• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Invaginasi Print

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asuhan Keperawatan Invaginasi Print"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

DI SUSUN OLEH : DI SUSUN OLEH : A ANNDDRRIIS S SSUUMMEENNDDAAPP 0011000055 IIRRMMAA YYUUNNIITTAA 0101003300 M MUUTTIIAARRAAAAYYUU 0011003399 P PUUTTRRIIA A HHAANNGGGGRRAAIITTAA 0011005511

AKADEMI KEPERAWATAN HANG TUAH JAKARTA

AKADEMI KEPERAWATAN HANG TUAH JAKARTA

2012 / 2013

2012 / 2013

(2)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dap

dapat at menmenyeleyelesaisaikan kan penpenyusyusunan unan makmakalaalah h yang yang berberjudujudul l “Asu“Asuhan han KepKeperaerawatwatan an padpadaa Klien dengan Invaginasi”.

Klien dengan Invaginasi”.

Pe

Penunulilisasan n mamakakalalah h adadalalah ah memerurupapakakan n sasalalah h sasatu tu tutugagas s dadan n pepersrsyayararatatan n ununtutuk k  menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan anak.

menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan anak.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik  Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik   pada teknis penul

 pada teknis penulisan maupuisan maupun materi, mengingn materi, mengingat akan kemampuaat akan kemampuan yang dimiliki penuln yang dimiliki penulis.is. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan  pembua

 pembuatan makatan makalah ini.lah ini.

Dal

Dalam am penpenulisulisan an makamakalah lah ini ini penpenulis menyamulis menyampaipaikan kan ucaucapan pan terterima ima kaskasih ih yang yang tak tak  terhingga kepada beberapa pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, terhingga kepada beberapa pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :

khususnya kepada :

1.

1. Letkol LLetkol Laut Siti Naut Siti Narsih, Sarsih, S. Kep, M. Kep, M. Kes se. Kes selaku Dilaku Direktur Arektur Akper Hkper Hang Tuah Jang Tuah Jakartaakarta ser

serta ta segsegenap enap jajjajaraarannya nnya yang yang teltelah ah memmemberberikan ikan kemkemudahudahan-kan-kemuemudahadahan n baik baik   berupa

 berupa moril moril maupumaupun n matermateriil iil selamselama a mengikumengikuti ti pendidpendidikan ikan di di AkadeAkademimi Keperawatan Hang Tuah Jakarta.

Keperawatan Hang Tuah Jakarta. 2.

2. ElElvi vi ObOberertyty. . S. Kp S. Kp seselaklaku u dosdosen pemben pembimimbibing ng yayang telang telah h memeluluangangkan waktkan waktu,u, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini

rangka penyelesaian penyusunan makalah ini 3.

3. HandHandayanayani Siti Sitorusorus, S. Kp, se, S. Kp, selaklaku Wali Ku Wali Kelaelas Tings Tingkat II Akat II A 4.

4. Ns. Eny Ns. Eny SusyantSusyanti, S. Ki, S. Kep, seep, selaku koorlaku koordinator dinator mata amata ajar Kejar Keperawperawatan Anaatan Anak k  5.

5. ReRekankan-r-rekaekan sen semumua di tia di tingkngkat Iat II AI A 6.

6. SecaSecara khusus penra khusus penulis meulis menyamnyampaipaikan terikan terima kasih kepama kasih kepada keluada keluarga tercirga tercinta yangnta yang tel

telah ah memmemberberikan ikan dorodorongan ngan dan dan bantbantuan uan serserta ta pengpengertertian ian yang yang besbesar ar kepkepadaada  penulis

 penulis, , baik baik selamselama a mengikmengikuti uti perkulperkuliahan iahan maupun maupun dalam dalam menyelmenyelesaikanesaikan makalah ini

makalah ini 7.

7. SemSemua pihak yanua pihak yang tidak dapag tidak dapat disebt disebutkautkan satu persn satu persatuatu, yang telah mem, yang telah memberberikanikan  bantuan da

 bantuan dalam pelam penulisan mnulisan makalah inakalah ini.i.

Akhi

Akhirnyrnya a penupenulis lis berberharaharap p semsemoga oga AllAllah ah memmemberberikaikan n imbimbalaalan n yang yang setsetimpimpal al padpadaa mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Jakarta, 10 April 2012 Jakarta, 10 April 2012

ii ii

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...ii

Jakarta, 10 April 2012 ...ii

Penulis ...iii

DAFTAR ISI ...iii

Latar Belakang ...1 Tujuan Penulisan ...2 Tujuan umum ...2 Tujuan khusus ...2 Ruang Lingkup ...2 Metode Penulisan ...2 Sistematika Penulisan ...3 BAB II TINJAUAN TEORI ...4 Pengertian ...4 Etiologi ...4 Manifestasi klinis ...5 Patofisiologi ...5

Patoflow ( Menurut Kelompok ) ...6

Penatalaksanaan Medis ...8 Komplikasi ...9 Pemeriksaan Penunjang ...9 BAB III PENUTUP ...18 A. Kesimpulan ...18 B.Saran ...20 DAFTAR PUSTAKA ...21 iii

(4)
(5)

Latar Belakang

Invaginasi merupakan suatu keadaan, bagian saluran cerna dimasuki oleh segmen  bagian bawahnya sehingga menimbulkan obstruksi intestinum. (pickering, 2000)

