• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM RESPONDEN DAN MEGASWARA TV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM RESPONDEN DAN MEGASWARA TV"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Gambaran Umum Kelurahan Bojong Rangkas dan Tegal Gundil

Lokasi pertama yang menjadi daerah penelitian adalah Kelurahan Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 104 hektar di atas permukaan laut. Kelurahan Bojongrangkas terbagi menjadi dua dusun, delapan Rukun Warga (RW) dan 35 Rukun Tetangga (RT) dengan kepadatan penduduk per kilometer adalah 1,85 Jiwa. Batas wilayah Desa adalah sebagai berikut:

1. sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ciampea dan Desa Benteng.

2. sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bojongjengkol dan Desa Tegalwaru.

3. sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cicadas. 4. sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cibadak.

Lokasi kedua yang menjadi daerah penelitian adalah Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara dengan luas wilayah 198 hektar. Kelurahan ini terdiri dari 17 Rukun Warga (RW) dan 98 Rukun Tetangga (RT) dengan kepadatan penduduk per kilometer adalah 1,85 Jiwa. Batas wilayah kelurahan Tegal Gundil adalah sebagai berikut:

1. sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Cibulul. 2. sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tegallega. 3. sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Bantarjati. 4. sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tanah Baru.

4.1.1. Karakteristik Penduduk

Jumlah penduduk Kelurahan Bojong Rangkas adalah sebanyak 11.270 jiwa terdiri dari dari 5.828 laki-laki dan 5.442 perempuan dengan 2.913 kepala keluarga. Sedangkan jumlah penduduk Kelurahan Tegal Gundil adalah sebanyak 24.532 jiwa yang terdiri dari 12.209 laki-laki dan 12.323 perempuan dengan 6.227 kepala keluarga. Berikut adalah jumlah penduduk Kelurahan Bojong Rangkas dan Tegal Gundil menurut struktur umur:

(2)

Tabel 1. Jumlah Penduduk Kelurahan Bojong Rangkas dan Tegal Gundil Menurut Struktur Umur Pada Juli Tahun 2009

No (tahun) Umur Bojong Rangkas Jumlah Jiwa Tegal Gundil

1 0-4 621 1275 2 5-9 768 2510 3 10-14 906 2416 4 15-19 1030 2403 5 20-24 1107 5642 6 25-29 1190 7 30-34 1129 2768 8 35-39 1043 2500 9 40-44 980 2052 10 45-49 909 1653 11 50-54 688 1235 12 55-59 547 1078 13 >60 352 Jumlah 11270 24532

Sumber : Data Kelurahan Juli 2009

Adapun tingkat pendidikan penduduk Desa Bojongrangkas adalah sebagai berikut:

1. Tidak Tamat SD : 48 orang 2. Tamat SD/sederajat : 1050 orang 3. Tamat SMP/sederajat : 384 orang 4. Tamat SMA/sederajat : 1625 orang 5. Tingkat D3/S1/S2/S3 : 361 orang

Adapun tingkat pendidikan penduduk Desa Bojongrangkas adalah sebagai berikut:

1. Tidak Tamat SD : 304 KK 2. Tamat SD- SMP : 1130 KK 3. Tamat SMA keatas : 4793 KK

4.1.2. Gambaran Umum RW

Alasan dipilihnya Kelurahan Bojong Rangkas dan Tegal Gundil pada penelitian ini adalah karena informasi dari pihak Megasawara TV yang menyatakan bahwa masyarakat di kedua daerah ini banyak yang menonton program Megaswara TV di bandingkan dengan daerah lainnya. Hal ini terbukti dari banyaknya feedback oleh masyarakat dari kedua daerah tersebut berupa

(3)

masukan, saran, kritik kepada pihak Megaswara TV mengenai program yang ditayangkan.

Kelurahan Bojong Rangkas memiliki delapan RW. Pada penelitian ini

peneliti memilih RW 02 sebagai populasi penelitian. Pemilihan RW 02 sebagai daerah penelitian dilakukan secara purposive. Jumlah penduduk di RW 02 adalah 1.836 orang dengan 466 kepala keluarga. Sebagian besar penduduk memiliki tingkatan pendidikan sampai tamat SMA, berprofesi di bidang wiraswasta, dan beretnis Sunda.

Kelurahan Tegal Gundil memiliki 17 RW. Pada penelitian ini peneliti memilih RW 17 sebagai populasi penelitian. Pemilihan RW 17 sebagai daerah penelitian dilakukan secara purposive. Jumlah penduduk di RW 17 adalah 3.270 orang dengan 350 kepala keluarga. Sebagian besar penduduk memiliki tingkatan pendidikan sampai tamat SMA keatas, berprofesi sebagai pegawai kantoran, dan beretnis Sunda dan Jawa. Kepemilikan televisi di kedua tempat penelitian tergolong tinggi. Rata-rata dalam satu rumah responden memiliki dua televisi.

4.2. Gambaran Umum Megaswara TV 4.2.1. Sejarah Berdirinya Megaswara TV

Megaswara TV adalah salah satu media informasi yang memiliki sistem yang terintregasi dalam manajemen perusahaannya. Sistem yang sudah dijalankan ini memberikan gambaran akan kekuatan dan eksistensi Megaswara sebagai sebuah media yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang terjadi di masyarakat, keberpihakan pada persoalan masyarakat, serta membina dan memelihara hubungan dengan para mitra kerjanya.

Namun di sisi lain, perkembangan teknologi di era teknologi dan globalisasi serta meningkatnya persaingan dengan para kompetitor di segala bidang khususnya media informasi dan hiburan, menggiring manajemen Megaswara untuk melakukan berbagai inovasi dan kreativitas untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan manajemen. Peningkatan kinerja ini selalu disesuaikan dan diimbangi dengan daya dukung yang dimiliki oleh Megaswara, khususnya sumber daya manusia, sehingga hal ini akan menyeimbangkan

(4)

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki secara internal perusahaan dengan peluang dan tantangan yang dihadapi di luar perusahaan.

Sebagai salah satu unit usaha dari Universitas Gunadarma, Megaswara selalu berusaha untuk menjadi ujung tombak bagi pengembangan bisnis group usaha. Sebagai langkah awal untuk peningkatan kinerja perusahaan dan manajemen, maka di rancang sebuah pengembangan usaha (Bussiness

Development) dalam kerangka explorasi seluruh potensi yang dimiliki oleh

Megaswara, yang pada akhirnya akan menghasilkan produk yang optimal dalam pengembangan bisnis di masa depan. Oleh karena itu, lahirlah usaha baru Megaswara yaitu MEGASWARA TV sebuah media informasi elektronik yang merupakan kombinasi antara audio dan video. Sebelumnya Megaswara juga telah mendirikan sebuah radio Megsawara yang sampai sekaranag masih berjalan dan cukup berkembang.

Alasan ekspansi dengan mendirikan MEGASWARA TV ini cukuplah nyata, selain dukungan modal yang kuat, pangsa pasar yang terbuka lebar dan management yang cukup profesional, adalah brand image nama Megaswara sudah sangat melekat di hati warga Bogor dan para pemasang iklan, selain itu dukungan

man power Megaswara sudah memiliki pengalam cukup lama di bidang broadcast, dan untuk langkah ke depan para praktisi ini hanya tinggal diberikan

ilmu-ilmu lanjutan dalam pengelolaan bisnis televisi, baik dari hardware maupun

software.

4.2.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari Megaswara TV adalah membuat, menyusun dan menayangkan program-program informasi positif dan hiburan yang dibutuhkan oleh masyarakat kota dan Kabupaten Bogor dengan mengangkat dan mengedepankan potensi-potensi lokal yang ada, baik budaya maupun masyarakatnya sedangkan untuk misi-misi perusahaan antara lain:

1. Menumbuhkembangkan dan melestarikan seni budaya Jawa Barat pada umumnya dan Bogor pada khususnya;

2. Menayangkan program-program religi yang menyejukkan dengan menampilkan tokoh agamis yang cukup dikenal di Bogor, sehingga program

(5)

ini diharapkan mampu meningkatkan iman masyarakat, memperbaiki moral serta mengurangi imbas negatif dari budaya asing yang dalam era globlalisasi saat ini sangat mudah masuk ke dalam media hiburan baik cetak maupun elektronika;

3. Mempromosikan daerah wisata Bogor yang belum terekspos dan dikenal oleh masyarakat luas, sehingga penayangan promosi di televisi memberikan wacana baru bagi masyarakat untuk menjadi wisatawan, sehingga secara tidak langsung program ini akan membantu PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota dan Kabupaten Bogor;

4. Membantu dan menjadi mitra kerja yang seimbang dengan pemerintah daerah dalam mensosialisasikan kebijakan-kebijakan yang dibuat serta menjadi media promosi yang efektif bagi pelaku bisnis baik lokal maupun nasional; dan

5. Menjadi ujung tombak dalam memberikan informasi dan berita sosial, budaya, ekonomi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di wilayah Bogor secara tajam dan aktual, sesuai dengan kaidah jurnalistik media elektronika.

4.2.3. Lokasi dan Klasifikasi Pengurus Perusahaan

PT CIPTA MEGASWARA TELEVISI terletak di Jl. Suryakencana No. 228-230 Bogor – Jawa Barat. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 18 Agustus 2004 dengan izin dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor No 503.45-36/12 Maret 2012. Pengurus perusahaan terdiri dari Komisaris, Direksi/Penangung Jawab dan personalia. Bagian personalia terdiri dari Manajer Marketing yang bertanggung jawab terhadap strategi pemasaran; Manajer Program dan Marketing, bertanggung jawab sebagai programmer acara; Manajer Liputan dan Pemberitaan, bertanggung jawab sebagai wartawan pencari berita; Pelaksana Produksi bertanggung jawab terhadap jalannya produksi dan editor; dan

Marketing Executive.

4.2.4. Motto Televisi Megaswara

Televisi Megaswara sebagai salah satu media, bertekad menyuguhkan informasi dan hiburan terbaik untuk pemirsanya, sehingga dapat menjadi media

(6)

kebanggaan bagi masyarakat luas (khususnya masyarakat Bogor). Beberapa motto yang dimiliki Megaswara TV yaitu: Televisi kebanggaan bogor, beridiologi dan berbudaya sunda, semangat dan tekad yang tinggi, inovatif dan variatif.

