• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENDY SUEZTRA CANALDHY, SIP., MPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENDY SUEZTRA CANALDHY, SIP., MPA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Pokok-pokok Bahasan Perkuliahan

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Pengajaran

 Pengantar

 Studi Kebijakan Publik

 Model, Teori, Aktor dan Instrument Kebijakan Publik

 Silabus, Perkuliahan dan Penilaian

 Latar Belakang Studi Kebijakan Publik  Pengertian Kebijakan Publik  Mengapa Kebijakan Publik Penting?  Tipe-tipe Kebijakan Publik  Pendekatan-pendekatan dalam Studi Kebijakan

Publik

 Model & Teori Kebijakan Publik

Lingkungan Kebijakan Publik

Aktor dan Instrumen Kebijakan Publik

Ceramah Tanya Jawab

(3)

Pokok-pokok Bahasan Perkuliahan

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Pengajaran

 Policy Process dan Agenda Setting

 Policy Formulation dan Policy Adoption

 Policy Implementation

 Policy Evaluation

 Riset Kebijakan

 Pengertian Proses Kebijakan  Agenda Setting

 Konsep Non Decisions  Pengertian Policy

Formulation dan Policy Adoption Policy Communities dan

Policy Networks  Models of Decision-Making  Pengertian Policy Implementation  Kerangka Analisis Implementasi Kebijakan

 Pengertian Policy Evaluation  Tipe-tipe Evaluasi Kebijakan  Aspek Politik Evaluasi

Kebijakan

 Agenda Setting

Policy Communities & Policy Networks

 Aktor & Instrumen Kebijakan  Policy Implementation  Policy Evaluation  Ceramah Tanya Jawab  Tugas  Penelitian Lapangan

(4)

Studi Kebijakan Publik

 Eksis sejak adanya Pemerintah dan

pemerintahan

- Keberadaan advisers yang memberikan

masukan kepada penguasa tentang bagaimana mengatasi permasalahan-permasalahan publik - Intellectual founders dalam studi kebijakan:

Plato dengan The Republic; Machiavelli dengan The Prince.

-Political thinkers: Thomas Hobbes, John Lock, James Madison, Adam Smith, John Stuart Mill, dll.

(5)

Fokus intellectual founders dan

political thinkers : apa yang

dilakukan dan tidak dilakukan

pemerintah; apa yang seharusnya

dilakukan dan bagaimana

melakukannya; menilai apa dampak

tindakan pemerintah atas

permasalahan yang terjadi di

masyarakat.

(6)

Kebijakan Publik Sebagai Sebuah Disiplin

Ilmu

 Kajian kebijakan sebagai sebuah studi baru

muncul pasca Perang Dunia II, ketika kajian Ilmu Politik mencari pemahaman-pemahaman baru tentang hubungan pemerintah/negara

dengan warganya.

 Dimensi baru atas hubungan antara

pemerintah dengan warganya terutama

menyangkut apa yang secara actual dilakukan oleh pemerintah (Howlett & Ramesh 1995).

 Pelopor: Harold Lasswell, Aaron Wildavsky,

(7)

 Formal kajian diawali oleh karya Harold

Laswell (1950s) yang memberikan dasar-dasar policy sciences

Policy Sciences merupakan blended

knowledge berbagai disiplin ilmu: politik dan

ilmu sosial lain termasuk hukum, administrasi publik, dsb

 Dekade 60-an:

Fokus para ahli Ilmu Politik:

menggambarkan, menganalisa dan

menjelaskan berbagai sebab dan akibat dari berbagai kebijakan.

(8)

Studi Kebijakan Publik

 Thomas R Dye:

Kajian utama study kebijakan public terdiri dari gambaran tentang isi kebijakan public; sebuah analisis atas pengaruh social, ekonomi dan

kekuatan-keuatan politik terhadap isi kebijakan public; sebuah penelusuran tentang pengaruh berbagai penataan kelembagaan dan proses-proses politik terhadap kebijakan public; dan sebuah evaluasi atas beragam konsekuensi dari kebijakan public terhadap masyarakat, baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan)

(9)

Pertanyaan-pertanyaan dalam studi Kebijakan Publik

 Apa efek dari urbanisasi dan insdustrialisasi terhadap kebijakan public tentang kesejahteraan masyarakat?

