• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSAINGAN EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Nuhfil Hanani, Rosihan Asmara dan Fahriyah. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSAINGAN EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Nuhfil Hanani, Rosihan Asmara dan Fahriyah. Abstrak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERSAINGAN EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

Nuhfil Hanani, Rosihan Asmara dan Fahriyah

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah melihat kinerja ekonomi kopi Indonesia dan menganalisis tingkat persaingan ekpor Indonesia di pasar internasional. Penelitian menggunakan data sekunder dari berbagai sumber data. Analisis data menggunakan pendekatan statistik deskriptif untuk melihat kinerja ekonomi dan statistik trend line dengan membandingkan dengan negara ekportir utama, sedangkan tingkat persaingan ekspor kopi Indonesia dianalisis dengan market share model

Indonesia menempati urutan negara terbesar ketiga dalam mengekspor kopi setelah Brazil dan Vietnam. Share ekspor kopi Indonesia akan meningkat sejalan dengan peningkatan luas areal dan produktivitas, namun tergantung pada kekuatan share ekpor kopi Brazil, Columbia, dan India.

Kata kunci : Kopi, market share , ekspor

PENDAHULUAN

Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dalam mendatangkan devisa negara. Luas areal kopi di Indonesia menempati urutan kedua terbesar setelah Brazil. Luas areal kopi di Indonesia pada tahun 2011 diperkirakan sebesar 1 254 921 hektar, dimana umumnya diusahkan oleh perkebunan rakyat 95.94%, perkebunan negara 1.77%, dan perkebunan swasta 2.29%. Dtinjau dari produksi, Indonesia menempati urutan ketiga setelah Brazil dan Vietanam. Keadaan ini terjadi karena produktivitas kopi Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam. Rendahnya produktivitas kopi Indonesia karena sebagian besar diusahatan oleh perkebunan rakyat dengan keterbatasan modal dan akses terhadap teknologi.

(2)

Negara eksportir biji kopi di dunia sangat banyak dengan beragam jenisnya yang diperkirakan ada 38 negara eksportir kopi, begitu pula dengan negara pengimpornya sehingga dapat dianggap pasar kopi internasional bersifat persaingan sempurna. Tahun 2010 negara pengespor kopi gterbesar ditempai oleh Brazil dengan pangsa pasar ekpor 27.22%, diikuti Vietnam 18.51%, sedangkan Indonesia menempati urutan ketiga dengan pangsa 6.58%, dan Columbia 6.23 %. Usaha peningkatan ekspor kopi Indonesia di pasar internasional perlu dilakukan tidak hanya memperhatikan aspek produksi namun juga perlu memperhatikan tingkat persaingan ekspor dengan negara pesaing utamanya.

Berdasarkan kenyataan pasar kopi di dunia cenderung dalam kondisi pasar persaing, maka menyebabkan terjadinya persaingan antar negara eksportir yang selanjutnya berakibat saling subsititusi ekspor kopi antar negara eskportir kopi. Berdasarkan fakta ini, maka penelitian ini bertujuan : (1) melihat dan menganalisis kinerja ekonomi kopi Indonesia, dan (2) menganalisis tingkat persaingan ekspor kopi Indonesia di pasar internasional.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari berbagai sumber. Sumber data diperoleh dari Food and Agriculture Organization, International Trade Centre, Biro Pusat Statistik dan Kementerian Pertanian Indonesia.

Analisis data untuk melihat kinerja ekonomi kopi Indonesia menggunakan pendekatan statistik dikriptif dengan membandingkan dengan negara ekportir utama, yakni Brazil dan Vietnam. Sedangkan analisis tingkat persaingan kopi Indonesia di pasar internasional menggunakan Model Pangsa Pasar Ekspor. Model mengasumsikan bahwa kekuatan ekspor tergantung pada aspek domestik dan kekuatan persaingan dengan negara eksportir utama. Dalam aspek domestik poetensi ekspor dipengaruhi oleh produksi dan konsumsi dimestik, dimana dalam aspek produksi ditentukan oleh pertumbuhan areal dan produktivitas. Sedangkan dalam aspek internasional diasumsikan kopi Indonesia bersaing dengan negara besar utama pengekspor kopi, yakni: Brazil (XBR), Vietnam (XVT), Colombia (XCO), dan India (XID). Oleh karena itu model pangsa ekspor Indonesia dirumuskan sebagai berikut :

SXINA = a0+a1*LINA+a2*YINA+a3*DINA+a4* SXBR+a5*SXVT+a6*SXCO+a7*SIND Dimana :

