• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII PERJANJIAN LINGGARJATI DAN RENVILLE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VII PERJANJIAN LINGGARJATI DAN RENVILLE"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

190 | S N I 5 BAB VII

PERJANJIAN LINGGARJATI DAN RENVILLE

ab ini akan membahas mengenai upaya penyelesaian konflik Indonesia dan Belanda melalui perjanjian Linggarjati dan perjanjian Renville, kedua perjanjian tersebut memiliki arti penting dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada awal kemerdekaan. Upaya diplomasi merupakan salah satu cara yang digunakan pihak Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia namun pada akhirnya Belanda melanggar kedua perjanjian tersebut.

TIK

Setelah mempelajari Bab 7 ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mendeskripsikan upaya bangsa Indonesia melaui diplomasi dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia .

2. Mendeskripsikan isi perjanjian Linggarjati 3. Mendeskripsikan isi perjanjian Renville

4. Menjelaskan dampak positif dan negative upaya diplomasi bangsa Indonesia dalam perjanjian Linggarjati dan Renville

Sejak awal berdirinya pemerintahan RI, strategi perjuangan yang cukup populer di antara elite politik Indonesia adalah jalur diplomasi. Prioritas politik luar negeri Indonesia pada masa revolusi adalah mengusahakan pengakuan internasional bagi kemerdekaan Indonesia. Tujuan lainnya adalah mencari perantara untuk menyelesaikan sengketa Indonesia–Belanda di bawah pengawasan PBB

Perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan, berlangsung selama empat tahun. Dalam periode mempertahankan kemerdekaan itu, bangsa Indonesia disamping menggunakan kekuatan senjata juga aktif dalam bidang diplomasi. Untuk mengetahui bagaimana bangsa Indonesia dalam

B

(2)

mewujudkan perjuangan diplomasi, maka di bawah ini akan diuraikan hasil yang dicapai melalui perjungan diplomasi khususnya Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Renville.

Gambar. Suasana p

Diplomat Inggris Lord Killearn sebagai penengah di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 1946. Sumber: Repro foto 30 Tahun Indonesia Merdeka

1. Perjanjian Linggarjati

Sejak tahun 1946, telah dimulai

dengan Belanda untuk mencari menyelesaikan sengketa antara ke dua belah pihak. Setelah kabinet Syahrir II terbentuk, maka pada tanggal 14

berlangsung perundingan antara Indonesia dengan Belanda di Hoge dengan perantara seorang diplomat Inggris yaitu Clark Kerr.

Gambar. Gedung Perundingan Linggarjati di

191 mewujudkan perjuangan diplomasi, maka di bawah ini akan diuraikan hasil yang dicapai melalui perjungan diplomasi khususnya Perjanjian Linggarjati dan

Gambar. Suasana perundingan Wakil-wakil Indonesia dan Belanda yang diketuai oleh Diplomat Inggris Lord Killearn sebagai penengah di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 1946.

Sumber: Repro foto 30 Tahun Indonesia Merdeka

Perjanjian Linggarjati

Sejak tahun 1946, telah dimulai serangkaian perundingan antara Indonesia dengan Belanda untuk mencari menyelesaikan sengketa antara ke dua belah pihak. Setelah kabinet Syahrir II terbentuk, maka pada tanggal 14-24 April 1946 berlangsung perundingan antara Indonesia dengan Belanda di Hoge

dengan perantara seorang diplomat Inggris yaitu Clark Kerr.

Gedung Perundingan Linggarjati di Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. google.com

191 | S N I 5 mewujudkan perjuangan diplomasi, maka di bawah ini akan diuraikan hasil-hasil yang dicapai melalui perjungan diplomasi khususnya Perjanjian Linggarjati dan

yang diketuai oleh Diplomat Inggris Lord Killearn sebagai penengah di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 1946.

serangkaian perundingan antara Indonesia dengan Belanda untuk mencari menyelesaikan sengketa antara ke dua belah pihak. 24 April 1946 berlangsung perundingan antara Indonesia dengan Belanda di Hoge Valuwe,

(3)

192 | S N I 5 Perundingan di Hoge Valuwe ini mengalami kegagalan, yang disebabkan karena ke dua belah pihak tidak dapat menerima usul yang ditawarkan oleh masing-masing delegasi dalam perundingan tersebut. Walaupun itu gagal untuk mencapai kesepakatan, akan tetapi perundingan Hoge Valuwe telah menghasilkan prinsip-prinsip dasar sebagai landasan bagi perjanjian Linggarjati dan perjanjian selanjutnya. Seperti yang dikemukakan oleh R.Z. Leririzza: “Di Hoge Valuwe telah dicapai beberapa prinsip yaitu pengakuan de facto atau Republik Indonesia (sekalipun atas pulau Jawa saja) dan kemerdekaan Indonesia dalam bentuk federal setelah masa peralihan tertentu. Prinsip-prinsip Hoge Valuwe sesungguhnya telah menyediakan landasan bagi perjanjian Linggarjati yang secara resmi menerima prinsip-prinsip itu (Lapian dan Droglover, 1992)

Perjanjian Linggarjati merupakan perjanjian pertama yang dicapai antara Indonesia dengan Belanda. Namun demikian sebelum tecapainya perjanjian Linggarjati, antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda telah dicapai suatu persetujuan gencatan senjata, seperti dijelaskan oleh Moh. Roem: “Konferensi telah menerima laporan, dimana telah diterima dengan suara bulat oleh panitia gencatan senjata. Dengan demikian panitia gencatan senjata telah menunaikan tugasnya yang telah diberikan kepadanya. Konferensi menerima dengan suara bulat laporan dari panitia gencatan senjata, serta dengan suara bulat menyetujui, bahwa akan ada gencatan senjata antara kekuatan-kekuatan Sekutu dengan Indonesia mulai hari ini. Selain itu panitia juga menyetujui dengan suara bulat bahwa panitia bersama gencatan senjata akan membentuk sub panitia dengan susunan, wewenang tugas, sesuai dengan kertas yang dilampirkan dengan laporan dari panitia gencatan senjata (Roem, 1972).

Persetujuan gencatan senjata tersebut dimaksudkan, bahwa sebelum diadakan perundingan politik antara Indonesia dengan Belanda terlebih dahulu dicapai gencatan senjata atau penghentian tembak menembak antara kedua belah pihak, karena apabila tembak menembak masih terus berlangsung maka perundingan politik tidak mungkin dapat dilaksanakan. Dengan demikian maka diadakanlah persetujuan gencatan senjata antara kedua belah pihak.