4.2.5. Segmentasi

Megaswara TV memiliki program acara yang dapat ditonton baik oleh laki-laki maupun perempuan. Tayangan-tayangannya memiliki segmentasi untuk umur-umur tertentu yang dibagi menjadi kurang dari 15 tahun, 16 sampai 45 tahun, dan lebih dari 45 tahun. Masyarakat yang menonton Megaswara TV dapat berasal dari berbagi kalangan, mulai dari pelajar/mahasiswa, profesional muda, ibu rumah tangga, karyawan, dan wirausaha. Materi siarannya mencakup 70 persen lokal dan 30 persen universal.

4.2.6. Program Acara 4.2.6.1.Inti Program

Penyampaian dan penyajian program siaran seperti informasi pembangunan daerah, potensi wilayah, pariwisata, public service, niaga, dan lain-lain akan dikemas dengan mengedepankan unsur budaya sunda yang sarat dengan muatan dan sentuhan lokal yang dominan serta interaktif sehingga terjalin hubungan emosional yang kuat antara Megaswara TV dan masyarakat Bogor. Dengan konsep tersebut, di harapkan image yang terbentuk di masyarakat Bogor adalah Megaswara TV merupakan TV Urang Bogor sehingga Megaswara TV dapat menjadi aset masyarakat Bogor. Megaswara TV memiliki komposisi program acara yang terdiri dari entertaiment (50%), informasi (37%), religi (9%), sport (2%), dan children (2%). Setiap harinya Megaswara TV mulai menayangkan programnya pukul 15.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB

4.2.6.2.Konsep Program Acara

1. Isi siaran mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukkan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta sedikitnya mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia umumnya dan Jawa Barat khususnya.

(7)

2. Megaswara merupakan televisi yang mempunyai pemirsa multisegmen yang sundanese, juga mengikutsertakan peran serta masyarakat dalam tujuan untuk membangun kekuatan hubungan emosional.

3. Informasi yang dikemas dengan hiburan yang menarik dan bermanfaat bagi masyarakat Bogor raya melalui pendekatan culture.

4. Program acaranya selalu mengutamakan pada muatan muatan lokal.

5. Tidak menayangkan program acara yang khusus kental dengan nuansa mistik.

6. Membatasi program infotainment yang dapat mengganggu privacy dari individu atau kelompok (rasa hormat pada hal pribadi).

7. Membatasi program hiburan, video klip dan pagelaran musik yang mengumbar aurat dan pornografi atau sensualitas, kekerasan, sadisme dan penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang.

8. Tidak berkecenderungan berpihak atau membawa pesan pesan tertentu dari pihak manapun yang mempunyai kepentingan atau misi tertentu, terkecuali visi dan misi megaswara televisi sendiri.

9. Program yang ditayangkan tidak bermuatan kekerasan fisik dan cenderung menghina, merendahkan harkat dan martabat orang lain.

10. Bahasa yang menjadi pengantar dalam program acara terkadang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, dengan penggunaan ucapan/kalimat/kata kata/bahasa yang tidak lepas dari aturan norma, etika dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat Indonesia pada umumnya dan Bogor khususnya.

4.2.6.3.Tiga Program Unggulan Megaswara TV

1. Dinamika Bogor

Dinamika Bogor merupakan program acara berita yang menginformasikan segala peristiwa yang terjadi di Bogor. Program ini ditayangkan setiap hari dari pukul 21.00 WIB sampai 21.30 WIB.

2. Gorobog

Gorobog merupakan program lawak sunda yang menampilkan cerita-cerita mengenai kehidupan sehari-ehari masyarakat Bogor dan menyinggung

(8)

sedikit isu-isu yang sedang berkembang di Bogor. Program Gorobog ditayangkan dua kali dalam seminggu yaitu hari Kamis dan Minggu pukul 20.30-21.00 WIB.

3. Sunda Bogor

Sunda Bogor merupkaan program kebudayaan yang menampilkan dialog mengenai kebudayaan Sunda dengan mengundang orang-orang yang ahli dalam bidangnya sesuai dengan tema yang telah ditetapkan setiap episodenya. Program ini ditayang dua kali dalam seminggu yaitu hari Kamis dan Minggu pukul 19.30-20-30 WIB.

4.2.7. Teknis

Untuk membangun image yang baik di mata pemirsa, kualitas audio dan video televisi Megaswara ditunjang dengan peralatan-peralatan yang sesuai, dengan spesifikasi peralatan yang telah mendekati bahkan menyamai sebuah televisi nasional yang profesional. Untuk mengcover masyarakat Bogor yang tersebar baik di Kota dan Kabupaten, televisi Megaswara memiliki power transmiter, antena, serta tower dengan standar broadcast yang memadai, sehingga pancaran Televisi Megaswara dapat diterima dengan baik layaknya Televisi Nasional. Saat ini Megaswara TV sudah dapat diterima di lebih dari 30 area yaitu Cibinong, Bojong Gede, Parung, Cimanggis, Cileungsi, Parungdangdet, Citeureup, Gunung Putri, Semplak, Cileubut, Pasir Laja, Kebon Pedes, Kota Paris, Kampung Anyar, Babakan, Cikeas, Cikoneng, Sirnasari, Ciburial, Dramaga Pasar, Tajur, Ciawi, Gadog, Pakuan, Warung Borong, Cimanggu, Leuwiliang, Cisarua, Caringin, Cigombong, Ciampea, dan Bogor Utara.

4.3. Gambaran Umum Respoden

Jumlah populasi di kedua tempat penelitian adalah 816 kepala keluarga. Setiap kepala keluarga diberikan satu angket yang dapat diisi oleh salah satu dari anggota keluarga mereka, tujuannya untuk mengetahui jumlah populasi yang memenuhi dua indikator sebagai syarat untuk menjadi responden. Kedua indikator tersebut ialah pernah atau tidaknya menonton minimal satu dari tiga program unggulan Megaswara TV dan kesediaannya untuk menjadi responden. Dari 816

(9)

angket yang disebarkan terdapat 173 orang yang menonton salah satu atau ketiga program unggulan Megaswara TV tetapi 52 orang tidak bersedia menjadi responde, sehingga yang memenuhi kedua indikator tersebut berjumlah 124 orang. Dari jumlah tersebut, peneliti memilih 60 orang untuk dijadikan responden pada penelitian ini secara purposive sampling. Beberapa hal lain yang diketahui dari Full Enumeration Survey yaitu:

1. Mengetahui Megaswara TV tetapi tidak pernah menonton programnya: 56 orang.

2. Menonton Megaswara TV tetapi bukan tiga program unggulan (Dinamika Bogor, Sunda Bogor, Gorobog): 44 orang.

Tabel 2. Jumlah Responden Menurut Masing-masing Faktor Intrinsik di Kelurahan Bojong Rangkas RW 01 dan Tegal Gundil RW 17 Tahun 2009

No Faktor Intrinsik Jumlah (orang) Persen 1 Jenis Kelamin: 1. Laki-Laki 2. Perempuan 33 27 55.00 45.00 2 Usia: 1. <25 tahun 2. 25-45 tahun 3. >45 tahun 14 36 10 23.33 60.00 16.67 3 Status Pekerjaan: 1. Bekerja 2. Tidak Bekerja 3. Pelajar/Mahasiswa 40 12 8 66.67 20.00 13.33 4 Tingkat Pendidikan: 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. D3/S1/S2 3 11 36 10 5.00 18.33 60.00 16.67 5 Etnis: 1. Sunda 2. Jawa 3. Melayu 50 9 1 50.00 15.00 35.00 6 Domisili: 1. Bojong Rangkas 2. Tegal Gundil 30 30 50.00 50.00 7. Kepemilikan Televisi di Rumah:

1. Satu TV 2. > Satu TV 40 20 66.67 33.33

(10)

MEMPENGARUHINYA

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai motivasi menonton dan faktor yang mempengaruhinya. Meilani (2007) menyatakan bahwa motivasi sebagai proses psikologis diakibatkan oleh dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Menurut McQuail (1996) motivasi menggunakan media terdiri dari informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan hiburan. Motivasi ini akan dihubungkan dengan faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, etnis dan domisili sedangkan faktor ekstrinsik terdiri dari keluarga dan teman.

Tabel 3 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi informasi dan hiburan dalam menonton Megaswara TV. Motivasi informasi timbul karena keinginan untuk mengetahui informasi dan kejadian-kejadian terbaru yang terdapat di Bogor, baik yang terjadi di kota maupun di Kabupaten Bogor. Sebagian besar responden juga mempunyai motivasi hiburan dalam menonton Megaswara TV. Program acara yang memiliki unsur lokal dari Megaswara TV menjadi hiburan tersendiri bagi responden dalam mengisi waktu luang mereka karena kejenuhan mereka terhadap tayangan televisi swasta nasional. Hal ini membuktikan bahwa Megaswara TV merupakan media lokal yang dimanfaatkan masyarakat Bogor untuk mendapatkan informasi mengenai daerahnya yang memang dibutuhkan oleh masyarakat.

(11)

Tabel 3. Jumlah Responden Menurut Faktor Intrinsik Ekstrinsik dan Motivasi Menonton Megaswara TV di Kelurahan Bojong Rangkas dan Tegal Gundil Tahun 2009

