• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 12 Nomor 2 September 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Volume 12 Nomor 2 September 2015"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 0216-8537

9 77 0 21 6 8 5 3 7 21

Volume 12

Nomor 2

September 2015

(2)

PENGARUH UMUR, JAM KERJA DAN JUMLAH TANGGUNGAN

TERHADAP PENDAPATAN EKONOMI PRODUKTIF KEPALA RUMAH

TANGGA MISKIN DI DESA PEGUYANGAN KANGIN KECAMATAN

DENPASAR UTARA

I NYOMAN WIDHYA ASTAWA I WAYAN SUARBAWA I GEDE MADE RUSDIANTA

Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan

ABSTRAK

Terkait dengan kemiskinan, isu penting yang perlu mendapat perhatian adalah masih relatif banyaknya jumlah penduduk miskin.Jumlah penduduk miskin yang relatif banyak ini terutama dikaitkan dengan upaya-upaya pengentasan kemiskinan, baik melalui pendanaan oleh pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah.Namum demikian, upaya yang sedemikian tinggi kuantitasnya tersebut belum secara signifikan dapat mengentaskan kemiskinan.Ini terlihat dari makin parahnya kualitas penduduk miskin.Hal ini terjadi karena upaya pengentasan kemiskinan yang selama ini digulirkan banyak yang tidak berjalan sesuai dengan sasaran. Dalam penelitian ini berjudul Pengaruh Umur, Jam Kerja dan Jumlah Tanggungan Terhadap Pendapatan Ekonomi Produktif Kepala Rumah Tangga Miskin Di Desa Peguyangan Kangin Kecamatan Denpasar Utara.

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh antara umur, jam kerja dan jumlah tanggungan terhadap pendapatan ekonomi produktip di desa peguyangan kangin Kecamatan Denpasar Utara baik secara uji parsial maupun simultan sehingga diperoleh suatu hasil penelitian yaitufaktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Cengkilung Kecamatan Denpasar Utara.

Faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Cengkilung Kecamatan Denpasar Utara. Nilai R2 sebesar 0,581 berarti 58,1 persen variasi naik turunnya pendapatan ekonomi

produktif kepala rumah tangga miskin dipengaruhi oleh variasi faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan. Sisanya sebesar 41,9 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam variabel penelitian

Kata Kunci : Umur, Jam Kerja, Jumlah Tanggungan dan Pendapatan PENDAHULUAN

Dalam berbagai kasus yang seringkali terjadi, kemiskinan diawali dari kurangnya akses tenaga kerja produktif terhadap lapangan pekerjaan. Disisilain, kemiskinan menghambat akses terhadap pemenuhan pendidikan dan kesehatan yang pada akhirnya berdampak pada rendahnya mutu sumber daya manusia. Jebakan kemiskinan yang membelenggu penduduk miskin sebagai akar segala ketakberdayaan telah menggugah perhatian masyarakat dunia, sehingga isu kemiskinan menjadi salah satu isu sentral dalam Millenium

Development Goals (MDGs), yang dideklarasikan oleh PBB pada tahun 2000 yang mengharapkan seluruh negara yang menjadi anggota PBB dapat mengurangi jumlah penduduk miskin dan kekurangan pangan di masing-masing negara hingga mencapai 50 persen pada tahun 2015 (Putra, 2007). Kemiskinan diyakini sebagai akar permasalahan hilangnya martabat manusia, hilangnya keadilan, belum terciptanya masyarakat madani, tidak berjalannya demokrasi, dan terjadinya degradasi lingkungan. Penduduk miskin di pedesaan merupakan kelompok yang paling terkena

143

Majalah Ilmiah Untab, Vol. 12 No. 2 September 2015

Pembangunan. 2003-2018. Jawa Tengah. Santosa, Purbayu Budi. 2005. Analisis

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Kabupaten Kediri. Jurnal

Ekonomi. Vol. 2 No.1. Juli 2005. Hal. 9-18.

Kediri.

Silalahi, Bungaran. 2011. Analisis Pengaruh Variabel Kependudukan Terhadap PDRB Harga Konstan Di Kabupaten Jepara (1986-2008). Skripsi. Semarang: Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Diponegoro.

Simanjuntak, Payaman, J. 2001. Ekonomi

Sumber Daya Manusia. Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta.

Sukmaraga, Prima. 2011. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, PDRB Per Kapita,dan Jumlah Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa Tengah. Skripsi. Semarang: Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Diponegoro.

Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori

Makroekonomi. Jakarta: Raja

GrafindoPersada.

Suparmoko. 1998. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.

Syamsurijal, 2008. Pengaruh Tingkat

Kesehatan Dan Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Pendapatan Perkapita Di Sumatera Selatan. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 6. No. 1. Juni 2008.

Hal. 1-9. Ogan Ilir:FE-Universitas Sriwijaya.

Tambunan, Tulus T.H. 2001. Perekonomian

Indonesia : Teori dan TemuanEmpiris.

Jakarta: Salemba Empat.

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional. Medan: Bumi Aksara.

Todaro dan Smith. 2004. Pembangunan

Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Kedelapan.

Jakarta: Erlangga.