(4)

193 | S N I 5 Gambar. Sebelum berunding para peserta Nampak dari kiri ke kanan Dr. Leimena, Dr. A.K Gani, Dr. Van Mook, Mr. Mohammad Roem, Mr. Amir Syarifuddin, Prof. Mr. Schermerhorn,

Mr. Susanto Tirtoprodjo, M. Van PollF. De Boer, PM Sutan Sjahrir, Mr. A.K. Priggodigdo, Dr. Soedarsono, dan Mr. Ali Budiarjo. Sumber: Repro foto 30 Tahun Indonesia Merdeka

Dengan tercapainya persetujuan gencatan senjata antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda pada tanggal 14 Oktober 1946, maka pertempuran segera terhenti. Dengan terhentinya pertempuran berarti kesempatan baik untuk membuat persetujuan-persetujuan politik, karena antara Indonesia dengan Belanda masih banyak terdapat perbedaan-perbedaan keinginan yang sulit dipertemukan, dan dirasa sangat perlu untuk diselesaikan lewat perundingan-perundingan.

Atas jasa baik dari pihak Inggris, dengan mengutus diplomatnya yaitu Lord Killearn sebagai perantara bagi perundingan antara kedua belah pihak. Atas usaha-usaha yang dilakukan Lord Killearn inilah sehingga antara Indonesia dengan Belanda dapat dipertemukan di meja perundingan, yang akhirnya menghasilkan perundingan Linggarjati pada tanggal 15 November 1946.

Linggarjati adalah nama kota peristirahatan di dekat Cirebon yang terletak di lereng Gunung Cerme (semacam Kaliurang untuk Yogyakarta). Dalam perundingan tersebut delegasi Indonesia diketuai oleh Sultan Syahrir, sedangkan delegasi Belanda di ketuai oleh Schermerhorn.

(5)

(diplomat Inggris sebagai perantara dalam perundingan Linggarjati)

Sultan Syahrir (Delegasi Indonesia)

Sumber : https://www.google.com/search?q=

Persetujuan Linggarjati memuat 17 pasal ketentuan. Sedangkan pokok pokoknya adalah sebagai berikut:

1) Pemerintah Belanda mengakui kenyataan kekuasaan RI atas Jawa, Madura dan Sumatra. Daerah tentara Sekutu atau Belanda seara berangsur

samakedua pihak akan dimasukkan ke dalam daerah RI (pasal1);

194 Lord Killearn

(diplomat Inggris sebagai perantara dalam perundingan Linggarjati)

Sultan Syahrir Schermerhorn (Delegasi Indonesia) (Delegasi Belanda)

https://www.google.com/search?q=PERUNDINGAN+LINGGARJATI

Persetujuan Linggarjati memuat 17 pasal ketentuan. Sedangkan pokok pokoknya adalah sebagai berikut:

Pemerintah Belanda mengakui kenyataan kekuasaan de facto pemerintah RI atas Jawa, Madura dan Sumatra. Daerah-daerah yan diduduki ol tentara Sekutu atau Belanda seara berangsur-ansur dan dengan kerja samakedua pihak akan dimasukkan ke dalam daerah RI (pasal1);

194 | S N I 5 Schermerhorn

(Delegasi Belanda)

PERUNDINGAN+LINGGARJATI

Persetujuan Linggarjati memuat 17 pasal ketentuan. Sedangkan

pokok-pemerintah daerah yan diduduki oleh ansur dan dengan kerja samakedua pihak akan dimasukkan ke dalam daerah RI (pasal1);

(6)

195 | S N I 5 2) Pemerintah Belanda dan Pemerintah RI akan bekerja sama untuk membentuk NIS yang meliputi seluruh wlayah India-Belanda sebagai negara berdaulat, dengan mengingat cara-cara yang demokratis dan hak menentukan nasib sendiri (pasal 2, 3, dan 5 ayat 2)

3) Pemerintah Belanda dan RI akan membentuk Uni Indonesia Belanda. Adapun negeri Belanda dalam yang dimaksud dengan Indonesia ialah NIS. Uni dipimpin oleh raja Belanda dan bertujuan untuk mengurus penyelenggaraan kepentingan bersama (pasal 6 dan 8)

4) Pemerintah Belanda dan Pemerintah RI akan mengusahakan agar pembentukan NIS dan Uni bisa diselesaikan sebelum 1 Januari 1949 (pasal 12).

5) Pemerintah RI mengakui, memulihkan dan melindungi hak milik orang asing (pasal 14).

6) Pemerintah Belanda dan pemerintah RI setuju untuk mengadakan pengurangan tentara dan kerjasama dalam hal ketentaraan (pasal 16, lihat juga pasal 1)

7) Jika terjadi perselisihan antara pemerintah Belanda dan Pemerintah RI perihal pelaksanaan persetujuan ini, maka kedua pihak akan menyerahkan persoalan kepada sebuah komisi arbitrase untuk memecahkannya (pasal 17).

Dari pokok-pokok isi persetujuan yang paling penting bagi kehidupan bangsa Indonesia ialah pasal 1(pokok 1) dn pasal 2 (pokok 2), karena ini langsung menyangkut eksistensi RI.

(7)

Sultan Syahrir dan Prof. Schermerhorn tengah menandatangani perjanjian Linggarjati Sumber : P. R. S. Mani. 1989. Jejak Revolusi 1945. Sebuah Ke

Peta wilayah Indonesia pada masa perjanjian Linggarjati

Dengan dicapainya perjanjian Linggarjati oleh Indonesia dengan Belanda, bukan berarti perjanjian tersebut bisa dilaksanakan. Perjanjian

dilaksanakan apabila telah diratifikasi oleh parlemen masing

bersangkutan. Oleh karena itu kedua pemerintah harus berusaha untuk meyakinkan parlemen tentang perjanjian yang telah dicapai oleh kedua delegasi. Seperti yang dilakukan oleh wakil presiden RI Moh. Hatta yang terus berusaha meyakinkan anggota KNIP, agar perjanjian Linggarjati dapat diratifikasi, pada tanggal 4 Desember 1946, beliau antara lain mengatakan: “Jika naskah tadi kita terima, maka hasilnya lebih besar da

