Pokok-pokok Bahasan Perkuliahan
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Pengajaran
Pengantar
Studi Kebijakan Publik
Model, Teori, Aktor dan Instrument Kebijakan Publik
Silabus, Perkuliahan dan Penilaian
Latar Belakang Studi Kebijakan Publik Pengertian Kebijakan Publik Mengapa Kebijakan Publik Penting? Tipe-tipe Kebijakan Publik Pendekatan-pendekatan dalam Studi Kebijakan
Publik
Model & Teori Kebijakan Publik
Lingkungan Kebijakan Publik
Aktor dan Instrumen Kebijakan Publik
Ceramah Tanya Jawab
Pokok-pokok Bahasan Perkuliahan
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Pengajaran
Policy Process dan Agenda Setting
Policy Formulation dan Policy Adoption
Policy Implementation
Policy Evaluation
Riset Kebijakan
Pengertian Proses Kebijakan Agenda Setting
Konsep Non Decisions Pengertian Policy
Formulation dan Policy Adoption Policy Communities dan
Policy Networks Models of Decision-Making Pengertian Policy Implementation Kerangka Analisis Implementasi Kebijakan
Pengertian Policy Evaluation Tipe-tipe Evaluasi Kebijakan Aspek Politik Evaluasi
Kebijakan
Agenda Setting
Policy Communities & Policy Networks
Aktor & Instrumen Kebijakan Policy Implementation Policy Evaluation Ceramah Tanya Jawab Tugas Penelitian Lapangan
Studi Kebijakan Publik
Eksis sejak adanya Pemerintah dan
pemerintahan
- Keberadaan advisers yang memberikan
masukan kepada penguasa tentang bagaimana mengatasi permasalahan-permasalahan publik - Intellectual founders dalam studi kebijakan:
Plato dengan The Republic; Machiavelli dengan The Prince.
-Political thinkers: Thomas Hobbes, John Lock, James Madison, Adam Smith, John Stuart Mill, dll.
Fokus intellectual founders dan
political thinkers : apa yang
dilakukan dan tidak dilakukan
pemerintah; apa yang seharusnya
dilakukan dan bagaimana
melakukannya; menilai apa dampak
tindakan pemerintah atas
permasalahan yang terjadi di
masyarakat.
Kebijakan Publik Sebagai Sebuah Disiplin
Ilmu
Kajian kebijakan sebagai sebuah studi baru
muncul pasca Perang Dunia II, ketika kajian Ilmu Politik mencari pemahaman-pemahaman baru tentang hubungan pemerintah/negara
dengan warganya.
Dimensi baru atas hubungan antara
pemerintah dengan warganya terutama
menyangkut apa yang secara actual dilakukan oleh pemerintah (Howlett & Ramesh 1995).
Pelopor: Harold Lasswell, Aaron Wildavsky,
Formal kajian diawali oleh karya Harold
Laswell (1950s) yang memberikan dasar-dasar policy sciences
Policy Sciences merupakan blended
knowledge berbagai disiplin ilmu: politik dan
ilmu sosial lain termasuk hukum, administrasi publik, dsb
Dekade 60-an:
Fokus para ahli Ilmu Politik:
menggambarkan, menganalisa dan
menjelaskan berbagai sebab dan akibat dari berbagai kebijakan.
Studi Kebijakan Publik
Thomas R Dye:
Kajian utama study kebijakan public terdiri dari gambaran tentang isi kebijakan public; sebuah analisis atas pengaruh social, ekonomi dan
kekuatan-keuatan politik terhadap isi kebijakan public; sebuah penelusuran tentang pengaruh berbagai penataan kelembagaan dan proses-proses politik terhadap kebijakan public; dan sebuah evaluasi atas beragam konsekuensi dari kebijakan public terhadap masyarakat, baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan)
Pertanyaan-pertanyaan dalam studi Kebijakan Publik
Apa efek dari urbanisasi dan insdustrialisasi terhadap kebijakan public tentang kesejahteraan masyarakat?
Bagaimana peran lembaga legislative dalam merumuskan kebijakan pertanian atau kebijakan yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat?
Apa peran kelompok-kelopok kepentingan dalam membentuk kebijakan tentang lingkungan hidup?
Apa isi dari kebijakan tentang antitrust policy?
Siapa yang beruntung dan siapa yang merugi sebagai akibat diberlakukannya kebijakan perpajakan?