 Bagaimana peran lembaga legislative dalam merumuskan kebijakan pertanian atau kebijakan yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat?

Apa peran kelompok-kelopok kepentingan dalam membentuk kebijakan tentang lingkungan hidup?

Apa isi dari kebijakan tentang antitrust policy?

Siapa yang beruntung dan siapa yang merugi sebagai akibat diberlakukannya kebijakan perpajakan?

Apa permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan program pemusnahan sampah-sampah berbahaya?

(10)

Karakteristik Ilmu Kebijakan Menurut Laswell

1. Problem Oriented

- Ilmu kebijakan diarahkan kepada berbagai

permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. - Orientasi utama dari para ilmuwan kebijakan bukanlah pada tahapan proses pembuatan

kebijakan, tetapi kepada permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah (what should we do to best address the problem? How should we do it? How do we know what we have done?)

(11)

2. Multidisciplinary

- Ilmu kebijakan merupakan multidisiplin ilmu yang model-modelnya, metode-metdenya dan temuan-temuannya diarahkan kepada upaya mengatasi permasalahan yang diahadapi oleh pemerintah.

3. Methodologically sophisticated

- Laswell melihat bahwa kontribusi berbagai

ilmu social kepada kebijakan public ketika masa PD II merupakan refleksi dari metodologinya

yang mumpuni. Kemajuan berbagai ilmu social telah membantu pemerintah dalam membuat beragam kebijakan yang efektif.

(12)

4. Theoretically sophisticated

- Dalam upaya membantu pemerintah mengatasi

berbagai persoalan, para ahli kebijakan dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas untuk dapat

memahami dan menjelaskan berbagai fenomena

kehidupan masyarakat. Dan untuk itu, ilmu kebijakan harus memiliki model-model teoretik yang mumpuni. 5. Value oriented

-Yang terpenting, Laswell tidak hanya sekedar

membangun ilmu kebijakan, tetapi membangun “policy

sciences of democracy”. Maksudnya adalah bahwa ilmu

kebijakan memiliki sebuah orientasi nilai: tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan nilai-nilai demokrasi. Dalam kata-kata Laswell “the special

emphasis is on the policy sciences of democracy, in which the ultimate goal is the realization of human dignity in theory and fact”.

(13)

Mengapa study tentang kebijakan public?

Alasan-alasan Ilmiah (Scientific Reasons)

- untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang asal mulanya, prosedur-prosedur perumusan dan pelaksanaanya, atau

konsekuensi-konsekuensinya terhadap masyarakat.

- study kebijakan public merupakan study

tentang kebijakan public yang dilakukan dalam rangka memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang perilaku politik dan proses

(14)

Alasan Profesional (Professional Reasons)

- bermaksud menerapkan pengetahuan ilmiah tersebut untuk mengatasi berbagai persoalan-persoalan social.

- Digunakan oleh para analis kebijakan yang

memiliki orientasi penerapan (applied orientation) atas berbagai pengetahuan tentang kebijakan public dan yang berupaya untuk menyusun kebijakan

public alternative yang lebih efisien dalam mengatasi sebuah permasalahan social. - Dari perspektif ini, upaya memperoleh

pengetahuan tentang perilaku dan proses politik merupakan sebuah secondary consideration.

(15)

Alasan Politis (Political Reasons)

- diarahkan pada upaya membantu pemerintah untuk mengadopsi kebijakan-kebijakan public dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang “benar”. Dengan demikian, study kebijakan tidak lagi netral atau value-free.

- Para politisi mempelajari kebijakan public dalam

rangka terlibat dalam proses advokasi sebuah kebijakan yang dianggap “benar” atau “tepat” untuk mengatasi

persoalan-persoalan social kemasyarakatan.

