• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ANALISIS KOMPOSISI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

26 BAB III

ANALISIS KOMPOSISI

El Viaje adalah komposisi Suita moderen untuk ansambel perkusi yang strukturnya tidak terikat pada suatu bentuk baku seperti pada suita barok atau bentuk musik absolut lainnya. Komposisi ini disusun dalam lima movement yang tiap-tiap bagian tersebut disesuaikan dengan nama-nama negara dalam bahasa Spanyol dengan ciri khas musiknya untuk mendeskripsikan tarian, sosial, kebudayaan dan kondisi geografis di Amerika Latin. Movement tersebut antara lain :

A. Cuba (Chachacha)

B. Repúbica Dominica (Merengue)

C. Puerto Rico (Salsa)

D. Trinidad y Tobago (Calypso)

E. Brasil (Samba)

Secara garis besar, seluruh bagian dalam komposisi suita ini memiliki struktur A-B-C dengan tonalitas yang berpusat pada tangga nada A minor atau C mayor. Berikut ini adalah analisis struktur bentuk komposisi yang disusun.

A. Cuba (Chachacha)

Komposisi ini mempunyai struktur yang terdiri dari A-Transisi-B-C, dengan menggunakan tekstur homofoni yang bertonalitas pada A minor. Tangga nada yang digunakan yaitu tangga nada minor harmonis. Instrumen yang digunakan dalam komposisi ini adalah Guiro, Clave, Conga, Timbales, Vibraphone, Kolintang Sopran, Kolintang Tenor, dan Gitar Bass.

Ada beberapa dari instrumen tersebut yang memiliki permainan baku dan menjadi fondasi dalam ranah musik Chachacha yang pertama adalah Clave yang kedua adalah Guiro. Clave adalah sebuah instrumen yang terdiri dari dua batang kayu keras yang dimainkan dengan cara dipukulkan satu dengan yang lain namun tangan kiri harus memegangnya dengan erat namun rileks

(2)

27

untuk menyisakan rongga getaran instrumen tersebut. Instumen ini mempunyai irama Ostinato dua birama, pada birama pertama dimainkan dengan not seperrempat diketukan dua dan tiga, kemudian pada birama kedua ketukan satu dimain dengan not seperempat, ketukan dua not seperdelapan bertitik, ketukan ketiga istirahat satu ketuk dan not seperempat pada ketukan keempat, pola ostinato ini lebih dikenal dengan pola 2+3. Kemudian untuk instrumen Guiro dimainkan dengan cara dipukul dan digesek menggunakan sebuah pemukul khusus. Pola irama baku yang dimainkan adalah pola gesek-pukul, pada ketukan ganjil instrumen digesek dengan not seperempat kemudian pada ketuk genap instrumen dipukul dengan dua not seperdelapan.

1. Bagian A

Bagian A terdapat pada birama 1 sampai birama 22, diawali dengan aksen yang dimainkan oleh Timbales pada birama gantung awal sebagai introduksi pendek, pola motif pada Vibraphone di birama 2-5 melangkah naik sedikit demi sedikit seperti mendaki gunung untuk mendeskripsikan kondisi geografis tentang tiga pegunungan kecil yang terkenal di Kuba yang bernama Sierra de Los Organos, Trinidad, dan Sierra Naestra.

Gambar 3.1 Pola motif pada vibraphone yang menggambarkan mendaki naik gunung

Kemudian pada birama 7-10 terdapat pengembangan motif dengan progresi akor i-ii-V-I yang membentuk sebuah frase yang kemudian di repetisi pada birama 11-15.

(3)

28

Gambar 3.2 Pola motif birama 7-1

Pada birama 15 terdapat half cadence dengan akor leading tone

vii7 sebagai akhir frase untuk meyambungkan ke frase berikutnya.

Half Cadence ini hanya dimainkan oleh kolintang sopran, kolintang tenor, dan bass gitar saja.

Gambar 3.3 Half cadence pada birama 15

Pada frase pengembangan selanjutnya pada birama 16-23 menggunakan progresi akor V-vii-iv-I dan Authentic Cadence pada birama 22 untuk menutup frase dan kemudian terdapat tanda pengulangan untuk kembali ke birama 2.