Apa permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan program pemusnahan sampah-sampah berbahaya?
Karakteristik Ilmu Kebijakan Menurut Laswell
1. Problem Oriented
- Ilmu kebijakan diarahkan kepada berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. - Orientasi utama dari para ilmuwan kebijakan bukanlah pada tahapan proses pembuatan
kebijakan, tetapi kepada permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah (what should we do to best address the problem? How should we do it? How do we know what we have done?)
2. Multidisciplinary
- Ilmu kebijakan merupakan multidisiplin ilmu yang model-modelnya, metode-metdenya dan temuan-temuannya diarahkan kepada upaya mengatasi permasalahan yang diahadapi oleh pemerintah.
3. Methodologically sophisticated
- Laswell melihat bahwa kontribusi berbagai
ilmu social kepada kebijakan public ketika masa PD II merupakan refleksi dari metodologinya
yang mumpuni. Kemajuan berbagai ilmu social telah membantu pemerintah dalam membuat beragam kebijakan yang efektif.
4. Theoretically sophisticated
- Dalam upaya membantu pemerintah mengatasi
berbagai persoalan, para ahli kebijakan dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas untuk dapat
memahami dan menjelaskan berbagai fenomena
kehidupan masyarakat. Dan untuk itu, ilmu kebijakan harus memiliki model-model teoretik yang mumpuni. 5. Value oriented
-Yang terpenting, Laswell tidak hanya sekedar
membangun ilmu kebijakan, tetapi membangun “policy
sciences of democracy”. Maksudnya adalah bahwa ilmu
kebijakan memiliki sebuah orientasi nilai: tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan nilai-nilai demokrasi. Dalam kata-kata Laswell “the special
emphasis is on the policy sciences of democracy, in which the ultimate goal is the realization of human dignity in theory and fact”.
Mengapa study tentang kebijakan public?
Alasan-alasan Ilmiah (Scientific Reasons)
- untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang asal mulanya, prosedur-prosedur perumusan dan pelaksanaanya, atau
konsekuensi-konsekuensinya terhadap masyarakat.
- study kebijakan public merupakan study
tentang kebijakan public yang dilakukan dalam rangka memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang perilaku politik dan proses
Alasan Profesional (Professional Reasons)
- bermaksud menerapkan pengetahuan ilmiah tersebut untuk mengatasi berbagai persoalan-persoalan social.
- Digunakan oleh para analis kebijakan yang
memiliki orientasi penerapan (applied orientation) atas berbagai pengetahuan tentang kebijakan public dan yang berupaya untuk menyusun kebijakan
public alternative yang lebih efisien dalam mengatasi sebuah permasalahan social. - Dari perspektif ini, upaya memperoleh
pengetahuan tentang perilaku dan proses politik merupakan sebuah secondary consideration.
Alasan Politis (Political Reasons)
- diarahkan pada upaya membantu pemerintah untuk mengadopsi kebijakan-kebijakan public dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang “benar”. Dengan demikian, study kebijakan tidak lagi netral atau value-free.
- Para politisi mempelajari kebijakan public dalam
rangka terlibat dalam proses advokasi sebuah kebijakan yang dianggap “benar” atau “tepat” untuk mengatasi
persoalan-persoalan social kemasyarakatan.
- Penelitian kebijakan yang didasarkan pada argument seperti ini biasanya diarahkan pada upaya untuk
membangun bukti-bukti yang mendukung argument-argumen para politisi (partial policy research).
Pendekatan ilmiah dalam study kebijakan menurut Anderson memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
1. menjelaskan pengadopsian sebuah kebijakan ketimbang
mengidentifikasi atau menyarankan sebuah kebijakan yang “baik” (proper policy). Analisis ketimbang advokasi, itulah gaya utama pendekatan ini;
2. mencari penyebab dan konsekuensi-konsekuensi dari berbagai kebijakan public dengan menggunakan
metodologi ilmiah. Pada gilirannya, proses ini menghendaki peneliti yang rasional, empiric dan objektif;
3. membangun teori-teori yang reliable (dapat diandalkan) tentang kebijakan public dan proses-proses politiknya.