196 Sultan Syahrir dan Prof. Schermerhorn tengah menandatangani perjanjian Linggarjati Sumber : P. R. S. Mani. 1989. Jejak Revolusi 1945. Sebuah Kesaksian Sejarah. Jakarta: PT

Pustaka Utama Grafitri

Peta wilayah Indonesia pada masa perjanjian Linggarjati

Dengan dicapainya perjanjian Linggarjati oleh Indonesia dengan Belanda, bukan berarti perjanjian tersebut bisa dilaksanakan. Perjanjian itu baru bisa dilaksanakan apabila telah diratifikasi oleh parlemen masing-masing negara yang bersangkutan. Oleh karena itu kedua pemerintah harus berusaha untuk meyakinkan parlemen tentang perjanjian yang telah dicapai oleh kedua delegasi. lakukan oleh wakil presiden RI Moh. Hatta yang terus berusaha meyakinkan anggota KNIP, agar perjanjian Linggarjati dapat diratifikasi, pada tanggal 4 Desember 1946, beliau antara lain mengatakan: “Jika naskah tadi kita terima, maka hasilnya lebih besar daripada ruginya. Untungnya ialah bahwa kita

196 | S N I 5 Sultan Syahrir dan Prof. Schermerhorn tengah menandatangani perjanjian Linggarjati

saksian Sejarah. Jakarta: PT

Dengan dicapainya perjanjian Linggarjati oleh Indonesia dengan Belanda, itu baru bisa masing negara yang bersangkutan. Oleh karena itu kedua pemerintah harus berusaha untuk meyakinkan parlemen tentang perjanjian yang telah dicapai oleh kedua delegasi. lakukan oleh wakil presiden RI Moh. Hatta yang terus berusaha meyakinkan anggota KNIP, agar perjanjian Linggarjati dapat diratifikasi, pada tanggal 4 Desember 1946, beliau antara lain mengatakan: “Jika naskah tadi kita gnya ialah bahwa kita

(8)

197 | S N I 5 mendapatkan kesempatan untuk menyusun kekuatan kita dalam suasana yang damai (Nasution,1978).

Gambar. Upacara penandatanganan naskah perjanjian Liggajati di Istana Rijswijk Jakarta (sekarang Istana Merdeka) pada tanggal 25 Maret 1947. Sumber: Repro foto 30 Tahun Indonesia

Merdeka.

Baik parlemen Belanda maupun KNIP tidak begitu saja meratifikasi naskah perjanjian Linggarjati, bahkan terjadi perdebatan yang berlarut-larut. Kemudian pemerintah membawa naskah perjanjian Linggarjati kemuka sidang KNIP pada tanggal 25 Februari 1947 yang berlangsung di Malang, dalam sidang KNIP yang khusus membahas naskah perjanjian Linggarjati tersebut terjadi perdebatan seru. Karena mayoritas anggota KNIP menolak pokok-pokok yang terdapat dalam naskah perjanjian Linggarjati.

Walaupun tampaknya anggota KNIP tidak setuju terhadap naskah perjanjian Linggarjati, namun pemerintah tetap berusaha keras untuk mendapatkan ratifikasi dari KNIP terhadap naskah perjanjian Linggarjati. Adapun alasan pemerintah sehingga menerima naskah perjanjian Linggarjati adalah sebagai berikut:

1. Kayakinan bagaimanapun juga ialah jalan damai untuk mencapai tujuan adalah yang paling aman bagi Indonesia karena kelemahannya dibidang militer. Karena itu tercapainya tujuan perjuangan tergantung kepada kepandaian bangsa Indonesia di dalam berdiplomasi. Cara damai ini akan mendatangkan simpati dan dukungan Internasional yang pasti akan dan harus diperhitungkan oleh lawan.

(9)

2. Sehubungan dengan kelemahan militer Indon

itu memungkinkan pihak Indonesia untuk memperoleh kesempatan yang baik guna mengadak

2. Perjanjian Renville

Aksi militer yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia membuat PBB turun tangan untuk mencari penyelesaian pertikaian antara kedua negara tersebut. Setelah agresi militer Belanda ters

diperdebatkan di Dewan Keamanan PBB, bahkan dianggap sebagai suatu hal yang biasa membahayakan perdamaian

Gambar. Kapal Renville Amerika Serikat tempat perundingan Renville

Dengan demikian merupakan suatu kemenangan politik bagi Indonesia, sebab disamping menarik campur tangan PBB juga mendatangkan simpati dari berbagai negara terhadap RI. Kar

aksi militer yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia, termasuk Inggris dan Amerika Serikat. Sedangkan Inggris dan Australia tampil sebagai pembela utama Indonesia, India tampil membela In

terutama setelah konferensi Inter

198

Sehubungan dengan kelemahan militer Indonesia maka adanya perjanjian itu memungkinkan pihak Indonesia untuk memperoleh kesempatan yang baik guna mengadakan tindakan konsolidasi militer (Moedjanto,1988

Perjanjian Renville

Aksi militer yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia membuat urun tangan untuk mencari penyelesaian pertikaian antara kedua negara tersebut. Setelah agresi militer Belanda tersebut, maka masalah Indonesia ram diperdebatkan di Dewan Keamanan PBB, bahkan dianggap sebagai suatu hal yang biasa membahayakan perdamaian dunia.

Kapal Renville Amerika Serikat tempat perundingan Renville. Sumber: google.com

Dengan demikian merupakan suatu kemenangan politik bagi Indonesia, sebab disamping menarik campur tangan PBB juga mendatangkan simpati dari terhadap RI. Karena banyaknya negara yang tidak setuju dengan aksi militer yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia, termasuk Inggris dan Amerika Serikat. Sedangkan Inggris dan Australia tampil sebagai pembela utama Indonesia, India tampil membela Indonesia karena solidaritas Asia, terutama setelah konferensi Inter-Asia di New Delhi bulan Maret 1947

198 | S N I 5 esia maka adanya perjanjian itu memungkinkan pihak Indonesia untuk memperoleh kesempatan yang

(Moedjanto,1988).