Faktor Intrinsik dan

Ekstrinsik Informasi Motivasi Identitas Pribadi Motivasi Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Motivasi Hiburan Kuat (%) Lemah (%) Kuat (%) Lemah (%) Kuat (%) Lemah (%) Kuat (%) Lemah (%) Jenis Kelamin L (%) 34 (100) 0 (0) 21 (61.7) 13 (38.24) 27 (79.41) 7 (20.59) 30 (88.23) 4 (11.77) P (%) (95.15) 25 (4.85) 1 (73.08) 19 (26.92) 7 (76.92) 20 (23.08) 6 (92.31) 24 (7.69) 2 Usia (tahun) (%) <25 (100) 14 (0) 0 (78.57) 11 (21.43) 3 (78.57) 11 (21.43) 3 (92.86) 13 (7.14) 1 25-45 (%) 34 (97.14) 1 (2.86) 23 (65.71) 12 (34.29) 30 (85.71) 5 (14.29) 31 (88.57) 4 (11.43) >45 (%) 11 (100) 0 (0) 6 (54.54) 5 (45.46) 6 (54.54) 5 (45.46) 10 (90.91) 1 (9.09) Pendidikan SD (%) (100) 3 (0) 0 (66.67) 2 (33.33) 1 (100) 3 (0) 0 (100) 3 (0) 0 SMP (%) (100) 12 (0) 0 (66.67) 8 (33.33) 4 (83.33) 10 (16.67) 2 (91.67) 11 (8.33) 1 SMA (%) (100) 36 (0) 0 (86.67) 26 (13.33) 10 (77.78) 28 (22.22) 8 (91.67) 33 (8.33) 3 Kuliah (%) 8 (88.89) 1 (11.11) 4 (44.44) 5 (55.56) 6 (66.67) 3 (33.33) 7 (77.78) 2 (22.22) Status Pekerjaan Bekerja (%) 40 (97.56) 1 (2.44) 25 (60.97) 16 (39.03) 31 (75.61) 10 (24.39) 37 (90.24) 5 (9.76) Pelajar (%) 7 (100) 0 (0) 7 (100) 0 (0) 6 (85.71) 1 (14.29) 7 (100) 0 (0) Tidak Bekerja (%) 12 (100) (0) 0 (66.67) 8 (33.33) 4 (83.33) 10 (16.67) 2 (91.67) 11 (8.33) 1 Etnis Jawa (%) 9 (100) 0 (0) 3 (33.33) 6 (66.67) 6 (66.67) 3 (33.33) 7 (77.78) 2 (22.22) Melayu (%) (100) 1 (0) 0 (100) 1 (0) 0 (100) 1 (0) 0 (100) 1 (0) 0 Sunda (%) (98) 49 (2) 1 (72) 36 (28) 14 (80) 40 (20) 10 (92) 46 (2) 4 Domisili Bojong Rangkas (%) 30 (100) 0 (0) 21 (70) 9 (30) 27 (90) 3 (10) 28 (93.33) 2 (6.67) Tegal Gundil (%) 29 (96.67) (3.33) 1 (63.33) 19 (36.67) 11 (66.67) 20 (33.33) 10 (86.67) 26 (13.33) 4 Keluarga Kuat (%) 13 (100) 0 (0) 13 (100) 0 (0) 13 (100) 0 (0) 13 (100) 0 (0) Lemah (%) (97.87) 46 (2.13) 1 (97.87) 46 (2.13) 1 (27.66) 13 (72.34) 34 (87.23) 41 (12.77) 6 Teman Kuat (%) (100) 7 (0) 0 (85.71) 6 (14.29) 1 (100) 7 (0) 0 (100) 7 (0) 0 Lemah (%) (98.11) 52 (1.89) 1 (64.15) 34 (35.85) 19 (75.47) 40 (24.53) 13 (88.68) 47 (11.32) 6 Jumlah 59 1 40 20 47 13 54 6

(12)

5.1. Hubungan Antara Faktor Intrinsik dengan Motivasi Mencari Informasi dari Menonton Megaswara TV

Tabel 3 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden baik laki-laki dan perempuan, berusia tua dan muda, bekerja, tidak bekerja, pelajar, responden beretnis Sunda maupun luar Sunda, berdomisili di Bojong Rangkas maupun Tegal Gundil memiliki motivasi informasi yang kuat dalam menonton Megaswara TV. Menurut responden, informasi mengenai daerahnya merupakan salah satu kebutuhan yang penting sehingga kebutuhan akan informasi tersebut tidak hanya tertuju pada kategori masyarakat tertentu. Berdasarkan hasil uji chi square yang diperlihatkan pada Tabel 4, tidak ada hubungan yang nyata antara jenis kelamin, etnis, dan domisili dengan motivasi mencari informasi pada Megaswara TV. Berdasarkan uji korelasi spearman juga tidak terdapat hubungan yang nyata antara usia, status pekerjaan, dan etnis dengan motivasi mencari informasi dari Megaswara TV.

Pendidikan ternyata memberikan pengaruh terhadap motivasi mencari informasi dari Megaswara TV. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, terdapat hubungan yang nyata antara pendidikan dan motivasi mencari informasi dari mononton Megaswara TV. Hubungannya lemah dan tidak searah, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin lemah motivasi informasi dalam menonton Megaswara TV atau sebaliknya. Tabel 3 memperlihatkan sebagian besar responden yang memiliki tingkat pendidikan SD, SMP, SMA mempunyai motivasi mencari informasi kuat dari Megaswara TV tetapi pada tingkat pendidikan kuliah responden yang mulai memiliki motivasi mencari informasi yang lemah. Menurut Rogers (1998), orang yang pendidikan dan intelegensinya tinggi mempunyai banyak informasi. Responden yang berpendidikan tinggi akan mencari berbagai informasi tidak hanya berkaitan dengan daerahnya lewat televisi lokal, tetapi lebih kepada informasi umum dari berbagai media lain seperti internet, majalah, koran, dan lain-lain.

(13)

5.2. Hubungan Antara Faktor Intrinsik dengan Motivasi Mencari Identitas Pribadi dari Menonton Megaswara TV

Motivasi identitas pribadi merupakan motivasi seseorang untuk mendapatkan penunjang nilai-nilai pribadi melalui media tertentu, salah satunya televisi lokal. Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden baik laki-laki dan perempuan, berusia tua dan muda, bekerja, tidak bekerja, pelajar, dan responden yang berpendidikan tinggi maupun rendah serta berdomisili di Bojong Rangkas maupun Tegal Gundil memiliki motivasi identitas pribadi yang kuat dalam menonton Megaswara TV. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dennis McQuail dan Michael Gurevits seperti yang dikutip oleh Blumler (dalam Damayanti, 2004) yang menyatakan bahwa responden yang berusia tua dan berpendidikan rendah menggunakan media terutama untuk mendapatkan identitas pribadi. Dalam penelitian ini setiap responden dari berbagai karakteristik menyatakan bahwa mereka membutuhkan penunjang nilai-nilai pribadi dari televisi lokal. Megaswara TV yang merupakan televisi lokal Bogor sangat kental dengan unsur dan nilai-nilai kebudayaan sehingga menjadi salah satu media dalam mendapatkan dan memperkuat identitas pribadi tersebut.

Berdasarkan hasil uji chi square yang diperlihatkan pada Tabel 4, tidak ada hubungan yang nyata antara jenis kelamin dan domisili dengan motivasi mencari identitas pribadi dari menonton Megaswara TV. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman juga tidak terdapat hubungan antara usia, status pekerjaan, dan tingakt pendidikan dengan motivasi mencari identitas pribadi dari menonton Megaswara TV. Tetapi etnis ternyata memberikan pengaruh terhadap motivasi identitas pribadi dalam menonton Megaswara TV. Berdasarkan hasil uji chi square terdapat hubungan yang nyata antara etnis seseorang dengan motivasi mencari identitas pribadi dari menonton Megaswara TV. Tabel 3 memperlihatkan sebagian besar reponden dari etnis Sunda memiliki motivasi identitas pribadi yang kuat dalam menonton Megaswara TV sedangkan sebagian besar responden dari etnis Jawa memiliki motivasi yang lemah. Responden yang beretnis Sunda merasa perlu memperdalam nilai-nilai kebudayaan untuk memperkuat identitas pribadi mereka sebagai orang Sunda salah satunya lewat televisi lokal sedangkan bagi responden

(14)

yang beretnis luar Sunda lebih menggunakan televisi lokal untuk memenuhi mencari informasi dan hiburan.

5.3. Hubungan Antara Faktor Intrinsik dengan Motivasi Mencari Integrasi dan Interaksi Sosial dari Menonton Megaswara TV

Motivasi integrasi dan interaksi sosial merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin interaksi dan mengetahui keadaan orang lain disekitarnya. Tabel 3 memperlihatkan sebagian besar responden baik laki-laki dan perempuan, berusia muda dan tua, reponden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi maupun rendah, bekerja, tidak bekerja, pelajar serta responden yang beretnis Sunda maupun luar Sunda memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang kuat dalam menonton Megaswara TV. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dennis McQuail dan Michael Gurevits seperti yang dikutip oleh Blumler (dalam Damayanti, 2004) yang menyatakan bahwa responden laki-laki, berusia tua dan berpendidikan tinggi menggunakan media terutama untuk mendapatkan integrasi dan interaksi sosial.

Menurut responden dari semua latar belakang yang berbeda, mereka lebih tertarik mengetahui kondisi lingkungan terdekat mereka dibandingkan dengan kondisi lingkungan yang jauh dari mereka. Mengetahui bahwa keadaan orang lain dan lingkungan daerah mereka dalam kondisi baik akan menjadi ketenangan tersendiri bagi responden. Mereka juga menganggap Megaswara TV merupakan media yang sangat efektif dalam menyampaikan informasi mengenai keadaan orang lain dan lingkungan disekitar Bogor karena sifatnya yang audiovisual sehingga responden dapat melihat secara visual terkait kondisi orang lain dan lingkungan sekitar mereka.

Berdasarkan uji korelasi spearman, tidak terdapat hubungan yang nyata antara usia, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan, dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial dari menonton Megasawara TV. Berdasarkan hasil uji chi square tidak ada hubungan yang nyata antara jenis kelamin dan etnis dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial dari menonton Megasawara TV, tetapi faktor domisili memiliki hubungan. Responden yang berdomisili di Bojong Rangkas lebih banyak memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial. Hal ini

(15)

mengidentifikasikan bahwa masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang jauh dari perkotaan masih memiliki sifat kepedulian yang tinggi terhadap orang lain dan lingkungan sekitar, salah satunya lewat media televisi lokal. Menurut responden yang berdomisili di Bojong Rangkas, interaksi antar anggota keluarga masih terjalin sangat erat sehingga informasi yang ada pada Megaswara TV juga dimanfaatkan sebagi bahan untuk berinteraksi dengan anggota keluarga mereka.

5.4. Hubungan Antara Faktor Intrinsik dengan Motivasi Mencari Hiburan dari Menonton Megaswara TV

Setiap manusia di dunia ini pada dasarnya membutuhkan hiburan untuk menghilangkan kejenuhan dari aktivitas yang telah dilakukan sehari-hari. Televisi lokal pun dapat dijadikan salah satu media untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tabel 3 memperlihatkan sebagian besar responden dari semua fakror intrinsik memiliki motivasi mencari hiburan yang kuat dari menonton Megasawara TV. Hal ini juga didukung oleh hasil uji chi square ternyata tidak ada hubungan antara jenis kelamin, etnis, dan domisili dengan motivasi hiburan dalam menonton Megaswara TV. Berdasarkan uji korelasi spearman juga tidak terdapat hubungan yang nyata antara usia, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan dengan dengan motivasi hiburan dalam menonton Megaswara TV.

Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dennis McQuail dan Michael Gurevits seperti yang dikutip oleh Blumler (dalam Damayanti, 2004) yang menyatakan bahwa responden wanita dan responden yang berpendidikan rendah menggunakan media terutama untuk mendapatkan hiburan. Menurut responden, hiburan merupakan kebutuhan semua responden tidak hanya bagi wanita saja. Program-program yang bernuansa lokal menjadi daya tarik tersendiri dan dapat menghibur karena sifat dari kelokalannya tersebut.

