• Tidak ada hasil yang ditemukan

SALINAN DIKENDALIKAN STATUTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SALINAN DIKENDALIKAN STATUTA"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

STATUTA

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2019

SALINAN

(2)

LEMBARAN PENGENDALIAN DOKUMEN

Nama Dokumen : STATUTA

Nomor Referensi : 023.A/UT.01/X/2019 Status Kepentingan : DIKENDALIKAN

Dikendalikan Oleh : Dr. Ir. Kgs Ahmadi, M.P.

(3)

LEMBARAN PENGESAHAN

STATUTA

(4)

-- 1 --

PERATURAN YAYASAN BINA PATRIA NUSANTARA

NOMOR : 111/YBPN.OT-220/X/2019 TENTANG:

STATUTA UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETUA YAYASAN BINA PATRIA NUSANTARA

Menimbang: a. bahwa adanya perubahan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Statuta Perguruan Tinggi Swasta, maka perlu melakukan penyesuaian dan perubahan statuta Universitas Tribhuwana Tunggadewi;

b. bahwa adanya perubahan nama badan pengelola Universitas Tribhuwana Tunggadewi, maka perlu melakukan penyesuaian dan perubahan statuta Universitas Tribhuwana Tunggadewi;

c. bahwa dalam rangka memberikan acuan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan Pendidikan Tinggi di lingkungan Universitas Tribhuwana Tunggadewi, maka perlu menetapkan Statuta Universitas Tribhuwana Tunggadewi.

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2008 tentang Dosen;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;

7. Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Riset Teknologi dan

(5)

-- 2 --

Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

8. Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Cara Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi Swasta; 9. Anggaran Dasar Yayasan Bina Patria Nusantara

sebagaimana diatur dalam Akta Pendirian Nomor 32 tanggal 20 Juli 2011, dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia dengan Keputusan Nomor AHU-8038.AH.01.04 pada tanggal 30 November 2011, dan Perubahan Anggaran Dasar sebagaimana diatur dalam Akta Penegasan Nomor 27 tanggal 31 Oktober 2017 tentang Perubahan Yayasan Bina Patria Nusantara Malang.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN YAYASAN BINA PATRIA NUSANTARA TENTANG STATUTA UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

PEMBUKAAN

Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan bagian upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki wawasan pengetahuan yang luas, ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

Untuk mewujudkan upaya mencerdaskan bangsa diperlukan sarana pendidikan yang tidak hanya merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga menuntut peran aktif segenap masyarakat dalam rangka pengadaan dan pengembangan pendidikan. Sadar akan tugas dan kewajiban tersebut, Yayasan Bina Patria Nusantara merasa terpanggil untuk melaksanakan pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan mendirikan Universitas Tribhuwana Tunggadewi;

(6)

-- 3 --

Universitas Tribhuwana Tunggadewi merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi untuk menyiapkan peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional serta berkualitas. Universitas Tribhuwana Tunggadewi bertanggung jawab atas penerapan, pengembangan dan penciptaan ilmu pengetahuan, teknologi serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional;

Untuk menyelenggarakan tugas dan kewajiban yang amat mulia di atas, maka disusun pedoman dasar penyelenggaraan kegiatan yang digunakan sebagai acuan untuk merencanakan, melaksanakan serta mengembangkan program dan penyelenggaraan kegiatan fungsional sesuai dengan tujuan Universitas, berupa statuta sebagai berikut:

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

(1) Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi;

(2) Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia;

(3) Statuta adalah peraturan dasar pengelolaan perguruan tinggi yang digunakan sebagai landasan penyusunan peraturan dan prosedur operasional di perguruan tinggi;

(4) Universitas dalam hal ini adalah Universitas Tribhuwana Tunggadewi;

(5) Pola Ilmiah Pokok adalah arah bagi pengembangan tridharma dan pemberi nuansa spesifik kepada berbagai disiplin ilmu yang dikembangkan oleh Universitas;

(6) Tridharma Perguruan Tinggi adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;

(7) Badan penyelenggara dalam hal ini adalah Yayasan Bina Patria Nusantara, selanjutnya disebut sebagai Yayasan; (8) Pendidikan Akademik adalah pendidikan tinggi program

sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu;

(7)

-- 4 --

(9) Pendidikan Profesi pendidikan tinggi setelah program sarjana yang diarahkan untuk memiliki keahlian profesi tertentu; (10) Pendidikan Vokasi pendidikan tinggi yang diarahkan untuk

memiliki keahlian terapan tertentu;

(11) Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi;

(12) Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa;

(13) Sivitas Akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan mahasiswa;

(14) Warga Universitas adalah dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa;

(15) Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat; (16) Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Pendidikan

Tinggi;

(17) Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi antara lain, pustakawan, tenaga administrasi, laboran dan teknisi, serta pranata teknik informasi;

(18) Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi;

(19) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi;

(20) Kokurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk penguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan kegiatan pembelajaran untuk pemenuhan beban belajar dalam kurikulum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(21) Ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan karakter dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat, secara optimal;

(8)

-- 5 --

(22) Kalender Akademik adalah jadwal penyelenggaraan kegiatan akademik selama jangka waktu setahun;

(23) Semester adalah satuan waktu proses akademik selama 6 (enam) bulan;

(24) Semester antara adalah pelaksanaan perkuliahan jenjang diploma dan sarjana yang dilakukan diantara semester genap dan semester gasal;

(25) Ijazah adalah dokumen yang diberikan kepada lulusan pendidikan akademik dan pendidikan vokasi sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian program studi terakreditasi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi;

(26) Transkrip akademik adalah kumpulan nilai mata kuliah kumulatif yang telah ditempuh;

(27) Gelar adalah sebutan yang diberikan kepada lulusan pendidikan akademik, pendidikan vokasi, pendidikan profesi, dan pendidikan spesialis;

(28) Sertifikat kompetensi adalah dokumen yang memuat pernyataan mengenai kompetensi lulusan sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya;

(29) Sertifikat profesi adalah dokumen yang memuat pernyataan mengenai pengakuan untuk melakukan praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi dalam suatu program pendidikan tinggi;

(30) Surat keterangan pendamping ijazah yang selanjutnya disingkat SKPI adalah dokumen yang memuat informasi tentang pemenuhan kompetensi lulusan dalam suatu program pendidikan tinggi;

(31) Rencana Induk Pengembangan atau yang disingkat RIP adalah rumusan arah pengembangan visi Universitas Tribhuwana Tunggadewi dalam bidang akademik dan non akademik untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun;

(32) Rencana Strategis atau yang disingkat RENSTRA adalah rumusan strategi pencapaian RIP untuk jangka waktu 5 (lima) tahun;

(33) Senat dalam hal ini adalah Senat Universitas, yaitu badan normatif dan perwakilan tertinggi tingkat Universitas;

(34) Rektor dalam hal ini adalah Pimpinan tertinggi Universitas Tribhuwana Tunggadewi;

(35) Akuntabilitas dalam hal tata kelola berarti mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang dijalankan kepada pemangku kepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(9)

-- 6 --

(36) Nirlaba dalam hal tata kelola berarti tidak berorientasi kepada keuntungan atau yang ditujukan untuk kepentingan sosial maupun publik;

(37) Transparansi dalam hal tata kelola berarti menyajikan informasi yang relevan secara tepat waktu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan standar pelaporan yang berlaku;

(38) Penjaminan mutu dalam hal tata kelola berarti menjamin pelaksanaan kegiatan secara sistemik dan secara terus-menerus berupaya memenuhi dan melampaui standar pendidikan tinggi yang berlaku;

(39) Efektif dan efisien dalam hal tata kelola berarti tercapainya tujuan dan hasil/dampak sesuai yang diinginkan dengan penggunaan sumberdaya yang dimiliki;

(40) Bertanggung jawab dalam hal tata kelola berarti melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan untuk dapat ditinjau dan dievaluasi pencapaiannya;

(41) Keadilan dalam hal tata kelola berarti memberi perlakuan yang seharusnya kepada setiap pihak yang berada dalam keadaan dan/atau kedudukan yang sama atau setara;

(42) Kredibilitas dalam hal tata kelola berarti mendasarkan seluruh kebijakan dan tata operasionalnya pada peraturan perundangan, peraturan Universitas dan peraturan yang lebih rendah lainnya;

(43) Pusat kajian wadah untuk melakukan penelitian dan pengolahan data yang sesuai dengan konsentrasi tertentu yang berkedudukan di tingkat Fakultas;

(44) Pusat studi adalah wadah untuk melakukan penelitian dan pengolahan data yang sesuai dengan konsentrasi tertentu yang berkedudukan di tingkat Universitas;

(45) Dosen Tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu;

(46) Dosen tidak tetap adalah dosen yang bekerja paruh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik tidak tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu;

(10)

-- 7 -- BAB II

VISI, MISI, TUJUAN, TATA NILAI, DAN POLA ILMIAH POKOK Bagian Kesatu

Visi, Misi, dan Tujuan Pasal 2

Visi Universitas adalah menjadi Universitas kerakyatan yang berkompeten dan berkualitas.

