• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ekonomika dan Bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ekonomika dan Bisnis"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ekonomika dan Bisnis

Journal homepage: https://journal.feb-uniss.ac.id/home ISSN Paper : 2356-2439, ISSN Online : 2685-2446

79 Regulasi Pemerintah Dan Upaya KPK Mencegah Korupsi

Dalam Perspektif Akuntansi Forensik (Studi Kasus Bencana Covid-19)

Yonimah Nurul Husna(1), Kusroh Lailiyah(2), Devi Dwi Kurniawan(3)

(1)

Universitas Selamat Sri,(2) Universitas Selamat Sri, (3)Universitas Selamat Sri,

(1)

yonimahn@gmail.com, (2)hepilia190@gmail.com, (3)devidwikurniawan@gmail.com

I N F O A R T I K E L Riwayat Artikel:

Diterima pada 6 April 2021 Disetujui pada 19 April 2021 Dipublikasikan pada 24 April 2021

Kata Kunci:

Covid-19, Peraturan Pemerintah, KPK, Akuntansi Forensik

A B S T R A K

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi hukuman mati bagi koruptor dana bencana dalam peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang pemerintah terbitkan dalam melawan pandemi COVID-19 serta peran KPK terhadap pencegahan tindak korupsi dana anggaran bencana Covid-19. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan yuridis empiris. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hukuman mati belum pernah diterapkan dalam kasus korupsi dana bencana covid-19, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk melawan covid-19 dan KPK berperan penting dalam mencegah tindak korupsi dana bencana covid-19 yaitu lewat whisleblowing system berupa program Jaga KPK.

PENDAHULUAN

Dunia saat ini sedang mengalami kesulitan akibat adanya penyebaran virus bernama Covid-19. Covid-19 kini sudah menjadi pandemi sebagian besar negara di seluruh dunia termasuk Indonesia (Nurhalimah, 2020). Covid-19 ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut coronavirus 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV-2) (Setiawan, 2020). Covid-19 ini pertama kali ditemukan didaerah Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019 dan merupakan coronavirus jenis baru (Ilmiyah, 2020; Hui, et al., 2020). Covid-19 ini merupakan virus yang sangat berbahaya karena tidak hanya menyerang hewan tapi juga menyerang manusia.

Menurut Worldmeters, hingga Rabu pagi pukul 08.16 GMT (3 Juni 2020) total pasien yang terjangkit Covid-19 didunia adalah sebesar 6.464.480 orang. Dalam

(2)

80 dua puluh empat jam terakhir, terdapat penambahan kasus positif sebesar 80.275. Sebanyak 3.460.352 kasus sudah ditangani, 382.727 orang (11%) meninggal dunia dan 3.077.625 orang (89%) sudah dinyatakan sembuh. Sebanyak 3.004.125 kasus masih dalam penanganan, 53.518 atau 2% pasien dalam kondisi kritis, pasien dengan kondisi ringan sudah berkurang dari 3.032.050 menjadi 2949.610 orang (98%). Dari banyaknya kasus tersebut, Amerika masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 tertinggi. Sementara Indonesia berada di urutan 33 dunia. Namun dilingkup Asia, Indonesia berada di urutan 12.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu siang pukul 12.00 WIB, pasien positif Covid-19 di Indonesia mencapai 28.233 orang, 8.406 orang dinyatakan sembuh. Dalam dua puluh empat jam terakhir, ODP yang sedang dipantau bertambah dari 48.023 menjadi 48.153 orang. PDP semakin bertambah menjadi 13.285 orang. Terdapat 471 orang sembuh, sehingga total pasien sembuh per Rabu pukul 12.00 WIB (3 Juni 2020) mencapai 8.406 orang. Tercatat 35 orang meninggal sehingga total pasien meninggal menjadi sebanyak 1.698 orang. Sementara penyebaran Covid-19 ini sudah tersebar kedalam 34 provinsi dan 418 kabupaten/kota di Indonesia.