Utama, Putra Fajar. 2010. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Tingkat Ketimpangan Di Kabupaten/Kota Yang Tergabung Dalam Kawasan Sarbagita Tahun 2004-2008. Jurnal Ekonomi. Semarang; Universitas Diponegoro.

Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika

Pengantar dan aplikasinya. Yogyakarta :

Ekonisia.

Widiyati, Sri. 2011. Pengembangan Ekonomi Kabupaten Semarang Melalui Wilayah Andalan. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 7 No.1 Maret 2011. Hal : 1- 5. POLINES Semarang.

(3)

1) Apakah faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin?

2) Apakah faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui pengaruh faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan secara simultan terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin. 2) Untuk mengetahui pengaruh faktor

umur, jam kerja dan jumlah tanggungan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat sebagai berikut.

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan dunia ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ekonomi makro dalam rangka upaya pengentasan kemiskinan. Penelitian ini juga merupakan wahana untuk membuktikan teori mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan.

2) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan pembangunan khususnya menyangkut rumah tangga miskin dan partisipasinya dalam pembangunan, serta dapat menginformasikan lebih riil mengenai

pendapatan (pendekatan pengeluaran) pada rumah tangga miskin.

Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dan hasil penelitian terdahulu serta teori-teori relevan yang telah dikemukakan, selanjutnya diajukan hipotesis sebagai berikut. 1) Faktor umur, jam kerja dan jumlah

tanggungan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan KanginKecamatan Denpasar Utara.

2) Faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin Kecamatan Denpasar Utara.

3) Faktor dominan yang mempengaruhi pendapatan ekonomi produktif pada kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kanginadalah faktor jam kerja.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara.Wilayah ini dipilih sebagai lokasi penelitian, karena Desa Peguyangan Kanginadalah desa/kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Provinsi Bali serta masih memiliki relatif banyak jumlah rumah tangga miskin untuk ukuran kelurahan yang ada di Kota Denpasar.

Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Identifikasi Variabel

Adapun variabel-variabel yang dipilih dan akan dianalisis dalam penelitian ini meliputi: 1) Variabel terikat (dependent variable)

yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel yang imbas dari proses marjinalisasi (Suyanto,

2006).

Terkait dengan kemiskinan, isu penting yang perlu mendapat perhatian adalah masih relatif banyaknya jumlah penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin yang relatif banyak ini terutama dikaitkan dengan upaya-upaya pengentasan kemiskinan, baik melalui pendanaan oleh pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah. Namum demikian, upaya yang sedemikian tinggi kuantitasnya tersebut belum secara signifikan dapat mengentaskan kemiskinan. Ini terlihat dari makin parahnya kualitas penduduk miskin. Hal ini terjadi karena upaya pengentasan kemiskinan yang selama ini digulirkan banyak yang tidak berjalan sesuai dengan sasaran.

Menurut Yasa (2008), ada banyak faktor penyebab kemiskinan di Indonesia, salah satunya yaitu kenaikan tarif dasar listrikyang memicu inflasi dan sangat menekan taraf hidup sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat miskin. Mereka yang dalam kondisi miskin dan melarat menjadi menurun taraf hidupnya sebagai akibat kenaikan harga-harga kebutuhan pokok. Rendahnya kualitas sumber daya manusia pada keluarga miskin juga tak memungkinkan mereka meraih berbagai fasilitas yang tersedia di pasaran. Pola pengentasan kemiskinan yang cenderung kurang mendidik seperti BLT (Bantuan Langsung Tunai) serta pemberian bantuan secara cuma-cuma lainnya yang banyak menuai kritik, juga diduga memberi andil terhadap banyaknya masyarakat miskin terutama kelompok abu-abu (hampir miskin) yang ingin tetap miskin agar bisa memperoleh bantuan secara cuma-cuma kembali.

Konsep tentang kemiskinan sangat beragam, mulai dari sekedar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan, kurangnya kesempatan berusaha, hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan aspek sosial dan moral. Misalnya, ada pendapat yang mengatakan bahwa kemiskinan terkait dengan sikap, budaya hidup, dan lingkungan dalam suatu masyarakat atau yang mengatakan bahwa kemiskinan merupakan ketakberdayaan sekelompok masyarakat terhadap sistem yang

diterapkan oleh suatu pemerintahan sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi (kemiskinan struktural). Tetapi, pada umumnya, ketika orang berbicara tentang kemiskinan, maka yang dimaksud adalah kemiskinan material. Sebuah rumah tangga diidentifikasi sebagai miskin kronis jika pendapatan berada di bawah garis kemiskinan (Radhakrishna, 2007). Adapun beberapa faktor yang diperkirakan mempengaruhi pendapatan adalah faktor umur, tingkat pendidikan, jam kerja, jumlah tanggungan dan modal (Cahyono, 1998).

