• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Pengguna Wadah Plastik Penyimpanan Makanan dan Minuman di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Pengguna Wadah Plastik Penyimpanan Makanan dan Minuman di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA PENGGUNA WADAH PLASTIK PENYIMPANAN MAKANAN DAN MINUMAN DI

KELURAHAN SIDORAME TIMUR KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN

TAHUN 2011

SKRIPSI

Oleh :

NOVA YANTI SIREGAR NIM. 051000130

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA PENGGUNA WADAH PLASTIK PENYIMPANAN MAKANAN DAN MINUMAN DI

KELURAHAN SIDORAME TIMUR KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN

TAHUN 2011 SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NOVA YANTI SIREGAR NIM. 051000130

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ABSTRAK

Salah satu kemasan pangan yang sering digunakan masyarakat. adalah wadah plastik. Faktor pendorong penggunaan “wadah plastik” adalah tidak mudah pecah, ringan, desain yang menarik dan ketersediaan produk dengan kisaran harga yang bervariasi. Kemasan plastik yang baik memiliki tanda simbol dan kode cara penggunaannya. Namun sebaiknya kita tidak sembarang memilih plastik sebagai wadah makanan. Jika tidak berhati-hati, materi yang digunakan plastik akan berdampak buruk bagi kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Menggunakan Wadah Plastik Penyimpanan Makanan dan Minuman di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 88 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling, dimana responden adalah ibu rumah tangga yang berusia produktif yang menggunakan bahan/wadah plastik dalam mengemas makanan dan minuman. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya berada pada kategori pengetahuan sedang (73,9%), dan kategori sikap baik (84,1%) serta kategori tindakan sedang (79,5%).

Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada instansi terkait, agar melakukan upaya pemberian informasi mengenai bahaya plastik dan tata cara penggunaan wadah plastik yang baik dan benar kepada masyarakat terutama kepada ibu-ibu agar dapat memilih kemasan makanan yang aman sebagai alternatif untuk menjaga kesehatan.

(4)

ABSTRACT

One of the most commonly used food packaging community. is a plastic container. Factors driving the use of "plastic container" is not easy to broken, lightweight, attractive design and availability of products with a variety price range. A good plastic packaging has a symbol and code of how to use them. But we should not just choose plastic as food containers. If not careful, the plastic materials used will be bad for health

This study aims to determine Preview Housewife Behavior Using saving Containers Plastic Food and drinks at the Kelurahan East Sidorame Medan Kecamatan Struggle Year 2011. This research is descriptive quantitative. The number of respondents in this study amounted to 88 people with the sampling technique that is purposive sampling, whereby respondents are housewives aged productive uses material/plastic containers in the packaging of food and beverages. The data presented in tabular form the frequency distribution.

The results showed that generally located in the category of knowledge was (73.9%), and a good attitude category (84.1%) and other categories of action are (79.5%).

Therefore, the authors suggest to the relevant agencies, to make efforts to provide information about the dangers of plastic and procedures for the use of plastic containers are good and true to the community, especially to mothers to choose safe food packaging as an alternative to staying healthy

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Nova Yanti Siregar

Tempat/ tanggal lahir : Padangsidimpuan/ 09 November 1985

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah Anak ke : 2 dari 4 bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Cut Nyak Din No. 10 Padangsidimpuan

B. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1992 − 1999 : SD Negeri No 15 Padangsidimpuan 2. Tahun 1999 − 2002 : SLTP Negeri 06 Padangsidimpuan 3. Tahun 2002 − 2005 : SMA Swasta Kampus Padangsidimpuan 4. Tahun 2005 − 2011 : Fakultas Kesehatan Masyarakat

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Pengguna Wadah Plastik Penyimpanan Makanan dan Minuman di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM−USU).

Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, Ayahanda H. Mhd. Asmar Siregar, S.sos dan Ibunda Hj. Masdewi Pulungan yang telah mendidik dan tak henti-hentinya memberikan dukungan baik do’a, kasih sayang, kesabaran, nasehat, didikannya materil maupun moril.

Penulisan skripsi ini juga dapat terlaksana berkat dukungan dari berbagai pihak yang pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan FKM − USU.

(7)

3. Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak menyumbangkan waktu dan pikiran untuk penulisan skripsi ini. 4. Ibu Dra. Syarifah, MS, selaku Dosen Penguji I pada skripsi ini.

5. Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM, selaku Dosen Penguji II pada skripsi ini.

6. Ibu dr. Linda T Maas, MPH, selaku Dosen Penasehat Akademik bagi penulis selama di FKM − USU.

7. Bapak Drs. Abdul Jalil Amri Arma, Mkes, yang telah banyak memberikan bantuan baik berupa nasehat, dukungan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan masa studinya dengan sempurna.

8. Seluruh staf pengajar FKM USU serta dosen Peminatan Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku khususnya yaitu Ibu Lita Sri Andayani, SKM, MKes., Ibu Namora Lumongga Lubis, MSc, Ph.D serta seluruh pegawai FKM USU : Bang Hendro Lukito.

9. Saudara-saudaraku yang tercinta, Afni Devina Sari Siregar, S.si, Putri Nanda Siregar, Amd, Ahmad Sahputra Siregar, dan Ilham Ade Putra Siregar.

(8)

sebutkan satu persatu. Makasih buat kebersamaan, canda tawa, suka duka, dukungan, pengertian, saran dan kritikan yang membangun, makasih untuk persahabatannya. makasih buat segala dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna dan memiliki kekurangan baik dari isi maupun penulisan, namun penulis berharap semoga skripsi ini bapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juni 2011

(9)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK... i

ABSTRAC ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalahan ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Perilaku ... 8

2.1.1.Pengetahuan ... 8

2.1.3. Sikap ... 10

2.1.4. Tindakan ... 14

2.2. Teori Alasan Berperilaku ... 15

2.3. Plastik ... 16

2.3.1. Jenis dan Sifat Fisik Kimia Plastik ... 17

2.3.2. Plastik Sebagai Kemasan ... 23

2.3.3. Pemilihan Plastik Wadah Untuk Makanan dan Minuman... ... 26

2.3.4. Dampak dan Bahaya Plastik Terhadap Kesehatan ... 31

2.4. Kerangka Konsep... ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ...34

3.1. Jenis Penelitian ...34

3.2. Lokasi Waktu Penelitian ...34

3.2.1 Lokasi Penelitian ...34

3.2.2.Waktu Penelitian ...35

3.3. Populasi dan Sampel ...35

3.3.1. Populasi ...35

3.3.2. Sampel ...35

3.4. Metode Pengumpulan Data ...36

3.4.1. Data Primer ...36

3.4.2. Data Sekunder ...37

3.5. Defenisi Operasional ...37

3.6. Instrumen dan Aspek Pengukuran ...38

(10)

