• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III HASIL PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1 Profil PT Tiga Manunggal Synthetic Industries

PT Tiga Manunggal yang dikenal dengan nama Timatex secara hukum didirikan pada tahun 1975, diresmikan pada tanggal 7 Agustus 1976 oleh presiden Soeharto disertai menteri perindustrian M.Yusuf. PT Timatex berkantor pusat di wisma argo manunggal Jakarta dan pabrik berada di desa ledok kecamatan argomulyo Salatiga. Pesatnya perkembangan industri textile di dunia secara umum dan Indonesia secara khusus memacu pendiri PT Tiga Manunggal

Synthetic Industries untuk berkiprah lebih aktif.

PT Timatex menjalankan bisnis utama yaitu manufaktur dan eksportir kain dengan bidang usaha textile, jenis industri yang digunakan oleh perusahaan ini berupa kain mentah dan kain jadi. Sejauh ini pemasaran produksi untuk ekspor sudah mencapai timur tengah, jepang, dan afrika. Visi dari PT Timatex adalah menjadi perusahaan yang terkemuka di bidang textile dan tetap mempertahankannya, serta mempunyai misi meningkatkan standart dan kualitas produk, di dukung dengan tenaga kerja yang handal, tanggapan yang cepat dan tepat, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan kepuasan mitra bisnis, memberikan keuntungan bagi pemegang saham dan melaksanakan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosial.

PT Timatex memiliki 7 departemen yaitu Personalia, Accounting, Power, PPC, Weaving dan Finishing. Dari setiap departemen memiliki bagian yang lebih spesifik salah satunya adalah Departemen Personalia dimana terdapat tiga bagian dibawah naungannya yaitu bagian kesra, pengupahan, dan kepegawaian.

(2)

21 3.2 Profil Informan

Wawancara dilaksanakan dengan bertanya kepada Manajer Personalia dan Staf Personalia. Jobdesc dari Manajer Personalia adalah sebagai berikut: a. Menerima tamu yang bersifat umum

b. Menghadiri undangan-undangan baik instansi pemerintah, swasta maupun organisasi-organisasi tekait

c. Mengatur pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility ) Perusahaan d. Sebagai koordinator humas antara PT Damatex dan PT Timatex

e. Menjaga keamanan lingkungan f. Mengawasi tanah asset perusahaan

g. Mengadakan kerjasama salah satunya dengan instansi atau yayasan untuk keperluan penyuluhan maupun seminar yang diperlukan perusahaan

Jobdesc dari Staf Personalia adalah sebagai berikut:

a. Mengelola BPJS khususnya bagi karyawan baru, karyawan purna karya, karyawan yang kecelakaan kerja dan karyawan meninggal dunia

b. Menerima dan mengecek saldo JHT (Jaminan Hari Tua) karyawan dan menindaklanjuti apabila terjadi permasalahan

c. Menangani bea siswa (bagi anak karyawan yang berprestasi) d. Mengelola rekreasi karyawan

e. Mengikuti semua pertemuan antar Departemen dari PT Damatex untuk mewakili PT Timatex

(3)

22

g. Pendistribusian kain THR dan hadiah kepada karyawan

h. Mengurus surat-surat kendaraan seperti perpanjangan STNK atau ijin trayek

3.3 Prosedur Pelaksanaan BPJS kesehatan di PT Timatex

Prosedur pelaksanaan BPJS kesehatan di PT Timatex mengkuti prosedur BPJS secara umum ada beberapa macam yaitu prosedur pendaftaran, prosedur umum, prosedur rawat jalan, prosedur pelayanan obat, prosedur pelayanan alat kesehatan, prosedur fasilitas kesehatan, dan prosedur klaim.

3.3.1. Prosedur Pendaftaran BPJS Kesehatan di PT Timatex

Pada tahap ini karyawan yang diikut sertakan pada program BPJS Kesehatan harus mengumpulkan data pribadi dengan melampirkan foto

copy KTP dan Kartu Keluarga, dimana nantinya data tersebut akan

dikirimkan ke BPJS Boyolali. Pengiriman data peserta dikirim melalui program EDABU yaitu sistem online untuk daftar peserta BPJS Kesehatan. Untuk pola pendaftaran peserta BPJS berlaku maksimal pada tanggal 20 setiap bulannya, jika peserta mendaftar pada bulan ini kartu BPJS akan terbit pada bulan berikutnya, begitu seterusnya. Pendaftaran BPJS Kesehatan tidak hanya berlaku bagi karyawan PT Timatex saja, tetapi berlaku juga bagi anggota keluarga karyawan. Perusahaan menetapkan 5% tiap bulannya, diambil dari gaji pokok karyawan sebesar 1% dan 4% dari perusahaan. Anggota keluarga karyawan yang diikut sertakan dalam BPJS bersyarat, yaitu maksimal 5 orang dalam satu keluarga, dengan jumlah anak dalam satu keluarga maksimal 3 orang beserta dengan suami/istri 1 orang, lebih dari itu jika dalam satu keluarga memilki anak lebih dari 3 orang ingin didaftarkan ke BPJS maupun orang tua/mertua, maka karyawan tersebut harus membayar lagi iuran premi sebesar 1% di luar yang sudah ditetapkan perusahaan.