Pasal 3 Misi Universitas adalah:

(1) Menyelenggarakan pendidikan tinggi bagi seluruh lapisan masyarakat yang berkompeten, berkualitas, dan berdaya saing;

(2) Mengembangkan kajian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam bentuk penelitian dasar, terapan, dan pengembangan;

(3) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat;

(4) Menjalin kerjasama yang berkesinambungan dengan berbagai institusi dalam dan luar negeri;

(5) Membangun tata kelola Universitas yang berbasis mutu, dan efisien.

Pasal 4 Tujuan Universitas adalah:

(1) Menghasilkan lulusan yang berkarakter dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

(2) Menghasilkan lulusan yang berkompeten di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

(3) Menghasilkan karya penelitian inovatif yang mendorong pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

(4) Menghasilkan luaran kegiatan pengabdian masyarakat yang memiliki nilai bagi kemaslahatan masyarakat luas;

(5) Menghasilkan luaran kerjasama berkesinambungan yang memberi dampak bagi pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dalam membangun tradisi masyarakat ilmiah;

(6) Mewujudkan tata kelola Universitas yang berbasis mutu, efektif, dan efisien.

(11)

-- 8 -- Bagian Kedua

Tata Nilai dan Pola Ilmiah Pokok Pasal 5

(1) Universitas mengusung dan mengembangkan pendidikan yang memampukan anak daerah tertinggal dan/atau kurang mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi yang berkualitas;

(2) Nilai yang dicita-citakan sebagaimana ayat (1) selanjutnya disebut sebagai Universitas Kerakyatan dengan motto pendidikan untuk semua kalangan atau dalam kalimat berbahasa inggris: Education for all;

(3) Nilai kerakyatan yang diusung oleh Universitas (university

values) sebagaimana pasal (1) dan (2) terdiri atas tata nilai:

penguatan karakter kearifan lokal (local wisdom characteristic), pendayagunaan sumberdaya lokal (local

resources), pemberdayaan kemandirian ekonomi,

pengembangan teknologi terapan yang praktis dan murah, dan berorientasi kesejahteraan bersama;

(4) Universitas menjadikan nilai kerakyatan sebagai pola ilmiah pokok dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi;

(5) Pelaksanaan tata nilai dan pola ilmiah pokok Universitas diatur lebih lanjut melalui Peraturan Rektor dengan pertimbangan Senat.

BAB III IDENTITAS Bagian Kesatu

Nama, Pendirian dan Kedudukan Badan Penyelenggara Pasal 6

(1) Badan Penyelenggara memiliki nama resmi Yayasan Bina Patria Nusantara Malang;

(2) Badan Penyelenggara didirikan pada tanggal 20 Juli 2011 berdasarkan akta pendirian Nomor 32 tanggal 20 Juli 2011, dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia dengan Keputusan Nomor AHU-8038.AH.01.04 pada tanggal 30 November 2011;

(3) Badan Penyelenggara berkedudukan di Jalan Telaga Warna Blok C Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang Propinsi Jawa Timur.

(12)

-- 9 -- Bagian Kedua

Nama, Status, Pendirian dan Kedudukan Universitas Pasal 7

(1) Universitas memiliki nama resmi Universitas Tribhuwana Tunggadewi yang disingkat UNITRI;

(2) Universitas adalah Perguruan Tinggi Swasta yang didirikan dan dikelola oleh Yayasan Bina Patria Nusantara;

(3) Universitas didirikan pada tanggal 2 Agustus 2001 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 113/D/O/2001 tanggal 2 Agustus 2001;

(4) Universitas berkedudukan di Jalan Telaga Warna Tlogomas Kota Malang.

Bagian Ketiga Sejarah dan Hari Jadi

Pasal 8

(1) Para pendiri Universitas yang telah berjasa adalah: a. Prof. Dr. Ir. Wani Hadi Utomo

b. Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno c. Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, M.Sc.

d. Prof. Dr. Ir. Loekito Adi Soehono, M.Agr. Sc. e. Prof. Dr. Ir. Sri Kumalaningsih, M.App.Sc. f. dr. H. Faruk Bakrie

g. Soelaiman Sastrohamidjojo, BSc.

h. Dr. Ir. Suntoyo Yitnosumarto, M.Agr.Sc. i. Ir. H. Soemarjo

j. Ir. Abdul Karim

k. Prof. Ir. Baskoro Winarno l. Kol. dr. Tom Uripan N

m. Brigjen (Purn). Pitut Suharto

(2) Tahun 1990 adalah tahap awal pendirian Universitas, yaitu diperolehnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.056/O/1990 tanggal 5 Januari 1990 tentang izin penyelenggaraan Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) Tribhuwana dengan Status Terdaftar oleh Yayasan Pendidikan Bhakti Nusantara untuk Program Studi Agribisnis, Arsitektur Pertamanan, Teknologi Industri Pertanian dan Produksi Ternak;

(3) Pada tahun 1995, Sekolah Tinggi llmu Ekonomi (STIE) Tribhuwana yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Bhakti Nusantara, memperoleh izin operasional dari Direktorat

(13)

-- 10 --

Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Status Terdaftar untuk Program Studi Manajemen dan Akuntansi;

(4) Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 113/D/O/2001 tanggal 2 Agustus 2001, STIPER Tribhuwana dan STIE Tribhuwana dikembangkan menjadi Universitas Tribhuwana Tunggadewi dengan 3 Fakultas bidang Ilmu Eksakta yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Teknik, dan 2 Fakultas bidang Ilmu Sosial yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan total 13 Program Studi yang terdiri atas 12 program studi Sarjana (S-1) dan 1 Program Studi Diploma III. Pada perjalanan berikutnya, beberapa program studi tidak diaktifkan dan Fakultas Peternakan digabung ke dalam Fakultas Pertanian atas dasar pertimbangan efisiensi pengelolaan;

(5) Pada tanggal 30 November 2011 tercatat perubahan nama badan penyelenggara yang disahkan oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, melalui surat keputusan nomor AHU-8032.AH.01.04, berdasarkan akta pendirian Nomor 32 tanggal 20 Juli 2011, yaitu Yayasan Pendidikan Bhakti Nusantara berubah menjadi Yayasan Bina Patria Nusantara.