Aksi militer yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia membuat urun tangan untuk mencari penyelesaian pertikaian antara kedua negara ebut, maka masalah Indonesia ramai diperdebatkan di Dewan Keamanan PBB, bahkan dianggap sebagai suatu hal

. Sumber: google.com

Dengan demikian merupakan suatu kemenangan politik bagi Indonesia, sebab disamping menarik campur tangan PBB juga mendatangkan simpati dari na banyaknya negara yang tidak setuju dengan aksi militer yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia, termasuk Inggris dan Amerika Serikat. Sedangkan Inggris dan Australia tampil sebagai pembela donesia karena solidaritas Asia, Asia di New Delhi bulan Maret 1947 juga

(10)

199 | S N I 5 karena politik beras Syahrir antara tahun 1946-1947, dimana Indonesia mampu menyediakan beras 500.000 ton bagi India yang terancam bahaya kelaparan.

India dalam membela Indonesia berpegang pada pasal 34 piagam PBB, yaitu mengenai “pemeliharaan perdamaian dan keamanan dunia” (Moedjanto, 1991). Sedangkan Australia medasrkan pembelaannya pada pasal 39 piagam PBB yang memuat tentang ancaman terhadap perdamaian dunia.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka India dan Australia mengajukan resolusi bersama ke Dewan Keamanan PBB pada tanggal 27 Juli 1947, agar Belanda dan RI segera menghentikan permusuhannya dan menyerahkan perselisihan mereka kepada komisi arbitrase sesuai dengan pasal 17 persetujuan Linggarjati.

Akan tetapi resolusi bersama yang diajukan oleh India dan Australia tersebut, oleh Amerika Serikat dianggap terlalu memberatkan Belanda dan dikhawatirkan akan diveto oleh Inggris dan Prancis dan ditentang oleh Belgia dalam DK PBB. Oleh karena itu Amerika Serikat lalu mengajukan usul kompromi yang akhirnya diterima DK PBB pada tanggal 1 Agustus 1947. Adapun isi usul kompromi yang diajukan oleh Amerika Serikat adalah Belanda dan RI:

1. Menghentikan permusuhan

2. Menyelesaikan perselisihan mereka dengan bantuan komisi arbitrase atau cara damai lainnya, dan melaporkan kepada DK PBB segala kemajuan yang dicapai.

Sedangkan Rusia mengusulkan untuk membentuk komisi pengawas gencatan senjata, yang kemudian didukung oleh Amerika Serikat, Australia, Brasil, Colombia, Polandia dan Suria yang kemudian diveto oleh Prancis. Prancis menganggap bahwa usul tersebut terlalu menguntungkan pihak Indonesia. Prancis hanya akan setuju bila dibentuk komisi konsuler sesuai dengan jumlah konsul yang ada di Jakarta, yang akan bertindak sebagai pengawas dan yang harus melaporkan bagaimana pelaksanaan gencatan senjata kepada DK PBB. Dan usul Prancis diterima oleh anggota dewan.

(11)

200 | S N I 5 Pada akhir bulan September 1947, menerima laporan komisi para konsul yang dibentuk berdasarkan usul Prancis dan berada di Jakarta. Laporan komisi para konsul tersebut antara lain berisi:

1. Pengumuman gencatan senjata tidak seluruhnya dapat dituruti

2. Tentara Belanda yang melakukan operasi kipas sejak 21 Juli sampai 4 Agustus, membentuk tulang-tulang kipas yang sudah menjorok jauh kedepan, sehingga daerah-daerah antaranya terbentuk kantong-kantong yang masih dikuasai tentara Republik.

3. Tentara Republik yang bergerak mundur melakukan taktik bumi hangus, perampokan dan penculikan, yang secara khusus ditujukan kapada harta milik dan orang-orang Cina (Tobing, 1986:8)

Komisi para konsul juga berpendapat, bahwa selama keadaan masih tetap seperti sekarang, tidak akan mungkin diadakan gencatan senjata yang efektif, komisi konsul juga mengakui bahwa komisi belum dapat menemukan cara yang tepat untuk menanggulangi masalah tersebut.

Sementara itu pihak Belanda sendiri, dalam usaha menangkis setiap usul-usul dan resolusi yang diajukan oleh negara-negara yang bersimpati kepada perjuangan kemerdekaan RI kepada DK PBB, yang menyerukan gencatan senjata dan penarikan semua pasukan Belanda ke posisi semula sebelum terjadinya penyerangan dan menanggapi keterlibatan PBB dalam menyelesaikan sengketa Belanda dengan Indonesia terus meyakinkan dunia internasional dengan segala cara agar masalah Indonesia tidak dibicarakan di dalam sidang DK, karena masalah Indonesia dianggap sebagai masalah dalam negeri Belanda sendiri.

Dalam sidang DK, Belanda yang diwakili oleh duta besarnya di PBB Dr. N. Van Klerrens, mengajukan protes dan tetap menganggap bahwa masalah Indonesia tidak dibicarakan dalam sidang DK karena dianggapnya sebagai masalah dalam negeri Belanda sendiri, dan DK tidak berhak ikut campur didalamnya.

Perdana Menteri Indonesia Sultan Syahrir ketika mendapatkan giliran untuk berbicara di depan sidang DK PBB pada tanggal 4 Agustus 1947, berusaha meyakinkan Dewan mengenai keadaan yang sebenarnya terjadi di Indonesia.

(12)

201 | S N I 5 Beliau juga mengatakan jalan satu-satunya untuk mengakhiri pertempuran adalah pembentukan komisi pengawas yang bertugas menjamin terlaksananya resolusi DK PBB, perlunya Dewan Keamanan menerima usul Australia, pasukan Belanda kedudukan semula sebelum penyerangan berlangsung (Moedjanto, 1991).

Setelah beberapa minggu berlangsungnya sidang DK, tidak ada keputusan yang dapat diambil. Akhirnya DK menerima usul Amerika Serikat pada tanggal 25 Agustus 1947 untuk membentuk Komisi Jasa-Jasa Baik, menjadi keputusan Dewan Keamanan yang akan membantu dalam menyelesaikan pertikaian antara Indonesia dengan Belanda.

Berdasarkan usul Amerika Serikat tersebut, maka dibentklah Komisi Jasa-Jasa Baik atau yang lebih dikenal dengan Komisi Tiga Negara (KTN). Cara pembentukannya adalah, dimana Indonesia dan Belanda masing-masing menunjuk satu negara dan kedua negara yang dipiih tersebut memilih negara ketiga. Indonesia menunjuk Australia, seangkan Belanda menunjuk Belgia, kemudian Australia dan Belgia menunjuk Amerika Serikat sebagai negara ketiga. Belgia diwakili oleh Van Zeland, Australia diwakili oleh Richard C. Kirby dan Amerika Serikat diwakili Frank Graham.