(4)

29

Gambar 3.4 Pola pengembangan motif pada birama 16-23

Gambar 3.5 Authentic Cadence pada birama 22

2. Transisi Bagian A

Bagian transisi sebelum masuk ke bagian B terdapat pada birama 24-31. Pola motif awal pada birama 24-26 adalah melodi unison yang dimainkan oleh vibraphone dan kolintang sopran, sedangkan gitar bas memainkan harmoni dengan progresi akor i-vii-vi-V. Pada birama 27-29 motif unison baru dimainkan oleh vibraphone dan kolintang sopran dengan iringan clave, dan guiro. Birama 30-31 adalah Deceiptive cadence V-vi dengan pola ritme dan pola melodi yang unison dimainkan oleh semua instrumen.

(5)

30

Gambar 3.6 Transisi sebelum masuk ke bagian B

3. Bagian B

Bagian ini terdapat dalam birama 30-46 yang mendeskripsikan tentang kehidupan sosial masyarakat Kuba. Motif yang yang riang dan santai menggambarkan kesejahteraan hidup di negara ini. Kuba merupakan negara berkembang, namun memiliki angka harapan hidup dan tingkat melek huruf tinggi. Negara ini mempunyai sistem kesehatan nasional yang bertanggung jawab atas kesehatan seluruh rakyat Kuba, tingkat kematian bayi di negara ini pun lebih rendah daripada beberapa negara maju, dengan angka harapan hidup mencapai 78 tahun. Tingkat melek huruf negara ini pun mencapai 99,8% dengan pendidikan gratis di semua tingkat. Bagian B ini tonalitasnya berubah dari Am menjadi C untuk merubah kesan gelap, sendu, dan keruh menjadi riang dan santai dengan progresi akor ii-V-I-IV-viio.

(6)

31

Gambar 3.7 Pola motif yang menggambarkan ketenangan dan kesejahteraan

4. Bagian C

Bagian ini terdapat pada birama 48-88 . Pada bagian ini terdapat solo tanya jawab pada instrumen timbales dan conga pada birama 48-75 yang menggambarkan tentang tarian dan musik Chachacha yang selalu dibawakan secara berpasangan. Instrumen timbales mewakili penari laki-laki dan instrument conga mewakili penari wanita.

Gambar 3.8 Pola solo tanya jawab timbales dan conga

Kemudian pada birama 78 sampai birama 88 motifnya menggambarkan karakter tarian Chachacha yang semarak dan bersemangat dengan tonalitas kembali ke Am dengan progresi akor i-i-ii-V.

(7)

32

Gambar 3.9 Pola motif yang menggambarkan karakter tarian Chachacha

B. República Dominica (Merengue)

Komposisi ini mempunyai struktur yang terdiri dari Introduksi-A-Transisi-B-Transisi-C-Coda, dengan menggunakan tekstur homofoni yang bertonalitas pada A minor. Tangga nada yang digunakan yaitu tangga nada minor harmonis. Instrumen yang digunakan dalam komposisi ini adalah Maracas, Clave, Conga, Timbales, Vibraphone, Kolintang Sopran, Kolintang Tenor, dan Gitar Bass.

Idiom musik Republik Dominika yang digunakan adalah instrumen Tambora digantikan dengan instrumen Conga. Instrumen Tambora merupakan sebuah instrumen yang berasal dari Afrika Barat yang kala itu dibawa oleh para budak Afrika di Dominika. Tambora adalah sebuah instrumen yang berbentuk seperti kendang jawa namun sisi-sisi pukulnya seimbang, bagian kanan dipukul menggunakan stik sedangkan bagian kiri dimainkan menggunakan tepukan telapak tangan.

1. Introduksi

Bagian introduksi terdapat pada birama 1-12 dengan tonalitas Am yang diawali dengan fill-in instrumen Conga pada birama pertama. Bagian frase awal yaitu pada birama 2-5 menggunakan progresi akor i-V-vi-i. Struktur frase pada birama 2-5 mengalami pengulangan satu kali, yang kemudian pada birama 6 (kamar 2)

(8)

33

instrumen pitch diam dan diisi oleh fill-in conga untuk melanjutkan ke frase berikutnya pada birama 7-12 dengan progresi akor V-i-V-i.

