• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WARTA BAHASA SUNDA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING. Ani Aprilani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WARTA BAHASA SUNDA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING. Ani Aprilani"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WARTA BAHASA SUNDA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

Ani Aprilani 1

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 6, No. 1, Januari – April 2021

ISSN 2477-2240 (Media Cetak).

2477-3921 (Media Online)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WARTA

BAHASA SUNDA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

MIND MAPPING

Ani Aprilani

SMP Negeri 1 Citeureup Kabupaten Bogor-Jawa Barat Abstract

The background of this research is the lack of student learning outcomes. This is because teachers do not use methods, strategic models and learning media that attract students' interest during the learning process. So that students are not active and the material is too much too complicated for students to understand when learning takes place. This study aims to improve the quality of Sundanese language learning through a mind mapping learning model implemented at SMP Negeri 1 Citeureup, Bogor Regency. This research was conducted from July to December 2018 for 6 months in class VIII-A as many as 36 students. The research methodology used was Classroom Action Research (CAR) which consisted of two cycles. Each cycle consists of four stages of research, namely planning, implementing, observing and reflecting. The assessment of student learning outcomes in Sundanese language subjects in this study was seen through written test research in the form of pretest and posttest. The results showed that there was an increase in the average score of learning outcomes in Sundanese, especially the posttest score. student learning outcomes have increased from the first cycle. until the second cycle, which is from 76.9 to 80.8. These values are already above the minimum requirement criteria (KKM) value that has been determined by the school, namely 75. Thus it can be concluded that the mind mapping learning model can improve writing skills in Sundanese language script.

Keywords: Writing Skills, Sundanese Language Newsletter, and Mind Mapping.

Abstrak

Latar belakang dari penelitian ini yaitu hasil belajar siswa yang masih kurang. Hal ini disebabkan oleh guru yang tidak menggunakan metode, model strategi dan media pembelajaran yang menarik minat siswa selama proses pembelajaran. Sehingga siswa tidak aktif dan materi yang terlalu banyak terlalu rumit untuk dipahami siswa saat pembelajaran berlangsung. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Sunda melalui model pembelajaran mind mapping dilaksanakan di SMP Negeri 1 Citeureup Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII-A dengan jumlah sebanyak 36 siswa. Metodologi penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penilaian hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Sunda pada penelitian ini dilihat melalui penelitian tes tertulis berupa pretest dan

posttest. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar Bahasa

Sunda khususnya nilai posttest. Hasil belajar siswa mengalami kenaikan dari siklus pertama. hingga siklus kedua yakni dari 76,9 menjadi 80,8. Nilai-nilai tersebut sudah berada di atas nilai kriteria ketentuan minimum (KKM) yang telah ditetapi oleh sekolah yaitu 75. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan keterampilan menulis naskah biantara Bahasa Sunda

© 2021 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia

Kata Kunci: Keterampilan Menulis, Warta Bahasa Sunda, dan Mind Mapping.

(2)

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan sesuatu yang dilakukan oleh pendidik bersama peserta didik dan bertujuan untuk memberi ilmu pengetahuan. Dengan kata lain pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh pendidik agar peserta didik memperoleh ilmu dan dapat belajar dengan baik dengan memperoleh berbagai pengalaman dan pengalaman itu menambah tingkah laku siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Saat ini pembelajaran yang inovatif yang akan mampu membawa perubahan hasil belajar pada siswa. Pendidik harus pintar memilih strategi yang cocok digunakan untuk meningkatkan minat peserta didik dan membuatnya nyaman peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan adanya strategi pembelajaran ini diharapkan hasil belajar dan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.

