• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemakaian Nikotinamide Dalam Penanganan Hiperfosfatemia Pada Pasien Hemodialisis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemakaian Nikotinamide Dalam Penanganan Hiperfosfatemia Pada Pasien Hemodialisis"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

20

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Gangguan metabolisme kalsium dan fosfat merupakan salah satu

komplikasi penyakit ginjal kronik (PGK) yang harus mendapatkan perhatian

karena mempunyai peran yang sangat besar pada morbiditas dan mortalitas. Pada

PGK, akibat terhambatnya ekskresi fosfat akan terjadi hiperfosfatemia.1 Pada tahun 1998, Block et al. mendapatkan bahwa hiperfosfatemia merupakan faktor

prediktor independen yang kuat terhadap kematian pada pasien hemodialisis, dan

hasil yang sama juga didapatkan saat peneliti memperluas subjek penelitian

menjadi lebih dari 40.000 pasien berdasarkan American Fresenius Medical Care

Database pada tahun 2004. Data epidemiologi yang dilakukan oleh Dialysis

Outcomes and Practice Patterns Study (DOPPS), the US Renal Data System

(USRDS) dataset dan the Dialysis Provider Data yang melibatkan lebih dari

200.000 pasien juga mendapatkan hasil yang sama.2

Konsekuensi jangka panjang terhadap kontrol fosfat yang inadekuat akan

menyebabkan hiperparatiroidisme sekunder, penyakit metabolik tulang, calcific

uremic arteriopathy dan kalsifikasi kardiovaskular.1,3

National Kidney Foundation Kidney Disease Outcomes Quality Initiative

(K/DOQI) merekomendasikan target serum fosfat pada PGK stadium 3 dan 4

adalah <4,6 mg/dl (1,49 mmol/l) dan <5,5 mg/dl (1,78 mmol/l) pada PGK stadium

5.4 Selain itu, K/DOQI juga merekomendasikan target perkalian kadar fosfat dan kalsium <55 mg2/dl2.1 Konsensus Gangguan Mineral dan Tulang pada Penyakit Ginjal Kronik (GMT-PGK) tahun 2009 merekomendasikan kadar serum fosfat

pada pasien hemodialisis dipertahankan antara 3,5-5,5 mg/dl. Pilihan terapi yang

dapat digunakan untuk mencapai target serum fosfat adalah dengan pembatasan

asupan fosfat, pemberian pengikat fosfat (phosphat binders) dan eliminasi melalui

dialisis.1,4

Obat pengikat fosfat seperti obat berbasis kalsium (Calsium-based agents),

aluminium hidroksida, obat berbasis magnesium, sevelamer dan lanthanum yang

1

(2)

21

ada saat ini memiliki keterbatasan. Obat berbasis kalsium secara tradisional

digunakan sebagai terapi lini pertama untuk mengkoreksi hipokalsemia dan

mengurangi kadar fosfat serta tidak terlalu mahal, namun tidak semua pasien

cocok menggunakannya karena dapat menyebabkan hiperkalsemia. Aluminium

hidroksida dapat menyebabkan anemia, osteomalasia, miopati dan demensia. Obat

berbasis magnesium dapat menyebabkan intoleransi gastrointestinal. Sevelamer

merupakan obat pertama yang tidak mengandung kalsium dan bebas aluminium,

namun dapat menyebabkan asidosis metabolik, gangguan gastrointestinal dan

mahal, begitu juga halnya dengan lanthanum.3

Nikotinamide dapat mengurangi absorbsi fosfat di usus dengan cara

menghambat transporter natrium/fosfat 2b gastrointestinal (Na/Pi 2b) dan

harganya yang relatif murah.5 Cheng SC et al. Shahbazian H et al. dan Vasantha J et al. mendapatkan bahwa nikotinamide signifikan menurunkan kadar fosfat

pada pasien yang menjalani hemodialisis.

Berdasarkan uraian di atas, ingin diteliti efikasi nikotinamide dalam

menurunkan kadar serum fosfat pada pasien yang menjalani hemodialisis.

1.2 Perumusan Masalah

Apakah nikotinamide 500 mg per hari selama 8 minggu dapat menurunkan

hiperfosfatemia pada pasien hemodialisis?

1.3 Hipotesis

Nikotinamide 500 mg per hari selama 8 minggu dapat menurunkan kadar

fosfat pada pasien hemodialisis.

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efek pemakaian nikotinamide 500 mg per hari selama 8

minggu dalam menurunkan kadar serum fosfat pada pasien hemodialisis.

(3)

22

1.5 Manfaat Penelitian

Agar nikotinamide dapat digunakan sebagai salah satu pilihan terapi

hiperfosfatemia pada pasien hemodialisis dengan harga yang relatif lebih

terjangkau dibandingkan dengan pengikat fosfat yang sudah ada.

1.6 KERANGKA KONSEPTUAL

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penyakit Ginjal Kronis (PGK)

Penurunan ekskresi fosfat

Hiperfosfatemia

Komplikasi

Pembatasan asupan fosfat

Dialisis

Obat pengikat fosfat

(Phosphate binders)

 Kalsium karbonat, kalsium asetat,

mengandung Mg, Al, sevelamer, lanthanum  Nikotinamide - Hiperparatiroidisme sekunder

- Penyakit metabolik tulang - Kalsifikasi kardiovaskular

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

9. Dari penjurian babak final akan ditentukan tiga tim peserta terbaik sebagai Pemenang I, II, dan III Lomba Aplikasi yang akan diumumkan pada upacara penutupan geMasTIK-III/2010

Mengenai kedudukan hukum atau legal standing dari Pemohon dalam mengajukan permohonan ini berdasarkan ketentuan Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Mahkamah Konstitusi,

[r]

[r]

Proses produksi ban TBS VLGN 20 16, dilakukan sebanyak 2 tahapan umum proses pembuatan, yaitu proses pembuatan kompon yang dijadikan bahan dasar pada proses-proses selanjutnya

[r]

Namun, fakta ini tidak semata-mata terjadi di industri humas, melainkan di hampir semua industri.Tujuan dari artikel ini adalah untuk menganalisa permasalahan yang

Biaya tambahan disini yang kami maksud adalah apabila memesan dengan cara manual atau lewat Blocker yang pastinya akan menaikan harga resmi dari PT menjadi lebih tinggi. Kami