- Penelitian kebijakan yang didasarkan pada argument seperti ini biasanya diarahkan pada upaya untuk

membangun bukti-bukti yang mendukung argument-argumen para politisi (partial policy research).

(16)

Pendekatan ilmiah dalam study kebijakan menurut Anderson memiliki tiga tujuan utama, yaitu:

1. menjelaskan pengadopsian sebuah kebijakan ketimbang

mengidentifikasi atau menyarankan sebuah kebijakan yang “baik” (proper policy). Analisis ketimbang advokasi, itulah gaya utama pendekatan ini;

2. mencari penyebab dan konsekuensi-konsekuensi dari berbagai kebijakan public dengan menggunakan

metodologi ilmiah. Pada gilirannya, proses ini menghendaki peneliti yang rasional, empiric dan objektif;

3. membangun teori-teori yang reliable (dapat diandalkan) tentang kebijakan public dan proses-proses politiknya.

(17)

a) As a label for a field of activity (sebuah penamaan atas

serangkaian aktivitas). Ex. kebijakan ekonomi, kebijakan industry, atau hukum

b) As an expression of general purpose or desired state of affairs (sebuah ekspresi tentang keinginan yang umum

atau urusan tertentu yang diinginkan)

Ex.. untuk meneyediakan lapangan pekerjaan yang sebayak-banyaknya, untuk mempromosikan

demokratisasi melalui desentralisasi, untuk mengatasi akar dari kemiskinan.

c) As decisions of government (sebagai

keputusan-keputusan pemerintah). Keputusan kebijakan

sebagaimana diumumkan dalam lembaga legislative atau oleh Presiden

(18)

d) As formal authorization (sebagai otorisasi

formal)

e) As a program (sebagai sebuah program)

Ex. program kesehatan perempuan

f) As output (sebagai output) apa yang secara

actual diberikan, seperti

jumlah lahan

yang dibagikan, jumlah uang yang

dihasilkan.

g) As outcome (sebagai outcome) Ex. apa

yang sesungguhnya dicapai, seperti

misalnya efek bantuan pemerintah terhadap

kemandirian petani, standar hidup.

(19)

h) As a theory or model (sebagai sebuah

teori atau model), jika pemerintah

meningkatkan insentif kepada para

pedagang, maka output

perdagangan

akan meningkat.

i) As process (sebagai proses) sebuah

rangkaian proses, mulai dari sebuah

permasalahan, lalu berlanjut kepada

perumusan tujuan, pembuatan

keputusan, dan selanjutnya pelaksanaan

(20)

Definisi Kebijakan Publik Menurut Para Ahli

Thomas R Dye: “Anything a government chooses to do

or not to do”

 Howlett dan Ramesh: definisi Dye terlalu simpel dan

tidak menjelaskan konsep kebijakan publik denga jelas.  Dua aspek penting dalam definisi Dye:

a) agen pembuatan kebijakan public adalah pemerintah, bukan institusi-institusi privat. Kebijakan publik

merupakan aktivitas pemerintah.

b) kebijakan public melibatkan sebuah pilihan yang

mendasar oleh pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (nondecisions: tidak melakukan

tindakan apapun, tidak membuat program, atau mempertahankan status quo).

(21)

Kebijakan juga penting karena kebijakan menyangkut:

kewajiban (obligation) untuk menggunkan

kewenangan manajemen public (termasuk kewenangan pengaturan, keuangan,

mempengaruhi, menginformasikan, dll) yang tersedia untuk lembaga-lembaga Negara

yang berwenang secara konstitusional untuk mengatasi sebuah permasalahan.

kesempatan (opportunity) untuk menciptakan

nilai public (public value) dengan melakukan pemikiran-pemikiran strategis memecahkan permasalahan-permasalahan dengan

memanfaatkan sumberdaya public sebaik-baiknya.