3.6.2. Aspek Pengukuran ...39

3.7. Teknik Analisa Data dan Pengolahan Data ...42

3.7.1 Teknik Aanalisa Data ...42

3.7.2.Pengolahan Data ...42

BAB IV HASIL PENELITIAN ...43

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...43

4.1.1. Letak Geografi Kelurahan Sidorame Timur ...43

4.1.2. Demografi Kelurahan Sidorame Timur………...43

4.2. Gambaran Karakteristik Responden ...45

4.2.1. Umur ...45

4.2.2. Suku ...46

4.2.3 Pendidikan Terakhir ...46

4.2.4. Penghasilan Keluarga ...47

4.2.5. Lama Menggunakan Plastik Wadah ...48

4.3. Gambaran Sumber Informasi ...48

4.4. Gambaran Perilaku Responden ...51

4.4.1. Pengetahuan ...51

4.4.2. Sikap ...59

4.5. Gambaran Kelompok Acuan ...63

4.6. Gambaran Niat Responden ...65

4.7. Gambaran Tindakan ...67

BAB V PEMBAHASAN ...70

5.1. Karakteristik Responden ...70

5.1.1 Umur ...70

5.1.2. Suku ...70

5.1.3. Penghasilan Keluarga ...71

5.1.4. Lama Menggunakan Wadah ...71

5.2. Sumber Informasi Responden ...72

5.3. Pengetahuan Responden ...73

5.4. Sikap Responden ...80

5.5. Kelompok Acuan Responden ...81

5.6. Niat Responden ...83

5.7. Tindakan Responden ...85

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...70

6.1. Kesimpulan ...87

6.2. Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Umur Penduduk di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan

Medan Perjuangan Tahun 2011 ... 44 Tabel 4.2. Distribusi Umur Penduduk di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan

Medan Perjuangan Tahun 2011 ... 44 Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku di Kelurahan Sidorame Timur

Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011 ... 45 Tabel 4.4. Distribusi Karakteristik Responden di Kelurahan Sidorame Timur

Kecamatan Medan Perjuangan Tahun ... 45 Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Suku di Kelurahan Sidorame Timur

Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011 ... 46 Tabel 4.6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Kelurahan

Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011 ... 46 Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Keluarga di Kelurahan

Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011 ... 47 Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menggunakan Wadah Plastik di

Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011 ... 47 Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Informasi yang Paling Disukai

Ketika Melihat Media Cetak/Elektronik ... 48 Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Responden Mendengar Sumber Informasi Tentang

Wadah Plastik Tempat Penyimpanan Makanan Dan Minuman... 49 Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Suhu Makanan dan Minuman

Yang Sesuai Jika Menggunakan Plastik ... 50 Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Tentang Informasi yang baik

Pemilihan Wadah Makanan Dan Minuman Yang Sesuai Dengan Kode

(12)

Tabel 4.15. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Memilih Tempat Makanan dan Minuman yang Terbuat Dari Plastik Dan Baik

Digunakan...52

Tabel 4.16. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pencantuman kode dan simbol pada kemasan makanan dan minuman yang terbuat dari plastik...53

Tabel 4.17. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang cara mengenali kode pada kemasan botol minuman plastik didaur ulang ... 53

Tabel 4.18. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang gunanya memilih plastik wadah untuk meyimpan makanan dan minuman...54

Tabel 4.19. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang pembungkus makanan yang paling aman ... 55

Tabel 4.20. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pemerintah Melarang Penggunaan Kantong Plastik Sebagai Pembungkus Makanan………...55

Tabel 4.22. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Jenis Bahan Plastik Yang Baik Digunakan Sebagai Tempat Makanan/Minuman ... 56

Tabel 4.23. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Plastik Aman Digunakan Untuk Menyimpan Makanan Yang Panas ... 57

Tabel 4.24. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Plastik Berlapiskan Daun PisangAman Untuk Membungkus Makanan...67

Tabel 4.25. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Kelebihan Plastik Sehingga Digunakan Masyarakat, Khususnya Kemasan Makanan dan Minuman ... 58

Tabel 4.26. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden ... 59

Tabel 4.27 Distribusi Sikap Responden ... 62

Tabel 4.28. Distribusi Kategori Sikap Responden ... 63

(13)

Tabel 4.30. Distribusi Frekuensi Tentang Responden Yang Paling Sering

Mengingatkan Responden Untuk Memperhatikan Penggunaan Wadah

Plastik Penyimpanan Makanan dan Minuman Sebelum Membelinya ... 64 Tabel 4.31. Distribusi Frekuensi Tentang Yang Dilakukan Responden Disekitar

Saudara, Agar Saudara Dapat Menggunakan Wadah Plastik Dalam Penyimpanan Makanan dan Minuman Sesuai Dengan Kondisi Yang

Sebaiknya ... 65 Tabel 4.32 Distribusi Frekuensi Kelompok Acuan... 65 Tabel 4.33. Distribusi Frekuensi Tentang Alasan Responden Untuk Memilih Wadah

Plastik Sebagai Tempat Penyimpanan Makanan dan Minuman ... 66 Tabel 4.34. Distribusi Frekuensi Responden Ketika Terlanjur Memiliki Wadah

Terbuat Dari Plastik Yang Tidak Sesuai Dengan Standar Yang Dilakukan Responden ... 66 Tabel 4.35. Distribusi Frekuensi Niat Responden Untuk Memilih Wadah Plastik

Untuk Makanan Dan Minuman ... 67 Tabel 4.36. Gambaran Tindakan Responden Responden Yang Menggunakan Wadah

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Lampiran II. Matriks Data

Lampiran III. Output Data Penelitian

(15)

ABSTRAK

Salah satu kemasan pangan yang sering digunakan masyarakat. adalah wadah plastik. Faktor pendorong penggunaan “wadah plastik” adalah tidak mudah pecah, ringan, desain yang menarik dan ketersediaan produk dengan kisaran harga yang bervariasi. Kemasan plastik yang baik memiliki tanda simbol dan kode cara penggunaannya. Namun sebaiknya kita tidak sembarang memilih plastik sebagai wadah makanan. Jika tidak berhati-hati, materi yang digunakan plastik akan berdampak buruk bagi kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Menggunakan Wadah Plastik Penyimpanan Makanan dan Minuman di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 88 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling, dimana responden adalah ibu rumah tangga yang berusia produktif yang menggunakan bahan/wadah plastik dalam mengemas makanan dan minuman. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya berada pada kategori pengetahuan sedang (73,9%), dan kategori sikap baik (84,1%) serta kategori tindakan sedang (79,5%).

Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada instansi terkait, agar melakukan upaya pemberian informasi mengenai bahaya plastik dan tata cara penggunaan wadah plastik yang baik dan benar kepada masyarakat terutama kepada ibu-ibu agar dapat memilih kemasan makanan yang aman sebagai alternatif untuk menjaga kesehatan.

(16)

ABSTRACT

One of the most commonly used food packaging community. is a plastic container. Factors driving the use of "plastic container" is not easy to broken, lightweight, attractive design and availability of products with a variety price range. A good plastic packaging has a symbol and code of how to use them. But we should not just choose plastic as food containers. If not careful, the plastic materials used will be bad for health

This study aims to determine Preview Housewife Behavior Using saving Containers Plastic Food and drinks at the Kelurahan East Sidorame Medan Kecamatan Struggle Year 2011. This research is descriptive quantitative. The number of respondents in this study amounted to 88 people with the sampling technique that is purposive sampling, whereby respondents are housewives aged productive uses material/plastic containers in the packaging of food and beverages. The data presented in tabular form the frequency distribution.