Pasal 9

Tanggal 2 Agustus 2001 ditetapkan sebagai hari jadi Universitas. Bagian Keempat

Lambang, Bendera, Himne, dan Mars Pasal 10

(1) Bentuk lambang Universitas adalah segi lima dengan pola daun teratai. Bagian dalam tersusun atas 17 kelopak daun teratai, dengan gambar dalam Arca Tribhuwana Tunggadewi yang duduk diatas daun teratai dan memiliki 4 tangan yang memegang cakra dan bunga teratai, dalam lingkaran dengan teks UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI (dengan jenis huruf Times New Roman);

(2) Makna lambang Universitas secara keseluruhan adalah: a. Warna Kuning Emas (kode warna RGB 255,215,0) pada

lingkaran, bermakna kepeloporan Universitas;

b. Warna Biru (kode warna RGB 13,142,189), bermakna ketenangan dan kedamaian yang dicita-citakan;

(14)

-- 11 --

c. Warna Ungu (kode warna RGB 84,15,105), bermakna kekuatan, kreativitas, kebijaksanaan, bermartabat, kemuliaan, dan kesetiaan;

d. Warna hitam (kode warna RGB 0,0,0) dan putih (kode warna RGB 255,255,255) dalam bentuk garis pinggir bermakna batasan antara terang dan gelap, yang mewakili kenyataan hidup yang kontradiktif dan tidak terduga;

e. Cakra adalah lambang keberanian jiwa dalam menyatakan yang benar dan meluruskan segala sesuatu yang kurang benar;

f. Bunga teratai adalah lambang keindahan, dalam kemurnian niat dan pengabdian;

g. Bentuk segi lima merupakan pengejawantahan Pancasila sebagai dasar negara;

h. Bentuk 17 kelopak daun teratai merupakan lambang penghargaan pada nilai dan cita-cita kemerdekaan negara yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945;

(3) Figur Ratu Tribhuwana Tunggadewi digambarkan dalam bentuk Siddhidatri, yaitu duduk di atas daun teratai dengan tangan membentuk Abhaya Mudra, merupakan lambang dari kekuatan kepemimpinan yang menggerakkan keterampilan, kekuatan, kecakapan, dan kecerdasan dalam kondisi apapun, untuk memberikan perlindungan, kedamaian, dan dorongan keberanian kepada masyarakat yang dipimpinnya;

(4) Ketentuan mengenai ukuran dan penggunaan lambang diatur lebih lanjut melalui ketentuan tersendiri.

Pasal 11

(1) Bendera Universitas berbentuk empat persegi panjang dengan perbandingan ukuran panjang dan lebar adalah tiga berbanding dua, berwarna dasar ungu dengan bingkai rumbai berwarna kuning emas dan lambang Universitas Tribhuwana Tunggadewi berada di tengah dengan ukuran diameter ½ (satu per dua) dari lebar bendera;

(2) Setiap fakultas, sekolah pascasarjana, dan program vokasi di lingkungan Universitas memiliki bendera berbentuk dan berukuran sama dengan bendera Universitas, namun memiliki warna identitas tersendiri, yaitu:

a. Fakultas Pertanian berwarna hijau tua (kode warna RGB 0,117,0);

b. Fakultas Teknik berwarna biru (kode warna RGB 31,69,252);

(15)

-- 12 --

c. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berwarna abu-abu (kode warna RGB 197,198,208);

d. Fakultas Ilmu Kesehatan berwarna hijau muda (kode warna RGB 83,255,83);

e. Fakultas Ekonomi berwarna kuning (kode warna RGB 255,255,0);

f. Fakultas Ilmu Pendidikan berwarna putih (kode warna RGB 255,255,255);

g. Program Pascasarjana berwarna oranye (kode warna RGB; 237,112,20);

h. Warna identitas Program Vokasi dan warna identitas fakultas yang belum disebut ditetapkan tersendiri melalui peraturan Yayasan.

(3) Bendera fakultas, sekolah pascasarjana, dan program vokasi memiliki lambang berlatar belakang warna hitam bertuliskan Universitas Tribhuwana Tunggadewi dan nama fakultas, sekolah pascasarjana, dan program vokasi di tengahnya (dengan jenis huruf Times New Roman);

(4) Bentuk bendera Universitas, fakultas, program pascasarjana, dan program vokasi tercantum dalam Penjelasan Statuta yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Statuta ini; (5) Ketentuan mengenai penggunaan bendera Universitas,

fakultas, sekolah pascasarjana, dan program vokasi diatur dengan ketentuan tersendiri.

Pasal 12

(1) Universitas memiliki Himne yang berjudul Tribhuwana, yang diciptakan oleh Guinaldo Brites dengan Aransemen oleh Solli Pigawahi;

(2) Universitas memiliki Mars yang berjudul Tribhuwana, yang diciptakan oleh Aldon M.H.P. Sinaga dengan Aransemen oleh Edison K. Napitupulu;

(3) Tanda birama, lirik, dan not balok/partitur himne Universitas tercantum dalam Penjelasan Statuta yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Statuta ini;

(4) Tanda birama, lirik, dan not balok/partitur mars Universitas tercantum dalam Penjelasan Statuta yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Statuta ini;

(5) Ketentuan mengenai penggunaan himne dan mars diatur dengan ketentuan tersendiri.

(16)

-- 13 -- Bagian Kelima Busana Akademik

Pasal 13

(1) Busana akademik Universitas terdiri atas: toga pimpinan Universitas, toga Guru Besar, toga pimpinan fakultas, toga Senat Universitas, toga wisudawan, dan jas almameter;

(2) Toga pimpinan Universitas dan pimpinan fakultas berwarna hitam dan bertopi kincir warna hitam dengan dasi kupu-kupu warna hitam dan kalung jabatan berbentuk rangkaian lambang Universitas Tribhuwana Tunggadewi yang terbuat dari logam tipis sesuai ketentuan sebagai berikut:

a. Rektor dan Wakil Rektor menggunakan kalung jabatan berwarna emas;

b. Senat, Guru Besar, dan Dekan menggunakan kalung jabatan berwarna perak dengan ukuran yang sama. (3) Toga untuk pimpinan Universitas pada bagian leher dan

sepanjang garis pembuka toga dilapisi kain beludru berwarna ungu, sedangkan bagian pergelangan lengan dilapisi kain beludru berwarna hitam, serta bagian atas lengan dan bagian punggung toga terdapat lipatan (plooi);

(4) Bagian leher dan sepanjang garis pembuka toga untuk pimpinan fakultas dilapisi kain beludru berwarna sesuai warna bendera fakultas;

(5) Toga Senat Universitas berwarna hitam dan bertopi kincir warna hitam dengan dasi kupu-kupu warna hitam dan kalung dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Anggota Senat dari guru besar menggunakan pita berwarna sesuai dengan warna bendera Fakultas dengan lambang terbuat dari logam tipis berwarna emas;

b. Anggota Senat yang karena jabatannya, menggunakan gordon dengan lambang terbuat dari logam tipis berwarna perak;

c. Anggota Senat yang merupakan Wakil Fakultas tanpa menggunakan pita.

(6) Toga wisudawan/wisudawati berwarna hitam dan bertopi kincir warna hitam dengan dilengkapi gordon serta samir warna ungu bergaris tepi warna khas fakultas dan/atau program studi masing-masing;

(7) Jas almamater berwarna ungu polos dengan lambang Universitas Tribhuwana Tunggadewi berwarna hitam dan kuning emas di bagian dada sebelah kiri, sebagai busana resmi sivitas akademika Universitas;

(17)

-- 14 --

(8) Gambar bentuk busana akademik tercantum dalam Penjelasan Statuta yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Statuta ini;

(9) Ketentuan mengenai busana akademik diatur lebih lanjut melalui ketentuan tersendiri.

BAB IV

PENYELENGGARAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Bagian Kesatu

Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Jenis dan Program Pendidikan

Pasal 14

(1) Universitas menyelenggarakan program pendidikan akademik dan pendidikan profesi dan pendidikan vokasi dalam berbagai jenjang dan jenis disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sesuai dengan wacana keilmuan dan kebutuhan masyarakat dalam bentuk program studi;

(2) Pendidikan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi program sarjana, magister, dan doktor;

(3) Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi program diploma, program sarjana terapan, magister terapan dan atau doktor terapan;

(4) Penyelenggaraan pendidikan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi program profesi dan/atau spesialis; (5) Ketentuan penyelenggaraan pendidikan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) mengikuti peraturan perundangan yang berlaku dan diatur lebih lanjut melalui peraturan tersendiri yang ditetapkan oleh Rektor setelah mendapat pertimbangan Senat.