(22)

Kajian studi kebijakan termasuk di

dalamnya adalah beragam aktivitas

(subfields), seperti

1) policy evaluation

2) policy analysis

(23)

Dimensi analisis kebiakan

 Dimensi keilmuan : analisis kebijakan

dilakukan untuk meneliti suatu kebijakan yang sudah dibuat dan dilaksanakan,

memahami hubungan antar bagian, menemukan makna kebijakan dari analisis tersebut

 Dimensi Praktik : analisis kebijakan

dibuat sebagai sebuah upaya awal untuk membuat kebijakan

(24)

Kenapa perlu dianalisis

 Tindakan yang diperlukan untuk

membuat suatu kebijakan, baik

kebijakan yang baru atau kebijakan yang baru sebagai konskuensi dari kebijakan yang sudah ada

 Analisis kebijakan berbeda dengan riset

kebijakan.

 Analisis kebijakan bekerja dalam

sebuah lingkungan yang serba terbatas : waktu, informasi, bahkan pengetahuan.

(25)

 Analisis kebijakan adalah profesi yang sangat

diperlukan oleh setiap pemimpin puncak.

 Di negara maju para kepala negara biasanya

didampingi oleh analis-analis kebijakan yang exccellent, yang memungkinkan mereka

mengambil keputusan/kebijakan secara cepat dan efektif.

 Di Indonesia, analis kebijakan masih dianggap

kurang penting bahkan mereka sering

diidentikkan dengan PAKAR sehingga yang diambil sebagai analis kebijakan adalah para profesor dari perguruan tinggi yang tidak

semuanya menguasai analisis kebijakan, melainkan hanya riset kebijakan

(26)

 Riset kebijakan menuntut waktu yang lama dan

kondisi-kondisi yang nyaman, oleh karena itu dapat disadari kenapa sebagian besar

kebijakan di Indonesia dibuat amat lama dan ketika dibuat sudah tidak relevan lagi karena tantangannya sudah berbeda.

 Peran analisis kebijakan adalah memastikan

bahwa kebijakan yang hendak diambil benar-benar dilandaskan atas manfaat optimal yang akan diterima publik dan bukan asal

(27)

Kecakapan-kecakapan harus dimiliki oleh

analis kebijakan

 Mampu mengambil fokus dengan cepat pada

kriteria keputusan yang paling sentral.

 Mampu melakukan analisis multi-disiplin. Jika

pun tidak, mampu mengakses sumber

pengetahuan diluar disiplin yang dikuasainya.

 Mampu memikirkan jenis-jenis tindakan

kebijakan yang dapat diambil.

 Mampu menggunakan metode yang paling

sederhana, namun tepat dan menggunakan logika untuk mendesain metode jika metode yang dikehendaki memang tidak tersedia.

(28)

 Mampu mengatasi ketidakpastian

 Mampu mengemukakan dengan angka (tidak

hanya asumsi-asumsi kualitatif)

 Mampu membuat rumusan analisis yang

sederhana dan jelas.

 Mampu mengecek fakta-fakta yang

diperlukan.

 Mampu menempatkan diri dalam posisi orang

lain.

 Mampu tidak saja mengatakan “ya” dan

“Tidak” pada ususlan yang masuk, namu juga mampu memberikan definisi dan analisis dari usulan tersebut.

(29)

Perumusan, Implementasi dan Evaluasi

 Analisis kebijakan merupakan kegiatan pokok

dalam perumusan kebijakan, karena

memberikan pijakan awal mengapa sebuah kebijakan harus dibuat.

 Analisis kebijakan lebih fokus pada

perumusan, namun tidak terlalu ditekankan pada implementasi kebijakan dan lingkungan kebijakan.

 Pada implementasi kebijakan dan lingkungan

(30)

 Namun evaluasi kebijakan merupakan bagian

dari analisis kebijakan yang lebih bersifat berkenaan prosedur dan manfaat dari

kebijakan.