The results showed that generally located in the category of knowledge was (73.9%), and a good attitude category (84.1%) and other categories of action are (79.5%).

Therefore, the authors suggest to the relevant agencies, to make efforts to provide information about the dangers of plastic and procedures for the use of plastic containers are good and true to the community, especially to mothers to choose safe food packaging as an alternative to staying healthy

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan pemerintah dan atau masyarakat. Hal ini dilakukan individu, kelompok atau masyarakat, lembaga pemerintahan, ataupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), sehingga pembangunan kesehatan mengupayakan agar dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. (Nyoman, 2007).

Dalam dunia modern sekarang, penggunaan kemasan pangan merupakan hal yang melekat dengan kehidupan masyarakat. Kemasan pangan berfungsi untuk melindungi pangan dari kerusakan fisik, kerusakan kimia, dan kerusakan biologik sehingga masa simpan (shelf life) pangan menjadi lebih panjang (BPOM RI, 2009).

(18)

memproduksi plastik wadah untuk memenuhi permintaan masyarakat (Sutrisno, 2006).

Plastik yang paling banyak digunakan atau diperdagangkan adalah Poli Etilen (PE), Poli Vinyl Klorida (PVC), Poli Provilen (PP), Poli Styrene, Poli Etilen Teraphtalate (PET), Plastik yang jarang digunakan diantaranya Etilen Vinyl Asetat (EVA), Ionomer (IO), Coplimer Polivinyl Etilen Alkohol (CPEA), Poli Vinyliden Klorida (PVC) (Albert, 2006).

Umumnya setiap wadah plastik dicantumkan tanda atau kode angka untuk mengidentifikasinya plastik. Kode-kode itu dikeluarkan oleh SPI (Society of Plastic Industry) di Amerika Serikat dan kemudian diadopsi oleh lembaga-lembaga yang mengembangkan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization) di ikuti oleh lembaga berwenang, seperti FDA (Food & Drugs Administration), EFSA (European Food Safety Authority), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk Indonesia (Utiya, 2009).

Setiap wadah plastik yang berkualitas memiliki ciri khas tersendiri. Kemasan plastik yang baik memiliki tanda Registered ®, Trademark TM, terdapat kode dan simbol dengan angka 1 sampai 7 dengan kualitas masing –masing dan beberapa simbol food grade.

(19)

dapat bermigrasi ke makanan. Demikian pula dengan tingkat lamanya makanan tersebut disimpan. Karena, semakin lama kontak antara makanan dan kemasan plastik, jumlah monomer yang bermigrasi makin tinggi jumlahnya (Erliza, 1987).

Penggunaan kemasan plastik selain menguntungkan juga menimbulkan masalah bagi masyarakat. Salah satu permasalahan kesehatan yang di akibatkan oleh bahan plastik seperti penelitian – penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan plastik yang sembarangan ternyata mampu melepaskan senyawa karsinogenik (penyebab dan pemicu kanker), yang mampu merangsang pertumbuhan sel kanker. Risiko gangguan kesehatan yang dibawa bahan plastik sangat berdampak bagi kesehatan anak-anak, karena organ tubuh mereka masih sangat lemah yang dapat berdampak selama periode emas pertumbuhan anak, meskipun akibatnya tidak langsung tampak. Apalagi, sistem kekebalan tubuhnya juga masih belum sempurna dan bisa mengakibatkan kanker (Mimi, 2002).

Berdasarkan hasil penelitian Sun tahun 2000 dari Departement of Chemistry, Faculty of Science, National University of Singapore pada karya ilmiahnya

(20)

Penelitian di Jepang mengindikasikan, polysterene dapat menjadi penyebab kanker dan berpengaruh pada sistem saraf pusat. Sedangkan Poly Vinyl Chlorida dan

Vinylidene Chloride Resin merupakan dioksin, yaitu senyawa kimia yang

digolongkan sebagai penyebab utama kanker karena sifatnya yang sangat beracun. Selain itu jenis zat yang dapat bermigrasi dari plastik ke bahan makanan yang dikemas yaitu yang disebut plasticizer (pemlastis). Beberapa contoh pemlastis yaitu PCB (Polychlorine biphenyl) menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia (karsinogenik) dengan tanda dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan kaki lemas pada wanita hamil, mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat. DEHA (Bis(2-ethylhexyl) adipate) dilakukan hasil uji pada hewan dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati. Kemudian ESBO (epoxidized soybean oil) pada tikus percobaan menyebabkan sedikit perubahan pada rahim, hati dan berat ginjalnya.

Menurut surat edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan Republik Indonesia (Depdagri) diterangkan bahwa ada beberapa produk peralatan makan yang tidak memenuhi syarat setelah melalui hasil pengujian laboratorium oleh Badan POM RI. Beberapa peralatan makan yang telah diuji sesuai ketentuan International Agency for Research on Cancer (IARC) ini sangat membahayakan sehingga harus segera ditarik dari peredaran. (Utiya, 2009).

(21)

juta ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 71 %. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya (Sutrisno, 2006).

Berdasarkan data BPS Kota Medan tahun 2010 terdapat 3 kecamatan yang padat penduduk yaitu : Kecamatan Medan Perjuangan 22.974 km2, Kecamatan Medan Area 17.462 km2 , Kecamatan Medan Tembung 18.866 km2 . Kelurahan Sidorame Timur merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Medan Perjuangan yang tidak tertutup kemungkinan terpengaruh oleh berbagai target promosi plastik wadah penyimpanan makanan dan minuman terutama kaum perempuan/ibu rumah tangga. Wilayah ini merupakan wilayah padat penduduk dengan jumlah penduduk ± 10.865 jiwa serta jumlah ibu 1105 orang.

(22)

dari itu sebaiknya lebih baik kita menghindari agar tidak terjadi kasus dikemudian hari (Healthnews, 2010).

Dalam menjaga dan memelihara kesehatan terutama keluarga, ibu memiliki keterkaitan yang erat. Sebagai pengelola rumah tangga, ibu selalu dilibatkan secara langsung dengan plastik. Hal ini dapat dilihat karena kaum perempuan banyak berinteraksi dengan plastik sebagai kebutuhan rumah tangganya (Rahma, 2009).

Berdasarkan uraian-uraian permasalahan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Pengguna Plastik wadah Penyimpanan Makanan dan Minuman Terhadap Kesehatan di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Ibu Rumah Tangga Menggunakan Wadah Plastik Penyimpanan Makanan dan Minuman di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011”.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

(23)

1.3.2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Menggunakan Wadah Plastik Penyimpanan Makanan dan Minuman.

2. Untuk mengetahui Sikap Ibu Rumah Tangga Menggunakan Wadah Plastik Penyimpanan Makanan dan Minuman.

3. Untuk mengetahui Tindakan Ibu Rumah Tangga Menggunakan Wadah Plastik Sebagai Tempat Penyimpanan Makanan dan Minuman.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi ibu rumah tangga terhadap pemilihan penggunaan plastik wadah penyimpanan makanan dan minuman Terhadap kesehatan.