a) As a label for a field of activity (sebuah penamaan atas
serangkaian aktivitas). Ex. kebijakan ekonomi, kebijakan industry, atau hukum
b) As an expression of general purpose or desired state of affairs (sebuah ekspresi tentang keinginan yang umum
atau urusan tertentu yang diinginkan)
Ex.. untuk meneyediakan lapangan pekerjaan yang sebayak-banyaknya, untuk mempromosikan
demokratisasi melalui desentralisasi, untuk mengatasi akar dari kemiskinan.
c) As decisions of government (sebagai
keputusan-keputusan pemerintah). Keputusan kebijakan
sebagaimana diumumkan dalam lembaga legislative atau oleh Presiden
d) As formal authorization (sebagai otorisasi
formal)
e) As a program (sebagai sebuah program)
Ex. program kesehatan perempuan
f) As output (sebagai output) apa yang secara
actual diberikan, seperti
jumlah lahan
yang dibagikan, jumlah uang yang
dihasilkan.
g) As outcome (sebagai outcome) Ex. apa
yang sesungguhnya dicapai, seperti
misalnya efek bantuan pemerintah terhadap
kemandirian petani, standar hidup.
h) As a theory or model (sebagai sebuah
teori atau model), jika pemerintah
meningkatkan insentif kepada para
pedagang, maka output
perdagangan
akan meningkat.
i) As process (sebagai proses) sebuah
rangkaian proses, mulai dari sebuah
permasalahan, lalu berlanjut kepada
perumusan tujuan, pembuatan
keputusan, dan selanjutnya pelaksanaan
Definisi Kebijakan Publik Menurut Para Ahli
Thomas R Dye: “Anything a government chooses to do
or not to do”
Howlett dan Ramesh: definisi Dye terlalu simpel dan
tidak menjelaskan konsep kebijakan publik denga jelas. Dua aspek penting dalam definisi Dye:
a) agen pembuatan kebijakan public adalah pemerintah, bukan institusi-institusi privat. Kebijakan publik
merupakan aktivitas pemerintah.
b) kebijakan public melibatkan sebuah pilihan yang
mendasar oleh pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (nondecisions: tidak melakukan
tindakan apapun, tidak membuat program, atau mempertahankan status quo).
Kebijakan juga penting karena kebijakan menyangkut:
kewajiban (obligation) untuk menggunkan
kewenangan manajemen public (termasuk kewenangan pengaturan, keuangan,
mempengaruhi, menginformasikan, dll) yang tersedia untuk lembaga-lembaga Negara
yang berwenang secara konstitusional untuk mengatasi sebuah permasalahan.
kesempatan (opportunity) untuk menciptakan
nilai public (public value) dengan melakukan pemikiran-pemikiran strategis memecahkan permasalahan-permasalahan dengan
memanfaatkan sumberdaya public sebaik-baiknya.
Kajian studi kebijakan termasuk di
dalamnya adalah beragam aktivitas
(subfields), seperti
1) policy evaluation
2) policy analysis
Dimensi analisis kebiakan
Dimensi keilmuan : analisis kebijakan
dilakukan untuk meneliti suatu kebijakan yang sudah dibuat dan dilaksanakan,
memahami hubungan antar bagian, menemukan makna kebijakan dari analisis tersebut
Dimensi Praktik : analisis kebijakan
dibuat sebagai sebuah upaya awal untuk membuat kebijakan
Kenapa perlu dianalisis
Tindakan yang diperlukan untuk
membuat suatu kebijakan, baik
kebijakan yang baru atau kebijakan yang baru sebagai konskuensi dari kebijakan yang sudah ada
Analisis kebijakan berbeda dengan riset
kebijakan.
Analisis kebijakan bekerja dalam
sebuah lingkungan yang serba terbatas : waktu, informasi, bahkan pengetahuan.
Analisis kebijakan adalah profesi yang sangat
diperlukan oleh setiap pemimpin puncak.
Di negara maju para kepala negara biasanya
didampingi oleh analis-analis kebijakan yang exccellent, yang memungkinkan mereka
mengambil keputusan/kebijakan secara cepat dan efektif.
Di Indonesia, analis kebijakan masih dianggap
kurang penting bahkan mereka sering
diidentikkan dengan PAKAR sehingga yang diambil sebagai analis kebijakan adalah para profesor dari perguruan tinggi yang tidak
semuanya menguasai analisis kebijakan, melainkan hanya riset kebijakan
Riset kebijakan menuntut waktu yang lama dan
kondisi-kondisi yang nyaman, oleh karena itu dapat disadari kenapa sebagian besar
kebijakan di Indonesia dibuat amat lama dan ketika dibuat sudah tidak relevan lagi karena tantangannya sudah berbeda.