Invaginasi pada anak dan bayi masih sering ditemukan dibandingkan invaginasi  pada orang dewasa. Penderita biasanya bayi sehat, gizi baik dan dalam pertumbuhan

optimal. Penyebab invaginasi pada anak dan bayi 70%-90% belum diketahui. (Husain, 1993)

Masih diduga bahwa terjadinya invaginasi akibat infeksi adenovirus, perubahan cuaca atau pun perubahan pola makan.manifestasi klinis invaginasi pada anak mulai tampak 3-24jam setelah terjadinya invaginasi. Gejala-gejala khas sebagai tanda obstruksi intestinum yaitu nyeri abdomen, muntah, dan perdarahan rectum. Nyeri abdomen bersifat serangan 15-30 menit dengan durasi 1-2 menit, diantara 2 serangan bayi terlihat sehat. Presentase nyeri abdomen pada anak <1 tahun (60,7%), 1-2 tahun (81,8%) dan >2 tahun (91%) yang menunjukan gejala yang mencolok. Biasanya bayi nyeri disusul muntah, pada bayi muntah dapat sebagai gejala pertama. Muntah paling sering pada anak berumur <2 tahun (73%) dan >2tahun (52%) mula-mula terdiri atas sisa-sisa makanan yang ada dalam lambung kemudian berisi cairan empedu. Setelah nyeri kolik yang pertama tinja masih normal kemudian disusul oleh defekasi darah bercampur lender pada awal penyakit (currant jelly stool) pada  penderita (59%) perdarahan terjadi dalam 12 jam, kemudian berangsung-angsur   bercampur jaringan nekrosis (terry stool) Karena terjadi kerusakan jaringan dan  pembuluh darah.

Dari jenis pengamatan invaginasi, paling banyak terjadi colica (75%), ileo-ileocolica (15%) dan sisa nya (10%). Angka kejadian invaginasi pada anak dan bayi dijumpai pada usia <2 tahun dan terdapat ditemukan pada usia 5-9 bulan. Prevalensi  penyakit diperkirakan 1-3 per 1000 kelahiran hidup dengan perbandingan laki-laki  berbanding perempuan adalah 4:1 (pikering, 2000).

Hasil laporan world health organization yang dikeluarkan pada tahun 2002 di 3 kota  besar di Indonesia menunjukan angka invaginasi pada anak terjaid di kota medan

sebanyak 29 kasus, dijumpai pada usia 2 bulan – 2 tahun dan paling banyak  ditemukan pada usia <1 tahun (95%) dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 2:1. Sedangkan di kota lain seperti Jakarta, di Yogyakarta angka kejadian invaginasi yang terjaid masing-masing adalah sebanyak 103 (86%) kasus

(6)

2

dan 35 (61%) kasus anak dengan perbandingan laki-laki dan perempuan masing-masing sebanyak 2:1 dan 1:1.

Pengamatan data bahwa penyakit invaginasi pada anak di Indonesia terus menunjukan kenaikan pada beberapa tahun terakhir yang penyebarannya kebanyakan pada anak dibandingkan orang dewasa.

Tujuan Penulisan

Tujuan umum

Untuk mengetahui lebih jelas tentang penyakit invaginasi pada anak dan cara menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan invaginasi.

Tujuan khusus

Agar mahasiswa mahasiswi mampu :

a. Menjelaskan tentang pengertian dari invaginasi.  b. Menjelaskan tentang etiologi dari invaginasi.

c. Menjelaskan tentang patofisiologi dari invaginasi. d. Menjelaskan tentang patoflow dari invaginasi.

e. Menjelaskan tentang tanda dan gejala dari invaginasi. f. Menjelaskan tentang komplikasi dari invaginasi. g. Menjelaskan tentang penatalaksanaan dari invaginasi.

h. Menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada anak dengan invaginasi.

Ruang Lingkup

Dalam penulisan makalah ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan  pada anak dengan invaginasi.

Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode deskriptif yaitu memberikan gambaran mengenai topik yang akan dilakukan dengan cara mempelajari sumber yang berkaitan dengan materi makalah ini.

(7)

Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan terdiri atas latar belakang, tujuan penulisan dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan khusus, ruang lingkup, metode penulisan, dan

sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan teori terdiri ata pengertian, etiologi, patofisiologi, patoflow, tanda dan gejala, komplikasi, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan.

(8)

BAB II

TINJAUAN TEORI

Pengertian

Invaginasi adalah masuknya bagian usus ke dalam perbatasan atau bagian yang lebih distal dan usus ( umumnya, incaginasi ileum masuk ke dalam kolom desendeng ), ( Nettina, 2002 ).

Suatu intususepsi atau invaginasi terjadi bila sebagaian saluran cerna terdorong sedemikian rupa sehingga sebagian dirirnya akan menutupi sebagian lainnya hingga seluruhnya mengecil atau memendek ke dalam suatu segmen yang terletak di sebelah kaudal ( Nelson, 1999 ).