2. Memberikan informasi tambahan kepada masyarakat termasuk ibu rumah tangga mengenai dampak bahaya plastik.

3. Sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku

Dari segi biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup berperilaku karena mereka semua mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai kegiatan yang sangat luas sepanjang kegaiatan yang dilakukannya, yaitu antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan seterusnya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati dari luar (Notoatmodjo, 1993).

2.1.1 Pengetahuan

Menurut Everett M. Rogers (1983) pengetahuan terjadi ketika seorang individu (atau unit lain yang membuat keputusan) dipengaruhi oleh keberadaan inovasi dan keuntungan beberapa pemahaman tentang bagaimana fungsinya.

(25)

hal ide-ide yang sedikit kompleks. Dan ketika tingkat pengetahuan mencukupi tidak diperoleh sebelum uji coba dan adopsi dari sebuah penolakan, inovasi atau penghentian cenderung berakibatkan. Sampai saat ini, kita memiliki beberapa difusi investigasi yang berhubungan dengan cara pengetahuan.

Prinsip pengetahuan yang terdiri dari informasi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip yang mendasari fungsi karya inovasi dengan berbagai cara. Contoh prinsip-prinsip pengetahuan adalah: gagasan teori yang mendasari berfungsinya program vaksinasi dan jamban di desa, promosi sanitasi dan kesehatan; dasar-dasar reproduksi manusia untuk berbagai inovasi keluarga berencana, dan sifat biologis pertumbuhan tanaman yang mendasari berbagai inovasi pupuk. Hal ini biasanya dimungkinkan dengan mengadopsi suatu inovasi yang tanpa prinsip-prinsip pengetahuan, tetapi bahayanya dalam penyalahgunaan ide baru yang lebih besar, dan dapat mengakibatkan penghentian. Tentunya, kemampuan jangka panjang dari seorang individu untuk menilai berbagai inovasi di masa depan yang difasilitasi atau di lengkapi oleh prinsip-prinsip pengetahuan dalam bermacam-macam cara (Roger, 1982).

Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:

(26)

b. Merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Menimbang-nimbang terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik.

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adopsi, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengetahuan dapat diperoleh melalui proses belajar yang di dapat dari pendidikan (Soekidjo,2003).

2.1.2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2003).

(27)

Sikap mengandung suatu penelitian emosional/afektif (senang, benci, sedih dan sebagainya). Selain bersifat positif dan negatif, sikap memiliki tingkat kedalaman yang berbeda-beda (sangat benci, agak benci, dan sebagainya). Sikap itu tidaklah sama dengan perilaku dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang. Sebab sering kali terjadi bahwa seseorang dapat berubah dengan memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 1997).

Allport (1954) dalam Notoadmodjo (2007) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

a. Kepercayaan (Keyakinan) b. Kehidupan emosional

c. Kecenderungan untuk bertindak

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berpikir, keyakinan, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

(28)

Sikap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Sikap dibentuk dan diperoleh sepanjang perkembangan seseorang dalam hubungan dengan objek tertentu.

2. Sikap dapat berubah sesuai denga keadaan dan syarat-syarat tertentu terhadap suatu kelompok.

3. Sikap dapat berupa suatu hal tertentu tapi dapat juga berupa kumpulan dari hal-hal tersebut.

4. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan perasaan.

Fungsi (tugas) sikap dibagi 4 (empat) golongan (Ahmadi, 1992), yaitu : 1. Sebagai alat menyesuaikan diri

Sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable yang artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga menjadi mudah pula menjadi milik bersama. Sikap bisa menjadi rantai penghubungan antara orang dengan kelompoknya atau dengan anggota kelompok lain.

2. Sebagai pengatur tingkah laku

(29)

peraturan-peraturan kesusilaan yang ada dalam bendera, keinginan-keinginan pada orang itu dan sebagainya.

3. Sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman

Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia didalam menerima pengalaman-pengalaman dari dunia luar, sikapnya tidak pasif tetapi diterima secara aktif, artinya semua pengalaman yang berasal dari luar itu tidak semuanya dilayani tetapi memilih mana yang perlu dan yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian lalu dipilih

4. Sebagai pernyataan kepribadian

Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang. Ini disebakan karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap pada objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap sebagai pernyataan pribadi. Apabila kita akan mengubah sikap seseorang kita harus mengetahui keadaan sesungguhnya dari sikap orang tersebut dengan mengetahui sikap itu kita akan mengetahui pula mungkin tidaknya sikap tersebut dapat diubah dan bagaimana cara mengubah sikap-sikap tersebut (Purwanto, 1999).

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan (Notoatmodjo, 2003), yakni:

a. Menerima (receiving) diartikan orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

(30)

dari sikap ini karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas pekerjaan itu benar atau salah, adalah bahwa orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing) diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ini.

d. Bertanggung jawab (responsible) diartikan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi dalam tingkatan sikap.

2.1.3. Tindakan

Menurut Notoatmodjo (2003) tindakan adalah gerakan atau perbuatan dari tubuh setelah mendapatkan rangsangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh ataupun lingkungan.

Secara logis, sikap akan dicerminkan dalam bentuk tindakan namun tidak dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis. Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas dan faktor dukungan dari pihak.

Tindakan terdiri dari berbagai tingkatan menurut kualitasnya, yakni :

a. Persepsi (perception) diartikan mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

(31)

c. Mekanisme (mechanism) diartikan seseorang yang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sudah merupakan kebiasaan.

d. Adopsi (adaptation) diartikan adaptasi adalah suatu tindakan yang sudah berkembang baik. Artinya tindakan ini sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2003).

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung dengan wawancara terhadap kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Notoatmodjo, 2003).

2.2. Teori Alasan Berperilaku (Theory of Reasoned Action)

Theory of Reasoned Action pertama kali diperkenalkan oleh Ajzen pada tahun 1980 Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Dalam

Theory of Reasoned Action, Ajzen (1980) menyatakan bahwa niat menentukan seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Ajzen mengemukan bahwa niat dipengaruhi oleh dua penentu yaitu (Jogiyanto 2007) :

1. Sikap

Merupakan gabungan baik dari evaluasi positif maupun negative dari faktor-faktor perilaku dan kepercayaan tentang akibat dari perilaku.

2. Norma subjektif

(32)

menngunakan istilah motivation to comply, yaitu apakah individu mematuhi pandangan orang lain yang berpengaruh dalam hidupnya atau tidak.

Bagan Theory of Reason Action (TRA)

2.3. Plastik

Plastik adalah bahan pengemas yang mudah didapat dan sangat fleksibel penggunaannya. Selain untuk mengemas langsung bahan makanan, seringkali digunakan sebagai pelapis kertas. Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari wadah makanan, pengemasan, botol minum, kantong plastik, alat makan (sendok, garpu, piring, mangkok, gelas). Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda tergantung dari bahan kimia penyusunnya, jenis makanan yang dibungkus (asam, berlemak), lama kontak dan suhu makanan saat disimpan (Rahma, W, 2009).