Permasalahan kemiskinan di Indonesia jelas tidak hanya menjadi milik pedesaan (petani, buruh tani, buruh, nelayan, dan sebagainya) tetapi juga merupakan masalah perkotaan. Harsono (2005) mengemukakan bahwa masalah kemiskinan di perkotaan merupakan masalah laten dan kompleks yang implikasi sosial dan kebudayaannya bukan hanya melibatkan dan mewujudkan berbagai masalah sosial yang ada di kota yang bersangkutan saja atau menjadi masalah orang miskin di kota tersebut, tetapi juga melibatkan masalah-masalah sosial yang ada di pedesaan.Kemiskinan kota sebagai bagian dari kemiskinan nasional di Indonesia juga menjadi masalah yang cukup akut untuk ditangani. Sebagai warisan dan historis yang sudah berabad-abad, sejak munculnya kota itu sendiri, kaum papa perkotaan menjadi sebuah fenomena masalah sosial yang memprihatinkan, dengan tingkat penanggulangan yang lebih memprihatinkan, seolah-olah kemiskinan itu sendiri bersifat abadi, lestari dan tidak bisa dirubah lewat aksi maupun reformasi apapun. Kota-kota di Indonesia yang sekilas kelihatan sebagai simbol kemajuan dan budaya yang lebih maju, dan seharusnya demikian, ternyata masih dipenuhi oleh problem kemiskinan dengan segala masalah sosial yang disebabkan atau berdampingan dengan masalah sosial lainnya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan gambaran dalam latar belakang masalah tersebut, maka dapat diajukan permasalahan penelitian sebagai berikut.

(4)

1) Apakah faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin?

2) Apakah faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui pengaruh faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan secara simultan terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin. 2) Untuk mengetahui pengaruh faktor

umur, jam kerja dan jumlah tanggungan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat sebagai berikut.

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan dunia ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ekonomi makro dalam rangka upaya pengentasan kemiskinan. Penelitian ini juga merupakan wahana untuk membuktikan teori mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan.

2) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan pembangunan khususnya menyangkut rumah tangga miskin dan partisipasinya dalam pembangunan, serta dapat menginformasikan lebih riil mengenai

pendapatan (pendekatan pengeluaran) pada rumah tangga miskin.

Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dan hasil penelitian terdahulu serta teori-teori relevan yang telah dikemukakan, selanjutnya diajukan hipotesis sebagai berikut. 1) Faktor umur, jam kerja dan jumlah

tanggungan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan KanginKecamatan Denpasar Utara.

2) Faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin Kecamatan Denpasar Utara.

3) Faktor dominan yang mempengaruhi pendapatan ekonomi produktif pada kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kanginadalah faktor jam kerja.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara.Wilayah ini dipilih sebagai lokasi penelitian, karena Desa Peguyangan Kanginadalah desa/kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Provinsi Bali serta masih memiliki relatif banyak jumlah rumah tangga miskin untuk ukuran kelurahan yang ada di Kota Denpasar.

Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Identifikasi Variabel

Adapun variabel-variabel yang dipilih dan akan dianalisis dalam penelitian ini meliputi: 1) Variabel terikat (dependent variable)

yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel yang

145

Majalah Ilmiah Untab, Vo. 12 No. 2 September 2015

imbas dari proses marjinalisasi (Suyanto, 2006).

Terkait dengan kemiskinan, isu penting yang perlu mendapat perhatian adalah masih relatif banyaknya jumlah penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin yang relatif banyak ini terutama dikaitkan dengan upaya-upaya pengentasan kemiskinan, baik melalui pendanaan oleh pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah. Namum demikian, upaya yang sedemikian tinggi kuantitasnya tersebut belum secara signifikan dapat mengentaskan kemiskinan. Ini terlihat dari makin parahnya kualitas penduduk miskin. Hal ini terjadi karena upaya pengentasan kemiskinan yang selama ini digulirkan banyak yang tidak berjalan sesuai dengan sasaran.

Menurut Yasa (2008), ada banyak faktor penyebab kemiskinan di Indonesia, salah satunya yaitu kenaikan tarif dasar listrikyang memicu inflasi dan sangat menekan taraf hidup sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat miskin. Mereka yang dalam kondisi miskin dan melarat menjadi menurun taraf hidupnya sebagai akibat kenaikan harga-harga kebutuhan pokok. Rendahnya kualitas sumber daya manusia pada keluarga miskin juga tak memungkinkan mereka meraih berbagai fasilitas yang tersedia di pasaran. Pola pengentasan kemiskinan yang cenderung kurang mendidik seperti BLT (Bantuan Langsung Tunai) serta pemberian bantuan secara cuma-cuma lainnya yang banyak menuai kritik, juga diduga memberi andil terhadap banyaknya masyarakat miskin terutama kelompok abu-abu (hampir miskin) yang ingin tetap miskin agar bisa memperoleh bantuan secara cuma-cuma kembali.

Konsep tentang kemiskinan sangat beragam, mulai dari sekedar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan, kurangnya kesempatan berusaha, hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan aspek sosial dan moral. Misalnya, ada pendapat yang mengatakan bahwa kemiskinan terkait dengan sikap, budaya hidup, dan lingkungan dalam suatu masyarakat atau yang mengatakan bahwa kemiskinan merupakan ketakberdayaan sekelompok masyarakat terhadap sistem yang

diterapkan oleh suatu pemerintahan sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi (kemiskinan struktural). Tetapi, pada umumnya, ketika orang berbicara tentang kemiskinan, maka yang dimaksud adalah kemiskinan material. Sebuah rumah tangga diidentifikasi sebagai miskin kronis jika pendapatan berada di bawah garis kemiskinan (Radhakrishna, 2007). Adapun beberapa faktor yang diperkirakan mempengaruhi pendapatan adalah faktor umur, tingkat pendidikan, jam kerja, jumlah tanggungan dan modal (Cahyono, 1998).

