• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Personil Penelitian 1.1. Ketua Penelitian Nama : dr. Syilvia Jiero Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSHAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Personil Penelitian 1.1. Ketua Penelitian Nama : dr. Syilvia Jiero Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSHAM"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

1. Personil Penelitian 1.1. Ketua Penelitian

Nama : dr. Syilvia Jiero

Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSHAM

1.2. Anggota Penelitian

1. dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu, M.Ked(Ped), Sp.A, Ph.D(CTM) 2. dr. Tina Christina L. Tobing, M.Ked(Ped), Sp.A(K)

3. Prof. dr. H. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K)

4. Prof. dr. dr. H. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM), Sp.A(K) 5. dr. Inke Nadia Diniyanti Lubis, DTM&H, M.Ked(Ped), Sp.A 6. dr. Hendri Wijaya, M.Ked(Ped), Sp.A

7. dr. Selwan Situngkir 8. dr. Silvia Yasmin Lubis 9. dr. Atika Rimalda Nasution 10. dr. Sylvi Febriza Riskasari 11. dr. Johan Christian Silaen 12. dr. Yuni Arcan Sianturi

2. Biaya Penelitian

1. Bahan/ Perlengkapan : Rp. 15 000 000 2. Transportasi/ Akomodasi : Rp. 3 000 000 3. Penyusunan/ Penggandaan : Rp. 2 000 000 4. Seminar Hasil Penelitian : Rp 5 000 000 Jumlah : Rp. 25 000 000

(2)

LAMPIRAN 2

Jadwal Penelitian WAKTU

KEGIATAN

Februari 2014 Maret 2014 April 2014

Persiapan Pelaksanaan Penyusunan Laporan Pengiriman Laporan

(3)

LAMPIRAN 3

Lembar Penjelasan Kepada Orang Tua

Kepada Yth Bapak/ Ibu ...

Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri (dengan menunjukkan surat tugas dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU). Nama saya dokter Syilvia Jiero bertugas di Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/ RSUP Haji Adam Malik Medan.

Bersama ini, saya ingin menyampaikan kepada Bapak/ Ibu bahwa Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan, bermaksud mengadakan penelitian mengenai “korelasi antara nilai eosinofil dengan infeksi soil-transmitted helminth pada anak”.

Bapak/ Ibu, pertama saya akan menjelaskan mengenai masalah kesehatan yang masih banyak di Indonesia yaitu penyakit cacing perut yang ditularkan melalui tanah. Infeksi cacing tersebut pada manusia akibat tertelan telur atau melalui kontak dengan larva yang berkembang dengan cepat pada tanah yang hangat dan basah di negara-negara subtropis dan tropis di berbagai belahan dunia. Seperti kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara tropis dan termasuk negara yang sedang berkembang.

Infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah ini merupakan infeksi yang kurang diperhatikan dan penyakitnya bersifat kronis tanpa menimbulkan gejala klinis yang jelas dan dampak yang ditimbulkannya baru terlihat dalam jangka panjang. Gejala klinis pada awal infeksi seringkali terlihat hanya jika infeksi yang terjadi tergolong dalam kategori berat.

Secara keseluruhan infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah tersebut pada manusia dapat menimbulkan kehilangan zat gizi berupa karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja. Kecacingan juga dapat menghambat perkembangan fisik dan kecerdasan pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan serta menurunkan ketahanan tubuh akibatnya anak mudah terkena penyakit lainnya.

(4)

Untuk mengetahui pasti adanya infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah maka dilakukan pemeriksaan tinja. Selain itu untuk mendeteksi dini adanya infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah tersebut dapat juga dilakukan dengan melihat nilai leukosit dan eosinofil melalui pemeriksaan apusan darah tepi yaitu dengan mengambil sampel darah dari jari anak sebanyak ± 1 cc (setara dengan 1/5 sendok teh) dan dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop. Pemeriksaan tinja akan dilakukan oleh analis terlatih di laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan pemeriksaan darah akan dilakukan oleh analis terlatih di laboratorium Patologi Klinik RS H. Adam Malik Medan. Setelah mengetahui anak Bapak/ Ibu terinfeksi cacing perut yang ditularkan melalui tanah, maka akan saya berikan terapi sesuai jenis cacing yang saya temukan.