Umumnya setiap wadah plastik dicantumkan tanda atau kode angka yang menandakan pembuatan kemasan plastik. Kode-kode itu dikeluarkan oleh SPI

(Society of Plastic Industry)di Amerika Serikat mengeluarkan simbol atau kode yang mengidentifikasi plastik, dan kemudian diadopsi oleh lembaga-lembaga yang

Keyakinan terhadap

perilaku

Sikap

Keyakinan nomatif

Norma subjektif

(33)

mengembangkan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization) di ikuti oleh lembaga berwenang, seperti FDA (Food & Drugs Administration), EFSA (European Food Safety Authority), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk Indonesia (Utiya, 2009).

2.3.1. Jenis dan Sifat Fisik Kimia Plastik 1. PET — Polyethylene Terephthalate

Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya dan tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga

Dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester. Biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Tidak untuk air hangat apalagi panas. Untuk jenis ini, disarankan hanya untuk satu kali penggunaan dan tidak untuk mewadahi pangan dengan suhu > 600C, hal ini akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker)

(34)

masalah menstruasi dan keguguran, pun bila melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.

2. HDPE — High Density Polyethylene

a. Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga.

b. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, galon air minum, dan lain-lain.

c. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.

d. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras hingga semifleksibel, buram dan lebih tahan terhadap bahan kimia dan kelembapan, melunak pada suhu 750C.

3. V — Polyvinyl Chloride

Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V — V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang.

(35)

b. PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA lumer pada suhu 150C.

c. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.

d. Plastik jenis ini sebaiknya tidak untuk mewadahi pangan yang mengandung lemak/minyak, alkohol dan dalam kondisi panas.

e. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena

atau bahan alami (daun pisang misalnya).

4. LDPE — Low Density Polyethylene

Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.

a. Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, fleksibel, kedap air tetapi tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Melunak pada suhu 700C.

(36)

5. PP — Polypropylene

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. b. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan,

keras tetapi fleksibel. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, minyak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Melunak pada suhu 1500C.

c. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.

6. PS — Polystyrene

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja.

b. Terdapat dua macam PS, yaitu yang kaku dan lunak/berbentuk foam.

c. PS yang kaku biasanya jernih seperti kaca, kaku, getas, mudah terpengaruh lemak dan pelarut (seperti alkohol), mudah dibentuk, melunak pada suhu 950C. Contoh : wadah plastik bening berbentuk kotak untuk wadah makanan. d. PS yang lunak berbentuk seperti busa, biasanya berwarna putih, lunak,

(37)

sangat terkenal styrofoam. Biasanya digunakan sebagai wadah makanan atau minuman sekali pakai, karton wadah telur, dll.

e. Kemasan styrofoam sebaiknya tidak digunakan dalam microwave.

f. Kemasan styrofoam yang rusak/berubah bentuk sebaiknya tidak digunakan untuk mewadahi makanan berlemak/berminyak terutama dalam keadaan panas.

g. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan

styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.

h. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.

i. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.

(38)

7. OTHER

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER Other (SAN/styrene acrylonitrile, ABS - acrylonitrile butadiene styrene, PC -

polycarbonate, Nylon)

b. Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, alat-alat rumah tangga, peralatan makan bayi dan plastik kemasan. c. PC - Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita

(sippy cup).

d. Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.

e. Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan. Untuk mensterilkan botol susu, sebaiknya direndam saja dalam air mendidih dan tidak direbus atau dipanaskan dengan microwave. Botol yang sudah retak sebaiknya tidak digunakan lagi.

f. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. g. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat

makan, penyaring kopi.

(39)

2.3.2. Plastik Sebagai Kemasan

Kemasan plastik saat ini mendominasi industri makanan di Indonesia, menggeser penggunaan kemasan logam dan gelas. Hal ini disebabkan karena kelebihan dari kemasan plastik yaitu ringan, fleksibel, multiguna, kuat, tidak bereaksi, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal), dapat diberi warna dan harganya yang murah. Kelemahan dari plastik karena adanya zat monomer dan molekul kecil dari plastik yang mungkin bermigrasi ke dalam bahan pangan yang dikemas.

Bahan pembuat plastik dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintetis sehingga dapat diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kapolimerisasi, laminasi, dan ekstruksi (Syarief, 1989).

Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni rantai yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut amorp, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras dan tegar (Syarief, 1989).

Menurut Eden dalam Davidson (1970), klasifikasi plastik menurut struktur kimianya terbagi atas dua macam yaitu :

(40)

tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan sifatnya dapat balik (reversible) kepada sifatnya yakni kembali mengeras bila didinginkan.

2. Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk tiga dimensi akibat polimerisasi berantai, akan terbentuk plastik thermosetting dengan sifat tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversible). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.

Proses polimerisasi yang menghasilkan polimer berantai lurus mempunyai tingkat polimerisasi yang rendah dan kerangka dasar yang mengikat antar atom karbon dan ikatan antar rantai lebih besar daripada rantai hidrogen. Bahan yang dihasilkan dengan tingkat polimerisasi rendah bersifat kaku dan keras (Flinn dan Trojan, 1975).

Bahan kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses yang disebabkan polimerisasi dengan menggunakan bahan mentah monomer, yang tersusun sambung-menyambung menjadi satu dalam bentuk polimer. Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan yaitu sifatnya kuat tapi ringan, inert, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal) serta dapat diberi warna. Kelemahan bahan ini adalah adanya zat-zat monomer dan molekul kecil lain yang terkandung dalam plastik yang dapat melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas. (Winarno, 1994).

(41)

Bahan kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses yang disebut polimerisasi dengan menggunakan bahan mentah monomer, yang tersusun sambung-menyambung menjadi satu dalam bentuk polimer. Dalam plastik juga terkandung beberapa aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat fisiko kimia plastik itu sendiri. Bahan aditif yang ditambahkan tersebut disebut komponen nonplastik yang berupa senyawa anorganik atau organik yang memiliki berat molekul rendah. Bahan aditif dapat berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar UV, anti lekat dan masih banyak lagi (Winarno, 1994).

Menurut Erliza dan Sutedja (1987) plastik dapat dikelompokkan atas dua tipe, yaitu thermoplastik dan termoset. Thermoplastik adalah plastik yang dapat dilunakkan berulangkali dengan menggunakan panas, antara lain polietilen, polipropilen, polistiren dan polivinilklorida. Sedangkan termoset adalah plastik yang tidak dapat dilunakkan oleh pemanasan, antara lain phenol formaldehid dan urea formaldehid.

(42)

Pada kemasan plastik, perubahan fisiko kimia pada wadah dan makanannya sebenarnya tidak mungkin dapat dihindari. Industri pangan hanya mampu menekan laju perubahan itu hingga tingkat minimum sehingga masih memenuhi syarat konsumen. Banyak ragam kemasan plastik untuk makanan dan minuman, beberapa contoh misalnya: polietilen, polipropilen, polistiren, poliamida, polisulfon, poliester,

poliuretan, polikarbonat, polivinilklorida, polifenilinoksida, polivinilasetat,

poliakrilonitril dan melamin formaldehid. Plastik diatas dapat digunakan dalam bentuk lapis tunggal, ganda maupun komposit, dengan demikian kombinasi dari berbagai ragam plastik dapat menghasilkan ratusan jenis kemasan (Crompton, 1979).

Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas mempunyai keunggulan dibanding bahan pengemas lain karena sifatnya yang ringan, transparan, kuat, termoplatis dan selektif dalam permeabilitasnya terhadap uap air, O2, CO2. Sifat permeabilitas plastik terhadap uap air dan udara menyebabkan plastik mampu berperan memodifikasi ruang kemas selama penyimpanan (Winarno, 1987). Ryall dan Lipton (1972) menambahkan bahwa plastik juga merupakan jenis kemasan yang dapat menarik selera konsumen.

2.3.3. Pemilihan Plastik Wadah Untuk Makanan dan Minuman

(43)

oleh jenis plastik tertentu. Kesalahan material kemasan dapat mengakibatkan kerusakan bahan makanan dan minuman yang dikemas (Buckle, 1987).

Selain dengan melihat pengkodean yang telah ditetapkan, aman-tidaknya wadah plastik (food grade dan non-food grade) bisa diketahui dari simbol atau pertanda khusus yang tertera di wadah plastik tersebut, diantaranya (Anonim, 2010): 1. Simbol Food Grade

Bergambar gelas dan garpu, artinya wadah tersebut aman digunakan untuk makanan dan minuman.

2. Simbol Non-Food Grade

Gambar garpu dan gelas dicoret, artinya wadah tersebut tidak didesain untuk makanan karena kandungan zat kimia di dalamnya bisa membahayakan kesehatan.

3. Simbol Microwave Save

Gambar garis bergelombang, artinya wadah aman untuk digunakan sebagai penghangat makanan di dalam microwave karena tahan suhu yang tinggi. 4. Simbol Non-Microwave

Gambar garis bergelombang dicoret, artinya wadah tidak boleh digunakan untuk menghangatkan makanan di dalam microwave karena tidak tahan suhu yang tinggi atau panas.

5. Simbol Oven Save

(44)

6. Simbol Non-Oven

Gambar dua garis horizontal dicoret, artinya wadah tidak tahan suhu tinggi. 7. Simbol Grill Save

Gambar pemanggang atau grill (tiga segitiga terbalik), artinya wadah aman digunakan untuk suhu tinggi.

8. Simbol Non-Grill Save

Gambar pemanggang dicoret, artinya wadah tidak boleh digunakan untuk memanggang.

9. Simbol Freezer Save

Gambar bunga salju, artinya wadah aman digunakan untuk menyimpan makanan atau minuman dengan suhu rendah atau beku.

10. Simbol Non-Freezer Save

Gambar bunga salju dicoret, artinya wadah tidak boleh untuk disimpan dalam lemari pendingin.

11. Simbol Cut Save

Gambar pisau, artinya wadah aman digunakan sebagai alas saat memotong bahan-bahan makanan.

12. Simbol Non-Cut Save

Gambar pisau dicoret, artinya tidak untuk wadah memotong. 13. Simbol Dishwasher Save

Gambar gelas terbalik, artinya wadah aman untuk dicuci dalam mesin pencuci. 14. Simbol Non-Dishwasher Save

(45)

Adapun Cara Mengenal jenis Plastik pada Kemasan adalah :

1. Periksa nomor kode daur ulang, biasanya diletakkan pada bagian bawah botol, dalam tutup, atau dicetak pada label untuk kemasan fleksibel,

2. Periksa keras atau lunak : PP ditekan akan balik kebentuk semula; HDPE ditekan tidak kembali; LDPE lebih lunak dari HDPE; PET keras; PC lebih keras; PVC kurang keras.

3. Periksa permukaan mengkilap atau tidak : PC, PET dan PVC mengkilat; PP mengkilat tapi tidak keras; HDPE dan LDPE tidak mengkilat.

4. Test bakar : HDPE dan LDPE akan berbau wax; PC berbau phenol; PVC berbau chlorine; PET berbau buah

5. Kemasan tersebut harus dapat melindungi produk dari kerusakan fisik dan mekanis.

6. Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan polycarbonate, cobalah pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, polyethylene, atau polypropylene. Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, polypropylene, atau polyethylene. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex.

7. Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas.

(46)

gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan alternatif yang dapat digunakan adalah botol stainless steel atau kaca.

9. Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven, yang dapat mengakibatkan zat kimia yang terdapat pada plastik tersebut terlepas dan bereaksi dengan makanan lebih cepat. Hal ini pun dapat terjadi bila kemasan plastik digunakan untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak.

10.Bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan di microwave oven.

11.Cobalah untuk menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan dan gunakanlah kemasan berbahan stainless steel atau kaca untuk menyimpan makanan atau minuman

12.Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.

(47)

2.3.4. Dampak dan Bahaya Plastik Terhadap Kesehatan

Adapun zat-zat penyusun plastik yang berbahaya bagi kesehatan adalah (Koswara, 2006):

1. Monomer vinil klorida, dapat bereaksi dengan guanin dan sitosin pada DNA dan mengalami metabolisme dalam tubuh, sehingga memiliki potensi yang cukup tinggi untuk menimbulkan tumor dan kanker pada manusia terutama kanker hati. 2. Monomer vinil sianida (akrilonitril), bereaksi dengan adenin pada DNA dan

memiliki potensi yang cukup tinggi untuk menimbulkan penyakit kanker. Dampak akrilonitril sudah terbukti pada hewan percobaan yaitu menimbulkan cacat lahir pada tikus yang memakannya.

3. Monomer vinil asetat, telah terbukti menimbulkan kanker tiroid, uterus dan hati (liver) pada hewan.

4. Monomer lainnya, seperti akrilat, stirena, metakriat dan senyawa turunannya seperti vinil asetat, polivinil klorida, kaprolaktam, formaldehida, kresol, isosianat organik, heksa metilandiamin, melamin, epodilokkloridin, bispenol dan

akrilonitril yang dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan terutama mulut, tenggorokan dan lambung.

Selain monomer, zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan diantaranya: 1. Dibutil ptalat (DBP) dan Dioktil ptalat (DOP), merupakan zat aditif yang populer

(48)

dikeluarkan melalui feses atau urin. Akibatnya, zat ini semakin lama semakin menumpuk dan berbalut lemak. Hal tersebut bisa memicu kanker pada darah atau leukemia (Rahma, W, 2009).

2. Timbal (Pb) merupakan racun bagi ginjal dan kadmium (Cd) yang merupakan pemicu kanker dan racun bagi ginjal dimana keduanya merupakan bahan aditif untuk mencegah kerusakan pada plastik.

3. Senyawa nitrosamine, yang timbul akibat reaksi antara komponen dalam plastik yang bersifat karsinogenik (Winarno, 1994).

4. Ester ptalat, yang digunakan untuk melenturkan ternyata dapat mengganggu sistem endokrin (Anonim, 2009).

5. Bisphenol A (BPA) yang terdapat pada plastik polikarbonat (PC) merupakan zat aditif yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker dan memperbesar resiko pada kehamilan (Anonim, 2008).

(49)

7. Bahan pelembut lain yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA. Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati. Untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi jika setiap hari kita terkontaminasi oleh DEHA, maka sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).