Kurikulum Pasal 15

(1) Universitas menggunakan kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan program studi;

(2) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas mata kuliah yang dikembangkan dan ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kebutuhan pasar, dan perkembangan IPTEKS, ditambah mata kuliah yang dikembangkan sebagai penciri institusi;

(18)

-- 15 --

(3) Mata kuliah penciri institusi sebagaimana dimaksud pada pasal (2) merupakan penjabaran dari tata nilai dan pola ilmiah pokok Universitas;

(4) Mata kuliah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) beserta mata kuliah wajib sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku dilaksanakan oleh Universitas melalui koordinasi organ Pelaksana Akademik;

Pasal 16

(1) Jabaran kurikulum dalam bentuk mata kuliah sebagaimana dimaksud pada pasal 15 dituangkan dalam Buku Pedoman Fakultas/ Sekolah Pascasarjana/ Program;

(2) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada pasal 15 ditinjau secara berkala menurut kebutuhan yang dikoordinasikan oleh Fakultas/ Sekolah Pascasarjana/ Program;

(3) Ketentuan tentang penyusunan, peninjauan, dan implementasi kurikulum diatur lebih lanjut melalui Keputusan Rektor.

Penyelenggaraan Pembelajaran Pasal 17

(1) Penyelenggaraan pendidikan di Universitas dilaksanakan dengan Sistem Kredit Semester;

(2) Sistem Kredit Semester sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan besaran beban studi mahasiswa, besaran pengakuan keberhasilan usaha kumulatif bagi program studi tertentu, dan besaran usaha untuk menyelenggarakan pendidikan khususnya bagi dosen yang dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks);

(3) Beban satuan kredit semester (sks) untuk masing-masing jenis dan program pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (4) Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kuliah tatap

muka, e-learning/metode pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi secara daring berdasarkan ketentuan perundang-undangan, responsi/tutorial/seminar, diskusi ilmiah, praktikum, preklinik, praktik lapang/kerja praktik/magang, skripsi/tugas akhir/karya seni/bentuk lain yang setara, tesis, dan disertasi serta kegiatan ilmiah lainnya; (5) Bentuk kegiatan pendidikan sebagaimana dimaksud pada

ayat (4) dapat ditambah dengan program atau kegiatan lain yang bersifat kokurikuler atau ekstrakurikuler sebagai keunggulan pencapaian pendidikan karakter dan/atau kemampuan tertentu;

(19)

-- 16 --

(6) Pengakuan, penyetaraan, penilaian, dan pelaksanaan program atau bentuk kegiatan lain yang ditambahkan dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur lebih lanjut melalui keputusan Rektor.

Penilaian Hasil Belajar Pasal 18

(1) Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan melalui penilaian secara berkala yang dapat berbentuk ujian teori, ujian praktikum, pelaksanaan tugas, penyusunan portofolio, penciptaan karya seni, kolokium, dan/atau bentuk penilaian lainnya;

(2) Penilaian secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh dosen sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) semester;

(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), dan ujian akhir penyelesaian studi dalam bentuk Ujian Komprehensif, Ujian Karya Tulis, Ujian Skripsi, dan Ujian Tesis/Disertasi;

(4) Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huruf A, B+, B, C+, C, D+, D dan E yang masing-masing bernilai 4; 3,5; 3; 2,5; 2; 1,5; 1 dan 0;

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian kegiatan dan kemajuan proses belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3) dan (4), diatur dengan Peraturan Rektor setelah mendapat pertimbangan Senat.

Administrasi Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 19

(1) Universitas menerima mahasiswa berkewarganegaraan Indonesia dan/atau asing sebagai peserta didik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, hambatan fisik dan/atau kecacatan lain dan tingkat kemampuan ekonomi; (2) Penerimaan mahasiswa baru sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan melalui jalur seleksi dan diselenggarakan dengan prinsip-prinsip: objektif, transparan, akuntabel, dan memperhatikan pemerataan pendidikan; (3) Penerimaan mahasiswa baru di dalam setiap

(20)

-- 17 --

(1) dan (2) didasarkan pada kuota yang ditetapkan melalui Keputusan Rektor;

(4) Kebijakan dan ketentuan mengenai penyelenggaraan seleksi dan penerimaan mahasiswa baru diatur dalam Keputusan Rektor setelah mendapatkan persetujuan Yayasan.

Pasal 20

(1) Mahasiswa dapat pindah antar fakultas, jurusan/bagian, program studi, maupun program pendidikan lainnya dalam lingkungan Universitas;

(2) Mahasiswa dapat pindah ke perguruan tinggi lain;

(3) Universitas dapat menerima mahasiswa pindahan dari perguruan tinggi dalam dan luar negeri.

(4) Ketentuan lebih lanjut tentang ayat (1), (2), dan (3) diatur dengan Peraturan Rektor setelah mendapat pertimbangan Senat.

Pasal 21

Administrasi akademik kegiatan kemahasiswaan diatur dengan Peraturan Rektor.

Pasal 22

(1) Yudisium adalah suatu proses penetapan kelulusan mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

(2) Bentuk, waktu, tata cara, dan mekanisme yudisium diatur dalam peraturan akademik yang ditetapkan oleh Rektor.

Pasal 23

(1) Wisuda adalah suatu proses pelantikan kelulusan mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

(2) Bentuk, waktu, tata cara, dan mekanisme wisuda diatur dalam peraturan akademik yang ditetapkan oleh Rektor.

Pasal 24

(1) Sidang terbuka dilakukan dalam rangka pelaksanaan dies

natalies, pengukuhan Guru Besar, dan pemberian gelar

(21)

-- 18 --

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan tata tertib pelaksanaan sidang terbuka diatur dalam ketentuan tersendiri.

Kalender Akademik Pasal 25

(1) Kalender Akademik Universitas ditetapkan sesuai peraturan perundangan yang berlaku dengan mempertimbangkan waktu penerimaan mahasiswa baru;

(2) Kegiatan akademik dalam kalender akademik terdiri atas perkuliahan dan/atau kegiatan terjadwal lainnya, berikut kegiatan penilaian, wisuda, libur nasional, penerimaan mahasiswa baru, dan kegiatan administratif iringannya; (3) Tahun akademik dibagi menjadi 2 (dua) semester, yaitu

Semester Ganjil dan Semester Genap, yang masing-masing paling sedikit 16 (enam belas) minggu;

(4) Tahun akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dimulai pada Bulan September dan diakhiri pada Bulan Agustus tahun berikutnya;

(5) Diantara semester Genap dan semester Ganjil dapat dilaksanakan semester antara untuk remediasi, pengayaan, atau percepatan masa studi mahasiswa yang diatur dalam ketentuan tersendiri;

(6) Ketentuan tentang kalender akademik diatur lebih lanjut melalui keputusan Rektor.

Bahasa Pengantar Pasal 26

(1) Bahasa pengantar resmi yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan di Universitas adalah Bahasa Indonesia;

(2) Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar jika diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan/atau pelatihan dan/atau keterampilan bahasa daerah yang bersangkutan;

(3) Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar jika diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan/atau pelatihan dan/atau keterampilan;

(4) Penggunaan bahasa asing di luar ketentuan ayat (3) disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(22)

-- 19 -- Bagian Kedua

Penyelenggaraan Penelitian Pasal 27

(1) Universitas mendukung, memfasilitasi, dan mendorong kegiatan penelitian sebagai bentuk kebebasan berpikir, kebebasan akademik, dan tanggung jawab akademik Sivitas Akademika;

(2) Kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk memperkaya pembelajaran, pemenuhan kebutuhan pemecahan masalah di daerah, nasional, dan global, peningkatan daya saing bangsa, dan kemajuan serta kesejahteraan masyarakat;

(3) Kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan kepada Rencana Induk Pengembangan (RIP) Penelitian dan Rencana Strategis (RENSTRA) Penelitian yang sesuai dengan tata nilai dan pola ilmiah pokok;

Pasal 28

(1) Universitas dapat menyelenggarakan semua jenis penelitian; (2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dilaksanakan oleh unit-unit di lingkungan Universitas dan dikoordinasikan oleh organ Pelaksana Akademik;

(3) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilaksanakan oleh dosen secara perorangan dan/atau berkelompok dengan melibatkan mahasiswa;

(4) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dikembangkan baik secara mandiri oleh Universitas maupun melalui kerja sama dengan lembaga, badan usaha, dan/atau kerja sama nasional dan/atau internasional sesuai ketentuan perundang-undangan.