Adanya pandemi global yang juga terjadi di Indonesia ini membuat banyak pihak ikut berperan dalam upaya mengatasi pandemi covid-19 ini. Para dokter umum dan spesialis angkat bicara bersama guna memberi penjelasan singkat kepada masyarakat maupun imbauan agar menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekaligus tak banyak keluar rumah (Irene, et al., 2020). Oleh karena itu pemerintah Pusat dan pemerintah daerah banyak mengambil kebijakan baru untuk menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia ini. Beberapa kebijakan yang diambil oleh pemerintah diantaranya adalah dengan menerapkan social distancing atau sekarang disebut

physical distancing. Selain itu, khusus untuk beberapa daerah yang sudah memasuki

zona merah pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.

Sosial Distancing atau Physical Distancing merupakan upaya menjaga jarak sosial. Dengan kondisi itu kita dihimbau untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah dari rumah (Nurhalimah, 2020). Menurut juru bicara pemerintah yaitu Achmad Yurianto mengatakan bahwa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) adalah upaya memperkuat penerapan pembatasan fisik atau physical

distancing sebagai upaya mengurangi penyabaran virus Corona. Diberlakukannya

kebijakan tersebut sangat berdampak diberbagai sektor terutama disektor ekonomi. Banyak perusahaan tutup dan merumahkan bahkan melakukan tindakan PHK kepada karyawannya. Hal tersebut tentu membuat angka pengangguran di indonesia semakin banyak. Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, hingga 12 Mei 2020 jumlah

(3)

81 tenaga kerja yang dirumahkan maupun yang di PHK mencapai 1.722.958 orang. Terdiri dari 1.032.960 orang pekerja formal yang dirumahkan dan 375.165 orang di PHK. Sedangkan jumlah perusahaan yang melakukan PHK serta dirumahkan mencapai 80.000 perusahaan yang tersebar diseluruh Indonesia (kompas.com). Institute for Development of Economic and Finance (Indef) memprediksi gelombang besar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat tekanan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19 terjadi pada bulan Juni 2020 (Republika.co.id).

Meningkatnya angka pengangguran di Indonesia membuat pemerintah mengeluarkan anggaran dana untuk membantu keberlangsungan hidup masyarakat yang terkena dampak Covid-19 tersebut. Dana yang pemerintah keluarkan sebesar 405,1 triliun yang didistribusikan dalam bidang kesehatan, social safety net dan dukungan industri (Hakim, 2020). Dana yang cukup besar tersebut membuat KPK sebagai badan hukum dalam upaya pemberantasan korupsi sangat diperlukan dalam menjaga keamanan distribusi anggaran tersebut.

Menurut ketua KPK yaitu Firli Bahuri menyatakan bahwa lembaganya akan memeberikan tindakan tegas bagi pelaku tindak pidana korupsi ditengah suasana bencana pandemi Covid-19. Bahkan memberikan ancaman hukuman mati bagi pelaku tindak pidana korupsi dalam suasana bencana. Hal ini didasarkan pada ketentuan Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 pasal 2 ayat 2 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bahwa dalam keadaan tertentu pidana mati dapat dijatuhkan. Tindakan tertentu tersebut dilakukan pada waktu negara dalam keadaan bahaya sesuai undang-undang yang berlaku, pada waktu terjadi bencana alam nasional, sebagai pengulangan tindak pidana korupsi atau pada waktu negara dalam keadaan krisis ekonomi dan moneter. Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam penyebaran Covid-19 sebagai bencana nasional.

METODE

Penelitian ini merupakan gagasan atau pemikiran penulis tentang kajian hukum yang dikaitkan dengan penerapan hukum tersebut di masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku di masyarakat, serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris yaitu mengkaji implementasi ketentuan hukum normatif (undang-undang) dalam aksinya pada setiap peristiwa hukum

(4)

82 tertentu yang terjadi dalam suatu masyarakat. Penelitian ini lebih menitik beratkan pada kajian pustaka. Berbagai fenomena yang umum terjadi di masyarakat kemudian di analisis secara kualitatif berdasarkan teori-teori yang relevan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Implementasi Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana Alam

Korupsi merupakan salah satu bentuk dari fraud. Secara umum, fraud dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan kecurangan. Menurut Association of Certified

Fraud Examiners (ACFE), fraud terbagi kedalam tiga bentuk. Ketiga bentuk fraud

tersebut adalah sebagai berikut : a. Corruption

b. Asset Misapprociation c. Fraudulent Statement.