2.4. Kerangka Konsep

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan ibu rumah tangga pengguna plastik wadah penyimpanan makanan dan minuman di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di di Kelurahan Sidorame Timur. Alasan Pemilihan Lokasi :

1. Merupakan daerah padat penghuni yaitu 22.974 km2 , jumlah ibu rumah tangga 1105 orang dan wilayah perkotaan yang sudah sering terpapar promosi plastik sebagai tempat penyimpanan makanan dan minuman.

2. Di Kelurahan Sidorame Timur sudah dilakukan observasi awal ternyata rata-rata ibu rumah tangga menggunakan plastik dengan jenis/kode yang barbahaya sebagai tempat penyimpanan makanan dan minuman sehari-hari terutama untuk anak dan keperluan sehari-hari.

(51)

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan November tahun 2010.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang ada di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan perjuangan sesuai dengan data dari kantor kelurahan adalah 5.295 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah ibu rumah tangga pengguna plastik wadah penyimpanan makanan dan minuman yang memenuhi kriteria adalah 1.105 orang. Menurut Lemeshow (1994) cara untuk menentukan jumlah sampelyang ingin diteliti dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan ;

N = Besar Populasi 15 Lingkungan (1.105) n = Besar Sampel

d = Galat Pendugaan (0,1)

Z = Tingkat Kepercayaan (95%=1.96) P = Proporsi Populasi (ditentukan 0,5)

Z 2. P (1–P). N

(52)

Maka besar sampel :

n = (1.96) 2. 0.5 (1-0.5).1105 ( 0.1)2.(1105-1) + (1.96) 2.0,5 (0.5-1) n = (0.96). (1.105)

(11,04) + (0.96) n = 1060,8

12 n = 88,4 ---- 88

n = 88 ( Jadi besar sampel dalam penelitian ini 88 Ibu Rumah Tangga) Dari hasil perhitungan sampel minimal sebanyak 88 ibu rumah tangga. Untuk menentukan sampel yang akan dijadikan unit analisis dilakukan dengan metode purposive sampling dengan kriterianya sebagai berikut :

1. Ibu rumah tangga yang tidak bekerja/mengurus rumah tangga

2. Ibu rumah tangga yang berusia produktif dari umur 15 sampai 49 tahun 3. Menggunakan bahan/wadah plastik dalam mengemas makanan dan minuman 4. Bertempat tinggal di kelurahan Sidorame Timur

5. Bersedia menjadi responden 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

(53)

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder meliputi data umum atau data monografi Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan.

3.5. Defenisi Operasional

1. Karakteristik adalah hal-hal yang melekat pada diri responden dan yang membedakan responden satu dengan responden lainnya.

a. Umur adalah pengakuan responden mengenai usianya mulai dari lahir sampai ulang tahun terakhir.

b. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal akhir yang penah dicapai oleh responden.

c. Suku adalah sesuatu yang menjadi karakteristik individu berdasakan etnis d. Lama menggunakan plastik wadah adalah waktu yang telah dilalui

responden dalam menggunakan plastik wadah.

e. Penghasilan Keluarga adalah jumlah penghasilan dari keluarga responden (suami) tersebut setiap bulannya.

2. Sumber informasi adalah asal/sumber keterangan-keterangan yang diperoleh responden.

3. Pengetahuan adalah hal-hal yang menyangkut pengetahuan responden penggunaan plastik wadah penyimpanan makanan dan minuman.

4. Sikap adalah tanggapan atau pendapat responden penggunaan plastik wadah penyimpanan makanan dan minuman.

(54)

6. Kelompok acuan atau orang-orang yang sudah saling mengenal, serta dapat dijadikan contoh bagi seseorang yang secara nyata dapat mempengaruhi perubahan perilaku. Kelompok acuan antara lain :

a. Media cetak/TV diperoleh dari televisi, radio, koran, majalah tentang info penggunaan plastik wadah penyimpanan makanan dan minuman.

b. Tetangga adalah orang-orang yang selama ini memberikan informasi tentang penggunaan plastik wadah penyimpanan makanan dan minuman.

c. Keluarga adalah ibu dan bapak beserta anak-anaknya, family, orang yang terdekat dengan kita yang semasa hidup kita yang selama ini memberikan informasi tentang penggunaan plastik wadah penyimpanan makanan dan minuman.

7. Tindakan adalah bentuk nyata tindakan responden terkait dengan perilaku menggunakan plastik wadah dan pemilihan terhadap plastik wadah.

3.6. Instrumen danAspek Pengukuran 3.6.1. Instrumen

(55)

3.6.2. Aspek Pengukuran

Dalam mengukur perilaku ibu rumah tangga pengguna plastik wadah penyimpanan makanan dan minuman dibuat aspek pengukuran. Aspek pengukuran dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan dari kuesioner yang sesuai dengan skor yang telah ditetapkan. Nilai yang dijumlahkan dikategorikan menjadi tiga (3) tingkatan yaitu baik, sedang dan kurang (Pratomo, 1989).

Penelitian ini, kuesioner terdiri dari 48 pertanyaan yang terdiri dari 4 pertanyaan mengenai sumber informasi, 12 pertanyaan pengetahuan, 12 pertanyaan sikap, 3 pertanyaan tentang kelompok acuan, 5 pertanyaan tentang niat, dan 8 pertanyaan tindakan.

a. Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan diukur melalui 12 pertanyaan dengan menggunakan skala

Thurstone (Singarimbun, 1995). Skala pengukuran pengetahuan berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan Untuk setiap pertanyaan di beri nilai tertinggi yaitu 3, sehingga didapatkan total nilai sebesar 36. Berdasarkan Arikunto (1998), aspek pengukuran dengan kategori dari jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu :

a. Tingkat Pengetahuan baik, apabila nilai responden > 27 (>75%)

b. Tingkat Pengetahuan sedang, apabila nilai responden 15-27 (40%-75%) c. Tingkat Pengetahuan kurang, bila skor yang diperoleh responden < 15

(56)

b. Pengukuran Sikap

Sikap diukur melalui pertanyaan 12 dengan menggunakan skala Thurstone

(Singarimbun, 1995). Skala berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan. Nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan adalah 3, sehingga total nilainya adalah 36. Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori :

a. Sikap baik, apabila jumlah skor yang diperoleh > 27 (75%).

b. Sikap sedang, apabila jumlah skor yang diperoleh antara 15-27 (40%-75%)

c. Sikap kurang, apabila jumlah skor nilai responden <15 (<40%). c. Pengukuran Kelompok Acuan

Kelompok acuan diukur melalui 3 pertanyaan dengan menggunakan skala

Thurstone (Singarimbun, 1995). Skala pengukuran kelompok acuan berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan

• Untuk pertanyaan 1, 2 skor tertingginya adalah 1 • Untuk pertanyaan nomor 3 nilai tertingginya adalah 3

Aspek pengukuran dengan kategori dari jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

(57)

b. Kelompok acuan berperan, apabila jumlah skor yang diperoleh antara 2-3 (40%-75%)

c. Kelompok acuan kurang berperan, apabila jumlah skor nilai responden <2 (<40%).

d. Pengukuran Niat

Niat diukur melalui 2 pertanyaan dengan menggunakan skala Thurstone . Dari seluruh pertanyaan didapatkan total nilai sebesar 2, aspek pengukuran dengan kategori dari jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

a. Niat sangat berperan, apabila nilai yang diperoleh >75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 2 yaitu > 3.

b. Niat berperan, apabila nilai yang diperoleh 45-75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 2 yaitu 2– 3

c. Niat kurang berperan, apabila nilai yang diperoleh < 45% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 2 yaitu < 2.

e. Pengukuran Tindakan

Tindakan diukur melalui pertanyaan 8 dengan menggunakan skala Thurstone

(Singarimbun, 1995). Skala berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan. Nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan adalah 2, sehingga total nilainya adalah 16. Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori :

a. Tindakan baik, apabila jumlah skor yang diperoleh > 12 (75%).