Jika Bapak/ Ibu bersedia agar anaknya diperiksa nilai leukosit dan eosinofil dalam darah, maka saya mengharapkan Bapak/ Ibu menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP). Jika dijumpai keluhan atau efek samping berkelanjutan pada putra/ putri Bapak/ Ibu sehubungan dengan pemeriksaan yang telah dilakukan misalnya dijumpai tanda-tanda infeksi di tempat pengambilan darah yaitu bengkak, kemerahan, teraba lebih hangat dari kulit sekitar, dan nyeri, Bapak/ Ibu dapat menghubungi dr. Syilvia Jiero, nomor telepon 081234567685.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/ Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2014 Mengetahui, Tim Peneliti,

(5)

LAMPIRAN 4

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ... Umur ... Tahun …… L / P Alamat : ... dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

Untuk dilakukan pemeriksaan tinja dan pemeriksaan nilai leukosit dan eosinofil dalam darah anak saya:

Nama : ... Umur ... Tahun …… L / P Alamat Rumah : ……….. Alamat Sekolah : ……….. Yang tujuan, sifat, dan perlunya pemeriksaan tersebut di atas, serta risiko yang dapat ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.

Demikianlah pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan, 2014 Yang memberikan penjelasan, Yang membuat pernyataan

persetujuan,

Nama Jelas dan Tanda tangan Nama Jelas dan Tanda tangan

Saksi-saksi:

Nama Tanda tangan

1. ……….. ………. 2………. ……….

(6)

LAMPIRAN 5

KUESIONER PENELITIAN Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis

Dept. Ilmu Kesehatan Anak FK USU – RSUP H. Adam Malik Medan

Nomor urut pengambilan tinja : ………. Nomor urut pengambilan darah : ……….

Sekolah Dasar : ………..

Kelas : ………..

Desa : ………..

Kecamatan : ………..

Tanggal pengisian kuesioner : ………..

Pewawancara : ………..

Nama pengisi kuesioner : ………..

Tanda tangan :

IDENTITAS PRIBADI

Nama Anak :………

Tanggal Lahir :………. Umur :………

Jenis Kelamin :………

Urutan Anak dalam Keluarga : …….... Jumlah Saudara : ………. orang

Alamat Rumah :………

Desa……….Kecamatan...

Berat Badan :………..kg

Tinggi Badan :………..cm

Status Nutrisi : obesitas/ overweight/ normal/ malnutrisi ringan/ malnutrisi sedang/ malnutrisi berat

(7)

DATA ORANG TUA

Orang tua : Ayah Ibu

Nama : ………... ……….

Tanggal Lahir : ………... ……….

Suku : ………... ……….

Agama : ………... ……….

Pekerjaan : ( ) Petani ( ) Petani ( ) Wiraswasta ( ) Wiraswasta ( ) Pegawai Negeri ( ) Pegawai Negeri ( ) Lain-lain ( ) Lain-lain

Penghasilan/ bulan : ………... ………. Tingkat Pendidikan : ( ) Tidak Sekolah ( ) Tidak Sekolah

( ) Sekolah Dasar ( ) Sekolah Dasar ( ) SLTP ( ) SLTP

( ) SLTA ( ) SLTA

( ) Perguruan Tinggi ( ) Perguruan Tinggi ( ) Lain-lain ( ) Lain-lain

No. Telp : ………... ……….