Adanya dana yang besar yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam upaya penanganan covid-19, membuat tingginya tingkat kerawanan terjadinya fraud khususnya tindak korupsi. Oleh karena itu korupsi yang merupakan salah satu kategori dari fraud, maka diperlukan upaya pencegahan dari semua pihak khususnya otoritas yang berwenang untuk dapat mencegah terjadinya tindak korupsi tersebut termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Korupsi merupakan fraud yang dikatakan sebagai kejahatan luar biasa terutama korupsi terhadap dana bantuan bencana yang akan merugikan banyak pihak. Para koruptor tersebut seakan-akan menari diatas penderitaan para korban bencana. Kesejahteraan negara juga akan terkikis sedikit demi sedikit seiring banyaknya pelaku korupsi terutama korupsi dana bantuan bencana alam sehingga memerlukan penanganan khusus dalam bidang peraturan perundang-undangan.

Sesuai dengan isi dari UU no 20 tahun 2001 pasal 2 ayat 2 yang didalamnya tercantum bahwa apabila terjadi tindak pidana korupsi dana bencana alam nasional maka hukuman mati dapat dijatuhkan. Namun ancaman hukuman mati yang telah tercantum dalam pasal 2 ayat 2 UU no. 20 tahun 2001 tersebut sampai saat ini belum pernah ada. Belum pernah ada putusan hakim yang menjatuhkan pidana mati bagi pelaku tindak pidana korupsi karena belum pernah ada Jaksa Penuntut Umum yang mendakwakan hukuman mati tersebut terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Berdasarkan catatan detik.com (Selasa, 10/12/2019) Sampai saat ini, hukuman pidana yang paling berat yang dijatuhkan atas tindak pidana korupsi adalah hukuman penjara seumur hidup yang telah dijatuhkan kepada pelaku korupsi berikut ini : a. Adrian Waworuntu dalam kasus pembobolan BNI 46 cabang Kemayoran Baru,

(5)

83 b. Akil Mochtar (Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi) kasus gratifikasi dan suap

sengketa pilkada di MK.

c. Brigjen Teddy Hernayadi (Direktur Keuangan TNI AD/ Kepala Bidang Pelaksana Pembiayaan Kementerian Pertahanan) dalam kasus korupsi anggaran Alutsista 2010-2014 seperti pembelian jet tempur F-16 dan helikopter Apache.

2. Kebijakan Pemerintah Melawan Covid-19

Pandemi Covid-19 menjadi suatu permasalahan besar bagi seluruh negara didunia, termasuk Indonesia. Pandemi Covid-19 ini tidak hanya menelan korban jiwa tetapi juga telah mengganggu berbagai sektor, baik sektor sosial, kesehatan dan juga ekonomi. Didalam sektor ekonomi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan dapat mencapai 4% atau lebih rendah sangat tergantung dengan perkembangan pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 telah melumpuhkan berbagai kegiatan masyarakat dan aktivitas ekonomi. Akibatnya Penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2020 akan merasakan imbasnya yang akan semakin menurun. Untuk itu diperlukan kebijakan pemerintah untuk melakukan tindakan dalam menjaga kestabilan berbagai sektor yang terkena dampak Covid-19.

a. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan.

Adanya kebutuhan mendesak dalam upaya untuk menangani pandemi Covid-19 yang telah berdampak pada aspek ekonomi, sosial dan kesejahteraan masyarakat maka pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No.1 Tahun 2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan.

b. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19.

Seiring dengan semakin meluasnya wabah Covid-19 maka presiden memilih Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam status kedaruratan kesehatan masyarakat menghadapi wabah Covid-19 dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 yang telah diundangkan pada tanggal 31 Maret 2020. Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga

(6)

84 terinfeksi Covid-19 sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Covid-19.

c. Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19

Dengan mempertimbangkan penyebaran Covid-19 yang semakin luas dan meningkatnya jumlah kasus serta kematian sehingga berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia maka pemerintah menetapkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19 pada tanggal 31 Maret 2020.