(3)

LINA = Areal kopi Indonesia

YINA = Produktivitas kopi Indonesia DINA = permintaan kopi Indonesia SXBR = Pangsa ekspor kopi Brazil SXVT = Pangsa ekspor kopi Vietnam SXCO = Pangsa ekspor kopi Columbia SIND = Pangsa ekspor kopi India

Model dietimasi dengan persamaan regresi berganda , dimana parameternya diestimasi dengan metode Ordinary Least Squarer. Parameter a1,a2 diduga positif, sedangkan parameter a3, a4, a5, a6, dan a7 diduga bernilai negative.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kinerja Ekonomi Kopi Indonesia

Indonesia saat ini (tahun 2010) menempati urutan negara terbesar ketiga sebagai negara produsen dan pengekspor kopi di dunia. Sedangkan negara pengekspor kopi yang menjadi pesaing lainnya Colombia, India, Etiopia, Peru, Guatemala, Mexico dan Honduras (Gambar 1). Perkembangan produksi kopi Indonesia dibandingkan dengan negara negara produsen utama (Brazil dan Vietnam) disajikan dalam Gambar 2. Perkembangan produksi kopi Indonesia mengikuti trend yang linier, sedangkan negara Barzil dan Vietnam mengikuti trend yang non linier. Semenjak tahun 2000 produksi kopi Indonesia di bawah Vietnam karena laju peningkatan produksinya jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia.

(4)

Sumber : Diolah dari FAO, 2012

Gambar 1. Negara Produsen dan Pengekspor Kopi Terbesar di Dunia

Sumber : Diolah dari FAO, 2012

Gambar 2. Perkembangan Produksi Kopi Indonesia, Brazil dan Vietnam

Brazil Viet Nam Indonesia Colombia India Ethiopia Peru Guatemal

a Mexico Honduras Produksi 2906.32 1217.868 684.076 514.128 289.6 270 264.605 254.915 253.8 229.368 Ekspor 1791.064 1105.7 432.781 410.493 177.926 211.84 229.654 235.41 102.601 214.967 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 R ib u to n

10 Negara Produsen Kopi dunia

y = 1727.5x2 - 7E+06x + 7E+09 R² = 0.5547 y = 1E-115e0.1387x R² = 0.8727 y = 13000x - 3E+07 R² = 0.9566 0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 1960 1964 1968 1972 1976 1980 1984 1988 1992 1996 2000 2004 2008 2012 T o n

(5)

Perkembangan produksi kopi sangat ditentukan oleh perluasan dan produkstivitas. Perkembangan luas areal dan produktivitas kopi Indonesia dibandingkan dengan Brazil dan Vietnam disajikan dalam Gambar 3 dan 4. Dilihat dari segi luar areal Indonesia mempunyai luas areal yang terbesar kedua di dunia, setelah Brazil. Perkembangan luas areal kopi Indonesia dan Vietnam terus meningkat antar waktu, sementara Brazil mengalami penurunan (Gambar3). Luar areal kopi Indonesia yang lebih besar dibandingkan dengan Vietnam tidak dikuti dalam produksi kopi, dimana produksi kopi Vietnam lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia (Gambar 2). Hal ini terjadi karena produktivitas kopi Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam (Gambar 4). Keadaan ini mengindikasikan bahwa pengolaan usahatani kopi Vietnam lebih baik dibandingkan dengan Indonesia.

Sumber : Diolah dari FAO, 2012

Gambar 3. Perkembangan Luas Areal Kopi Indonesia, Brazil dan Vietnam

Gambar 4 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan produktivitas kopi Indonesia sangat lambat bahkan mengalami penurunan, sebaliknya Brazil dan Vietnam mempunyai laju pertumbuhan produktivitas dengan non linier. .

y = -127.69x3 + 761997x2 - 2E+09x + 1E+12 R² = 0.674 y = 1E-70e0.0865x R² = 0.7164 y = 26015x - 5E+07 R² = 0.9263 0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,500,000 5,000,000 1960 1964 1968 1972 1976 1980 1984 1988 1992 1996 2000 2004 2008 2012 H e kt ar

(6)

