• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN A. KONSEP MEDIK 1. PENGERTIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN A. KONSEP MEDIK 1. PENGERTIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN A. KONSEP MEDIK

1. PENGERTIAN

Tuberculosis Paru adalah Penyakit infeksi yang terutama disebabkan oleh Mycobacterium Tubercolosis, penyakit ini biasanya menyerang paru-paru dan menyebar hampir ke setiap bagian tubuh termasuk maningeal, ginjal, tulang, dan nodus limfe (KMB Buku Saku Brunner dan Suddarath).

Menurut Price A. Sylvia (1955 : 753) Tuberculosis Paru adalah merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Pendapat yang sama dikemukakan oleh :

 Arif Mansjoer (2001 : 472) menuliskan Tuberculosis Paru adalah penyakit infeksi yang yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi.

 Menurut Robins & Kumar (1995 : 161) Tuberculosis Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis.

2. ETIOLOGI

Penyebab Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/UM dan tebal 0,3-0,6/UM. Kuman mempunyai kandungan lipid yang kompleks. Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat bertahan hidup pada udara kering maupun pada keadaan dingin (dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es) hal ini karena kuman berada dalam sifat dormant. Dan sifat dormant ini kuman dapat bangkit dan menjadikan tuberculosis aktif lagi (Ilmu Penyakit Dalam jilid II 2001 : 820-821).

3. PATOFISIOLOGI

Penularan terjadi karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi droflet nuklei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1 – 2 jam, tergantung ada atau tidaknya sinar ultra violet. dan ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalam suasana yang gelap dan lembab kuman dapat bertahan sampai berhari – hari bahkan berbulan, bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang yang sehat akan menempel pada alveoli kemudian partikel ini akan berkembang bisa sampai puncak apeks paru sebelah kanan atau kiri dan dapat pula keduanya dengan melewati pembuluh linfe, basil berpindah kebagian paru – paru yang lain atau jaringan tubuh yang lain.

(2)

Setelah itu infeksi akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama terangsang adalah limfokinase, yaitu akan dibentuk lebih banyak untuk merangsang macrofage, berkurang tidaknya jumlah kuman tergantung pada jumlah macrofage. Karena fungsinya adalah membunuh kuman / basil apabila proses ini berhasil & macrofage lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya tahan tubuhnya akan meningkat. Tetapi apabila kekebalan tubuhnya menurun maka kuman tadi akan bersarang didalam jaringan paru-paru dengan membentuk tuberkel (biji – biji kecil sebesar kepala jarum). Tuberkel lama kelamaan akan bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan lama-lama timbul perkejuan ditempat tersebut.apabila jaringan yang nekrosis dikeluarkan saat penderita batuk yang menyebabkan pembuluh darah pecah, maka klien akan batuk darah (hemaptoe).

4. MANIFESTASI KLINIS

Keluhan yang dirasakan penderita dapat bermacam-macam atau malah tanpa keluhan sama sekali, keluhan yang terbanyak adalah :

a. Demam

Biasanya subfebril menyerupai dengan influenza. Tetapi kadang-kadang panas badan dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya hilang timbulnya demam influenza ini sehingga pasien merasa tidak pernah bebas dari serangan demam influenza. Keadaan sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk. b. Batuk darah

Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk radang keluar. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non produktif) setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. C. Sesak Nafas

Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah badan paru-paru.

c. Nyeri Dada

Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.

d. Malaise

Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus, sakit kepala, keringat malam hari.

(3)

5. KOMPLIKASI

a. Pnemothorax (adanya udara pada rongga pleura) spontan kolaps karena kerusakan jaringan paru.

b. Kolaps dari lobus akibat Retraksi dari Bronchial

c. Bronhestasis (pelabaran Bronhus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau relatif) pada paru.

d. Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran pernapasan bawah yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolomik atau tersumbatnya jalan napas. e. Insufisiensi Cardio Pulmonal.

f. Penyebaran infeksi ke organ lain : Otak, Persendian, Ginjal.

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK  Kultur Sputum

Positif untuk Mycobacterium Tubercolosa, golongan tahap aktif penyakit.  Ziehl – Neesen

Pemakaian asam cefat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah positif untuk basil asam cefat.