Pada kenyataan yang terjadi di lapangan, masih banyak dijumpai hasil belajar siswa yang masih rendah. Hal ini dapat disebabkan karena materi yang disampaikan oleh guru terlalu banyak dan rumit untuk dipahami siswa sehingga pembelajaran tidak berpusat pada peserta didik tetapi malah terpusat pada pendidik. Hal ini dikarenakan guru dalam proses pembelajaran tidak menggunakan metode, model strategi dan media pembelajaran yang kurang menarik minat siswa untuk memperhatikan sehingga siswa tidak aktif saat pembelajaran berlangsung. Sebanyak 70 % siswa tidak memperhatikan pelajaran, ada yang mengobrol, mengantuk, sibuk dengan sendirinya. Untuk mengajak siswa aktif dalam pelajaran sangat sulit, hanya sedikit siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran yaitu siswa yang asli suku bangsa Sunda serta siswa yang berkeinginan mempelajari Bahasa Sunda. Selain itu, dalam kerja kelompok hanya sebagian kecil yang aktif yang lain hanya ikut nama.

Bahasa Sunda adalah salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diberikan kepada peserta didik dari mulai Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Menulis adalah salah satu dari keterampilan berbahasa, keterampilan menulis sangat diperlukan oleh setiap orang karena menulis adalah modal utama dalam keberhasilan seseorang. Menulis terdiri dari bermacam-macam salah satunya adalah menulis naskah biantara. Biantara atau pidato adalah kegiatan berbicara di depan umum untuk menyatakan pendapat atau memberikan suatu informasi mengenai suatu hal.

Keterampilan menulis biantara dalam mata pelajaran Bahasa Sunda dikelas VIII-A SMPN 1 Citeureup sangat jauh dari yang diharapkan. Pendidik adalah salah satu komponen penting dalam pendidikan, tidak hanya dituntut menguasai materi saja tetapi juga dituntut untuk mengurangi sebanyak mungkin perasaan-perasaan negatif siswa terhadap pelajaran. Dengan mengupayakan berbagai metode pelajaran dan model pelajaran diharapkan dapat merangsang minat belajar dan dapat membangkitkan semangat siswa dalam kegiatan pelajaran sehingga dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2017), Marlisa (2020), dan Mustikasari (2020). Penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2017) memperoleh nilai rata-rata pre tes keterampilan menulis naratif adalah 74,45; dan nilai rata-rata posttest skill menulis naratif 85,00. Berdasarkan hasil uji-t bahwa penggunaan metode

Mind Mapping berpengaruh terhadap keterampilan menulis naratif siswa kelas VII SMP Negeri 13

Padang.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Marlisa (2020) memperoleh hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran menulis geguritan berdasarkan cerkak di kelas IX A SMP Negeri 26 Surakarta mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dari nilai menulis geguritan berdasarkan cerkak yang dicapai siswa kelas IX A, nilai rerata siswa kelas IX A, dan ketuntasan klasikal yang dicapai kelas tersebut. Nilai rerata tes keterampilan menulis geguritan berdasarkan cerkak pada siklus I adalah 68,00 dengan ketuntasan 46,42%. Pada siklus II, nilai rerata

(3)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WARTA BAHASA SUNDA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

Ani Aprilani 3

75,10 dengan tingkat ketuntasan 71,42% dan pada siklus III nilai rerata 82,82 dengan tingkat ketuntasan 85,71%.

Selain itu, penelitian serupa juga dilakukan oleh Mustikasari (2020) yang menunjukkan bahwa proses meningkatkan metode peta pikiran (Mind Mapping) dapat meningkatkan keterampilan menulis teks deskripsi kelas VII A SMP Wahid Hasyim Malang. Peningkatan tersebut ditunjukkan dari kualitas proses pembelajaran yang tercermin dari keaktifan, perhatian konsentrasi, dan kemandirian siswa selama proses pembelajaran. Peningkatan secara produk dapat dilihat dari skor rata-rata keterampilan menulis teks deskripsi dari pra tindakan, siklus I hingga siklus II. Pada pra tindakan skor rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 67,5 % kemudian meningkat menjadi 74,4% dan pada siklus II lebih meningkat secara signifikan sebesar 78,3%.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, baik dari peserta didik maupun pendidik yang kurang berkompeten dalam menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan efektif, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis biantara Bahasa Sunda pada siswa kelas VIII-A SMPN 1 Citeureup Kabupaten Bogor menggunakan model pembelajaran Mind Mapping.

