• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Pendapatan Negara melalui In

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peningkatan Pendapatan Negara melalui In"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Pendapatan Negara melalui Investasi Dalam Negeri

Dalam Rangka Menghadapi Tantangan AFTA

Muhammad Ulil Albab (11522374 / 2011)

Damang Suhdi Lubis (11522363 / 2011)

Yosa Permata Shafira (13522235 / 2013)

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil’alamin segala puji bagi Allah swt yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penelitian kami.

Shalawat dan selam kami haturkan kepada cinta kasih penulis baginda

rasulullah saw beserta seluruh keluarganya, sahabatnya dan seluruh ummatnya

yang terus beristiqomah berpegang teguh dalam indah islam dan iman.

Pertama penulis ucapkan terima kasih banyak kepada Bapak R. Abdul

Jalal yang telah membimbing kami pada penelitian ini.

Penulis tuturkan juga rasa terima kasih kepada segenap pihak yang telah

membantu kelancaran proses kami dalam melakukan penelitian. Demikian yang

dapat penulis sampaikan. Tentu masih banyak kekurangan dan kesalahan baik

pada penelitian ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat

penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ini. Semoga penelitian ini

bermanfaat bagi orang – orang yang membacanya. Amin

(4)

DAFTAR ISI

4.1 Kebijakan Strategis ... 13

(5)

RINGKASAN

AFTA merupakan sebuah kebijakan bersama di negara ASEAN dimana

terdapat perjanjian untuk membebaskan pajak barang yang masuk ke dalam

negara anggota. Disisi lain terdapat peluang dan tantangan bagi Indonesia ketika

akan memasuki zona AFTA. Peluang karena semakin luasnya pasar bagi wilayah

pemasaranb produk dari Indonesia. Selain itu akan menjadi tantangan bagaimana

memenangkan zona persaingan bebas ini. Sehingga dari sini diperlukan kebijakan

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan

dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas

perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan

regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia

serta serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya.

(http://www.tarif.depkeu.go.id)

Sejak tanggal 1 Januari 2002, AFTA telah resmi diberlakukan, khususnya di negara ASEAN-6, yaitu Brunei Darussalam, Filipina,

Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Sedangkan di Vietnam mulai

diberlakukan pada tahun 2006, Laos dan Myanmar pada tahun 2008, dan

Kamboja pada tahun 2010. Dengan berlakunya AFTA maka berlaku pula

skema untuk mewujudkan AFTA di negara tersebut, yaitu : penurunan tarif

hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kwantitatif dan

hambatan-hambatan non tarif lainnya. Hingga pada akhirnya dicapai kesepakatan

untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi ASEAN-6 tahun

2010, dan ASEAN-4 pada tahun 2015.

AFTA sendiri bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN sebagai

tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya

saing kuat di pasar global; menarik lebih banyak Foreign Direct Investment

(FDI); dan meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN.

AFTA sendiri merupakan wujud suatu pembentukan liberalisme

perdagangan di tiap anggota negaranya. Liberalisme perdagangan dapat

dicapai apabila aktifitas ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme

pasar yang menggunakan konsep keunggulan komparatif (comparative

(7)

tidak memiliki keunggulan mutlak (absolute advantage) dalam bidang apa

pun. Pemerintah dalam hal ini hanya bertugas untuk mengawasi apakah

mekanisme pasar tersebut berjalan dengan baik dan tidak terjadi

pelanggaran atas aturan yang ada.

Pada faktanya, AFTA memilik dampak negatif bagi Indonesia dampak negatifnya sebagai contoh: serbuan produk asing terutama dari Cina dapat

mengakibatkan kehancuran sektor-sektor ekonomi di Indonesia. Selain itu

karena biaya pajak yg murah maka dimungkin terjadi harga produk dalam

negeri akan lebih mahal dibanding harga dari luar, hal ini akan

menyebabkan konsumen lebih tertarik memakai barang dari luar, dan jika

hal ini terjadi secara kontinu, maka para pengusaha atau pedagang kecil dan

menengah Indonesia akan gulung tikar. Namun jika kita lihat dari sisi

positifnya, kita akan mendapat keuntungan luar biasa, contohnya saja:

World Bank merilis laporan yang menyatakan “bahwa eliminasi total

terhadap hambatan dalam perdagangan aakan mengangkat puluhan juta

orang dari kemiskinan. Bagi negara-negara berkembang, liberalisasi

perdagangan dapat menjadi powerful tool bagi penghilangan kemiskinan

dalam masyarakat” karena dengan dihilangkannya hambatan perdagangn,

tentu akan membuat harga barang semakin murah, sehingga purchasing

power masyarakat semakin meningkat. Perdagangan bebas merupakan salah

satu instrumen dalam menciptakan kemakmuran

(http://documents.worldbank.org/curated/en/home).