Pasal 29

(1) Mahasiswa dapat melaksanakan penelitian dalam rangka proses pembelajaran di bawah bimbingan dosen;

(2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan atas nama Universitas, fakultas, jurusan/bagian, program studi, organisasi kemahasiswaan, dan/atau mandiri.

Pasal 30

(1) Hasil penelitian wajib didesiminasikan dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, dan/atau dipatenkan, kecuali

(23)

-- 20 --

hasil penelitian yang bersifat rahasia, mengganggu, dan/atau membahayakan kepentingan umum;

(2) Hasil penelitian merupakan hak kekayaan intelektual yang wajib dilindungi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan kegiatan penelitian diatur dalam Peraturan Rektor setelah mendapat pertimbangan Senat.

Bagian Ketiga

Penyelenggaraan Pengabdian kepada Masyarakat Pasal 31

(1) Universitas menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa;

(2) Universitas menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan tujuan pendidikan yang berorientasi kepada pembangunan lokal, regional, nasional, dan internasional;

(3) Hasil pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat digunakan sebagai proses pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, proses budaya pengayaan sumber belajar dan/atau untuk pembelajaran dan pematangan sivitas akademika dalam membangun perilaku kecendekiawanan; (4) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) didasarkan kepada Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pengabdian kepada masyarakat dan Rencana Strategis (RENSTRA) pengabdian kepada masyarakat yang sesuai dengan tata nilai dan pola ilmiah pokok.

Pasal 32

(5) Pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan sesuai budaya akademik, keahlian, dan/atau otonomi keilmuan sivitas akademika serta kondisi sosial budaya masyarakat, dengan tetap memenuhi prinsip penyelenggaraan Universitas;

(6) Pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan oleh unit-unit di lingkungan Universitas dan dikoordinasikan oleh organ Pelaksana Akademik;

(24)

-- 21 --

(7) Pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilaksanakan oleh dosen secara perorangan dan/atau berkelompok dengan melibatkan mahasiswa;

(8) Pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dikembangkan baik secara mandiri oleh Universitas maupun melalui kerja sama dengan lembaga, badan usaha, dan/atau kerja sama nasional dan/atau internasional sesuai ketentuan perundang-undangan.

Pasal 33

(3) Mahasiswa dapat melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka proses pembelajaran di bawah bimbingan dosen;

(4) Pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan atas nama Universitas, fakultas, jurusan/bagian, program studi, organisasi kemahasiswaan, dan/atau mandiri.

Pasal 34

(1) Hasil pengabdian kepada masyarakat wajib didesiminasikan dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, dan/atau dipatenkan;

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat diatur dalam Peraturan Rektor setelah mendapat pertimbangan Senat.

Bagian Keempat

Etika Akademik dan Kode Etik Pasal 35

(1) Etika akademik yang dianut Universitas dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi maupun pendukungnya dituangkan suatu kode etik dan panduan perilaku (Code of

Conduct) untuk seluruh warga Universitas;

(2) Warga Universitas terikat dalam kode etik yang mengatur keharusan untuk menjaga dan mempertahankan integritas pribadinya, menjaga dan memelihara harkat dan martabat Universitas; dan berdisiplin dalam menjalankan dan melaksanakan tugas dan kewajiban;

(3) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas kode etik dosen, kode etik mahasiswa, dan kode etik tenaga kependidikan beserta seluruh aturan pelaksanaannya;

(25)

-- 22 --

(4) Kode etik dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan Dosen di dalam melaksanakan tugas Tridharma Perguruan Tinggi dan pergaulan hidup sehari hari baik dalam lingkungan kampus maupun pergaulan dengan masyarakat pada umumnya;

(5) Kode etik mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan pedoman yang menjadi standar perilaku bagi mahasiswa dalam berinteraksi dengan warga Universitas dan berinteraksi dengan masyarakat pada umumnya;

(6) Kode etik tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan tenaga kependidikan di dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari hari baik dalam lingkungan kampus maupun pergaulan dengan masyarakat pada umumnya;

Pasal 36

(1) Warga Universitas yang melakukan tindakan dan/atau kegiatan yang bertentangan dengan Statuta dan/atau peraturan/keputusan yang berlaku di lingkungan Universitas dikenakan sanksi oleh pimpinan yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kode etik;

(2) Universitas membentuk Komisi Etik yang keanggotaannya ditetapkan oleh Rektor dengan persetujuan Senat;

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kode etik dosen, kode etik mahasiswa, dan kode etik tenaga kependidikan, dan pengenaan sanksinya diatur dalam Peraturan Rektor setelah mendapat pertimbangan Senat.

BAB V

KEBEBASAN AKADEMIK, KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK, DAN OTONOMI KEILMUAN

Pasal 37

(1) Universitas menjunjung tinggi kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan bagi sivitas akademika untuk secara bertanggung jawab dan mandiri melaksanakan kegiatan akademik yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni;

(2) Kebebasan akademik merupakan upaya mendalami, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan,

(26)

-- 23 --

teknologi, dan/atau seni, melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat secara berkualitas dan bertanggung jawab;

(3) Kebebasan mimbar akademik merupakan wewenang dosen yang memiliki otoritas dan wibawa ilmiah untuk menyatakan secara terbuka dan bertanggung jawab mengenai sesuatu yang berkenaan dengan rumpun ilmu dan cabang ilmunya sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan yang berlaku; (4) Otonomi keilmuan merupakan kemandirian dan kebebasan

sivitas akademika dalam menemukan, mengembangkan, mengungkapkan, dan/atau mempertahankan kebenaran menurut kaidah keilmuan untuk menjamin keberlanjutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni sesuai kekhasan/keunikannya;

Pasal 38

(1) Pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan diarahkan untuk memantapkan terwujudnya pengembangan diri sivitas akademika, ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni; (2) Pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar

akademik, dan otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud pada pasal (37), sivitas akademika dapat mengundang tenaga ahli dari luar untuk menyampaikan pikiran dan pendapatnya sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan;

(3) Pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud pada pasal (37) dilindungi dan difasilitasi oleh pimpinan Universitas, bersifat ilmiah dan terbebas dari berbagai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan budaya akademik yang mengutamakan penalaran dan tata nilai serta bertanggung jawab;

(4) Perwujudan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan dirumuskan oleh Senat Universitas dan diatur dalam Peraturan Rektor.

(27)

-- 24 -- BAB VI

GELAR, SEBUTAN LULUSAN DAN PENGHARGAAN Bagian Kesatu

Gelar dan Sebutan Lulusan Pasal 39

(1) Universitas memberikan gelar, ijazah dan transkrip akademik, surat keterangan pendamping ijazah, dan/atau sertifikat kompetensi kepada Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus; (2) Penulisan dan penggunaan gelar sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan;

(3) Ijazah dan transkrip akademik, surat keterangan pendamping ijazah dan/atau sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Mahasiswa yang telah menyelesaikan program Pendidikan Akademik, Pendidikan Vokasi, dan/atau Pendidikan Profesi;

(4) Gelar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dicabut atau dibatalkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian gelar, ijazah dan transkrip akademik, surat keterangan pendamping ijazah, dan/atau sertifikat kompetensi dan pencabutan atau pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan Peraturan Rektor setelah mendapat pertimbangan Senat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 40

(1) Universitas dapat memberikan gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa);

(2) Gelar doktor kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada setiap individu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan, atau seni sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(3) Penganugerahan gelar doktor kehormatan ditetapkan oleh Rektor setelah mendapatkan pertimbangan Senat;

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian gelar doktor kehormatan diatur dengan Peraturan Rektor setelah mendapat pertimbangan Senat.