 Pada prinsipnya analisis kebijakan pasti

mencakup evaluasi kebijakan karena analisis kebijakan menjangkau proses kebijakan

sejak awal yaitu menemukan isu kebijakan, menganalisis faktor pendukung kebijakan,

implementasi kebijakan, evaluasi dan kondisi lingkungan kebijakan.

(31)
(32)
(33)

Model-Model Implementasi Kebijakan

 Model Teori George C. Edwards III

(faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi kebijakan)

 Komunikasi : keberhasilan implementasi

kebijakan menisyaratkan agar implementor

mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus

ditranmisikan kepada kelompok sasaran (target Group) sehingga akan mengurangi distorsi

implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas/tidak diketahui kelompok sasaran maka kemungkinan akan terjadi

(34)

 Sumber daya : kompetensi implementor,

sumber daya finansial.

 Disposisi ; watak (ex: Kejujuran) dan

karakteristik yang dimiliki impelementor,

seperti komitmen, kejujuran. Apabila disposisi implementor yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diharapkan. Ketika implementor memiliki sikap/persfektif yang berbeda

dengan pembuat kebijakan, maka proses

(35)

 Struktur birokrasi : Struktur organisasi yang

bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Aspek struktur yang penting adalah SOP. SOP menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak.

 Struktur organisasi yang terlalu panjang akan

cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks dan pada akhirnya tidak

(36)

Model Implementasi Teori Merilee S. Grindle

 Ada dua variabel besar :

 Isi Kebijakan : Kepentingan kelompok sasaran,

tipe manfaat, derajat perubahan yang

diinginkan, letak pengambilan keputusan, pelaksanaan program, sumber daya yang dilibatkan.

 Lingkungan Implementasi : kekuasaan,

kepentingan dan strategi aktor yang terlibat, karakteristik lembaga dan penguasa,

(37)

Van meter dan Van Horn

 Standar dan sasaran kebijakan harus

jelas dan terukur sehingga dapat

direalisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur maka akan terjadi multi-interpretasi dan mudah menimbulkan

konflik diantara agen implementasi

 Sumber daya : perlu didukung sumber

daya manusia maupun non manusia

 Hubungan antar organisasi : diperlukan

koordinasi dan kerja sama antar instansi bagi keberhasilan suatu program.

(38)

 Karakteristik agen pelaksana : mencangkup

struktur organisasi, norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi

 Kondisi sosial politik ekonomi : variabel ini

mencangkup sumber daya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung

keberhasilan implementasi kebijakan. Sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan

memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan, karakter partisipan yakni

mendukung/menolak, bagaimana sifat opini publik yang ada dilingkungan, dan apakah elit politik mendukung impelentasi kebijakan.

(39)

 Disposisi implementor : mencangkup 3 hal

penting yakni respon implementor terhadap kebijakan, yang akan mempengaruhi

kemauan untuk melaksanakan kebijakan, kognisi yakni pemahaman terhadap

kebijakan, intensitas disposisi implementor yakni preferensi nilai yang dimiliki ileh

(40)

Monitoring kebijakan

Dilakukan ketika sebuah kebijakan

sedang diimplementasikan

Diperlukan

agar

kesalahan-kesalahan awal dapat segera

diketahui dan dapat dilakukan

tindakan

perbaikan

sehingga

mengurangi resiko yang lebih

besar.

(41)

Tujuan Monitoring

 Menjaga agar kebijakan yang sedang

diimplementasikan sesuai dengan tujuan dan sasaran.

 Menemukan kesalahan sedini mungkin

sehingga mengurangi resiko yang lebih besar

 Melakukan tindakan modifikasi terhadap

kebijakan apabila hasil monitoring mengharuskan untuk itu.

(42)

Data dan Informasi untuk Monitoring

 Metode Dokumentasi yakni dari berbagai

laporan kegiatan seperti laporan tahunan/smester/bulanan.

 Metode survey tentang implementasi kebijakan.

Meliputi seperangkat instrumen pertanyaan dipersiapkan sebelum survey. Tujuan survey adalah untuk menjaring data dari pada

stakeholder, terutama kelompok sasaran.