Dari fakta tersebut, Indonesia dituntut mampu mengambil kebijakan dari strategi perdagangan yang tepat, agar mampu bertahan dalam

menghadapi pemberlakuan AFTA, diharapkan pula Indonesia bisa

mendapat keuntungan yang maksimum dari kesepakatan tersebut. Oleh

karena itu, dalam rangka persiapan menghadapi AFTA pihak pemerintah

didorong unyuk menciptakan kebijakan perpajakan yang adil dan tidak

(8)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas tentang pada tataran dimana penelitian

ini dilakukan, maka rumusan dapat dirumuskan beberapa permasalahan

pokok yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Kebijakan apa yang sebaiknya diambil pemerintah dalam rangka

menghadapi AFTA (Asean Free Trade Area) 2015?

2. Adakah kebijakan di bidang perpajakan yang dapat diambil dalam

rangka menghadapi AFTA?

3. Apa tantangan ke depan jika AFTA telah dilaksanakan dan peluang

didalamnya?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan umum kami menyusun karya ilmiah ini adalah untuk

mengetahui dan mencarikan beberapa solusi yang bisa diambil guna

menghadapi Asean Free Trade Area (AFTA) 2015. Selain itu menjawab

tantangan bahwa AFTA bisa menjadi sebuah peluang bagi Indonesia untuk

mempercepat tumbuhnya perekonomian nasional.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diantaranya:

1. Memperoleh gambaran kebijakan yang akan diambil pemerintah

untuk menghadapi AFTA

2. Menjadi bahan kajian penelitian selanjutnya

3. Menjawab tantangan dan kendala yang dihadapi ketika AFTA

(9)

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 GAMBARAN UMUM AFTA

AFTA terbentuk pada pertemuan tingkat Kepala Negara ASEAN

(ASEAN Summit) ke-4 di Singapura pada tahun 1992, para kepala negara

mengumumkan pembentukan suatu kawasan perdagangan bebas di ASEAN

(AFTA) dalam jangka waktu 15 tahun.

AFTA sendiri bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN sebagai

tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing

kuat di pasar global, menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI), dan

meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN (intra-ASEAN Trade).

Bagi Indonesia AFTA memiliki manfaat dan juga tantangan tersendiri.

Manfaatnya antara lain : 1) Peluang pasar yang semakin besar dan luas bagi

produk Indonesia, dengan penduduk sebesar ± 500 juta dan tingkat pendapatan

masyarakat yang beragam; 2) Biaya produksi yang semakin rendah dan pasti bagi

pengusaha/produsen Indonesia yang sebelumnya membutuhkan barang modal dan

bahan baku/penolong dari negara anggota ASEAN lainnya dan termasuk biaya

pemasaran; 3) Pilihan konsumen atas jenis/ragam produk yang tersedia di pasar

domestik semakin banyak dengan tingkat harga dan mutu tertentu; 4) Kerjasama

dalam menjalankan bisnis semakin terbuka dengan beraliansi dengan pelaku

bisnis di negara anggota ASEAN lainnya. Sedangkan tantangannya antara lain :

Pengusaha/produsen Indonesia dituntut terus menerus dapat meningkatkan

kemampuan dalam menjalankan bisnis secara profesional guna dapat

memenangkan kompetisi dari produk yang berasal dari negara anggota ASEAN

lainnya baik dalam memanfaatkan peluang pasar domestik maupun pasar negara

anggota ASEAN lainnya.