(28)

-- 25 -- Bagian Kedua

Penghargaan Pasal 41

(1) Universitas dapat memberikan penghargaan kepada seseorang dan/atau lembaga yang dipandang berjasa atau mempunyai prestasi yang cemerlang di bidang akademik dan/atau non akademik yang berkontribusi terhadap kemajuan Universitas;

(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa piagam, lencana, uang, benda, atau bentuk penghargaan lainnya;

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Keputusan Rektor.

BAB VII

TATA KELOLA PERGURUAN TINGGI Bagian Kesatu

Otonomi Perguruan Tinggi Pasal 42

(1) Universitas memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi;

(2) Otonomi pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan prinsip: akuntabilitas, transparansi, nirlaba, penjaminan mutu, efektif dan efisien, kredibilitas, pertanggungjawaban, serta keadilan sesuai peraturan perundang-undangan;

Pasal 43

(1) Otonomi pengelolaan sebagaimana dimaksud pada pasal (42) meliputi otonomi bidang akademik dan otonomi bidang non akademik;

(2) Otonomi pengelolaan di bidang akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penetapan norma dan kebijakan operasional serta pelaksanaan: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;

(3) Otonomi pengelolaan di bidang non akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penetapan norma dan kebijakan operasional serta pelaksanaan: organisasi,

(29)

-- 26 --

keuangan, kemahasiswaan, ketenagaan, dan sarana prasarana;

(4) Otonomi pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui aras kewenangan organ Universitas yang terdiri atas: mengusulkan, mempertimbangkan, memutuskan, melaksanakan, mengawasi, dan mengesahkan; (5) Otonomi pengelolaan berdasarkan aras kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan dengan melibatkan organ pokok: Yayasan, Rektor, dan Senat;

Pasal 44

(6) Otonomi pengelolaan sebagaimana dimaksud pada pasal (43) dilaksanakan secara khusus dengan ketetapan dan/atau keputusan Yayasan meliputi urusan: identitas, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, asset, pembiayaan, kesejahteraan, serta sistem informasi dan komunikasi.

Bagian Kedua

Bentuk dan Tata Cara Penetapan Peraturan Pasal 45

(1) Bentuk peraturan dan keputusan yang berlaku di lingkungan Universitas sebagai berikut:

a. Peraturan Perundang-undangan; b. Peraturan Yayasan;

c. Keputusan Yayasan; d. Peraturan Rektor; e. Keputusan Rektor;

f. Peraturan Dekan atau yang setingkat; dan g. Keputusan Dekan atau yang setingkat.

(2) Universitas dapat menyusun dan menetapkan peraturan yang lebih rendah tingkatannya dalam bentuk pedoman dan/atau panduan dan/atau prosedur dan atau petunjuk operasional lain sesuai kebutuhan sebagai ketentuan penjabaran dan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku; (3) Peraturan dan keputusan Rektor sebagaimana yang

dimaksud ayat (1) huruf (d) dan (e) yang berkaitan dengan kebijakan, norma/etika, kode etik, dan urusan akademik lain harus mendapatkan pertimbangan dan/atau persetujuan Senat;

(30)

-- 27 --

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan peraturan dan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur dengan peraturan Rektor.

Bagian Ketiga

Pengaturan Unsur Organisasi Pasal 46

(1) Organisasi Universitas terdiri atas unsur: a. Yayasan;

b. Pimpinan Universitas; c. Senat;

d. Dewan Penyantun;

e. Pelaksana kegiatan akademik;

f. Pelaksana administrasi dan pelayanan; g. Pelaksana penjaminan mutu;

h. Penunjang akademik dan sumber belajar; dan i. Unit perencana dan pengembangan tridharma.

(2) Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir (a) terdiri atas unsur: Dewan Pembina, Dewan Pengurus, dan Dewan Pengawas;

(3) Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir (a) dan ayat (2) selain bertindak sebagai penyusun kebijakan juga melaksanakan fungsi pengawasan dan pertimbangan;

(4) Pimpinan Universitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir (b) terdiri atas unsur: Rektor dan Wakil Rektor;

(5) Pimpinan Universitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir (b) dan ayat (4) selain bertindak sebagai penyusun kebijakan juga melaksanakan fungsi utama pengelolaan Tridharma Perguruan Tinggi;

(6) Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir (c) selain bertindak sebagai unsur penyusun kebijakan juga melaksanakan fungsi pengawasan bidang akademik;

(7) Dewan penyantun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir (d) adalah unsur pemberi pertimbangan dan pengarahan bagi pengelolaan Universitas;

(8) Pelaksana kegiatan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir (e) terdiri atas unsur: Fakultas/Sekolah Pascasarjana/Program Vokasi, Program Studi, dan Laboratorium;

(9) Pelaksana administrasi dan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir (f) terdiri atas unsur: biro administrasi bidang akademik, biro administrasi bidang kemahasiswaan, biro administrasi bidang umum dan

(31)

-- 28 --

kepegawaian, biro administrasi bidang keuangan, dan biro administrasi bidang lain sesuai kebutuhan.

(10) Pelaksana penjaminan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir (g) terdiri atas unsur: lembaga bidang penjaminan mutu di tingkat Universitas dan unit penjaminan mutu tingkat fakultas dan/atau program studi;

(11) Penunjang akademik dan sumber belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir (h) adalah Unit Pelaksana Teknis yang menangani bidang perpustakaan, bidang kerjasama, bidang penerbitan, bidang penerimaan mahasiswa baru, dan bidang lain sesuai kebutuhan;

(12) Unit perencana dan pengembangan tridharma sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir (i) terdiri atas unsur lembaga yang menangani bidang pengkajian dan pengembangan pendidikan, lembaga yang menangani bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan lembaga yang menangani bidang pengembangan sistem informasi dan komunikasi, serta bidang lain sesuai kebutuhan.

Pasal 47 Yayasan

(1) Yayasan dipimpin oleh seorang Ketua Dewan Pembina yang dipilih diantara anggota Dewan Pembina;

(2) Dewan Pembina memiliki kewenangan yang tidak diserahkan kepada pengurus dan Yayasan;

(3) Dewan Pengurus melaksanakan kepengurusan Yayasan yang sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris, dan seorang bendahara;

(4) Dalam hal pelaksanaan kepengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pengurus berwenang mengangkat dan memberhentikan pelaksana kegiatan Yayasan;

(5) Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan dan memberi nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan yang terdiri dari satu orang atau lebih anggota pengawas;

(6) Tupoksi, wewenang dan tanggung jawab, masa jabatan, persyaratan dan pengangkatan anggota Yayasan serta tata organisasi Yayasan diatur dalam anggaran dasar Yayasan.

(32)

-- 29 -- Pasal 48

Sebagai organ pokok penyusun kebijakan, aras kewenangan Yayasan adalah:

a. menetapkan identitas Universitas yang diusulkan oleh Rektor dengan pertimbangan Senat;

b. mengangkat dan memberhentikan Rektor atas dasar pertimbangan dan usulan Senat;

c. bersama-sama Senat mempertimbangkan usulan Rektor tentang penyusunan/peninjauan kurikulum;

d. menetapkan pengangkatan dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan yang diusulkan oleh Rektor atas pertimbangan Senat;

e. mengesahkan penetapan sistem penjaminan mutu yang disusun oleh Rektor;

f. mempertimbangkan urusan kemahasiswaan yang diusulkan dan ditetapkan oleh Rektor;

g. menetapkan dan melaksanakan urusan sarana dan prasarana, asset, pembiayaan, kesejahteraan, dan sistem informasi dan komunikasi yang diusulkan oleh Rektor; h. mempertimbangkan kerjasama yang diusulkan oleh

Rektor;

i. menetapkan urusan pendirian dan pembubaran program studi yang diusulkan oleh Rektor atas pertimbangan Senat;

j. menetapkan struktur organisasi yang diusulkan oleh Rektor;

k. mempertimbangkan penempatan, penilaian, promosi, mutasi, dan retensi kepegawaian yang diusulkan oleh Rektor;

l. mempertimbangkan urusan pelaporan kinerja yang menyangkut periode dan mekanisme pelaporan yang diusulkan dan ditetapkan oleh Rektor;

m. menetapkan urusan keamanan dan kenyamanan di lingkungan Universitas yang diusulkkan oleh Rektor; n. mengesahkan penetapan rencana induk dan rencana

strategis yang diusulkan oleh Rektor;

o. kewenangan lain yang ditetapkan melalui anggaran dasar Yayasan.