(4)

23

3.3.2. Prosedur umum Pelayanan BPJS Kesehatan di PT Timatex

Bagi karyawan yang sudah terdaftar dalam BPJS Kesehatan dan ingin mengikuti pengobatan, perlu mengikuti tahap-tahap dimana pasien yang ingin berobat harus ke klinik PT Timatex terlebih dahulu untuk memeriksa apakah penyakit tersebut serius atau tidak. Kalau penyakit tersebut serius maka faskes tingkat pertama akan merujuk ke faskes tingkat kedua yaitu Rumah Sakit. Syarat pendaftaran pengobatan yaitu peserta harus memiliki kartu peserta BPJS, baru bisa merujuk ke faskes tingkat kedua. Bagi karyawan yang masih memiliki jamkesda/jamkesnas tidak bisa mengikuti Program BPJS Kesehatan, syaratnya harus di non-aktifkan dahulu program jamkesda/jamkesnas tersebut.

3.3.3. Prosedur Rawat Jalan BPJS Kesehatan di PT Timatex

Prosedur rawat jalan dimulai dari karyawan yang mendaftar untuk berobat ke klinik PT Damatex dimana hanya bisa dilayani pada jam praktek kerja tertentu, jika diluar jam praktek kerja dokter, pasien yang ingin berobat langsung bisa ke Rumah Sakit. Karyawan yang ingin berobat dengan kondisi gawat (emergency) bisa langsung ke klinik PT Timatex di luar jam praktek kerja dokter, kasus ini sebagai pengecualian karena kondisi yang mendesak.

3.3.4. Prosedur Pelayanan di Faskes Tingkat Lanjutan di PT Timatex Pada prosedur pelayanan di faskes tingkat lanjutan PT Timatex mengakomodasikan (kamar & perawatan) di kelas perawatan yang sesuai dengan hak dari karyawan yang menjadi peserta BPJS Kesehatan, dan PT Timatex lah yang mengurus semua syarat-syarat dan ketentuan dari karyawan /peserta yang akan diberikan kepada BPJS Kesehatan Centre kemudian pihak faskeslah yang melanjutkan prosedur-prosedur selanjutnya. Seperti, konsultasi dan pemeriksaan intensif, tindakan pembedahan, pelayanan rehabilitas medis dan pelayanan transfuse darah, dan lain-lain.

(5)

24

3.3.5. Prosedur Pelayanan Obat BPJS Kesehatan di PT Timatex

Karyawan yang berobat harus menerima saran dari dokter keluarga dimana tempat karyawan tersebut berobat. Prosedur pelayanan obat ini langsung dilayani oleh dokter keluarga dan resep diberikan langsung kepada pasien untuk di bawa ke apotik.

Prosedur pelayanan obat yang diterapkan PT Timatex yang pertama adalah pelayanan obat tingkat pertama, yakni dokter klinik sendiri yang memberikan resep kepada karyawan/peserta sesuai dengan kebutuhan, kemudian obat dapat langsung diambil di klinik PT Damatex, dikarenakan seluruh PT di bawah Argo Manunnggal Group ( Damatex, Timatex, dan Argo Manunggal Triarsa/AMT) yang berkaitan dengan klinik dipusatkan di PT Damatex, sehingga semua proses pengobatan mengikuti PT Damatex, akan tetapi apabila tidak tersedia di klinik, obat bisa diambil di apotik-apotik yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Kemudian pada pelayanan obat di faskes tingkat lanjut, pelayanan obat diserahkan sepenuhnya pada faskes tingkat lanjut.

3.3.6. Prosedur Pelayanan Alat Kesehatan di PT Timatex

Pada prosedur pelayanan alat kesehatan yang ada di PT Timatex kurang lebih sama dengan prosedur pelayanan obat BPJS Kesehatan, tetapi alat kesehatan hanya bisa didapatkan oleh pasien/karyawan yang telah berada di faskes tingkat lanjut, alat kesehatan yang diberikan juga sesuai dengan kelas BPJS Kesehatan yang dipilih oleh peserta/karyawan sebelumnya, apabila biaya yang didapatkan dari pelayanan alat BPJS Kesehatan tidak mencukupi untuk pembelian alat kesehatan, peserta/karyawan diwajibkan untuk menutup kekurangan tersebut dengan dana pribadi peserta/karyawan.