Peran analisis kebijakan adalah memastikan
bahwa kebijakan yang hendak diambil benar-benar dilandaskan atas manfaat optimal yang akan diterima publik dan bukan asal
Kecakapan-kecakapan harus dimiliki oleh
analis kebijakan
Mampu mengambil fokus dengan cepat pada
kriteria keputusan yang paling sentral.
Mampu melakukan analisis multi-disiplin. Jika
pun tidak, mampu mengakses sumber
pengetahuan diluar disiplin yang dikuasainya.
Mampu memikirkan jenis-jenis tindakan
kebijakan yang dapat diambil.
Mampu menggunakan metode yang paling
sederhana, namun tepat dan menggunakan logika untuk mendesain metode jika metode yang dikehendaki memang tidak tersedia.
Mampu mengatasi ketidakpastian
Mampu mengemukakan dengan angka (tidak
hanya asumsi-asumsi kualitatif)
Mampu membuat rumusan analisis yang
sederhana dan jelas.
Mampu mengecek fakta-fakta yang
diperlukan.
Mampu menempatkan diri dalam posisi orang
lain.
Mampu tidak saja mengatakan “ya” dan
“Tidak” pada ususlan yang masuk, namu juga mampu memberikan definisi dan analisis dari usulan tersebut.
Perumusan, Implementasi dan Evaluasi
Analisis kebijakan merupakan kegiatan pokok
dalam perumusan kebijakan, karena
memberikan pijakan awal mengapa sebuah kebijakan harus dibuat.
Analisis kebijakan lebih fokus pada
perumusan, namun tidak terlalu ditekankan pada implementasi kebijakan dan lingkungan kebijakan.
Pada implementasi kebijakan dan lingkungan
Namun evaluasi kebijakan merupakan bagian
dari analisis kebijakan yang lebih bersifat berkenaan prosedur dan manfaat dari
kebijakan.
Pada prinsipnya analisis kebijakan pasti
mencakup evaluasi kebijakan karena analisis kebijakan menjangkau proses kebijakan
sejak awal yaitu menemukan isu kebijakan, menganalisis faktor pendukung kebijakan,
implementasi kebijakan, evaluasi dan kondisi lingkungan kebijakan.
Model-Model Implementasi Kebijakan
Model Teori George C. Edwards III
(faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi kebijakan)
Komunikasi : keberhasilan implementasi
kebijakan menisyaratkan agar implementor
mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus
ditranmisikan kepada kelompok sasaran (target Group) sehingga akan mengurangi distorsi
implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas/tidak diketahui kelompok sasaran maka kemungkinan akan terjadi
Sumber daya : kompetensi implementor,
sumber daya finansial.
Disposisi ; watak (ex: Kejujuran) dan
karakteristik yang dimiliki impelementor,
seperti komitmen, kejujuran. Apabila disposisi implementor yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diharapkan. Ketika implementor memiliki sikap/persfektif yang berbeda
dengan pembuat kebijakan, maka proses
Struktur birokrasi : Struktur organisasi yang
bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Aspek struktur yang penting adalah SOP. SOP menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak.
Struktur organisasi yang terlalu panjang akan
cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks dan pada akhirnya tidak
Model Implementasi Teori Merilee S. Grindle
Ada dua variabel besar :
Isi Kebijakan : Kepentingan kelompok sasaran,
tipe manfaat, derajat perubahan yang
diinginkan, letak pengambilan keputusan, pelaksanaan program, sumber daya yang dilibatkan.
Lingkungan Implementasi : kekuasaan,
kepentingan dan strategi aktor yang terlibat, karakteristik lembaga dan penguasa,
Van meter dan Van Horn
Standar dan sasaran kebijakan harus
jelas dan terukur sehingga dapat
direalisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur maka akan terjadi multi-interpretasi dan mudah menimbulkan
konflik diantara agen implementasi
Sumber daya : perlu didukung sumber
daya manusia maupun non manusia
Hubungan antar organisasi : diperlukan
koordinasi dan kerja sama antar instansi bagi keberhasilan suatu program.