Etiologi

Usus terbentuk seperti tabung yang panjang. Inturususepsi adalah gangguan diman salah satu bagian dari usus ( biasanya usus kecil ) terselip ke bagian lain. Peristiwa ini kdang – kadang disebut sebagai “ tetescoping “ karena mirirp dengan cara lipatan teteskop ketika dilipat bersama – sama. Beberapa kondisi medis dapat menyebabkan intususepsi. Tetapi, dalam banyak kasus, dokter tidak dapat menentukan  penyebabnya dengan pasti. Jika orang dewasa mengalami intususepsi, maka hal itu lebih mungkin disebabkan oleh pnyakit lain. Sedangkan besar, kasus intususepsi dikuatkan dengan versi vaksin rotavirus. Rotavirus adalah penyakit pada masa anak   – anak yang menybabkan diare, muntah – muntah hebat, demam, dan dehidrasi,

vaksinnya telah dicabut dari pasar sejak tahun 1999. Tidak ada bukti bahwa vaksin rotavirus baru menyebabkan intususepti. Penyebab pasti intususepsi pada anak –  anak masih belum diketahui. Kemungkinan pemicinya adalah :

1. Infeksi usus

2. Pertumbuhan non – kanker atau tumor kanker di usus

(9)

3. Di masa lalu, beberapa kasus intususepsi dikaitkan atau berhubungan dengan versi vaksin rotavirus.

Manifestasi klinis

Umumnya bayi dalam keadaan sehat dan gizi baik. Pada tahap awal muncul gejala strangulasi nyeri perut hebat yang tiba – tiba. Banyi mengais kesakitan saat serangan dan kembali normal diantara serangan. Terdapat muntah berisi makanan / minuman yang masuk dan keluarnya darah bercampur lendir ( red currant jelly ) per rectum. Pada palpasi abdomen, dapat teraba masa yang umumnya berbentuk seperti pisang. Distensi abdomen dan muntah hijau fekal, sedangkan masa intra abndomen sulit teraba lagi. Bila invaginasi panjang hingga ke daerah rectum, pada pemeriksaan colok di ubur mungkin teraba ujung invagiant seperti portio, uterus disebut  pseudoporsia. Pada sarung tangan terdapat lendir dan darah.

1. Nyeri perut hebat, mendadak, dan hilang timbul dalam waktu beberapa detik hingga menit dengan interval waktu 5 -15 menit.

2. Pada bayi dan anak sering muntah dan BAB bercampur darah dan lendir. 3. Nyeri kolik berat disertai dengan tangisan yang keras

4. Muka pucat dan lemah

5. Pada dehidrasi, anak demam dan perut mengembung

6. Anak cepat marah, napas dangkal, mandengkur, dan konstipasi

7. Anak sering mengangat kaki ke atas perut di karenakan nyeri yang di derita

Patofisiologi

Menurut kepustakaan, 90 – 95% invaginasi terjadi pada anak di bawah 1 tahun akibat idiopatik. Ditemukan penebalan dinding ileum terminal berupa hipertropi  jaringan limfoid ( plaque payer ) akibat infeksi virus ( limfadenitis ) yang mengikuti suatu gastroenteritis / infeksi saluran nafas. Keadaan ini menimbulkan  pembengkakan bagian intususeptum ( usus bagian proksimal ) edema intestinal dan obstruksi aliran vena obstruksi intestinal sehingga terjadi perdarahan, proses ini sebagai titik permulaan invaginasi.

Perubahan intususeptum ditimbulkan oleh penekanan bagian intususeptum oleh karena kontraksi dari intususepien ( usus bagian distal yang menerima ). Adanya hiperplastik usus bagian proksimal mengakibatkan terjadinya segmen usus ynag masuk ke segmen usus lainnya ( ileokolik ileum bervaginasi ke kolon, ileoileokolik ( usus kecil berinvaginasi ke dalam usus kecil )). Dimana akan menyebabkan dinding usus yang terjepit sehingga mengakibatkan aliran darah menurun dan keadaan akhir  yang menyebabkan nekrosis dinding usus sebagai akibat stragulasi dan tidak jarang

(10)

6

terjadi ganggren, yang selanjutnya terjadi edema dan pembekakan, pembekakan dapat sedemikian besarnya, sehingga menghambat reduksi. Pembekakan dari intususeptrum umumnya menutup lumen usus. Akibatnya terjadi perlekatan yang tidak dapat kembali normal, sehingga tidak terjadi invaginasi.

Invaginasi menjadi suatu iskemik oleh karena penekanan dari penjepitan pembuluh- pembuluh darah segmen intususeptum usus atau mesentrial. Bagian usus yang  paling awal mengalami iskemik adalah mukosa. Ditandai dengan produksi muku yang berlebih dan bila berlanjut akan terjadi stragulasi dan laserasi luka sehingga timbul perdarahan campuran antar mucus dan darah tersebut akan keluar melalui anus sebagai suatu agar-agar jeli darah ( Red Currant Jelly Stool ). Iskemik dan distensi abdomen (system usus) menimbulkan rasa nyeri. Adanyaiskemik dan destruksi usus akan menyebabkan sekuenstrisasi cairan ke lumen usus yang distensi. Sehingga pasien mengalami dehidrasi, lebih jauh lagi mengalami syok hipovolemik. Mukosa ususyang iskemik merupakan  Port de Entry intravasasi mikroorganisme dari lumen usus yang dapat menyebabkan pasien mengalami infeksi sistemik dan sepsis.