Pasal 49

Pengawasan Internal

(1) Dalam hal terjadi kekosongan organ pengawasan internal di tingkat Universitas, maka fungsi pengawasan Universitas

(33)

-- 30 --

sebagaimana dimaksud pada pasal (46) ayat (3) dilaksanakan oleh pengurus Yayasan atau pelaksana kegiatan yang diangkat oleh Yayasan sebagaimana dimaksud pada pasal (47) ayat (4);

(2) Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bertindak sebagai penjaminan mutu non akademik;

(3) Tujuan pengendalian dan pengawasan internal Universitas adalah menjamin pengelolaan keuangan dan asset yang akuntabel, menjamin efisiensi pendayagunaan sumberdaya; dan menjamin akurasi data dan informasi sumberdaya untuk pengambilan keputusan;

(4) Lingkup pengendalian dan pengawasan internal Universitas sebagaimana ayat (1) dan (2) dilakukan minimal terhadap: keuangan, aset, dan kepegawaian;

(5) Pengendalian dan pengawasan internal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilaksanakan dengan melibatkan akuntan publik;

(6) Tugas pokok dan fungsi, kewenangan dan tanggungjawab, dan tata kerja unsur pengawas internal diatur melalui peraturan Yayasan.

Pasal 50

Pimpinan Universitas

(1) Rektor adalah penanggung jawab utama terselenggaranya kegiatan Universitas;

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Rektor menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan dan pengembangan pendidikan tinggi;

b. pelaksanaan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olah raga; c. pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;

d. pelaksanaan pembinaan sivitas akademika dan hubungannya dengan lingkungan; dan

e. pelaksanaan kegiatan layanan administratif.

(3) Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Yayasan berdasarkan usulan dari Senat;

(2) Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pemilihan Rektor diatur dengan peraturan Yayasan.

Pasal 51

Sebagai organ pokok penyusun kebijakan dan pelaksana akademik, aras kewenangan Rektor adalah:

(34)

-- 31 --

dengan pertimbangan Senat dan ketetapan Yayasan; b. mengusulkan, menetapkan dan melaksanakan urusan

kurikulum dengan pertimbangan dan pengawasan Senat dan pertimbangan Yayasan;

c. mengusulkan, menetapkan, dan melaksanakan proses pembelajaran;

d. mengusulkan, menetapkan, dan melaksanakan penilaian pendidikan dengan pertimbangan Senat;

e. mengusulkan, menetapkan, dan melaksanakan urusan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan pertimbangan dan pengawasan Senat;

f. mengusulkan, menetapkan dan melaksanakan kalender akademik, publikasi ilmiah, dan urusan alumni;

g. mengusulkan dan melaksanakan pengangkatan dan pemberhentian dosen dengan pertimbangan Senat dengan ketetapan Yayasan;

h. mengusulkan dan melaksanakan pengangkatan dan pemberhentian tenaga kependidikan dengan ketetapan Yayasan;

i. mengusulkan, menetapkan, dan melaksanakan sistem penjaminan mutu dengan pertimbangan Senat dengan pengesahan Yayasan;

j. mengusulkan, menetapkan dan melaksanakan urusan kemahasiswaan atas pertimbangan Yayasan;

k. mengusulkan dan melaksanakan urusan sarana dan prasarana, asset, pembiayaan, kepegawaian dan kesejahteraan, sistem informasi dan komunikasi dengan persetujuan Yayasan;

l. mengusulkan, menetapkan, dan melaksanakan kerjasama dengan pertimbangan Yayasan;

m. mengusulkan dan melaksanakan perubahan program studi dengan pertimbangan Senat dan ketetapan Yayasan;

n. mengusulkan dan melaksanakan perubahan struktur organisasi dengan ketetapan Yayasan;

o. mengusulkan, menetapkan, dan melaksanakan penempatan, mutasi, dan retensi kepegawaian dengan pertimbangan Yayasan;

p. mengusulkan, menetapkan, dan melaksanakan penilaian dan promosi dosen dengan pertimbangan Yayasan, serta pertimbangan dan pengawasan Senat;

q. mengusulkan dan melaksanakan kenaikan jabatan akademik dosen untuk Lektor Kepala dan Guru Besar atas pertimbangan Senat;

r. mengusulkan, menetapkan, dan melaksanakan penilaian dan promosi tenaga kependidikan dengan pertimbangan Yayasan;

s. mengusulkan, menetapkan, dan melaksanakan etika akademik dan kebebasan akademik dengan

(35)

-- 32 --

pertimbangan dan pengawasan Senat;

t. mengusulkan, menetapkan, dan melaksanakan pemberian gelar dan/atau penghargaan dengan pertimbangan Senat;

u. mengusulkan, menetapkan, dan melaksanakan ketentuan periode dan mekanisme pelaporan kinerja dengan pertimbangan Yayasan;

v. mengusulkan, menetapkan, dan melaksanakan rencana induk dan rencana strategis dengan pengesahan Yayasan;

w. mengusulkan dan melaksanakan urusan keamanan dan kenyamanan di lingkungan Universitas dengan ketetapan Yayasan;

x. kewenangan lain yang ditetapkan melalui peraturan Yayasan.

Pasal 52

(1) Dalam hal pelaksanaan tugas, Rektor dibantu oleh Wakil Rektor yang bertanggung jawab kepada Rektor;

(2) Dalam hal pertimbangan di bidang akademik untuk pelaksanaan dan penegakan kode etik, Rektor menetapkan komisi etik yang bertanggung jawab kepada Rektor;

(3) Dalam hal Rektor berhalangan tidak tetap, Wakil Rektor bidang akademik atau sebutan lain yang serupa bertindak sebagai pelaksana harian Rektor;

(4) Dalam hal Rektor berhalangan tetap, Yayasan menunjuk pejabat Rektor paling lama 3 (tiga) bulan dengan pertimbangan Senat, sampai ditetapkan Rektor definitif.

Pasal 53 (1) Wakil Rektor terdiri atas:

a. Wakil Rektor bidang akademik, sistem informasi, dan inovasi atau sebutan lain yang serupa;

b. Wakil Rektor bidang tata kelola dan sumberdaya atau sebutan lain yang serupa;

c. Wakil Rektor bidang perencanaan, kerjasama, dan kemahasiswaan atau sebutan lain yang serupa;

d. Wakil Rektor bidang lainnya jika diperlukan.

(2) Wakil Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Yayasan atas usul Rektor, setelah memperoleh pertimbangan Senat;

(3) Dalam hal Wakil Rektor berhalangan tidak tetap, Rektor menetapkan pejabat pelaksana harian Wakil Rektor;

(4) Dalam hal Wakil Rektor berhalangan tetap, Rektor menunjuk pejabat Wakil Rektor paling lama 3 (tiga) bulan dengan pertimbangan Senat, sampai ditetapkan Wakil Rektor definitif

(36)

-- 33 --

(5) Ketentuan tentang nama/sebutan, jumlah, tupoksi, wewenang dan tanggung jawab, masa jabatan, persyaratan dan pengangkatan, serta tata kerja Wakil Rektor diatur dengan peraturan Yayasan.

Pasal 54

(1) Komisi etik sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota dan seorang Sekretaris merangkap anggota;

(2) Komisi etik diangkat dan diberhentikan oleh Yayasan atas usul Rektor, setelah memperoleh pertimbangan Senat;

(3) Dalam hal Ketua komisi etik berhalangan tidak tetap, Sekretaris bertindak sebagai pelaksana harian;

(4) Dalam hal Ketua komisi etik berhalangan tetap, Rektor menunjuk Ketua komisi etik paling lama 3 (tiga) bulan dengan pertimbangan Senat, sampai ditetapkan Ketua definitif;

(5) Ketentuan tentang tupoksi, wewenang dan tanggung jawab, masa jabatan, persyaratan dan pengangkatan, serta tata kerja komisi etik diatur dengan peraturan Yayasan.