Resolusi Dewan Keamanan yang membentuk KTN itu merupakan pukulan keras bagi Belanda. Sebab dipandang dari sudut hukum internasional merupakan pengakuan de facto PBB atas kedaulatan RI. Karena dengan resolusi tersebut di atas masalah Indonesia bukan lagi masalah Indonesia dengan Belanda, melainkan sudah menjadi masalah internasional. Oleh karena itu kedua belah pihak dihimbau supaya segara menghentikan pertikaian dan bersedia berunding untuk mencari jalan penyelesaian.

Tanggal 27 Oktober 1947, bertepatan dengan penutupan pembahasan masalah Indonesia dengan Belanda babak kedua di DK PBB, anggota-anggota KTN tiba di Indonesia. Pihak Indonesia menyambut kedatangan KTN dengan harapan, karena keputusan DK tidak memberi suatu kepastian bagi kedua belah pihak sedangkan KTN hanya akan memberi jasa baik dan tidak berwenang mengambil keputusan, sekalipun terjadi kemacetan yang tidak dapat dikompromikan.

(13)

202 | S N I 5 Sebaliknya pihak Belanda menyambut kedatangan komisi dengan perasaan kecewa, tetapi terpaksa karena mereka tidak berani menghadapi tuduhan bahwa mereka ingin menegakkan kembali penjajahan di Indonesia. Oleh karena itu mereka harus mampu meyakinkan KTN, bahwa satu-satunya jalan untuk mempertahankan nilai ekonomis Indonesia adalah dengan jalan menghapuskan Republik sekarang dan menggantinya dengan Republik yang lebih rasional (Tobing:17).

Dengan perantaraan KTN, akhirnya dapatlah dipertemukan antara wakil-wakil Indonesia dengan wakil-wakil-wakil-wakil Belanda, sekaligus berhasil mengatasi kemacetan perundingan antara kedua belah pihak, dengan mengadakan suatu perundingan yang berlangsung diatas kapal perang Amerika Serikat Renville, dalam perundingan tersebut delegasi Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Mr. Amir Syarifuddin, sedangkan delegasi Belanda diwakili oleh R. Abdul Kadir Widjodjiatmojo.

Perundingan tersebut sedikit mengalami hambatan bahkan terkesan sangat alot, karena sulitnya untuk mempertemukan pendirian dari masing-masing delegasi. Karena adanya tantangan dari pihak Belanda terhadap usul-usul yang disampaikan oleh KTN, maka selanjutnya KTN menyampaikan usul baru sekaligus sebagai pesan dalam pesan natal tersebut tanggal 26 Desember berisi usul-usul yang sangat dekat dengan keinginan Belanda, dalam pesan natal tersebut KTN menghendaki perdamaian dengan garis Van Mook. Karena sebelumnya dimana dalam tuntutan Van Mook ingin mempertahankan kedudukan militernya pada kedudukan sejak agresi 21 Juli 1947. Jadi dalam pesan natal tersebut KTN menerima tidak lebih dari tiga bulan, Belanda diharuskan menarik pasukannya dari daerah yang diduduki.

Selanjutnya dalam menanggapi usul KTN tersebut, Belanda antara lain mengusulkan:

1. Agar bantuan KTN diteruskan

2. Dalam waktu tidak kurang dari 6 bulan tetapi tidak lebih dari 1 tahun setelah penandatanganan persetujuan, perundingan yang suka rela dan bebas tentang soal-soal yang pokok segera dilangsungkan.

(14)

203 | S N I 5 3. Akan segera dilakukan penentuan nasib tentang hubungan politik rakyat

sesuatu daerah dengan NIS.

4. Tiap pihak akan menjamin kebebasan berkumpul, berbicara dan berpendapat, dengan catatan bahwa kebebasan itu tidak akan dipakai untuk melakukan tindakan kekerasan atau pembalasan.

Pihak RI juga menyampaikan usul yang berisi kesediaan RI untuk menerima usul-usul yang disampaikan oleh KTN dalam pesan natalnya tanggal 26 Desember 1947, yang disampaikan oleh ketua delegasi Indonesia Mr. Amir Syarifuddin. Adapun usul-usul tersebut seperti yang dikemukakan oleh Anak Gde Agung sebagai berikut:

1. Usul-usul mengetahui persetujuan gencatan senjata yang diajukan secara tidak resmi oleh pemerintah Belanda tanggal 2 Januari 1948 serta alenia yang dikonsep baru dan tafsiran alenia 10 tentang usul-usul ini yang disampaikan pada 4 Januari 1948.

2. Asas-asas politik untuk pengetahuan sengketa termasuk empat pasal persetujuan Linggarjati, yang diambil oleh “Pesan Natal” Komisi, diajukan secara tidak resmi oleh delegasi Belanda tanggal 2 Januari 1948 dan dirumuskan tanggal 9 Januari 1948 (1983:65).

Setelah dibahas secara terperinci usul-usull kedua belah pihak oleh masing-masing delegasi, maka kedua delegasi tetap mempertahankan pendiriannya masing-masing, sehingga perundingan tersebut hampir gagal. Berhubungan karena adanya jalan buntu dalam perundingan terutama tentang status daerah yang diduduki oleh Belanda, maka ditetapkan bahwa akan diadakan plebisit (penentuan pendapat rakyat). Pihak Belanda setuju setelah ada jaminan bahwa kedaulatan Nederland akan diserahkan kepada NIS sedangkan RI sendiri hanya bagian dari NIS.

Dengan adanya jaminan tersebut, maka dapatlah dicapai dua perjanjian antara RI dengan Belanda, yaitu masing-masing pada tanggal 17 Januari 1948 dan 19 Januari 1948. Yang terdiri dari perjanjian gencatan senjata dan 12 dasar-dasar perjanjian politik serta 6 pasal tambahan dari KTN.

(15)

1. Republik menerima garis demakrasi Van Mook, dan bersedia menarik semua pasukan TNI yang berada diluar

2. Setelah perjanjian Renville ditandatangani, maka kedua belah pihak bersedia menghentikan permusuhan atau dicapai gencatan senjata.