(6)

25

Pada prosedur klaim di PT Timatex prosedur klaim hanya diperuntukan untuk peserta saja, sedangkan untuk klaim dari faskes, pihak faskes sendiri yang mengurus dan mengajukan klaim ke BPJS Kesehatan Centre, pada prosedur klaim peserta, peserta wajib membawa kwitansi yang dimaterai dari dokter dan apotik yang sudah dilampiri dengan kartu peserta BPJS Kesehatan yang kemudian diajukan ke bagian personalia, kemudian peserta mengisi blangko kronologi kejadian, yang akan dikirimkan ke BPJS Kesehatan Centre

3.4 Kendala Program BPJS Kesehatan di PT Timatex

Pelaksanaan program BPJS Kesehatan dinilai masih banyak mengalami masalah, permasalahan dimulai dari hulu ke hilir (antara regulator dan operator) belum mempunyai komunikasi yang baik. Wujud komunikasi yang kurang baik itu ditunjukkan antara lain sebagai berikut:

a. Karyawan kurang memahami prosedur BPJS Kesehatan

b. Jumlah kamar kelas II dan kelas III di Rumah Sakit baik negeri maupun swasta yang belum memenuhi dari sisi jumlahnya

c. Karyawan belum memahami proses administrasi terkait kepesertaan, masih banyak yang masuk Rumah Sakit tidak mempunyai kartu BPJS Kesehatan

d. Masalah pelayanan, banyak permintaan kelas I dari pasien, tetapi fasilitas terbatas, banyak sarana prasarana dan obat yang belum lengkap.

3.5. Upaya PT Timatex Dalam Mengatasi Kendala Pelayanan BPJS Kesehatan PT Timatex dalam mengatasi kendala pelayanan BPJS Kesehatan bagi karyawan sangatlah selektif dan cermat. Sebelum mengambil keputusan, bagian-bagian yang terkait dalam pelayanan jaminan kesehatan bagi karyawan turut disertakan untuk memberikan masukan-masukan demi tercapainya hasil yang baik dan positif. Keputusan tersebut berupa pemilahan kasus kesalahan,

(7)

26

apakah terletak pada pihak karyawan, pihak BPJS ataupun pada pihak Rumah Sakit. Dalam hal ini perusahaan harus benar-benar secara rinci mengerti permasalahan apa yang dialami pada masing-masing pihak tersebut.

Jika kesalahan terletak pada karyawan, perusahaan akan membantu pengadaan kelengkapan pada bagian yang bermasalah, setelah itu karyawan diberi pengarahan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jika kesalahan terletak pada BPJS, perusahaan akan mengklarifikasi secara langsung permasalahan yang dialami karyawan kepada pihak BPJS serta mendatangi pihak BPJS supaya mengerti secara rinci permasalahan apa yang terjadi, serta dapat memperoleh solusi secara langsung. Dan jika kesalahan terletak pada pihak Rumah Sakit atau Klinik, perusahaan juga akan mengklarifikasi permasalahan apa yang terjadi langsung kepada tenaga medis maupun bagian administrasi di Rumah Sakit atau Klinik dimana karyawan tersebut berobat.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini membandingkan hasil uji simulasi metode load balance antara ecmp (saat ini) dan pcc ketika terjadi kongesti bandwidth dengan manajerial

memadai, sesuai dengan observawai peneliti di kantor Badan Lingkungan Hidup bahwa kantor tidak adanya pembaharuan gedung dan terkesan jelek. Hal ini juga menjadi

Bahwa dengan adanya Memori Banding dari Penggugat tersebut, Tergugat-V dan IV melalui kuasa hukumnya telah mengajukan Kontra Memori Bandingnya yang diterima di

Dokumen dan fungsi terkait tidak berjalan baik, perusahaan menerima informasi retur barang dari pelanggan tidak menerbitkan memo kredit sehingga perusahaan

Hal ini juga mengikuti pendapat Fukuyama (2002) yang mengatakan unsur terpenting dalam modal sosial adalah kepercayaan yang merupakan perekat (social glue) bagi

Hasil penelitian dapat ditemukan perkembangan emosional anak mempengaruhi kondisi anak berkebutuhan khusus hiperaktif dan gangguan konsentrasi (ADHD), sehingga anak

Selain itu, dalam kaitannya dalam penerbitan Objek KTUN in casu , Majelis juga menegaskan hubungan antara Izin Lingkungan dan tata ruang, dengan mengutip ketentuan bahwa

Arus start yang mengalir pada rangkaian sistem timer start , proteksi dan timer trip pada saat motor start adalah sebesar 380A, sedangkan saat terjadi arus