛 : Lebar netto / lebar mercu yang sebenarnya m 𝑛 : Jumlah pilar 𝐾𝑝 : Koefisien kontraksi pada pilar πΎπ‘Ž : Koefisien kontraksi