METODE PENELITIAN a. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi lokasi penelitian, waktu penyelenggaraan penelitian.

Tempat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Citeureup Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juli sampai dengan Desember Tahun 2018 terlaksana selama 6 bulan.

b. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas VIII A yang terdiri atas 36 siswa. Sedangkan, obyek dalam penelitian ini yaitu aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran menulis pidato dalam mata pelajaran Bahasa Sunda.

c. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian tindakan ini meliputi siswa, guru, kolaborator, dan dokumen proses dan hasil pembelajaran. Sumber data yang diperoleh dari siswa kelas VIII-A untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar setelah menerapkan metode mind mapping dalam pembelajaran menulis biantara (pidato).

d. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi pembelajaran, tabel hasil penilaian, lembar kerja siswa, lembar observasi siswa, lembar catatan lapangan. Data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa narasi, keterangan, atau deskripsi dari suatu situasi atau kondisi. Data kuantitatif adalah data yang berupa gambar situasi atau kondisi yang berupa angka-angka, atau yang bis diangkatkan.

e. Validasi Data

Penelitian kualitatif dalam penelitian tindakan kelas dapat dikategorikan akurat dan dapat dipercaya apabila dilakukan validasi data. Terdapat beberapa bentuk validasi data dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu member check, triangulasi, audit traill, expert opinion, dan Key Respondents Review.

f. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami, dan temuan dapat diinformasikan kepada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif, yaitu merangkum hasil pengamatan dengan menggunakan kode-kode, gambar, diagram, dan tabel.

(4)

g. Indikator Keberhasilan

Kriteria/Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan peserta didik agar lebih aktif dan mempunyai rasa senang dalam melakukan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan unjuk kerja siswa dalam pencapaian ketuntasan belajar. Dengan kriteria yang dijadikan tolak ukur keberhasilan tindakan yang dimaksud 85% siswa tuntas dengan nilai minimal 75.

h. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan salah satu jenis penelitian yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya. Penelitian pada siklus I dilakukan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap perencanaan dilakukan beberapa tahapan yakni menentukan metode dan strategi mengajar, membuat lembar observasi, angket siswa, dan lembar kerja, menyusun RPP.

Proses pengamatan pada siswa dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran, dilakukan oleh guru dan kolaborator. Variabel yang diamati adalah aktivitas siswa, keaktifan siswa dan hasil belajar siswa dalam menulis pidato. Pada tahap Refleksi Semua data yang diamati di atas ditambah dari angket tanggapan siswa di kumpulkan dan dilihat segala hal yang terjadi dan berhubungan dengan tindakan yang dilakukan. Peneliti bersama kolaborator menganalisa data tersebut dan bila perlu untuk merumuskan kembali tindakan yang akan dilakukan berikutnya.

Pada Siklus II dilakukan tindakan berupa penyempurnaan hasil siklus I. Artinya pada siklus pertama dirasakan hasilnya masih kurang memuaskan maka akan direncanakan pada siklus II dengan tahap pelaksanaan yang sama dengan tujuannya untuk meningkatkan hasil keterampilan menulis biantara lebih baik lagi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Siklus Pertama (I)

Peneliti bersama kolaborator pada hari Senin 30 Juli 2018 mengadakan penelitian siklus pertama. Peneliti bersama kolaborator merencanakan langkah-langkah perencanaan penelitian. Menentukan standar kompetensi kelas VIII semester 1 yaitu dengan memilih judul menulis naskah biantara. Langkah-langkah perencanaan yang dilakukan antara lain: 1) Membuat silabus mata pelajaran Bahasa Sunda semester ganjil kelas VIII, 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 3) Menyiapkan daftar hadir siswa kelas VIII-A, 4) Membuat kelompok-kelompok pembelajaran, 5) Menyiapkan sumber belajar seperti buku teks dan naskah biantara. 6) Menyiapkan media belajar dan penilaian tes, lembar tugas siklus I. 7) Menyiapkan lembar pengamatan (observasi) dan refleksi untuk 2 siklus sekaligus. 8) Menyiapkan kamera sebagai dokumentasi penelitian.