(58)

c. Tindakan kurang, apabila jumlah skor nilai responden < 6 (<40%).

3.7. Teknik Analisa Data dan Pengolahan Data 3.7.1 Teknik Analaisa Data

Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisa dilakukan denga menggunakan analisa yang bersifat deskriptif untuk menggambarkan perilaku ibu rumah tangga pengguna plastik wadah penyimpanan makanan dan minuman.

3.7.2. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara manual dengan bantuan komputer dalam pengolahan data yang pelaksanaannya dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Editing yaitu memeriksa kebenaran data dan memastikan data yang diinginkan dapat dipenuhi.

2. Koding yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut variasinyadengan memberi kode tertentu.

3. Tabulasi yaitu data yang telah terkumpul ditabulasi dalam bentuk tabel.

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Letak Geografis Kelurahan Sidorame Timur

Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan merupakan sebuah daerah yang padat penduduk dengan jumlah penduduk tertinggi di Kecamatan Medan Perjuangan yaitu sejumlah 8.997 jiwa dibanding kelurahan lain. Luas wilayah Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan adalah sebesar 0,178 km² dengan batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kelurahan Tegal Rejo Kec. Medan Perjuangan

- Sebelah Selatan : Kelurahan Sei Kera Hilir II Kec. Medan Perjuangan dan Kelurahan Perintis Kec. Medan Timur

- Sebelah Timur : Kelurahan Sei Kera Hilir II kec. Medan Perjuangan - Sebelah Barat : Kelurahan Sidorame Barat II Kec. Medan Perjuangan

4.1.2. Demografi Kelurahan Sidorame Timur

(60)

Tabel 4.1. Distribusi Umur Penduduk di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011

Umur

Sumber : Profil Kelurahan Sidorame Timur tahun 2011

Dari Tabel 4.1. di atas menunjukkan bahwa penduduk di Kelurahan Sidorame Timur terbanyak terdapat pada kelompok umur 22-59 tahun sebanyak 4.509 orang (41,5%) dan terkecil terdapat pada kelompok umur 0-2 tahun sebanyak 354 orang (3,26%).

Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011

No Pekerjaan Jumlah %

1 Ibu rumah tangga 1105 27,5

2 PNS 225 5,6

3 Pegawai swasta 23 0,5

4 Pedagang/Wiraswasta 2023 100

6 Pensiunan 123 3,0

7 Buruh 422 10,5

8 Supir 97 2,41

Jumlah 4018 100

Sumber : Profil Kelurahan Sidorame Timur tahun 2011

(61)

Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011

No Suku Jumlah

Sumber : Profil Kelurahan Sidorame Timur tahun 2011

Berdasarkan tabel 4.3. diketahui bahwa suku penduduk paling banyak adalah suku Batak yakni 3077 orang dan paling sedikit adalah suku Aceh yaitu 76 orang.

4.2. Gambaran Karakteristik Responden 4.2.1. Umur

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang berusia produktif dari umur 15 sampai 49 tahun di Kelurahan Sidorame Timur Tahun 2011

Tabel 4.4. Distribusi Karakteristik Responden di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011

No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah %

(62)

4.2.2. Suku

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, suku responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Suku di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011

No Suku Jumlah %

Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui dari 88 responden yang diteliti, suku paling banyak adalah suku Batak yakni 33 orang (37,5 %) dan paling sedikit adalah suku Minang yaitu 2 orang (7,5 %).

4.2.3. Pendidikan Terakhir

Untuk mengetahui pendidikan terakhir responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011

(63)

terakhir responden yang paling sedikit adalah SMP/MTsN yakni sebanyak 4 orang (4,5%).

4.2.4. Penghasilan Keluarga

Untuk mengetahui penghasilan keluarga responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Keluarga di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011

No Pendapatan Keluarga Jumlah %

1 < UMK Rp 1.197.000 per bulan 45 51.1 2 > UMK Rp. 1.197.000 per bulan 43 48.9

Jumlah 88 100

Berdasarkan tabel 4.7. diketahui bahwa pengahsilan keluarga sebagian besar < UMK Rp 1.197.000 per bulan sebanyak 45 orang (51,1%) yang berarti lebih atau memenuhi Upah Minimum Regional (UMR) Kota Medan tahun 2011 (Rp. 1.197.000) dan sebanyak 43 orang (48,9%) yang berpenghasilan > UMK Rp. 1.197.000 per bulan.

4.2.5. Lama Menggunakan Wadah Plastik

(64)

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menggunakan Wadah Plastik di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011

No Lama Menggunakan

Wadah Plastik

Jumlah %

1 1-5 77 67,8

2 5-10 11 32,2

Jumlah 88 100

Berdasarkan penelitian, lama menggunakan wadah plastik yang ditunjukkan pada tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden memakainya dalam kelompok 1-5 tahun sebanyak 77 orang (67,8%) yang berarti lama menggunakan wadah plastik dalam kehidupannya sehari-hari dimulai saat berumah tangga.

4.3. Gambaran Sumber Informasi Responden

Gambar

Tabel 4.1.
Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011
Tabel 4.6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir di
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Keluarga di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran rencana kinerja tahunan Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung, adalah sasaran sebagai dimuat dalam dokumen rencana strategis Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten

a) Membaca dalam hati ialah jenis membaca yang dilakukan tanpa menyuarakan apa yang dibaca. Dalam kehidupan sehari-hari orang jauh lebih banyak melakukan kegiatan

adalah kata ganti berupa huruf ha yang mentakdirkan dhomir huwa, maka jenis obyeknya masuk dalam kategori maf’ul bih yang tidak nyata, seperti yang telah dijelaskan

Sistem informasi olah data kependudukan ini mempunyai fitur yang dapat digunakan untuk mengolah data penduduk, data kelahiran, data kematian, data KK, data

Pada simulasi perancangan sistem ini seperti ditunjukkan gambar 4.14 berikut yang dihubungkan ke grid PLN adalah pembangkit listrik tenaga uap Pabrik Gula Pangka

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari faktor demografi yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan serta ketidakpuasan terhadap

Ibu bayi umur 6-12 bulan yang diberi penyuluhan dengan metode partisipatif mengalami peningkatan rata-rata skor praktek MP-ASI yang lebih tinggi dibanding

Dengan adanya informasi mengenai efektifitas malathion dalam pengendalian vektor DBD dan status kerentanan larva Aedes aegypti terhadap temephos di Kota