Sumber : Diolah dari FAO, 2012

Gambar 4. Perkembangan Produktivitas Kopi Indonesia, Brazil dan Vietnam

Perbandingan produktivitas kopi Indonesia dengan Brazil, dan Vietnam pada tahun 2010 sebagaimana disajikan dalam Gambar 5. Tampak bahwa produktivitas kipi Indonesia sangat rendah dibandingkan kedua negara pesaing utama tersebut. Produksi kopi Indonesia capainnya baru mencapai sekitar 500 kg/ha, sementara Vietnam sudah menpai lebih dari 2 ton/ha. Keadaan ini diduga kuat karena umumnya kopi di Indonesia diproduksi oleh petani dengan teknologi yang sangat sederhana dan kurangnya usaha-usaha peremajaan tanaman. Berdasarkan fakta ini, maka usaha peningkatan akses petani terhadap sumber pembiayaan dan teknologi patut dikembangkan, serta tanaman kopi yang sudah berumur tua dan kurang produktif patut diremajakan secara bertahap. Di samping itu penemuan-penemuan inovasi untuk peningkatan produkstivitas melalui penelitian dan pengembangan harus terus dilakukan agar kopi Indonesia mempunyai daya saing yang lebih baik.

y = 0.5068x2 - 1999.4x + 2E+06 R² = 0.7161 y = 8E-43e0.0522x R² = 0.8919 y = -1.4772x + 3483.2 R² = 0.2823 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 1960 1964 1968 1972 1976 1980 1984 1988 1992 1996 2000 2004 2008 2012 K g/ h ekta r

(7)

Sumber : Diolah dari FAO dan BPS, 2012

Gambar 5. Perbandingan Produktivitas Kopi Indonesia, Brazil dan Vietnam

Tingkat Persaingan Kopi Indonesia di Pasar Internasional

Tingkat persaingan suatu komoditas tercermin dalam market share (pangsa pasar), oleh karena itu jika suatu negara yang memiliki pangsa pasar ekspor yang tinggi maka dapat dianggap mempunyai tingkat daya saing yang tinggi pula pada komoditas tertentu. Perkembangan pangsa ekspor Indonesia dibandingkan dengan Brazil dan Vietnam disajikan dalam Gambar 6. Pangsa ekspor kopi Indonesia walaupun mengalami peningkatan antar waktu, tetapi laju pertumbuhannya sangat lambat dibandingkan dengan negara pesaing utamanya. Ada kecenderungan laju pertumbuhan pangsa ekspor Brazil dan Vietnam terus meningkat mengikuti pila non linier, sebaliknya Indonesia mengikuti pola yang linier. Pangsa pasar kopi di pasar Eropa sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara pesaing utama. Berdasarkan kasus laju pertumbuhan pangsa ekspor dari negara Brazil dan Vietnam yang sangat tinggi, disisi pangsa pasar ekspor kopi Indonesia yang sangat rendah di pasar Eropa, maka menjadi ancaman terhadap ekonomi Indonesia pada masa datang. Oleh karena itu usaha-usa diantisipasi patut dilakukan secara terencana.

0 500 1000 1500 2000 2500

Brazil Vietnam Indonesia

Perkebunan Rakyat Indonesia Perkebunan Negara Indonesia Perkebunan Swasta P rod u kt iv it as (kg /h a)

(8)

Sumber : Diolah dari FAO, 2012

Gambar 6. Perkembangan Pangsa Pasar Ekspor Kopi Indonesia, Brazil dan Vietnam

Sumber : diolah European Coffee Report 2010/11

Gambar 7. Pangsa Pasar Ekspor Kopi Indonesia, Brazil dan Vietnam di Negara Eropa y = 0.021x2 - 83.472x + 83082 R² = 0.7034 y = 3E-19e0.0223x R² = 0.6003 y = 1E-139e0.1609x R² = 0.9216 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 1960 1964 1968 1972 1976 1980 1984 1988 1992 1996 2000 2004 2008 2012 P a n gs a E ks p o r (% )

Brazil Indonesia Viet Nam

0 10 20 30 40 50 60 70 80 Au tr ia B el gi a D er n mar k Fi n lan d ia Pe ran ci s G er man Yu n an i Ir lan d ia It al y B el an d a N o rw eg ia Po rt u gal Sp an yo l Sw is s In gg ri s Sw ed ia P an gsa e ksp or ( % )

(9)

Usaha untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor kopi dapat dilakukan melalui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan hasil analisis dengan model fungsi pangsa pasar ekspor dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa ekspor kopi Indonesia. Tabel 1 menunjukkan bahwa pangsa pasar ekspor Indonesia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang berpengaruh adalah luas areal, produktivitas dan permintaan kopi domestik. Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh adalah ekspor kopi negara-negara produsen utama.