Karakteristik agen pelaksana : mencangkup
struktur organisasi, norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi
Kondisi sosial politik ekonomi : variabel ini
mencangkup sumber daya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung
keberhasilan implementasi kebijakan. Sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan
memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan, karakter partisipan yakni
mendukung/menolak, bagaimana sifat opini publik yang ada dilingkungan, dan apakah elit politik mendukung impelentasi kebijakan.
Disposisi implementor : mencangkup 3 hal
penting yakni respon implementor terhadap kebijakan, yang akan mempengaruhi
kemauan untuk melaksanakan kebijakan, kognisi yakni pemahaman terhadap
kebijakan, intensitas disposisi implementor yakni preferensi nilai yang dimiliki ileh
Monitoring kebijakan
Dilakukan ketika sebuah kebijakan
sedang diimplementasikan
Diperlukan
agar
kesalahan-kesalahan awal dapat segera
diketahui dan dapat dilakukan
tindakan
perbaikan
sehingga
mengurangi resiko yang lebih
besar.
Tujuan Monitoring
Menjaga agar kebijakan yang sedang
diimplementasikan sesuai dengan tujuan dan sasaran.
Menemukan kesalahan sedini mungkin
sehingga mengurangi resiko yang lebih besar
Melakukan tindakan modifikasi terhadap
kebijakan apabila hasil monitoring mengharuskan untuk itu.
Data dan Informasi untuk Monitoring
Metode Dokumentasi yakni dari berbagai
laporan kegiatan seperti laporan tahunan/smester/bulanan.
Metode survey tentang implementasi kebijakan.
Meliputi seperangkat instrumen pertanyaan dipersiapkan sebelum survey. Tujuan survey adalah untuk menjaring data dari pada
stakeholder, terutama kelompok sasaran.
Metode observasi lapangan, mengamati data
empiris dilapangan dan bertujuan untuk
meyakinkan dalam membuat penilaian tentang proses dari kebijakan.
Metode wawancara dengan para
stakeholders
Metode campuran; metode dokumentasi dan
survey/ metode survey dan observasi.
Jenis - jenis Monitoring
Kepatuhan : jenis monitoring untuk
menentukan tingkat kepatuhan implementor terhadap SOP yang ditetapkan
Pemeriksaan : untuk melihat sejauh mana
sumber daya dan pelayanan sampai kepada kelompok sasaran
Akuntansi/ing : mengkalkulasi perubahan
sosial dan ekonomi yang terjadi setelah dimplementasikan suatu kebijakan
Eksplanasi : menjelaskan adanya perbedaan
Pendekatan dalam Monitoring
Akuntansi sistem sosial : mengetahui
perubahan kondisi sosial yang objektif dan subjektif dari waktu-kewaktu. Unsur utama dalam pendekatan ini perlu ditetapkan
indikator sosial :
di bidang pendapatan
maka indikator sosialnya adalah persentase penduduk yang berada di bawah garis
kemiskinan.
di bidang pendidikan
berapa besar angka buta huruf di suatu negara
Eksperimen Sosial
Mengetahui perubahan sosial yang terjadi
dalam sebuah kelompok eksperimen dengan cara membandingkan dengan kelompok
kontrol
Kelompok eksperimen : yg dikenai kebijakan/program (target grup)
Kelompok kontrol : masyarakat yang tidak mendapat program
Akuntansi sosial
Pendekatan yang berusaha
untuk mengetahui hubungan
antara input, proses, output,
outcomes dan impact.
Sintesis riset dan praktik
Pendekatan monitoring yang menerapkan
kompilasi, perbandingan dan pengujian
secara sistematis terhadap hasil-hasil dari
implementasi kebijakan publik masa lampau. dalam hal ini ada kajian-kajian kritis dari
penelitian penelitian tentang proses dan hasil kebijakan masa lalu :
studi kasus formulasi dan impelemntasi kebijakan dan laporan-laporan yang
membahas hubungan antara tindakan dan hasil kebijakan
PENDEKATAN JENIS PENGENDALIAN JENIS INFORMASI YANG DIBUTUHKAN
AKUNTANSI SISTEM SOSIAL
KUANTITATIF INFORMASI LAMA DAN
BARU
EKSPERIMEN SOSIAL MANIPULASI
LANGSUNG
INFORMASI BARU
AKUNTANSI SOSIAL KUANTITATIF
DAN/KUALITATIF
INFORMASI BARU
SINTESIS RISET DAN PRAKTIK
KUANTITATIF DAN/KUALITATIF