3. Pemerintah Belanda dan RI akan bekerjasama membentuk Uni Indonesia Belanda.

Dengan dicapainya perjanjian Renville, maka pertikaian Indonesia dengan Belanda akan diselesaikan dengan jalan damai yaitu lewat perundingan. Seperti komentar Frank Graham

pemungutan suara” (dari peperangan ke plebisit atau penentuan pendapat r (Moedjanto, 1991).

Memperhatikan hasil yang dicapai dalam perjanjian Renville, merupakan suatu kerugian besar bagi RI, karena wilayah Repu

bila dibandingkan dengan hasil

Gambar. Delegasi Indonesia pada perjanjian Renville, tampak di antaranya

Dari hasil yang dicapai dalam perundingan Renville tersebut, nampaknya banyak pihak yang tidak setuju, termasuk presiden Sukarno sendiri wakil presiden Moh. Hatta, Amir Syarifuddin dan Syahrir serta banyak partai politik yang menolak perjanjian ters

204

Republik menerima garis demakrasi Van Mook, dan bersedia menarik semua pasukan TNI yang berada diluar garis Van Mook.

Setelah perjanjian Renville ditandatangani, maka kedua belah pihak bersedia menghentikan permusuhan atau dicapai gencatan senjata.

tah Belanda dan RI akan bekerjasama membentuk Uni Indonesia

Dengan dicapainya perjanjian Renville, maka pertikaian Indonesia dengan Belanda akan diselesaikan dengan jalan damai yaitu lewat perundingan. Seperti komentar Frank Graham “from the bullet to the ballot” atau “ dari peluru ke pemungutan suara” (dari peperangan ke plebisit atau penentuan pendapat r

Memperhatikan hasil yang dicapai dalam perjanjian Renville, merupakan suatu kerugian besar bagi RI, karena wilayah Republik Indonesia semakin sempit bila dibandingkan dengan hasil yang dicapai dalam perjanjian Linggarjati.

Indonesia pada perjanjian Renville, tampak di antaranya Agus Salim Achmad Soebardjo. Sumber: google.com

Dari hasil yang dicapai dalam perundingan Renville tersebut, nampaknya banyak pihak yang tidak setuju, termasuk presiden Sukarno sendiri wakil presiden Moh. Hatta, Amir Syarifuddin dan Syahrir serta banyak partai politik yang menolak perjanjian tersebut. Akan tetapi berhubungan karena adanya

204 | S N I 5 Republik menerima garis demakrasi Van Mook, dan bersedia menarik semua

Setelah perjanjian Renville ditandatangani, maka kedua belah pihak bersedia

tah Belanda dan RI akan bekerjasama membentuk Uni

Indonesia-Dengan dicapainya perjanjian Renville, maka pertikaian Indonesia dengan Belanda akan diselesaikan dengan jalan damai yaitu lewat perundingan. Seperti atau “ dari peluru ke pemungutan suara” (dari peperangan ke plebisit atau penentuan pendapat rakyat)

Memperhatikan hasil yang dicapai dalam perjanjian Renville, merupakan blik Indonesia semakin sempit yang dicapai dalam perjanjian Linggarjati.

Salim dan

Dari hasil yang dicapai dalam perundingan Renville tersebut, nampaknya banyak pihak yang tidak setuju, termasuk presiden Sukarno sendiri wakil presiden Moh. Hatta, Amir Syarifuddin dan Syahrir serta banyak partai-partai ebut. Akan tetapi berhubungan karena adanya

(16)

laporan dari beberapa panglima tentara kepada presiden, bahwa persediaan amunisi semakin menipis, serta adanya kepastian bahwa apabila Republik menolak Renville, maka akan ada serangan baru dari pihak Belanda. De demikian, maka terpaksa perjanjian Renville diterima. Disamping itu ada pertimbangan lain yaitu bahwa segera akan diadakan plebisit, dimana rakyat diharapkan akan memberikan suara yang mendukung RI.

Penerimaan pemerintah RI atas perjanjian Renville, d pertimbangan-pertimbangan

suatu perundingan tiap

menerima. Sebab itulah hasil maksimal yang telah diusahakan oleh delegasi dan Indonesia dalam perundingan Renville.

Setelah penandatanganan perjanjian Renville, maka Indonesia mengalami masa krisis dan penuh dengan cobaan. Karena wilayah yang semakin sempit, timbulnya pemberontakan PKI di Madiun dan selanjutnya Belanda melancarkan agresi militer yang kedua.

Gambar. Peta wilayah Indonesia pada masa perjanjian Renville

205

laporan dari beberapa panglima tentara kepada presiden, bahwa persediaan amunisi semakin menipis, serta adanya kepastian bahwa apabila Republik menolak Renville, maka akan ada serangan baru dari pihak Belanda. De demikian, maka terpaksa perjanjian Renville diterima. Disamping itu ada pertimbangan lain yaitu bahwa segera akan diadakan plebisit, dimana rakyat diharapkan akan memberikan suara yang mendukung RI.

Penerimaan pemerintah RI atas perjanjian Renville, disamping karena pertimbangan diatas, juga karena pemerintahan sadar bahwa dalam suatu perundingan tiap-tiap pihak yang berunding harus bersedia memberi dan menerima. Sebab itulah hasil maksimal yang telah diusahakan oleh delegasi dan

a dalam perundingan Renville.

Setelah penandatanganan perjanjian Renville, maka Indonesia mengalami masa krisis dan penuh dengan cobaan. Karena wilayah yang semakin sempit, timbulnya pemberontakan PKI di Madiun dan selanjutnya Belanda melancarkan

liter yang kedua.