 Metode observasi lapangan, mengamati data

empiris dilapangan dan bertujuan untuk

meyakinkan dalam membuat penilaian tentang proses dari kebijakan.

(43)

 Metode wawancara dengan para

stakeholders

 Metode campuran; metode dokumentasi dan

survey/ metode survey dan observasi.

(44)

Jenis - jenis Monitoring

 Kepatuhan : jenis monitoring untuk

menentukan tingkat kepatuhan implementor terhadap SOP yang ditetapkan

 Pemeriksaan : untuk melihat sejauh mana

sumber daya dan pelayanan sampai kepada kelompok sasaran

 Akuntansi/ing : mengkalkulasi perubahan

sosial dan ekonomi yang terjadi setelah dimplementasikan suatu kebijakan

 Eksplanasi : menjelaskan adanya perbedaan

(45)

Pendekatan dalam Monitoring

 Akuntansi sistem sosial : mengetahui

perubahan kondisi sosial yang objektif dan subjektif dari waktu-kewaktu. Unsur utama dalam pendekatan ini perlu ditetapkan

indikator sosial :

di bidang pendapatan

maka indikator sosialnya adalah persentase penduduk yang berada di bawah garis

kemiskinan.

di bidang pendidikan

berapa besar angka buta huruf di suatu negara

(46)

Eksperimen Sosial

 Mengetahui perubahan sosial yang terjadi

dalam sebuah kelompok eksperimen dengan cara membandingkan dengan kelompok

kontrol

Kelompok eksperimen : yg dikenai kebijakan/program (target grup)

Kelompok kontrol : masyarakat yang tidak mendapat program

(47)

Akuntansi sosial

Pendekatan yang berusaha

untuk mengetahui hubungan

antara input, proses, output,

outcomes dan impact.

(48)

Sintesis riset dan praktik

 Pendekatan monitoring yang menerapkan

kompilasi, perbandingan dan pengujian

secara sistematis terhadap hasil-hasil dari

implementasi kebijakan publik masa lampau. dalam hal ini ada kajian-kajian kritis dari

penelitian penelitian tentang proses dan hasil kebijakan masa lalu :

studi kasus formulasi dan impelemntasi kebijakan dan laporan-laporan yang

membahas hubungan antara tindakan dan hasil kebijakan

(49)

PENDEKATAN JENIS PENGENDALIAN JENIS INFORMASI YANG DIBUTUHKAN

AKUNTANSI SISTEM SOSIAL

KUANTITATIF INFORMASI LAMA DAN

BARU

EKSPERIMEN SOSIAL MANIPULASI

LANGSUNG

INFORMASI BARU

AKUNTANSI SOSIAL KUANTITATIF

DAN/KUALITATIF

INFORMASI BARU

SINTESIS RISET DAN PRAKTIK

KUANTITATIF DAN/KUALITATIF

(50)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah anak diimunisasi kekebalan sebenarnya sudah ada dan daya tahan tubuh jadi lebih tinggi, sehingga sakit yang dideritanya tak bakal separah seperti bila tidak

Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam merencanakan program untuk melakukan deteksi dan pencegahan dini risiko depresi postpartum dengan mengetahui perbedaan risiko

Clearing, dengan merendam organ hepar dalam xylol. selama

Proses rekoveri yang dilakukan berperan sekalian sebagai pengolahan limbah, karena hasil akhirnya adalah terpisahannya senyawa - senyawa aktif (kontaminan) dan endapan

Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi syarat evaluasi administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan :

Pengukuran simpanan karbon pada kopi Robusta di kebun rakyat juga dilakukan di Kecamatan Silo, yang hasilnya seperti disajikan pada Tabel 3.. Jumlah simpanan karbon

4.2 Gambaran Brand Experience, Kepuasan Pelanggan, Repurchase Intention dan Dimensinya pada Pelanggan Klinik Skin Care di Kota Bandung