 Tes Kulit

PPD, Mantoux, Patogen Vellmas. Reaksi positif menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara berarti menunjukkan progresif aktif.

 Foto Thoraks

Dapat menunjukkan infiltrasi awal pada area paru atas, simpanan cairan kalsium, lesi sembuh primer atau efusi cairan.

 Histology atau Kultur Jaringan.

Termasuk pembersihan jaringan gaster, urine dan cairan cerebrospinal, biopsy kulit positif untuk mycobacterium TBC

 Elektrolit

Dapat tak normal tergantung lokasi berat kerusakan sisa pada paru. 7. PENATALAKSANAAN

Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian : a) Jangka pendek

Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan. - Strepomisin inj 750 Mg

-Pas 10 Mg

-Ethambutol 1000 Mg -Isoniazid 400 Mg

(4)

Kemudian di anjurkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah setiap 2x seminggu, selama 12-18 bulan, tetapi setelah perkembangan pengobatan ditemukan terapi.

Terapi TB paru dapat dilakukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan dengan jenis :

-INH -Rifampicin -Ethambutol

Dengan fase selama 2x minggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9 bulan.

b) Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam pemeriksaan sputum BTA (+) dengan kombinasi obat:

-Rifampicin -Isoniazid -Ethambutol -Pyridoxin (B6)

(5)

B. KONSEP KEPERAWATAN PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dalam proses keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini semua data/informasi tentang klien yang dibutuhkan, dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan diagnosa keperawatan. 1) Biodata

Terdiri dari nama,jenis kelamin,umur, status perkawinan, alamat, pendidikan, pekerjaan dan agama.

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama yang dirasakan, riwayat keluhan utama, keluhan lain yang menyertai, diagnosa medik.

b) Riwayat kesehatan masa lalu

Prosedur operasi dan perawatan rumah sakit sebelumnya, kebiasaaan. c) Riwayat kesehatan keluarga

a. Genogram 3 generasi

b. Identifikasi berbagai penyakit turunan. 3) Pola Kegiatan Sehari-Hari

Apakah terjadi perubahan pola kegiatan sehari-hari yakni : pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat dan tidur, personal hygiene, aktifitas dan olah raga.

4) Aspek Sosial

Hubungan dengan keluarga, hubungan dengan perawat, keadaan ekonomi keluarga.

5) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan Umum : nampak sakit berat, sedang, ringan b) Kepala : bentuk, nyeri,pusing

c) Tanda-tanda vital : tekanan darah, suhu badan, nadi dan pernafasan. d) Sistem penginderaan

1) Mata : Konjungtiva, pupil, lapang pandang, hematoma,adanya nyeri. 2) Hidung : Fungsi penciuman,simteris kiri dan kanan, keadaan

septum, nyeri, peradangan

3) Telinga : Fungsi pendengaran simetris kiri dan kanan, nyeri, peradangan 4) Lidah : Fungsi pengecapan,kebersihan.

5) Kulit : Respon terhadap panas dan dingin, nyeri dan sentuhan, turgor, kelembaban, warna , suhu.

(6)

Apakah ada cuping hidung, frekuensi pernafasan,bunyi nafas,nyeri dada, dispnoe, takipnoe,cyanosis, adanya ronchi dan wheezing.

f) Sistem Kardiovaskuler

Apakah ada hipertensi,hipotensi, tekanan darah, frekuensi nadi, ictus kordis, riwayat penyakit jantung,tekanan vena jugularis.

g) Sistem Pencernaan

Adanya massa, peristaltic usus baik atau tidak, adanya konstipasi,mual, muntah, nafsu makan, gangguan fungsi pengecapan,perut kembung.

h) Sistem Neurologi.