Peta wilayah Indonesia pada masa perjanjian Renville. Sumber: Google.com

205 | S N I 5 laporan dari beberapa panglima tentara kepada presiden, bahwa persediaan amunisi semakin menipis, serta adanya kepastian bahwa apabila Republik menolak Renville, maka akan ada serangan baru dari pihak Belanda. Dengan demikian, maka terpaksa perjanjian Renville diterima. Disamping itu ada pertimbangan lain yaitu bahwa segera akan diadakan plebisit, dimana rakyat

isamping karena diatas, juga karena pemerintahan sadar bahwa dalam tiap pihak yang berunding harus bersedia memberi dan menerima. Sebab itulah hasil maksimal yang telah diusahakan oleh delegasi dan

Setelah penandatanganan perjanjian Renville, maka Indonesia mengalami masa krisis dan penuh dengan cobaan. Karena wilayah yang semakin sempit, timbulnya pemberontakan PKI di Madiun dan selanjutnya Belanda melancarkan

(17)

206 | S N I 5 Kesimpulan

Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Renville merupakan bukti bahwa Belanda ingin kembali menguasai Indonesia, yang mana kedua perjanjian tersebut tidak membawa hasil bagi kedua pihak. Di dalam perjanjian ini Belanda melancarkan agresinya yaitu setelah perjanjian Linggarjati terjadi Agresi Militer Belanda I dan Agresi Militer Belanda II setelah perjanjian Renville. Kedua perjanjian tersebut hanyalah merupakan dasar-dasar yang harus diperhatikan oleh kedua belah pihak didalam melakukan pembicaraan-pembicaraan politik. Dalam kenyataannya, perjanjian Linggarjati dan Renville, memang tidak lebih dari secarik kertas yang tidak ada isinya. Belanda tidak sedikitpun mengindahkan isi yang telah disepakati dalam perjanjian itu. Pertempuran-pertempuran bukannya tanbah berkurang, tetapi semakin berkobar di mana-mana, RI dan Belanda sama-sama saling tuduh menuduh dan saling tidak mengakui, bahwa dialah yang mengingkari perjanjian itu. Sementara itu Belanda terus memperluas daerah kekuasaannya sehingga Indonesia wilayah kekuasaannya semakin sempit.

(18)

207 | S N I 5 Glosarium

Diratifikasi : Proses adopsi perjanjian internasional, atau

konsitusi atau dokumen yang bersifat nasional lainnya melalui persetujuan dari tiap entitas kecil di dalam bagiannya.

De Facto : Pengakuan yang diberikan oleh suatu negara

kepada negara-negara lain yang telah memiliki unsur-unsur seperti rakyat, wilayah, pemimpin

Diveto : hal untuk membatalkan keputusan, ketetapan,

rancangan, peraturan dan undang-undang atau resolusi

DK PBB : Dewan Keamanan PBB

Delegasi : Perwakilan atau utusan dengan proses penunjukan

secara langsung ataupun musyawarah.

Garis Van Mook : Garis satatus quo, perbatasan buatan yang

memisahkan wilayah Indonesia dan Belanda pada masa revolusi nasional

KNIP : Komite Nasional Indonesia Pusat

Konsolidasi militer : penyerangan dengan menggunakan militer atau perang, menggagalkan penyerangan

Komisi Arbitrase : Badan penyelesaian sengketa atau beda pendapat

perdata oleh para pihak melalui alternatif.

Komisi konsuler : komisi yang bertugas mengawasi gencatan senjata

Indonesia-Belanda disepanjang Garis Van Mook

KTN : Komisi Tiga Negara, badan arbitrase yang tidak

memihak pihak manapun demi melerai konfil RI dan Belanda

(19)

208 | S N I 5

NIS : Negara Indonesia Serikat

Plebisit : pemungutan suara yang dilakukan oleh suatu negara

(20)

209 | S N I 5 Latihan 1

1. Kemukakan perbedaan antara Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Renville 2. Buatlah analisis tentang isi Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Renville. 3. Bagaimana pendapat anda tentang wilayah Indonesia pada masa perjanjian

Linggarjati dan Perjanjian Renville

4. Kemukakan pendapat anda terhadap sikap pemimpin yang selalu menerima hasil perundingan Linggarjati dan Renville yang kedua perjanjian tersebut mempersempit wilayah Indonesia.

5. Buatlah laporan dampak yang ditimbulkan dari kedua perjanjian itu bagi kedaulatan negara Indonesia.

Latihan 2

1. Di bawah ini merupakan kesepakatan dari Perundingan Linggarjati, kecuali... a. Belanda mengakui wilayah Indonesia meliputi Jawa, Sumatra dan Madura b. Indonesia dijadikan sebagai negara persemakmuran berbentuk federasi c. Dibentuk Negara Indonesia Serikat

d. Dibentuk Uni-Indonesia Belanda

e. Belanda berjanji tidak akan melakukan politik de vide et impera 2. Dalam perundingan Renville delegasi Indonesia dipimpin oleh

a. Sutan Syahrir b. Moh. Hatta

c. Mohammad Roem

d. Abdulkadir Wijoyoatmojo e. Amir Syarifuddin

3. Pemimpin Indonesia yang menandatangani Perjanjian Linggarjati adalah.... a. Sutan Syahrir

b. Moh. Hatta

c. Mohammad Roem

d. Abdulkadir Wijoyoatmojo e. Amir Syarifuddin

4. Komisi Tiga Negara (KTN) berperan penting terhadap terselenggaranya perundingan....

(21)

210 | S N I 5 a. Linggarjati b. Hooge Value c. Renville d. Federal e. Perserikatan

5. Perundingan Renville menimbulkan akibat-akibat sebagai berikut, kecuali... a. Kabinet Amir Syarifuddin jatuh

b. Wilayah Indonesia semakin sempit

c. Pasukan Siliwangi melakukan hijrah (long march) ke wilayah RI d. PDRI menyerahkan mandatnya kepemerintah pusat di Yogyakarta e. Terjadinya pemberontakan DI/TII dan pemberontakan PKI Madiun 6. Perundingan yang menghasilkan pengakuan kedaulatan RI meliputi wilayah

Jawa, Sumatra, dan Madura adalah... a. Perundingan Hooge Value b. Perundingan Malino c. Perundingan Linggarjati d. Perundingan Renville e. Perundingan Roem-Royen

7. Negara yang termasuk didalam Komisi Tiga Negara adalah.... a. Australia, Belgia, Amerika Serikat

b. Australia, Belgia, Indonesia c. Australia, Belgia, Belanda

d. Australia, Amerika Serikat, Inggris e. Inggris, Belanda, Amerika Serikat

8. Lord Killearn sebagai perantara bagi perundingan antara kedua belah pihak. Atas usaha-usaha yang dilakukan antara Indonesia dengan Belanda dapat dipertemukan di meja perundingan, yang akhirnya menghasilkan perundingan Linggarjati. Lord Killearn berasal dari negara....

a. Belanda d. Inggris

b. Prancis e. Belgia

(22)

211 | S N I 5 9. Tempat dilaksanakannya perundingan Renville adalah....

a. Di kapal Renville milik Amerika Serikat b. Indonesia

c. Belanda

d. Di Linggarjati, Jawa Barat e. Australia.