ANAMNESE

1. Apakah anak rutin mengkonsumsi obat cacing? a. Ya, sebutkan: …………..

b. Tidak

2. Apakah anak minum obat cacing 3 bulan terakhir? a. Ya

b. Tidak

3. Apakah anak pernah keluar cacing? (jika ya, sebutkan bentuk dan warna cacing)

a. Ya, sebutkan:………. b. Tidak

(8)

4. Apakah tanda-tanda anak yang terkena penyakit kecacingan? a. Anak tampak kurus, perut buncit, rewel

b. Anak senang bermain tanah c. Anak senang tidur-tiduran di lantai d. Anak terlihat lincah dan tidak cengeng e. Tidak tahu

5. Menurut Anda penyakit kecacingan disebabkan oleh apa?

a. Telur cacing terikut makanan masuk ke dalam mulut dan sampai di usus

b. Makan daging atau sayur yang kurang matang dan tidak bersih c. Makan makanan yang sudah dihinggapi lalat

d. Tidak tahu

6. Apakah anak memiliki penyakit alergi (makanan, obat-obatan, cuaca, debu, dan lain-lain)?

a. Ya, sebutkan: ……… b. Tidak

7. Apakah anak menderita penyakit tertentu saat ini? a. Ya, sebutkan: ………

b. Tidak

8. Apakah anak sedang mengkonsumsi obat tertentu secara rutin? a. Ya, sebutkan: ………

b. Tidak

9. Apa jenis toilet di rumah Anda? a. Jamban

b. Kloset

c. Lain-lain: ………….

10. Apakah anak mencuci tangan sebelum makan? a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

11. Bagaimana anak mencuci tangan sebelum makan? a. Dengan air bersih dan sabun

b. Dengan air bersih saja

c. Dengan air yang tersedia dan sabun d. Dengan air yang tersedia saja

(9)

12. Apakah anak mencuci tangan setelah selesai bermain? a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

13. Bagaimana anak mencuci tangan setelah selesai bermain? a. Dengan air bersih dan sabun

b. Dengan air bersih saja

c. Dengan air yang tersedia dan sabun d. Dengan air yang tersedia saja

e. Tidak mencuci tangan

14. Apakah anak mencuci tangan setelah buang air besar? a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

15. Bagaimana anak mencuci tangan setelah buang air besar? a. Dengan air bersih dan sabun

b. Dengan air bersih saja

c. Dengan air yang tersedia dan sabun d. Dengan air yang tersedia saja

e. Tidak mencuci tangan

16. Apakah Anda (*istri/ pembantu rumah tangga) mencuci tangan sebelum memasak?

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

17. Bagaimana Anda (*istri/ pembantu rumah tangga) mencuci tangan sebelum memasak?

a. Dengan air bersih dan sabun b. Dengan air bersih saja

c. Dengan air yang tersedia dan sabun d. Dengan air yang tersedia saja

e. Tidak mencuci tangan

18. Berapa kali anak mandi dalam sehari? a. 2 kali atau lebih

b. 1 kali

(10)

19. Apakah anak mandi menggunakan sabun? a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

20. Kapan anak menggunting kuku? a. Setiap minggu

b. Setiap 2 minggu

c. Jarang menggunting kuku d. Lain-lain: …………

21. Apakah anak sering menggigit kuku? a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

22. Setiap kali keluar rumah, apakah anak menggunakan alas kaki (sandal, sepatu)?

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

23. Apakah anak bermain di tanah atau dengan menggunakan tanah? a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

24. Apakah anak makan sambil bermain di tanah? a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

25. Apa jenis lantai di rumah Anda? a. Tanah b. Ubin c. Babut / karpet d. Papan e. Keramik f. Lain-lain: ………….

(11)

26. Darimana sumber air bersih untuk keperluan rumah tangga di rumah Anda?

a. Sungai b. Sumur

c. Perusahaan Air Minum (PAM) d. Lain-lain: ……….

27. Darimana sumber air minum di rumah Anda? a. Sungai

b. Sumur

c. Perusahaan Air Minum (PAM) d. Lain-lain: ……….

28. Apakah tempat pembuangan sampah di rumah Anda menimbulkan bau tidak enak?

a. Ya b. Tidak

29. Berapa jarak rumah Anda dengan tempat pembuangan sampah? a. Dekat (≤ 10 meter)

b. Jauh (> 10 meter)

30. Bagaimana dengan prestasi belajar anak di sekolah selama ini? a. Menurun

b. Biasa saja c. Baik

(12)

DATA PARASIT

Pemeriksaan Feses Negatif/ Positif Telur/slide Telur/gram (epg) Ascaris lumbricoides Trichuris trichiura Campuran Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura

DATA SEDIAAN APUS DARAH TEPI Jumlah Leukosit (per µl darah) Jumlah Eosinofil (%)

Nilai Eosinofil (per µl darah) =

Jumlah Leukosit (per µl darah) x Jumlah eosinofil (%)/ 100

(13)

LAMPIRAN 6

PEMERIKSAAN KATO-KATZ

Bahan dan Peralatan a. Aquadest b. Glycerin

c. Malachite green (hijau malasit) d. Gelas objek

e. Cellophane tape (selofan), ukuran lebar 2.5 cm

f. Karton ukuran tebal 2 mm dan dilubangi dengan perforator g. Kawat saring atau kawat kasa (wire screen)

h. Pot plastik ukuran 10 cc i. Lidi atau tusuk gigi j. Kertas minyak

k. Kertas saring atau tissue l. Spidol tahan air

m. Tutup botol dari karet n. Gunting logam

o. Waskom plastik kecil p. Sabun dan deterjen q. Handuk kecil

r. Sarung tangan karet s. Formalin 5% sampai 10% t. Mikroskop

u. Formulir v. Ember

(14)

Metode Pemeriksaan Kato-Katz a) Cara Membuat Larutan Kato

1) Untuk membuat Larutan Kato diperlukan campuran dengan perbandingan: Aquadest 100 bagian, Glycerin 100 bagian dan Larutan malachite green 3% sebanyak 1 bagian.

2) Timbang malachite green sebanyak 3 gram, masukkan ke dalam botol/ beker glass dan tambahkan aquadest 100 cc sedikit demi sedikit lalu aduk/ kocok sehingga homogen, maka akan diperoleh larutan malchite green 3%.

3) Masukkan 100 cc aquadest ke dalam Waskom plastik kecil, lalu tambahkan 100 cc glycerin sedikit demi sedikit dan tambahkan 1 cc larutan malachite green 3%, lalu aduk sampai homogen. Maka akan didapatkan Larutan Kato 201 cc.

b) Cara merendam/ memulas selofan (cellophane tape)

1) Buatlah bingkai kayu segi empat sesuai dengan ukuran Waskom plastik kecil. Contoh: Misal bingkai untuk foto

2) Libatkan/ lilitkan selofan pada bingkai tersebut. 3) Rendamlah selama ±18 jam dalam Larutan Kato.

4) Pada waktu akan dipakai, guntinglah selofan yang sudah direndam sepanjang 3 cm.

c) Cara Pemeriksaan Kualitatif (modifikasi teknik Kato) 1) Cara Membuat Preparat

(15)

b. Letakkan kawat saring diatas tinja, lalu tekan agar tinja tersaring dan bertumpuk diatas kawat saring

c. Letakkan template diatas kaca objek

d. Isi lubang di template dengan tinja yang telah disaring

e. Ratakan tinja yang berlebih dengan spatula

f. Angkat template tersebut

(16)

g. Lapisi tinja yang tertinggal dengan cellophane tape

h. Tekan slide ke permukaan yang rata agar tinja rata dan menyebar

i. Perataan yang baik jika dapat membaca kertas koran dibalik hapusan tinja

j. Bacalah slide dengan mikroskop (10 x 10 dan 10 x 40)

d) Cara Pemeriksaan Kuantitatif 1) Cara Membuat Preparat

Langkah (a) – (j) sama dengan di atas. k. Hitung jumlah telur di seluruh slide l. Catat jumlah telur untuk setiap spesies

m. Kalikan jumlah tersebut dengan 24 untuk mendapat jumlah telur per gram feses (eggs per gram)

(17)

2) Cara Menghitung Telur Bila X = jumlah telur per slide maka, nepg = X kali 24

Keterangan: nepg = number of egg per gram 3) Interpretasi

Gambar. Telur cacing A. lumbricoides

Gambar. Telur cacing T. trichura

Tabel. Klasifikasi Intensitas Infeksi Menurut Jenis Cacing

No Klasifikasi Jenis Cacing

Ascaris lumbricoides

(epg) Trichuris trichiura (epg)