Patoflow ( Menurut Kelompok )

Penyebab Idiopatik 

Infeksi Virus

VIREMIA

Hipertrofi jaringan limfoid

( Plaque Payer )

Pembengkakan bag. Intuseseptum (Usus bagian proksimal)

Edema Intestinal Obs. aliran vena

Obstruksi intestinal

Perdarahan

Hiperperistaltik 

Ileokolik, ileoileokolik, sekokolik 

Dinding usus terjepit

Penekanan & tertariknya mesentrium

Aliran darah terganggu dan menurun

 Nekrosis dinding usus Ulserasi pd. dinding usus Strangula si Gangre n Edema intususeptum Menutup lumen usus Reduksi terhambat Timbul bendungan

Perembesan (ozing) lendir  dan darah ke dlm. lumen

Limfadenitis Gastroenterit is Infeksi sal.  pernafasan Kontraksi intususepien (Usus bag. distal yg menerima)

Titik permulaan INVAGINASI

T&G : --Diare

Sekuentriasasi cairan ke lumen usus yg distensi

Shock Hipovolemik  Iskemik & obstruksi

usus Dehidrasi Perlekatan yang abnormal INVAGINASI Penyempitan pemb. darah Invaginasi iskemik  Produksi mukosa  Strangulasi & laserasi mukus

Perdarahan

Campuran darah + mucus keluar anus

 Red Currant Jelly Stool  Iskemik & distensi usus

Mukosa iskemik   Port de Entry mikroorganisme

(11)
(12)

8

Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan suatu kasus invaginasi pada bayi dan anak sejak dulu mencakup dua tindakan penanganan yang dinilai berhasil dengan baik :

1. Reduksi dengan barium enema 2. Reduksi dengan operasi

Sebelum dilakukan tindakan reduksi, maka terhadap penderita : dipuasakan, resusitasi cairan, dekompresi dengan pemasangan pipa lambung. Bila sudah dijumpai tanda gangguan pasase usus dan hasil pemeriksaan laboraturium dijumpai  peninggian dan jumlah leukosit, maka saat ini antibiotik berspektrum luas dapat diberikan. Narkotik seperti  Demerol  dapat diberikan (1 mg /kgBB) untuk  menghilangkan rasa sakit.

1. Reduksi barium enema, dikatakan reduksi baarium enema, karena dapat diberikan bila tidak dijumpai kontra indikasi, seperti :

a. Adanya tanda obstruksi usus yang jelas, baik secara klinis / foto abdomen

 b. Dijumpai tanda-tanda peritonitis c. Gejala invaginasi > 24 jam

d. Dijumpai tanda-tanda dehidrasi berat e. Usia penderita > 2 tahun

Dikatakan berhasil, apabila :

a. Rectal tube ditarik dari anus maka bubur barium keluar dengan disertai massa feses dan udara

 b. Hilangnya massa tumor di abdomen

c. Perbaikan secara klinis pada anak dan terlihat anak menjadi tertidur serta norit test, positif.

2. Reduksi dengan operasi

a.Memperbaiki keadaan umum

Tindakan ini sangat menentukan prognosis, janganlah melakukan tindakan operasi sebelum terlebih dahulu keadaan umum klien diperbaiki

 b. Tindakan untuk mereposisi usus

(13)

Komplikasi

Saat operasi :

1. Perdarahan saat operasi, umumnya bila mencederai pembuluh darah

2. Kembung, adanya akumulasi gas dalam usus karena manipulasi usus ketika  pembedahan dan angin yang tertelan saat pemulihan dari anestesia.

3. Gangguan keseimbangan elektrolit, masukan cairan berkurang (ileus) 4. Sepsis, cedera akibat tindakan medis

Post-operasi :

1. Peritonitis, perforasi bagian dari saluran pencernaan

2. Shock Hipovolemik, ketidak normalan dari sistem peredaran darah yang mengakibatkan perfusi organ dan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat. 3. Perforasi usus, trauma atau infeksi usus

4. Infeksi, disebabkan dari beberapa hal : kontaminasi kuma, daya tahan tubuh menurun, sumber infeksi (dari dalam atau luar), dan kurang gizi.

Pemeriksaan Penunjang

Pada palpasi perut dapat teraba massa yang biasanya memanjang dengan batas jelas seperti sosis. Invaginatum yang masuk jauh dapat ditemukan pada pemeriksaan colok  dubur. Ujung invaginatum teraba seperti porsio uterus pada pemeriksaan vaginal sehingga dinamai ‘pseudoporsio’ atau porsio semu. Jarang ditemukan invaginatum yang sampai keluar dari rektum. Keadaan tersebut harus dibedakan dari prolapsus mukosa rektum.

Pada invaginasi, didapatkan invaginatum bebas dari dinding anus, sedangkan prolapsus  berhubungan secarasirkuler dengan dinding anus. Pada inspeksi, sukar sekali membedakan

antara prolapsus rektum daninvaginasi. Diagnosis dapat ditegakkan dengan  pemeriksaan jari di sekitar penonjolan untuk menentukan ada tidaknya celah terbuka. Pemeriksaan radiologis berupa foto polos abdomen memperlihatkan tanda-tanda obstruksi usus halus, kadang-kadang tampak sebagai bayangan menyerupaisosis dibagian tengah abdomen.