Kesadaran, nyeri kepala, fungsi sensorik dan motorik, kesemutan, pusing, koordinasi gerakan.

i) Sistem Muskuloskeletal

Kekuatan otot. Gangguan pergerakan ekstremitas, adanya spasme otot,nyeri, tonus otot normal atau tidak.

j) Sistem Perkemihan

Apakah ada nyeri, warna urin,bau,anuri,tidak ada bising usus, inkontinensia urine, frekuensi BAK.

k) Sistem Integumen

Turgor kulit, perubahan warna pada daerah sekitar luka operasi, suhu pada area luka operasi, keadaan kulit.

l) Sistem Endokrin

Apakah ada riwayat penyakit DM

DIANGNOSA KEPERAWATAN

I. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan: Sekret kental atau sekret darah

II. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan: kerusakan membran alveolar kapiler

III. Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan: Daya tahan tubuh menurun

(7)

RENCANA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan: Sekret kental atau sekret darah

Tujuan: Mempertahankan jalan napas pasien. Mengeluarkan sekret tanpa bantuan. Menunjukkan prilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas. Berpartisipasi dalam program pengobatan sesuai kondisi. Mengidentifikasi potensial komplikasi dan melakukan tindakan tepat.

Intervensi:

a. Kaji fungsi pernapasan: bunyi napas, kecepatan, imma, kedalaman dan penggunaan otot aksesori.

Rasional: Penurunan bunyi napas indikasi atelektasis, ronki indikasi akumulasi secret/ketidakmampuan membersihkan jalan napas sehingga otot aksesori digunakan dan kerja pernapasan meningkat.

b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan secret atau batuk efektif, catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis.

Rasional: Pengeluaran sulit bila sekret tebal, sputum berdarah akibat kerusakan paru atau luka bronchial yang memerlukan evaluasi/intervensi lanjut.

c. Berikan pasien posisi semi atau Fowler, Bantu/ajarkan batuk efektif dan latihan napas dalam.

Rasional: Meningkatkan ekspansi paru, ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan peningkatan gerakan sekret agar mudah dikeluarkan

d. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea, suction bila perlu.

Rasional: Mencegah obstruksi/aspirasi. Suction dilakukan bila pasien tidak mampu mengeluarkan sekret.

e. Pertahankan intake cairan minimal 2500 ml/hari kecuali kontraindikasi. Rasional: Membantu mengencerkan secret sehingga mudah dikeluarkan

f. Lembabkan udara/oksigen inspirasi.

Rasional: Mencegah pengeringan membran mukosa.

g. Berikan obat: agen mukolitik, bronkodilator, kortikosteroid sesuai indikasi.

Rasional: Menurunkan kekentalan sekret, lingkaran ukuran lumen trakeabronkial, berguna jika terjadi hipoksemia pada kavitas yang luas.

(8)

h. Bantu inkubasi darurat bila perlu.

Rasional: Diperlukan pada kasus jarang bronkogenik. dengan edema laring atau perdarahan paru akut.

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan: kerusakan membran alveolar kapiler Tujuan: Melaporkan tidak terjadi dispnea. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal. Bebas dari gejala distress pernapasan.

Intervensi

a. Kaji dispnea, takipnea, bunyi pernapasan abnormal. Peningkatan upaya respirasi, keterbatasan ekspansi dada dan kelemahan.

Rasional: Tuberkulosis paru dapat rnenyebabkan meluasnya jangkauan dalam paru-pani yang berasal dari bronkopneumonia yang meluas menjadi inflamasi, nekrosis, pleural effusion dan meluasnya fibrosis dengan gejala-gejala respirasi distress.

b. Evaluasi perubahan-tingkat kesadaran, catat tanda-tanda sianosis dan perubahan warna kulit, membran mukosa, dan warna kuku.

Rasional: Akumulasi secret dapat menggangp oksigenasi di organ vital dan jaringan. c. Demonstrasikan/anjurkan untuk mengeluarkan napas dengan bibir disiutkan, terutama pada pasien dengan fibrosis atau kerusakan parenkim.

Rasional: Meningkatnya resistensi aliran udara untuk mencegah kolapsnya jalan napas. d. Anjurkan untuk bedrest, batasi dan bantu aktivitas sesuai kebutuhan.

Rasional: Mengurangi konsumsi oksigen pada periode respirasi. e. Monitor GDA.

Rasional: Menurunnya saturasi oksigen (PaO2) atau meningkatnya PaC02 menunjukkan perlunya penanganan yang lebih. adekuat atau perubahan terapi.

f. Berikan oksigen sesuai indikasi.