Gambar 3.10 Introduksi pada birama 1-5

Gambar 3.11 Introduksi birama 8-12

2. Bagian A

Bagian ini terdapat pada birama 13-26 dengan motif yang tajam pada melodi utama yang dimainkan oleh Vibraphone dan pola

(9)

34

motif pada gitar bass dengan not seperempat yang memberikan kesan derap langkah yang menghentak mendeskripsikan tentang sejarah besar kondisi politik pemerintahan di Republik dominika yang bersifat otoriter, keras, dan sentralistik dibawah pimpinan Rafael Trujillo pada tahun 1930an, yang merupakan awal mula musik Merengue mulai terkenal dan dijadikan musik kebangsaan atas perintah dari Rafael Trujillo1.

Bagian ini dimulai pada birama 13 menggunakan progresi akor i-i-iv-V dengan authentic cadence pada birama 16 yang kemudian direpetisi pada birama 17 hingga birama 19. Kemudian birama 20-22 merupakan authentic cadence untuk menghubungkan ke frase selanjutnya.

Gambar 3.12 Pola motif yang mendeskripsikan pemerintahan Trujillo

Gambar 3.13 Authentic cadence pada birama 20-22

1 http://sksejarahui.blogspot.co.id/2015/01/kebangkitan-diktator-rafael-trujillo-di.html/ 18/2/2016 / 02.34.

(10)

35

Birama 23-34 merupakan frase pengembangan pada bagian A. Frase awal ada pada birama 23-28 dengan progresi akor V-i-V-i-V-i yang kemudian direpetisi pada birama 29-34 .

Gambar 3.14 Pengembangan frase pada birama 23-28

3. Transisi bagian A

Bagian transisi ini terdapat pada birama 35-38 untuk menghubungkan bagian A ke bagian B dengan menggunakan progresi akor i-V-iv-V. Bagian transisi ini berkarakter menghentak dan menimbulkan kesan tajam untuk mendeskripsikan tahun 1960 sebagai akhir dari masa kepemimpinan Rafael Trujillo.

(11)

36 4. Bagian B

Bagian ini mendeskripsikan tentang kondisi geografis Republik Dominika. Di negara ini terdapat dua daerah terpadat yang menjadi pemusatan penduduk. Kota tersebut adalah de los Cabaleros dan kota Trujillo yang berada di dataran Cibao Vega Real. Daerah ini berupa lembah yang sangat subur dan menjadi daerah pertanian yang diusahakan oleh para petani2.

Bagian ini menggunakan tonalitas Am minor dengan progresi akor V-i-V-i. Pada awal frase birama 40 pola motifnya dibuat sekuens turun per ketuk dengan figur pecahanan not seperenambelas pada melodi utama untuk mendeskripsikan kota de los Cabaleros dan kota Trujillo yang berbentuk lembah yang secara penampakan teksturnya curam menurun kesamping. Frase ini kemudian direpetisi di birama 45-48, dengan authentic cadence pada birama pada birama 49-50.

Gambar 3.16 Pola motif menuruni lembah pada birama 40-44

Kemudian pada birama 51-58 merupakan frase pengembangan dengan progresi akor yang sama yaitu V-i-V-i.

2 Suparmat, 110 .

(12)

37

Gambar 3.17 Motif pengembangan pada birama 51-54

5. Transisi Bagian B

Transisi bagian ini dimainkan solo oleh instrumen gitar bass pada birama 60-63 dengan tonalitas C mayor. Motif selama 4 birama tersebut dimainkan dengan teknik walking bass.

Gambar 3.18 Transisi bagian B yang dimainkan oleh gitar bass

6. Bagian C

Bagian ini bertonalitas C mayor dengan progresi akor V-I-V-I. Pola permainan bass gitar pada bagian ini menggunakan teknik walking bass yang nadanya terus menyambung dengan pola yang teratur. Bagian ini ada pada birama 64-71 yang kemudian diulang satu kali. Frase anteseden pada birama 64-67 kemudian frase konsekuen pada birama 68-71.

Masyarakat Dominka sangatlah menyenangkan, mereka ramah dan mudah bergaul dengan penduduk lokal maupun dengan turis asing Modus mayor dipilih untuk mendeskripsikan keramahan orang-orang Dominika yang mudah bergaul, selain itu masyarakat

(13)

38

Dominika sangat gemar bersenang-senang dengan merokok dan minum bir3.