Selanjutnya, pada tahap tindakan, awal pembelajaran Bahasa Sunda pada siklus pertama dilakukan peneliti bersama kolaborator dengan memasuki kelas VIII-A pada hari Senin 30 Juli 2018. Jadwal pembelajaran Bahasa Sunda adalah jam pelajaran ke-3 dan ke-4 selama 80 menit. Pembelajaran dimulai pukul 08.20-09.40 WIB. Ketika peneliti bersama kolaborator memasuki kelas, terlihat bahwa siswa-siswi sedang ribut dan mondar-mandir di dalam kelas. Peneliti kemudian meletakkan media dan sumber belajar di atas meja guru, sedangkan kolaborator langsung mengamati pembelajaran di kelas dari meja depan yang sudah disediakan. Suasana kelas mulai hening/tenang. Guru lupa mendata/mengabsen siswa. Sesuai rencana metode ceramah akan diberikan terlebih dahulu pada siswa, lalu diskusi dan praktik menulis naskah biantara pemaparan materi, siswa diminta mencermati naskah biantara.

Kolaborator mulai mengamati, guru menjelaskan pokok pembahasan dengan menjelaskan materi naskah biantara dan macam-macam biantara atau pidato. Selanjutnya membagi-bagi kelompok diskusi kelompok diberikan sesuai dengan nama ketua kelompoknya yang berjumlah 5 kelompok tak lupa membagikan teks biantara dan tugasnya menganalisa tema dan isi naskah.

(5)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WARTA BAHASA SUNDA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

Ani Aprilani 5

Beberapa kelompok tampak antusias untuk mempelajari naskah biantara misalnya pada kelompok Citra, sedangkan pada kelompok Ellsa, Faisal, Rizki ada yang acuh tak acuh, ngobrol, bercanda dan berjalan-jalan/tidak mendiam. Guru hanya menegur dari depan kelas setelah menganalisa tema dan kerangka biantara selama 20 menit siswa setelah itu ditugaskan membuat naskah biantara dengan tema “Perpisahan Kelas” mulai dari membuat langkah dan mengembangkan kerangka menjadi sebuah teks biantara.

Masing-masing membuaat satu teks biantara dalam satu kelompok judulnya sama. Setelah selesai siswa mengumpulkan teks biantara, ada yang sudah selesai ada yang baru setengahnya ada yang baru dua pertiganya. Guru dan kolaborator memilih naskah yang sudah selesai dengan yang belum selesai, dan dimasukkan ke dalam daftar nilai untuk mendapatkan nilai pada siklus I. Bel berbunyi guru dan kolaborator memberi salam untuk meninggalkan kelas.

Peneliti pada siklus pertama menghasilkan beberapa pengamatan pokok terutama yang berkaitan dengan keadaan kurang sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah disusun, yakni sebagai berikut: 1) Guru dalam membagikan teks biantara kurang, karena seharusnya setiap siswa satu teks biantara, 2) Pembagian kelompok harus berdasarkan prestasi, bukan asal berkelompok, 3) Kelompok diskusi kurang bisa bekerja sama, karena kurang bimbingan dari guru, 4) Data hasil belajar dari mulai hasil test masih banyak yang kurang dari KKM. Berikut ini hasil belajar pretest dan posttest menulis teks biantara pada siklus I.