Rasional: Membantu mengoreksi hipoksemia yang terjadi sekunder hipoventilasi dan penurunan permukaan alveolar paru.

(9)

3. Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan: Daya tahan tubuh menurun

Tujuan: Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko penyebaran infeksi. Menunjukkan/melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang. aman.

Intervensi

a. Review patologi penyakit fase aktif/tidak aktif, penyebaran infeksi melalui bronkus pada jaringan sekitarnya atau aliran darah atau sistem limfe dan resiko infeksi melalui batuk, bersin, meludah, tertawa., ciuman atau menyanyi.

Rasional: Membantu pasien agar mau mengerti dan menerima terapi yang diberikan untuk mencegah komplikasi.

b. Identifikasi orang-orang yang beresiko terkena infeksi seperti anggota keluarga, teman, orang dalam satu perkumpulan.

Rasional: Orang-orang yang beresiko perlu program terapi obat untuk mencegah penyebaran infeksi.

c. Anjurkan pasien menutup mulut dan membuang dahak di tempat penampungan yang tertutup jika batuk.

Rasional: Kebiasaan ini untuk mencegah terjadinya penularan infeksi. d. Gunakan masker setiap melakukan tindakan.

Rasional: Mengurangi risilio penyebaran infeksi. e. Monitor temperatur.

Rasional: Febris merupakan indikasi terjadinya infeksi.

f. Identifikasi individu yang berisiko tinggi untuk terinfeksi ulang Tuberkulosis paru, seperti: alkoholisme, malnutrisi, operasi bypass intestinal, menggunakan obat penekan imun/ kortikosteroid, adanya diabetes melitus, kanker.

Rasional: Pengetahuan tentang faktor-faktor ini membantu pasien untuk mengubah gaya hidup dan menghindari/mengurangi keadaan yang lebih buruk.

g. Tekankan untuk tidak menghentikan terapi yang dijalani.

Rasional: Periode menular dapat terjadi hanya 2-3 hari setelah permulaan kemoterapi jika sudah terjadi kavitas, resiko, penyebaran infeksi dapat berlanjut sampai 3 bulan.

(10)

Rasional: INH adalah obat pilihan bagi penyakit Tuberkulosis primer dikombinasikan dengan obat-obat lainnya. Pengobatan jangka pendek INH dan Rifampisin selama 9 bulan dan Etambutol untuk 2 bulan pertama.

i. Pemberian terapi Pyrazinamid (PZA)/Aldinamide, para-amino salisik (PAS), sikloserin, streptomisin.

Rasional: Obat-obat sekunder diberikan jika obat-obat primer sudah resisten. j. Monitor sputum BTA

Rasional: Untuk mengawasi keefektifan obat dan efeknya serta respon pasien terhadap terapi.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Gafar, Jumadi La Ode, 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Mansoer, Arif, Dkk, 1997, Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Media Aesculapius, Jakarta Noer, Sjaifoellah, 1996. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI,

Jakarta

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Maksud disusunnya tatacara dan persyaratan teknis pengolahan limbah dan tanah terkontaminasi minyak bumi secara biologis adalah untuk mewujudkan terlaksananya pengelolaan limbah

• Adekuasi dialisis ditentukan oleh dosis dialisis ( Kt/V min 1,7 dan klirens kreatinin >50L/minggu) di mana pasien merasa sehat (feel well-being) dan bebas dari gejala uremia

Peningkatan skala (scale up) merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang menggunakan hasil-hasil yang diperoleh dari studi laboratorium untuk merancang prototype dan

Maksud dan tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh konsentrasi nanas bubuk dan madu yang tepat dalam pembuatan cokelat

Untuk mengetahui bahan makanan dan pelengkap yang digunakan pada hidangan Main Course?. Untuk mengetahui teknik pengolahan hidangan Main Course

Penelitian ini bertujuan: (1) mengukur potensi permudaan alam tingkat semai pada proses pemulihan vegetasi di hutan alam bekas tebangan ( logged over area ), (2)

Beberapa peralatan dan perlengkapan yang biasa digunakan untuk menggambar teknik, di antaranya adalah : meja gambar, kertas gambar, pensil gambar, penghapus, mistar segi tiga,