Tabel 1. Hasil Estimasi Fungsi Pangsa Pasar Ekspor Kopi Indonesia Variabel Koefisien

regresi

Standar Eror t hitung Selang uji

Intersep -8.125 6.731 -1.207 0.234

Areal Indonesia 0.013 0.004 3.507 0.001

Produktivitas Indonesia 0.035 0.011 3.254 0.002

Permintaan Indonesia -0.013 0.006 -2.251 0.030

Pangsa ekspor Brazil -0.184 0.082 -2.232 0.031

Pangsa ekspor Vietnam -0.096 0.192 -.503 0.617

Pangsa ekspor Columbia -0.312 0.203 -1.534 0.132

Pangsa ekspor India -1.621 0.836 -1.940 0.059

F hitung = 8.301 R2 = 0.762

Peningkatan luas areal kopi patut dilakukan karena berpengaruh terhadap peningkatan pangsa ekspor kopi, namun dengan belajar pada pengalaman usaha-usaha peningkatan produktivitas kopi per satuan hektar patut diprioritaskan. Hal ini karena produktivitas kopi Indonesia sangat rendah dan baru mencapai 25% dari produktivitas potensialnya. Pengendalian permintaan kopi di pasar domestik patut dikendalikan karena apabila terjadi peningkatan permintaan akan menurunkan pangsa pasar ekspor kopi di pasar internasional.

Pangsa ekspor kopi Indonesia sangat dipengaruhi oleh kekuatan eskpor dari negara Brazil, Columbia, dan India. Oleh karena itu lobi-lobi dagang pada negara –negara pengimpor patut dilakukan melalui insentif harga maupun non harga.

(10)

KESIMPULAN

1. Indonesia menempati urutan negara terbesar ketiga setelah Brazil dan Vietnam dalam aspek produksi dan ekspor kopi biji

2. Indonesia mempunyai luas areal kopi yang terbesar kedua di dunia setelah Brazil, namun jumlah produksi dan ekspor kopi Indonesia lebih rendah dibandingkan Vietnam lebih karena faktor produktivitas kopi Indonesia baru mencapi 25% dari potensi produksinya.

3. Ekspor kopi Indonesia bersaing dengan negara Brazil, Colombia, dan India

PUSTAKA

Athanasoglou, P. and I. Bardaka.2010. New Trade Theory, Non-Price Competitiveness and Export Performance. Economic Modelling, 27, 217-228.

European Coffee Federation (ECF). 2012. European Coffee Report 2010/11 . Netherland

European Commission. 2009. Competitiveness Developments within the Euro Area. Quarterly Report on the Euro Area, Vol. 8 No. 1.

Food and Agriculture Organization. 2012. Production and Trade . Faostat.org. http://www.fao.org

International Trade Centre. 2012. Market Data and Information. ITC for Exporter. http://www.intracen.org

Gambar

Gambar 1.  Negara Produsen dan Pengekspor Kopi  Terbesar di Dunia
Gambar 3.  Perkembangan Luas Areal Kopi  Indonesia, Brazil dan Vietnam
Gambar 4.  Perkembangan Produktivitas Kopi  Indonesia, Brazil dan Vietnam
Gambar 5.  Perbandingan Produktivitas Kopi  Indonesia, Brazil dan Vietnam
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan campuran ampas bir dan onggok dalam konsentrat tidak menurunkan kecernaan bahan kering

Setiap pelaksana Kampanye yang dengan sengaja menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta Kampanye secara langsung ataupun

Dari uraian di atas, perlu Anda perhatikan bagaimana tujuan penerapan budaya kerja tersebut diterapkan di kantor Anda? Misalnya Anda ingin membuat sebuah media

Apulaisoikeusasiamies pitää oikeudellisesti vaikeasti perusteltavana tilannetta, jossa poliisin mukana on ulkopuolinen henkilö, joka saa tai jonka osalta on suuri riski siitä,

Berdasarkan penjelasan dan seluruh uraian sebelumnya, dapat diketahui bahwa reformasi birokrasi melalui praktik otonomi daerah yang dijalankan pemerintah daerah Kabupaten Bandung

b. Menetapkan program satuan layanan dan satuan kegiatan pendukung setiap kali akan melakukan pelayanan kepada peserta didik. Menetapkan layanan informasi melalui ceramah

Usahakan jangan membawa uang cash dengan nominal besar, selain tidak aman, transaksi belanja dan perbankan di Belanda akan lebih mudah dan praktis dilakukan dengan kartu ATM

Berdasarkan penjabaran diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan yang paling mendekati terkait definisi konsep pariwisata olahraga adalah segala kegiatan yang