Tabel 1. Nilai Pretest dan Posttest Menulis Biantara Bahasa Sunda Siklus 1 Kelas VIII-A

Hasil Belajar Pretest Posttest

Jumlah Keseluruhan Nilai 2505 2505

Nilai rata-rata 69,5 69,5

Jumlah siswa 19 19 KKM < 75

Persen 52% 52%

Jumlah siswa 17 17 KKM > 75

Persen 48% 48%

Peneliti mendapatkan saran dari kolaborator berdasarkan hasil pengamatan siklus pertama untuk penelitian pada siklus kedua berupa penambahan pada setiap siswa mendapat satu teks lagi. Berkeliling ke setiap kelompok agar saat diskusi mengamati karangan tidak untuk bermain-main/bercanda. Kemudian, pembagian kelompok dilakukan berdasarkan prestasi. Selain itu, perlu juga mengadakan siklus penelitian ke-2 berdasarkan hasil belajar Bahasa Sunda Pada siklus ke-1 yang diperoleh siswa kelas VIII-A.

B. Siklus Kedua (II)

Setelah peneliti dan kolaborator mendapatkan hasil belajar dan pengamatan pada siklus ke-1, maka peneliti dan kolaborator memutuskan untuk memulai kembali perencanaan untuk siklus ke-2 pada hari senin 6 Agustus 2018. Peneliti bersama kolaborator kembali merencanakan langkah-langkah perencanaan penelitian siklus ke-2 yakni sebagai berikut: 1) Menentukan standar kompetensi dasar kelas VIII semester 1, 2) Memahami naskah biantara yang berjudul “Perpisahan Kelas”, 3) Menentukan kompetensi dasar biantara dengan memilih judul “Perpisahan Kelas”, 4) Memeriksa silabus mata pelajaran Bahasa Sunda semester ganjil kelas VIII, 5) Membuat Rancangan Pelajaran Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus ke-2, 6) Menyiapkan daftar hadir siswa kelas VIII-A, 7) Membuat model kelompok Mind Mapping dan langkah-langkahnya, 8) Menyiapkan sumber belajar seperti buku teks, 9) Menyiapkan media belajar dan penilaian test, lembar tugas siklus II berupa lembar naskah biantara, 10) Menyiapkan lembar pengamatan (observasi) dan refleksi, 11) Menyiapkan kamera sebagai dokumentasi.

Tahapan tindakan pada siklus ke-2 diadakan pada hari Senin 6 Agustus 2018 pada jam ke-3 dan ke-4, peneliti di dalam kelas pertama kali mendata kehadiran siswa kelas VIII-A. Semua siswa

(6)

dapat hadir, pertama siswa mencermati naskah biantara yang ada di papan tulis. Setelah siswa sudah tertib kembali, peneliti dan kolaborator kemudian melakukan apersepsi dengan menanyakan hal-hal yang diketahui siswa (kondisi awal) tentang materi yang telah diterangkan sebelumnya bahwa untuk menyusun naskah biantara yang baik harus memperhatikan tema dan kerangka naskah biantara.

Saat berdiskusi kembali, guru membagi kelompok berdasarkan prestasi. Kali ini ketika peneliti dan kolaborator menyuruh siswa duduk berdasarkan kelompoknya seperti pertemuan sebelumnya, mereka langsung menduduki kelompoknya. Guru membagikan contoh naskah biantara pada masing-masing siswa yang terdiri dari 8 bagian biantara yaitu salam bubuka, bubuka biantara, pembagea biantara, pemuka biantara, pambagea randegan, eusi biantara, panutup biantara, dan salam panutup. Siswa ditugaskan membuat naskah biantara dengan tema “Perpisahan”. Masing-masing kelompok membuat satu naskah biantara, tiap-tiap anggota kelompok membuat satu bagian biantara di karton menjadi 8 karton sesuai dengan jumlah anggotanya. Peneliti dan kolaborator berpencar membimbing tiap kelompok. Setelah selesai membuat naskah biantara masing-masing kelompok maju ke depan untuk menempelkan karton-karton di papan tulis, urutan sesuai dengan urutan 8 bagian biantara sesuai dengan peta konsep Mind Mapping kemudian karton-karton dikumpulkan untuk dinilai lebih teliti.