Permasalahan kemiskinan di Indonesia jelas tidak hanya menjadi milik pedesaan (petani, buruh tani, buruh, nelayan, dan sebagainya) tetapi juga merupakan masalah perkotaan. Harsono (2005) mengemukakan bahwa masalah kemiskinan di perkotaan merupakan masalah laten dan kompleks yang implikasi sosial dan kebudayaannya bukan hanya melibatkan dan mewujudkan berbagai masalah sosial yang ada di kota yang bersangkutan saja atau menjadi masalah orang miskin di kota tersebut, tetapi juga melibatkan masalah-masalah sosial yang ada di pedesaan.Kemiskinan kota sebagai bagian dari kemiskinan nasional di Indonesia juga menjadi masalah yang cukup akut untuk ditangani. Sebagai warisan dan historis yang sudah berabad-abad, sejak munculnya kota itu sendiri, kaum papa perkotaan menjadi sebuah fenomena masalah sosial yang memprihatinkan, dengan tingkat penanggulangan yang lebih memprihatinkan, seolah-olah kemiskinan itu sendiri bersifat abadi, lestari dan tidak bisa dirubah lewat aksi maupun reformasi apapun. Kota-kota di Indonesia yang sekilas kelihatan sebagai simbol kemajuan dan budaya yang lebih maju, dan seharusnya demikian, ternyata masih dipenuhi oleh problem kemiskinan dengan segala masalah sosial yang disebabkan atau berdampingan dengan masalah sosial lainnya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan gambaran dalam latar belakang masalah tersebut, maka dapat diajukan permasalahan penelitian sebagai berikut.

(5)

peningkatan pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin sebesar 4.457,025 rupiah dengan asumsi variabel lain konstan.

2. Jam Kerja

Koefisien regresi (X2) sebesar

12.334,113 berarti bahwa peningkatan atas jam kerja sebesar satu jam akan meningkatkan pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin sebesar 12.334,113 dalam arti peningkatan pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin sebesar 12.334,113 rupiah dengan asumsi variabel lain konstan.

3. Jumlah Tanggungan

Koefisien regresi (X3) sebesar

25.552,775 berarti bahwa peningkatan atas jumlah tanggungan satu orang akan meningkatkan pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin sebesar 25.552,775 dalam arti peningkatan pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin sebesar 25.552,775 rupiah dengan asumsi variabel lain konstan.

Uji Simultan (F- test)

Pengujian terhadap variabel-variabel pada data penelitian secara simultan atau serempak dilakukan dengan uji F (F-test). Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut.

a. Rumusan Hipotesis

Ho : β1 = β2 = β3 = 0, artinya tidak ada

pengaruh signifikan antara faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan secara simultan terhadap pendapatan ekonomi ..produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Hi : β1 = β2 = β3 = 0, berarti ada pengaruh

signifikan faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan secara simultan terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

b. Dengan taraf nyata (α) 5% atau tingkat keyakinan 95% derajat kebebasan df (k-1) ; (n-k) = (4 ; 86) maka diperoleh Ftabel

sebesar 2,45.

c. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0.

Ho diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel = 2,45.

Ho ditolak apabila Fhitung >Ftabel= 2,45.

d. Menentukan besarnya Fhitung

Dari hasil regresi diperoleh nilai Fhitung

sebesar 29,843.

e. Simpulan/keputusan Oleh karena Fhitung

(29,843) >Ftabel (2,45) maka Ho ditolak.

Ini berarti umur, jam kerja dan jumlah tanggungan berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Gambar 1.

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho dengan Uji F

Sumber : Nata Wirawan (2002)

Uji Parsial (t - test)

1) Uji t untuk Variabel Umur a. Rumusan Hipotesis

Ho : β1 = 0, artinya umur tidak berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala mengalami perubahan akibat pengaruh

variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin (Y).

2) Variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah umur (X1),

jam kerja (X2), dan jumlah tanggungan

(X3).

Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Berdasarkan identifikasi terhadap variabel-variabel yang digunakan dan untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan variabel yang diteliti, berikut ini dijelaskan definisi operasional dari masing-masing variabel.

1) Pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin, yaitu pendapatan yang diperoleh dengan menghitung pengeluaran konsumsi rumah tangga miskin (diukur dalam rupiah).

2) Umur adalah umur kepala keluarga yang dihitung dari ulang tahun yang terakhir (diukur dalam tahun).

3) Jam kerja adalah lamanya waktu yang dicurahkan oleh kepala keluarga untuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan uang per minggu (diukur dalam jam/minggu).

4) Jumlah tanggungan adalah banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggungan keluarga itu sendiri (dalam satu dapur), baik berupa pengasuhan anak di bawah umur maupun orang tua (diukur dengan jumlah orang).