10.Perundingan Linggarjati dilaksanakan pada tanggal a. 15 November 1946 b. 16 November 1946 c. 17 November 1946 d. 15 Desember 1946 e. 20 Desember 1946 TAMBAHAN SOAL

1. Bagaimanakah peranan Inggris didalam proses perundingan Linggarjati. a. sebagai perantara antara Belanda dengan Indonesia dalam tercapainya

perundingan Linggarjati

b. negara yang mendukung Belanda c. negara yang mendukung Indonesia

d. negara yang mengadudomba Indonesia dengan Belanda

2. Mengapa Indonesia menerima perjanjian Linggarjati sementara hasil perjanjian itu membuat wilayah Indonesia menjadi sempit.

a. Indonesia sangat bergantung pada pihak Belanda

b. Dengan kelemahan militer Indonesia maka adanya perjanjian itu memungkinkan pihak Indonesia untuk memperoleh kesempatan yang baik guna mengadakan tindakan konsolidasi militer.

c. Supaya Indonesia dapat melakukan perjanjian lagi dengan Belanda d. Agar Indonesia bisa merdeka secepatnya.

3. Mengapa disebut sebagai perjanjian Renville.

a. Karena perjanjian ini dilakukan oleh pihak Belanda b. Delegasi yang mewakilinya bernama Renville

(23)

212 | S N I 5 c. Renville adalah nama tempat di Amerika Serikat

d. Karena perjanjian Renville dilaksanakan diatas kapal Renville 4. Jelaskan mengapa Dr. Beel tidak mengakui isi perjanjian renville?

a. Agar Belanda merasa leluasa melakukan agresi terhadap Republik Indonesia.

b. Karena isi Perjanjian Renville sangat merugikan pihak Belanda c. Agar Belanda masih bertahan di Indonesia

d. Dr. Beel menginginkan Indonesia jatuh ketangan Belanda 5. Bagaimanakah peranan KTN dalam Perjanjian Renville.

a. Dengan perantaraan KTN, akhirnya dapatlah dipertemukan antara wakil-wakil Indonesia dengan wakil-wakil-wakil-wakil Belanda dalam Perjanjian Renville b. KTN dapat mempercepat penyelesaian konfil antara Indonesia dengan

Belanda

c. KTN adalah organisasi bentukan Belanda sehingga mendukung perjuangannya

d. dengan adanya KTN Indonesia dapat merdeka secepatnya

6. Mengapa Divisi Siliwangi dipindahkan ke Jawa Tengah setelah perjanjian Renville...

a. Karena Divisi Siliwangi ingin menghindari pihak Belanda

b. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur, hal ini sesuai dengan isi perjanjian Renville

c. Divisi Siliwangi ingin melindungi rakyat Yogyakarta

d. Karena di Jawa Tengah kondisinya sangat memungkinkan untuk melakukan perang.

7. Berikut ini dalam perjanjian Linggarjati ada beberapa negara yang mengakui kekuasaan RI kecuali....

a. Inggris

b. Amerika Serikat c. Mesir

(24)

213 | S N I 5 8. Karena tidak setuju dengan isi perjanjian Renville pejuang RI Kartosoewiryo

kemudian mendirikan... a. NII

b. DI/TII c. RIS

d. NIT

9. Berikut ini adalah partai-partai yang menentang perjanjian Linggarjati adalah...

a. PNI

b. GOLKAR

c. PDI

d. MURBA

10.Yang mendirikan DI/TII sebagai reaksi dari perjanjian Renville adalah.... a. Kartosuwiryo

b. Kabinet Amir Syarifuddin c. Kahar Muzakkar

(25)

214 | S N I 5 Daftar Pustaka

A. B. Lapian dan P. J. Droglever. 1992. Menelusuri Jalur Linggarjati. Jakarta:PT Pustaka Utama Grafiti.

Agung, Anak Gde. 1983. Renville. Jakarta: Sinar Harapan.

Kahin, Audrey R.1985. Pergolakan Daerah Pada Awal Kemerdekaan. Jakarta: PT Pustaka Grafiti.

Moedjanto, G. 1988. Indonesia Abad 20 (2). Yogyakarta:Kanisius.

Nasution, A.H. 1978. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid 4. Bandung: Angkasa.

Roem, Mohammad. 1972. Bunga Rampai dari Sejarah Jilid II. Jakarta: Bulan Bintang.

Sumarkidjo, Atmadji. 2000. Mendung di Atas Istana Merdeka. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Sekretaris Negara Republik Indonesia. 1985. 30 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta: PT. Citra Lemtoro Gung Persada

Tobing, K.M.L. 1986. Perjuangan Politik Bangsa Indonesia Renville. Jakarta: PT Gunung Agung.

(26)

215 BAGAN MATERI Uapaya Penyelesaian Konflik Indonesia-Belanda Perundingan

Linggajati Perundingan Renvile

Komisi Tiga Negara Diplomasi/

Perundingan

215 | S N I 5 Komisi Tiga Negara

Referensi

Dokumen terkait

3) Implementasi bahan ajar mendengarkan berbasis video interaktif bermedia flash SMP kelas VII semester 1 dilakukan dalam dua tahap, yaitu uji coba terbatas dan uji

Untuk dapat menemukan tiga temuan di atas, potensi-potensi strategis dari kesultanan Samudra Pasai untuk menjadi Living Museum Samudra Pasai dan infrastruktur, rute

Pandangan Ahmad Hassan yang tergambar dalam pandangan Persatuan Islam, tentang negara Islam adalah mirip dengan pandangan Muhammadiyyah, karena Ahmad Hassan dan

Pengujian regresi linier berganda dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari kesehatan kerja ( , keselamatan kerja dan lingkungan kerja ( ) terhadap

Sultan Mesud'un ölümü 551 dedir (Halil Edhem, Düvel-i İshuniyye, 216; Zambaur, Manuel de Genealogie et de Chronologie, 143). İzzeddin Kılıç Arslan"dır. Rükneddin

* Relik sua : unsur-unsur yang tidak lenyap, umumnya dalam bentuk bubuk, yang tersisa dari tubuh orang suci yang telah dibakar.. BERLAKU SESUAI