Penelitian pada siklus kedua menghasilkan beberapa pengamatan pokok terutama yang berkaitan dengan keadaan kurang mengesankan yang pernah terjadi pada siklus sebelumnya dan yang terjadi pada siklus ini, yakni sebagai berikut: 1) peneliti pada siklus ini sudah tepat membagikan naskah biantara pada setiap siswa, 2) dalam kegiatan diskusi, kelompok mulai tertib karena peneliti dan kolaborator berkeliling sambil memberikan bimbingan, 3) berdasarkan penelitian pada siklus ke-2 diperoleh data hasil belajar Bahasa Sunda kelas VIII-A SMP Negeri 1 Citeureup yang mencakup nilai pretest dan posttest Bahasa Sunda sebagai berikut :

Tabel 2. Nilai Pretest dan Posttest Menulis Biantara Bahasa Sunda Siklus 2 Kelas VIII-A

Hasil Belajar Pretest Posttest

Jumlah Keseluruhan Nilai 2770 2910

Nilai rata-rata 76,9 80,8

Jumlah siswa 7 7 KKM < 75

Persen 20% 20%

Jumlah siswa 29 29 KKM > 75

Persen 80% 80%

Pada akhir siklus penelitian tindakan ini, peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi bahwa pembelajaran Bahasa Sunda khususnya naskah biantara dengan membagikan naskah biantara kepada setiap siswa dapat membantu siswa untuk memahami lebih baik. Untuk tugas diskusi dalam mencermati naskah pada siklus kedua, suasana kerja sama antar siswa sudah dapat terlihat karena masing-masing siswa membawa naskah biantara. Hasil belajar Bahasa Sunda setelah melakukan penilaian tes siklus 2 dan penilaian proses siklus 2 mengalami kenaikan, maka siklus penelitian diakhiri hingga siklus kedua.

Beberapa penelitian yang menunjukkan hasil yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sumantri (2017), Kurniasih (2019), dan Susilowati (2019). Penelitian yang dilakukan oleh Sumantri (2017) memperoleh hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai keterampilan menulis surat pribadi siswa pada siklus I dengan persentase rata- rata sebesar 74,05% termasuk kriteria sedang, kemudian meningkat pada siklus II dengan persentase rata- rata 81,97 % termasuk kriteria tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis surat pribadi siswa kelas IIIA semester I tahun ajaran 2016-2017 di SDN 1 Sumerta dapat ditingkatkan melalui penerapan metode mind mapping.

(7)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WARTA BAHASA SUNDA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

Ani Aprilani 7

Kemudian, penelitian Kurniasih (2019) juga memperoleh hasil yang serupa yakni menunjukkan bahwa model pembelajaran mind mapping berbantuan poster efektif digunakan pada pembelajaran IPS materi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa thitung adalah 3,282, sedangkan nilai ttabel yaitu 2,002. thitung lebih besar dari ttabel (3,282 ˃ 2,002) yang berarti model pembelajaran mind mapping

berbantuan poster lebih efektif terhadap hasil belajar IPS. Hasil uji n-gain kelas eksperimen lebih tinggi yaitu nilai n-gain kelas kontrol adalah 0,113 termasuk dalam kriteria rendah sedangkan nilai n-gain kelas eksperimen adalah 0,413 termasuk dalam kriteria sedang. Pengamatan aktivitas siswa dengan lembar observasi menunjukkan rata-rata aktivitas siswa kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 76% dibandingkan kelas kontrol yaitu 58%. Dengan demikian model pembelajaran mind mapping efektif digunakan pada pembelajaran IPS dan meningkatkan hasil belajar.