Teknik Analisis Data

Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh umur (X1), jam kerja (X2), jumlah tanggungan (X3)

serta faktor lain yang belum terdeteksi (ε)

terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin, menurut Gujarati (1997) digunakan teknik analisis regresi linier berganda yang dapat dirumuskan dengan persamaan berikut. Y = β0 + β1X1 +β2X2 + β3X3 + e ……….(1) Keterangan : Y = Pendapatan β0 = Intercept konstanta β1 – β3 = Koefisien regresi X1 = Umur X2 = Jam kerja X3 = Jumlah tanggungan e = variabel pengganggu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis data penelitian menggunakan program SPSS 17.0 dengan persamaan regresi linier berganda yaitu.

Y = β0 + β1X1 +β2X2 + β3X3 + e ……….(3)

Berdasarkan Lampiran 3, maka persamaan regresi liniernya adalah:

Y = -333.382,862+ 4.457,025X1 + 12.334,113X2 + 25.552,775X3 Keterangan : Y = Pendapatan X1 = Umur X2 = Jam kerja X3 = Jumlah tanggungan

Hasil dari persamaan regresi liniear berganda di atas menunjukkan arah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan oleh koefisien masing-masing variabel bebasnya. Koefisien regresi b1, b2 dan b3 bertanda positip

berarti variabel umur, jam kerja, dan jumlah tanggungan mempunyaipengaruh yang searah dengan pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar.

1. Umur

Koefisien regresi (X1)sebesar

4.457,025 berarti bahwa peningkatan atas umur sebesar satu tahun akan meningkatkan pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin sebesar 4.457,025 dalam arti

(6)

peningkatan pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin sebesar 4.457,025 rupiah dengan asumsi variabel lain konstan.

2. Jam Kerja

Koefisien regresi (X2) sebesar

12.334,113 berarti bahwa peningkatan atas jam kerja sebesar satu jam akan meningkatkan pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin sebesar 12.334,113 dalam arti peningkatan pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin sebesar 12.334,113 rupiah dengan asumsi variabel lain konstan.

3. Jumlah Tanggungan

Koefisien regresi (X3) sebesar

25.552,775 berarti bahwa peningkatan atas jumlah tanggungan satu orang akan meningkatkan pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin sebesar 25.552,775 dalam arti peningkatan pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin sebesar 25.552,775 rupiah dengan asumsi variabel lain konstan.

Uji Simultan (F- test)

Pengujian terhadap variabel-variabel pada data penelitian secara simultan atau serempak dilakukan dengan uji F (F-test). Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut.

a. Rumusan Hipotesis

Ho : β1 = β2 = β3 = 0, artinya tidak ada

pengaruh signifikan antara faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan secara simultan terhadap pendapatan ekonomi ..produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Hi : β1 = β2 = β3 = 0, berarti ada pengaruh

signifikan faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan secara simultan terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

b. Dengan taraf nyata (α) 5% atau tingkat keyakinan 95% derajat kebebasan df (k-1) ; (n-k) = (4 ; 86) maka diperoleh Ftabel

sebesar 2,45.

c. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0.

Ho diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel = 2,45.

Ho ditolak apabila Fhitung >Ftabel= 2,45.

d. Menentukan besarnya Fhitung

Dari hasil regresi diperoleh nilai Fhitung

sebesar 29,843.

e. Simpulan/keputusan Oleh karena Fhitung

(29,843) >Ftabel (2,45) maka Ho ditolak.

Ini berarti umur, jam kerja dan jumlah tanggungan berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Gambar 1.

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho dengan Uji F

Sumber : Nata Wirawan (2002)

Uji Parsial (t - test)

1) Uji t untuk Variabel Umur a. Rumusan Hipotesis

Ho : β1 = 0, artinya umur tidak berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala

147

Majalah Ilmiah Untab, Vol. 12 No. 2 September 2015

mengalami perubahan akibat pengaruh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin (Y).

2) Variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah umur (X1),

jam kerja (X2), dan jumlah tanggungan

(X3).

Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Berdasarkan identifikasi terhadap variabel-variabel yang digunakan dan untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan variabel yang diteliti, berikut ini dijelaskan definisi operasional dari masing-masing variabel.

1) Pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin, yaitu pendapatan yang diperoleh dengan menghitung pengeluaran konsumsi rumah tangga miskin (diukur dalam rupiah).

2) Umur adalah umur kepala keluarga yang dihitung dari ulang tahun yang terakhir (diukur dalam tahun).

3) Jam kerja adalah lamanya waktu yang dicurahkan oleh kepala keluarga untuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan uang per minggu (diukur dalam jam/minggu).

4) Jumlah tanggungan adalah banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggungan keluarga itu sendiri (dalam satu dapur), baik berupa pengasuhan anak di bawah umur maupun orang tua (diukur dengan jumlah orang).