Gambar 3.19 Pola motif (bir. 64-67) bagian C yang mendeskripsikan kehidupan masyarakat Republik Dominika

Gambar 3.20 Pengembangan motif (bir 68-71)

7. Coda

Bagian Coda terdapat pada birama 72-81 dengan progresi akor yang sama pada bagian C yaitu V-I-V-I dengan penggandaan oktaf pada melodi utama yang dimainkan oleh vibraphone dan juga pola

harmoni yang dimainkan oleh kolintang sopran untuk

mempertajam kesan riang, sedangkan kolintang tenor memainkan broken chord dan gitar bass memainkan akor dengan teknik walking bass .

3 http://semestafakta.wordpress.co,/2015/06/01/70-fakta-menarik-tentang-dominika/ 26 April 2016,/ 23.00.

(14)

39

Gambar 3.21 Bagian Coda

C. Puerto Rico (Salsa)

Komposisi ini mempunyai struktur yang terdiri dari Introduksi-A-B-C-Coda, dengan menggunakan tekstur homofoni yang bertonalitas pada A minor. Tangga nada yang digunakan yaitu tangga nada minor harmonis. Instrumen yang digunakan dalam komposisi ini adalah Maracas, Clave, Conga, Timbales, Vibraphone, Kolintang Sopran, Kolintang Tenor, dan Gitar Bass.

Instrumen yang memiliki permainan baku dalam musik Salsa adalah Clave, conga,dan timbales. Permainan Clave pada salsa sekilas sangat mirip dengan permainan clave pada musik Chachacha, namun bila kita memahami lebih dalam permainannya sangat berbeda. Apabila pada chachacha dimainkan pola 2+3, pada salsa polanya dibalik menjadi 3+2. Conga didalam musik salsa juga memiliki permainan baku yang bernama pola Tumbao, yaitu pola permainan yang mengkombinasikan teknik slap, open tone, muffled tune, dan bass tune.

1. Introduksi

Bagian ini terdapat pada birama 1-9 dengan tangganada minor harmonis. Pada bagian introduksi ini Vibraphone memainkan pola motif secara ad lib dan kemudian gitar bass memainkan organpoint selama 9 birama dengan nada A.

(15)

40

Gambar 3.22 Introduksi

2. Bagian A

Bagian ini terdapat pada birama 10-22 dengan tempo 103 Bpm dan Tonalitas pada Am. Pola motif vibraphone menggunakan penggandaan oktaf pada frase anteseden di birama 10-14 dengan pola irama pecahan not seperenambelas yang menimbulkan kesan melompat-lompat dan pola iringan bass gitar ketukannya selalu jatuh pada up-beat. Kemudian Timbales memainkan pola irama Cascara (pola irama salsa pada timbales), dan Conga memainkan pola irama Tumbao. Pola motif melodi utama yang memberikan kesan melompat lompat ini dirancang untuk mendeskripsikan seekor Coqui, seekor katak kecil yang ditemukan hampir diseluruh kepulauan yang ada di Puerto Riko. Katak kecil ini dijadikan simbol nasional tidak resmi untuk menggambarkan warisan kebudayaan Puerto Riko4.

4 http://semestafakta.wordpress.co,/2015/06/01/70-fakta-menarik-tentang-puertorico/ 26 April

(16)

41

Gambar 3.23 Pola motif bagian A yang mendeskripsikan seekor Coqui

Kemudian pada birama 14-17 merupakan pengembangan motif dengan progresi akor i-i-V-i yang kemudian frase ini direpetisi pada birama 18-21 dan birama 22 merupakan Authentic Cadence dari bagian A ini.

(17)

42

Gambar 3.25 Authentic Cadence pada birama 22

3. Bagian B

Bagian ini terdapat dimulai pada birama 24 dan berakhir di birama 34 dengan progresi akor V-i-V-I, frase di birama 24-27 direpetisi pada birama 28-34 yang kemudian membentuk sebuah kalimat pada bagian B ini. Pada bagian ini Kolintang sopran memainkan Ostinato akor V-I sedangkan Kolintang Tenor memainkan oktaf nada bass gitar dengan teknik Roll untuk mempertegas harmoni dari akor yang digunakan.

Dalam bagian B ini penulis ingin mendeskripsikan karakteristik musik dan tarian Salsa yang lahir, berkembang, dan menjadi identitas Puerto Riko yang kemudian menjadi salah satu musik pengiring dansa Latin paling populer di dunia setelah Merengue, Tango dan Chachacha.