3. Peran KPK Dalam Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi Dana Anggaran Covid-19

KPK sebagai lembaga independen milik negara menjadi harapan negara untuk dapat memberantas tindak pidana korupsi. Dengan tugas yang diembannya yaitu melakukan pemberantasan korupsi, KPK dituntut untuk mempunyai rencana dan program dalam menunjang keberhasilan tugasnya. Ditengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia yang telah menimbulkan banyak kerugian baik dibidang ekonomi, sosial, politik, budaya, keamanan serta kesejahteraan masyarakat membuat pemerintah telah mencanangkan anggaran dalam upaya untuk melawan Covid-19. Besarnya anggaran yang telah pemerintah canangkan untuk melawan pandemi Covid-19 tersebut yaitu sebesar Rp. 405,1 triliun, membuat KPK harus mempunyai strategi dan rencana agar dana tersebut dapat terealisasi dengan baik tanpa adanya tindak kecurangan terutama korupsi yang sering terjadi di Indonesia.

Salah satu upaya KPK dalam rangka intuk memperkuat pengawasan penggunaan dana anggaran penanganan Covid-19 adalah dengan menerbitkan Surat Edaran (SE) No 8 Tahun 2020 tentang Penggunaan Anggaran Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19 Terkait Dengan Pencegahan Tindak Pidanan Korupsi. Surat Edaran tersebut ditujukan kepada Gugus Tugas ditingkat pusat maupun daerah untuk memandu proses pengadaan barang dan jasa dalam penanganan Covid-19 seperti pengadaan APD yang saat ini menjadi sebuah barang yang sangat banyak dibutuhkan oleh tim medis dalam melaksanakan tugasnya ditengah pandemi Covid-19. Didalam Surat Edaran tersebut KPK menekankan bahwa PBJ (Pengadaan Barang dan Jasa) tetap memperhatikan perundang-undangan yang berlaku termasuk aturan yang secara khusus telah dikeluarkan oleh LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah). KPK juga mndorong keterlibatan aktif APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah) dan atau BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan

(7)

85 Pembangunan) terkait proses PBJ. Sedangkan prinsip PBJ pada kondisi darurat yaitu efektif, transparan, dan akuntabel dengan tetap berpengang pada konsep harga terbaik (value for money).

Hal yang sangat ditekankan dalam SE ini berkaitan dengan perbuatan-perbuatan tindak pidana korupsi agar pelaksanaan PBJ tidak dikotori dengan perbuatan tindak pidana korupsi seperti berikut ini :

a. persekongkolan/kolusi dengan penyedia barang dan jasa b. memperoleh kickback dari penyedia

c. penyuapan d. gratifikasi

e. Benturan kepentingan dalam pengadaan f. Kecurangan atau mal-administrasi

g. Berniat jahat dengan memanfaatkan kondisi darurat h. Membiarkan terjadinya tindak pidana korupsi

Selain mengeluarkan SE No 8 Tahun 2020 tentang Penggunaan Anggaran Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19 Terkait Dengan Pencegahan Tindak Pidanan Korupsi, KPK juga memberikan peringatan kepada para pihak yang terkait melalui peraturan perundang-undangan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001 pasal 2 ayat 2 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi bahwa jika terjadi tindak pidan korupsi, maka hukuman mati dapat dijatuhkan. Melalui peraturan perundang-undangan tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya tindak pidana korupsi dana bencana alam khususnya dimasa pandemi Covid-19 yang tengah melanda negara Indonesia.

Untuk mengawasi dana bantuan bencana alam Covid-19 di daerah desa-desa, KPK membuat whistleblowing system berupa program “JAGA KPK” yang dapat diakses melalui situs “jaga.id” atau aplikasi yang dapat diunduh di ponsel. Melalui aplikasi ini diharapkan masyarakat bisa dengan mudah melaporkan adanya tindak penyelewengan khususnya tindak pidana korupsi. Apabila terjadi tindak penyimpangan yang dilakukan merupakan pelanggaran administratif, maka KPK akan memberikan teguran kepada pelaku. Sedangkan apabila terjadi pelanggaran hukum, maka akan ditindak tegas bersama Polri dan Kejaksaan Agung.