Semenjak terbentuknya AFTA, muncul berbagai pendapat pro dan kontra

(10)

pertama yang akan dibahas adalah kritik terhadap AFTA dari Mari Elka

Pangestu, menyebutkan paling tidak ada 3 kritik yang dialamatkan pada

pelaksanaan AFTA saat ini, yaitu masa transisi dari penandatanganan kesepakatan

AFTA (Januari 1992) sampai berlaku efektifnya kesepakatan tersebut (1 Januari

2002) dinilai terlalu lama, sehingga menyebabkan hilangnya banyak kesempatan yang bisa diperoleh bila kesepakatan itu diberlakukan lebih cepat. Faktanya,

masyarakat Eropa yang memulai kesepakatan Uni Eropanya pada waktu yang

hampir bersamaan dengan lahirnya AFTA, saat ini malah telah berhasil membuat

mata uang bersama Eropa. Sebaliknya ASEAN, baru pada tahun 2002 ini mulai

melaksanakan liberalisasi perdagangan yang sebenarnya telah disepakati sejak

lama, kemudian AFTA dinilai terlalu memfokuskan diri pada upaya penghapusan

hambatan tarif dan melupakan hambatan non tarif. Selanjutnya kurangnya

keberadaan pusat informasi yang diperlukan baik untuk menyampaikan informasi

kepada pihak swasta maupun menerima masukan dari mereka berkaitan dengan

pelaksanaan AFTA ini. Hal ini berarti mereka harus mendorong maksimalisasi

efektifitas kesepakatan pengurangan hambatan tarif dan non tarif yang telah

disepakati tersebut, dan bertindak progresif dalam menanggapi isu-isu ekonomi

terkini yang tentunya akan menarik minat sektor swasta. (Mari E. Pangestu,

ASEAN Free Trade Area (AFTA): An Indonesian Perspective, hal.45)

Hikmahanto Juwana mencatat ada beberapa tantangan yang harus

diatasi Indonesia dalam menghadapi AFTA ini, yang jika berhasil akan bermanfaat untuk kepentingan nasional. Yaitu Indonesia harus mampu

memposisikan para pelaku usaha dari negara-negara ASEAN lainnya sejajar dengan pelaku usaha lokal, kemudian Indonesia harus mampu berpikir dan

bertindak tidak lagi dalam konteks dan skala lokal (domestik) namun sudah dalam

konteks dan skala regional ASEAN, disamping itu Indonesia harus mampu

mendorong pelaku usaha domestik untuk lebih kompetitif, agar mereka tidak

hanya menjadi penonton tetapi juga ikut bermain dan mendapatkan kemanfaatan

dari kesepakatan AFTA ini, selanjutnya Indonesia harus mampu menekan praktek

ekonomi biaya tinggi dan tidak sehat lainnya, seperti praktek monopoli, korupsi,

(11)

ekonomi Indonesia, dan harus dapat mentransformasikan apa yang telah

disepakati dalam AFTA tersebut ke dalam produk/ kebijakan hukum nasional.

Tantangan-tantangan ini sendiri sesungguhnya tidak hanya harus diatasi oleh

pemerintah saja, namun juga oleh pihak swasta, yang sebenarnya merupakan aktor

utama dalam pemanfaatan pemberlakuan kesepakatan AFTA ini. (Hikmahanto

Juwana, AFTA Dalam Konteks Hukum Ekonomi Internasional, hal.10-11)

Selanjutnya adalah, sisi positif AFTA menurut Jusuf Kalla, beliau

menyatakan kepercayaan diri merupakan hal penting untuk menghadapi

perdagangan bebas. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi lebih besar

dibanding negara lain di kawasan ASEAN, sepanjang semua pihak, termasuk

pemerintah mendorong perubahan yang sesungguhnya. Saat ini masyarakat

Indonesia perlu berani berdikari dan percaya diri. Setiap negara punya catatan

keuangan dan kemampuan yang berbeda. Jika kita berani mencipta produk dengan

lebih cepat, lebih bagus, dan lebih murah, saya yakin kita akan bisa menjadi

negara maju. Saya yakin itu. ( http://www.staimafa.ac.id/hadapi-afta-jk-dorong-mahasiswa-kreatif/)

Atas respon terhadap AFTA di atas, maka kami selaku penulis kemudian

menentukan arah yang ingin dituju dalam penelitian ini. Berbeda dengan

tulisan-tulisan tersebut, yang umumnya berbicara tentang kritik terhadap AFTA, prediksi

mengenai dampak pemberlakuan AFTA terhadap Indonesia, dalam penelitian ini

ingin melihat tentang apa dan bagaimana kebijakan perpajakan dalam menghadapi

AFTA 2015 yang diambil tersebut telah cukup dan siap untuk menghadapi

(12)

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 METODE

Dalam penelitian ini digunakan metode peulisan dengan studi literatur.