(18)

43 4. Bagian C

Bagian ini terdapat pada birama 33-42 dengan pengulangan. Pada bagian ini tonalitasnya dimodulasi ke A mayor untuk menimbulkan kesan riang dengan hanya menggunakan satu akor saja tanpa adanya progresi. Kemudian dalam segi harmoni, instrumen Kolintang sopran dan kolintang Tenor memainkan pola akor secara unisono yang dimainkan dalam interval oktaf.

Maksud penulis dalam membuat bagian C ini adalah untuk mendeskripsikan pertanian tebu yang tumbuh subur disana dan sangat mempengaruhi perkembangan aspek ekonomi dan industri didalam masyrakat Puerto Riko secara masif. Dikatakan bahwa gula merupakan ekspor terbesar yang dilakukan oleh Puerto Riko5.

Gambar 3.27 Pola motif yang menggambarkan pertanian tebu di Puerto Riko

5. Coda

Bagian ini terdapat pada birama 43-45 dengan pola sinkopasi kombinasi pecahan seperenambelasan yang pola aksennya diselingini oleh solo conga dan timbales. Kemudian pada birama 44-45 pola melodinya kromatis dengan not seperenambelasan utuh yang dimainkan secara unison oleh seluruh instrumen.

(19)

44

Gambar 3.28 Pola motif bagian Coda

D. Trinidad y Tobago (Calypso)

Komposisi ini mempunyai struktur yang terdiri dari Introduksi-A-Transisi-B-C-Coda, dengan menggunakan tekstur homofoni yang bertonalitas pada C mayor. Tangga nada yang digunakan yaitu tangga nada C natural diatonis. Instrumen yang digunakan dalam komposisi ini adalah Maracas, Triangle, Conga, Timbales, Vibraphone, Drum steel, Kolintang Tenor, dan Gitar Bass. Instrumen yang wajib digunakan untuk menyajikan Calypso adalah Drum steel, biasanya dalam musik ini tidak ada penggunaan instrumen selain drum steel.

1. Introduksi

Bagian ini dimainkan oleh gitar bass pada birama 1-4 dengan tonalitas C mayor dengan progresi akor I-ii-I-ii. Pola motifnya membentuk akor yang dimainkan secara broken chord oleh gitar bass.

(20)

45

Gambar 3.29 Bagian Introduksi yang dimainkan oleh gitar bass

2. Bagian A

Bagian ini terdapat pada birama 5-16 dengan pengulangan. Progresi akor yang digunakan adalah I-ii-I-ii. Instrumen yang memainkan melodi utama adalah Drumsteel namun pada awal frase bagian A pola melodi dimainkan oleh Vibraphone pada birama 5-8 dan drumsteel masuk pada birama 8 pada ketuk keempat .

Pada bagian ini penulis ingin mendeskripsikan keindahan tropis salah satu pantai yang ada di Trinidad dan Tobago, yaitu pantai Maracas Bay yang terkenal akan keindahannya.

Gambar 3.30 Awal frase bagian A yang dimainkan oleh Vibraphone

Gambar 3.31 Pola motif pada drumsteel yang mendeskripsikan pantai Maracas Bay

3. Transisi Bagian A

Bagian ini terdapat pada birama 17-27 untuk menghubungkan bagian A pindah ke bagian B. Pada birama 17-20 drumsteel membentuk pola melodi sedangkan instrumen lain hanya memberi

(21)

46

aksen harmoni dan ritme dengan nilai not seperempat dan seperdelapan. Kemudian birama 21-22 pola melodi hanya dimainkan oleh Vibraphone saja kemudian disusul oleh kolintang tenor yang memainkan harmoni pada birama 23-27.

Gambar 3.32 Transisi bagian A birama 17-20

Gambar 3.33 Transisi bagian A birama 22-26

4. Bagian B

Bagian ini terdapat pada birama 28-50. Pada bagian ini terdiri dari dua frase. Frase pertama pada birama 28-39 menggunakan tonalitas C mayor dengan progresi akor I-I-IV-I untuk mendeskripsikan Simbolisme perdamaian nasional Trinidad dan Tobago dalam hal multikulturalisme, karena memang negara ini terdiri dari berbagai macam etnis dengan komposisi kaum Negro 47%, Indian 35%, Eropa 3%, Cina 1%, Siria 2%, Lebanon% dan