Pasal 55

Susunan organisasi, tugas, dan fungsi organ Rektor sebagaimana dimaksud pada pasal (52) diatur dengan peraturan Yayasan.

Pasal 56 Senat

(1) Senat merupakan organ yang menjalankan fungsi pertimbangan dan pengawasan akademik di tingkat Universitas;

(2) Senat dipimpin oleh seorang Ketua merangkap anggota dan dibantu seorang Sekretaris merangkap anggota;

(3) Anggota Senat yang meninggal dunia, berhalangan tetap, dan berhalangan sementara sehingga tidak dapat menjalankan tugas dapat diganti atas penunjukkan Rektor;

(4) Keanggotaan dan susunan Senat ditetapkan dengan Keputusan Rektor;

(5) Ketentuan tentang persyaratan dan pengangkatan, masa jabatan, serta tata kerja Senat diatur dengan peraturan Yayasan.

(37)

-- 34 -- Pasal 57

Sebagai organ pokok penyusun kebijakan dan pengawas bidang akademik, aras kewenangan Senat adalah:

a. mempertimbangkan usulan Rektor tentang identitas dan mengawasi ketetapan pelaksanaannya;

b. mempertimbangkan dan mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Rektor untuk ditetapkan oleh Yayasan; c. mempertimbangkan usulan Rektor tentang penyusunan

dan peninjauan kurikulum dan mengawasi ketetapan pelaksanaannya;

d. mengawasi pelaksanaan urusan penilaian pendidikan; e. mempertimbangkan usulan Rektor tentang penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat dan mengawasi ketetapan pelaksanaanya;

f. mempertimbangkan usulan Rektor tentang pengangkatan dan pemberhentian dosen;

g. mempertimbangkan usulan Rektor tentang kenaikan jabatan akademik dosen untuk Lektor Kepala dan Guru Besar;

h. mempertimbangkan usulan Rektor tentang sistem penjaminan mutu dan mengawasi pelaksanaannya;

i. mempertimbangkan usulan Rektor tentang perubahan program studi;

j. mempertimbangkan usulan Rektor tentang etika akademik dan kebebasan akademik dan mengawasi pelaksanaannya;

k. mempertimbangkan usulan Rektor tentang penilaian kinerja dosen dan mengawasi pelaksanaannya;

l. mempertimbangkan usulan Rektor tentang pemberian gelar dan penghargaan;

m. kewenangan lain yang ditetapkan melalui peraturan Yayasan.

Pasal 58 Dewan Penyantun

(1) Dewan Penyantun merupakan organ Universitas yang menjalankan fungsi pemberian pertimbangan bidang non akademik dan membantu pengembangan Universitas;

(2) Dewan penyantun diangkat dan ditetapkan oleh Rektor; (3) Bidang non akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi: organisasi, sumber daya manusia, administrasi, keuangan, kerja sama, hubungan masyarakat, sarana dan prasarana serta perencanaan dan pengembangan;

(38)

-- 35 --

(4) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dewan Penyantun mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. pemberian telaahan terhadap kebijakan Rektor di bidang non akademik;

b. perumusan saran/pendapat terhadap kebijakan Rektor di bidang non akademik;

c. pemberian pertimbangan kepada Rektor dalam mengelola Universitas;

d. membantu penggalian sumber dana dan/atau hibah yang tidak mengikat; dan

e. tugas lain sesuai dengan kewenangan.

(4) Ketentuan keanggotaan, masa jabatan, persyaratan dan pengangkatan, serta tata kerja Dewan Penyantun diatur dengan peraturan Rektor dengan pertimbangan Yayasan.

Pasal 59

Pelaksana Kegiatan Akademik Fakultas

(1) Fakultas adalah unit pelaksana kegiatan akademik program sarjana, profesi, spesialis, dan vokasi;

(2) Fakultas dipimpin oleh seorang Dekan yang bertanggung jawab kepada Rektor;

(3) Unsur-unsur fakultas adalah program studi, laboratorium, kelompok dosen, dan tata usaha;

(4) Dalam hal penetapan norma dan kebijakan operasional serta pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, fakultas memiliki Senat sebagai unsur pemberi pertimbangan dan/atau pengawasan;

(5) Dalam hal penunjang kegiatan penelitian dan pengolahan data penelitian, fakultas dapat membentuk pusat kajian;

Pasal 60

(1) Dekan memimpin penyelenggaraan kegiatan pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pengembangan tata nilai, membina dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan, serta bertanggung jawab kepada Rektor; (2) Dekan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor berdasarkan

usulan Senat dan pertimbangan Yayasan;

(3) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dekan dibantu oleh Wakil Dekan;

(4) Dalam hal Dekan berhalangan tidak tetap, Wakil Dekan bertindak sebagai pelaksana harian Dekan;

(39)

-- 36 --

(5) Dalam hal Dekan berhalangan tetap, Rektor menunjuk dan menetapkan Dekan definitif paling lama 3 (tiga) bulan dengan pertimbangan Senat;

(6) Tupoksi, wewenang dan tanggung jawab, masa jabatan, persyaratan dan pengangkatan, tata kerja, dan rincian tugas Dekan diatur dalam peraturan Yayasan tentang organisasi dan tata kelola.

Pasal 61

(1) Wakil Dekan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Dekan;

(2) Wakil Dekan bertanggung jawab kepada Dekan;

(3) Dalam hal Wakil Dekan berhalangan tidak tetap, Dekan menunjuk salah satu Ketua program studi sebagai pelaksana harian Wakil Dekan;

(4) Dalam hal Wakil Dekan berhalangan tetap, Rektor menunjuk dan menetapkan Wakil Dekan definitif paling lama 3 (tiga) bulan berdasarkan pertimbangan Senat;

(5) Tupoksi, wewenang dan tanggung jawab, masa jabatan, persyaratan dan pengangkatan, tata kerja, dan rincian tugas Wakil Dekan diatur dalam peraturan Yayasan tentang organisasi dan tata kelola.

Pasal 62

Sekolah Pascasarjana

(1) Sekolah pascasarjana adalah penyelenggara dan pelaksana kegiatan akademik program magister dan doktor;

(2) Sekolah pascasarjana dipimpin oleh seorang Dekan dan bertanggung jawab kepada Rektor;

(3) Unsur sekolah pascasarjana adalah program studi, laboratorium, kelompok dosen, dan tata usaha;

(4) Dalam hal penetapan norma dan kebijakan operasional serta pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, sekolah pascasarjana memiliki Senat sebagai unsur pemberi pertimbangan dan/atau pengawasan;

(5) Dalam hal penunjang kegiatan penelitian dan pengolahan data penelitian, sekolah pascasarjana dapat membentuk pusat kajian.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik geologi dan hidrogeologi tapak filtrasi bantaran sungai, mengukur penurunan muka air tanah sumur akibat

Sesuai dengan tujuan belajar ialah menghasilkan perilaku yang melekat pada masing-masing individu, melalui proses belajar tersebut pendidikan jasmani ingin

Gaya prategang akibat jacking (jacking force) Pj = 1984.02 kN Kehilangan gaya gesek akibat gesekan angkur diperhitungkan sebesar 3% dari gaya prategang akibat jacking. Po= 97% * Pj

Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat

Penyiaran lslam Wajib Kursus Bahasa Inggri s Berpeluang mendapat beasi swa 31 Achmad Khoirul Faqih 62002t10082 Manajemen Pendidikan Islam Wajib Kursus Bahasa Inggris

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat merampungkan Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Degradasi Lingkungan terhadap Mata

If there are many insignificant model terms (not counting those required to support hierarchy), model reduction may improve your model. "Adeq Precision" measures the

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah diujikan dengan menggunakan metode active contour adalah informasi evolusi kurva yang melingkupi sebuah