(14)

10

Pemeriksaan USG juga dapat membantu penegakan diagnosis.Pemeriksaan ini lebih sering digunakan karena bersifat non-invasif . Pada pemeriksaan USG menunjukkan doughnut sign atau pseudokidney sign. Dengan enema barium tampak defek pengisian barium yang konveks, barium akanterhenti sementara, bayangan per mobil (coiled spring appearance) apabila barium melingkari intususeptum.

I. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian

a. Pengkajian fisik secara umum  b. Riwayat Kesehatan

c. Observasi pada feses dan tingkah laku sebelumnya dan sesudah operasi d. Observasi tingkah laku anak atau bayi

e. Observasi manifestasi terjadi intususepti - nyeri abdomen proximal

- anak menjerit dan melipat lutut ke arah dada

- anak kelihatan normal dan nyaman selama interval diantara episode nyeri

- muntah - letargi

- feses seperti jeli mengandung darah dan mucus, tes hemocculi positif  - feses tidak ada ( konstipasi )

- distensi abdomen dan nyeri tekan - massa terpal

- anus yang terlihat biasa, dapat tampak seperti propels rectal - dehidrasi dan demam, sampai kenaikan 40°

- keadaan seperti syok dengan nadi cepat, pucat dan keringat bnyak  f. Observasi manifestasi intususepsi yang kronis

- diare - anoreksia

- kehilangan berat badan - kadang- kadang muntah - nyeri yang priodik 

(15)

- nyeri tanpa gejala lain

g. Kaji dengan prosedur diagnostik dan tes seperti pemeriksaan foto polos abdomen, barium enema dan ultrasonogram

2.Diagnosa Keperawatan a. Pre operasi

1). Nyeri berhubungan dengan invaginasi dalam tubuh

2). Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan dalam tubuh

3). Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

4). Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur pengobatan invaginasi ( barium enema)

 b. Post operasi

1). Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan

2). Resiko infeksi pada luka berhubungan dengan insisi  pembedahan

3). Inefektif termoregulasi berhubungan dengan proses inflamasi demam

4). Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah ( post operasi )

3.Rencana Keperawatan a.Pre Operasi

1). Diagnosa keperawatan : Nyeri berhubungan dengan invaginasi usus Tujuan : Keluhan nyeri pada anak berkurang atau hilang

Kriteria hasil : Menyangkal nyeri, ekspresi wajah rileks, tidak ada merintih, dan perilaku melindungi gerakan, mampu  berpartisipasi dalam program latihan.

Intervensi

- Kaji keluhan nyeri anak, catat lokasi nyeri, lama, dan beratnya.

 Rasional  : Pengkajian nyeri diperlukan, terutama pada anak yang  berumur masih muda untuk mengekspresikan ketidak 

nyamanannya

- Kurangi jumlah cahaya lampu, kebisingan, dan berbagi stimulasi lingkungan lainya dalam ruang anak.

 Rasional : stimulasi demikian dapat mengganggu anak  - Kaji efek tidur dan bermain

(16)

12

 Rasional : Untuk mengetahui pengaruh pusing kepala terhadap aktivitas  pola tidur 

- Berikan posisi senyaman mungkin dan suasana tenang

 Rasional : Suasana yang tenang secara tidak langsung merangsang saraf  sensorik untuk memberikan efek relaksasi terhadap saraf-saraf yang tegang pencetus rasa nyeri

- Berikan anak beberapa pilihan teknik distraksi

 Rasional : Salah satu upaya medis, untuk pengalih perhatian anak  terhadap rasa nyeri yang diderita

- Berikan analgesik (kolaborasi)  Rasional : Analgesik memblok rasa nyeri

2). Diagnosa keperawatan : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan  pengeluaran cairan dari dalam tubuh

Tujuan : Klien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan menunjukkan keseimbangan cairan dalam tubuh

Kriteria hasil : Berat badan naik, TTV dalam batas normal, turgor  kulit elastis, denyut nadi kuat / keras

Intervensi

- Pantau tanda vital anak sepanjang periode peri operasi catat setiap  perubahan pada prekuensi nadi dan tekanan darah

 Rasional  : Peningkatan frekuensi nadi, penurunan tekanan darah, dan kulit yang kering serta dingin menunjukan deficit cairan, suatu kondisi yang membutuhkan tindakan penggantian cairan

- Pantau jumlah darah yang hilang selama pembedahan

 Rasional  : Pemantauan semacam ini sangat penting untuk mendetiksi hipovolemia selama pembedahan

- Pantau nilai hemoglobin dan hematokrit anak serta waktu  pengisian ulang kapiler sebelum pembedahan

 Rasional  : Nilai darah pra operasi dapat menentukan kebutuhan  pengantian darah atau cairan

(17)

- Beri cairan dan elektrolit pre interavena sesuai program dan catat  jumlah yang di berikan

 Rasional  : Dokumentasi cemat terhadap seluruh cairan intreavena dan elektrolit yang di berikan selama periode perioperasi, dapat menentukan keseluruhan status cairan anak.