1 2 3 Ringan Sedang Berat 1 sampai 4 999 5 000 sampai 49 999 ≥ 50 000 1 sampai 999 1 000 sampai 9 999 ≥ 10 000

(18)

LAMPIRAN 7

PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH PERIFER

Bahan dan Peralatan a. Sarung tangan b. Hemolet

c. Kapas alkohol dan kapas kering

Cara

a. Pilihlah jari yang akan diambil darahnya, hindari ibu jari dan jari kelingking karena risiko infeksius besar apabila terjadi infeksi maka akan menjalar. Disarankan untuk jari manis, tengah, dan telunjuk karena ketiga jari tersebut merupakan jalur limfa tertutup, sehingga risiko infeksius sedikit.

b. Basahi jari yang akan dilakukan penusukan dengan kapas alkohol dengan cara memutar dari dalam/ tengah ke luar area penusukan. Biarkan mengering.

(19)

c. Lakukan penusukan tetapi jangan terlalu pinggir karena terdapat saraf dan akan terasa lebih sakit. Jangan pada area tengah jari, tetapi lakukanlah tidak ditengah dan tidak terlalu dipinggir.

d. Usapkan dengan kapas kering saat sudah mengeluarkan darah.

e. Lakukan penampungan darah dengan tube/ tabung kecil atau pada kaca objek.

f. Setelah selesai, usapkan jari kembali menggunakan kapas bola kering sampai area penusukan benar-benar bersih.

g. Buang bekas jarum ke tempat yang tersedia dan kapas secara terpisah.

(20)

LAMPIRAN 8

MEMBUAT SEDIAAN APUS DARAH

Bahan dan Peralatan a. Sarung tangan b. Hemolet c. Kapas alkohol d. Kaca objek e. Stiker label Cara

a. Sentuhlah tanpa menyentuh kulit setetes darah kecil (garis tengah tidak melebihi 2 mm) dengan kaca itu, kira-kira 2 cm dari ujungnya, dan letakkanlah kaca itu di atas meja dengan tetes darah di sebelah kanan.

b. Dengan tangan kanan diletakkan kaca objek lain di sebelah kiri tetes darah tadi dan digerakkan ke kanan hingga mengenai tetes darah.

(21)

c. Tetes darah akan menyebar pada sisi kaca penggeser itu. Tunggulah sampai darah itu mencapai titik kira-kira ½ cm dari sudut kaca penggeser.

d. Segeralah geserkan kaca itu ke kiri sambil memegangnya miring dengan sudut antara 30 dan 45 derajat. Janganlah menekan kaca penggeser itu ke bawah.

e. Biarkan sediaan itu kering di udara.

(22)

LAMPIRAN 9

MEMULAS SEDIAAN APUS DARAH

Bahan dan Peralatan a. Rak pewarnaan b. Zat pulas Giemsa c. Aquadest

Cara

Sebelum dipakai, larutan Giemsa ini harus diencerkan 20 kali dengan penyangga pH 6.4 (atau dengan aqua dest pH 6.4): 1 tetes Giemsa pokok untuk tiap 1 mL penyangga. Zat pulas Giemsa yang telah diencerkan tidak tahan lebih lama dari satu hari, buatlah secukupnya saja agar hemat.

a. Letakkan sediaan yang akan dipulas di atas rak tempat memulas dengan lapisan darah ke atas.

b. Teteskanlah sekian banyak metilalkohol ke atas sediaan itu, sehingga bagian yang terlapis darah tertutup seluruhnya. Biarkan selama 5 menit atau lebih lama.

c. Tuanglah kelebihan metilalkohol dari kaca.

d. Liputilah sediaan itu dengan Giemsa yang telah diencerkan dengan larutan penyangga dan biarkan selama 20 menit.

e. Bilaslah dengan air suling.

f. Letakkan sediaan dalam sikap vertikal dan biarkan mengering pada udara.