5.5. Hubungan Antara Faktor Ekstrinsik dengan Motivasi Menonton Megaswara TV

Tabel 3 memperlihatkan sebagain besar responden ternyata memiliki pengaruh keluarga dan teman yang lemah dalam menonton Megaswara TV, tetapi mereka tetap memiliki motivasi yang kuat dari menonton Megaswara TV.

(16)

Berdasarkan hasil uji korelasi spearman pada Tabel 4, tidak ada hubungan yang nyata antara faktor ekstrinsik dengan motivasi menonton informasi, identitas pribadi dan hiburan dalam menonton Megaswara TV. Menurut responden, baik keluarga dan teman yang mendukung atau tidak mendukung, keinginan menonton Megaswara TV tetap pada keputusan responden itu sendiri.

Lain hal nya dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, ada hubungan yang nyata antara faktor ekstrinsik keluarga dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial dalam menonton Megaswara TV. Hubungannya lemah dan searah. Artinya, semakin kuat pengaruh keluarga dalam menonton Megaswara TV maka semakin kuat pula motivasi integrasi dan interaksi sosial seseorang dalam menonton Megaswara TV. Menurut responden, keluarga merupakan lingkungan terdekat mereka mengajarkan untuk peduli terhadap orang-orang dan lingkungan di sekitar mereka lewat Megaswara TV dan program Megaswara TV tersebut dapat dijadikan bahan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya.

Tabel 4. Nilai Uji Chi Square dan Korelasi Spearman Hubungan Antara Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Motivasi Menonton Megaswara TV di Kelurahan Bojong Rangkas RW 01 dan Tegal Gundil RW 17 Tahun 2009

Faktor Intrinsik

dan Ekstrinsik Motivasi Informasi Motivasi Identitas Motivasi Menonton Megaswara TV Pribadi Motivasi Integrasi dan Interaksi

Sosial Motivasi Hiburan Jenis Kelamin 0.249 0.357 0.820 0.602 Usia 0.923 0.208 0.219 0.837 Tingkat Pendidikan 0.094* -0.218** 0.427 0.235 0.278 Status Pekerjaan 0.501 0.175 0.460 0.414 Etnis 0.903 0.061* 0.583 0.401 Domisili 0.313 0.584 0.028* 0.389 Keluarga 0.603 0.828 0.032* 0.277** 0.180 Teman 0.719 0.263 0.143 0.356 Keterangan:

* : Berhubungan nyata pada α= 10% ** : Nilai Korelasi Spearman

.

(17)

Sebagian besar responden memiliki motivasi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, hiburan dalam menonton Megaswara TV. Motivasi informasi responden dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan maka motivasi informasinya akan semakin lemah karena akan mendapatkan informasi dari berbagai media lain. Motivasi identitas pribadi dalam menonton Megaswara TV dipengaruhi oleh etnis sedangkan motivasi integrasi dan interaksi sosial dipengaruhi oleh domisili dan lingkungan keluarga dalam menonton Megaswara TV. Dari hasil yang ditemukan di lapangan, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara antara faktor intrinsik dan ekstrinsik khalayak dengan motivasi menonton Megaswara TV karena hanya beberapa variabel yang berhubungan.

(18)

MENONTON

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai hubungan motivasi dengan perilaku menonton Megaswara. Menurut McQuail (1996) motivasi menggunakan media terdiri dari informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, hiburan. Menurut DeFleur et al. (1982) perilaku menonton dapat dilihat dari pilihan acara, frekuensi menonton, dan durasi menonton. Berikut disajikan tabel jumlah reponden menurut motivasi menonton dan perilaku menonton Megaswara TV serta tabel hasil uji chi square dan korelasi spearman.

Tabel 5. Jumlah Responden Motivasi Menonton dan Perilaku Menonton Megaswara TV di Kelurahan Bojong Rangkas dan Tegal Gundil Tahun 2009

Motivasi Menonton

Perilaku Menonton

Pilihan Acara Frekuensi Durasi DB

(%) (%) SB (%) G Tinggi (%) Rendah (%) Tinggi (%) Rendah (%) Informasi Kuat (%) (96.61) 57 (3.39) 2 (0) 0 (42.37) 25 (57.63) 34 (76.27) 45 (23.73) 14 Lemah (%) 1 (100) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 1 (100) 0 (0) 1 (100) Total 58 2 0 25 35 45 15 Identitas Pribadi Kuat (%) 18 (45) 22 (55) 0 (0) 28 (70) 12 (30) 32 (80) 8 (20) Lemah (%) 5 (35.71) 9 (64.29) 0 (0) 4 (28.57) 10 (71.43) 4 (28.57) 10 (71.43) Total 23 31 0 32 22 36 18 Integrasi dan Interaksi Sosial Kuat (%) 42 (89.36) 4 (8.51) 1 (2.13) 26 (55.32) 21 (44.68) 36 (76.60) 11 (23.40) Lemah (%) 7 (87.5) 1 (7.70) 0 (0) 5 (62.50) 3 (37.50) 0 (0) 8 (100) Total 49 5 1 31 24 36 19 Hiburan Kuat (%) 30 (55.55) 6 (11.12) 18 (33.33) 34 (62.96) 20 (37.04) 46 (85.19) 8 (14.81) Lemah (%) (75) 3 (0) 0 (25) 1 (50) 2 (50) 2 (25) 1 (75) 3 Total 33 6 19 36 22 47 11 Keterangan:

DB= Dinamika Bogor, SB= Sunda Bogor, G = Gorobog

Tabel 5 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memilih Dinamika Bogor untuk memenuhi kebutuhan informasi, integrasi dan interaksi sosial, dan hiburan sedangkan Sunda Bogor dipilih untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi. Secara umum, frekuensi dan durasi sebagian besar responden

(19)

dalam menonton Megaswara TV pun tergolong tinggi, kecuali frekuensi menonton untuk memenuhi kebutuhan informasi. Dapat dikatakan bahwa sebagian responden hanya memanfaatkan Megaswara TV untuk mendapatkan informasi daerah sedangkan informasi mengenai kebudayaan dan lawak Sunda masih kurang diminati. Hal ini dikarenakan Bogor merupakan daerah yang termasuk dalam kawasan metropolitan sehingga sulit menemukan unsur lokalitas yang dibutuhkan dan disenangi masyarakat. Oleh karena itu, dapat dikatakan sejauh ini Megaswara TV hanya dimafaatkan masyarakat untuk mendapatkan berita lokal.

Tabel 6. Nilai Uji Chi Square dan Korelasi Spearman pada Motivasi Menoonton dengan Perilaku Menonton Megaswara TV di Kelurahan Bojong Rangkas RW 01 dan Tegal Gundil RW 17 Tahun 2009

Motivasi Menonton Perilaku Menonton Pilihan Acara Frekuensi

Menonton Durasi Menonton Informasi 0.855 0.403 0.083* 0.225** Identitas Pribadi 0.101 0.032* 0.278** 0.004* 0.365** Integrasi dan Interaksi Sosial 0.202 0.093*

0.219** 0.088* 0.222** Hiburan 0.404 0.050* 0.254** 0.049* 0.533** Keterangan:

* : Berhubungan Nyata pada α= 10% ** : Nilai korelasi

6.1. Hubungan Antara Motivasi Mencari Informasi dari Megsawara TV dengan Perilaku Menonoton

Megaswara TV merupakan televisi lokal di Bogor yang salah satu programnya meliput berbagai informasi dan peristiwa terbaru mengenai Bogor lewat Dinamika Bogor. Tabel 5 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden baik yang memiliki motivasi informasi kuat maupun lemah memilih program acara Dinamika Bogor untuk kebutuhan informasinya. Frekuensi menonton mereka pun sama-sama tergolong tinggi dalam menonton program informasi tersebut. Berdasarkan hasil uji chi square tidak ada hubungan yang nyata antara motivasi informasi dengan pilihan acara dan berdasarkan uji korelasi spearman, tidak terdapat pula hubungan yang nyata antara motivasi informasi dengan frekuensi menonton informasi. Dinamika Bogor merupakan satu-satunya program

(20)

pada Megaswara TV yang memberikan informasi seputar daerah di segala bidang seperti politik, hukum, sosial, ekonomi, pemerintahan, dan lain-lain. Program berita ini ditayangkan setiap hari sehingga terkadang terdapat program acara dari televisi swasta nasional yang lebih menarik sehingga responden beralih menonton tayangan dari stasiun swasta nasional dan hal ini menyebabkan frekuensi menontonnya yang rendah.

Tabel 5 juga memperlihatkan bahwa responden yang memiliki motivasi informasi kuat memiliki durasi menonton yang tinggi dalam menonton program acara Megaswara TV sedangkan responden yang motivasinya lemah memiliki durasi menonton yang rendah. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, ada hubungan yang nyata antara motivasi informasi dengan durasi menonton. Hubungannya lemah dan searah. Artinya, semakin kuat motivasi informasi seseorang, maka semakin tinggi durasi menontonnya. Menurut responden yang memiliki motivasi informasi kuat, mereka memiliki durasi yang tinggi karena Dinamika Bogor selalu menayangkan informasi yang sedang hangat dibicarakan di tengah masyarakat. Lain hal nya dengan responden yang memiliki motivasi yang rendah, mereka hanya menonton Dinamika Bogor diselingi dengan menonton tayangan dari stasiun televisi swasta nasional sehingga durasi menontonnya rendah.

6.2. Hubungan Antara Motivasi Mencari Identitas Pribadi dari Megaswara TV dengan Perilaku Menonoton

Motivasi mencari identitas pribadi merupakan kebutuhan untuk mendapatkan pedoman nilai-nilai pribadi, salah satunya melalui televisi lokal karena televisi lokal sangat kental dengan unsur kebudayaanya. Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden baik yang memiliki motivasi identitas pribadi kuat maupun lemah memilih program acara Sunda Bogor untuk kebutuhan identitas pribadinya. Berdasarkan hasil uji chi square, tidak ada hubungan yang nyata antara motivasi identitas pribadi dengan pilihan acara. Sunda Bogor merupakan program yang paling kental dengan kebudayaan Sunda sehingga responden bisa mendapatkan penunjang nilai-nilai pribadinya lewat nilai-nilai budaya tersebut.