3) Diagnosa keperawatan : Ansietas berhubungan dengan  perubahan status kesehatan

Tujuan : Mendemonstrasikan bahwa ansietas berkurang

Kriteria hasil : Ekspresi wajah rileks, anggukan posotif bila memahami peristiwa pra-operasi, penerimaan cemas berkurang

Intervensi :

- Jelaskan kepada anak peristiwa sekitar pembedahan dengan menggunakan istilah dan ilustrasi sesuai usia, boneka, dan alat sample dengan sederhana

 Rasional : Penjelasan semacam ini memungkinkan anak mengatisipasi  peristiwa dan pasca operasi sehingga mengurangi kecemasan - Sediakan dukungan emosional sesuai usia anak ketika anak masuk  dalam ruang bedah

 Rasional : Memberi dukungan emosional selama periode perioperasi membantu memastikan pengalaman bedah yang positif 

- Membiarkan orang tua menemani anank ke pintu masuk ruang operasi dan libatkan mereka dalam proses pemulihan sesegera mungkin

 Rasional : Orang tua adalah kekuatan yang menstabilkan dan dikenalkan anak 

- Bantu orang tua beradaptasi terhadap kecemasan mereka masing-masing dengan memberi penyuluhan pra-operasi, konseling, dan lingkungan yang mendukung

 Rasional : Rasa cemas orang tua secara langsung mempengaruhi anak 

4) Diagnosa keperawatan : Kurang pengetahuan (barium enema)  berhubungan dengan perawatan dan pengobatan invaginasi

Tujuan : Mengungkapkan kurang pemahaman, untuk memenuhi tindakan keperawatan

Kriteria hasil : Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit dan  pengobatan.

Intervensi

- Jelaskan kepada anak dan orang tua tentang tujuan pemberian obat  barium enema

 Rasional : Penjelasan semacam ini membantu menghilangkan rasa takut dan cemas, dan membantu memastikan kerjasama anak  selama prosedur tadi.

(18)

14

- Jelaskan peralatan pada anak dengan istilah yang dimengerti anak  (sesuai usia anak)

 Rasional : Memberi penjelasan tentang alat tersebut kepada anak akan mempersiapkan seperti apa alat tersebut sehingga membantu memastikan kerja sama selama uji tersebut.

 b.Post operasi

1). Diagnosa keperawatan : Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan Tujuan : Menunjukkan hilang dari ketidaknyamanan (nyeri)

Kriteria hasil : Melaporkan nyeri berkurang, ekspresi wajah rileks, tidak ada merintih.

Intervensi

- Kaji rasa nyeri anak secara objektif 

 Rasional : Indikator yan objektif merupakan pengkajian nyeri anak yang  paling dapat diandalkan, tergantung pada usia anak dan

respon yang lazim terhadap nyeri

- Beri obat narkotika bersama obat-obat nyeri lain, sesuai program. Pantau dan catat respons anak dengan cermat

 Rasional : Selama fase pasca operasi, segera narkotik harus diberikan dengan hati-hati karena efek residu yang potensial dari obat anastetik, misalnya depresi pernafasan dan hipertensi

- Libatkan orang tua dalam penatalaksanaan nyeri anak sedini mungkin setelah pembedahan

 Rasional : Orang tua dianggap paling mudah memahami respon nyeri anak yang normal dan mengetahui teknik memantau rasa nyeri yang berhasil digunakan pada waktu yang lalu

- Atur posisi anak sesuai kebutuhan, untuk memaksimalkan rasa nyaman

 Rasional : Mengatur kembali posisi mengurangi tekanan pada kulit dan mengurangi kram otot

2). Diagnosa keperawatan : Resiko infeksi pada luka berhubungan dengan insisi pembedahan

Tujuan : Mendomonstrasikan tidak ada manifestasi infeksi (tumor, dolor, kalor, rubor, fungsiolesa)

Kriteria hasil : Suhu dalam batas normal (36,5°C-37°C), tidak ada  perdarahan berlebihan.

Intervensi

- Gunakan teknik mencuci tangan yang baik sebelum mengobati anak 

 Rasional : Mencuci tangan dengan baik dapat mengurangi penyebaran infeksi nasokomial

(19)

- Kaji tempat infeksi setiap pergantian dinas, dan catat setiap tanda eksudat, edema, eritema, dan adanya rasa hangat

 Rasional : Eksudat, edema, eritema, dan rasa hangat mengindikasikan infeksi yang sedang berlangsung dan dapat menandakan  bahwa medikasi perlu dirubah

- Pantau tanda vital anak setiap 4 jam untuk melihat peningkatan suhu, frekuensi jantung, dan pernafasan

 Rasional : Perubahn tanda-tanda vital seperti ini mengindikasikan infeksi yang sedang berlangsung, yang dapat menandakan  bahwa medikasi perlu dirubah

- Gunakan teknik steril unutk semua penggantian balutan

 Rasional : Teknik steril dapat mencegah masuknya bakteri ke dalam luka

3). Diagnosa keperawatan : Resiko perdarahan pada luka berhubungan dengan insisi pembedahan

Tujuan : Resiko perdarahan pada anak tidak terjadi

Kriteria Hasil : Pada anak tidak terjadi perdarahan yang berlebihan  pada balutan

Intervensi

- Periksa balutan anak setiap 1 hingga 2 jam untuk melihat tanda  perdarahan yang berlebihan

 Rasional : Sedikit perdarahan kadang-kadang terjadio setelah  perdarahan

- Tinggikan kepala tempat tidur 30°

 Rasional : Meninggikan kepala temapt tidur dapat mengurangi tekanan intrakaranial, sehingga mengurangi resiko perdarahan