Teknik Analisis Data

Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh umur (X1), jam kerja (X2), jumlah tanggungan (X3)

serta faktor lain yang belum terdeteksi (ε)

terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin, menurut Gujarati (1997) digunakan teknik analisis regresi linier berganda yang dapat dirumuskan dengan persamaan berikut. Y = β0 + β1X1 +β2X2 + β3X3 + e ……….(1) Keterangan : Y = Pendapatan β0 = Intercept konstanta β1 – β3 = Koefisien regresi X1 = Umur X2 = Jam kerja X3 = Jumlah tanggungan e = variabel pengganggu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis data penelitian menggunakan program SPSS 17.0 dengan persamaan regresi linier berganda yaitu.

Y = β0 + β1X1 +β2X2 + β3X3 + e ……….(3)

Berdasarkan Lampiran 3, maka persamaan regresi liniernya adalah:

Y = -333.382,862+ 4.457,025X1 + 12.334,113X2 + 25.552,775X3 Keterangan : Y = Pendapatan X1 = Umur X2 = Jam kerja X3 = Jumlah tanggungan

Hasil dari persamaan regresi liniear berganda di atas menunjukkan arah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan oleh koefisien masing-masing variabel bebasnya. Koefisien regresi b1, b2 dan b3 bertanda positip

berarti variabel umur, jam kerja, dan jumlah tanggungan mempunyaipengaruh yang searah dengan pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar.

1. Umur

Koefisien regresi (X1)sebesar

4.457,025 berarti bahwa peningkatan atas umur sebesar satu tahun akan meningkatkan pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin sebesar 4.457,025 dalam arti

(7)

Gambar 3.

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hodengan Uji t (uji sisi kanan) untuk Variabel Jam Kerja

Sumber: Nata Wirawan (2002) 3) Uji t untuk Variabel Jumlah Tanggungan

a. Rumusan Hipotesis

Ho : β3 = 0, artinya jumlah tanggungan

tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Hi : β3> 0, artinya jumlah tanggungan

berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan

ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

b. Dengan taraf nyata (α) 5% atau tingkat keyakinan 95% pada derajat kebebasan (df) = n-k = 86 maka diperoleh ttabel

sebesar 1,984.

c. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0.

d. Menentukan besarnya thitung

Dari hasil regresi diperoleh nilai thitung

sebesar 3,059. e. Simpulan/keputusan

Oleh karena thitung (3,059) > ttabel

(1,984) maka Ho ditolak. Ini berarti

jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Gambar 4.

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hodengan Uji t (uji sisi kanan) untuk Variabel Jumlah Tanggungan

Sumber: Nata Wirawan (2002:179) rumah tangga miskin di Desa Peguyangan

Kangin.

Hi : β1> 0, artinya umur berpengaruh positif

dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

b. Dengan taraf nyata (α) 5% atau tingkat keyakinan 95% pada derajat kebebasan (df) = n-k = 86 maka diperoleh ttabel sebesar

1,984.

c. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0.

d. Menentukan besarnya thitung Dari hasil

regresi diperoleh nilai thitung sebesar 2,964.

e. Simpulan/keputusan

Oleh karena thitung (2,964) > ttabel (1,984)

maka Ho ditolak.Ini berarti umur berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif

Gambar 2.

Daerah Penerimaan dan penolakan Hodengan Uji t (uji sisi kanan) untuk Variabel Umur kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Sumber: Nata Wirawan (2002) 2). Uji t untuk Variabel Jam Kerja

a. Rumusan Hipotesis

Ho : β2 = 0, artinya jam kerja tidak

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Hi : β2> 0, artinya jam kerja

berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan

ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

b. Dengan taraf nyata (α) 5% atau tingkat keyakinan 95% pada derajat kebebasan (df) = n-k = 86 maka diperoleh ttabel

sebesar 1,984.

c. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0.

d. Menentukan besarnya thitung

Dari hasil regresi diperoleh nilai thitung

sebesar 6,601. e. Simpulan/keputusan

Oleh karena thitung (6,601) > ttabel

(1,984) maka Ho ditolak. Ini berarti

jam kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

(8)

Gambar 3.

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hodengan Uji t (uji sisi kanan) untuk Variabel Jam Kerja

Sumber: Nata Wirawan (2002) 3) Uji t untuk Variabel Jumlah Tanggungan

a. Rumusan Hipotesis

Ho : β3 = 0, artinya jumlah tanggungan

tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Hi : β3> 0, artinya jumlah tanggungan

berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan

ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

b. Dengan taraf nyata (α) 5% atau tingkat keyakinan 95% pada derajat kebebasan (df) = n-k = 86 maka diperoleh ttabel

sebesar 1,984.

c. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0.

d. Menentukan besarnya thitung

Dari hasil regresi diperoleh nilai thitung

sebesar 3,059. e. Simpulan/keputusan

Oleh karena thitung (3,059) > ttabel

(1,984) maka Ho ditolak. Ini berarti

jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Gambar 4.