(21)

Tabel 5 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki motivasi identitas pribadi kuat mempunyai frekuensi dan durasi yang tinggi dalam menonton program acara untuk mencari identitas pribadi dari Megaswara TV sedangkan sebagian besar responden yang memiliki motivasi yang lemah mempunyai frekuensi dan durasi menonton yang rendah. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, ada hubungan yang nyata antara motivasi identitas pribadi dengan frekuensi dan durasi menonton. Hubungannya lemah dan searah. Artinya, semakin kuat motivasi identitas pribadi seseorang dalam menonton Megaswara TV maka frekuensi dan durasi menontonnya juga akan semakin tinggi. Program Sunda Bogor hanya ditayangakan dua kali dalam seminggu sehingga responden yang memiliki motivasi identitas pribadi kuat tidak ingin melewatkan tayangan tersebut setiap minggunya.

6.3. Hubungan Antara Motivasi Mencari Integrasi dan Interaksi Sosial dari Megsawara TV dengan Perilaku Menonoton

Manusia pasti memiliki kepedulian dengan manusia lain dan lingkungan di sekitarnya. Hal ini tercermin dari keinginannya untuk mengetahui kondisi orang lain lingkungan disekitarnya. Megaswara TV lewat tayangan Dinamika Bogor menginformasikan kejadian-kejadian yang hangat di Bogor sehingga dapat memenuhi kebutuhan responden dalam mencari integrasi dan interaksi sosial. Tabel 5 memperlihatkan sebagian besar responden baik yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial kuat maupun lemah memilih program acara Dinamika Bogor. Berdasarkan hasil uji chi square, tidak ada hubungan yang nyata antara motivasi integrasi dan interaksi sosial dengan pilihan acara. Dinamika Bogor yang menyajikan informasi mengenai keberadaan orang lain di Bogor seperti informasi mengenai kematian, pencurian, dan lain-lain sehingga responden dapat mengetahui kondisi orang lain di lingkungan sekitarnya.

Tabel 5 menunjukkan sebagian besar responden yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial kuat mempunyai frekuensi dan durasi yang tinggi dalam menonton program acara untuk mencari integrasi dan interaksi sosial dari Megaswara TV sedangkan sebagian besar responden yang memiliki motivasi lemah mempunyai frekuensi dan durasi menonton yang rendah. Berdasarkan hasil

(22)

uji korelasi spearman ternyata ada hubungan yang nyata antara motivasi integrasi dan interaksi sosial dengan frekuensi dan durasi menonton Megaswara TV. Hubungannya lemah dan searah, artinya semakin kuat motivasi integrasi dan interaksi sosial seseorang maka semakin tinggi pula frekuensi menonton Megaswara TV.

6.4. Hubungan Antara Motivasi Mencari Hiburan dari Megaswara TV dengan Perilaku Menonoton

Pada dasarnya manusia pasti membutuhkan hiburan untuk melepaskan diri dari kepenatan aktivitas yang telah dilakukan sehari-hari. Tabel 5 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki motivasi hiburan kuat memilih program acara Dinamika Bogor. Berdasarkan hasil uji chi square, tidak ada hubungan yang nyata antara motivasi informasi dengan pilihan acara. Menurut responden, kebutuhan akan hiburan tidak hanya dapat dipenuhi dengan menonton tayangan yang bersifat lawak tetapi berita mengenai daerahnya juga dapat menghibur ditengah-tengah waktu luang mereka.

Tabel 5 juga memperlihatkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki motivasi informasi kuat mempunyai frekuensi dan durasi yang tinggi dalam menonton program acara Megaswara TV Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, ada hubungan yang nyata antara motivasi hiburan dengan frekuensi dan durasi menonton Megaswara TV. Hubungan antara kedua variabel ini lemah dan searah. Artinya, semakin kuat motivasi hiburan seseorang dalam menonton Megaswara TV maka semakin tinggi pula frekuensi dan durasi menonton Megaswara TV.

6.5. Resume

Sebagian besar responden memilih Dinamika Bogor untuk memenuhi kebutuhan informasi, integrasi dan interaksi sosial, dan hiburan sedangkan Sunda Bogor dipilih untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi. Frekuensi dan durasi sebagian besar responden dalam menonton Megaswara TV tergolong tinggi. Motivasi informasi berhubungan nyata dengan durasi menonton, motivasi identitas pribadi berhubungan nyata dengan frekuensi dan durasi menonton

(23)

Megaswara TV, motivasi integrasi dan interaksi sosial berhubungan nyata dengan frekuensi dan durasi menonton Megaswara TV, motivasi hiburan berhubungan nyata dengan frekuensi dan durasi menonton Megaswara TV. Semakin kuat motivasinya, semakin tinggi frekuensi dan durasi dalam menonton Megaswara TV. Dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara perilaku menonton dengan motivasi menonton Megaswara TV.

(24)

MEMPENGARUHINYA

  Menurut DeFleur dan Ball-Rokeach (1975) menyatakan bahwa perspektif

perbedaan individu, yaitu adanya perbedaan individu (karakteristik kepribadian) di antara khalayak akan menimbulkan efek yang bervariasi. Pada sub bab ini akan dibahas mengenai hubungan antara faktor intrinsik dan ekstrinisk dengan perilaku menonton Megaswara TV sehingga akan dilihat apakah dalam penelitian ini perbedaan individu yang dilihat dari faktor intrinsik dan ekstrinsik menimbulkan efek yang bervariasi dalam perilaku menontonnya. Faktor intrinsik terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, etnis, dan domisili. Faktor ekstrinsik terdiri dari pengaruh keluarga dan pengaruh teman. Perilaku menonton terdiri dari perilaku menonton program acara Megaswara TV untuk memenuhi kebutuhan informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan hiburan. Masing-masing dari perilaku menonton tersebut dibagi lagi menjadi pilihan acara, frekuensi menonton, dan durasi menonton.

7.1. Hubungan Antara Faktor Intrinsik Ekstrinsik dengan Perilaku Menonton Program Megaswara TV untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi

Faktor intrinsik yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, etnis, domisili dan faktor ekstrinsik yang terdiri dari pengaruh keluarga dan teman diduga mempengaruhi perilaku menonton program informasi, khususnya informasi mengenai daerah Bogor. Berikut disajikan tabel jumlah reponden menurut faktor intrinsik ekstrinsik dan perilaku menonton untuk memenuhi kebutuhan informasi pada Megaswara TV serta tabel hasil uji chi square dan korelasi spearman.

(25)

Tabel 7. Jumlah Responden Menurut Faktor Intrinsik Ekstrinsik dan Perilaku Menonton Informasi Pada Megaswara TV di Kelurahan Bojong Rangkas dan Tegal Gundil Tahun 2009

Faktor Intrinsik

Dan Ekstrinsik

Perilaku Menonton Untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi Pilihan Acara Frekuensi Durasi DB (%) SB (%) G (%) Tinggi (%) Rendah (%) Tinggi (%) Rendah (%) Jenis Kelamin (%) L (94.12) 32 (5.88) 2 (0) 0 (38.23) 13 (61.76) 21 (76.47) 26 (23.53) 8 P (%) (100) 26 (0) 0 (0) 0 (46.15) 12 (53.85) 14 (73.08) 19 (26.92) 7 Usia (tahun) <25 (%) (100) 14 (0) 0 (0) 0 (28.57) 4 (71.43) 10 (71.43) 10 (28.57) 4 25-45 (%) 34 (97.14) 1 (2.86) 0 (0) 14 (40) 21 (60) 25 (71.43) 10 (28.57) >45 (%) 10 (90.91) 1 (9.09) 0 (0) 7 (63.64) 4 (36.36) 10 (90.91) 1 (9.09) Tingkat Pendidikan (%) SD (100) 3 (0) 0 (0) 0 (66.67) 2 (33.33) 1 (100) 3 (0 0 SMP (%) (100) 12 (0 0 (0) 0 (25) 3 (75) 9 (66.67) 8 (33.33) 4 SMA (%) (94.44) 34 (5.56) 2 (0 0 (52.78) 19 (47.22) 17 (77.78) 28 (22.22) 8 Kuliah (%) 9 (100) 0 (0) 0 (0) 2 (22.22) 7 (77.78) 6 (66.67) 3 (33.33) Status Pekerjaan Bekerja (%) 39 (95.12) 2 (14.28) 0 (0) 19 (46.34) 22 (53.66) 31 (75.61) 10 (24.39) Tidak Bekerja (%) 12 (100) (0) 0 (0) 0 (33.33) 4 (66.67) 8 (58.33) 7 (41.67) 5 Pelajar (%) 7 (100) 0 (0) 0 (0) 2 (28.57) 5 (71.43) 7 (100) 0 (0) Etnis Jawa (%) 9 (100) 0 (0) 0 (0) 3 (33.33) 6 (66.67) 6 (66.67) 3 (33.33) Melayu (%) (100) 1 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (100) 1 (100) 1 (0) 0 Sunda (%) (96) 48 (4) 2 (0) 0 (45.83) 22 (54.17) 26 (76) 38 (24) 12 Domisili Bojong Rangkas (%) 29 (96.67) 1 (3.33) 0 (0) 13 (43.33) 17 (56.67) 23 (76.67) 7 (23.33) Tegal Gundil (%) 29 (96.67) (3.33) 1 (0) 0 (40) 12 (60) 18 (73.33) 22 (26.67) 8 Keluarga Kuat (%) 13 (100) 0 (0) 0 (0) 6 (46.15) 7 (53.85) 11 (84.62) 2 (15.38) Lemah (%) (95.74) 45 (4.26) 2 (0) 0 (40.43) 19 (59.57) 28 (72.34) 34 (27.66) 13 Teman Kuat (%) (100) 7 (0) 0 (0) 0 (42.86) 3 (57.14) 4 (71.43) 5 (28.57) 2 Lemah (%) 51 (96.23) 2 (3.77) 0 (0) 22 (41.51) 31 (58.49) 40 (75.47) 13 (24.53) Total 58 2 0 25 35 45 15 Keterangan:

DB= Dinamika Bogor, SB= Sunda Bogor, G = Gorobog

Tabel 7 memperlihatkan sebagian besar responden dari berbagai kategori faktor intrinsik dan ekstrinsik memilih Dinamika Bogor untuk memenuhi

(26)

kebutuhan informasi dari Megaswara TV. Hal ini dikarenakan Dinamika Bogor merupakan program berita yang menyajikan informasi dan liputan-liputan terkini yang terjadi di Bogor. Frekuensi mereka dalam menonton tergolong rendah sedangkan durasi mereka tergolong tinggi. Dinamika Bogor merupakan program berita daerah yang ditayangkan setiap hari, tetapi terkadang ada program acara yang lebih menarik lagi dari stasiun televisi swasta nasional sehingga responden tidak menonton tayangan Dinamika Bogor tersebut.