- Pasang balutan tekanan selama 24 jam pertama setelah  pembedahan

 Rasional : Suatu balutan tekanan bertujuan mengurangi perdarahan dan  pembengkakan pasca operasi

4). Diagnosa Keperawatan : Inefektif termoregulasi berhubungan dengan  proses inflamasi, demam

Tujuan : Proses inflamasi (demam) pada anak hilang atau berkurang Kriteria Hasil : Anak akan mempertahankan suhu tubuh kurang

dari 37,8°C (nilai suhu tubuh spesifik bergantung  pada metode yang digunakan untuk mengukurnya) Intervensi

- Pantau suhu tubuh anak setiap jam sehingga stabil

 Rasional : Pemantauan yang sering, memastikan deteksi dini dan terapi hipotermia yang teapt, untuk mencegah resiko terjadinya kondisi yang mengancamkehidupan, misalnya sepsis dan gagal ginjal

(20)

16

 Rasional : Lingkungan yang hangat dan suhu air yang konstan meminimalkan penurunan suhu tubuh inti dengan mengurangi kehilangan panas melalui radiasi

- Gunakan sebuah lampu-panas-radian-atas-kepala-dan lindungi anak dengan selimut; pastikan selimut dibentuk seperti tenda mengelilingi tubuh anak, jangan dibiarkan terpajan langsung pada kulit

 Rasional : Penggunaan sebuah lampu-panas-radian-atas-kepala dan selimut lebih jauh mengurangi kehilangan panas pancaran dan meningkatkan suhu tubh; selimut yang menyentuh luka dapat menyebabkan nyeri, mengiritasi area luka, dan menigkatkan resiko infeksi.

- Observasi dan catat masukan dan haluaran cairan

 Rasional : Memonitor masukan dan haluaran cairan, menunjukkan pola dan keseimbangan cairan dalam tubuh

- Jelaskan upaya-upaya untuk mengatasi hipertermi dan bantu anak  dan keluarga untuk pelaksanaannya meliputi :

1. Lakukan kompres : bertujuan untuk membantu proses konduksi panas dari tubuh dan membantu vasodilatasi pembuluh darah sehingga tubuh diharapkan berangsur-angsur normal.

2. Tirah baring dan mengurangi aktivitas fisik : dengan tirah  baring maka aktivtias sel-sel dan proses metabolisme menurun

sehingga diharapkan dapat mengurangi demam.

3. Banyak minum 1 – 2 liter / hari (8 – 9 gelas perhari) : diharapkan dengan pemberian minum yang cukup akan mempertahankan intake dari dalam tubuh dan meningkatkan output urin untuk mengurangi demam anak.

4. Anjurkan anak mengenakan pakaian tipis dan menyerap keringat : pakaian tipis akan mempermudah terjadinya  penguapan keringat akibat hipertermia

- Laksanakan program medik (antibiotik, antipiretik, infus).

 Rasional : Dengan pemberian anti piretik dapat menunjang upaya-upaya  perawatan dalam usaha menurunkan panas tubuh, serta memungkinkan anak mendapatkan terapi lebih lanjut untuk   penyakitnya (pemberian antibiotik untuk menghambat  pertumbuhan basil).

5). Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan berhubungan dengan  perawatan di rumah (post operasi)

Tujuan : Anak dan orang tua memahami tentang asuhan keperawatan di rumah

Kriteria Hasil : Anak dan orang tua akan mengekspresikan  pemahamannya tentang asuhan keperawatan di rumah

(21)

Intervensi

- Jelaskan kepada orang tua pentingnya menyiapkan lingkungan rumah yang aman untuk anak 

 Rasional  : Upaya pengamanan ini dapat mengurangi resiko cedera dan  perdarahan akibat terkantuk, jatuh, laserasi, dan fungsi

- Ajarkan orang tua menerapkan tindakan kewaspadaan

 Rasional  : Keluarga harus megikuti kewaspadaan tertentu untuk  mencegah episode perdarahan

- Ajarkan orang tua bagaimana cara mengendalikan perdarahan anak   Rasional  : Mengendalikan perdarahan dapt mencegah hemoragik yang

(22)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berbagai gangguan yang terdapat pada saluran pencernaan bayi dan anak, salah satunya adalah adanya obstruksi pada usus dan hal ini mencakup mekanik maupun  parakitik. Sedangkan invaginasi merupakan salah satu bentuk gangguan obstruksi

usus yang sifatnya mekanik.

Invaginasi merupakan masuknya bagian usus kedalam perbatasan atau lebih distal dari usus (umumnya, invaginasi ileum masuk kedalam kolon desenden). Penyebabnya masih belum diketahui, kemungkinan pemicunya adalah infeksi usus, pertumbuhan non-kanker atau tumor kanker di usus. Tanda dan gejalanya nyeri perut secara tiba-tiba, muntah, BAB bercampur darah, muka pucat dan lemah. Komplikasinya adalah peritonitis, perforasi usus, kerusakan atau kematian  jaringan, infeksi rongga perut, hingga menyebabkan kematian.

Penatalaksanaannya dapat dilakukan suntikan salin, udara atau barium kedalam kolon.

