DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
C Baku Mutu Limbah Cair 114
D Dokumentasi Penelitian 115
E Hasil Analisa XRD dengan Software Match 117
F Difraktogram Standar JCPDS 128
BAB I
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar kerak bumi terdiri atas oksida. Oksida terbentuk ketika unsur-unsur dioksidasi oleh oksigen di udara. Bahkan materi yang dianggap sebagai unsur murni pun seringkali mengandung selubung oksida. Misalnya CuO yang merupakan bahan material keramik yang sering dimanfaatkan manusia dalam kehidupan sehari - hari. Salah satu penggunaan bahan Oksida tembaga misalnya digunakan sebagai pigmen pada keramik untuk menghasilkan warna biru, merah, dan hijau (dan kadang-kadang abu-abu atau hitam) glasir.
Huang (2014) yang memanfaatkan keramik konduktif ZnO sebagai anoda untuk baterai isi ulang.
Li Ji Le (2013) membuat keramik varistor berbasis ZnO didoping dengan Nd2O3 dengan metode keramik konvensional dan menunjukkan sifat listrik yang baik.
Wiendartun (2013) memanfaatan komposit keramik CuO dengan keramik Fe2O3
untuk menghasilkan komposit keramik yang memiliki konduktivitas yang baik sehingga dapat digunakan sebagai termistor.
Penelitian yang menggunakan keramik sebagai pengolahan limbah cair laundry dilakukan Subriyer Nasir (2013) menggunakan material keramik berbasis
tanah liat dalam pengolahan limbah hasil proses laundry. Kelebihan material keramik terletak pada stabilitas termalnya yang baik, memiliki ketahanan terhadap senyawa kimia dan degradasi biologis ataupun mikroba, dan relatif mudah untuk dibersihkan dengan cleaning agent.
mudah mengalami korosi dan pengikisan (reduksi) sehingga dapat mengurangi kinerja dari plat logam tersebut sehingga harus selalu diganti.
Pada penelitian ini, penulis mencoba membuat suatu elektroda keramik konduktif dari bahan komposit CuO dan ZnO. Dalam pembuatan elektroda keramik konduktif ini, bahan yang digunakan sebagai matriks adalah Tembaga Oksida (CuO) dengan penguatnya Seng Oksida (ZnO) dengan metode cetak tekan. Pertimbangan pemakaian bahan Tembaga Oksida (CuO) sebagai matriks dikarenakan karena pada serbuk CuO mengandung unsur logam Cu yang memiliki konduktivitas cukup baik sebesar 6,0 x 107 (Ωm)-1 serta memiliki energi gap sebesar 1,2 - 1,9 eV. Disisi lain, sebagai bahan pengikatnya adalah ZnO. ZnO adalah material yang fleksibel dan berinteraksi dengan senyawa lain dan memiliki energi gab sebesar 3.3 eV. Keuntungan yang terkait dengan energi gap yang besar adalah kemampuan untuk mempertahankan medan listrik yang besar dan suhu tinggi sehingga sering digunakan dalam pembuatan keramik Oleh karena itu, ZnO merupakan bahan yang memiliki sifat listrik.
Keramik konduktif ini yang nantinya dapat digunakan sebagai material alternatif yang digunakan dalam pengolahan air misalnya air limbah.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah komposit keramik CuO (Tembaga Oksida) dengan penguat ZnO (Seng Oksida) dapat dibuat menjadi material elektroda keramik yang konduktif?
2. Berapa komposisi optimum bahan dan tempratur sintering komposit CuO dan ZnO pada pembuatan elektroda keramik konduktif sehingga dapat digunakan sebagai elektroda dalam proses elektrokoagulasi?
3. Bagaimana sifat-sifat fisis, mekanik, listrik dan mikrostruktur serta struktur kristal dari elektroda keramik konduktif yang berbasis komposit CuO dan ZnO?
4. Apakah air limbah industri hasil pengolahan dengan metode elektrokoagulasi dengan meggunakan elektroda keramik konduktif berbasis komposit CuO dan ZnO dapat memenuhi standar berdasarkan standar kualitas air limbah Peraturan Pemerintah Kep. Men LH no.kep-51/MENLH/10/1995.Lampiran B. VI.
1.3 Batasan Masalah
1. CuO digunakan sebagai matriks dan ZnO yang digunakan sebagai filler adalah serbuk yang dibeli di pasaran dengan kemurnian 99%
3. Pembuatan elektroda keramik konduktif berbasis komposit CuO-ZnO menggunakan variasi komposisi CuO dan ZnO adalah 75%:25%; 80%:20%; 85%:15%; 90%:10% dan 95%:5%.
4. Pembuatan elektroda keramik konduktif berbasis komposit CuO-ZnO menggunakan variasi suhu sintering adalah 800 oC, 900 oC dan 1000oC dengan waktu tahan adalah 3 jam.
5. Pengujian yang dilakukan pada elektroda keramik konduktif berbasis komposit CuO-ZnO meliputi: densitas, porositas, kuat tekan, kekerasan, konduktivitas listrik, energi gap, mikrostruktur dan struktur kristal.
6. Sampel air limbah industri diambil dari bak inlet PMKS PT.Serba Huta Jaya Labuhan Batu Utara dan metode yang digunakan adalah metode diagonal silang.
7. Pengujian parameter air limbah meliputi parameter uji (TSS, Minyak, pH, COD, BOD, warna dan logam Cu) .
8. Pengujian kualitas air limbah dilakukan sebelum dan setelah pengolahan dengan proses elektrokoagulasi dengan elektroda keramik konduktif berbasis komposit CuO-ZnO.
1.4 Hipotesis
1. Membuat elektroda keramik konduktif berbasis komposit CuO-ZnO yang digunakan sebagai elektroda dalam pengolahan air limbah industri dengan metode elektrokoagulasi.
2. Untuk mengetahui variasi komposisi bahan dan suhu sintering CuO dan ZnO yang optimum pada pembuatan elektroda keramik konduktif berbasis komposit CuO-ZnO sehingga dapat digunakan sebagai elektroda dalam proses elektrokoagulasi.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat fisis, mekanik, listrik, mikrostruktur serta struktur kristal dari elektroda keramik konduktif berbasis komposit CuO-ZnO. 4. Mengaplikasikan elektroda keramik konduktif berbasis komposit CuO-ZnO pada pengolahan limbah cair industri dengan metode elektro-koagulasi sehingga menghasilkan air limbah industri yang memenuhi standar berdasarkan standar kualitas air limbah Peraturan Pemerintah Kep. Men LH no. kep-51/MENLH/10/1995. Lampiran B. VI.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi bahwa komposit CuO dan ZnO dapat digunakan sebagai elektroda keramik konduktif pada proses elektrokoagulasi untuk pengolahan air limbah.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang material mengenai elektroda keramik konduktif berbasis komposit CuO-ZnO yang mampu mendukung kemajuan industri.