KESIMPULAN

Implementasi Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Bencana Alam Yang Tercantum didalam Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001 pasal pasal 2 ayat 2 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia belum pernah dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana

(8)

86 korupsi. Selama ini hukuman yang paling berat yang pernah dijatuhkan kepada pelaku tindak korupsi adalah hukuman seumur hidup yang dijatuhkan kepada Adrian Waworuntu, Akil Mochtar dan Brigjen Teddy Hernayadi.

Berbagai kebijakan yang pemerintah terbitkan dalam melawan pandemi COVID-19 adalah sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan. 2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial

Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19

3. Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19.

Untuk mencegah tindakan fraud khususnya korupsi, peran KPK sebagai badan pemberantasan tindak pidana korupsi sangat diperlukan. Peran KPK dalam upaya pencegahan tindak korupsi bencana alam Covid-19 sebagai berikut :

1. Menerbitkan Surat Edaran (SE) No 8 Tahun 2020 tentang Penggunaan Anggaran Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19 Terkait Dengan Pencegahan Tindak Pidanan Korupsi.

2. KPK memberikan peringatan kepada para pihak yang terkait dalam penanganan bencana alam Covid-19 yaitu melalui peraturan perundang-undangan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001 pasal 2 ayat 2 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi bahwa jika terjadi tindak pidana korupsi dana bencana alam Covid-19, maka hukuman mati dapat dijatuhkan.

3. KPK membuat whistleblowing system berupa program “JAGA KPK” yang dapat diakses melalui situs “jaga.id” atau aplikasi yang dapat diunduh di ponsel untuk memberikan sarana bagi masyarakat terutama masyarakat pedesaan agar bisa melaporkan adanya tindak penyelewengan dana bencana alam Covid-19 dengan lebih mudah dan praktis.

DAFTAR PUSTAKA

ACFE Indonesia Chapter (2016). Survai Fraud Indonesia, Association of Certified

Fraud Examiners.

Achmad Yurianto, (2020). Jubir Pemerintah : Penerapan Physical Distancing Diperkuat Melalui Kebijakan PSBB, berita harian Kompas.

BNPB (2020). Jumlah Kasus Covid-19. Diakses 3 Juni 2020, dari covid19.bnpb.go.id.

(9)

87 Evie Hanavia. (2013). Kajian Penerapan Hukuman Terhadap Tersangka Korupsi Dana Bantuan Bencana Alam Berdasrkan Pasal 2 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Recidive. Vol.2 No.2 Mei-Agustus 2013.

Firli Bahuri (2020), “Ketua KPK Ancam Hukum Mati Pelaku Korupsi Dana Bencana Corona,” Tirto.id, diakses 4 Juni 2020 dari https://tirto.id/ketua-kpk-ancam-hukum-mati-pelaku-korupsi-dana-bencana-corona-feRL#top.

http://detik.com (2020). Hukuman penjara seumur hidup yang telah dijatuhkan kepada pelaku korupsi, diakses 10 Desember 2019.

Hui, D. S., E., I. A., Madani, T. A., Ntoumi, F., Kock, R., Dar, O., et al. (2020). The continuing 2019-nCoV epidemic threat of novel coronaviruses to global health - The latest 2019 novel coronavirus outbreak in Wuhan, China.

International Journal of Infectious Diseases, 91, 264–66.

ICW (Indonesia Corruption Watch) (2020), diakses 4 Juni 2020 dari https://antikorupsi.org/.

Ilmiyah, S. (2020). Surotul Ilmiyah - Upaya PBNU Mencegah Penyebaran

COVID-19. Diakses pada 13 April 2020, dari YouTube alobatnic:

https://youtu.be/rYlypLWR3Qw.

Ilmiyah, S. (2020, Februari 11). Surotul Ilmiyah - PBNU Menjawab Tantangan Virus

Corona. Diakses April 18, 2020, dari YouTube alobatnic:

https://youtu.be/SPdc4WT8BCg.