Data yang perlu dikaji adalah pengkajian fisik secara umum, riwayat kesehatan, observasi tingkah laku bayi atau anak, observasi manifestasi : nyeri abdomen  proksimal, anak menjerit dan melipat lutut ke arah dada, muntah, letargi, feses mengandung darah dll, dehidrasi dan demam, kaji prosedur diagnostic dan tes seperti pemerikasaan foto polos abdomen, barium enema dan ultrasonogram. Masalah keperawatan yang muncul adalah resiko kekurangan cairan, kurangnya  pengetahuan, dan masalah keperawatan yang muncul setelah pembedahan adalah nyeri, resiko infeksi, resiko perdarahan, inefekstif termoregulasi, dan kurang  pengetahuan. Maka perlu dilakukan rencana keperawatan seperti pemberian cairan intravena, pantau ttv, pantau masukan dan haluan, mendiskusikan dengan pasien dan orangtua tentang tata cara pemberian barium enema, serta kolaborasi dengan dokter pemberian obat analgesic. Evaluasinya adalah resti kekurangan volume cairan tidak terjadi, kurangnya pengetahuan dapat teratasi dan nyeri pada abdomen  pasca pembedahan dapat berkurang atau hilang.

(23)
(24)

20

B. Saran

1. Orang tua

Diharapkan kepada orangtua memeriksakan bayi atau anaknya secepat mungkin apa bila bayi atau anaknya menunjukan tanda dan gejala dari invaginasi seperti nyeri perut hebat, muka pucat, lemah, muntah, dan BAB  bercampur darah. Makin cepat keadaan ini dikenali, maka makin baik 

kemungkinan untuk memperbaiki keadaan dan dapat mempertahankan usus dari kematian atau pembusukan, sehingga bagian usus dapat diselamatkan dari kemungkinan di potong.

2.Mahasiswa

Diharapkan kepada seluruh mahsiswa agar melakukan pengkajian dan  pemeriksaan dengan tepat pada kasus ini sehingga dapat menegakkan diagnose keperawatan dengan tepat sesuai dengan makalah yang dibuat serta mahsiswa dapat melakukan penyuluhan kesehatan tentang invaginasi, memberikan  penjelasan tanda dan gejalanya kepada masyarakat serta tindakan apa yang

harus dilakukan apabila terjadi invaginasi pada anak. 3.Perawat

Diharapkan dalam memberikan perawatan pada bayi atau anak dengan gangguan pada saluran pencernaan obstruksi usus mekanik ini yaitu invaginasi, perawat harus benar-benar memperhatikan tanda-tanda yang mengarah pada rasa nyeri dan dehidrasi. Perawatan yang diberikan perawat  pada pra operasi yaitu berupa reduksi dengan barium enema, barium enema

dapat diberikan bila tidak dijumpai kontra indikasi seperti adanya tanda obstruksi usus yang jelas. Serta memberikan perawatan post operasi yaitu  berupa memperbaiki keadaan umum, serta tindakan untuk mereposisi usus,

(25)

Mosby Company

Brooker, C. (2001). Kamus Saku Keperawatan. Jakarta : EGC

Hay, Willliam. (1997). Current Pediatric Diagnosis and Treatment . USA : Appleton and Lange A Simon and Schuster Company

 Nettina, Snadra M. (2001). Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : Alih Bahasa Brooker 

Speer, Kathlen. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC Wong, L. Donna. (2001). Wong’s Essentials of Pediatric Nursing. USA : The CV

Mosby Company

Referensi dari Internet :

Husain. (1993). Pravelansi Invaginasi pada Anak.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23544/5/Chapter%20I.pdf . (Diakses pada tanggal 17 Maret 2012)

Pickering. (2000). Pravelansi Invaginasi pada Anak.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23544/5/Chapter%20I.pdf . (Diakses pada tanggal 17 Maret 2012)

Sapan. (1987). Pravelansi Invaginasi pada Anak.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23544/5/Chapter%20I.pdf . (Diakses pada tanggal 17 Maret 2012)

Referensi

Dokumen terkait

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo ).. BANK BANK PEMBANGUNAN DAERAH

W aktu penutupan pemasukan penaw ar an telah selesai dilaksanakan dan dituangkan dalam Ber ita Acar a Penutupan Pemasukan Penaw ar an Nomor : 027/ BAPP.10.ULP- POKJA

[r]

war on terrorism sesungguhnya tidak memiliki tujuan yang jelas dan terbatas dari awal, kebijakan ini juga melanggar berbagai peraturan internasional, sehingga tidak

1). Materi Pendidikan Agama yang dituangkan dalam pernyataan berdasarkan kan pasa keruntutan materi. Misalnya untuk materi Ibadah tentang shalat diberikan

Deddy dan Jalaluddin, Komunikasi Antarbudaya , …, h.. terlibat dalam sistem komunikasi masyarakat setempat. Pengetahuan yang telah didapat orang-orang Tionghoa kemudian

Kompetensi Teknis pengelola PKBM terdiri dari beberapa kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh pengelola PKBM yaitu: 1) mampu merencanakan program PLS, 2) mampu

Dimana sebuah sesi pemotretan, interaksi diantara fotografer dan modelnya menjadi penting karena ide, konsep dan gagasan untuk menciptakan sebuah karya foto disampaikan