Peneliti memilih metode ini dikarenakan peneliti dapat membandingkan satu teori

dengan teori selanjutnya sehingga kami bisa menarik bang merah dari berbagai

penelitian tersebut. Adapun lebih jelasnya studi literatur dalam penelitian ini

untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang sudah ada

pada penelitian sebelumnya.

Selain itu dengan studi literatur kami dapat menghemat waktu, tenaga sehingga kami dapat lebih cepat menemukan solusi bagi perumusan masalah pada

penelitian ini. Kami berharap kedepannya penelitian ini bisa dijadikan bahan

selanjutnya untuk dilakukan penelitian lanjutan.

Sedangkan dari sisi pengumpulan data kami mengumpulkan beberapa

jurnal yang berkaitan dengan topik yang dibahas yakni strategi menghadapi Asean

Free Trade Area (AFTA). Berdasarkan berbagai jurnal yang dikumpulkan kami

memperoleh gambaran ke depan dalam rangka menjawab tantangan kedepan yang

seharusnya diambil pihak yang terkait (stake holder) untuk mengeluarkan

(13)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kebijakan Strategis

Pada bagian pembahasan peneliti akan memaparkan mengenai kebijakan

yang sebaiknya diambil oleh pihak yang terkait khususnya pemerintah dalam

rangka menghadapi Asean Free Trade Area (AFTA).

Kebijakan pemerintah yang dapat diambil dalam jangka pendek adalah

melakukan klasifikasi terhadap produk apa saja yang akan masuk di Indonesia.

Diperlukan kebijakan mengenai pengaturan batasan minimal produk yang

diperkenankan masuk di Indonesia misalnya hanya produk yang bukan bahan pokok makanan atau produk yang tidak berkaitan dengan usaha kecil dan

menengah.

Selain itu salah satu kebijakan pemerintah menjaga agar pertumbuhan

ekonomi tetap aman adalah menjaga investasi. Kebijakan dengan memberikan

layanan satu pintu bagi para investor yang mau berinvestasi di Indonesia dengan

mengeluarkan kebijakan yang mempermudah penanaman investasi di Indonesia.

Bukan hanya memangkas prosedur perizinan saja, tapi juga memberikan

kemudahan dalam perpajakan.

Diharapkan ketika pemerintah melakukan proses negosiasi dengan para

investor dimana perusahaan yang memasarkan produknya di Indonesia harus

mendirikan pabrik (base production) di dalam negeri. Sehingga dari kebijakan ini

akan diperoleh manfaat berupa terserapnya lapangan kerja yang cukup besar.

Selain itu, pemerintah juga bisa memberikan aturan perpajakan yang bisa

meringankan pengusaha dengan nominal pajak yang diambil lebih rendah

dibandingkan sebelumnya.

Selain itu pemerintah bisa melakukan nasionalisasi aset pada sektor

publik seperti perusahaan milik negara dimana pemerintah mengeluarkan

(14)

kelautan) dimana para investor hanya dipekenankan untuk memasarkan

produknya hanya pada bidang produk dan jasa untuk individu. Pemerintah juga

dapat memberikan stimulus bagi usaha kecil meengah dengan memberikan

bantuan tidak hanya modal tapi juga ketrampilan pengelolaan usaha yang

(15)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. AFTA bisa menjadi sebuah peluang namun juga bisa menjadi

hambatan bagi perekonomian jika tidak disiapkan secara matang

2. Pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan berupa kemudahan

berinvestasi di Indonesia

3. Perlu adanya klasifikasi produk yang masuk di Indonesia

4. Pemerintah dapat melakukan nasionalisasi aset pada sektor publik

5. Perlindungan pemerintah terhadap usaha kecil menengah (UKM)

4.2 SARAN

Adapun sara dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Perlu kebijakan yang tepat dalam menghadapi AFTA

2. Adanya kajian lebih lanjut mengenai AFTA dan langkah yang

dapat diambil selanjutnya

3. AFTA bisa menjadi peluang selain itu bisa juga menjadi hambatan

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Keuangan. (2013, Oktober 24). Diambil kembali dari Departemen Keuangan: www.tarif.depkeu.go.id

Juwana, H. (t.thn.). AFTA Dalam Konteks Hukum Ekonomi Internasional. 10-11.