Tabel 8. Nilai Uji Chi Square dan Korelasi Spearman Hubungan Antara Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Perilaku Menonton Informasi Megaswara TV di Kelurahan Bojong Rangkas RW 01 dan Tegal Gundil RW 17 tahun 2009

Faktor Intrinsik dan

Ekstrinsik Pilihan AcaraPerilaku Menonton Untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi Frekuensi Menonton Durasi Menonton Jenis Kelamin 0.208 0.538 0.764 Usia 0.441 0.087* 0.222** 0.315 Tingkat Pendidikan 0.710 0.801 0.752 Status Pekerjaan 0.619 0.288 0.875 Etnis 0.813 0.582 0.707 Domisili 0.801 0.793 0.766 Keluarga 0.449 0.716 0.374 Teman 0.601 0.947 0.820 Keterangan:

* : Berhubungan Nyata Pada α= 10 % ** : Nilai Korelasi

7.1.1. Hubungan Antara Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Pilihan Acara untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi

Menurut Testiandini (2006) jenis kelamin merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi perilaku individu dalam menonton. Pria lebih banyak menonton acara yang bersifat informasi sementara perempuan lebih tertarik pada acara hiburan dan komedi. Tetapi hasil dari penelitian ini tidak sama dengan hasil dari Testiandini tersebut. Tabel 7 memperlihatkan sebagian besar responden baik laki-laki dan perempuan, berusia tua dan muda, berpendidikan tinggi dan rendah, bekerja, tidak bekerja, dan pelajar, responden beretnis Sunda maupun luar Sunda, serta responden yang berdomisili di Bojong Rangkas maupun Tegal Gundil memilih program Dinamika Bogor untuk memenuhi kebutuhan informasi pada Megaswara TV. Dinamika Bogor merupakan sebuah program berita ringan yang banyak menyajikan informasi-informasi seputar Bogor yang dapat ditonton oleh

(27)

siapapun masyarakat Bogor. Berdasarkan hasil uji chi square yang dapat dilihat pada Tabel 8, tidak ada hubungan yang nyata antara jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, etnis, dan domisili dengan pilihan acara untuk mendapatkan informasi dari Megaswara TV.

Dilihat dari faktor eksrinsiknya, responden yang memiliki pengaruh keluarga dan teman kuat maupun lemah juga memilih Dinamika Bogor untuk memenuhi kebutuhan informasi seputar daerahnya. Berdasarkan uji korelasi spearman, tidak ada hubungan yang nyata antara faktor ekstrinsik dengan pilihan acara untuk mendapatkan informasi dari Megaswara TV. Menurut responden, baik keluarga dan teman yang mendukung maupun tidak mendukung dalam menonton program acara informasi pada Megasawara TV, keputusan untuk memilih program informasi tetap berasal dari responden itu sendiri.

7.1.2. Hubungan Antara Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Frekuensi Menonton untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi

Frekuensi menonton berkaitan dengan seberapa sering responden menonton sebuah program acara. Tabel 7 menunjukkan sebagian besar responden baik perempuan maupun laki-laki dan beretnis Sunda maupun luar Sunda memiliki frekuensi menonton program acara informasi yang tinggi pada Megaswara TV. Berdasarkan hasil uji chi square, tidak ada hubungan yang nyata antara jenis kelamin dan etnis dengan frekuensi menonton tayangan informasi pada Megaswara TV. Dinamika Bogor yang dipilih sebagai program yang memberikan informasi ditayangkan setiap hari sehingga kesempatan atau frekuensi responden untuk menonton menjadi semakin besar. Responden yang menonton Dinamika Bogor juga ternyata tidak hanya yang berasal dari etnis Sunda tetapi mereka beretnis di luar Sunda pun memiliki keingitahuan yang besar terhadap informasi seputar Bogor karena Bogor telah menjadi lingkungan terdekat mereka. Menurut Brent D. Ruben (1984) yang dikutip oleh Cangara (1998), menyimpulkan bahwa khalayak menerima suatu pesan bukan saja ditentukan oleh oleh isi pesan, tetapi juga semua komponen yang mendukung terjadinya proses komunikasi salah satunya dari unsur kebaharuan pesan (aktualisasi) dan hal ini pula yang mendukung masyarakat memiliki frekuensi yang tinggi terhadap

(28)

Dinamika Bogor karena selalu menyampaikan berita-berita terbaru seputar Bogor setiap harinya.

Tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan domisili ternyata tidak memberikan pengaruh terhadap frekuensi responden menonton tayangan informasi dari Megaswara TV. Responden yang memiliki tingkat pendidikan SD dan SMA lebih banyak memiliki frekuensi menonton program acara informasi yang rendah dari Megaswara TV sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP dan Kuliah lebih banyak memiliki frekuensi menonton yang tinggi. Sebagian besar responden baik yang bekerja, tidak bekerja, dan pelajar serta berdomisili di Bojong Rangkas maupun Tegal Gundil memiliki frekuensi menonton informasi yang rendah. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, tidak ada hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan domisili dengan frekuensi menonton program acara untuk mendapatkan informasi dari Megaswara TV. Hal ini dikarenakan terkadang terdapat program acara yang lebih menarik di stasiun televisi lainnya pada waktu tayang Dinamika Bogor sehingga beberapa responden lebih tertarik untuk menonton tayangan yang lebih menarik lagi di stasiun televisi swasta nasional.

Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, ada hubungan yang nyata antara usia dengan frekuensi menonton informasi pada Megaswara TV. Hubungannya lemah dan searah, artinya semakin bertambah usia responden maka frekuensi menonton informasinya semakin tinggi. Tabel 7 memperlihatkan sebagian besar responden yang berusia di bawah 45 tahun memiliki frekuensi menonton informasi yang rendah pada Megaswara TV. Sedangkan sebagain besar responden yang berusia lebih dari 45 tahun memiliki frekuensi menonton yang tinggi. Menurut responden berusia dibawah 25 tahun, terkadang program acara pada televisi swasta nasional membuat mereka berpaling dari televisi lokal.

Responden yang memiliki pengaruh keluarga dan teman kuat maupun lemah memiliki frekuensi menonton yang rendah dalam menonton tayangan informasi dari Megasawara TV. Berdasarkan uji korelasi spearman, tidak ada hubungan yang nyata antara faktor ekstrinsik dengan frekuensi menonton tayangan informasi pada Megaswara TV. Menurut responden, baik keluarga dan teman yang mendukung maupun tidak mendukung dalam menonton program

(29)

acara informasi pada Megasawara TV, frekuensi menonton tetap pada keputusan responden itu sendiri.

7.1.3. Hubungan Antara Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Durasi Menonton untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi

Durasi menonton berkaitan dengan lamanya responden menonton sebuah program acara per episode penayangan. Tabel 7 memperlihatkan sebagian besar responden baik laki-laki dan perempuan, berusia tua dan muda, berpendidikan tinggi dan rendah, bekerja, tidak bekerja, dan pelajara serta beretnis Sunda maupun luar Sunda, berdomisili di Bojong Rangkas maupun Tegal Gundil, mempunyai pengaruh keluarga dan teman kuat maupun lemah memiliki durasi menonton program acara informasi yang tinggi pada Megaswara TV.

Berdasarkan hasil uji chi square, tidak ada hubungan yang nyata antara jenis kelamin, etnis, dan domisili dengan durasi menonton program acara informasi pada Megaswara TV. Berdasarkan uji korelasi spearman, tidak terdapat pula hubungan antara usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pengaruh keluarga dan teman kuat maupun lemah dengan durasi menonton program acara informasi pada Megaswara TV. Hal ini membuktikan bahwa responden sangat antusias terhadap program acara yang menyajikan informasi mengenai daerahnya. Durasi menonton responden yang tinggi juga didukung oleh jeda iklan yang tidak terlalu lama sehingga tidak menimbulkan pergantian ke stasiun televisi lain. Hal ini dikarenakan program acara berita daerah ini termasuk dalam program acara yang ringan dan dapat ditonton oleh siapapun sehingga sebagian besar responden betah menonton acara tersebut dari awal sampai akhir.

7.2. Hubungan Antara Faktor Intrinsik dengan Perilaku Menonton Megaswara TV untuk Memenuhi Kebutuhan Identitas Pribadi

Faktor intrinsik yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, etnis, domisili dan faktor ekstrinsik yang terdiri dari pengaruh keluarga dan teman diduga memperngaruhi perilaku menonton program acara Megasawara TV untuk mendapatkan identitas pribadi yaitu mendapatkan pedoman nilai-nilai pribadi dari televisi lokal.

(30)

Tabel 9. Jumlah Responden Menurut Faktor Intrinsik Ekstrinsik dan Perilaku Menonton Identitas Pribadi Pada Megaswara TV di Kelurahan Bojong Rangkas dan Tegal Gundil Tahun 2009