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hodengan Uji t (uji sisi kanan) untuk Variabel Jumlah Tanggungan

Sumber: Nata Wirawan (2002:179)

149

Majalah Ilmiah Untab, Vol. 12 No. 2 September 2015

rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Hi : β1> 0, artinya umur berpengaruh positif

dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

b. Dengan taraf nyata (α) 5% atau tingkat keyakinan 95% pada derajat kebebasan (df) = n-k = 86 maka diperoleh ttabel sebesar

1,984.

c. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0.

d. Menentukan besarnya thitung Dari hasil

regresi diperoleh nilai thitung sebesar 2,964.

e. Simpulan/keputusan

Oleh karena thitung (2,964) > ttabel (1,984)

maka Ho ditolak.Ini berarti umur berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif

Gambar 2.

Daerah Penerimaan dan penolakan Hodengan Uji t (uji sisi kanan) untuk Variabel Umur kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Sumber: Nata Wirawan (2002) 2). Uji t untuk Variabel Jam Kerja

a. Rumusan Hipotesis

Ho : β2 = 0, artinya jam kerja tidak

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

Hi : β2> 0, artinya jam kerja

berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan

ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

b. Dengan taraf nyata (α) 5% atau tingkat keyakinan 95% pada derajat kebebasan (df) = n-k = 86 maka diperoleh ttabel

sebesar 1,984.

c. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0.

d. Menentukan besarnya thitung

Dari hasil regresi diperoleh nilai thitung

sebesar 6,601. e. Simpulan/keputusan

Oleh karena thitung (6,601) > ttabel

(1,984) maka Ho ditolak. Ini berarti

jam kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Peguyangan Kangin.

(9)

Harwati, Ni Nyoman. 2005. Beberapa

Variabel yang Mempengaruhi Pendapatan Perempuan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga Miskin di Kota Denpasar. Tesis Program Pasca Sarjana

Universitas Udayana, Denpasar.

Hickey, Sam and Frederick Golooba-Mutebi. 2009. Governing Chronic PovertyUnder

Inclusive Liberalism:The Case Of The Northern UgandaSocial Action Fund.

Chronic Poverty Journal.

Ishengoma, Esther K. and Robert Kappel. 2006. Economic Growth and Poverty: Does

Formalisation of Informal Enterprises Matter?. GIGA Journal.

Lestari, Wiwiek Dwi. 2010 .Analisis

Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Kepala Rumah Tangga Miskin pada Sektor Informal di Desa Blahkiuh.

Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:

1) Faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Cengkilung Kecamatan Denpasar Utara. Nilai R2sebesar 0,581 berarti

58,1persen variasi naik turunnya pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin dipengaruhi oleh variasi faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan. Sisanya sebesar 41,9 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam variabel penelitian. 2) Faktor umur, jam kerja dan jumlah

tanggungan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Cengkilung Kecamatan Denpasar Utara. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan terdapat hubungan positif antara pendapatan dengan faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan.

Saran

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, maka dapat diajukan saran sebagai berikut:

1) Kepala rumah tangga miskin hendaknya menambah jam kerja dalam pekerjaannya untuk bisa lebih produktif dan meningkatkan pendapatan.

2) Pemerintah hendaknya dapat memberikan bantuan modal dalam jumlah yang lebih besar dan lebih merata kepada rumah tangga miskin, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi produktif yang dilakukannya dan dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Amidi.2003. Mengeliminir Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Desa dan Peningkatan Kualitas SDM. Jurnal

Pembangunan Manusia.

Andrijani, Rini. 2003. Analisis Jender dalam

Upaya Pengentasan Kemiskinan.Jurnal

Analisis Sosial.

Arjani, Ni Luh. 2007. Feminisasi Kemiskinan

dalam Kultur Patriarki. Jurnal Perempuan.

Arsyad, Lincolin, 1999. Ekonomi

Pembangunan. Yogyakarta : STIE YKPN.

Astuti, Wahyuni Apri dan Muhammad Musiyam. 2009. Kemiskinan dan Perkembangan Wilayah di Kabupaten Boyolali. Jurnal Forum Geografi Vol 23 No

1.

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. 2010. Data

Kemiskinan Kota Denpasar 2009.

Denpasar.

Bappenas. 2002. Direktori Kegiatan

Pengentasan Kemiskinan Periode 1996-2001, hal 3-8. Jakarta.

Bibi, Sami. 2006. Growth with Equity is Better

for the Poor. CIRPÉE Journal.

Borgerson, Janet and Alf Rehn. 2004. General

Economy and Productive Dualisms.Gender,

Work, and Organization Journal.

Cahyono, S. Andy. 1998. Karakteristik Sosial

Ekonomi yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Penyadap Getah Pinus di Desa Somagede, Kebumen, Jawa Tengah.

Jurnal UGM.

Douhan, Robinand Magnus Henrekson. 2008.

Productive and Destructive Entrepreneurship in aPolitical Economy

Framework. Institute of Industrial

Economics Journal.

Faturochman dan Marcelinus Molo. 1994.

Karakteristik Rumah Tangga Miskin di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal

Populasi Volume 5 No 1.

Gujarati, Damodar. 1997. Ekonometrika

Dasar. Jakarta: Erlangga.

Harsono, Marliati A. 2005. Kemiskinan

Perkotaan:Penyebab dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal Falsafah Sains.

(10)

Harwati, Ni Nyoman. 2005. Beberapa

Variabel yang Mempengaruhi Pendapatan Perempuan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga Miskin di Kota Denpasar. Tesis Program Pasca Sarjana

Universitas Udayana, Denpasar.