Irene, Saleh, R. R., Foresto, B., Djuanda, R. E., Prayogo, A., Arianti, A., et al. (2020). Pesan Para Dokter terkait Covid-19. Diakses 18 April 18 2020, dari YouTube alobatnic: https://youtu.be/F1IiXodT3MQ.

Kementerian Keuangan (2020). Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), diakses 1 April 2020 yang ditayangkan secara langsung melalui akun YouTube resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam penyebaran Covid-19 sebagai bencana nasional.

Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19.

Kompas.com (2020). Kemenaker : Pekerja yang Di-PHK dan Dirumahkan Capai 1,7

Juta. Diakses 4 Juni 2020, dari

https://money.kompas.com/read/2020/05/12/220000926/kemenaker-pekerja-yang-di-phk-dan-dirumahkan-capai-17-juta.

Nurhalimah, E. (2020). Upaya Bela Negara Melalui Sosial Distancing dan Lockdown Untuk Mengatasi Wabah Covid-19. Electronic copy available at: https://ssrn.com/abstract=3576405. Diakes pada 23 November 2020.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk

(10)

88 Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana.

Rakhmat Nur Hakim (20200. Jokowi Gelontorkan Rp 405,1 Triliun untuk Atasi Covid-19, Ini Rinciannya, Kompas, diakses 22 April 2020.

Republika.co.id (2020). Indef : Puncak Gelombang PHK Diprediksi Terjadi Juni. Diakses 4 Juni 2020 dari https://republika.co.id/berita/q8kiro370/indef-puncak-gelombang-phk-diprediksi-terjadi-juni.

Setiawan. A. R. (2020). Lembar Kegiatan Literasi Saintik untuk Pembelajaran Jarak Jauh Topik Penyakit Coronavirus 2019 (COVID019). Edukaif Jurnal

Pendidikan, 2 (1), 28-37.

Suarajabar.id (2020). Dugaan korupsi dana bantuan sosial Covid-19 yang terjdi di

Depok-Jawa Barat, diakses 2 Juni 2020 dari

https://jabar.suara.com/read/2020/04/19/195915/ampun-deh-ada-korupsi-bansos-corona-untuk-orang-miskin-di-depok.

Surat Edaran (SE) No 8 Tahun 2020 tentang Penggunaan Anggaran Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19 Terkait Dengan Pencegahan Tindak Pidanan Korupsi.

Umar, Haryono. (2016). Corruption The Devil. Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Trisakti. Jakarta.

Undang- Undang Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001

Undang-Undang No.24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.

Worldmeter (2020). Coronavirus Updates. Diakses 3 Juni 2020, dari Worldmeters.info

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian didapat bahwa upaya pemerintah dalam membantu pelaku usaha UMKM yang terdampak pandemi covid-19 yaitu adanya program Pemulihan Ekonomi Nasional

Dampak sosial berupa perubahan kegiatan sosial kemasyarakatan yang sudah menjadi gaya hidup atau ciri warga negara Indonesia (Fatmawati 2020) yang harus bergeser menjadi

Memperhatikan pemenuhan kebutuhan yang sangat mendesak dalam penanganan pandemi COVID- 19 pada fasilitas pelayanan kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan, maka CPNS

Kecemasan akibat pandemi Covid-19 berdampak pada kecemasan kehamilan trimester III sebagian besar studi yang telah dilakukan tentang Covid- 19 dan keterkaitannya

Dalam hal ini, penulis mengangkat judul “Optimalisasi Pelaksanaan Bantuan Sosial Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid 19”

❑ Membantu masyarakat melalui program pemerintah dalam upaya pencegahan Covid-19, (program edukasi Kesehatan, aktivitas sosial- ekonomi secara individu, keluarga atau masyarakat).

bahwa Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang menjadi pandemi global telah berdampak serius terhadap sendi-sendi ekonomi dan kesehatan masyarakat desa dan

Masalah ekonomi klasik terdiri dari masalah produksi, konsumsi dan distribusi Permasalahn ekonomi mdern terdiri dari pilihan tentang barang dan jasa apa(what) yang harus diproduksi