Faktor Intrinsik

dan Ekstrinsik

Perilaku Menonton Untuk Memenuhi Kebutuhan Identitas Pribadi

Pilihan Acara Frekuensi Durasi

DB

(%) (%) SB (%) G Tinggi (%) Rendah (%) Tinggi (%) Rendah (%) Jenis Kelamin (%) L (35.48) 11 (64.52) 20 (0) 0 (74.19) 23 (25.81) 8 (77.42) 24 (22.58) 7 P (%) 12 (47.83) 11 (52.17) 0 (0) 15 (65.22) 8 (30.77) 18 (78.26) 5 (21.74) Usia (tahun) <25 (%) (50) 7 (50) 7 (0) 0 (64.28) 9 (35.71) 5 (78.57) 11 (21.43) 3 25-45 (%) 15 (48.39) 16 (51.61) 0 (0) 20 (64.52) 11 (35.48) 23 (47.19) 8 (52.81) >45 (%) (11.11) 1 (88.89) 8 (0) 0 (100) 9 (0) 0 (88.89) 8 (11.11) 1 Tingkat Pendidikan SD (%) 0 (0) 3 (100) 0 (0) 3 (100) 0 (0) 3 (100) 0 (0) SMP (%) (54.54) 6 (45.46) 5 (0) 0 (63.64) 7 (36.36) 4 (81.82) 9 (18.18) 2 SMA (%) 16 (47.06) 18 (52.94) 0 (0) 23 (67.65) 11 (32.35) 26 (76.47) 8 (23.53) Kuliah (%) (16.67) 1 (83.33) 5 (0) 0 (83.33) 5 (16.67) 1 (66.67) 4 (33.33) 2 Status Pekerjaan Bekerja (%) 13 (35.13) 24 (64.87) 0 (0) 29 (78.38) 8 (21.62) 29 (78.38) 8 (21.62) Tidak Bekerja (%) 6 (60) 4 (40) 0 (0) 5 (50) 5 (50) 6 (60) 4 (40) Pelajar (%) 4 (57.14) 3 (42.86) 0 (0) 4 (57.14) 3 (42.86) 7 (100) 0 (0) Etnis Jawa (%) (16.67) 1 (83.33) 5 (0) 0 (83.33) 5 (16.67) 1 (83.33) 5 (16.67) 1 Melayu (%) (0) 0 (100) 1 (0) 0 (100) 1 (0) 0 (100) 1 (0) 0 Sunda (%) 22 (46.81) 25 (53.19) 0 (0) 32 (68.09) 15 (31.91) 36 (76.60) 11 (23.40) Domisili Bojong Rangkas (%) 14 (48.28) (51.72) 15 (0) 0 (72.41) 21 (27.59) 8 (79.31) 23 (20.69) 6 Tegal Gundil (%) 9 (36) (64) 16 (0) 0 (68) 17 (32) 8 (76) 19 (24) 6 Keluarga Kuat (%) 5 (41.67) 7 (58.33) 0 (0) 8 (66.67) 4 (33.33) 11 (91.67) 1 (8.33) Lemah (%) (38.09) 16 (61.91) 26 (0) 0 (71.43) 30 (28.57) 12 (73.81) 31 (26.19) 11 Teman Kuat (%) 2 (28.57) 5 (71.43) 0 (0) 6 (85.71) 1 (14.29) 5 (71.43) 2 (28.57) Lemah (%) (44.68) 21 (55.32) 26 (0) 0 (68.09) 32 (31.91) 15 (78.72) 37 (21.28) 10 Total 23 31 0 38 16 42 12 Keterangan:

(31)

Tabel 9 menunjukkan sebagian besar responden memilih program acara Sunda Bogor untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi dari Megaswara TV. Hal ini dikarenakan program Sunda Bogor merupakan program acara kebudayaan yang berisi nilai-nilai kebudayaan sehingga dapat dijadikan pedoman responden untuk memperkuat identitas pribadinya. Frekuensi dan durasi dalam menonton tayangan untuk kebutuhan identitas pribadi tersebut juga tergolong tinggi.

Tabel 10. Nilai Uji Chi Square dan Korelasi Spearman Hubungan Antara Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Perilaku Menonton Identitas Pribadi Megaswara TV di Kelurahan Bojong Rangkas RW 01 dan Tegal Gundil RW 17 tahun 2009

Faktor Intrinsik dan

Ekstrinsik Pilihan Acara Perilaku Menonton Untuk Memenuhi Kebutuhan Identitas Pribadi Frekuensi Menonton Durasi Menonton

Jenis Kelamin 0.445 0.730 0.939 Usia 0.162 0.750 0.513 Tingkat Pendidikan 0.081* 0.352 0.060* -0.244** Status Pekerjaan 0.401 0.123 0.861 Etnis 0.065* 0.117 0.142 Domisili 0.151 0.214 0.218 Keluarga 0.429 0.950 0.232 Teman 0.452 0.179 0.799 Keterangan:

* : Berhubungan Nyata Pada α= 10%

** : Nilai Korelasi

7.2.1. Hubungan Antara Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Pilihan Acara untuk Memenuhi Kebutuhan Identitas Pribadi

Setiap manusia pasti membutuhkan penunjang nilai-nilai pribadi dalam menjalani kehidupannya. Salah satu pedoman nilai-nilai pribadi tersebut dapat diperoleh masyarakat lokal melalui televisi lokal karena sifat kelokalitasan yang mengandung nilai-nilai budaya lokal. Tabel 9 memperlihatkan sebagian besar responden baik laki-laki dan perempuan, berusia tua dan muda, bekerja, tidak bekerja, dan pelajar, serta berdomisili di Bojong Rangkas maupun Tegal Gundil memilih program Sunda Bogor untuk mendapatkan identitas pribadi pada Megaswara TV. Berdasarkan hasil uji chi square, tidak ada hubungan yang nyata antara jenis kelamin, usia, status pekerjaan, dan domisili dengan pilihan acara identitas pribadi pada Megaswara TV. Setiap responden membutuhkan penunjang nilai-nilai untuk memperkuat identitas pribadi mereka sebagai salah satu modal

(32)

Hasil penelitian Bajari (1995) yang dikutip oleh Testiandini (2006) menunjukkan bahwa orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan memilih acara yang berbeda, semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka kebutuhan untuk memperoleh informasi dari televisi juga akan semakin besar. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan ternyata juga mempengaruhi pilihan acara responden untuk mendapatkan identitas pribadi. Berdasarkan hasil uji chi quare, ada hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan dengan pilihan acara identitas pribadi pada Megaswara TV. Tabel 9 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP lebih banyak memilih program Dinamika Bogor untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi pada Megaswara TV sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan SD, SMA, dan kuliah lebih banyak memilih Sunda Bogor. Menurut responden yang berpendidikan tinggi Sunda Bogor tidak hanya program acara yang menambah identitas pribadi mereka tetapi juga memberikan tambahan informasi mengenai kebudayaan Sunda. Asal etnis ternyata juga mempengaruhui pilihan acara responden untuk mendapatkan identitas pribadi mereka dari Megasawara TV. Responden yang beretnis Sunda memilih Sunda Bogor untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi pada Megaswara TV. Berdasarkan hasil uji chi square, ada hubungan yang nyata antara etnis dengan pilihan acara identitas pribadi pada Megaswara TV. Tayangan Sunda Bogor merupakan tayangan yang ditonton oleh masyarakat Bogor beretnis Sunda untuk lebih memperkuat identitas pribadinya lewat tayangan yang sarat dengan kebudayaan Sunda sehingga mereka dapat menemukan penunjang nilai-nilai pribadi lewat kebudayaan mereka.

Sebagian besar responden baik yang memiliki pengaruh keluarga yang kuat maupun lemah memilih Dinamika Bogor untuk mendapatkan identitas pribadi dari Megaswara TV sedangkan untuk pengaruh teman lebih memilih Sunda Bogor. Berdasarkan hasil uji chi square, tidak ada hubungan yang nyata antara pengaruh keluarga dan teman dengan pilihan menonton identitas pribadi pada Megaswara TV.

(33)

7.2.2. Hubungan Antara Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Frekuensi Menonton untuk Memenuhi Kebutuhan Identitas Pribadi

Sebagian besar responden baik perempuan dan laki-laki, berusia tua dan muda, berpendidikan tinggi dan rendah, bekerja, tidak bekerja, pelajar, beretnis Sunda dan luar Sunda, berdomisili di Bojong Rangkas maupun Tegal Gundil, mempunyai pengaruh keluarga kuat maupun lemah memiliki frekuensi menonton untuk mendapatkan identitas pribadi yang tinggi dari Megaswara TV. Berdasarkan hasil uji chi square, tidak ada hubungan yang nyata antara jenis kelamin, etnis, dan domisili dengan frekuensi menonton untuk mendapatkan identitas pribadi pada Megaswara TV. Berdasarkan uji korelasi spearman, juga tidak ada hubungan yang nyata antara usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pengaruh keluarga dan teman kuat maupun lemah dengan frekuensi menonton untuk mendapatakan identitas pribadi pada Megaswara TV.

Sebagian besar responden mengakui bahwa tayangan yang bersifat kebudayaan sangat diminati dan dibutuhkan untuk penunjang nilai-nilai pribadi mereka. Tayang Sunda Bogor yang dipilih untuk mendapatkan identitas pribadi hanya ditayangkan dua minggu sekali sehingga responden akan berusaha untuk selalu mengikuti program setiap minggunya. Dalam Tabel 9 responden etnis Sunda memiliki keingintahuan yang besar terhadap kebudayaan daearahnya untuk memperkuat identitas pribadi sehingga frekuensi menontonnya tinggi. Adanya responden yang beretnis luar Sunda yang memiliki frekuensi yang tinggi dikarenakan sudah lama menetap di Bogor sehingga sudah dekat dengan kebudayaannya dan memerlukan nilai-nilai kebudayaan itu untuk memperkuat identitas mereka.

7.2.3. Hubungan Antara Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Durasi Menonton untuk Memenuhi Kebutuhan Identitas Pribadi

Sebagian besar responden baik laki-laki dan perempuan, bekerja, tidak bekerja, pelajar, beretnis sunda dan luar sunda, berdomisili di Bojong Rangkas maupun Tegal Gundil mempunyai pengaruh keluarga dan teman yang kuat maupun lemah memiliki durasi menonton untuk mendapatkan identitas pribadi yang tinggi pada Megaswara TV. Berdasarkan hasil uji chi square, tidak ada

(34)

hubungan yang nyata antara jenis kelamin dan etnis dengan durasi menonton identitas pribadi pada Megaswara TV. Berdasarkan uji korelasi spearman juga tidak ada hubungan nyata antara status pekerjaan, pengaruh keluarga kuat maupun lemah dengan durasi menonton identitas pribadi pada Megaswara TV.

Semakin bertambah usia responden maka durasi menontonnya semakin rendah. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, ada hubungan yang nyata antara usia dengan durasi menonton untuk mendapatkan identitas pribadi dari Megaswara TV. Hubungannya lemah dan tidak searah, artinya, semakin bertambah usia responden maka durasi untuk menonton identitas pribadi semakin rendah. Hal ini disebabkan karena responden yang berusia lebih muda masih banyak membutuhkan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi sehingga antusiasnya dalam mengikuti program kebudayaannya tinggi.

Semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka durasi menonton identitas pribadinya akan semakin kecil. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, ada hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan dengan durasi menonton identitas pribadi pada Megaswara TV. Hubungan antara kedua variabel ini adalah lemah dan tidak searah. Artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka durasi menontonnya akan semakin rendah. Responden yang memiliki tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan semakin teralkulturasi dengan kebudayaan lain sehingga kebutuhan untuk memperkuat identitas pribadi lewat televisi lokal akan semakin kecil dan hal ini tentu saja berpengaruh pada durasi menontonnya.

7.3. Hubungan Antara Faktor Intrinsik dengan Perilaku Menonton Megaswara TV untuk Memenuhi Kebutuhan Integrasi dan Interaksi Sosial

Faktor intrinsik yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, etnis, domisili dan faktor ekstrinsik yang terdiri dari pengaruh keluarga dan teman diduga memperngaruhi perilaku menonton untuk mendapatkan integrasi dan interaksi sosial pada Megaswara TV. Berikut disajikan tabel jumlah reponden menurut faktor intrinsik ekstrinsik dan perilaku menonton untuk mendapatkan integrasi dan interaksi sosial pada Megaswara TV serta tabel hasil uji chi square dan korelasi spearman.