Hickey, Sam and Frederick Golooba-Mutebi. 2009. Governing Chronic PovertyUnder

Inclusive Liberalism:The Case Of The Northern UgandaSocial Action Fund.

Chronic Poverty Journal.

Ishengoma, Esther K. and Robert Kappel. 2006. Economic Growth and Poverty: Does

Formalisation of Informal Enterprises Matter?. GIGA Journal.

Lestari, Wiwiek Dwi. 2010 .Analisis

Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Kepala Rumah Tangga Miskin pada Sektor Informal di Desa Blahkiuh.

Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

151

Majalah Ilmiah Untab, Vol. 12 No. 2 September 2015

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:

1) Faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Cengkilung Kecamatan Denpasar Utara. Nilai R2sebesar 0,581 berarti

58,1persen variasi naik turunnya pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin dipengaruhi oleh variasi faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan. Sisanya sebesar 41,9 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam variabel penelitian. 2) Faktor umur, jam kerja dan jumlah

tanggungan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan ekonomi produktif kepala rumah tangga miskin di Desa Cengkilung Kecamatan Denpasar Utara. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan terdapat hubungan positif antara pendapatan dengan faktor umur, jam kerja dan jumlah tanggungan.

Saran

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, maka dapat diajukan saran sebagai berikut:

1) Kepala rumah tangga miskin hendaknya menambah jam kerja dalam pekerjaannya untuk bisa lebih produktif dan meningkatkan pendapatan.

2) Pemerintah hendaknya dapat memberikan bantuan modal dalam jumlah yang lebih besar dan lebih merata kepada rumah tangga miskin, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi produktif yang dilakukannya dan dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Amidi.2003. Mengeliminir Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Desa dan Peningkatan Kualitas SDM. Jurnal

Pembangunan Manusia.

Andrijani, Rini. 2003. Analisis Jender dalam

Upaya Pengentasan Kemiskinan.Jurnal

Analisis Sosial.

Arjani, Ni Luh. 2007. Feminisasi Kemiskinan

dalam Kultur Patriarki. Jurnal Perempuan.

Arsyad, Lincolin, 1999. Ekonomi

Pembangunan. Yogyakarta : STIE YKPN.

Astuti, Wahyuni Apri dan Muhammad Musiyam. 2009. Kemiskinan dan Perkembangan Wilayah di Kabupaten Boyolali. Jurnal Forum Geografi Vol 23 No

1.

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. 2010. Data

Kemiskinan Kota Denpasar 2009.

Denpasar.

Bappenas. 2002. Direktori Kegiatan

Pengentasan Kemiskinan Periode 1996-2001, hal 3-8. Jakarta.

Bibi, Sami. 2006. Growth with Equity is Better

for the Poor. CIRPÉE Journal.

Borgerson, Janet and Alf Rehn. 2004. General

Economy and Productive Dualisms.Gender,

Work, and Organization Journal.

Cahyono, S. Andy. 1998. Karakteristik Sosial

Ekonomi yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Penyadap Getah Pinus di Desa Somagede, Kebumen, Jawa Tengah.

Jurnal UGM.

Douhan, Robinand Magnus Henrekson. 2008.

Productive and Destructive Entrepreneurship in aPolitical Economy

Framework. Institute of Industrial

Economics Journal.

Faturochman dan Marcelinus Molo. 1994.

Karakteristik Rumah Tangga Miskin di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal

Populasi Volume 5 No 1.

Gujarati, Damodar. 1997. Ekonometrika

Dasar. Jakarta: Erlangga.

Harsono, Marliati A. 2005. Kemiskinan

Perkotaan:Penyebab dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal Falsafah Sains.

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada anak umur 2-3 tahun di Kabupaten Seluma Propinsi

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode polya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah perlu adanya kerjasama antara guru

Kegunaan bagi penulis yaitu sebagai bahan pemikiran yang lebih mendalam akan pentingnya berpikir kreatif dalam belajar metematika maupun dalam kehidupan, karena

meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN ( intra-ASEAN Trade ). Bagi Indonesia AFTA memiliki manfaat dan juga tantangan tersendiri. Manfaatnya antara lain : 1)

Dalam rangka pendayagunaan aparatur Bagian Administrasi Kerja Sama Setda Kabupaten Malang dengan tuntutan untuk mewujudkan administrasi pemerintahan yang mampu mendukung

Kekayaan yang tak ternilai harganya adalah pemanfaatan waktu. Orang berhasil jadi cendikiawan karena mahir mengisi dan memanfaatkan waktu. Sebaliknya, mereka akan gagal,

RPS Mata Kuliah Mobile Device (Programming) Technology – Program Studi Sistem Informasi Halaman 6 dari 18 Tujuan Tugas: Mahasiswa diharapkan mampu membuat aplikasi

Pengkaji memfokuskan kepada bahan bacaan dan kajian yang berkaitan dengan aspek-aspek penting seperti epidemik HIV/AIDS, faktor-faktor jangkitan HIV/AIDS, aktiviti penggunaan dadah