Relevansi hasil penelitian yang serupa juga terdapat dalam penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2019) menunjukkan bahwa adanya keefektifan metode mind mapping karena menjadikan peserta didik lebih paham sehingga nilainya mencapai KKM yaitu 75. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yang menggunakan metode mind mapping lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan rata bernilai 81,2 sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata 76,3. Dengan demikian, penggunaan metode mind mapping memberikan dorongan kepada peserta didik untuk menjadi lebih aktif, antusias serta bersemangat dalam menemukan ide menulis dalam pembelajaran teks biografi. Hal ini terlihat dari keterampilan peserta didik yang sudah mampu menulis teks biografi dengan baik sesuai sistematika yang telah ditentukan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis biantara bahasa Sunda. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata pada siklus memperoleh nilai 80,8 menggunakan metode Mind Mapping. Melalui pembelajaran Mind Mapping, siswa dapat membangun kemampuan/keterampilan diri dalam menulis biantara, baik secara individu maupun kelompok. Dengan pembelajaran Mind Mapping, pembelajaran menulis biantara lebih menyenangkan.

SARAN

Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan pembelajaran Mind Mapping sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran Bahasa Sunda khususnya menulis biantara untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Maka, diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan berkesinambungan dalam mata pelajaran Bahasa Sunda khususnya menulis biantara maupun pelajaran lain.

DAFTAR PUSTAKA

Evayanti, A. D., & Sumantri, M. (2017). Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IIIA. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 1(1), 42-50.

Puspita, O. W. (2017). Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Geguritan Berdasarkan Cerkak Melalui Penerapan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran). Jurnal Ilmiah Lingua Idea, 6(2), 98-113.

Kurniasih, E. P. (2019). Keefektifan Model Mind Mapping Berbantuan Media Poster Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas IV SDN Gugus Shinta Kota Semarang (Doctoral Dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Susilowati, D. (2019). Keefektifan Metode Mind Mapping Dalam Pembelajaran Menulis Teks Biografi. Jurnal

Pendidikan Dan Pembelajaran Bahasa Indonesia, 8(2), 136-145.

Mustikasari, W. N. (2020). Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Wahid Hasyim Malang Melalui Metode Peta Pikiran (Mind Mapping). Jurnal Penelitian, Pendidikan, Dan

Gambar

Tabel 1. Nilai Pretest dan Posttest Menulis Biantara Bahasa Sunda Siklus 1 Kelas VIII-A  Hasil Belajar  Pretest   Posttest
Tabel 2. Nilai Pretest dan Posttest Menulis Biantara Bahasa Sunda Siklus 2 Kelas VIII-A

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu untuk mendeteksi dini adanya infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah tersebut dapat juga dilakukan dengan melihat nilai leukosit dan eosinofil melalui

Menimbang, bahwa permohonan banding dari Kuasa Hukum Pembanding semula Tergugat II, telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi

YLP, 35, pelaku, warga Gg Langgar RT 11/07 Kelurahan Tamansari, Jakarta Barat, diamankan petugas Samsat setelah mendapat laporan dari Ny Windi Ermawati,36, warga

Hasil uji analisis linier berganda dari variabel yang disediakan peneliti menunjukan 91,4% kepuasan pemilik rumah dipengaruhi oleh fasilitas dan kualitas strukur bangunan,

KOBELA adalah akronim dari Kotak Belajar Ajaib, yaitu alat peraga pelajaran yang berupa kotak kecil yang di gunakan untuk belajar (memperoleh ilmu) yang dianggap sebagai

Berdasarkan kondisi tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana mengembangkan peran penyuluh terutama dalam hal diseminasi informasi dan

Tanpa aplikasi NAA atau dengan konsentrasi NAA 1,5 mg kg -1 disertai dengan BAP 2 mg kg -1 memberikan jumlah daun yang lebih banyak; konsentrasi NAA maupun BAP secara