(23)

LAMPIRAN 10

MEMERIKSA SEDIAAN APUS DARAH

Bahan dan Peralatan a. Mikroskop b. Minyak imersi

Hitung Eosinofil

a. Pilihlah sebagian dari sediaan yang patut dipakai, yaitu yang cukup tipis dengan penyebaran leukosit yang merata.

b. Mulailah menghitung pada pinggir atas sediaan dan berpindahlah ke arah pinggir bawah dengan menggunakan mikromanipulator mikroskop.

c. Pada pinggir bawah geserlah lapangan ke kanan agak lebih banyak dari lebarnya lapangan imersi, kemudian ke arah pinggir atas lagi. d. Sesampai di pinggir atas geserlah ke kanan lagi dan kemudian ke arah

pinggir bawah.

e. Lakukanlah pekerjaan itu terus-menerus sampai 100 sel leukosit dihitung menurut jenisnya.

f. Catat jumlah eosinofil (persentase).

(24)

LAMPIRAN 11

MENGHITUNG JUMLAH LEUKOSIT

Bahan dan Peralatan a. Pipet Thoma Leukosit

b. Kamar hitung Improved Neubauer c. Cawan petri berisi kapas basah d. Larutan Turk

Cara

a. Hisap darah kapiler, darah EDTA atau darah oksalat sampai tanda 0,5. b. Hapus kelebihan darah di ujung pipet.

c. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Turk dengan sudut 45o, tahan agar tetap di tanda 0,5. Isap larutan Turk hingga mencapai tanda 11. Jangan sampai ada gelembung udara.

d. Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap. e. Kocok selama 15-30 detik

f. Letakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara horisontal di atas meja.

g. Kocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan tak terbuang dari pipet. h. Buang semua cairan di batang kapiler (3-4 tetes) dan cepat sentuhkan

ujung pipet ke kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup dengan sudut 30o. Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritas.

i. Biarkan 2-3 menit supaya lekosit mengendap.

j. Gunakan lensa objektif mikroskop dengan pembesaran 10 kali, fokus diarahkan ke garis-garis bagi.

(25)

k. Hitunglah lekosit di empat bidang besar dari kiri atas ke kanan, ke bawah lalu ke kiri, ke bawah lalu ke kiri dan seterusnya. Untuk sel-sel pada garis, yang dihitung adalah pada garis kiri dan atas.

l. Jumlah lekosit per μl darah adalah: jumlah sel X 50.

Gambar. Kamar hitung improved Neubauer

Keterangan:

: dihitung

: tidak dihitung

(26)
(27)
(28)
(29)

LAMPIRAN 15

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Syilvia Jiero

Tempat danTanggal Lahir : Ujung Pandang, 9 Februari 1987

Alamat : Perumahan Citra Garden Kompleks Mansion

Garden Blok C15 No9, Medan, Sumatera Utara

PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD Zion Makassar, tamat tahun 1997 Sekolah Menengah Pertama : SMP Zion Makassar, tamat tahun 2002 Sekolah Menengah Umum : SMA Katolik Rajawali Makassar, tamat

tahun 2004

Dokter Umum : FK Universitas Pelita Harapan, Jakarta, tamat tahun 2011

Magister Kedokteran Klinik : Fakultas Kedokteran USU Medan, 2011- sekarang

Dokter Spesialis Anak : Fakultas Kedokteran USU Medan, Juli 2011 - sekarang

RIWAYAT PEKERJAAN

April 2010 – Juni 2010 : Dokter Umum di RS Pelamonia Makassar

PENELITIAN :

1. Korelasi antara nilai eosinofil dengan infeksi soil-transmitted helminth pada anak

(30)

ORGANISASI

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini, kami sedang melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecacingan terhadap kadar zat kekebalan tubuh atau antibodi yang disebut dengan imunoglobulin

Asymp. The minimum expected count is ,31. No statistics are computed because Kelompok Umur and Jenis Kelamin are constants. The minimum expected count is ,25. The minimum expected

Dengan mengikuti penelitian ini, akan dapat ditentukan kondisi kesehatan telinga, hidung dan tenggorakan Bapak/Ibu serta apakah Bapak/Ibu mengalami gangguan pendengaran akibat

Perasaan sedih atau tidak ada harapan yang jelas, yang mungkin secara spontan diutarakan tetapi alam perasaan depresi tidak berdampak besar terhadap perilaku atau fungsi sosial,