Pengestu, M. E. (t.thn.). ASEAN Free Trade Are (AFTA): An Indonesia Perspective. , 45.

STAIMAFA. (2013, 10 24). STAIMAFA. Diambil kembali dari STAIMAFA: www.staimafa.ac.id/hadapi-afta-jk-dorong-mahasiswa-kreatif

Wikipedia. (2013, 10 24). Wikipedia. Diambil kembali dari Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Kawasan_Perdagangan_Bebas_ASEAN

(17)

CURICULUM VITAE

1. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Muhammad Ulil Albab

b. Tempat Tanggal Lahir : Blora, 7 September 1993

c. Nomor Telepon : 081229633721

d. Email : ulilalbabtiuii@gmail.com

e. Prestasi :

 Olimpiade Komputer Se- Jawa Tengah 2010

 TOP 10 LIPO Business Plan Competition 2013

f. Karya Ilmiah :

 Upaya Penyembuhan Penderita Epilepsi Melalui

PEMANFAATAN Sifat Energi Kilat (2006)

 MANFAAT KULIT TELUR BAGI KESUBURAN BUNGA

MAWAR DALAM UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN

HIDUP (2006)

 PEMANFAATAN LIMBAH ENCENG GONDOK UNTUK

BAHAN DASAR PULP (2007)

 DE’BAGENER (DESAIN TAS BAKUL GENDONG

ERGONOMIS) UNTUK MENGURANGI KELUHAN

CIDERA MUSKULOSKELETAL DISORDER SEBAGAI

SALAH SATU USAHA UNTUK MENINGKATKAN

KUALITAS HIDUP BURUH GENDONG (2012)

2. Anggota 1

a. Nama Lengkap : Damang Suhdi Lubis

b. Tempat Tanggal Lahir : Padangsidimpuan, 9 August 1993

c. Nomor Telepon : 089687117523

d. Email :

e. Prestasi :

 Juara 4 Olimpiade Science di Sumatra

(18)

3. Anggota 2

a. Nama Lengkap : Yosa Permata Shafira

b. Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 21 Mei 1995

c. Nomor Telepon : 085692796178

d. Email : yosashafira@gmail.com

e. Prestasi :

 Juara 1 OSN Ekonomi tingkat Kabupaten (2011)

 Semi Finalis Lomba Cerdas Cermat se Jababeka (2012)

 Grand Finalis Kompetisi Nasional Smart Primagama di UI

(2012)

 The Best Team di High School Economic Competition di

Referensi

Dokumen terkait

Sediaan yang telah dimasukan ke dalam botol dievaluasi organoleptis Sediaan yang telah dimasukan ke dalam botol dievaluasi organoleptis dengan memperhatikan bentuk, warna, bau,

Gambar 1.14 Diagram Persentase Persepsi Pelatih Terhadap SDM Berdasarkan diagram persentase persepsi pelatih di atas maka sumber daya manusia (SDM) yang ada di Akademi

Dalam penulisan tugas akhir ini pokok-pokok bahasan yang meliputi perancangan dan implementasi algoritma Single Pass Clustering untuk pembuatan aplikasi klasterisasi

4 Karyawan harus berusaha bekerja keras untuk hasil maksimal sesuai kompetensi. 5 Karyawan harus saling bekerja sama untuk menghasilkan sinergi optimal

8 | Husein Tampomas, Soal dan Solusi Try Out Matematika SMA IPS Dinas Kabupaten Bogor,

The characteristic of flash flood by initially defining it as a rapid flooding of low-lying areas, rivers and streams that are caused by the intense rainfall also occur when

Termasuk sebab penyimpangan dalam penafsiran al- Qur’an dan patut diperhatikan adalah ‘meletakkan ucapan atau ketetapan bukan pada tempatnya.’ Banyak sekali ketetapan yang benar