(22)

47

12% lainnya adalah kombinasi keturunan campuran dari berbagai etnis tersebut. Persatuan dalam perbedaan dan toleransi antar etnis sangat dijunjung tinggi di negara ini. Bahkan motto dari negara ini sangat sarat dengan nilai multikulturalisme yaitu “Together we aspire, together we achieve”. Kemudian pada Frase kedua ada pada birama 40-49, pada frase ini tonalitasnya berpindah ke G mayor dengan progresi akor I-vi-ii-V untuk menimbulkan kesan perbedaan yang kontras untuk mendeskripsikan permasalahan sosial yang ada di Trinidad dan Tobago. Walaupun negara ini sangat menjunjung tinggi perdamaian dan toleransi namun disisi lain negara ini mempunyai masalah sosial yang sangat pelik yaitu tingginya angka pengangguran di kalangan dewasa muda yang menyebabkan banyak terjadinya kejahatan baik itu perampokan, pencurian peralatan milik umum, hingga penjualan obat-obatan terlarang6.

Gambar 3.34 Motif yang mendeskripsikan multikulturalisme

6 http://www.everyculture.com/To-Z/Trinidad-and-Tobago.html#ixzz41pXNwNXB/ kamis 3 Maret 2016/ 14.30.

(23)

48

Gambar 3.35 motif kedua modulasi ke G mayor yang mendeskripsikan permasalahan sosial

5. Bagian C

Bagian ini terdapat pada birama 51-64 dengan tonalitas kembali ke C mayor dengan progresi akor I-vi-IV-V, progresi I-iv memberi kesan yang berat sedangkan IV-V memberi kesan yang ringan. Pada bagian ini penulis ingin mendeskripsikan sejarah terciptanya instrumen drumsteel yang akhirnya melahirkan satu genre musik yang unik yaitu Calypso. Sejarah terciptanya instrumen ini berawal ketika kemiskinan dan larangan penggunaan instumen drum dengan membran dilakukan di negara tersebut. Hal ini menginspirasi para remaja yang suka memberontak untuk menciptakan sebuah instrumen baru. Akhirnya mereka menemukan cara untuk membuat dan men-tuning tong bensin dan tong semacamnya yang lebih kecil untuk dapat menghasilkan nada yang unik dan melodius, instrumen tersebut kemudian terkenal dengan sebutan drum steel atau pan steel. Setelah ditemukannya instrumen ini, maka lahirlah Calypso. Calypso kemudian menjadi salah satu budaya yang membuat Trinidad dan Tobago dikenal dunia. Tidak hanya dipandang dalam sudut pandang budaya saja, genre ini juga banyak digunakan pada saat karnaval, acara kenegaraan, ataupun sebagai daya tarik wisatawan asing.

(24)

49

Gambar 3.36 Pola motif yang mendeskripsikan perkembangan Calypso

6. Coda

Bagian Coda terdapat pada birama 65-69 dengan progresi akor V-iv-I-I, yang pada birama 68-69 pola melodi dan ritme dimainkan secara unisono dengan kombinasi triplet dan pecahan not seperenambelasan.

Gambar 3.37 Bagian Coda

E. Brasil (Samba)

Komposisi ini mempunyai struktur yang terdiri dari Introduksi-A-B-C, dengan menggunakan tekstur unisono yang bertonalitas pada C mayor. Tangga nada yang digunakan yaitu tangga nada C natural diatonis. Instrumen

(25)

50

yang digunakan dalam komposisi ini adalah Maracas, Agogo, Conga, Timbales, Vibraphone, Kolintang Sopran, Kolintang Tenor, dan Gitar Bass.

1. Introduksi

Bagian ini dikomposisi sepanjang 36 birama dalam bentuk ansambel perkusi unpitched yang terdiri dari instrumen-instrumen perkusi khas Brasil seperti Caixa, Surdo, Agogo, dan Repenique. Pada bagian ini penulis ingin mendeskripsikan keunikan instrumen-instrumen dan karakteristik musik pengiring tarian Samba khas Brasil.