(35)

Tabel 11. Jumlah Responden Menurut Faktor Intrinsik Ekstrinsik dan Perilaku Menonton Integrasi dan Interaksi Sosial Pada Megaswara TV di Kelurahan Bojong Rangkas dan Tegal Gundil Tahun 2009

Faktor

Intrinsik Perilaku Menonton Untuk Memenuhi Kebutuhan Integrasi dan Interaksi Sosial

Pilihan Acara Frekuensi Durasi

DB (%) SB (%) G (%) Tinggi (%) Rendah (%) Tinggi (%) Rendah (%) Jenis Kelamin (%) L (86.67) 26 (10) 3 (3.33) 1 (43.33) 13 (56.67) 17 (83.33) 25 (16.67) 5 P (%) 23 (92) 2 (8) 0 (0) 13 (52) 12 (48) 19 (76) 6 (24) Usia (tahun) <25 (%) (92.23) 12 (7.77) 1 (0) 0 (30.77) 4 (69.23) 9 (76.93) 10 (23.07) 3 25-45 (%) (90.32) 28 (6.45) 2 (3.23) 1 (45.16) 14 (54.84) 17 (80) 24 (20) 7 >45 (%) 9 (81.82) 2 (18.18) 0 (0) 8 (72.72) 3 (27.27) 10 (90.91) 1 (9.09) Tingkat Pendidikan (%) SD (66.67) 2 (33.33) 1 (0) 0 (100) 3 (0) 0 (100) 3 (0) 0 SMP (%) 12 (100) 0 (0) 0 (0) 3 (25) 9 (75) 8 (66.67) 4 (33.33) SMA (%) (87.88) 29 (9.09) 3 (3.03) 1 (51.51) 17 (48.49) 16 (84.85) 28 (15.15) 5 Kuliah (%) 6 (85.71) 13 (14.29) 0 (0) 3 (42.86) 4 (57.14) 5 (71.43) 2 (28.57) Status Pekerjaan Bekerja (%) (86.11) 31 (10.25) 4 (3.64) 1 (52.78) 19 (47.22) 17 (83.33) 30 (16.67) 6 Tidak Bekerja (%) 7 (100) 0 (0) 0 (0) 5 (41.67) 7 (58.33) 7 (100) 0 (0) Pelajar (%) 11 (91.67) 1 (8.33) 0 (0) 2 (28.57) 5 (71.43) 7 (58.33) 5 (41.67) Etnis Jawa (%) (87.50) 7 (12.50) 1 (0) 0 (37.50) 3 (62.50) 5 (75) 6 (25) 2 Melayu (%) 1 (100) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 1 (100) 1 (100) 0 (0) Sunda (%) (89.13) 41 (8.69) 4 (2.18) 1 (50) 23 (50) 23 (62.71) 37 (15.25) 9 Domisili Bojong Rangkas (%) 26 (89.66) 3 (10.34) 0 (0) 13 (44.83) 16 (55.17) 23 (79.31) 6 (20.69) Tegal Gundil (%) 23 (88.46) 2 (7.69) 1 3.85) 13 (50) 13 (50) 21 (80.77) 5 (19.23) Keluarga K (%) (92.31) 12 (7.69) 1 (0) 0 (46.15) 6 (53.85) 7 (84.61) 11 (15.39) 2 L (%) (88.09) 37 (9.52) 4 (2.39) 1 (47.62) 20 (52.38) 22 (78.57) 33 (21.43) 9 Teman K (%) (71.43) 5 (14.28) 1 (14.2) 1 (42.86) 3 (57.14) 4 (71.43) 5 (28.57) 2 L (%) (91.67) 44 (8.33) 4 (0) 0 (47.92) 23 (52.08) 25 (81.21) 39 (18.75) 9 Total 49 5 1 26 29 44 11 Keterangan:

(36)

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memilih program acara Dinamika Bogor untuk memenuhi kebutuhan integrasi dan interaksi sosial dari Megaswara TV karena program ini menampilkan berbagai kejadian hangat seputar kondisi masyarakakat Bogor sehingga responden dapat mengetahui kondisi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Frekuensi menonton untuk memenuhi kebutuhan tersebut tergolong rendah sedangankan durasinya tergolong tinggi.

Tabel 12. Nilai Uji Chi Square dan Korelasi Spearman Hubungan Antara Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Perilaku Menonton Integrasi dan Interaksi Sosial Megaswara TV di Kelurahan Bojong Rangkas RW 01 dan Tegal Gundil RW 17 tahun 2009

Faktor Intrinsik dan

Ekstrinsik Perilaku Menonton Untuk Memenuhi Kebutuhan Integrasi dan Interaksi Sosial Pilihan Acara Frekuensi Menonton Durasi Menonton Jenis Kelamin 0.541 0.444 0.433 Usia 0.719 0.044* 0.261** 0.342 Tingkat Pendidikan 0.518 0.392 0.309 Status Pekerjaan 0.665 0.901 0.769 Etnis 0.996 0.808 0.964 Domisili 0.364 0.348 0.371 Keluarga 0.594 0.573 0.259 Teman 0.340 0.820 0.977 Keterangan:

* : Berhubungan Nyata Pada α= 10% ** : Nilai Korelasi

7.3.1. Hubungan Antara Faktot Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Pilihan Acara untuk Memenuhi Kebutuhan Integrasi dan Interaksi Sosial

Responden dari berbagai latar belakang yang berbeda ternyata memilih program berita untuk mengetahui kondisi lingkungan dan orang lain disekitarnya. Sebagian besar responden baik laki-laki dan perempuan, berusia tua dan muda, berpendidikan tinggi dan rendah, bekerja, tidak bekerja dan pelajar, berdomisili di Bojong Rangkas dan Tegal Gundil, mempunyai pengaruh keluarga dan teman yang kuat maupun lemah memilih program Dinamika Bogor untuk memenuhi kebutuhan integrasi dan interaksi sosial pada Megaswara TV. Berdasarkan hasil uji chi square, tidak ada hubungan yang nyata antara jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, etnis, domisili, pengaruh keluarga dan teman dengan pilihan acara untuk memenuhi kebutuhan integrasi dan interaksi sosial pada Megaswara TV. Hal ini dikarenakan Dinamika Bogor merupakan program berita

(37)

yang menayangkan kejadian-kejadian dan informasi faktual seputar Bogor yang dapat ditonton semua masyarakat Bogor sehingga masyarakat dapat mengetahui kondisi orang lain dan lingkungan lewat program tersebut.

7.3.2. Hubungan Antara Faktot Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Frekuensi Menonton untuk Memenuhi Kebutuhan Integrasi dan Interaksi Sosial

Sebagian besar responden baik perempuan dan laki-laki, bekerja, tidak bekerja, pelajar, beretnis sunda dan luar sunda memiliki tingkat frekuensi menonton yang tinggi. Dari hasil uji chi square, tidak ada hubungan yang nyata antara jenis kelamin dan etnis dengan frekuensi menonton untuk mendapatkan integrasi dan interaksi sosial dari Megaswara TV. Berdasarkan uji korelasi spearman, juga tidak terdapat hubungan yang nyata antara status pekerjaan dengan frekuensi menonton untuk memenuhi kebutuhan integrasi dan interaksi sosial dari Megaswara TV. Salah satu tujuan responden menonton program berita daerah adalah untuk mengetahui kondisi orang lain dan lingkungan di sekitar Bogor sehingga frekuensi menonton mereka tinggi.

Responden yang memiliki tingkat pendidikan SD dan SMA memiliki frekuensi menonton informasi tinggi pada Megaswara TV sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP dan Kuliah memiliki frekuensi yang rendah begitu pula dengan responden yang berdomisili di Bojong Rangkas dan Tegal Gundil. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, tidak ada hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan dengan frekuensi menonton integrasi dan interaksi sosial pada Megaswara TV dan berdasarkan hasil uji chi square tidak terdapat pula hubungan antara domisili dengan frekuensi menonton.

Usia ternyata mempengaruhi seseorang dalam frekuensinya menonton program acara untuk mendapatkan integrasi dan interaksi sosial dari televisi lokal. Dari Tabel 13 dapat dilihat responden yang berusia lebih dari 45 tahun memiliki tingkat frekuensi menonton paling tinggi. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, ada hubungan yang nyata antara usia dengan frekuensi menonton integrasi dan interaksi sosial pada Megaswara TV. Hubungannya lemah dan searah, artinya semakin bertambahnya usia responden maka frekuensi menontonnya akan semakin tinggi untuk memenuhi kebutuhan integrasi dan interaksi sosial. Semakin

Gambar

Tabel  2.  Jumlah Responden Menurut Masing-masing Faktor Intrinsik di  Kelurahan Bojong Rangkas RW 01 dan Tegal Gundil RW 17 Tahun  2009
Tabel 3.   Jumlah Responden Menurut Faktor Intrinsik Ekstrinsik dan Motivasi  Menonton Megaswara TV di Kelurahan Bojong Rangkas dan Tegal  Gundil  Tahun 2009
Tabel  5.  Jumlah Responden Motivasi Menonton dan Perilaku Menonton  Megaswara TV di Kelurahan Bojong Rangkas dan Tegal Gundil  Tahun  2009
Tabel 6.   Nilai Uji Chi Square dan Korelasi Spearman pada Motivasi Menoonton  dengan Perilaku Menonton Megaswara TV di Kelurahan Bojong  Rangkas RW 01 dan Tegal Gundil  RW 17 Tahun 2009
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan mengukur daya kirim pada ODP (Optical Distribution Point), daya terima pada ONT (Optical Network Termination) yang ada di

Manfaat praktis: a) Bagi Sekolah, dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. b) Bagi guru, meningkatkan kualitas guru

[r]

Sejalan dengan Pulungan, Susanti (2012) juga menggunakan data peribahasa bahasa Indonesia yang dikhususkan pada peribahasa yang mengandung unsur metafora

Surat  Tugas  ini  berlaku  sejak  tanggal  ditetapkan  sampai  dengan  tanggal  2  September 

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa dalam pembelajaran matematika melalui Pembelajaran Berbasis

mengundurkan diri dalam suatu studi longitudinal (studi kohor atau studi eksperimental) cukup banyak, yakni berkisar antara 30-40 persen, atau tidak sebanyak itu tetapi

Tahapan display ini peneliti membatasi pada yang terkait dengan proses pelaksanaan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) pada mata pelajaran