Gambar 3.38 Cuplikan bagian Introduksi dengan format ansambel perkusi Samba

2. Bagian A

Bagian ini terdapat pada birama 1-18 yang diawali oleh ostinato Kolintang Tenor selama 4 birama kemudian pada birama kelima Kolintang Sopran memainkan pola ostinato yang sama dengan interval satu oktaf untuk mempertajam melodi. Kemudian pada birama 9 hingga 18 instrumen Vibraphone, gitar bass, conga, dan timbales memainkan aksen sinkopasi untuk menimbulkan kesan megah, meriah, dan hingar-bingar karena dalam bagian ini penulis ingin mendeskripsikan Festival Samba yang menjadi salah satu

(26)

51

identitas masyarakat Brasil yang secara rutin diadakan di Rio De Janeiro.

Gambar 3.39 Pola Ostinato pada Kolintang Tenor

Gambar 3.40 Pola ostinato yang dimainkan unisono oleh kolintang sopran dan tenor

Gambar 3.41 Pola sinkopasi pada Vibraphone, bass, conga, dan timbales

3. Bagian B

Bagian ini dikomposisi sepanjang 16 birama dengan pengulangan. Bagian ini terdapat pada birama 19-35 , dan tonalitas yang digunakan adalah C mayor. Pada bagian ini pola melodi dimainkan secara unison oleh Vibraphone, Kolintang Sopran , dan Kolintang Tenor. Bagian ini akor yang digunakan adalah I dan VIIb

(27)

52

, karena penggunaan akor ini menimbulkan kesan berpetualang. Pada bagian ini penulis ingin mendeskripsikan hutan Amazon yang sangat lebat dan kaya akan ragam jenis tumbuh-tumbuhan. Tercatat 55.000 dari 315.000 spesies flora dunia ditemukan di hutan rimba Amazon7.

Gambar 3.42 Pola motif yang mendeskripsikan hutan amazon dan kekayaan floranya

4. Bagian C

Bagian C ini merupakan kelanjutan dari Bagian B yang pola melodi maupun harmoninya sama persis hanya saja tonalitasnya dimodulasi ke Eb untuk memberikan kesan yang identik namun tetap dapat dirasakan perbedaannya. Dari bagian ini penulis ingin mendeskripsikan sungai Amazon dan kekayaan fauna yang hidup didalamnya baik itu amfibi, maupun reptil, terkhusus ragam spesies ikan air tawarnya yang dicatat lebih dari 3000 spesies yang berbeda8.

7 www.brazil.org.za/brasil-flora.html/ 4 Maret 2016,/ 03.13. 8 www.brazil.org.za/brasil-fauna.html/ 4 Maret 2016, 3.30 am.

(28)

53

Gambar 3.43 Pola motif yang mendeskripsikan sungai amazon dan kekayaan faunanya

5. Coda

Bagian ini terdapat pada birama 55-63 dengan pola ritme unison dengan tonalitas masih di Eb mayor.

(29)

54

Gambar

Gambar 3.1 Pola motif pada vibraphone yang menggambarkan  mendaki naik gunung
Gambar 3.8 Pola solo tanya jawab timbales dan conga
Gambar 3.12 Pola motif yang mendeskripsikan pemerintahan Trujillo
Gambar 3.14 Pengembangan frase pada birama 23-28
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu reaksi dari orang lain, perbandingan dengan orang lain, peran

Posisi ini baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasakan lelah atau nyeri. Ini biasanya dilakukan pada ibu menyusui yang melahirkan melalui operasi caesar.

Perilaku hidup sehat masyarakat yang terdampak banjir lahar dingin merapi di Kabupaten Magelang berdasarkan faktor kebiasaan yang merusak kesehatan di atas dapat dijelaskan

Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Lebong Nomor :t041 /Pokja Barang-ULPlPerlengkapan.24lXlll 2411 bnggal 03 Desernber 2011 maka dengan ini di umumkan Pelelangan Umum

Perhitungan model ini didasarkan pada asumsi bahwa emisi polutan di jalan raya adalah sebuah garis yang tak terbatas, sehingga setiap titik yang memiliki jarak

The sub-step looks at the results of the previous information entered with the aim to identify social groups that are particularly vulnerable to climate hazards and changes

Penerapan metode Weighted Sum Model ini merupakan metode yang sangat sederhana dengan hanya beberapa langkah untuk dapat memberikan hasil penentuan peserta jaminan

Perencanaan tersebut meliputi m ata kuliah apa saja yang dapat diambil berdasarkan IP yang diperoleh di sem ester sebelumnya, nilai apa saja yang harus diperoleh